Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Oktober 2017

Kiai Betawi Ini Siap Maju di Muktamar Ke-33 NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Jadwal perhelatan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih lebih dari lima bulan lagi. Namun sejumlah nama sudah menyatakan siap maju dalam bursa pencalonan ketua umum pada forum tertinggi di NU tersebut.

Kiai Betawi Ini Siap Maju di Muktamar Ke-33 NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Betawi Ini Siap Maju di Muktamar Ke-33 NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Betawi Ini Siap Maju di Muktamar Ke-33 NU

Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta KH Zuhri Yaqub mengaku memiliki harapan untuk kemajuan Nahdlatul Ulama, baik di sektor ekonomi maupun penguatan kaderisasi umat. Ketika ditanya kesiapannya maju atau tidak pada Muktamar NU pada Agustus mendatang, sembari tersenyum ia menjawab, "Iya, saya mau maju, akan tetapi saya lebih mementingkan pengabdian saya kepada NU dan umat."

Menurut kiai kelahiran Tanah Betawi ini, yang terpenting saat ini adalah mengabdi kepada NU sebagaimana yang telah diperjuangkan para pendiri dan pejuang NU, juga memikirkan bagaimana agar warga NU bias lebih sejahtera.

Sang Pencerah Muslim

"Mengabdi untuk NU itu lebih penting bagi saya ketimbang maju pada Muktamar 2015. Untuk mengabdi, kita sudah diberikan contoh oleh pendiri dan pejuang NU, sekarang harus lebih memikirkan bagaimana warga NU lebih sejahtera," jelas Zuhri, di kediamannya di Jalan Duri Kosambi, Jakarta Barat, Selasa (17/2).

Sang Pencerah Muslim

Selain Zuhri, nama lain sudah lebih dahulu menyampaikan ke media terkait kesediaannya maju di Muktamar ke-33 NU, di antaranya Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dan pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah).

Muktamar ke-33 NU yang bakal digelar di Jombang, 1-5 Agustus 2015, ini akan menjadi sejarah baru perhalatan akbar tersebut terselenggara di kabupaten kelahiran para pendiri NU. Dalam forum itu, para muktamirin diwacanakan akan menerapkan sistem Ahlul Halli wal Aqdi atau semacam tim formatur dalam proses penetapan pemimpin. (Junaidi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Tokoh, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Kamis, 19 Oktober 2017

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah menindaklanjuti berbagai keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 yang digelar di Cirebon pada pertengahan September lalu. Proses tindak lanjut akan melibatkan tim khusus.?

Hal ini tampak dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah di kantor PBNU, Rabu (7/11), yang dihadiri Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh, Wakil Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali.

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012 (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012 (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012

Menurut Sekretaris Jendral PBNU Marsudi Syuhud, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk merealisasikan sejumlah rekomendasi Munas, terutama menyangkut revisi undang-undang (UU) dan rancangan undang-undang (RUU).

Tim khusus yang dipimpin Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi dan Ketua PBNU Prof Maksum ini akan bekerja hingga ke tingkat uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK). Munas NU menemukan banyak pasal dalam UU ataupun RUU yang tak sejiwa dengan Khittah Indonesia 1945.?

Rencananya, PBNU juga akan proaktif menyosialisasikan hasil Munas NU kepada masyarakat luas, termasuk parakader NU yang tersebar di beragam posisi. “Kader-kader NU yang di partai, professional, akademisi, birokrat,” tambah Wakil Ketua Umum PBNU.?

Sang Pencerah Muslim

Penulis: Mahbib Khoiron

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Anti Hoax, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Minggu, 15 Oktober 2017

Negara, Jangan Jadikan Pesantren Sekadar Tameng

Tangerang, Sang Pencerah Muslim. Peringatan Haul ke-8 almarhum KH M Zarkasyi, pendiri Pondok Pesantren Putri Al Hasaniyah Rawalini Teluknaga, Tangerang, Banten, dibanjiri sekitar 8000 jamaah yang datang dari berbagai daerah, Kamis (30/4).

Negara, Jangan Jadikan Pesantren Sekadar Tameng (Sumber Gambar : Nu Online)
Negara, Jangan Jadikan Pesantren Sekadar Tameng (Sumber Gambar : Nu Online)

Negara, Jangan Jadikan Pesantren Sekadar Tameng

KH M Mahrusillah, salah satu putra mendiang KH M Zarkasyi menjelaskan, peringatan haul dirangkai tiga sesi, yakni pagi, siang, malam. Pada pagi hari, jamaah dari kaum ibu melaksanakan khatmul quran dan diisi dengan penceramah KH. Joko Tarub.

“Siangnya, acara Haflah Dirasah Diniyah Pondok Pesantren Putri Al Hasaniyah, dihadiri oleh santri dan pelajar dilingkungan pesantren, diisi oleh Ustadz Odong Odong Cecep Maulana. Lalu, malam acara dzikir akbar untuk kaum bapak dipimpin langsung oleh putra alm Abuya Dimyati Pandegelang, yaitu Abuya Murtado," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum memimpin dzikir, Abuya Murtadho mengingatkan bahwa pengejawantahan Islam rahmatalillalamin sesungguhnya berada di pesantren salafiyah. Santri salafiyah di level bawah telah membuktikan setia terhadap NKRI dengan cara membentengi jamaahnya dengan tradisi pesantren.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, kekhawatiran Negara terhadap ISIS dan ideologi khilafah Islamiyah seharusnya tidak terjadi jika Negara mampu memperkuat peran pesantren di daerah dan pelosok.

“Jadi, pesantren tidak boleh dijadikan tameng dan alat saja terkait masalah keumatan oleh negara, tapi diberikan dan dibuka akses seluas luasnya. Insya Allah santri-santri pesantren ke depan akan menjadi ulama yang menangani masalah sosial keumatan pada zamanya,” tuturnya.

KH Bustomi, perwakilan keluarga, dalam sambutan menyampaikan permintaan maaf kepada para jamaah atas segala ketidaksempurnaan dalam menyambut tamu. Selain itu ia memohon doa agar warisan pesantren dari Almarhum tetap lestari sampai hari kiamat kelak. (Qustulani/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 September 2017

Aktivis Pramuka Buntet Pesantren Bersihkan Makam Pahlawan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Sejumlah siswa dari Madrasah Buntet Pesantren yang tergabung dalam ekstrakurikuler Pramuka membersihkan Makam Pahlawan Kemerdekaan, Maqbaroh Gajah Ngambung Buntet Pesantren, Ahad (27/3). Pelajar MTs NU Putra 1, MTs NU Putra 2, MANU Putra, dan SMK NU Mekanika tampak bahu-membahu dengan sejumlah tentara dari Komando Rayon Militer (Koramil) Astanajapura dan Pramuka Saka Wira Kartika mengumpulkan sampah daun di halaman makam.

Danramil Astanajapura Wahyudi mengatakan, kegiatan ini diadakan dalam rangka mengenalkan siswa atau santri bahwa di dekat madrasah dan pondoknya ada pemakaman orang-orang yang telah rela berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Aktivis Pramuka Buntet Pesantren Bersihkan Makam Pahlawan (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Pramuka Buntet Pesantren Bersihkan Makam Pahlawan (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Pramuka Buntet Pesantren Bersihkan Makam Pahlawan

“Tanpa mereka kita tidak akan mampu menikmati kemerdekaan, tidak akan bisa belajar dan menuntut ilmu dengan tenang,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Program ini juga dimaksudkan dalam rangka menyambut para tamu Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren yang akan dilangsungkan kurang dari 2 pekan lagi. Kita menghormati para tamu yang akan datang mendoakan para pahlawan kita semua, ujar Wahyudi.

Sang Pencerah Muslim

Para pahlawan juga berkorban untuk kita dengan ikhlas. Kini giliran kita berkorban sedikit demi mereka dengan ikhlas juga, kata salah seorang tentara.

Meski harus bergumul dengan sampah, tanah becek, dan bermandikan peluh, para anggota pramuka tampak semangat dan riang. Sementara para sejumlah tentara yang mendampingi mereka menyegarkan suasana bersih-bersih dengan beberapa humor. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam, Berita, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 15 Juli 2017

Doa Lailatul Qadar

Kemuliaan malam qadar banyak dijelaskan hadits Nabi s.a.w, antara lain hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Siapa yang mengerjakan ibadah pada malam qadar dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan, dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu". (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1768 dan Muslim:1268).

Dari seribu macam bentuk cara beribadah kepada Allah SWT, yang bisa dilakukan pada malam lailatul qadar, tetapi dari sekian banyak itu ada sebuah ibadah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh lima imam hadits:

Doa Lailatul Qadar (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Lailatul Qadar (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Lailatul Qadar

? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Dari Syayidah Aisyah, r.a. Ia berkata: saya bertanya kepada Rasulullah SAW, Apa pendapat Engkau, seandainya aku menemukan malam lailatul qadar, maka doa apakah yang semestinya aku ucapkan pada malam itu? Rasullullah SAW, menjawabnya; berdoalah dengan mengucapkan "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engakau Dzat Maha Pengampun, dan menyukai memberikan pengampunan kepada hamban-Nya, maka ampunilah kesalahanku." (H.R. Lima Imam hadits, kecuali imam Abu Daud).

Sang Pencerah Muslim

Red: Ulil Hadrawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Jumat, 07 Juli 2017

Siswa Kristenpun Fasih Al Quran dan Barzanji

Papua, Sang Pencerah Muslim
Ketika seseorang sedang menikmati keindahan kota Jayapura Papua yang berbukit-bukit menjulang di bibir pantai samudera Pasifik, akan menjumpai sebuah bangunan megah berlantai lima, itulah Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) yang merupakan lembaga pendidikan terbesar di propinsi terjauh itu, cabangnya pun tersebar di seluruh tanah Papua. Lembaga pendidikan itu meliputi taman kanak-kanak, SD SMP, SMA hingga perguruan tinggi.

Tetapi yang jarang diketahui orang bahwa lembaga pendidikan tersebut adalah lembaga pendidikan NU yang dikelola oleh Lambaga Ma’arif NU. Melalui Yapis tersebut dengan berbagai cabang serta komunitas yang terbentuk, tradisi NU berkembang di sana, mulai dari dziba, manaqib, barzanji,  tahlil dan sebagainya.Karena itu bagi umat Islam tidak akan merasa terasing di sana, sebab umat Islam berkembang cukup pesat, serta siarnya terus memancar melalui kegiatan kultural tadi.

Rata-rata murid di sekolah Yapis sangat tinggi, di SD Nurul Huda I Yapis saat ini memiliki 506 siswa, dengan prestasi yang memadai, yang ikut mewakili lomba nasional prestasi siswa yang masuk dalam 10 besar. Demikian juga nilai rata-rata kelulusan menduki papan atas di tingkat SD se Papua, yang harus bersaing dengan SD negeri unggulan dan beberapa sekolah swasta seprti kalam Kudus.

Di level pendidikan menengah pertama, kualiatas pendidikan yang bernaung di bawah Lembaga Ma’arif NU juga cukup cemerlang, seperti yang dicapai oleh SMP Nurul Huda Yapis Jayapura. Kalau dilihat dari hasil ujian akhir nasional, maka sekolah ini menduduki ranking ke 10, dari 36 SMP negeri dan swasta yang ada di Jayapura.

Salah satu keunggulan SPM Ma’arif itu adalah bidang matematika, semul prestasi di bidang itu memang rendah sebagaimana sekolah swasta agama umumnya. Tetapi kemudian SMP Nurul Huda mengadakan kerjasama dengan sekolah Kalam Kudus (Katolik), akhirnya prestasi di bidang matematika menjadi menonjol, bahkan mengungguli sekolah kalam Kudus, sehingga posisi penguasaan matematika sekolah ini tepat pada ranking keempat.

Namun demikian menurut kepala sekolahnya, H, Komari Spd, pendidikan agama juga mendapat perhatian utama, terutama yang berkaitan dengan amaliyah Nahdliyah ahlussunnah wal jamaah. Maka setiap hari sabtu diselenggarakan pelajaran membaca tahlil, barzanji, manaqib dan sebagainya. Semua siswa berkewajiban mengikuti kegiatan kurikuler tersebut. Dengan demikian 21 orang siswa Kristen yang terdapat di sana juga mengikuti pelajaran agama, maka tidak aneh kalau para siswa Kristen itu sangat fasih membaca Al Qur’an, merdu dalam mengalunkan qashidah barzanji dan khusuk dalam membaca tahlil sebagaimana para siswa Muslim.

Namun demikian masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi untuk menjaga keberlangsungan lembaga pendidikan ini, pertama adalah soal kepengurusan yayasan, yang cenderung berusaha melakukan privatisasi, menjadi pendidikan keluarga, sehingga warna Ma’arifnya menjadi samar. Karena itu tugas yang sedang dijalankan oleh Pengurus Wilayah NU Papua adalah membenhni manajemen pengelolaan Yapis, sehingga benar-benar secara kelembagaan dikontrol oleh Lembaga Maarif, sehingga keberlangsungannya bisa dijaga.

Selain itu cara mareti pelajaran mereka mengharapkan agar PBNU dan PP Ma’arif segera menetapkan buku pelajaran tentang ke-NU-an dan Keaswajaan. Karena untuk memanamkan nilai Aswaja yang moderat dan toleran terhadap komunitas dan budaya local sangat diperlukan oleh masyarakat Papua. Demikian juga pelajaran KeNUan diperlukan agar mereka menghayati tradisi NU, karena hanaya dengan tradisi NU itulah kerukunan di papua bisa dikembangkan dengan demikian posisi Papua sebagai bagian dari negara kesatuan RI bisa terus dipertahankan. Itulah posisi strategis NU di kawasan paling timur Indonesia itu.

Ketertarikan para pelajar, pemuda dan mahasiswa terhadap Islam Nahdliyin juga cukup besar, terbukti dalam acara nisfu sya’ban yang diselenggarakan Muslimat dan PWNU di Jayapura, di Masjid Nurul Islam dihadiri oleh hampir ribuan anak muda dari seluruh Jayapura dan mereka dengan tekun mengikuti acara pengajian dan pembacaan berbagai amalan ahlussunnah waljamaah, sejak dari ceramah agama, pembacaan surat Yasin hingga pembacaan dziba dan tahlil. Bahkan para pemuda terutama yang punya minat dibidang internet sangat antusias mengikuti penjalasan mengenai website NU dan masalah Infaq PBNU melalui SMS yang disampaikan oleh Sang Pencerah Muslim.

Ini menunjukkan bahwa penanaman spirit NU yang dilakukan para pengurus NU dan para guru di sana berjalan intensif, maklum kebanyakan mereka alumni pesantren baik di Jawa, Sulawesi Ternate atau Bima, bahakan beberapa di antaranya suku asli Papua sendiri. (ltn)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Kajian Sang Pencerah Muslim

Siswa Kristenpun Fasih Al Quran dan Barzanji (Sumber Gambar : Nu Online)
Siswa Kristenpun Fasih Al Quran dan Barzanji (Sumber Gambar : Nu Online)

Siswa Kristenpun Fasih Al Quran dan Barzanji

Minggu, 11 Juni 2017

Bangga Dengan Dosa Tanda Semakin Dekatnya Kiamat

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim 

Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Anwar Zuhdi mengatakan, semakin zaman bertambah tua maka semakin indah suasananya. Namun keindahan tersebut hanyalah semu belaka karena makin tua sesuatu, akan berkurang fungsi-fungsinya.

Bangga Dengan Dosa Tanda Semakin Dekatnya Kiamat (Sumber Gambar : Nu Online)
Bangga Dengan Dosa Tanda Semakin Dekatnya Kiamat (Sumber Gambar : Nu Online)

Bangga Dengan Dosa Tanda Semakin Dekatnya Kiamat

"Zaman akhir ini ibaratnya seperti orang tua yang berdandan cantik. Di balik kecantikannya ada sifat pikun. Sudah gampang lupa. Sehingga zaman sekarang ini banyak orang yang berbuat dosa tapi tidak merasa atau lupa jika itu dosa," jelasnya di depan Jamaah Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi di Aula Gedung NU, Ahad (4/12).

Sehingganya menurut kiai yang akrab dipanggil Abah Anwar ini, kita haruslah berhati-hati untuk melangkah dalam kehidupan. "Hati-hati, zaman sekarang banyak hal yang seolah-olah baik, bagus dan benar, namun sebenarnya hanya tipu daya kehidupan dunia," terangnya.

Terutama yang berkaitan dengan agama, Abah Anwar mengingatkan agar selalu teliti dan waspada dalam memahami dan meyakininya. Ia mengingatkan untuk senantiasa menanyakan kepada para kiai dan orang yang paham tentang permasalahan tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, tipu daya setan dan iblis sangat luar biasa dalam mempengaruhi hati dan pemikiran manusia. "Iblis itu aslinya adalah malaikat Azazil yang merupakan malaikat paling pintar. Namun karena ketakaburannya dan melawan perintah Allah maka Allah menghukumnya dengan mengeluarkannya dari surga bersama Nabi Adam," katanya.

Jadi, menurutnya manusia tidak akan mampu mengalahkan kemampuan setan sehingganya manusia diingatkan Allah dengan perintah untuk tidak mengikuti langkah-langkah setan. "Apalagi di zaman akhir seperti ini banyak sekali orang berbuat dosa dengan terang-terangan dan bangga melakukan dosa tersebut. Ini merupakan bukti pengaruh kepintaran setan," jelasnya.

Abah Anwar menjelaskan bahwa fenomema bangga dengan kemaksiatan dan dosa merupakan tanda-tanda hari akhir. "Tanda-tanda kiamat sughro (kecil) itu diantaranya sedikitnya orang alim, anyaknya orang tak berilmu, berzina dengan terang terangan, banyaknya bangunan, sedikitnya laki-laki dibanding perempuan dan bertambah beratnya orang yang berjuang dijalan Allah," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Internasional, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Kamis, 18 Mei 2017

Bantuan Produktif LAZISNU Juga Hadir di Kota Depok

Depok, Sang Pencerah Muslim. Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) kembali menyalurkan bantuan produktif. Kali ini giliran para pengusaha mikro yang tergabung kedalam pengajian-pengajian yang di Kota Depok, Jawa Barat. Sebanyak 20 orang yang sebagian besar adalah pedagang mendapatkan tambahan modal usaha.

Hal ini menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi mikro LAZISNU bernama “NUPreneur”. Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Depok H Raden Salamun Adiningrat mengatakan, saat ini di kota-kota besar ada kecenderungan NU semakin terlupakan, hal ini seiring dengan menjamurnya organisas-organisasi Islam di masyarakat.

Bantuan Produktif LAZISNU Juga Hadir di Kota Depok (Sumber Gambar : Nu Online)
Bantuan Produktif LAZISNU Juga Hadir di Kota Depok (Sumber Gambar : Nu Online)

Bantuan Produktif LAZISNU Juga Hadir di Kota Depok

Sementara itu, lanjutnya, problem masyarakat yang semakin kompleks perlu segera dijawab, termasuk di sektor perekonomian. Oleh karena itu, kata Salamun, peran LAZISNU melalui program tersebut merupakan bukti keberpihakan NU kepada pembangunan ekonomi rakyat. Dengan program NUPreneur, diharapkan akan semakin mengokohkan kembali peran NU di masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

Bantuan tersebut diserahkan melalui Koperasi Syirkah Bangun Persada pada 26 Maret kemarin. Mujahid, mewakili Koperasi Syirkah Bangun Persada, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan LAZISNU kepada pihaknya.

Sang Pencerah Muslim

Mujahid juga berpesan agar para penerima bantuan (mustahiq) memegang amanah bahwa dana untuk modal usaha mereka dan bukan untuk keperluan yang tidak produktif. Dengan demikian maka diharapkan usaha para mustahiq semakin maju. Semakin tinggi tingkat produktivitas, semakin besar pula peluang pengentasan kemiskinan itu dapat terwujud.

“Sebetulnya bisa saja zakat itu hanya diberikan begitu saja kepada para mustahiq toh itu merupakan hak mereka juga, namun jika demikian maka tentu ada kecenderungan para penerima menganggap zakat tersebut hanya sebatas karitas (pemberian) semata dan tujuan pemberdayaan tentu tidak akan tercapai,” katanya.

Dengan program bantuan produktif melalui koperasi, maka penyalurannya akan semakin sistematis. Penyaluran dana zakat itu oleh koperasi dibuat skema menjadi produk Qordhul Hasan, yaitu produk pembiayaan kebajikan dalam bentuk modal usaha. Para penerima akan mengembalikan dana tersebut tanpa adanya tambahan (ziyadah/bunga/bagi hasil) sedikit pun. Hanya saja disarankan adanya infaq. Dana itupun dapat dipinjam kembali oleh penerima yang sama, atau penerima yang lain yang tentunya yang masuk kategori mustahiq zakat.

Sementara itu bagi koperasi syariah, masuknya dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf tidak dapat diakui sebagai pendapatan koperasi. Pengelolaannya pun harus terpisah dengan dana komersial lainnya. Saat ini koperasi memiliki karyawan yang semuanya adalah lulusan STAINU, ditambah dua orang mahasiswa Perbankan Syariah STAINU yang sedang Praktik Kerja Lapangan. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Rabu, 01 Februari 2017

Ansor Kota Tegal Garap Budi Daya Ikan dan Lahan

Tegal, Sang Pencerah Muslim. Gerakan Pemuda Ansor Kota Tegal, Jawa Tengah, dengan tangan terampilnya telah sukses menggarap budi daya ikan dan lahan. Organisasi pemuda NU ini terbukti mampu menyulap lahan kosong menjadi kolam-kolam plastik dan tanaman jahe. Bahkan ikan yang ditebar sudah dipanen, sehingga menambah nilai ekonomis.

“Alhamdulillah, tadi siang kami telah memanen ikan lele,” tutur Koordinator Lembaga Lingkungan Hidup Gerakan Pemuda Ansor Kota Tegal Erwin Santoso di sela panen perdana di kawasan budi daya Ansor, di Jalan Ababil Gg Elang Randugunting Tegal Selatan, Rabu (16/9).

Ansor Kota Tegal Garap Budi Daya Ikan dan Lahan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Kota Tegal Garap Budi Daya Ikan dan Lahan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Kota Tegal Garap Budi Daya Ikan dan Lahan

Erwin menjelaskan, awal Juli 2015 telah menebar 5000 bibit lele yang dipilah dalam 5 kolam ukuran 2 x 4 meter persegi. “Dari 1000 bibit dengan harga Rp 100 per ekornya, kini berkembang menjadi 1 kuintal dengan harga jual Rp 16.500 per kilogramnya,” papar Erwin.

Sang Pencerah Muslim

Dirinya mengaku tidak perlu memasarkan, karena pengepul langsung datang membelinya. Dia beserta kawan-kawan Ansor tergerak untuk membudidaya ikan lele karena di Tegal marak warung lesehan dan Lamongan. “Sangat potensial budi daya lele ini,” ucapnya.

Panen perdana dilakukan Ketua GP Ansor Imam Kharomain dengan raut wajah berseri-seri meski sesekali menyeka keringatnya. “Ini karya nyata dari sahabat-sahabat Ansor untuk peningkatan ekonomi umat,” tuturnya disela panen.

Sang Pencerah Muslim

Imam mengaku senang dengan kreativitas yang telah dilakukan lembaga lingkungan hidup Ansor. Karena bisa membuktikan dengan karya nyata tanpa harus membebani anggota dalam mengelola organisasi. “Meskipun belum maju pesat, tetap ini merupakan langkah positif yang harus terus didorong untuk pengembangan berikutnya,” kata Imam penuh yakin.

Selain pembudidayaan ikan lele, sambung Erwin, Ansor Kota Tegal juga telah melakukan budi daya ikan patin sejak November 2014. Ikan patin lebih mahal dan pemasarannya juga di restoran dan mal-mal. Sehingga perlu penanganan yang lebih serius. “Kami baru menebar bibit 1500 ekor,” kata Erwin.

Sebenarnya, masih kata Erwin, ikan Patin sudah panen karena umur minimal 7 bulan. Namun, secara periodik karena konsumen memintanya ikan tersebut harus besar-besar. Jadi panennya tergantung permintaan konsumen. “Yang diminta konsumen, minimal ikat patin yang dipanen dengan berat setengah kilogram per ekornya,” jelasnya.

Selain ikan, Ansor Kota Tegal juga membudidayakan tanaman Jahe Emprit. Ada empat lokasi yang menjadi lahan pembibitan jahe emprit dengan 1000 batang. Yakni ditempatkan di PAC Margadana, Tegal Selatan, Tegal Timur dan Tegal Barat. Luas lahan yang ditanam masing-masing 300 meter persegi. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Anti Hoax, IMNU Sang Pencerah Muslim

Senin, 01 Agustus 2016

Aksi Damai PMII Al-Ghozali Tolak UU Pilkada

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Kader PMII Al-Ghozali menggalang kekuatan mahasiswa dari pelbagai kampus dalam aksi demonstrasi di bundaran simpang 7 UNNES, Semarang, Senin (29/8). Dalam tuntutannya, mereka menolak UU Pilkada yang dinilai mencederai prinsip dasar demokrasi.

Aksi Damai PMII Al-Ghozali Tolak UU Pilkada (Sumber Gambar : Nu Online)
Aksi Damai PMII Al-Ghozali Tolak UU Pilkada (Sumber Gambar : Nu Online)

Aksi Damai PMII Al-Ghozali Tolak UU Pilkada

Dengan membawa atribut demonstrasi dengan pelbagai macam tuntutan dan kecaman. Mereka bergerak mengitari bundaran simpang 7 UNNES.

Koordinator aksi M Sutomo menuturkan, "Aksi demo yang dilakukan merupakan bentuk nyata mahasiswa untuk ikut andil dalam menolak UU Pilkada."

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, PMII sebagai organisasi pergerakan mesti terus menjaga kepekaan terhadap isu yang ada di Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Aksi penolakan UU Pilkada ini akan berlanjut dengan penyelenggaraan istighotsah dalam rangka memperingati 7 hari kematian demokrasi di Indonesia pada Kamis, (2/10). (Sarwo Edi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Rabu, 29 Juni 2016

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam banyak kesempatan, Direktur ASBIHU Tour and Travel KH Hafidz Taftazani mengungkapkan rasa prihatin dengan banyaknya masyarakat yang tergiur oleh promo biaya umrah yang murah.?

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal

Keprihatinan tersebut semakin bertambah tatkala ditemukan fakta biro-biro perjalanan umrah yang menawarkan biaya umrah, gagal memberangkatkan jamaahnya, padahal jamaah telah membayar biaya seperti yang disyaratkan.

Keinginan masyarakat untuk melaksanakan umrah seakan-akan dimanfaatkan oleh travel-trevel umrah yang ‘nakal’. Oleh karena itu Kiai Hafidz mengajak mengajak travel umrah menjadi travel umrah yang ideal, yaitu yang sehat jasmani dan sehat rohani.

“Sehat jasmani, artinya perusahaan itu profesional dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan oleh jamaah. Kemudian sehat rohani, yaitu travel umrah itu harus mampu memiliki tim pembimbing yang handal atau hebat, sehingga mampu memberikan bimbingan yang maksimal kepada jemaah,” kata Kiai Hafidz kepada Sang Pencerah Muslim, Sabtu (29/4).

Sang Pencerah Muslim

Menurut Kiai Hafidz, travel umrah yang ideal mampu menyediakan satu pembimbing untuk melayani kebutuhan 15 jamaah. Selain itu, lanjut Kiai Hafidz, travel umrah yang sehat itu sanggup melakukan kegiatan manasik kepada jemaah sebanyak tiga kali sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.?

Travel umrah yang ideal juga memiliki rutinitas pengajian minimal sebulan sekali. Ia memandang penting aktivitas mengaji ini karena dapaat menjadi ajang silaturahim dengan para jamaah maupun calon jamaah. Dalam pengajian juga dapat digunakan untuk saling mengingatkan ajaran Islam, misalnya zakat, infak dan sedekah.

“Selain dapat membayar pajak kepada pemerintah, travel umrah idela juga harus dapat memberikan zakat, infak, dan sedekah kepada yang membutuhkan; memberikan pembinaan, kenyamanan bimbingan dan keamanan kepada jemaah. Itu idealnya,” ujar Kiai Hafidz.

Sang Pencerah Muslim

Terkait dengan biaya umrah murah, ia menegaskan travel umrah akan memberikan harga minimal USD 1650.

“Seperti disampaikan Kementerian Agama tahun lalu, bahwa harga minimal umrah sebesar 20 juta rupiah,” tandasnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Tokoh, Daerah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 24 Maret 2016

Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?



PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT), pengelola jaringan Alfamart, memastikan upaya hukum banding ke tingkat pengadilan terkait status badan publik yang disematkan Komisi Informasi Pusat (KIP).?

Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik

Hal itu sudah sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku merujuk pada UU KIP Tahun 2008, khususnya terkait Tata Cara Penyelesaian Sengketa, di Pasal 47 dan 48 yang diperkuat pula dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 02 tahun 2011 tentang Tata cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Pengadilan (Perma 2 Tahun 2011). Dalam UU dan peraturan tersebut sudah diatur secara tegas langkah hukum yang dapat ditempuh bila ada pihak yang bersengketa tidak menerima putusan ajudikasi Komisi Informasi.

"Kami mengikuti prosedur perundang-undangan yang berlaku. Kami tegas, dan juga pelaku industri ritel lainnya yang tergabung di Aprindo, keberatan bila status Badan Publik disematkan justru ke perusahaan swasta yang sudah diatur di OJK dan BEI. Soal keterbukaan penggalangan dana masyarakat, kita tidak masalah," papar Corporate Communicaton General Manager SAT, Nur Rachman, ketika dikonfirmasi terkait keluhan Mustolih yang beredar di media sosial.

Pihak Alfamart justru menyayangkan Mustolih yang lebih memilih membangun opini publik dibanding mengikuti proses hukum persidangan.

Sang Pencerah Muslim

"Di satu sisi Mustolih mengakui putusan KIP, mengapa di sisi lain justru terkesan menyayangkan langkah banding kami yang juga sudah diatur di UU KIP dan Peraturan MA? Sebagai warga negara yang baik, mari kita mengikuti proses hukum yang berlaku. Apalagi beliau seorang lawyer, pasti mengerti hukum. Kami berharap beliau juga menghargai hak kami di dalam hukum, sebagaimana kami menghargai putusan KIP dan proses hukum berikutnya," tegas Nur Rachman.

(Baca: Dukung Mustolih, PBNU Minta Alfamart Transparan Dana Sumbangan)

Ia berharap proses hukum di persidangan dapat berjalan dengan baik dan juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi konsumen cerdas dan bijak dalam menghadapi isu-isu ataupun tudingan yang tidak berdasar.

Sementara itu kuasa hukum Alfamart Edi Mulyono dari kantor hukum Ihza & Ihza Partners mengatakan, atas keberatan putusan KIP itu dalam gugatannya ia meminta majelis hakim untuk membatalkan putusan KIP tersebut.?

Sebagaimana diketahui, permintaan yang diajukan Mustaolih Siradj kepada Alfamart berjumlah sebelas poin dimenangkan Komisi Informasi Pusat. Namun, pihak Alfamart keberetan atas keputusan KIP tersebut karena Alfamart bukanlah badan publik. (Red: Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 05 Maret 2016

IKA PMII Lampung Perkuat Database Alumni Lintas Perguruan Tinggi

Bandar Lampung, Sang Pencerah Muslim. Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Provinsi Lampung di bawah nahkoda H Noverisman Subing selaku Ketua dan Mashuri ? selaku Sekretaris, terus melakukan pembenahan baik secara internal maupun eksternal.

IKA PMII Lampung Perkuat Database Alumni Lintas Perguruan Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)
IKA PMII Lampung Perkuat Database Alumni Lintas Perguruan Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)

IKA PMII Lampung Perkuat Database Alumni Lintas Perguruan Tinggi

Andika Wijaya selaku Tim Admin website IKA PMII Lampung kepada Sang Pencerah Muslim melalui sambungan telpon mengatakan, Selasa (3/5), hadirnya website IKA PMII Lampung ? adalah bagian dari pemanfaatan media teknologi sebagai wahana tali silaturahmi antara kader PMII sekaligus database alumni PMII lintas perguruan tinggi.

"Saat ini yang masuk di data base kami baru dua ratusan alumni, tapi kami mempunyai keyakinana alumni PMII di propinsi Lampung ? yang tersebar di lima belas Kabupaten/Kota ini lebih dari angka seribuan," ujar Andika yang juga alumni IAIN Raden Intan Lampung ini.

Fathurrohman selaku mantan aktivis PMII IAIN Purwokerto, Jawa Tengah, yang kini bermukim di Putra Rumbia, Lampung Tengah mengatakan, menyambut baik hadir pendataan alumni, ini adalah bagian administrasi ? yang harus kita perhatikan.

Sang Pencerah Muslim

"Mengingat alumni PMII di Bumi Tanoh Lada ini adalah jebolan dari berbagai perguruan tinggi baik skala lokal maupun yang ada di pulau Jawa, dan telah terdistribusikan ke ranah akademisi, birokrat, politik, pengusaha, jurnalis, BUMD, penyelenggara Pemilu, advokat, dan lain-lain,” imbuhnya yang kini menjadi kader GP Ansor di daerahnya.

Komposisi anggota IKA PMII Lampung terdiri dari pelbagai perguruan tinggi baik swasta maupun negeri seperti; UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Walisongo Semarang, IAIN Raden Intan Lampung, IAIN Purwokerto, UNILA, UBL, STKIP PGRI Bandar Lampung, STAIN Jurai Siwo Metro, IAIM NU Metro, UNHASY Jombang, Malang, dan lain-lain.

Kini, sekretariat IKA PMII Lampung beralamatkan di Jalan Cendana No 99 Perumahan Way Halim Permai Bandar Lampung. Bagi alumni PMII bisa mendaftar di link ini : https://ikapmiilampung.wordpress.com/tag/ika-pmii-lampung/. (Ahmad Syarif Kurniawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Tokoh, News, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Jumat, 13 Februari 2015

Maulid Nabi, MANU Demak Undang Alumni dan Al-Hidmat

Demak, Sang Pencerah Muslim. Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Demak memperingati Maulid Nabi dengan mengundang para alumninya. Para murid dan alumni Lembaga pendidikan NU yang beralamat di Jl.Glagah Wangi no.1 Bintoro Demak tersebut membaca maulidurrasul.

Maulid Nabi, MANU Demak Undang Alumni dan Al-Hidmat (Sumber Gambar : Nu Online)
Maulid Nabi, MANU Demak Undang Alumni dan Al-Hidmat (Sumber Gambar : Nu Online)

Maulid Nabi, MANU Demak Undang Alumni dan Al-Hidmat

Tak ketinggalan, pada peringatan Maulid Nabi yang diadakan tiap tanggal 11–12 Rabiul Awal itu, hadir para wali murid, pengurus yayasan, dan jamaah Al-Hidmat, jam’iyyah Al bentukan Almarhum KH Asrori.

Kepala MANU Demak H Hariri Sa’id mengatakan, pelaksanaan Maulidurrasul tahun ini sengaja mengundang alumni untuk menanamkan cinta pada Nabi. “Semoga anak didik yang sedang menempuh pendidikan tidak mengandalkan logika akal semata,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Kebetulan, kata Hariri, sebentar lagi ujian nasional, jadi selain mauludan kita istighotsah bersama jam’iyyah Al Hidmat,” tuturnya.

Soal mengundang alumni, Hariri menjelaskan, selain menjalin silaturahim balung pisah untuk tetap bersatu. “Dengan hadirnya alumni ini selain memberikan sumbangsih untuk kemajuan MANU juga memotivasi anak anak karena ternyata banyak alumni yang sukses sampai pejabat tinggi negara,” imbuh Hariri.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu bupati Demak H Dachirin Sa’id menghimbau kepada jamaah, khususnya wali murid agar selalu mengawasi anak anak dan memberikan kegiatan positif yang mendidik.

“Bapak dan ibu yang hadir di sini saya mohon putra putri panjenengan diawasi dengam baik dan tolong dibimbing dengan kegiatan positif agar bisa lulus dengan nilai prestasi,” imbau Dachirin. (Shiddiq Sugiarto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh Sang Pencerah Muslim

Kamis, 12 Februari 2015

Terima Kunjungan Konjen AS, Gus Ali Jelaskan 4 Faktor Dominan Teror

Surabaya, Sang Pencerah Muslim

Mengapa gerakan teror mudah tersebar? Setidaknya ada 4 sebab yang paling dominan. KH Agus Ali Masyhuri mengurai hal tersebut saat menerima kunjungan Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) di Surabaya, Kamis (28/1).

Terima Kunjungan Konjen AS, Gus Ali Jelaskan 4 Faktor Dominan Teror (Sumber Gambar : Nu Online)
Terima Kunjungan Konjen AS, Gus Ali Jelaskan 4 Faktor Dominan Teror (Sumber Gambar : Nu Online)

Terima Kunjungan Konjen AS, Gus Ali Jelaskan 4 Faktor Dominan Teror

"Penyebab utama bagi sumber dan berkembangnya pelaku teror di manapun adalah pertama adalah faktor kemiskinan. Sedangkan penyebab selanjutnya adalah kebodohan,” kata Gus Ali sapaan akrab KH Agus Ali Masyhuri.

Hal lain yang juga tidak kalah penting memberikan sumbangsih bagi kemunculan pelaku teror adalah karena mereka belajar agama tidak utuh. "Biasanya mereka belajar agama hanya sepenggal dan dari sumber yang tidak jelas dan berguru agama kepada pihak yang tidak jelas silsilah keilmuannya," ungkap Wakil Rais PWNU Jatim ini.

"Karena itu saya menjamin para santri yang belajar agama di pesantren tidak akan pernah melakukan tindakan teror," kata pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Tulangan Sidoarjo ? ini. Gus Ali juga memastikan bahwa sejumlah pesantren memberikan pencerahan kepada para santri dengan pendekatan yang arif dalam menyikapi berbagai hal.

Sang Pencerah Muslim

Penjelasan ini disampaikan untuk menjawab pertanyaan dari staf Konjen AS terkait banyaknya anak muda yang terlibat gerakan teror termasuk ISIS, juga Gafatar atau Gerakan Fajar Nusantara. ? ?

Namun demikian, perkembangan teknologi informasi termasuk media sosial bagi Gus Ali juga merupakan tantangan yang harus dijawab kalangan pesantren. "Saya sendiri memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin meminta penjelasan terkait masalah agama lewat twitter," katanya sembari menyebutkan alamat akun @gusali_bsh.

KH Anwar Iskandar yang juga hadir menimpali bahwa untuk menghadapi kelompok seperti ini tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan keamanan dan kekerasan. "Perlu peran civil society, termasuk di dalamnya adalah NU untuk diajak urun rembuk," kata Wakil Rais PWNU Jatim tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Konjen AS di Surabaya, Heather Variava berkunjung ke kantor PWNU Jawa Timur di Jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya, Kamis (28/1) siang. Mereka diterima KH Anwar Iskandar dan KH Agus Ali Masyhuri, H Shonhaji Sholeh dan H Ali Masud, KH Abdurrahman Navis (wakil ketua), Akh Muzakki (sekretaris), serta Riadi Ngasiran dari Majalah Aula. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Tokoh, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 14 Mei 2013

Jauhkan Takbir dan Sujudmu dari Keangkuhan

Oleh Ahmad Ishomuddin

Tugas utama dari diutusnya Nabi Muhammad shalla Allahu alaihi wa sallama hanyalah untuk menyempurnakan akhlak. Adapun ibadah seperti shalat, zakat, puasa, dan haji--misalnya--hanyalah syariat. Syariat artinya jalan yang lurus, sebagai sarana yang wajib ditempuh para hamba Allah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan Allah Yang Maha Suci itu hanya bisa didekati oleh jiwa-jiwa yang suci dari setiap akhlak yang tercela. Jadi, tujuan ditempuhnya syariat (jalan lurus agama) pada hakikatnya adalah tercapainya tujuan berupa akhlak yang mulia.

Jauhkan Takbir dan Sujudmu dari Keangkuhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jauhkan Takbir dan Sujudmu dari Keangkuhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jauhkan Takbir dan Sujudmu dari Keangkuhan

Penempuhan jalan lurus berupa berbagai ibadah yang tidak memetik buah akhlak mulia adalah perjalanan yang belum tuntas hingga tujuannya, yang jika tidak dilanjutkan atau hanya berhenti di tengah perjalanan itu berarti telah gagal mencapai tujuan beragama, yakni meraih kesempurnaan akhlak.

Sang Pencerah Muslim

Membiasakan shalat wajib pada waktunya dan disempurnakan dengan beragam shalat sunnah harus terus menerus dilakukan hingga jiwa pelakunya selalu berzikir, mengingat Allah, mencecap ketenangan jiwa, mencegahnya dari segala bentuk perbuatan keji dan munkar. Tujuan tersebut jelaslah berupa pencapaian akhlak yang mulia. Mengerjakan puasa, baik fardlu atau sunnah, adalah untuk menahan diri dari segala yang semula mubah (boleh), apalagi dari segala yang diharamkan, karena penempuhan jalan puasanya adalah mengarah pada puncak kesadaran taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah dan merasa selalu dalam pengawasan Allah, sehingga ia menjadi manusia yang bertaqwa kepada-Nya. Lagi-lagi tujuan hakiki dari puasa adalah pencapaian akhlak yang mulia. Ibadah kepada Allah yang tidak membuat pelakunya menjadi lebih baik akhlaknya di hadapan Allah dan keseluruhan makhluk-Nya adalah penempuhan jalan lurus yang tidak sempurna, hanyalah kelelahan fisik dan jiwa yang sia-sia, dan kegagalan secara total dalam beragama.

Apabila mengingat, memaknai dan memetik keseluruhan bacaan dan gerakan shalat sepanjang menunaikannya tidak mampu, maka minimal setiap orang yang shalat dapat mengerti makna takbiratul ihram di awal shalatnya, yakni bacaan "Allahu Akbar (Allah Maha Besar), " dan memahami gerakan sujud, yakni meletakkan kening dan anggota sujud yang lain di tempat sujud, suatu tempat terendah (tanah, bumi) saat berhadapan dengan Allah Yang Maha Agung.

Sang Pencerah Muslim

Semua itu pada hakikatnya adalah penempuhan jalan menuju perendahan diri serendah-rendahnya di hadapan Allah Sang Pencipta alam semesta. Sehingga buah dari takbir dan sujud dalam keseluruhan shalatnya adalah menorehkan sikap tawadlu (rendah hati) sepanjang hayatnya, bukan justru menjadi manusia sombong, merasa hebat, paling suci, paling berpengaruh dan menjadi provokator dalam bekerja sama menebar fitnah, dosa dan saling permusuhan. Teriakan takbir kapan dan di mana saja sungguh tidak dimaksudkan agar para pengucapnya mengumbar syahwat kebencian kepada sesama makhluk-Nya, dan tidak pula bertujuan untuk merusak keharmonisan hidup manusia di muka bumi. Maka, jauhkan takbirmu dari setiap keangkuhan dalam jiwamu!

Penulis adalah Rais Syuriyah PBNU



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Tokoh, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Minggu, 22 April 2012

NU dan Nasionalisme Baru

Oleh Syaiful Arif

Sebagai organisasi yang lekat dengan komitmen kebangsaan, Nahdlatul Ulama (NU) tak lepas membawa spirit ini, salah satunya tersirat pada Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur Agustus 2015 lalu. Pertanyaannya, seberapa kontekstual spirit tersebut menghadapi absurditas politik di negeri yang tak juga lepas dari kesemuan demokrasi?

Di manakah spirit kebangsaan pada Muktamar ke-33 NU kemarin? Tentu dalam koherensi logis dari tema muktamar: Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia. Nilai kebangsaan menjadi koherensi dari corak kultural Islam Nusantara. Bagaimana penjelasannya?

Mark Woodward dalam Java, Indonesia and Islam menemukan koherensi ini, dalam keterkaitan antara "Islam kebudayaan" dan "Islam kebangsaan". Koherensi ini ia temukan dalam hubungan antara pribumisasi budaya dan kontekstualisasi politik. Artinya, pribumisasi Islam ke dalam budaya menjadi conditio sine qua non bagi kontekstualisasi Islam ke dalam sistem politik modern (Woodward, 2011:67).

NU dan Nasionalisme Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
NU dan Nasionalisme Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

NU dan Nasionalisme Baru

Islam Nusantara, yang merupakan realitas historis-kultural, hasil pribumisasi Islam ke dalam budaya Nusantara, menyediakan kondisi kultural bagi terbentuknya nasionalisme NU. Ini terjadi karena pribumisasi -manifestasi ajaran Islam melalui budaya lokal- telah meleraikan ketegangan agama dan budaya, yang tidak dialami oleh puritanisme Islam. Bagi yang terakhir ini, agama senantiasa dibenturkan dengan budaya, sehingga melahirkan perjuangan simbolis: penegaran simbol Islam atas budaya dan sistem politik liyan.

Bagi NU yang telah meleraikan ketegangan antara agama dan budaya; perjuangan Islam menjadi substantif. Maka syariat Islampun didekati terutama dari tujuan (maqashid al-syariah) dan prinsip dasarnya (mabadi al-syariah). Inti nilainya terdapat pada kemaslahatan serta moderatisme (wasathiyyah) yang memungkinkan NU mewujudkan cita bukan dari idealisme, melainkan realisme. Artinya, dalam mewujudkan tujuan syariah, kaum tradisionalis ini berangkat dari realitas, baik realitas budaya maupun kenegaraan Indonesia. Ini yang membentuk Islam Nusantara yang menjadi basis-struktur bagi supra-struktur Islam Indonesia.

Dengan demikian, wacana Islam Nusantara menandai proses kembali ke akar nasionalisme NU karena corak kebangsaan organisasi ini dibentuk oleh pendekatan dakwahnya yang bersifat sosio-kultural. "Yang kultural" ini berbasis pada corak keislaman Nusantara.

Sang Pencerah Muslim

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan bagus mendefinisikan corak sosio-kultural NU ini. Menurutnya, gerakan NU bersifat sosial karena ia menginginkan perubahan struktur sosial menuju masyarakat berkeadilan. Hanya saja, berbeda dengan gerakan sosio-politik yang memakai strategi politik (pendirian Negara Islam), NU menggunakan strategi kultural melalui dua langkah. Pertama, pemijakan atas nilai-nilai budaya masyarakat. Kedua, menggunakan modal budaya masyarakat terutama komunitas, lembaga dan asiosiasi kulturalnya. Hal ini dilakukan Gus Dur melalui gerakan pengembangan masyarakat berbasis pesantren dekade 1980. Dalam hal ini, pesantren adalah modal budaya masyarakat yang dijadikan basis pengembangan ekonomi berdasar nilai-nilai Islam yang berkembang di pesantren.

Pengembangan masyarakat melalui pesantren ini lebih mempertanyakan struktur politik yang timpang, daripada bentuk negara NKRI. Oleh karenanya, lawan strukturalnya adalah pembangunan developmentalistik Orde Baru, bukannya negara republik yang hendak diganti dengan Negara Islam.

Fase Nasionalisme

Sang Pencerah Muslim

Seperti diketahui, nasionalisme NU memang dibentuk di dalam muktamar atau Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama. Pertama, pengakuan wilayah Nusantara sebagai dar al-Islam (wilayah Islam) pada Muktamar ke-11 di Banjarmasin (1936).

Ini mafhum diketahui, di mana NU menetapkan wilayah Nusantara yang saat itu dikuasai pemerintah kolonial Belanda, sebagai dar al-Islam. Pemaknaan dar al-Islam bukan sebagai negara Islam (daulah Islamiyyah), melainkan wilayah Islam, telah menumbuhkan nasionalisme karena NU mengakui Nusantara sebagai tanah kaum Muslim. Karena status keislaman ini, Hadlratus Syeikh Hasyim Asyari mengeluarkan Resolusi Jihad pada Oktober 1945. Membela tanah air dari penjajahan, fardlu ain hukumnya.

Kedua, afirmasi atas pembentukan negara-bangsa (nation-state) Indonesia, bukan negara Islam. Ini terjadi pada keterlibatan Kiai Wahid Hasyim pada Sidang BPUPKI-PPKI 1945. Ketiga, penahbisan Presiden Republik Indonesia (RI) sebagai pemimpin dalam keadaan darurat yang memiliki otoritas (waly al-amri al-dlaruri bi al-syaukah) melalui Munas Alim Ulama di Cipanas (1954). Disebut darurat, karena presiden RI tidak sepenuhnya sah menurut fikih Sunni, sebab tidak memenuhi syarat sebagai khalifah dunia Islam. Namun secara konstitusional, ia memiliki kekuasaan sehingga sah menerapkan syariah Islam, terutama penunjukan wali hakim dalam pernikahan Muslim. Melalui penahbisan ini, pemerintah RI sah secara syari.

Keempat, pembelaan Demokrasi Pancasila sebagai pilihan otentik dibanding Demokrasì Terpimpin, liberal dan komunis pada Muktamar ke-24 di Bandung (1967). Kelima, penerimaan atas Pancasila pada Munas Alim Ulama di Situbondo (1983). Serta keenam, Maklumat Penyelamatan NKRI dan Pancasila dari fundamentalisme agama dan pasar pada Harlah ke-85 NU (2011).

Sosio-Nasionalisme

Hanya saja segenap fase kebangsaan ini terhenti pada legitimasi Islam atas nasionalisme dalam rangka bentuk negara. Hal ini bisa dipahami sebab NU berkepentingan menjaga NKRI dari delegitimasi radikalisme Islam. Akan tetapi di masa ketika reformasi politik telah berjalan meninggalkan nasionalisme paska-kolonial; nasionalisme NU perlu diperbarui demi demokratisasi yang makin substantif. Untuk hal ini perlu dilakukan beberapa hal.

Pertama, pendalaman nasionalisme menuju apa yang Soekarno sebut sebagai sosio-nasionalisme. Dalam kerangka ini, nasionalisme bukan hanya pembelaan atas bangunan negara-bangsa. Melainkan perwujudan tujuan pendirian negara yang oleh Pancasila diarahkan menuju keadilan sosial.

Kedua, transformasi pemikiran politik Sunni klasik, menuju politik NU yang berpijak pada konsep politik kontemporer. Ini sebenarnya potensial, sebab pendekatan maqashid al-syariah menempatkan politik sebagai res publica (kebaikan publik). Dengan potensi ini, pemikiran politik NU sejajar dengan teori republikanisme, yang membangkitkan kembali ontologi politik di tengah demokrasi prosedural manipulatif.

Pada titik ini, Muktamar ke-33 kemarin sebenarnya menawarkan warna baru dalam tradisi demokrasi melalui pemilihan Rais Aam berdasarkan musyawarah dewan ulama tertinggi (ahlul halli wal aqdi). Ini dilakukan untuk menghindari politisasi yang terjadi dalam pemungutan suara (voting). Dengan demikian, NU telah mengawali transformasi demokrasi dari majoritarianisme kepada syura (musyawarah). Satu hal yang diidealkan oleh prinsip permusyawaratan Pancasila.

Hanya saja warna baru demokrasi di kalangan nahdliyin ini akan terhenti pada pemilihan pemimpin (nashb al-imamah), jika tidak dibarengi dengan pendalaman nasionalisme di atas. Dua agenda mendasar menanti. Pertama, penguatan etos kewarganegaraan, terutama di kalangan umat Islam. Kedua, radikalisasi demokrasi dalam bentuk penguatan demokrasi partisipatoris menuju perwujudan res publica. Jika tidak, nasionalisme NU hanya terhenti di mimbar dakwah, namun abai dengan ketidakadilan struktural yang menjadi nasib keseharian negeri ini.

 

* Penulis adalah Dosen Pascasarjana Islam Nusantara STAINU Jakarta

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Ahlussunnah, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Tingkatkan Kualitas Kader, PMII STIQ an-Nur Gelar Diskusi Rutin

Bantul, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII) Sekolah Tinggi Ilmu al-Quran an-Nur Bantul menggelar kajian dan diskusi rutin, Kamis (12/11), di Kampus STIQ an-Nur Bantul, DI Yogyakarta. Diskusi kali ini lebih banyak membahas perkembangan gerakan mahasiswa era kekinian.

Ketua PK PMII STIQ an-Nur Akhmad Luthfi Aziz mengatakan, PMII sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan dengan jumlah anggota terbesar di Indonesia, perlu dibarengi dengan kualitas yang dimiliki oleh kadernya. Diskusi dan kajian adalah salah satu metode untuk mengasah kualitas tersebut. "Biar tidak kopong," ungkapnya.

Tingkatkan Kualitas Kader, PMII STIQ an-Nur Gelar Diskusi Rutin (Sumber Gambar : Nu Online)
Tingkatkan Kualitas Kader, PMII STIQ an-Nur Gelar Diskusi Rutin (Sumber Gambar : Nu Online)

Tingkatkan Kualitas Kader, PMII STIQ an-Nur Gelar Diskusi Rutin

Selanjutnya, Aziz mengatakan kegiatan kajian dan diskusi dipilih tidak lain untuk meningkatkan kualitas kader sekaligus juga membentuk cara berfikir yang runtut dan teratur. Nantinya, jika berbicara di depan umum, bangunan paragraf antara anak dan induk kalimat sudah terstruktur dan tertata rapi. "Mudah dan gampang untuk dimengerti," imbuhnya.

Sang Pencerah Muslim

Sambungnya, sebagai komisariat yang berbasis pesantren, Aziz mengatakan dengan kajian dan diskusi akan menambah wawasan pengetahuan kader, sebab dalam diskusi ada dinamika untuk saling tukar informasi. "Dan sangat cocok dengan kultur dan karakter yang ada dan dimiliki oleh komisariat seperti kami," imbuhnya.

Dan yang tidak kalah penting, adalah melatih mental untuk berbicara di depan umum. "Tidak semua orang berani berbicara di muka umum," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut, Aziz yang juga mahasiswa semester 7 ini mengatakan keuntungan lain yang bisa didapat adalah kekompakkan. Dengan seringnya berkumpul dapat membentuk hubungan emosional sesama kader semakin dekat. "Dan efeknya adalah kepengurusan ini akan solid dalam melakukan agenda kerja," imbuhnya.

Usai diskusi, kegiatan di lanjut dengan ziarah ke makam pendiri pesantren sekaligus juga pendiri komisariat PMII STIQ an-Nur, KH. Nawawi Abdul Aziz. Dalam kegiatan ini diikuti kurang lebih 30 kader. (Faridur Rohman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 Maret 2012

Ketua Muslimat NU Nias Meninggal Dunia

Nias, Sang Pencerah Muslim

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
, kabar duka menyelimuti keluarga besar Nahdlatul Ulama Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Pasalnya Ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Nias Hj. Rupiati meninggal dunia di Desa Mudik, Gunungsitoli, pada Senin sore, (21/3) sekitar pukul 17.00.

Menurut keluarga almarhumah, jenazah disemayamkan di rumah duka, Desa Mudik, Gunungsitoli. Selanjutnya jenazah akan dimakamkan di Mudik selepas dhuhur Selasa (22/3).

Ketua Muslimat NU Nias Meninggal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua Muslimat NU Nias Meninggal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua Muslimat NU Nias Meninggal Dunia

Almarhumah yang menjabat di Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Nias telah lama sakit-sakitan. Upaya berobat telah dilakukannya sampai ke Penang, Malaysia.

Sang Pencerah Muslim

Semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala kealfaannya. Al-Fatihah. (Red: Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh Sang Pencerah Muslim

Minggu, 25 September 2011

Warga NU Rembang Gelar Shalat Ghaib untuk Rohingya

Rembang, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Nahdalatul Ulama se-Kabupaten Rembang dan nahdliyin menggelar shalat ghaib dan tahlil bersama untuk warga Rohingya di Pesantren Roudlatut Tholibin Leteh Rembang, Senin (4/9). Mereka menggunakan kesempatan lailatul ijtima yang rutin bulanan untuk berdoa.

Sekertaris PCNU Rembang Arif Agung Cholili mengatakan, shalat ghaib dan tahlil yang dilakukan bersama-sama ini merupakan wujud penghormatan terhadap mujahid dan warga yang meninggal akibat aksi brutal militer Myanmar terhadap etnis Rohingya. Saat ini etnis Rohingya sedang membutuhkan uluran tangan dan doa dari kekerasan yang tidak manusiawi terhadap sesama manusia tersebut.

Warga NU Rembang Gelar Shalat Ghaib untuk Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU Rembang Gelar Shalat Ghaib untuk Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU Rembang Gelar Shalat Ghaib untuk Rohingya

"Lebih awal kita mengadakan shalat ghaib untuk Muslim yang sudah meninggal di Rohingya. Selain itu pengiriman kotak amal juga sudah dilakukan untuk yang langsung dipandu oleh Pengurus Besar Nahdlatu Ulama secara langsung," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Pihaknya menambahkan, Sebagai upaya membangun solidaritas dengan Myanmar, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah membentuk aliansi kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar yang harapannya bisa menyelesaikan dan permaslahan krisis kemanusiaan tersebut.

Sementara itu, Ketua PCNU Rembang KH Ahmad Sunarto mengatakan, kezaliman yang dilakukan kepada warga Rohingya sudah di luar kemanusiawian. Balasan setimpal pasti akan diturunkan Allah oleh kaum yang zalim, serta kemenangan semoga disegerakan untuk kaum yang benar. Ia juga berharap pada masalah tersebut dapat terselesaikan dengan secepatnya.

Sang Pencerah Muslim

"Mudah-mudahan secepatnya mendapatkan pertolongan dari Allah SWT? dan mendapatkan husnul khatimah untuk warga Rohingya," ungkapnya.

Acara ini dilanjut dengan pengajian rutin bulanan PCNU Rembang dan pembacaan Kitab Nashoihul Ibad oleh Asyrof Daffaq serta taushiyah oleh Syuriyah PCNU Rembang KH Zakariya Al Ansori. Pertemuan ini dimanfaatkan juga untuk membahas dan mencarikan solusi atas problem yang terjadi di masyarakat mulai masalah keseharian sampai masalah-masalah umat yang berat. (Onji/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Tokoh, Aswaja Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock