Tampilkan postingan dengan label Lomba. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lomba. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Agustus 2017

Di NTT Pawai Takbir Libatkan Semua Tokoh Agama

Kupang, Sang Pencerah Muslim



Pawai takbir yang akan dikumandangkan pada Senin malam oleh ? Badan Komunikasi Pemuda Remaja masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Kupang, akan dihadiri seluruh perwakilan lintas agama. Pasalnya, pawai takbir merupakan pesan moral dan mempererat kerukunan umat beragama yang ada di wilayah NTT.

Ketua BKPMRI Kota Kupang, H Sahrun Nurawi, kepada media dalam jumpa pers yang berlangsung pada Ahad (03/07), mengatakan pawai takbir yang diadakan oleh pemuda dan remaja masjid serta OKP Islam Kota Kupang, akan berlangsung secara serentak pada malam terakhir bulan suci Ramadhan.?

Di NTT Pawai Takbir Libatkan Semua Tokoh Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Di NTT Pawai Takbir Libatkan Semua Tokoh Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Di NTT Pawai Takbir Libatkan Semua Tokoh Agama

"Pawai takbir ini merupakan agenda rutinan bagi umat Islam Kota Kupang, dan Kegiatan ini melibatkan semua perwakilan tokoh agama dan tokoh pemuda se-Kota Kupang," katanya.

Kehadiran perwakilan tokoh agama, kata Nurawi, agar mempererat dan terus-menerus untuk memperkokoh toleransi antarsesama agama. Pawai takbir yang melibatkan seluruh perwakilan seluruh masjid se-Kota Kupang dengan tema Kupang Bertakb?r.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, Sekretaris Panitia Pawai Takbir Sokan Taibang, mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk mempererat tali silaturahmi antara satu dengan yang lain. Pawai juga diikuti oleh beberapa unsur pemuda antaranya, PC Ansor Kota Kupang, GMIT Kota Kupang, dan beberapa undangan lainnya serta majelis taalim Kota Kupang, instansi terkait Kota Kupang, dan diikuti 45 remaja masjid Kota Kupang.

Dikatakan Sokan, pawai kali ini akan diikuti sebanyak 1,200 orang dengan rute titik keberangkatan di Mesjid Raya Nurusaadah Kota Kupang, Halte, Pasir panjang, Pulau Indah, Bundaran PU, Asrama Haji, Terminal Oepura, Kuanino dan terakhir kembali ke Masjid Raya Kota Kupang.

Ketua PHBI Kota Kupang Ambo Ana Mbojo, mengatakan pawai akan dibuka oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya dan Walikota Kupang Jonas Salean. Sementara shalat Id akan diadakan 10 titik sesuai dengan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. (Ajhar Jowe/Mukafi Niam)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, IMNU, Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 11 Agustus 2017

Khofifah: Kader Muslimat Jadi Pelopor Keagamaan di Desa-desa

Tasikmalaya, Sang Pencerah Muslim - Ketua Umum Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa meminta kader Muslimat di Tasikmalaya dan di manapun menjadi pelopor keagamaan di daerah. Menjelang Ramadhan ini, seluruh anggota Muslimat wajib memakmurkan masjid dengan kegiatan-kegiatan ibadah.

"Wajib semua pengurus, anggota dan kader meramaikan masjid. Bukan hanya di bulan Ramadan, tapi bulan-bulan lainnya juga. Minimal Ramadan sekarang kader Muslimat tampak mengisi kegiatan di masjid-masjid," kata Khofifah, Ahad (30/4).

Khofifah: Kader Muslimat Jadi Pelopor Keagamaan di Desa-desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah: Kader Muslimat Jadi Pelopor Keagamaan di Desa-desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah: Kader Muslimat Jadi Pelopor Keagamaan di Desa-desa

Menurut Khofifah, kader Muslimat harus eksis di kegiatan masyarakat. Ia meminta pengurus Muslimat untuk menyiapkan generasi karena pundak utama organisasi adalah kaderisasi.

"Siapkan kader-kader paham Al-Quran, sunah, ijma’, dan qiyas sesuai aqidah Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdiyah," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Pada pertemuan ini ia menyerahkan bantuan sosial kepada Muslimat NU Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Khofifah datang ke Tasikmalaya dalam rangka menghadiri undangan Harlah Ke-94 NU dan Harlah Ke-71 Muslimat. Pada pagi hari ia mengunjungi Pesantren Cipasung. Sementara selepas Zhuhur Khofifah bergerak ke Masjid Agung Kota Tasikmalaya.

Di Cipasung, ribuan Muslimat hadir. Tampak istri Bupati Tasikmalaya Hj Lina Ruzhanul Ulum. (Nurjani/Alhafiz K)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Kiai, Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 04 Agustus 2017

Puluhan Kader NU Digembleng Jadi Pejuang Media Aswaja

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Puluhan anak muda dari berbagai organisasi kader NU digembleng dalam pelatihan Kader Dakwah se-kota Semarang bertema “Mendiasporakan Aswaja”. Kegiatan tersebut berlangsung di Balai Latihan Kerja Industri kota Semarang pada Sabtu-Ahad (2-3/2).

Pelatihan berbasis penceramah dan penulisan tahun 2014 tersebut diikuti anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

Puluhan Kader NU Digembleng Jadi Pejuang Media Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Kader NU Digembleng Jadi Pejuang Media Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Kader NU Digembleng Jadi Pejuang Media Aswaja

Kegiatan tersebut mendalami empat materi, yaitu manajemen dakwah dan teknik penulisan artikel, opini, dan kolom. Kedua, strategi dakwah yang humanis dan teknik penulisan esai. Ketiga, materi dakwah dan teknik wawancara serta menulis berita, keempat publik speaking dan editing dan layoter .

Sang Pencerah Muslim

Hadir sebagai pemateri kegiatan tersebut, H. Ahmad Anas (dosen dakwah IAIN Walisongo Semarang juga dai), Dr. Teddy Kholiluddin, H. Umar Abdurrahman, Hasan Hamid (redaktur desk Semarang kota Suara Merdeka) dan Drs. H. Hasyim Asy’ari, Ph. D (dosen Universitas Diponegoro).

Pada materi menulis esai, Hasyim Asy’ari menyatakan, penting adanya tokoh besar untuk diteladani calon penulis. “Siapa yang menginspirasi Anda untuk menulis?” tanya Hasyim, mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jawa Tengah ini.

Sang Pencerah Muslim

Pria yang tulisannya sering menghiasi halaman opini Suara Merdeka tersebut mengaku punya tokoh idola penulis. “Saya punya tokoh inspirasi dalam menulis, yaitu trio Jombang; KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Emha Ainun Najib (Cak Nun), dan Nurcholish Majid (Cak Nur). Tokoh inilah yang membuat pemikiran saya semakin luas,” akunya.

Bila kita memperbanyak membaca, tambah dia, secara tidak langsung akan menghasilkan banyak inspirasi pula. “Nulis itu juga persoalan latihan,” ujar Hasyim mengakhiri materi yang disampaikan.

Ketua pelaksana kegiatan, Abdurrahman, mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan akan memunculkan kader baru dalam bidang media, baik berupa oral dan tulisan.

Selain itu, tambah dia, peserta pelatihan ini telah kita fasilitasi berupa buletin media online (aswaja-online.com), “Ke depan kita juga akan buat dalam bentuk cetak,” katanya.

Harapan kami selaku panitia, pelatihan ini tidak hanya berhenti dalam ruangan ini saja. Kami juga telah meluncuran media online ini kemarin pada hari pertama. “Semoga media online ini bisa memberikan warna dalam belantara dunia maya nantinya,” harapnya. (Mukhamad Zulfa/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 21 Juli 2017

Ada Indikasi Surat Penipuan, Kemnaker Imbau Masyarakat Hati-hati

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Baru-baru ini beredar surat yang mengatasnakaman pejabat Kemnaker yang isinya berupa undangan bimbingan teknis pemberian bantuan peralatan pelatihan tahun 2018.

Kemnaker menyatakan surat tersebut adalah penipuan. Demikian rilis yang Sang Pencerah Muslim terima, Selasa (21/11).

Ada Indikasi Surat Penipuan, Kemnaker Imbau Masyarakat Hati-hati (Sumber Gambar : Nu Online)
Ada Indikasi Surat Penipuan, Kemnaker Imbau Masyarakat Hati-hati (Sumber Gambar : Nu Online)

Ada Indikasi Surat Penipuan, Kemnaker Imbau Masyarakat Hati-hati

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemnaker mengimbau kepada masyarakat apabila menerima Surat Undangan yang berindikasi penipuan tersebut agar melaporkan, melakukan klarifikasi dan konfirmasi kepada Kementerian Ketenagakerjaan.? (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Budaya, Lomba Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Selasa, 23 Mei 2017

PCNU Sumedang Bantu Korban Banjir Subang

Sumedang,Sang Pencerah Muslim. Wilayah utara Jawa Barat, diantaranya Kabupaten Subang, ditimpa bencana banjir. Kepedulian untuk meringankan beban korban, muncul dari PCNU Kabupaten Sumedang.

PCNU Sumedang Bantu Korban Banjir Subang (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Sumedang Bantu Korban Banjir Subang (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Sumedang Bantu Korban Banjir Subang

Pada Senin, 27 Januari, Ketua PCNU, Ketua PC JQHNU, dan Sekretaris PC Jam’iyyah Thoriqoh Almu’tabaroh Kabupaten Sumedang mewakili warga Nahdliyyin membantu menggalang dana untuk para korban banjir. Bantuan diserahkan langsung oleh ketua PCNU Sumedang PCNU Subang.

PCNU Subang kemudian diamanati untuk menyerahkan langsung bantuan tersebut ke para korban banjir. Bantuan yang diberikan berupa uang, pakaian layak pakai, makanan mie instan dan barang-barang yang lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Ketua PCNU Sumedang, H. Sa’dulloh mengatakan bahwa kegiatan baksos ini merupakan baksos yang kesekian kalinya dilaksanakan.

Sang Pencerah Muslim

“Dulu PCNU Kabupaten Sumedang pernah juga membantu para korban gempa bumi di dareh Garut. Tidak menutup kemungkinan nanti akan ada baksos-baksos lanjutan,” ungkapnya. (Ayi Abdul Kohar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Lomba, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Kamis, 08 Desember 2016

Band “Santri” Bergenre Rock Akan Ramaikan Panggung Musik Tanah Air

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Grup band pendatang baru “Santri” bakal meramaikan dunia musik tanah air. Mengusung aliran musik bergenre rock, band yang sudah malang-melintang di Indonesia dan Singapura ini bakal mempromosikan album pertama mereka, ‘Love Story”.

Band ini dibentuk berawal dari sebuah  minat dan hobi yang sama serta ingin menjadi orang yang dapat memberi manfaat bagi sesama. Hingga akhirnya, anak-anak Musholla Al Barokah, di bawah bimbingan dan arahan H Bachruddin membentuk sebuah grup band, yang oleh KH Gus Ali Masyhuri (Pemilik Klinik Moral ‘Bumi Shalawat’ Sidoarjo Jawa Timur) diberi nama Santri.

Band “Santri” Bergenre Rock Akan Ramaikan Panggung Musik Tanah Air (Sumber Gambar : Nu Online)
Band “Santri” Bergenre Rock Akan Ramaikan Panggung Musik Tanah Air (Sumber Gambar : Nu Online)

Band “Santri” Bergenre Rock Akan Ramaikan Panggung Musik Tanah Air

Personil yang ada pada saat ini, kata dia, sebenarnya bukan pendatang baru di dunia musik. Karena, masing-masing dari personilnya sering terlibat bermain di berbagai café di Jakarta serta event-event yang diadakan beberapa company di Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Album “Love Story” ini merupakan debutan sebagai band. Dalam lagu pertama mereka memilih karakter lagu dengan sound yang megah dan memasukkan nuansa orchestra, akustik guitar sampai permainan piano dan biola yang inovatif berjudul “BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM” menampilkan karakter religius dengan sentuhan rock dan orchestra yang menarik secara aransemen.

Sang Pencerah Muslim

Begitu juga lagu berjudul padaMu jua dan sementara ini Santrisendiri lagi buat lagu tentang kebangsaan yang inspirasi diambil dari tokoh-tokoh besar NU dan tokoh Negarawan yang berjudul Ksatriaku dan Titik Temu

Awalnya Santri beranggotakan Meidy (Vocal), Emy (Lead Guitar), Nicko (Rhytm Guitar), Adi (Bass), Bogie (Drum). Mereka memulai penampilannya pada acara konser musik di Monas, Jakarta yang disponsori salah satu produsen gula terbesar di Indonesia.

Setelah beberapa kali Santri mengalami bongkar pasang personil, akhirnya pada awal tahun 2012 terbentuklah Formasi Santri Band seperti saat ini, yaitu Meidy (Vocal); Emy (Lead Guitar); Ferdin “Roy” (Drum); Erwin (Bass Guitar) dan Ilham (Keyboard).

Lalu pada awal tahun 2013 Santri pun akhirnya dikontrak dan diproduseri label asal Singapura Minaret Pictures.

Manager Santri, Arip Prie menambahkan lagu-lagu Santri yang ada pada pada album Love Story baru akan beredar terbatas di pasar musik Singapura dan Malaysia. Namun, pecinta music Indonesia dapat mendownload dan menikmati lagu-lagu Santri melalui media online seperti www.cdbaby.com , itunes , www.soundcloud.com , www.amazon.com , google play, yang dapat diakses melalui internet. (Red: Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Lomba, Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 14 Oktober 2016

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars

Ciamis, Sang Pencerah Muslim. Muslimat NU Ciamis memamerkan sebuah piala di meja penerimaan peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) konsolidasi dan koordinasi imam, khotib dan DKM, di aula kantor PCNU Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu, (9/2). Piala itu menjadi pusat perhatian lebih 200 peserta .

“Ini piala juara dua lomba nyanyi mars Muslimat di tingkat Wilayah Jawa Barat, pada peringatan harlah NU,” kata salah penerima tamu yang ternyata Ketua Pimpinan Cabang Muslimaat Ciamis, ketika ditanya Sang Pencerah Muslim.

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars

Ketua Muslimat bernama Hj. Lismiyati itu pun bercerita prestasi dengan bangga. Perlombaan digelar 29 januari lalu di Pondok Sirnamiskin Bandung. Ia bersama 21 orang ibu lainya berlatih selama dua minggu bersama seorang seniman Ciamis, Edi Sukardi, di PAC Muslimat Cigugur.

Sang Pencerah Muslim

Kemenangan tersebut sudah diduga sebelumnya, bahkan juara kesatu pun sudah jadi impian. “Ibu-ibu kami itu suaranya bagus, bahkan pas paduan suara itu, nafasnya saja sama,” paparnya.

Tapi ternyata sambung ibu satu anak yang aktif di Muslimat sejak tahun 1976, ada yang lebih bagus, yaitu ibu-ibu Muslimat Kabupaten Kuningan. Mereka menyabet juara pertama.

Sang Pencerah Muslim

“Sebagai juara dua, selain mendapat piala, bingkisan juga mendapat uang pembinaan,” tambah istri Wakil Syuriyah PCNU Ciamis, KH Odi Sya’roni.

Lismiyati, ketua periode kedua ini, sangat apresiatif kepada Pimpinan Wilayah Jawa Barat yang menggelar lomba tersebut. Lebih khusus, kepada ketuanya, Ela Giri Komala. Menurutnya, ia sangat rajin turun menemui Muslimat di daerah, padahal dia sibuk sekali.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba, Hadits, Kyai Sang Pencerah Muslim

Selasa, 23 Agustus 2016

Puskesmas Baradatu: Baksos PCNU Way Kanan Pererat Silaturahmi Warga

Way Kanan, Sang Pencerah Muslim - Kepala Puskesmas Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan I Wayan Budi di Blambangan Umpu, Senin (8/2) menyatakan bakti sosial yang digelar PCNU setempat bermanfaat sebagai sarana mempererat tali silaturahmi. Menurut Wayan, kegiatan semacam ini perlu sekali untuk meningkatkan kepekaan sosial.

“Forum seperti ini memungkinkan kita bertegur sapa," ujar Wayan pada kegiatan Musabaqoh Budaya Islam Nusantara dalam rangkan memperingati Harlah Ke-90 NU di Gedung PCNU Way Kanan.

Puskesmas Baradatu: Baksos PCNU Way Kanan Pererat Silaturahmi Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
Puskesmas Baradatu: Baksos PCNU Way Kanan Pererat Silaturahmi Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

Puskesmas Baradatu: Baksos PCNU Way Kanan Pererat Silaturahmi Warga

Ia berkata bahwa dirinya sudah dua kali terlibat dalam kegiatan bakti sosial NU. Pertama pada Festival Budaya Islam digelar GP Ansor Way Kanan yang salah satunya berisi kegiatan sunatan massal gratis.

"Kegiatan semacam ini harus dipertahankan," ujar warga Kampung Donomulyo Kecamatan Banjit yang mengaku nyaman bekerja sama dengan NU.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga menyatakan, tidak ada unsur melecehkan agama kendati berbeda keyakinan. Karena itu ia berharap kegiatan semacam ini ditingkatkan sehubungan menjadi salah satu jalan perekat yang bisa membuat antaragama di Way Kanan senantiasa damai.

Sang Pencerah Muslim

Didukung Dinas Kesehatan Way Kanan, PCNU Way Kanan yang dipimpin KH Nur Huda menggelar pengobatan gratis bagi 60 warga. Jumlah ini dimaksudkan untuk melengkapi usia NU ke-90 dengan bakti sosial bekam gratis untuk 30 warga Baradatu yang digelar GP Ansor setempat. (Syuhud Tsaqafi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim RMI NU, Sholawat, Lomba Sang Pencerah Muslim

Selasa, 26 Juli 2016

Gereja Tulang Bawang: Upaya Ansor Bagus untuk Tekan Konflik

Tulang Bawang, Sang Pencerah Muslim ?

Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Tulang Bawang, Lampung menyambut baik harakah Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor yang menginisiasi komunikasi lintas agama di Pesantren Daarul Islah, Kampung Purwajaya, Kecamatan Banjarmargo, Selasa (22/8).

KWI menyampaikan itu melalui pengurus harian, Purwo Warsito. Menurut dia, forum dialog digelar Ansor Tulang Bawang bagus untuk mencegah konflik.

Gereja Tulang Bawang: Upaya Ansor Bagus untuk Tekan Konflik (Sumber Gambar : Nu Online)
Gereja Tulang Bawang: Upaya Ansor Bagus untuk Tekan Konflik (Sumber Gambar : Nu Online)

Gereja Tulang Bawang: Upaya Ansor Bagus untuk Tekan Konflik

"Semua agama punya tujuan agar penganutnya mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Supaya rukun harus ada dialog, komunikasi semacam ini," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Ketua MUI setempat, Yantori, turut mengapresiasi positif kegiatan tersebut. Menurut dia, dialog tersebut akan memperkuat toleransi kerukunan, saling menghargai, serta tidak ikut campur dengan urusan agama orang lain.

"Indonesia ini multikultur, kadang komunikasi antarummat beragama sulit dilakukan, karena ada oknum atau kelompok yang memutlakkan sesuatu, padahal yang mutlak itu hanya milik Tuhan," ujar Purnomo Sidi dari Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) menambahkan.

Sang Pencerah Muslim

Perwakilan dari Parisada Hindu Ketut Swarte melanjutkan, manusia setara dan sama. Sehingga tidak perlu bermusuhan.

"Saling menghargai bukan hanya dengan manusia, tapi juga dengan lingkungan," kata dia lagi.

Ketua GP Ansor Tulang Bawang, Hariyanto mengatakan, kegiatan organisasinya dilakukan untuk mencegah konflik dan mempererat persatuan warga di daerah tersebut pada khususnya dan Indonesia umumnya.

Acara bertema “Peningkatan Rasa Saling Merasa Memiliki Negara Ini, Tidak Merasa Paling Benar dan Menjaga Persatuan Antarumat Beragama” itu dihadiri Kepala Kesbangpol Agus waluyo, dan sejumlah ormas keagamaan kemasyarakatan dan kepemudaan? setempat serta dari unsur Polri-TNI.

Kegiatan dimoderatori Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Azis, pembicara utama Sekretaris Kementerian Agama, Kabupaten Tulang Bawang, Sanusi.

"Terima kasih untuk semua pihak yang membantu terlaksananya kegiatan ini," pungkas Hariyanto. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba, Bahtsul Masail Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 25 Oktober 2014

Mentan Ajak Pemuda Bekerja Keras, Jangan Andalkan Proposal

Makassar, Sang Pencerah Muslim

Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman menyampaikan kuliah umum di hadapan 2000 mahasiswa dan mahasiswi baru Universitas Islam Makassar Sabtu (15/10) di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 9.

Dalam kuliah umumnya, ia memotivasi kepada mahasiswa baru, jangan dibiasakan “menenteng” proposal untuk memenuhi kegiatan semisal organisasi karena sesungguhnya Islam mengajarkan tangan di atas lebih mulia dari pada tangan di bawah. Menurut dia, anak muda harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhannya.

Mentan Ajak Pemuda Bekerja Keras, Jangan Andalkan Proposal (Sumber Gambar : Nu Online)
Mentan Ajak Pemuda Bekerja Keras, Jangan Andalkan Proposal (Sumber Gambar : Nu Online)

Mentan Ajak Pemuda Bekerja Keras, Jangan Andalkan Proposal

Soal kerja keras, ia bercerita sewaktu dilantik banyak yang meragukan kinerja Kementerian Petanian. Selama 6 bulan pihaknya tidak melakukan sosialisasi apa pun kepada media massa. Kementan berkeliling kurang lebih ke 300 kabupaten di Indonesia untuk mencari persoalan yang menghambat kemajuan pertanian dan ditentukan solusinya.

Sang Pencerah Muslim

“Akhirnya kami mengeluarkan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Alhamdulillah hasil pertanian kita meningkat tajam,” ungkapnya pada kegiatan bertema "Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan.”

Kementan, sambungnya, juga punya komitmen memberantas korupsi. Kementan bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, kejaksaan dan kepolisian mendampingi kerja-kerja Kementan.

Sang Pencerah Muslim

“Saat ini KPK memiliki ruang kerja di Kementerian Pertanian untuk mengawasi seluruh kinerja kami. Selain itu biaya perjalanan kita kurangi dan mengalihkan untuk membeli traktor yang diperuntukkan petani,” terangnya seraya menyebutkan, saat ini Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan dalam mengurangi impor.

Kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi UIM, ia berharap untuk meningkatkan tugasnya yaitu studi sesuai jurusan masing-masing.

“Belajar, belajar, dan belajar. Kami berharap kepada seluruh stakeholder UIM berkontribusi memajukan pertanian,” pintanya.

Sebelumnya, Rektor UIM Majdah Agus Arifin Numang berkisah, pada tahun 1980-an ada anekdot di tengah masyarakat dalam bentuk pertanyaan, apa bahasa Arab universitas di tengah sawah?

Jawabannya, kata Ketua Muslimat NU Sulawesi Selatan ini, adalah Al-Gazali sebab pada waktu, UIM masih bernama STAI Al-Gazali dan STIP Al-Gazali yang berada di pesawahan.

“Alhamdulillah saat ini UIM terus berbenah, bersama-sama Pengurus Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan serta Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali tak henti-hentinya membangun sarana dan prasarana kampus yang kita cintai,” jelasnya yang disusul dengan melaporkan saat ini UIM memiliki program desa sejahtera, mandiri dan berkarakter yang dikerjasamakan dengan Kementerian Sosial RI.

Hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris Yayasan KH Abd Kadir Saile, Wakil Rektor I Prof Arfin Hamid, Wakil Rektor II Saripuddin Muddin, Wakil Rektor III Abd Rahim Mas P Sanjata, Wakil Rektor IV Muammar Bakry, Direktur PPS Nurul Fuadi, Dekan FKIP Arfah Shiddiq, Dekan Fak. Ilkes Rivai Pakki, Dekan Fak. Pertanian La Sumange, Dekan Sastra Prof Abd Jalil, Dekan Fak. Teknik Suradi. (Andy Muhammad Idris/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Lomba Sang Pencerah Muslim

Minggu, 15 Juni 2014

Tanamkan Budaya Baca, Siswa Diwajibkan ke Perpustakaan

Wonosobo, Sang Pencerah Muslim. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Mojosari, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo mengajak dan menyadarkan para peserta didiknya untuk membaca di Perpustakaan yang telah disediakan oleh sekolah. Para siswa dijadwal dan diwajibkan datang ke perpustakaan.

Tanamkan Budaya Baca, Siswa Diwajibkan ke Perpustakaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tanamkan Budaya Baca, Siswa Diwajibkan ke Perpustakaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tanamkan Budaya Baca, Siswa Diwajibkan ke Perpustakaan

“Setidaknya dengan mengajak para siswa-siswi untuk membaca ke perpustakaan yang ada disekolah maka akan menumbuhkan kesadaran mereka dalam membaca,” ungkap Prihati Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif kepada Wonosobo Ekspres, Selasa (9/4).

Menurutnya, dengan menumbuhkan semangat peserta didik untuk mebaca, maka secara otomatis akan tertanam kecintaannya terhadap buku. Lantaran di dalam buku itu tertuang ribuan wawasan untuk mengembangkan pola fikir peserta didik.

Sang Pencerah Muslim

“Secara tidak langsung kami melatih peserta didik untuk mencintai buku bacaan. Dengan cinta buku maka akan tambah wawasannya,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Koordinator Perpustakaan MI Maarif Mojosari Arif Fiyono menjelaskan, Budaya membaca yang diterapkan di MI Maraif �Mojosari itu dilakukan dengan meemberikan jadwal kepada para siswa untuk berkunjung ke Perpustakaan.

Jadwal itu diterapkan kepada peserta didik dalam setiap kelas untuk berkunjung dua hari sekali. “Setiap dua hari sekali secara bergantian, setiap kelas dijawalkan untuk berkunjung ke Perpustakaan,” terangnya.

Disebutkan, jawal berkunjung para siswa untuk hari Selasa kelas 1 dan kelas 4 pada jam istirahat pertama, kemudian kelas 2 dan kelas 5 pada hari kamis jam istirahat pertama, dan untuk kelas 3 dan kelas 6 pada hari sabtu pada istirahat pertama.

“Itulah jadwal yang sudah ditetapkan oleh petugas perpustakaan untuk berkunjung,” jelasnya.

Petugas yang mengordinasi selama para siswa-siswi ke Perpustakaan juga dilatih secara mandiri. Artinya, setiap siswa-siswi secara oergantian menjadi petugas ketika sedang di perpustakaan. “Kami latih yang menjadi petugasnya adalah para siswa-siswi. Dengan maksud agar mereka mandiri,” terangnya.

Buku bacaan yang disajikan juga bagi peserta didik juga bervarisasi, mulai dari buku dongeng, Fiksi, kemudian buku tentang pembibitan ikan dan juga buku yang berkaitan dengan pembelajaran. “Insya Allah ada sekitar 3000eksmplar buku yang ada di perpustakaan sekolah,” jelasnya.

Dengan diberikan jadwal, Kata Arif, para siswa akan mematuhi peraturan. Sehingga sudah pasti akan berkunjung ke perpustakaan. “Sejatinnya membaca buku di Perpustakaan pada waktu istirahat itu banyak sekali maknanya. Disatu sisi memanfaatkan waktu luang istirahat. Disisi lain menggungah semangat untuk melestarikan budaya membaca,” jelasnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Fathul Jamil

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Lomba Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 01 Maret 2014

PCNU Pamekasan Dorong Santri Aktif di Dunia Maya

Pamekasan, Sang Pencerah Muslim



Perang pemikiran di Indonesia tampaknya lebih masif di dunia maya. Media-media massa dalam wujud online bertebaran, ditopang dengan penggunaan media sosial (medsos) semacam Twitter, Facebook, Instagram, dan sejenisnya yang dilakukan secara agresif dan terencana.

PCNU Pamekasan Dorong Santri Aktif di Dunia Maya (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Pamekasan Dorong Santri Aktif di Dunia Maya (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Pamekasan Dorong Santri Aktif di Dunia Maya

"Untuk itu, para pemuda santri mesti kreatif dan aktif. Tidak hanya di dunia nyata, tapi juga terlibat dalam perang pemikiran di dunia maya," tegas Ketua PCNU Pamekasan KHR Taufiq Hasyim saat memberi sambutan dalam pembukaan Kopdar Netizen di Pesantren Sabilul Ihsan, Teja Barat, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Ahad (5/3).

Kegiatan yang diikuti puluhan pemuda dan santri di Kabupaten Pamekasan tersebut dipelopori oleh LTNNU dan Lakpesdam PCNU Kabupaten Pamekasan. Dalam pembukaannya, dilangsungkan seminar bertemakan "Sosiologi dan Peta Media Sosial dalam Ghazwatul Fikr di Indonesia".

Dalam kesempatan itu, Kiai Taufiq menambahkan, keaktifan di dunia maya tidak cukup tanpa ditopang dengan kreativitas yang tinggi. Termasuk, penguasaan terhadap keterampilan jurnalistik.

"Kami sangat bangga dengan kegiatan ini. Harapannya, melalui Kopdar Netizen, nanti lahir kader-kader NU andal yang dapat mewarnai pemikiran positif di dunia maya dan nyata lewat karya-karyanya yang mencerahkan," tukas Pengasuh Pesantren Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Kopdar Netizen PCNU Pamekasan berlangsung sehari. Panitia membagi peserta ke dalam kelas jurnalistik santri An-Nahdliyyah dan kelas medsos Netizen NU. Hasilnya, mereka siap membuat buletin An Nahdiyah dan mencetak buku biografi tokoh ulama pesantren. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Lomba Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Agustus 2013

Badan Sensor Film Harus Diperkuat

Surabaya, Sang Pencerah Muslim

Menyeruaknya tuntutan seputar penghapusan lembaga sensor film di Indonesia, membuat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur kebakaran jenggot. Betapa bahaya tuntutan semacam itu bila dikabulkan.

Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Miftahul Akhyar mengingatkan, adanya tuntutan untuk menghapuskan lembaga sensor itu merupakan salah satu bentuk perang opini.

Badan Sensor Film Harus Diperkuat (Sumber Gambar : Nu Online)
Badan Sensor Film Harus Diperkuat (Sumber Gambar : Nu Online)

Badan Sensor Film Harus Diperkuat

Ia mengharapkan agar umat Islam memperhatikan masalah itu. “Sebab kalau mereka menang, bisa lepas semua aturan-aturan yang ada. Mau jadi apa negara ini,” katanya saat ditemui Sang Pencerah Muslim di Kanwil NU Jatim pada Rabu (23/1) lalu.

Sang Pencerah Muslim

“Sekarang ini masih ada badan sensor saja kita bebas menikmati tayangan berbau kekerasan, pornografi, dan lainya. Apa jadinya kalau lembaga itu tidak ada,” lanjutnya.

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Kedungtarukan Surabaya itu, bencana yang telah sekian banyak mengoyak negeri ini adalah akibat dari semakin jauhnya masyarakat dari kebenaran.

Sang Pencerah Muslim

"Masyarakat sudah terlanjur jauh dari agama dan kejujuran. Kini, malah muncul tuntutan semacam itu, yang malah akan membuka pintu bencana lebih besar lagi," katanya.

Kiai Miftah meyakini, sebagian kalangan yang menginginkan dihapuskannya lembaga sensor itu akibat otak mereka telah dicuci oleh para “juragan”. Menurutnya, setiap gerakan yang merusak keyakinan masyarakat, baik berupa narkoba, aliran sesat maupun penghapusan lembaga sensor, dipastikan ada juragan besar di belakangnya.

Merekalah yang mengatur dan membiayai gerakan itu. “Tujuannya agar Indonesia semakin mumet. Kalau sudah begitu akan mudah dikalahkan,” tandasnya.

Ada indikasi kesengajaan untuk memancing perkara peka semacam itu. Sebab penduduk muslim di Indonesia adalah terbesar di seluruh dunia, demikian juga ormas Islamnya, yang terbesar di seluruh dunia. Jika rusak Indonesia, maka rusak pula sebagian besar umat Islam di dunia.

Oleh karena itu, secara tegas Kiai Miftah mengambil sikap mengharapkan agar lembaga itu tetap dipertahankan. Keberadaannya sebagai filter budaya dan akhlak bangsa masih sangat dibutuhkan di negeri ini.

Bahkan tidak hanya itu, ia mengharap agar posisinya diperkuat dan kontrol semakin diperketat. “Kita harus menutup setiap pintu kemungkinan mereka memanfaatkan celah,” kata Kiai Miftah. (sbh)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Juli 2013

Mazhab Enakiyyah

Menjelang Ramadhan, seperti biasa warga di Kampung Maju Mundur membicarakan kapan mulai puasa Ramadhan. Tak terkecuali, Joko, Mahmud, dan beberapa kawan-kawanya juga ikut membicarakannya.

Joko : Kamu ikut puasa mana kang?

Mahmud : Kalau aku sih seperti biasa, menunggu pengumuman keputusan dari PBNU. Kamu sendiri?

Joko : Aku, sih ikut pemerintah saja.

Mazhab Enakiyyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mazhab Enakiyyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mazhab Enakiyyah

Ahmad : tapi dengar-dengar tahun ini, awal puasanya bareng, kang?

Mahmud : oh, iya. Kapan kang?

Sang Pencerah Muslim

Ahmad : ya, sama-sama tanggal 1 Ramadhan... hehe

Mahmud : hehe kalau itu sih sudah jelas. Lha kamu sendiri ikut mana, kang?

Ahmad : Kalau saya sih, ikut ‘mazhab enakiyyah’ saja.

Sang Pencerah Muslim

Joko : Apa itu?

Ahmad : Ya itu, yang awal puasanya paling akhir, terus lebaran paling awal hehe

Mahmud : hehe semprul kamu, kang! (Ajie Najmuddin)

?

Gambar karikatur: karisma217.blogspot.com

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 14 Juni 2013

Saatnya NU Kembali Berkesenian

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Nahdlatul Ulama (NU) perlu kembali menempatkan kesenian sebagai medan terpenting untuk melakukan kerja-kerja sosial-keagamaan. Sebagai organisasi Islam yang paling gencar mengampanyekan terma “kebudayaan Nusantara” NU akhir-akhir ini semakin jauh dari dunia kesenian.

Hal itu diungkapkan Ahmad Tohari, salah seorang novelis asal pesantren, dalam diskusi bulanan Sang Pencerah Muslim bertajuk “Sastrawan Santri Menatap Realitas Nusantara” di gedung PBNU, Jakarta, Jum’at (30/6).

Dikatakan Tohari, para pemeluk Islam awal di Nusantara ini sangat antusias dengan berbagai kesenian tradisional. Belakangan kesenian ini tergusur oleh banyak hal, terutama munculnya pemahaman Islam yang kaku dan serba Arab.

Saatnya NU Kembali Berkesenian (Sumber Gambar : Nu Online)
Saatnya NU Kembali Berkesenian (Sumber Gambar : Nu Online)

Saatnya NU Kembali Berkesenian

“Yang kita butuhkan sebenarnya dalam komunitas NU adalah memberikan kesempatan kepada para seniman dan budayawan, misalnya, kalau ada acara-acara NU dari tingkat Nasional sampai desa. Jadi ada semacam perubahan pikiran yang diharapkan, agar kita kembali berkesenian seperti dulu,” kata Tohari.

Kesenian yang islami, menurut Tohari, tidak hanya berbentuk kasidah, hadrah, nasyid, dan sejenisnya yang biasa diadakan di mesjid-mesjid atau majelis ta’lim. “Apa salahnya nanggap dalang, wayang, menaggap siteran, dan sejenisnya. Sunan Kalijogo itu ngeronggeng beneran lho,” katanya.

Satrawan lain yang hadir dalam diskusi terbatas itu, Danarto, menimpali, Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam adalah sosok yang sangat senang dengan puisi? yang sangat digandrungi di Arab waktu itu. “Nabi kalau pengen denger puisi langsung memanggil para penyair dari Hanifiah untuk berlomba membaca puisi di hadapan Beliau,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Ahmad Tohari menambahkan, dalam rangka menggeluti kembali dunia kesenian, NU tidak perlu membuat institusi seni? semacam Lembaga Sei Budaya Muslim NU (Lesbumi). Lesbumi sempat berjaya di era Soekarno dan saat ini dalam keadaan hidup-mati, namun, menurutnya, menghidupkan kembali Lesbumi? sangat tidak kontektual.

“Lesbumi waktu itu kan hanya untuk menyaingi Lekra. Biarkan saja para seniman lahir dari rahim NU, ndak usah memberi label NU. Lagi pula, memberikan lebel dalam kesenian? itu adalah suatu pemasungan yang luar biasa. Biarlah kesenian menjalankan tugasnya, meninggikan martabat manusia,” kata Tohari. (nam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Lomba, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Kamis, 16 Mei 2013

Alasan Rasulullah Tidur di Depan Pintu

Siti Aisyah RA mengerti betul kepribadian suaminya, Rasulullah SAW. Hidup dalam suasana keluarga memberinya kenangan indah yang kaya dari sikap keseharian utusan Allah itu.

Nabi diketahui tak pernah mengeluh meski keadaan kurang mendukung. Hatinya sangat lapang. Pernah Nabi tak medapati makanan apapun untuk sarapan di meja dapurnya. Seketika Nabi berniat puasa untuk hari itu.

Alasan Rasulullah Tidur di Depan Pintu (Sumber Gambar : Nu Online)
Alasan Rasulullah Tidur di Depan Pintu (Sumber Gambar : Nu Online)

Alasan Rasulullah Tidur di Depan Pintu

Begitulah. Rasulullah tak ingin menjadi beban orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Nabi bahkan selalu memanggil Aisyah dengan sapaan mesra ”ya humaira” (wahai pemilik pipi kemerah-merahan).

Sang Pencerah Muslim

Pengalaman lain yang tetap membekas di hati Aisyah adalah ”peristiwa di pagi buta”.?

Sang Pencerah Muslim

Suatu hari Aisyah dicengkram rasa khawatir. Hingga menjelang shubuh ia tidak menjumpai suaminya tersebut tidur di sebelahnya.

Dengan gelisah Aisyah pun mencoba berjalan keluar. Ketika pintu dibuka, Aisyah terbelalak kaget. Rasulullah sedang tidur di depan pintu.?

"Mengapa Nabi tidur di sini?"

"Aku pulang larut malam. Karena khawatir mengganggu tidurmu, aku tak tega mengetuk pintu. Itulah sebabnya aku tidur di depan pintu," jawab Nabi.

Dengan demikian, tidak aneh, setiap Aisyah ditanya soal kepribadian Nabi, ia selalu menjawab tegas, kana khuluquhu al-quran. Akhlaknya tak ubahnya al-Quran! (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba Sang Pencerah Muslim

Rabu, 27 Maret 2013

Dandim 0411 Gelar Doa Kemerdekaan di Pesantren Walisongo

Lampung Tengah, Sang Pencerah Muslim - Ratusan santri dan ratusan Tentara Nasional Indonesia di bawah Komando Dandim 0411 Kabupaten Lampung Tengah mengikuti upacara penurunan bendera di Pesantren Walisongo, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah. Mereka juga menggelar doa kebangsaan di pesantren tersebut, Kamis (17/8) sore.

Ada yang berbeda  pada upacara penurunan bendera dalam Hari Ulang Tahun Ke-72 Republik Indonesia tahun ini di halaman Pesantren Walisongo. Peserta upacara tidak hanya para santri pesantren setempat tetapi tampak hadir pula seratusan lebih pasukan TNI anggota Dandim 0411 Kabupaten Lampung Tengah.

Dandim 0411 Gelar Doa Kemerdekaan di Pesantren Walisongo (Sumber Gambar : Nu Online)
Dandim 0411 Gelar Doa Kemerdekaan di Pesantren Walisongo (Sumber Gambar : Nu Online)

Dandim 0411 Gelar Doa Kemerdekaan di Pesantren Walisongo

Pengasuh Pesantren Walisongo Kiai Syaikhul Ulum Syuhada di sela-sela sebelum upacara penurunan bendera menyampaikan, agenda ini dilaksanakan sebagai bentuk kerja sama pesantren dan militer, Polres Lampung Tengah, MWCNU Bumi Ratu Nuban untuk terus memupuk rasa nasionalisme di kalangan santri dan aparatur negara dalam hal ini TNI dan Polri.

Sang Pencerah Muslim

“Mari kita kirimkan hadiah surat Al-Fatihah untuk Komanadan Dandim Lampung Tengah dan Kapolres Lampung Tengah semoga para prajurit, anggotanya senantiasa diberi kekuatan, kesehatan dalam mengemban tugas negara menjaga ketertiban, keamanan masyarakat Indonesia,” kata alumnus Fakultas Tarbiyah IAIM NU Kota Metro Lampung ini.

Inspektur upacara penurunan bendera adalah Dandim 0411 Lampung Tengah Letkol Janjang Kurniawan. Selepas shalat magrib berjamaah mereka makam tumpeng bersama.

Sang Pencerah Muslim

Upacara penurunan bendera di Pesantren Walisongo Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah dihadiri Pengasuh Pesantren Walisongo Kiai Syaikhul Ulum Suhada, Ketua MUI Lampung Tengah H Mutawalli, Ketua GP Ansor Lampung Tengah Saryono, jajaran pengurus MWCNU Bumi Ratu Nuban, para santri Walisongo, pengurus harian Satkorcab Banser Lampung Tengah, Dandim 0411 Lampung Tengah Letkol Janjang Kurniawan, Kapolres Lampung Tengah AKBP Purwanto Puji Suttan, para anggota TNI Dandim 0411 Lampung Tengah, dan masyarakat sekitar. (Akhmad Syarief Kurniawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Budaya, Lomba Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 Februari 2012

Perkuat Marwah NKRI, Banser Sumenep Rutin Istighotsah

Sumenep, Sang Pencerah Muslim - Satkorcab Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Kabupaten Sumenep tidak hanya mengedepankan kedisiplinan dan pengamanan daerahnya. Mereka juga memedulikan pentingnya penguatan marwah NKRI.

Salah satu upaya yang dilakukannya ialah dengan melangsungkan istighotsah berjamaah secara rutin. Marwah NKRI diyakini dapat tercapai manakala diiringi dengan penajaman spiritualitas orang-orang yang memperjuangkannya.

Perkuat Marwah NKRI, Banser Sumenep Rutin Istighotsah (Sumber Gambar : Nu Online)
Perkuat Marwah NKRI, Banser Sumenep Rutin Istighotsah (Sumber Gambar : Nu Online)

Perkuat Marwah NKRI, Banser Sumenep Rutin Istighotsah

"Sudah tak terhitung berapa kali kegiatan istighotsah yang dilakukan sahabat-sahabat Banser Kabupaten Sumenep. Mereka semangat berpijak pada kedisiplinan dan pengamanan negara, juga mengedepankan penajaman spiritualitas lewat rutin istighotsah," ujar Ketua GP Ansor Sumenep M Muhri.

Istighotsah yang dilakukan Satkorcab Banser Sumenep masih terlihat di sekretariat GP Ansor Sumenep, Jumat (3/2). Mereka tampak khusuk dalam berzikir dan berdoa.

Sang Pencerah Muslim

Usai istighotshah, sahabat-sahabat Banser Sumenep melanjutkan rapat koordinasi (rakor) internal bersama para wakil Ketua GP Ansor Sumenep. Acara tersebut diihadiri Ketua GP Ansor Sumenep M Muhri.

Sang Pencerah Muslim

Rakor tersebut juga menyinggung ragam kegaduhan yang sering dipertontonkan para pejabat di negeri ini. (Hairul Anam/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pesantren, Kiai, Lomba Sang Pencerah Muslim

Senin, 10 Oktober 2011

Manuver Politik dan Autentisitas Ramadhan Perspektif Maqashid Syariah

Oleh Nasrulloh Afandi



Ramadhan akan segera tiba, saya menemukan kliping tulisan berkualitas “Tuhan Itu Sama”, oleh Dr Mahfud MD” (Koran Sindo. Ramadhan,13/07/2013). Guru besar konstiusi itu menyatakan "Keberatannya jika aktivitas politik selama Ramadhan ditunda, karena politik juga bisa menjadi ibadah". Opini tersebut betul, namun kurang mengena. Ia sepihak dengan tidak melihat aspek-aspek lain yang berkaitan dengan autentisitas ibadah.?

Manuver Politik dan Autentisitas Ramadhan Perspektif Maqashid Syariah (Sumber Gambar : Nu Online)
Manuver Politik dan Autentisitas Ramadhan Perspektif Maqashid Syariah (Sumber Gambar : Nu Online)

Manuver Politik dan Autentisitas Ramadhan Perspektif Maqashid Syariah

Mengacu pada orientasi dan autentisitas ibadah, merespons opini tersebut, saya tertarik untuk menganalisa perspektif maqashid syariah, perlu disampaikan beberapa ulasan berikut:?

Pertama: Ramadhan Momentum Politik

Untuk pengantar wawasan, kita menengok Ramadhan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Memang selain momentum diturunkanya Al-Qur’an, juga terjadi banyak tragedi-tragedi politik berskala besar, tidak hanya sebatas manuver di atas meja diplomasi, ? tetapi politik fisik, bahkan pertumpahan darah di medan peperangan.?

Sang Pencerah Muslim

Perang Badar adalah tragedi politik paling besar yang terjadi di bulan Ramadhan pada jaman Nabi Muhammad, juga penaklukan kota Makkah. Termasuk persiapan perang Chondaq terjadi saat Ramadhan meskipun perangnya meletus pada bulan Syawal, selepas Ramadhan. Dan masih banyak berbagai peristiwa politik, di bulan yang umat Nabi Muhammad SAW sekarang ini diperintahkan untuk selalu menahan diri dan bersabar ini.?

Kenapa berperang di bulan Ramadhan? Hal perlu ditekankan adalah, di masa itu, meski di bulan Ramadhan, bermusuhan antara orang Mukmin pendukung Nabi Muhammad SAW, dan orang-orang kafir (harbi) yang membabi buta memusuhi dan ingin membinasakan Islam. Jadi ? adalah kewajiban orang Islam melakukan perlawanan.?

Sang Pencerah Muslim

Untuk tepat sasaran dalam mengkaji tragedi tersebut, kita analisis opini Imam Asy-Syatibi, sang bapak maqhosid syariah, dalam kitab al-Muwafaqot, magnum opus-nya. Hal itu adalah bagian dari dhorurotu al-khoms (lima asas pokok yang wajib dipertahankan); pertama, hifduzu ad-din (menjaga agama) kedua; hifdzu an-nafs (menjaga jiwa) ketiga; hifdzu an-nasl (menjaga nasab) keempat; hifdzu aql (menjaga akal) kelima; hifdzu al-mal (menjaga harta)?

Alhasil, terkait tragedi peperangan di masa Nabi Muhamad tersebut, terdapat dua unsur yang mewajibkan berperang meskipun saat bulan Ramadhan. Pertama, hifduzu ad-din (menjaga agama) dan kedua; hifdzu an-nafs (menjaga jiwa).?

Kedua: Bagaimana Politik dan Ramadhan Sekarang?

Bagaimana politik di Indonesia sekarang? Relevansinya dengan politik sekarang dalam konteks keutamaan puasa Ramadhan. Untuk di Indonesia, publik pun paham, para politisi dominan memperebutkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan keluarga masing-masing, maksimal hanya untuk golongannya. Juga berhadapan dengan sama-sama orang Islam, sama-sama sedang berpuasa Ramadhan pula.?

Perspektif fikih, para perebut kekuasaan pun di negeri ini, mayoritas –dimaksud tidak semuanya— saat bermain di gelanggang melanggar norma agama, identik dengan “jurus busuk”, ? janji-janji palsu, kebohongan publik, bahkan mayoritas mengamalkan jurus machiavellianisme alias politik menghalalkan segala cara, meski ada yang jujur tapi sangat sedikit. Kasusnya rawan dengan faktor-faktor yang menggerogoti kualitas dan autentisitas ibadah (puasa) seperti menggunjing, bersilat lidah, berburuk sangka, dan lainnya, tak jarang pula yang secara langsung bermain fisik, atau sebatas mengerahkan masa untuk bermain fisik. Kondisi semacam itu, jelas tidak mendukung untuk bisa meraih kesempurnaan beribadah puasa.?

Analisis ilmu mantiq: ”Di tengah kobaran api akan terbakar”. Sang aktor politisi yang amanah, jujur dan bijaksana pun, ketika sedang bermain di gelanggang, gempuran manuver lawan–lawannya, sering mengakibatkan “si jujur” terpancing dan membuatnya mengadakan serangan balik dengan cara “kasar” pula.?

Di sinilah akar masalahnya. Atau meminjam opini Syeikh Ahmad Muhammad Az-Zarqo, dalam kitab kaidah fikihnya: daf ‘u al-mafasid aula min jalbi al-masholich (menjauhi sesuatu yang berakibat kerusakan itu lebih didahulukan, daripada melakukan sesuatu yang akan mengakibatkan kebaikan).

Efek negatif berpolitik saat puasa Ramadhan sudah sangat jelas, sementara kebaikan berpolitik (saat Ramadhan) masih belum tentu, atau dalam istilah maqashid syariahnya, kebaikan dalam berpolitik saat berpuasa Ramadhan itu hanya sebatas asumsi (maqashid al- wahmiyah). ?

Jadi, alangkah lebih baiknya, untuk menggapai nilai autentisitas berpuasa, sementara politik dikurangi, atau dihentikan sementara, mengingat kurang sehatnya iklim politik yang (sedang) berjalan di Indonesia. Rehat sejenak (meski hanya satu bulan dalam setahun sekali) untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Dan kembali bisa leluasa untuk berlaga di medan politik pasca Idul Fitri nanti, dengan hati dan pikiran lebih Islami untuk bekal bermanuver di lahan “perjuangannya” itu.?

Ketiga: Manuver Politik dan Orientasi Ibadah

Sekecil apa pun unsur yang bertujuan untuk kebaikan, entah ucapan, tulisan dan lainya -- termasuk berpolitik-- maka sangat di anjurkan oleh agama (Islam) kapan dan dimanapun, apalagi di bulan Ramadhan ini dilipatgandakan pahalanya. Setiap perbuatan kebaikan adalah bagian dari ibadah. Dan tentu bukanlah ibadah jika “kebaikan” itu hanya politis, apalagi sebagai klaim belaka.?

Bagi sebagian golongan, politik adalah pekerjaan tetap, ladang mencari nafkah keluarga, hal itu memang sah-sah saja. Bahkan menjadi kewajiban bagi kepala keluarga yang memang berprofesi (mencari nafkah) di medan tersebut, selagi tidak melanggar norma islami (agama) dan konstitusi negara. Di sisi lain, setiap kebijakan pemerintah (yang sedang memimpin) untuk merealisasikannya, tentu tidak bisa lepas dari strategi dan pandangan politis, contoh kecil mau menaikkan harga BBM.?

Namun perlu diingat. Di bulan Ramadhan ini, frekuensi ibadah harus lebih banyak dibandingkan urusan lainnya. Memang tidak ada salahnya jika di bulan Ramadhan tetap beraktivitas politik secara aktif. Demi memperjuangkan kepentingan publik atau dalam maqashid syariah-nya disebut al- maslahath al- ammah (kepentingan publik) dengan catatan; jika memang yakin bahwa Ia akan mampu menyelamatkan kualitas puasanya saat bermanuver di medan berpolitis.?

Politik dalam Islam sangat dianjurkan, tetapi opini Imam al-Ghozali dalam Ihya Ulumuddin-nya, hukumnya tidak sampai pada fardu ’ain (kewajiban bagi setiap orang) paling banter sampai pada posisi fardu kifayah (cukup diwakili oleh sebagian orang) maka sudah menggugurkan kewajiban orang lainnya. Itu pun dalam tinjaun ushul fikh, masih perlu melihat I’lath (latar belakangnya) situasi dan kondisi, mendesak ke sana apa belum(?)

Dipastikan mampukah atau tidak untuk tampil memperjuangkan hak-hak rakyat secara jujur, adil dan bijaksana(?) Masih ada tidak orang lain yang lebih mampu –yang ini berat memang, introspeksi kualitas diri – (?) ? Atau malah justru sebaliknya, ikut terseret ranah koalisi kezaliman kepada rakyat dan negara(?) Jika tidak memenuhi kriteria tersebut, maka lebih baik alih profesi saja, “beribadah” mengabdikan diri pada bangsa dan negara sesuai spesifikasi kemampuan yang dimilikinya, di luar area politik.?

Keempat: Puasa dan Polusi Politik

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat sensitif, gampang rusak hanya karena meluncur kalimat gunjingan dari mulut yang berpuasa, sehingga harus ekstra hati-hati dalam mengarungi ibadah puasa Ramadhan. Agar jangan sampai rusak, apalagi di “pagi buta” alias rawan godaan saat “jam kerja”.?

Dalam tinjauan ilmu ushul fikih-nya, siapa saja yang terlibat berurusan dengan orang-orang kurang bijaksana dan tidak amanah (politisi busuk) dalam kondisi berpuasa, maka akan sangat memungkinkan terkena jebakan ranjau, syad ad-dari’ah; posisi atau kondisi yang mengantarkan kepada sebuah kerusakan (mencemari Ibadah) Apalagi politik (meraih) Kekuasaan, yang tentunya rawan gesekan-gesekan dengan pihak lawan.

Lihatlah di kancah publik bangsa kita ini, paling gegap-gempita adalah aktivitas para politisi, sebelum Ramadhan, utamanya saat sedang berlangsungnya Ramadhan, bahkan sampai Ramadhan usai (Idul Fitri) segala macam manuver politik, pencitraan dilakukan oleh para pemburu kekuasaan untuk pencapaian target atau mempertahankan kekuasaanya. Menggunakan berbagai media online cetak, spanduk, baliho, dan media iklan lainnya, bukan hanya di kota –kota, tetapi juga di pelosok- pelosok desa seantero negeri. Mereka bersandiwara menjadi tokoh religius, dermawan atau lainnya, ? “menjual diri” agar “dibeli” oleh publik hanya dengan barter mengharapkan status; biar disebut tokoh ideal atau tokoh terbaik idola publik.?

Dalam tinjauan fikih, puasa sekedar menahan perut dari lapar dan dahaga itu cukup syah. Tetapi perlu diingat juga, dalam tinjauan tassawuf, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin-nya, cukup moderat berpendapat, puasa semacam itu syah, tetapi hanya kelas paling bawah (shaum al- umum) yang dalam bahasa sehari-hari kita disebut “kelas ekonomi”.?

Untuk puasa lebih berkualitas, ? orang ? berpuasa juga hendaknya menjaga lisan, mata dan pendengaran dari kemaksiatan, itu adalah shaum al-khusus (puasa khusus) ? dalam bahasa sehari-hari kita disebut puasa “kelas bisnis”.?

Ada juga puasa yang sekaligus menjaga hati dan pikiran dari jangkitan fenomena prasangka tercela; ? itulah shaumu khusus al-khusus (puasa kelas orang-orang tertentu) puasa kelas tertinggi, atau dalam bahasa keseharian kita; puasa “kelas ekskutif”.?

Jadi, orang-orang yang elit di kancah politik itu, di bulan Ramadhan ini, mau pilih menjadi kelas apa, (orang) berpuasa kelas executive atau hanya puasa (orang) kelas ekonomi?





Penulis adalah peneliti ? maqashid syariah modern, Kepala Bagian Politik Yayasan Pondok Pesantren Asy- Syafi’iyyah Kedungwungu Krangkeng Indramayu Jabar

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Habib, Daerah, Lomba Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 September 2010

Lakpesdam NU Aceh Adakan Senam Tai Chi dan Donor Darah

Banda Aceh, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Lakpesdam NU Aceh terus mendorong kerja-kerja kemanusiaan yang melibat sejumlah komunitas beragama di Aceh. Akhir pekan ini, mereka menggelar senam sehat dan donor darah di SD Negeri 20 Gampong Mulia Banda Aceh, Banda Aceh, Ahad (13/3) pagi.

Ketua Lakpesdam NU Aceh Marini mengatakan, acara ini terselenggara berkat kerja sama pihak Lakpesdam NU Aceh, Yayasan Hakka Aceh, Bank Mandiri KK Peunayong, PMI, dan Ahlul Bait Gampong Mulia.

Lakpesdam NU Aceh Adakan Senam Tai Chi dan Donor Darah (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakpesdam NU Aceh Adakan Senam Tai Chi dan Donor Darah (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakpesdam NU Aceh Adakan Senam Tai Chi dan Donor Darah

"Melalui program sehat dalam keberagaman ini kita berharap masyarakat sekitar ikut termotivasi untuk menjaga kesehatan salah satunya dengan senam dan donor darah," ujar Marini.

Sang Pencerah Muslim

Ketua panitia acara Syukriadi menambahkan, para peserta senam berasal dari sekitar Gampong Mulia, Laksana, Peunayong, Lampulo, seputaran Kuta Alam, dan bahkan Situi.

Sang Pencerah Muslim

"Kami selaku tuan rumah merasa puas karena masyarakat sangat antusias untuk hadir dan mengikuti semua kegiatan. Semoga nanti kami bisa mengumpulkan darah lebih dari 100 kantong," tambah Syukriadi.

Sementara kegiatan senam Tai Chi ini dipandu oleh Wulung, salah satu praktisi Tai Chi di Banda Aceh. Ia merupakan salah seorang pengurus yayasan Hakka Aceh.

"Senam Tai Chi 24 sangat populer di Cina karena sangat membantu untuk memperlancar aliran  darah kita. Semoga kita bisa latihan sama-sama di Banda Aceh setiap hari Rabu dan Sabtu di sasana barongsai Golden Dragon Aceh di belakang Gereja Methodis Gampong Mulia,” tambah Wulung didampingi Ketua Yayasan Hakka Aceh Aky. (Ismi Amran/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba, Tegal Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock