Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 November 2017

Ulama Maroko Masuk Kepengurusan PCINU

Rabat, Sang Pencerah Muslim?

Rais Syuriah PBNU Prof. Dr. Masykuri Abdillah melantik kepengurusan Pengurus Cabang Istlimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko periode 2016-2018. Pelantikan berlangsung di gedung serbaguna KBRI di ibu kota Maroko, Rabat pada Rabu 30 November.?

Ulama Maroko Masuk Kepengurusan PCINU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Maroko Masuk Kepengurusan PCINU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Maroko Masuk Kepengurusan PCINU

Pelantikan dimulai pukul 09.00 tersebut dihadiri beberapa ulama Maroko, Nahdliyyin, juga ? Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Maurutinia H.E.D Syarief Syamsyuri beserta jajarannya.?

Pelantikan ini dimulai dengan serah terima jabatan dari ketua PCINU Periode 2014-2016 Kusnadi kepada Ketua PCINU periode 2016-2018 Abdullah Aniq Nawawi. Lalu Pengambilan sumpah jabatan dipimpin langsung Masykuri Abdillah.?

Seperti periode sebelumnya, dalam periode ini pun Pengurus PCINU Maroko tidak hanya diisi warga negara Indonesia. Beberapa ulama terkenal Maroko seperti Dr. Ahmad Roisuni, Dr. Yusuf Kallam, Dr. Nadia Syarqoui, dan Syekh Rodi Genun juga berada dalam jajaran kepengurusan.?

Sang Pencerah Muslim

Masykuri Abdillah meminta kepada Nahdliyyin di Maroko untuk terus menjaga paham Islam Ahlussunnah wal-Jamaah dan menegaskan pentingnya belajar setinggi-tingginya. Tak cukup hanya bermodal S1 saja.

Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania mengingatkan kepada organisasi PCINU Maroko untuk terus menjaga hubungan baik dengan KBRI ? Rabat yang sudah terjalin sejak lama.?

Pelantikan ini juga diisi dengan penyerahan buku antologi cerpen “Sepenggal Cerita Di Lorong Pesantren”, yang merupakan 20 cerpen terbaik pilihan PCINU Maroko. Buku ini diserahkan Ketua PCINU Maroko Aniq Nawawi kepada KBRI Rabat sebagai cenderamata sekaligus ucapan terimakasih atas bantuan KBRI Rabat selama ini. Acara yang berlangsung sekitar 120 menit ini kemudian ditutup oleh doa dari ulama Maroko Dr. Yusuf Kallam. (Sirojudin Ahmad/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Quote Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 04 November 2017

Sambut Muharram dengan 1001 Obor, Sepakbola Api, dan Bakti Sosial

Brebes, Sang Pencerah Muslim - Kemeriahan tahun baru 1438 hijriah di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ditandai dengan malam 1001 obor, sepakbola api, santunan yatim piatu, hingga penyalaan kembang api serta doa awal dan akhir tahun.

Pawai obor dilepas Kapolsek Ketanggungan AKP Kamal Hasan SH dengan menyulutkan obor api, Sabtu malam (1/10), dilanjutkan dengan berjalan menempuh jarak sekitar 5 kilometer, mengitari Kecamatan Ketanggungan dan sekitarnya.

Sambut Muharram dengan 1001 Obor, Sepakbola Api, dan Bakti Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Muharram dengan 1001 Obor, Sepakbola Api, dan Bakti Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Muharram dengan 1001 Obor, Sepakbola Api, dan Bakti Sosial

Ketua panitia Fadilah menjelaskan, spirit Muharram menjadi momentum untuk mengenalkan dan mengajak anak-anak belajar ajaran dan budaya Islam. Tahun baru tidak identik dengan pesta dan hura-hura tetapi diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan mengaji ilmu agama. “Dan untuk pertama kalinya pula, ditampilkan sepakbola api,” terangnya.

Tahun baru hijriah kali ini, lanjutnya, diisi dengan kegiatan mendekatkan diri pada Allah SWT lewat doa bersama, serta pemberian santunan kepada fakir miskin sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.

Sang Pencerah Muslim

Kegiatan yang diprakarsai MTs Negeri Ketanggungan ini digelar sebagai spirit hijrah para siswa untuk lebih baik. Kepala Sekolah MTs N Ketanggungan Maspau berharap antara lain siswa bisa membuang sifat malas belajar, malas beribadah, untuk menjadi siswa yang rajin belajar dan rajin ibadah.

Sang Pencerah Muslim

“Tahun ini awal dari kebangkitan kami berbagi dengan siswa dan masyarakat di lingkungan sekolah. Semoga tahun depan kami bisa merangkul madrasah-madrasah yang ada disekitar sekolah untuk dilibatkan, sehingga kami bisalebih maksimal lagi dalam berkarya,” tambahnya.

Sebelumnya, kegiatan diawali dengan doa akhir tahun, lalu shalat maghrib berjamaah, doa awal tahun serta Istighosah dan Syukuran Aula Madrasah. Dalam kesempatan tersebut juga diberikan santunan kepada anak yatim piatu yang berasal dari sumbangan Guru, Karyawan, Dermawan terkumpul sebanyak Rp 13.130.000.

Pawai 1001 dikawal puluha Banser dan anggota Polsek Ketanggungan dan dimeriahkan dengan marching band, rebana, hadrah, angklung, dan lain-lain.

Kegiatan ini disambut suka cita bukan saja oleh siswa tetapi juga orang tua siswa dan warga masyarakat. Warga setempat, Kristin (36) mengapresiasi kegiatan tersebut dan mengaku sangat senang dan terharu. “Dulu waktu saya sekolah tidak ada kegiatan seperti ini, bangga aja ana-anak bisa ambil bagian dalam kegiatan ini,” ucap Kristin yang juga orang tua siswa. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Meme Islam, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Senin, 30 Oktober 2017

PBNU Sesalkan Pernyataan Wapres Soal Iran

Malang, Sang Pencerah Muslim

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sangat menyesalkan pernyataan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang mengatakan bahwa negara-negara di Timur Tengah (Timteng) tak mempersoalkan sikap Indonesia yang mendukung sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) terhadap Iran terkait program nuklirnya.

“Sulit dicari negara Arab yang netral, sedangkan ulama adalah kelompok idealis yang dengan negaranya sendiri sering tidak cocok. Di Indonesia sendiri, antara pemerintah dan ulamanya berbeda,” ungkap Ketua Umum PBNU Dr KH Hasyim Muzadi di di Kediamannya di Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Ahad (2/4).

Wapres Kalla, usai menjalankan ibadah umroh di Mekkah, Jumat (30/3) lalu, mengatakan, beberapa negara di Timteng yang ditemuinya merespon positif sikap Indonesia yang mendukung resolusi DK PBB nomor 1747 terkait pengayaan uranium Iran. Hal itu, menurut Wapres, sama sekali tak diduga oleh pemerintah Indonesia.

PBNU Sesalkan Pernyataan Wapres Soal Iran (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Sesalkan Pernyataan Wapres Soal Iran (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Sesalkan Pernyataan Wapres Soal Iran

Namun demikian, pernyataan itu dibantah oleh Hasyim. Ia menilai ada negara-negara di Timteng yang justru merasa senang dengan sanksi yang dijatuhkan DK PBB terhadap Iran. Hal itu terjadi karena adanya kepentingan, pertimbangan praktis, politis dan ekonomis. “Karena itulah, negara-negara Arab tidak pernah menang,” tandasnya.

Presiden World Conference on Religion for Peace itu menegaskan, akibat dukungan pemerintah RI atas resolusi DK PBB, pihaknya sempat diprotes dari ulama dan tokoh agama di Timur Tengah. Mereka menyesalkan sikap pemerintah, karena Indonesia sebenarnya diharapkan menjadi penengah berbagai konflik, terutama di Timteng.

 

Sang Pencerah Muslim

“Saya tidak mengatakan Indonesia dijauhi negara Timteng, tapi dipertanyakan ulama-ulamanya. Kalau Wapres mendapat dukungan dari Libanon, karena Libanon adalah negara ‘unik multisektarian’ mungkin saja yang ketemu itu tidak suka terhadap Iran,” tutur Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars itu.

Doktor Kehormatan bidang Peradaban Islam itu hingga kini masih kecewa dengan sikap pemerintah Indonesia soal nuklir Iran. Padahal, NU sebenarnya berharap agar Indonesia mengambil posisi lebih tinggi dari negara-negara di Timur Tengah yang bertikai. ”Harapan saya terhadap Indonesia ternyata terlalu tinggi. Ternyata kita masih kelas masih ‘inlander’,” pungkasnya. (rif)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Ubudiyah, Habib Sang Pencerah Muslim

Rabu, 18 Oktober 2017

1.180 Siswa Trenggalek Jawab Soal Ujian Akhir Maarif NU

Trenggalek, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 1.180 siswa Maarif NU tingkat ibtidaiyah dan dasar sekabupaten Trenggalek mengikuti Ujian Akhir Maarif NU (UAMNU). Pada ujian yang berlangsung 3 hari sejak Senin-Rabu (14-16/4) ini, para siswa menghadapi sejumlah mata pelajaran keislaman dan ke-NUan yang diujikan.

Ketua Panitia UAMNU Trenggalek Mohib Asrori mengatakan, sejumlah mata pelajaran Senin ini diujikan UAMNU seperti pelajaran Pendidikan Aswaja NU dan Fiqih. Selasa, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan Aqidah Akhlak. Sedangkan Rabu, mata pelajaran Al-Quran Hadist dan Bahasa Arab.

1.180 Siswa Trenggalek Jawab Soal Ujian Akhir Maarif NU (Sumber Gambar : Nu Online)
1.180 Siswa Trenggalek Jawab Soal Ujian Akhir Maarif NU (Sumber Gambar : Nu Online)

1.180 Siswa Trenggalek Jawab Soal Ujian Akhir Maarif NU

“Alhamdulillah persiapan teknis sampai pendistribusian soal ujian sesuai dengan jadwal. Hari pertama ujian ini berjalan lancar,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Tim monitoring dan evaluasi UAMNU dari LP Maarif NU Jawa Timur Ahmad Muhyiddin dan Samsul Huda bersama tim PC Maarif NU Trenggalek mengunjungi tiga sekolah maarif NU, SDI Fajar Insani Gandusari, MI Senden Kampak, dan MI Sugihan Kampak.

Sang Pencerah Muslim

Wakil Sekretaris LP Maarif NU Jatim Muhyiddin menyampaikan, “PW LP Maarif NU Jawa Timur sangat peduli terhadap pelaksanaan UAMNU di seluruh cabang Maarif se-Jatim termasuk Maarif NU Trenggalek.”

Secara keseluruhan  proses UAMNU di Trenggalek berjalan lancar. “UAMNU untuk tingkat MTs/SMP dan MA/SMA/SMK sudah terlaksana pada 17-19 Maret,” tandas Muhyiddin seperti keterangan dalam rilisnya. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 14 Oktober 2017

Santri Al-Tsaqafah Raih Juara I Science Fair Se-Banten dan Jabodetabek

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

Santri MA Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan menorehkan prestasi membanggakan pada perhelatan Kompetisi MIPA dan Sosial (KOMIPAS) ke-16 tingkat SMA se-Banten dan Jabodetabek yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 2 Kota Tangerang. Tim MA Al-Tsaqafah yang diwakili oleh Rifqoh Rofiqotul Munawaroh, Muhammad Hazwan Iftiqar, dan Abdul Muhyi berhasil meraih juara pertama pada kategori "Science Fair".

Santri Al-Tsaqafah Raih Juara I Science Fair Se-Banten dan Jabodetabek (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Al-Tsaqafah Raih Juara I Science Fair Se-Banten dan Jabodetabek (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Al-Tsaqafah Raih Juara I Science Fair Se-Banten dan Jabodetabek

Pada ajang yang berlangsung Sabtu (23/4) lalu itu, mereka mendemonstrasikan hasta karyanya yang diberi nama Lampu Alarm Santri. Menurut Muhyi, siswa Kelas X asal Indramayu, kreasi ini terilhami oleh aktivitas para ustadz yang membangunkan santri-santri setiap pagi untuk menunaikan salat subuh berjamaah. Alat kreasinya terbilang sangat sederhana. Hanya terdiri dari lampu, dinamo, kabel, stop kontak, kenop lampu, bekas botol air mineral, tirisan minyak, dan paku.

"Cara kerjanya juga sama, sangat sederhana. Setelah materi tadi dirangkai dan teraliri setrum listrik, secara otomatis alarm yang terbuat dari rangkaian paku tadi akan menimbulkan bunyi bising sekaligus membuat lampu alarm menyala," terang Rifqoh, siswi kelas X asal Indramayu.

Keberhasilan ini disambut gembira oleh Kepala Sekolah MA sekaligus Kepala Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, H Idris Soleh. "Raihan prestasi ini merupakan bukti bahwa MA Al-Tsaqafah mampu memadukan kurikulum nasional dan kurikulum pondok pesantren dengan baik sehingga dapat saling melengkapi," ujarnya seraya menyampaikan rasa terima kasih secara khuaus kepada para pembimbing ajang tersebut serta para guru secara umum.

"Kami sangat bangga dengan hasil yang kami raih ini. Meskipun kami selalu berkutat dengan kitab kuning, namun itu bukan hambatan untuk mengembangkan diri dalam dunia sains dan teknologi. Semoga karya kami bermanfaat. Dan tak lupa kami akan terus berusaha mengharumkan pesantren dan sekolah pada kesempatan yang lain," tutup Hazwan siswa kelas X asal Riau yang sekaligus menjadi ketua tim sains MA Al-Tsaqafah. (Shofwan/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Habib Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Selasa, 10 Oktober 2017

Songkok Keramat

Memang benar, anak kecil itu selalu jujur. Terbukti saat sebuah keluarga sedang bersilahturahmi di ndalem kiai. Seorang anak dari keluarga tersebut yang berumur kurang dari 3 tahun disuruh ibunya untuk membuang plastik sisa makanan yang disuguhkan untuk mereka ke tempat sampah. Sebut saja nama anak itu Andi.

Ibu : Andi, sampahnya dibuang di tempat sampah ya? Biar bersih.

Andi hanya melongo dan mengangguk.

Kemudian Andi mengambil sampah itu dan keluar rumah.

Songkok Keramat (Sumber Gambar : Nu Online)
Songkok Keramat (Sumber Gambar : Nu Online)

Songkok Keramat

Ibu : Udah kamu buang dik? Dimana?

Andi : Uda ibbu, di ana. (uacapan Andi masih belum jelas.)

Ibu : Di mana? Coba ibu ditunjukin tempat sampahnya?

Sang Pencerah Muslim

Alangkah kagetnya sang ibu yang mendapati peci alias songkok warna hitam milik santri yang sudah putus jahitannya serta berjamur. (Beberapa santri pesantren merasa bangga dengan pecinya yang sudah buduk, tidak mau yang baru, agar kelihatan kalau ia sudah lama belajar di pesantren.)

Sang Pencerah Muslim

Andi : Ini empat ampahnya ibu..

Sang ibu hanya tertawa dan mengambil sampah anaknya dari songkok si santri.

?

Ahmad Syaefudin, staf Majalah Bangkit PWNU DIY

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Oktober 2017

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia

Oleh Ahmad Yahya

Wakaf merupakan perbuatan hukum yang suci dan mulia, artinya selama barang yang diwakafkan dapat dimanfaatkan, pahalanya akan tetap mengalir, meskipun si wakif  telah meninggal dunia. Wakaf secara signifikan menyumbangkan pertumbuhan budaya dan intelektual, dan berperan positif dalam menegakkan keadilan sosial, serta mendorong mereka yang kaya untuk mendirikan wakaf. 

Catatan sejarah, wakaf terbukti mampu menyejahterakan umat secara umum. Hanya saja perwakafan di Indonesia masih belum maksimal dalam mencapai spirit yang disyariatkan wakaf, padahal potensi wakaf di Indonesia luar biasa. Hal ini banyak faktor yang terdistorsi, diantaranya pemahaman masyarakat akan wakaf, manajeman wakaf, harta yang diwakafkan dan nadzir. 

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia

Untuk itu perlu perubahan paradigma pengelolaaan wakaf secara profesional dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam UU No. 41 Tahun 2004 pasal 5 fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis. Harta benda wakaf digunakan untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. 

Secara umum, ada beberapa macam sifat permasalahan yang berkaitan sengeketa tanah wakaf, antara lain; pertama masalah yang menyangkut prioritas dapat ditetapkan sebagai pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus hak atau atas tanah yang belum ada haknya. 

Sang Pencerah Muslim

Kedua, bantahan terhadap sesuatu alasan hak atau bukti perolehan yang digunakan sebagai dasar pemberian hak. Ketiga, kekeliruan atau kesalahan pemberian hak yang disebabkan penerapan peraturan yang kurang atau tidak benar. Keempat, sengketa atau masalah lain yang mengandung aspek-aspek sosial.

 

Sang Pencerah Muslim

Konflik pertanahan sesungguhnya merupakan bentuk ekstrim dan keras dari persaingan. Secara makro, sumber konflik bersifat struktural misalnya beragam kesenjangan. Secara mikro, sumber koflik dapat timbul karena adanya perbedaan atau benturan nilai, perbedaan tafsir mengenai informasi, data atau gambaran obyektif kondisi pertanahan setempat, atau benturan kepentingan ekonomi, yang terlihat pada kesenjangan struktur pemilikan dan penguasaan tanah.

Dalam UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, pada pasal 1 dinyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif, untuk memisahkan dan menyerahkan sebagian harta benda miliknya, untuk dimanfaatkan selamanya, atau untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan kepentingannya, guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Adanya perkembangan lembaga perwakafan tanah milik, yang berkembang di Indonesia, mengilhami perancang UUPA di mana salah satu pasal dalam UUPA, yang mengatur khusus mengenai Perwakafan Tanah Milik ini, yaitu Pasal 49 yang berbunyi sebagai berikut: Pertama  Hak milik tanah benda-benda keagamaan dan sosial, sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang keagamaan, dan sosial diakui dan dilindungi. 

Kedua Badan-badan tersebut dijamin pula, akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan dan usahanya, dalam bidang keagamaan dan sosial. Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya, sebagai dimaksud dalam Pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dengan hak pakai. Ketiga Perwakafan tanah milik dilindungi, dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Mengacu pada ketentuan yang termaktub dalam Pasal 49 UUPA di atas. Maka, ini merupakan pengakuan secara yuridis formal keberadaan perwakafan tanah milik oleh negara sehingga telah disejajarkan dengan hak-hak yang terdapat dalam UUPA lainnya, misalnya Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.

 

Kegunaan tanah wakaf adalah sebagaimana fungsi wakaf pada umumnya, yaitu untuk kemaslahatan umat, namun secara khusus UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf mengatur bahwa peruntukan tanah wakaf adalah tergantung pada ikrar wakaf yang dibuat. Ikrar wakaf merupakan pengucapan sah yang diucapkan secara ikhlas untuk menyerahkan hartanya yang akan dipergunakan di jalan Allah. 

Hal pokok yang sering menimbulkan permasalahan perwakafan dalam praktik adalah masih banyaknya wakaf tanah yang tidak ditindaklanjuti dengan pembuatan akta ikrar wakaf. Pelaksanaan wakaf yang terjadi masih banyak yang dilakukan secara agamis atau mendasarkan pada rasa saling percaya. 

Kondisi ini, pada akhirnya menjadikan tanah yang diwakafkan tidak memiliki dasar hukum, sehingga apabila dikemudian hari terjadi permasalahan mengenai kepemilikan tanah wakaf penyelesaiannya akan menemui kesulitan, khususnya dalam hal pembuktian. 

Hal lain yang sering menimbulkan permasalahan dalam praktik wakaf di Indonesia adalah dimintanya kembali tanah wakaf oleh ahli waris wakif dan tanah wakaf dikuasai secara turun temurun oleh Nadzir yang penggunaannya menyimpang dari akad wakaf.  Dalam praktik sering didengar dan dilihat adanya tanah wakaf yang diminta kembali oleh ahli waris wakif setelah wakif tersebut meninggal dunia. 

Dan lagi, salah satu penghambat pemberdayaan wakaf di Indonesia adalah pertama masalah pemahaman masyarakat tentang hukum wakaf, kedua pengelolaan dan manajemen wakaf setengah hati, ketiga benda yang diwakafkan dan nazhir. 

Kenyataan adanya berbagai problem terkait dengan sengketa dan pengelolaan tanah wakaf yang terjadi di tengah masyarakat harus di urus dan diselesaikan secara bijak dan benar. Agar supaya tujuan dari adanya wakaf itu sendiri dapat terjaga kesuciannya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. 

Beberapa solusi untuk meletakkan pondasi pengelolaan tanah wakaf dari berbagai hal yang tidak diinginkan adalah; pertama melakukan pemberdayaan wakaf secara produktif. Kedua, Badan Wakaf Indonesia melaksanakan pembinaaan dan pemberdayaan kepada para pengelola wakaf secara intens. 

Ketiga, melakukan penegakan hukum dalam pengelolaan wakaf secara prioritas. Keempat melakukan pengawasan dan pendataan terhadap harta wakaf. Kelima adanya i’tikad baik untuk memberi atau mengurus tanah wakaf. Keenam memaksimalkan peran dan fungsi KUA sebagai wakil pemerintah di daerah dalam pembinaan dan penyuluhan di bidang perwakafan. 

Memahamkan akan pentingya pengelolaan tanah wakaf secara profesional adalah sebuah cita-cita mulia yang harus selalu didengungkan, karena tanah wakaf merupakan aset untuk pemberdayakan dan pengembangan ummat dalam berbagai bidang, dan untuk itu tanah wakaf harus dimanfaatkan secara optimal, agar terwujud  masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Wallahu A’lam.

Penulis adalah Pegiat Lingkar Study Kajian Ilmu Hukum, tinggal di Kota Semarang.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Berita, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 September 2017

Tasyakuran, Rais Syuriyah Potong Tumpeng

Jember, Sang Pencerah Muslim. Setelah melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka menyambut Harlah ke-59 IPNU dan ke-58 IPPNU, organisasi di bawah naungan NU itu, menggelar tasyakuran, Sabtu (16/3). 

Bertempat di aula PB. Sudirman Kantor Bupati Jember, tasyakuran digelar dengan penuh khidmat. Dalam kesempatan itu, Rais Syuriyah PCNU Jember KH Muhyiddin Abdusshomad didapuk untuk memotong tumpeng, yang selanjutnya diserahkan kepada Ketua IPPNU Jember, Andre Irawan dan pengurus IPNU-IPPNU yang lain. 

Tasyakuran, Rais Syuriyah Potong Tumpeng (Sumber Gambar : Nu Online)
Tasyakuran, Rais Syuriyah Potong Tumpeng (Sumber Gambar : Nu Online)

Tasyakuran, Rais Syuriyah Potong Tumpeng

Dalam pengarahannya KH Muhyiddin menyatakan apresiasinya kepada IPNU-IPPNU yang ikut berkiprah untuk kemajuan Jember. Menurutnya, Jember membutuhkan ide-ide segar untuk meningkatkan kemajuan warganya yang hampir seratus persen nahdliyyin. 

Sang Pencerah Muslim

“Bukan cuma ide-ide tapi juga karya nyata,” tukasnya.

Sang Pencerah Muslim

Pengasuh Pesantren Nuris itu mengaku bangga dengan kegiatan IPNU-IPPNU sudah mulai merata, termasuk di perkotaan. Sejauh ini, katanya, aktifitas IPNU-IPPNU berpusat di kampus dan sekolah-sekolah di luar.

“Sekarang sudah mulai masuk kota. Ini buktinya tasyakuran dan kegiatan lain digelar di jantung kota,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua IPNU Jember, Andre Irawan menegaskan kegiatan IPNU-IPPNU dalam rangka Harlah kali ini mengambil tema “I love Jember” sehingga diharapkan tertanam kecintaan dan kebanggaan di dada anggota IPNU-IPPNU terhadap Jember. 

“Mencintai Indonesia dengan diawali mencintai Jember, daerah kita sendiri,” jelasnya.

Bentuk kecintaan itu, lanjut Andre, bisa diwujudkan dengan berbagai cara dan karya. Salah satunya adalah mencintai produk-produk Jember. 

“Itulah sebabnya, selama rangkaian tasyakuran ini, kami tampilkan pameran produk Jember,” ucapnya.

Selain KH Muhyiddin, hadir juga dalam kesempatan itu antara lain anggota FKB DPRD Jatim. M Thoriqul Haq, Ketua Fatayat NU Jember, Muqni’ah, para ketua IPNU-IPPNU se-tapal kuda, pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jember dan sekitar 350 hadirin.

 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Aryudi A. Razak

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Internasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 10 September 2017

Pengusaha: Struktur Skala Upah Harus Mampu Memicu Produktivitas Kerja

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional, Bob Azzam, menyambut baik peyelenggaraan Konsolidasi Dewan Pengupahan Nasional Se-Indonesia yang mengusung tema Sistem Pengupahan Ideal yang Mampu Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Mendorong Daya Saing.

Menurut Bob, kegiatan yang diselenggarakan selama empat hari ini (11-14 Oktober 2017) menjadi momentum yang pas untuk membicarakan isu pengupahan dan technology distruption yaitu perkembangan teknologi yang mengarah pada terciptanya pekerjaan baru dan menghilangkan jenis pekerjaan lama.  

Pengusaha: Struktur Skala Upah Harus Mampu Memicu Produktivitas Kerja (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengusaha: Struktur Skala Upah Harus Mampu Memicu Produktivitas Kerja (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengusaha: Struktur Skala Upah Harus Mampu Memicu Produktivitas Kerja

"Tema ini bagus sekali. Apalagi saat ini kita sedang menghadapi isu technology distruption. Tantangan ketenagakerjaan ke depan sangat berat. Kita menghadapi perubahan-perubahan teknologi yang kita belum tahu sebelumnya," kata Bob.

Ditambahkan Bob, sistem pengupahan yang ideal adalah bukan hanya mampu menciptakan keadilan bagi pengusaha dan pekerja namun juga bisa mengantisipasi perubahan jaman. 

Sang Pencerah Muslim

"Jadi kita di sini ditantang memformulasikan sistem pengupahan yang bukan hanya berkeadilan antara perusahaan dengan serikat pekerja tapi juga yang bisa menghadapi tantangan ke depan," tutur Bob.

Struktur skala upah yang baik, lanjut Bob, selain menciptakan keadilan dan mampu mengantisipasi perubahan juga dapat mendorong produktivitas pekerja. 

"Bagaimana merancang sistem upah yang bisa memicu munculnya produktivitas. Struktur dan skala upah yang kita harapkan adalah yang bisa mendorong produktivitas. Dan produktivitas itu muncul jika ada kompetensi pekerja," ujar Bob. 

Saat ini Pemerintah telah memiliki program-program untuk meningkatkan kompetensi pekerja seperti penguatan akses dan mutu pelatihan kerja melalui Balai Latihan Kerja. Lalu ada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Bob mendukung program pemerintah tersebut karena menurutnya sistem dan struktur skala upah bisa berjalan dengan baik bila pekerja memiliki kompetensi. 

Sang Pencerah Muslim

"Jadi jangan sampai skala upah itu hanya menaikan upah tanpa meningkatkan kompetensi. Jadi struktur dan skala upah akan menjadi baik sepanjang kompetensi ini siap," ungkap Bob. 

Sementara itu, terkait pemberlakuan struktur dan skala upah yang akan mulai berlaku pada 23 Oktober 2017, Bob meminta pemerintah jangan terlalu keras terhadap perusahaan yang belum bisa menerapkan aturan tersebut. Pasalnya mayoritas perusahaan di Indonesia masih butuh bimbingan dalam penerapannya. 

"Kita berusaha untuk mempersiapkan diri tapi kita ingin sifatnya pembinaan. Jadi jangan sampai perusahaan yang belum mampu menerapkan struktur dan skala upah langsung diberikan peringatan lalu disanksi. Itu tidak akan membuat kondisi menjadi lebih baik. Malah akan memunculkan perlawanan-perlawanan karena tidak semua perusahaan itu perusahaan besar," kata Bob. 

Bob mengungkapkan, 60% dunia usaha Indonesia ada di sektor informal dan 40% di formal. Dari yang formal, yang well manage itu hanya 20% sedangkan industri besarnya hanya 1%.

"Jadi jangan membayangkan semua perusahaan itu seperti perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan yang kecil dan baru berkembang ini harus dibina. Jadi proses pembimbingan, pelatihan, edukasi itu sangat penting," kata Bob. 

Untuk mendukung penerapan sistem struktur dan skala upah, Bob mengusulkan agar ada suatu badan yang sifatnya mendidik. Baik untuk unsur serikat pekerja maupun unsur perusahaan agar mereka bisa mengaplikasikan manajemen sistem struktur dan skala upah yang maju. 

"Bukan hanya serikat pekerja, di perusahaan juga masih banyak yang belum terampil dalam membangun struktur upah. Jadi butuh pembinaan," tutur Bob. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Kamis, 17 Agustus 2017

Warga NU Bersepeda Keliling Dunia (I)

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Berat badan Hakam Mabruri cuma 45 kg dan tinggi badannya 160 cm. Sementara Rofingatul Islamiah 45 kg dengan tinggi 155 cm. Namun, berat dan tinggi badan bukan patokan besar dan tidaknya nyali. Pasangan suami istri itu bernyali besar. Mereka hendak berkeliling dunia tanpa uang sepeser pun dengan mengendarai sepeda.?

Mereka akan bersepeda melewati beberapa negara, mulai Singapura, Malaysia, Thailand, Neval, India, Yordania, Israel, Mesir, Sudan, Arab Saudi. Di negara terakhir tersebut, Hakam masih berpikir untuk mengunjungi beberapa negara tetangga Arab. Atau langsung pulang kembali ke tanah air. Kepulangan tersebut pun masih belum ditentukan caranya apakah kembali dengan sepeda atau naik pesawat.?

Hakam dan istrinya telah bersepeda dari kampung halamannya, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu 17 Desember 2016. Sampai di Jakarta pada Selasa 10 Januari 2017. Selama beberapa bulan misinya terhenti karena mengurusi visa dan bekal selama di perjalanan.?

Warga NU Bersepeda Keliling Dunia (I) (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU Bersepeda Keliling Dunia (I) (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU Bersepeda Keliling Dunia (I)

Setelah itu selesai, pada 21 Maret 2017, pasangan tersebut berangkat kembali. Mereka dilepas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dari kantor PBNU, Jakarta. Kiai Said mendoakan pasangan Gerakan Pemuda Ansor dan Fatayat NU asal Malang, Jawa Timur itu. Perjalanan kali ini mereka menumpangi kapal laut menjelajahi daerah-daerah di Sumatera untuk selanjutnya bersepeda ke negara tetangga sesuai rute yang telah disusun.

Selepas mghrib kedua pasangan itu kemudian bertolak ke Tanjung Priok. “Malam itu juga kami membeli tiket kapal laut KM Salvia yang dibantu oleh teman-teman Fedtruk, Komunitas Sepeda Federal Tanjung Priok. Suasana hujan mengiringi kami dari basecamp Fedtruk,” kata Hakam yang saat ini sedang berada di Bangka Belitung.?

Sang Pencerah Muslim

“Jam 12 tertulis di tiket, tapi pada prakteknya, kami harus ngantre sampai menjelang pagi. Kisaran jam 2:30 WIB, kami baru masuk dan kapal pun berangkat jam 05:50 Wib. Perjalanan dalam via kapal kita lakukan selama kurang lebih 21 jam. Menjelang subuh tanggal 23 Maret kapal kami sandar di Pangkal Balam. Setelah kami turun kami pun langsung mencari masjid terdekat dan melakukan solat subuh sebelum mengatur rute awal kami selama di pulau bangka,” katanya.?

Kemudian pukul 07:30 WIB kami mencari sarapan sekadar mengganjal perut sambil mengontak teman-teman dari komunitas sepeda di Pangkal Pinang. Akhirnya, setelah kontak per telepon, kami pun ditawari mampir di toko teman itu. Kami pun akhirnya mampir di toko sepeda itu. Tapi karena brand merk sepeda kami besebrangan, mereka tidak bisa membantu kami lebih. Kami pun menyadari semua itu. Akhirnya kami lanjutkan perjalanan ke arah Koba, Kabupaten Bangka Tengah.?

Siang hari, kami mampir di sebuah wrung untuk makan siang. Kami pun mulai sosialisai pada pengunjung warung, kami dari pulau Jawa untuk mengemban misi menyebarkan perdamaian antarumat beragama. Ternyata di pulau Bangka ini mereka menceritakan sangat toleran dalam beragama, pembauran sangat kental antaretnis dan mereka pun sangat menyambut gembira mendengar pihak PBNU mau memberangkatkan kami. Di setiap kami istirahat, kami selalu mengobrol dengan penduduk lokal yang sangat menjunjung tinggi asas ke kebhinekaan. Bersambung…(Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kajian, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Senin, 29 Mei 2017

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan tablig akbar dan pengajian Al-Quran. Acara ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai keislman khususnya Aswaja di masjid UIN Suka, Kamis (20/2).

Di laboratorium UIN Sunan Kalijaga, Jum’at (21/2) dini hari, Ketua panitia Badruttamam mengatakan, acara keagamaan ini digelar dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)
Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar

Ketua Pimpinan Komisariat UIN Suka Arya Putra juga menambahkan bahwa acara seperti ini merupakan agenda yang jarang sekali dilaksanakan oleh mahasiswa.

Sang Pencerah Muslim

“Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan upaya menggali semangat yang ada dalam diri nabi. Kita sebagai mahasiswa patut meniru dan mampu memberikan perubahan,” tandas Arya Putra.

Sang Pencerah Muslim

Menurut penceramah Katib Aam PBNU KH Malik Madani, kegiatan maulid yang diadakan PMII merupakan tradisi NU. “Walaupun tiada kaitan struktural antara NU dan PMII, tradisi ini banyak manfaatnya di antara sahabat, senior, dan yunior,” pungkas Kiai Malik. (Nur Sholikhin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Kajian, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 13 Mei 2017

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat

Ulama dan guru tarekat yang ‘alim dan wara’ di Banten. Nama lengkapnya adalah KH. Muhammad Dimyati bin Muhammad Amin al-Banteni yang biasa dipanggil dengan Abuya Dimyati, atau oleh kalangan santri Jawa akrab dipanggil “Mbah Dim”.?

Lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj. Ruqayah. Sejak kecil Abuya Dimyati sudah menampakan kecerdasan dan keshalihannya. Ia belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya, menjelajah tanah Jawa hingga ke pulau Lombok demi memenuhi pundi-pundi keilmuannya.

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat (Sumber Gambar : Nu Online)
Abuya Dimyati, Keramat dari Barat (Sumber Gambar : Nu Online)

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat

Kepopuleran Mbah Dim setara dengan Abuya Busthomi (Cisantri) dan kiai Munfasir (Cihomas). Mbah Dim adalah tokoh yang senantiasa menjadi pusat perhatian, yang justru ketika dia lebih ingin “menyedikitkan” bergaul dengan makhluk demi mengisi sebagian besar waktunya dengan ngaji dan ber-tawajjuh ke hadratillah.

Sang Pencerah Muslim

Sebagai misal, siapakah yang tidak kecil nyalinya, ketika begitu para santri keluar dari shalat jama’ah shubuh, ternyata di luar telah menanti dan berdesak-desakan para tamu (sepanjang 100 meter lebih) yang ingin bertemu Mbah Dim. Hal ini terjadi hampir setiap hari.

Para peziarah Walisanga yang tour keliling Jawa, semisal para peziarah dari Malang, Jember, ataupun Madura, merasa seakan belum lengkap jika belum mengunjungi ulama Cidahu ini, untuk sekadar melihat wajah Mbah Dim; untuk sekadar ber-mushafahah (bersalaman), atau meminta air dan berkah doa.

Sang Pencerah Muslim

Mbah Dim menekankan pada pentingnya ngaji dan belajar, yang itu sering disampaikan dan diingatkan Mbah Dim kepada para santri dan kiai adalah jangan sampai ngaji ditinggalkan karena kesibukan lain ataupun karena umur. Sebab, ngaji tidak dibatasi umur. Sampai-sampai, kata Mbah Dim, thariqah aing mah ngaji!, yang artinya ngaji dan belajar adalah thariqahku.

Bahkan kepada putera-puterinya (termasuk juga kepada santri-santrinya) Mbah Dim menekankan arti penting jama’ah dan ngaji sehingga seakan-akan mencapai derajat wajib. Artinya, tidak boleh ditawar bagi santri, apalagi putera-puterinya.

Mbah Dim tidak akan memulai shalat dan ngaji, kecuali putera-puterinya—yang seluruhnya adalah seorang hafidz (hafal Al-Qur’an) itu sudah berada rapi, berjajar di barisan (shaf) shalat. Jika belum dating, maka kentongan sebagai isyarat waktu shalat pun dipukul lagi bertalu-talu. Sampai semua hadir, dan shalat jama’ah pun dimulai.

Mbah Dim merintis pesantren di desa Cidahu Pandeglang sekitar tahun 1965, dan telah banyak melahirkan ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yang sekarang memimpin Majelis Nurul Musthofa di Jakarta. Dalam bidang tasawuf, Mbah Dim menganut tarekat Qodiriyyah-Naqsabandiyyah dari Syeikh Abdul Halim Kalahan. Tetapi praktik suluk dan tarekat, kepada jama’ah-jama’ah Mbah Dim hanya mengajarkan Thariqah Syadziliyah dari syekh Dalhar.

Itu sebabnya, dalam perilaku sehari-hari ia tampak tawadhu’, zuhud dan ikhlas.?

Banyak dari beberapa pihak maupun wartawan yang coba untuk mempublikasikan kegiatannya di pesantren selalu di tolak dengan halus oleh Mbah Dim, begitu pun ketika ia diberi sumbangan oleh para pejabat selalu ditolak dan dikembalikan sumbangan tersebut. Hal ini pernah menimpa Mbak Tutut (Anak Mantan presiden Soeharto) yang member sumbangan sebesar 1 milyar, tetapi oleh Mbah Dim dikembalikan.

Tanggal 3 Oktober 2003 tepat hari Jum’at dini hari Mbah Dim dipanggil oleh Allah SWT ke haribaan-Nya. Banten telah kehilangan sosok ulama kharismatik dan tawadhu’ yang menjadi tumpuan berbagai kalangan masyarakat untuk dimintai nasihat.?

Bukan hanya masyarakat Banten, tapi juga umat Islam pada umumnya merasa kehilangan. Ia di makamkan tidak jauh dari rumahnya di Cidahu Pandeglang, dan hingga kini makamnya selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah di Tanah Air. (Ensiklopedi NU)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Olahraga, Amalan Sang Pencerah Muslim

Senin, 10 April 2017

Dangkal Bahas Agama, PMII UI Gelar Mapaba

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Indonesia, Depok tidak puas dengan organisasi keagamaan yang membahas Islam secara dangkal. Mereka selanjutkan menggelar Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) di Megamendung, Bogor, Jumat-Ahad (22-24/11).

Dangkal Bahas Agama, PMII UI Gelar Mapaba (Sumber Gambar : Nu Online)
Dangkal Bahas Agama, PMII UI Gelar Mapaba (Sumber Gambar : Nu Online)

Dangkal Bahas Agama, PMII UI Gelar Mapaba

Selain dangkal, organisasi keagamaan di kampus UI cenderung mengulang-ulang pembahasan seperti keterangan pers rilis yang dikirim Sekretaris II PMII UI Maulana Ghozali.

Pembahasan mereka kerap bertentangan dengan ritual keagamaan di desa-desa. Hal ini dapat dibuktikan dengan jarangnya tahlilan, yasinan, maulidan, dan peringatan-peringatan hari besar Islam di mushola fakultas atau di masjid UI.

Sang Pencerah Muslim

Keterlibatan peserta Mapaba UI lebih didorong atas kesadaran akan kurangnya pendidikan agama di kampus umum khususnya kampus negeri. Pelajaran agama hanya diberikan sebanyak dua SKS selama 4 tahun.

Sang Pencerah Muslim

Sedikitnya 26 mahasiswa dari pelbagai fakultas di UI menjadi peserta Mapaba PMII UI. Terhitung sejak 1990-an yang sempat vakum, PMII UI sudah menggelar 18 kali Mapaba. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Tegal Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 21 Januari 2017

Semarakan Sumpah Pemuda, PPM Aswaja Buka Kontes Blog

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka menyeramakkan peringatan Sumpah Pemuda, Persaudaraan Profesional Muslim (PPM) Aswaja menggelar konteks blog berupa tulisan pendek dan video singkat yang diperuntukkan bagi kalangan remaja dan pemuda. Kontes blog kali ini mengambil tema “Rasa Syukur Hidup Nikmat di Nusantara dari Perspektif Remaja dan Pemuda”.



Semarakan Sumpah Pemuda, PPM Aswaja Buka Kontes Blog (Sumber Gambar : Nu Online)
Semarakan Sumpah Pemuda, PPM Aswaja Buka Kontes Blog (Sumber Gambar : Nu Online)

Semarakan Sumpah Pemuda, PPM Aswaja Buka Kontes Blog

Ketua PPM Aswaja Hari Usmayadi menjelaskan, kontes blog kali ini ditujukan untuk membangkitkan optimisme kaum muda atas kenikmatan hidup di bumi Nusantara. Berbeda dengan berbagai negara di Jazirah Arab yang sedang dilanda konflik, umat Islam di Indonesia bisa berdamai dan hidup berdampingan dengan berbagai ras, suku dan agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara.

“Kita tidak bisa mungkir, kenikmatan hidup di Nusantara yang kita rasakan hari ini berasal dari sumbangsih para pendiri bangsa. Termasuk para ulama nusantara yang konsisten menjaga fondasi kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutur pria yang akrab disapa Cak Usma ini.

Karena itu, lanjut dia, PPM Aswaja ingin mendorong generasi muda Indonesia memiliki niat, optimisme, tekad kuat, dan aktivitas yang berkontribusi positif bagi kemajuan Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

“Berbekal warisan semangat leluhur dan para pendiri bangsa, kontes blog ini diharapkan dapat melahirkan optimisme bangsa Indonesia sehingga dapat maju dan berkembang menjadi mercusuar dunia yang relijius dan tidak terkotak-kotak oleh konflik sektarian dan agama”, ungkap pria kelahiran Semarang ini.

Kontes blog ini terbuka untuk umum dan digelar mulai 28 Oktober 2015 hingga 28 Januari 2016. Peserta mengirimkan karya dalam bentuk tulisan pendek maksimal 1.000 kata dan video singkat maksimum 3 menit. Untuk mendapatkan informasi lengkap, peminat dapat mendaftarkan diri secara gratis dengan mengunjungi laman www.kontesblogmuslim.com.

Sang Pencerah Muslim

“Panitia menyediakan hadiah total Rp 10 juta untuk tiga karya terbaik dan karya favorit. Juga sepuluh hadiah hiburan bagi karya terpilih lainnya, biasanya kami akan menambahkan besaran hadiah di tengah kompetisi untuk memberikan reward lebih kepada peserta,” lanjutnya.

Adapun jadwal Kontes Blog yang digelar keempat kalinya ini adalah sebagai berikut:

28 Oktober 2015-28 Januari 2016? : ?Pengiriman dan Seleksi Awal Materi Blog

1-15 Februari 2016 ? ? ? ? ?: ?Penilaian Tahap ke-1 untuk Menyaring 30 Besar

16-28 Februari 2016 ? ? ? ? ?: ?Penilaian Tahap ke-2 untuk Menyaring 10 Besar

1-15 Maret 2016 ? ? ? ? ? ? ?: ?Penilaian Final

16-31 Maret 2016 ? ? ? ? ? ? : ?Pengumuman Pemenang

1-15 April 2016 ? ? ? ? ? ? ?: ?Penyerahan Hadiah

Lomba? Kontes blog muslim ke-4 kali ini didukung oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat, MUI, dan PBNU. Info selengkapnya dapat menghubungi: ppm.aswaja@gmail.com atau www.ppmaswaja.org

(Red. Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Makam, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Rabu, 11 Januari 2017

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang menggelar Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) bagi seluruh pengurus sejak Sabtu (26/9) hingga Ahad (27/9). PKD wajib diikuti seluruh pengurus harian dan ketua Pimpinan Anak Cabang se-Jombang, Jawa Timur.

Ketua PC GP Ansor Jombang Zulfikar D Ihwanto mengatakan, pada kepemipinanannya kali ini, pihaknya memang mewajibkan seluruh pengurus untuk mengikuti PKD. Hal ini agar pengurus memahami gerakan dan perjuangan Ansor.

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Jombang Wajibkan Pengurus Lulus PKD

"PKD wajib diikuti seluruh pengurus harian dan koordinator lembaga di Cabang mereka harus lulus pengkaderan semua. Termasuk wajib juga bagi ketua PAC. Kalau tidak lulus maka tidak bisa menjabat sebagai ketua," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Pelaksanaan PKD, lanjut Zulfikar, digelar di Kota Batu Malang, selama dua hari dengan harapan peserta bisa lebih serius dan kosnsentrasi mengikuti seluruh proses pengkaderan. "Dengan dilaksanakan di luar daerah peserta tidak pulang, dan lebih fokus mengikuti pelatihan. Apalagi sebagai instruktur atau fasilitator pelatihan dihendel langsung oleh Pimpinan Wilayah Jawa Timur,” imbuhnya..

Sementara itu, Ketua Panitia PKD, Zakky Abdusshomad mengatakan, peserta PKD diikuti sebanyak 63 peserta yang terdiri dari pengurus Cabang dan Ketua Pimpinan Anak Cabang se Jombang. "Alhamdulillah dari target 80 orang peserta, hampir seluruh Pengurus Harian Cabang dan Koordinator lembaga menjadi hadir menjadi peserta," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Dengan PKD ini, dikatakannya, diharapkan seluruh pengurus baik di tingkat Cabang dan PAC bisa memahami alur gerakan perjuangan badan otonom tertua NU dalam menjalankan roda organisasi. "Di samping mendapatkan materi ke-Aswaja-an dan wawasan kebangsaan, peserta juga dibekali kepemimpinan dan juga kewirausahaan berbasis potensi daerah," Somad menambahkan.

Tampak hadir sebagai tim dari PW GP Ansor Jawa Timur, Andree Dewanto Ahmad, Ahmad Zainul, Sholahul Am Notobuwono, Aminuddin, dr Umar yang mengawal selama digelarnya PKD pertama. "Kita harapkan sebagai tindak lanjut, setelah PKD ini, seluruh PAC di Jombang sebanyak 21 menggelar PKD," pungkas Zulfikar menutup kegiatan. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Uang Kampanye

Desa Patemon bergejolak. Desa yang terkenal adem ayem dan religius itu mendadak geger. Usut punya usut ternyata penyebabnya adalah perihal pemasangan poster gambar salah satu caleg yang terpampang di depan masjid. Diiringi pula bendera partai yang mengusung dia terpasang di sepanjang pagar masjid.

Warga yang hilir mudik sehabis shalat shubuh di masjid mulai rasan-rasan membincangkan pemasangan poster caleg.

Uang Kampanye (Sumber Gambar : Nu Online)
Uang Kampanye (Sumber Gambar : Nu Online)

Uang Kampanye

“Wah, masjid kita telah disusupi partai,” ujar salah seorang warga.    

“Iya itu... masak masjid yang seharusnya harus jadi tempat ibadah malah dijadikan tempat kampanye,” timpal yang lain.

Sang Pencerah Muslim

Perbincangan seputar poster caleg semakin berkembang. Mereka bergerombol di warung seberang jalan masjid itu.

“Semalem ada mobil sedan dan mobil pick up yang parkir di dalam masjid,” ujar Mbok Nah, si pemilik warung.

Sang Pencerah Muslim

Sambil melayani pembeli, Mbok Nah melanjutkan ceritanya.

“Sekitar jam sebelasan mereka keluar dari masjid. Mungkin sedang ada rapat. Pagi-paginya sudah kepasang gambar itu,” lanjut Mbok Nah sambil menunjuk poster caleg itu.

“Wah, nggak  beres ini,” sahut orang-orang yang mendengar cerita Mbok Nah.

Perbincangan pagi tentang poster caleg di warung Mbok Nah berkembang menjadi desas-desus yang terus bergulir di masyarakat Patemon. Dari mulut ke mulut berita itu menyebar dengan beragam isu yang semakin menarik, bombastis, dan simpang siur.

Dari beragam isu yang yang berkembang di tengah masyarakat, isu tentang pemberian bantuan yang menjadi topik utama.

“Yu, jarene masjid entok seket juta?” ujar Painem yang sedang mencuci baju di kali.

“Jare sopo awakmu, Nem?” jawab teman nyuci Painem yang berbunyi pertanyaan.

“Wong-wong iku, Yu.”

“Sak endi ake’e duwik sak mono iku yow?”  sahutnya dengan nada heran dan wajah melongo membayangkan seberapa banyaknya uang lima puluh juta.

Lain ibu-ibu lain pula bapak-bapak.

“Eroh nggak awakmu Sur?” teriak Parman dari atas pohon kelapa kepada Suryanto yang juga sedang nderes.

“Opo, Cak?”

“Masjid disogok seratus juta oleh salah satu caleg.”

“Oh.. tahu saya, Kang. Bahkan saya dengar nanti orang-orang sehabis shalat isya mau ngelurug  ke ketua ta’mir di masjid.”

“Wah rame berarti ntar malem, Sur?”

“Iya. Jangan sampai tidak hadir.”

***

Tidak seperti biasanya. Jamaah shalat isya di masjid malam itu nampak penuh. Yang biasanya hanya sak lonjor sebelah depan saja makmum yang jama’ah untuk malam itu sampai meluber ke belakang. Bahkan setelah shalat isya selesai semakin ramai warga yang berkunjung. Laki-laki perempuan, tua muda, semua tumplek blek  di pelataran masjid.

“Seperti ada pengajian maulid Nabi yang mubalignya dari luar kota saja,” komentar salah satu warga.

Setelah selesai shalat sunnah ba’da isya, sang imam yang juga ketua takmir masjid desa Patemon di kerubung oleh para jamaah. Sebelumnya Pak Haji Dul Hamid, si ketua takmir, kebingungan melihat jamaah yang begitu banyak, namun setelah dijelaskan oleh salah satu pengurus takmir yang lain akhirnya paham.

“Memang benar masjid mendapat bantuan sebesar lima puluh juta dari caleg yang posternya terpampang di depan masjid,” terang Haji Dul Hamid lansung pada pokok permasalahan.

“Huuu...” teriak para hadirin.

“Kenapa terus? Kan ini demi kebaikan masjid.”

“Begini Pak Haji. Sebelumnya saya mohon maaf. Bukankah hal demikian termasuk risywah alias suap menyuap,” ujar Durrahman, seorang ustad muda lulusan salah satu pondok terkemuka di Jawa Timur.

“Jangan berpikir terlalu jauh!” ujar Pak Haji.

“Jika boleh diumpamakan hal ini seperti penyu. Daging penyu itu haram karena hidup di dua alam, tapi telurnya halal kan?”

Hadirin mengangguk.

“Begitu pula politik. Memang mekanisme perpolitikan saat ini syubhat. Rentan dengan tindak korupsi, tapi uang yang diberikan oleh orang-orang partai kan belum tentu haram, iya kan? Persis kayak telur penyu tadi,” pungkas Pak Haji.

“Itu qiyas akal-akalannya Pak Haji,” tandas ustad muda tadi.

“Apa-apa yang diberikan dengan disertai sarat yang mengikuti selanjutnya dengan tujuan untuk menguasai salah satu pihak itu namanya  suap. Barangsiapa yang menyuap maupun yang disuap sama-sama akan masukkan neraka,” lanjutnya dengan menyitir salah satu hadist Nabi.

Suasan hening beberapa detik kemudian riuh kembali. Hadirin yang datang ke masjid terbelah dua, ada yang mendukung Pak Haji ada pula yang mendukung Ustad Muda.

“Nggak usah naif toh kita juga bayar pajak. Jadi kita berhak untuk mendapat kembali uang yang telah dikorup oleh para politikus-politikus itu,” ujar pendukung Pak Haji.

“Biarkan mereka saja yang masuk neraka, kita tidak usah ikut-ikutan masuk neraka,” sahut pendukung Ustad muda.

“Apa gunanya masjid mewah dan besar jika tidak semakin makmur, tapi malah tambah sepi karena dibangun dari uang yang tidak jelas halal haramnya,” lanjutnya.

Debat kusir semakin seru antar dua kelompok. Pendukung Pak Haji tetap bersikukuh dengan pragmatisme kontekstual, sedangkan kelompok ustad muda juga tetap berpegang teguh dengan pemahaman  keagamaannya yang idealis formalistis.

Tiba-tiba seorang pemuda bangkit lalu mencoba menenangkan massa untuk memberikan kesempatan pada dirinya sendiri  menagar dapat mengemukakan pendapat.

“Maaf sebelumnya, setelah saya membaca dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menjelaskan bahwa pemberian sesuatu oleh seorang atasan tidak pasti disebut dengan suap. Ada kriteria-kriteria tertentu yang menyebabkan demikian,” jelasnya.

“Apa itu?”

“Lebih lanjut Imam Ghazali menjelaskan jika pemberian tersebut dengan disertai harapan yang sifatnya tidak mengikat maka itu diperbolehkan, tetapi bagi  si penerima hukumnya adalah makruh syadidah.”  jawabnya.

“Berarti tidak haram dong?” tanya yang lain.

“Benar. Tapi itu bisa haram apabila ada ikatan perjanjian untuk memperoleh sesuatu. Maka hukumnya sama dengan risywah dan haram.”

“Berarti jika bantuan itu hanya bersifat sumbangan dan ada kampanye untuk mengimbau memilih salah satu calon maka hukumnya hanya makruh, tapi jika disertai dengan kontrak politik tertentu maka hukumnya haram, begitu?” tanya yang lain.

“Tepat. Sekarang tanyakan saja sama Pak Haji, apakah bantuan itu bersifat sumbangan saja ataukah ada kontrak politik untuk pemenangan salah satu calon?” tanya si Pemuda.

Pak Haji yang sejak tadi menyimak dengan seksama apa yang dikatakan oleh si pemuda tetap duduk tenang . Sebelum Pak Haji menjawab tiba-tiba hujan deras mengguyur lebat. Warga yang tadi banyak di luar berduyun-duyun masuk ke masjid untuk berteduh. Sayang yang di dalam masjid pun sibuk pula mencari tempat untuk berteduh karena banyak atap masjid yang bocor.

“Ehm..Ehm..Ehm..” Pak Haji berdehem tiga kali sebagai tanda menenangkan hiruk pikuk hadirin.

“Masjid kita sudah tua, banyak genteng yang sudah bocor dan tembok-temboknya telah banyak yang rontok. Tapi dengan kondisi perekonomian kita saat ini, sulit sekali rasanya untuk merenovasi hanya dengan mengandalkan iuran dari kita sendiri. Oleh karena itu, maka apalah salahnya jika kita menerima sumbangan parti politik untuk membangun masjid yang kita cintai ini,” terang Pak Haji diplomatis.

Warga terdiam mendengar curahan hati Pak Haji. Ketika urusan ekonomi dikedepankan tak ada lagi keteguhan prinsip. Seakan semua bertekuk lutut kepada uang. Argumentasi-argumentasi keagamaan harus berhenti jika dibenturkan dengan realita sosial-ekonomi.

Lambat laun seiring redanya hujan para pengujung sidang klarifikasi pemasangan poster caleg di depan masjid bubar satu persatu. Masjid pun menjadi sepi, hanya terdengar rintihan entah dari siapa asalnya, “Astagfirullahal adzim”

AYUNG NOTONEGORO, santri Pondok Pesantren Al-Anwari  Kertosri Banyuwangi, Jawa Timur. Aktif di Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kecamatan Banyuwangi Kota.?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga Sang Pencerah Muslim

Kamis, 29 Desember 2016

Akhmad Muqowam Terpilih Sebagai Ketua Baru IKA-PMII

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Rapat Pleno Gabungan Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII), Rabu (18/3), menetapkan Achmad Muqowam sebagai Ketua Umum IKA-PMII yang baru menggantikan Arif Mudatsir Mandan yang meninggal dunia akhir tahun lalu.

Akhmad Muqowam Terpilih Sebagai Ketua Baru IKA-PMII (Sumber Gambar : Nu Online)
Akhmad Muqowam Terpilih Sebagai Ketua Baru IKA-PMII (Sumber Gambar : Nu Online)

Akhmad Muqowam Terpilih Sebagai Ketua Baru IKA-PMII

Rapat Pleno Gabungan diselenggarakan di Hotel Bidakara Jakarta, dihadiri oleh Dewan Pertimbangan dan Pengurus Harian. Dewan pertimbangan yang hadir antara lain H Ahmad Bagja dan KH Masyhuri Malik. Rapat dipimpin oleh Sekjen IKA-PMII Hanif Dhakhiri.

Sebelumnya ditetapkan bahwa Ketua IKA-PMII Arif Mudatsir Mandan berhalangan tetap dan menurut ketentuan harus diganti. Dalam sesi pencalonan ditetapkan dua calon yang juga wakil ketua umum IKA-PMII yakni Akhmad Muqowam dan Andi Jamaro Dulung.

Muwowam terpilih melalui votting mengungguli Andi Jamaro Dulung. Dalam sesi pemilihan Muqowam mendapatkan 22 suara sementara Andi Jamaro 7 Suara. Hanif Dakhiri tetap sebagai Sekjen IKA-PMII.

Sang Pencerah Muslim

Akhmad Muqowam adalah kader NU tulen. Ia pernah menjadi sekretaris Pengurus Cabang PMII (1984-1986), Wakil Sekretaris PW IPNU Jawa Tengah (1984-1987), PW GP Ansor (1987-1990), dan PP GP Ansor (1990-1993). Ia juga pernah beberapa periode menjabat anggota DPR RI dan sekarang menjabat anggota DPD RI.

Sang Pencerah Muslim

Rapat yang dihadiri Ketua Umum PMII Aminuddin Ma’ruf dan Tim Kaderisasi PBNU juga membahas ikhwal kembalinya PMII menjadi salah satu badan otonom NU. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul, Olahraga, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 11 Juli 2016

Jaringan Santri Tidak Terhenti Saat Lulus

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Para ulama dalan penerus estafet perjuangan pana nabi dan santri adalah penerus estafet pejuangan para ulama. Hubungan para ulama dengan santri-santrinya tidak terhenti ketika para santri lulus dan melanjutkan jenjang kehidupan selanjutnya.?

Jaringan Santri Tidak Terhenti Saat Lulus (Sumber Gambar : Nu Online)
Jaringan Santri Tidak Terhenti Saat Lulus (Sumber Gambar : Nu Online)

Jaringan Santri Tidak Terhenti Saat Lulus

Para santri dapat terus berkomunikasi dengan guru-gurunya meskipun mereka telah menempuh jenjang pendidikan selanjutnya atau terlibat dalam proses kehidupan berikutnya. Para santri yang sudah menetap di tempat-tempat baru tetap merupakan perpanjangan tangan dari lembaga madrasah atau pesantren awalnya saat remaja.

Demikian dinyatakan ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus KH Em. Nadjib Hassan saat memberikan wejangan kepada ratusan alumni Madrasah Qudsiyyah se-Jabodetabek dan sekitarnya dalam acara Roadshow Satu Abad Qudsiyyah, Ahad (22/5). Menurut Nadjib, para santri tidak boleh lepas dari dua tanggung jawab sekaligus, yakni kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya dan lembaga pendidikan asalnya.?

“Ilmu yang diperoleh para santri selama belajar di madrasah adalah bekal untuk mengabdi di masyarakat. Bekal ini bukan modal yang terputus, setiap saat santri dapat datang ke madrasahnya dan bertemu dengan para gurunya untuk men-charge ulang ilmunya atau sharing pengalaman dengan para guru dan adik-adik angkatannya,” tutur Nadjib yang juga Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.

Dalam kaitan dengan sanad keilmuan, menurut Nadjib para santri harus yakin bahwa ilmu yang mereka dapatkan di madrasah dan mereka sebarkan kepada masyarakat adalah ilmu-ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ilmu yang mereka dapatkan bersumber dari para ulama dengan reputasi dan kredibilatas yang tersambung hingga Nabi Muhammad SAW.

Sang Pencerah Muslim

“Walisongo mendidik generasi ulama yang menjunjung tinggi kebenaran ilmiah. Para santri ? yang sudah menjadi ulama terus saling bersilaturrahim bukan sekedar untuk berbasa-basi semata, lebih dari itu mereka saling berguru dan mentashih ilmunya. Ada ulama yang ahli tafsir bersedia berguru tentang ilmu arudh kepada ulama lain yang dulunya adalah muridnya,” papar Nadjib yang juga Alumni UIN Yogyakarta ini mencontohkan.?

Sang Pencerah Muslim

Dengan demikian, lanjut Nadjib, jaringan keilmuan para ulama di Nusantara ini saling bersambung dan terus berkembang melalui transfer pengetahuan dan sharing pengalaman. Sehingga jaringan ulama-santri ini mewujud ? dan terus berkembang menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan tatanan masyarakat Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia.

Madrasah Qudsiyah Menara Kudus menggelar roadshow peringatan Satu Abad Qudsiyyah di enam propinsi pulau Jawa selama tiga bulan. Kegiatan ini diselenggarakan dan diikuti oleh para alumni Madrasah Qudsiyyah yang sekarang berbadan hukum Yayasan pendidikan Islam Qudsiyyah di setiap lokasinya. Akhir pekan ini, roadshow diselenggarakan di Jabodetabek dan sekitarnya dengan dihadiri oleh para guru dan pengurus Yayasan seperti KH Em. Nadjib Hassan, KH Halim Mahfudh Asnawi, KH Fatkhurrahman BA dan KH Ihsan dan M. Rikza Chamami dari perwakilan alumni Qudsiyyah Semarang. (Syaifullah Amin)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Olahraga, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Jumat, 03 Juni 2016

Kiai Said: Kokohkan Islam Moderat untuk Perdamaian

Jambi, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj, menegaskan pentingnya menguatkan nilai-nilai Islam moderat di Indonesia. Pesan ini ditegaskan Kiai Said pada agenda pengajian Haul 3 Kiai Jambi (Syaikh Majid al-Jambi, Kiai Ibrahim Majid, dan Kiai Qadir Ibrahim) di Pesantren Asad di Jambi, Rabu (29/11/2017).

Kiai Said: Kokohkan Islam Moderat untuk Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Kokohkan Islam Moderat untuk Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Kokohkan Islam Moderat untuk Perdamaian

Hadir dalam agenda ini, Pengasuh Pesantren Asad KH Najmi Qadir,  Ketua Umum Pagar Nusa M. Nabil Haroen, Wasekjen PBNU H Suwadi D. Pranoto, Bendahara Pagar Nusa, Indrawan Husairi, Ketua NU Care-LAZISNU Syamsul Huda, Gubernur Jambi Zumi Zola, serta sesepuh NU dan pesantren di Jambi.

Dalam ceramahnya, Kiai Said menegaskan pentingnya menyebarkan nilai-nilai Islam Nusantara di ranah internasional dan media sosial. "Islam Nusantara bukan aliran, bukan agama baru, tapi khashaish, mumayyizaat, tipologi. Ini yang harus dipahami secara mendalam," jelas Kiai Said.  

Dalam pandangan Kiai Said, penting untuk merawat budaya sebagai pondasi dakwah keislaman. "Islam Nusantara itu Islam yang dibangun dari sendi-sendi budaya. Budaya negeri ini, bukan budaya Arab, tapi budaya Nusantara," terang Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

"Saya di Arab tiga belas tahun, pulang membawa empat anak. Tapi yang saya bawa pulang itu ilmu, bukan simbol-simbol budaya. Demikian pula Prof Quraish Shihab, Prof Aqil Munawar, dan Kiai Mustofa Bisri. Semuanya bawa ilmu, tidak ada yang mengimpor budaya Arab ke negeri ini," ungkapnya.

Kiai Said berpesan agar warga muslim negeri ini mencintai tanah air. "Mari kita cintai negeri ini. Mari kita kuatkan Islam dan nasionalisme kita. Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk mengusir orang-orang yang bikin gaduh, bikin rusuh di Madinah," jelasnya.

Lebih lanjut, Kiai Said mendorong pemimpin daerah tegas terhadap pelaku kerusahan, kelompok teroris. "Untuk sekarang, para pemimpin daerah, silakan usir para pengusik dan perusuh bangsa. Usir ideologinya, kalau orangnya silakan masuk NU, silakan masuk Muhammadiyah, masuk Persis, dan ormas Islam moderat lainnya," tegas Kiai Said. 

KH Najmi, pengasuh pesantren Asad Jambi, mengungkapkan pentingnya meneladani kiai-kiai untuk masa depan santri. "Syekh Majid al-Jambi, Kiai Ibrahim Majid, dan Kiai Qadir Ibrahim, merupakan teladan bagi pengembangan keilmuan dan akhlak santri," ungkapnya. 

Sang Pencerah Muslim

Pesantren Asad Jambi, didirikan oleh Kiai Majid al-Jambi, yang diteruskan oleh Kiai Ibrahim Majid dan Kiai Qadir Ibrahim. Kiai Majid al-Jambi, merupakan penasihat keagamaan Sultan Thaha, Kasultanan Jambi. Pada masa kolonial, Kiai Majid pernah diutus Sultan Jambi ke Kasultanan Ottoman di Turki, untuk melawan pasukan kolonial di Hindia Belanda. 

Pada kesempatan ini, Ketua Umum Pagar Nusa, M. Nabil Haroen, mengkonsolidasi pasukan inti Pagar Nusa di Jambi. "Kalau kita mau keras, itu harus punya keris, seperti pernyataan Kiai Wahab Chasbullah. Pasukan inti Pagar Nusa untuk mengabdi dan mengawal kiai, mengkampanyekan Islam Nusantara," jelas Nabil. 

Dalam kesempatan ini, Direktur NU Care-LAZISNU,  Syamsul Huda juga menyerahkan bantuan untuk perbaikan infrastrukur pesantren Asad Jambi. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Ahlussunnah, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Selasa, 01 Desember 2015

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi

Metro, Sang Pencerah Muslim. Rais Syuriyah PCNU Kota Metro, Lampung KH Zainal Abidin mengatakan bahwa salah satu hal penting dalam membangun sebuah organisasi khususnya di jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) adalah kebersamaan.

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kebersamaan Modal Penting Membangun Organisasi

Hal ini menurutnya sudah ditegaskan dalam Qanun Asasi NU melalui salah satu ayat Al-Quran Surat Al-Imran ayat 103 yang memerintahkan kepada Ummat Islam untuk bersatu dalam Islam dan tidak bercerai berai.

"Jamaah membawa rahmat. Perbedaan tidak apa apa namun yang berbahaya adalah perpecahan," tegasnya didepan peserta Silaturahmi Daerah (SILATDA) Kader Penggerak NU di Kampus Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIM NU) Metro, Selasa (28/3).

Kiai Zainal, begitu Ia biasa disapa, menjelaskan juga bahwa dalam mewujudkan kebersamaan, seluruh elemen juga perlu berjuang agar organisasi yang dijalankan bersama meraih tujuan bersamanya.

Sang Pencerah Muslim

"Dengan bersama, rahmat akan diturunkan Allah. Ini yang biasanya sulit diwujudkan dalam sebuah organisasi," ingatnya.

Disamping itu menurutnya seluruh elemen jamiyyah harus berkiprah, berkhidmah dan bergerak menurut fungsi masing masing.?

Sang Pencerah Muslim

"Yang bukan kiai jangan bergerak seperti kiai yang dosen bergerak sesuai tugas dosen," tegasnya sembari mencontohkan kekompakan yang dicontohkan anggota tubuh yang mampu bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Dalam menjaga kebersamaan diera saat ini, Kiai Zainal mengingatkan juga untuk secara teliti menyaring informasi khususnya didunia maya agar tidak muncul bibit perpecahan.

"Pintar-pintarlah menyaring berita yang tidak jelas didunia maya khususnya media sosial. Jika belum paham betul, tanyakan kepada yang lebih ngerti," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Olahraga, Hadits, Daerah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock