Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 November 2017

Ratusan Kendaraan Ini Akan Antar Muktamirin ke Arena Pembukaan

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Pembukaan Muktamar ke-33 NU akan dilangsungkan di Alun-alun Jombang Jawa Timur. Dari penginapan peserta yang tersebar di 4 pesantren, mereka akan diantar oleh ratusan tukang becak, angkutan kota, dan ojek menuju arena pembukaan.

Ratusan Kendaraan Ini Akan Antar Muktamirin ke Arena Pembukaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ratusan Kendaraan Ini Akan Antar Muktamirin ke Arena Pembukaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ratusan Kendaraan Ini Akan Antar Muktamirin ke Arena Pembukaan

Penjelasan ini disampaikan oleh Ketua PBNU sekaligus Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-33 NU, Saifullah Yusuf, di sela-sela soft launching muktamar di kantor PWNU Jatim, Sabtu (28/2).?

"Nanti kita libatkan sekitar 500 tukang ojek, 300-an tukang becak, dan angkot sebagai transportasi para muktamirin," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Wakil Gubernur Jatim itu menjelaskan, tranportasi jarak pendek dibutuhkan karena para muktamirin nantinya akan diinapkan di empat pesantren yang lokasinya berpencar. Sementara kegiatan pembukaan, sidang pleno dan penutupan muktamar dipusatkan di Alun-alun Jombang.

"Dari pembukaan, pleno, sampai penutupan dipusatkan di alun-alun," tandas Gus Ipul.

Berdasarkan daftar pengurus NU seluruh Indonesia, jumlah peserta resmi muktamar sekitar 4.000 orang. Mereka akan diinapkan di Pondok Tebuireng (Diwek), Bahrul Ulum (Tambakberas), Mambaul Maarif (Denanyar), dan Darul Ulum (Peterongan).

Sang Pencerah Muslim

"Masing-masing pesantren berkapasitas seribu peserta, kalau muhibbin (penggembiranya) diperkirakan 50 ribu orang,” imbuhnya setengah berkelakar.

Terkait anggaran, Gus Ipul mengatakan, hingga kini masih belum dipastikan besarannya dan masih dimusyawarahkan. Selain dari donatur, dana tersebut juga akan diperoleh dari anggota NU.

"Saya yakin orang NU akan banyak yang menyumbang," ucapnya.

Gus Ipul melanjutkan, tema inti muktamar kali ini adalah meneguhkan Islam Nusantara. Keberadaan muktamar, seperti pada kesempatan sebelumnya akan menjadi perhatian dunia terutama berkaitan dengan isu-isu global, termasuk masalah radikalisme yang membuncah di Timur Tengah.?

"Makanya, nanti pasti akan ada pengamat dari luar negeri yang datang. Biasanya dari Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura, dan negara lainnya," tandasnya. (Syaifullah/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Selasa, 21 November 2017

Kapolri Minta BNPT Jalin Kemitraan dengan Mantan Teroris

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Selang beberapa hari setelah dilantik sebagai kepala baru Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol Suhardi Alius mengelar acara pisah sambut Kepala BNPT di Gedung Manggala Winabakti Restoran Nelayan, Jakarta.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh mantan Kepala BNPT Jendral Pol M. Tito Karnavian yang kini menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Selain itu, juga turut hadir para pejabat eselon I, II, III BNPT RI, Imam Besar Masjid Istiqlal, para tim ahli BNPT, dan para staf BNPT, Sabtu (23/7).

Kapolri Minta BNPT Jalin Kemitraan dengan Mantan Teroris (Sumber Gambar : Nu Online)
Kapolri Minta BNPT Jalin Kemitraan dengan Mantan Teroris (Sumber Gambar : Nu Online)

Kapolri Minta BNPT Jalin Kemitraan dengan Mantan Teroris

"Ke depannya BNPT harus terus meningkatkan kewaspadaan dalam pencegahan teroris. Meningkatkan komunikasi terhadap semua lini guna mendeteksi dini paham radikal," kata Tito Karnavian.

Sang Pencerah Muslim

Tito juga memberi pujian kepada para pejabat BNPT. "BNPT memiliki personel yang sangat kuat dan memiliki pengalaman yang cukup tinggi dalam meng-counter terorisme. Mulai dari kedeputian satu sampai kedeputian tiga BNPT RI," jelasnya.

Tito tak lupa menyinggung soal perkembangan ISIS. Menurutnya, "ISIS merupakan gelombang kedua kelompok teroris global yang harus terus kita waspadai. Kemunculan ISIS mendatangkan ‘kebaikan’, karena menguatkan ikatan internasional antarsesama negara dalam bekerja sama menumpas aksi kekekrasan yang sudah menghantui dunia global," sambung Tito yang juga berpendapat bahwa teroris muncul ketika Barat memaksakan hegemoninya terhadap negara Timur.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga menjelaskan, kegiatan monitor terhadap jaringan teroris bisa dilakukan dengan membangun komunikasi dengan para intelejen untuk deteksi dini. “(Juga) melakukan langkah-langkah deradikalisasi dan kontra radikalisasi, serta kontranarasi dengan bantuan para ulama moderat, tokoh moderat, dan mantan teroris yang telah berpihak dengan kita seperti yang dilakukan di Mesir," paparnya.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius juga menyampaikan bahwa soliditas dalam tubuh BNPT saja tidak cukup untuk menumpas kejahatan global ini. “Ke depannya saya akan meningkatkan koordinasi dengan para menteri terkait guna penanggulangan terorisme secara massif. Saat ini saya telah komunikasi dengan Menteri Pendidikan dan Menteri Agama soal kerja sama pencegahan paham radikal-terorisme di Indonesia," tutupnya. (Muhammad Aras Prabowo/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Tokoh, Kajian Sang Pencerah Muslim

Senin, 20 November 2017

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif menegaskan, Pancasila bisa menjadi peredam dan pengantisipasi terhadap ketegangan-ketegangan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.

“Sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) mengantisipasi bahwa ketegangan sosial bisa muncul karena perbedaan agama,” kata Yudi di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Kamis (19/10).

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Yudi Latif: Pancasila Obat Peredam Ketegangan Sosial

Sila kedua mengantisipasi ketegangan sosial yang terjadi karena globalisme dan lokalisme. Sila ketiga mengantisipasi ketegangan sosial yang terjadi akibat perbedaan suku, etnik, bahasa, dan budaya di seluruh Indonesia. Sila keempat meredam ketegangan yang timbul akibat perbedaan pilihan politik.

“Sila kelima mengantisipasi bahwa ketegangan sosial sangat mungkin terjadi akibat kesenjangan sosial,” ucapnya.

Sang Pencerah Muslim

Maka dari itu, ia menilai bahwa Pancasila semakin relevan dengan zaman yang ada. Zaman dimana sekat-sekat sudah tidak ada lagi batasannya sehingga ketegangan sosial akan sangat mungkin terjadi kalau tidak dibatasi dan diantisipasi.?

Meski demikian, Yudi sadar bahwa saat ini kesenjangan sosial di Indonesia begitu menganga. Ada jarak yang begitu jauh antara yang kaya dan yang miskin. Oleh karena itu, kesenjangan inilah yang seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah.

Berdasarkan survei lembaga keuangan Swiss, Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Dengan kata lain, Indonesia menempati urutan keempat terbawah dalam urusan kesenjangan sosial. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Habib, Kiai, Kajian Sang Pencerah Muslim

Rabu, 15 November 2017

Heroisme Santri Lirboyo dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan

Resolusi Jihad ? yang menekankan wajibnya perang sabil melawan penjajah kolonial sebagai hasil keputusan dalam konferensi para ulama yang tergabung dalam Jamiyah NU (kala itu masih bernama Hoofd Bestuur Nahdlatul Oelama, HBNO).

Konferensi tersebut diikuti oleh para konsul khususnya dari Jawa dan Madura yang dipimpin oleh Hadhratussyekh Hasyim Asyari pada 21-22 0ktober 1945 bertempat di kantor HBNO Jalan Bubutan Surabaya.?

Spirit pertemuan itu benar-benar menggerakkan dan menyuntikkan semangat semua komponen bangsa ini untuk ikut berjuang memberi andil mempertahankan kemerdekaan bangsa saat Belanda hendak kembali menjajah dengan memboncengi Pasukan Sekutu.

Heroisme Santri Lirboyo dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Heroisme Santri Lirboyo dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Heroisme Santri Lirboyo dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan

Pertempuran Surabaya yang memuncak pada 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai hari pahlawan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang dimulai pada hari kedua tentara Sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal AWS. Mallaby saat mendarat untuk pertamakali di Surabaya pada 25 Oktober 1945. ? ?

Sebagai respons dari resolusi jihad di atas, terutama kaum santri dari pelbagai pesantren dari banyak daerah kian tergerak untuk terlibat dalam aksi peperangan membela tanah air. Salah satu pesantren yang tempo itu begitu intens terlibat dan terjun ke medan perang berjuang untuk tanah air menghadapi musuh baik di era penjajahan Belanda maupun Jepang adalah Pesantren Lirboyo Kediri, di samping pesantren lain seperti Tebuireng, Buntet Cirebon, dan lain-lain. ?

Sang Pencerah Muslim

Dengan mengendarai truk dan hanya bersenjata sederhana, Para Santri Lirboyo di bawah komando langsung KH Mahrus Aly berangkat menuju Surabaya menghadapi pasukan Sekutu yang kian hari makin mengganggu stabilitas keamanan dan kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diproklamasikan. Tercatat nama-nama merereka yang dikirim antara lain: Syafii Sulaiman, Agus Jamaludin, Masyhari, Ridlwan, Baidhowi, dan Damiri.?

Mereka kesumanya berasal dari Kediri. Ada lagi Abu Naim Mukhtar dari Salatiga, Khudhari dari Nganjuk, Sujairi dari Singapura, Zainudin Blitar, Jawahir Jember, Agus Suyuti Rembang, dan masih banyak lagi santri lainnya. Sebelumnya, KH Mahrus Ali yang mengkoordinir pasukan santri dan laskar Hizbullah tersebut juga salah satu Kiai yang ikut menghadiri dan menyepakati tercetusnya Resolusi Jihad di gedung HBNU Bubutan Surabaya.

Pengiriman pertama ini berjumlah 97 santri. Di surabaya mereka kemudian tergabung dengan Laskar Hizbullah. Selama 8 hari di Surabaya semua santri tersebut menjalankan puasa yang telah diijazahkan oleh Kiai Mahrus. Pada momen perang ini rombongan santri Lirboyo tersebut berhasil merebut sembilan pucuk senjata dari pasukn musuh, dan semuanya dapat kembali dalam keadaan selamat.

Sang Pencerah Muslim

Keberhasilan ini tentu tak lepas pula dari restu dan doa KH Abdul Karim dan menantunya KH Marzuki Dahlan yang dari pondok senantiasa memberikan dukungan batin dan spiritual melalui aneka mujahadah yang dipinpin langsung beliau berdua untuk mendoakan bukan hanya bagi santri Lirboyo tapi untuk para pejuang bangsa secara umum.

Sebelum pertempuran Surabaya meletus, tepatnya pasca Bung Karno dan Bung Hatta memplokamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 agustus 1945, Perjuangan para santri Lirboyo telah mulai bergelora.

Tak lama setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan, Mayor Mahfud yang merupakan mantan Sudanco PETA (semacam komandan seksi) di daerah Kediri menyampaikan berita gembira kemerdekaan itu kepada KH Mahrus Aly, dilanjutkan dengan pertemuan para santri di serambi Masjid Pondok Pesantren Lirboyo.?

Di sana diumumkan bahwa rakyat Indonesia yang telah sekian abad lamanya dijajah oleh pihak asing, sekarang telah resmi merdeka. Santri Lirboyo dalam kesempatan yang sama itu, sepakat melucuti senjata Jepang di Markas Kompitai Dai Nippon di Kediri (kini Markas Brigif 16 Kodam V Brawijaya) yang letaknya sekitar 1,5 Km dari arah timur Pondok Pesantren Lirboyo.

Pada malam hari dengan peralatan seadanya berangkatlah 440 santri mengadakan pernyerbuan di bawah komando KH. Mahrus Aly, Mayor Mahfudh dan Abdul Rakhim Pratalikrama.?

Adalah Syafii Sulaiman yang di kemudian hari menjadi Wakil Ketua PWNU Jawa Timur. Santri yang masih berusia 15 tahun itu, diutus oleh Kiai Mahrus untuk menyusup ke markas Dai Nippon guna mempelajari keadaan dan memantau kekuatan lawan. Setelah penyelidikan dirasa cukup, Syafii segera melapor kepada Kiai Mahrus dan Mayor Mahfudh.

Invasi para santri itu berhasil. Atas kebijaksanaan Kiai Mahrus, satu truk senjata hasil lucutan Jepang itu dibawa ke Pondok Lirboyo dan setelahnya diserahkan kepada Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang hingga kini (saat buku disusun, red) masih tersimpan di Markas Brawijaya Kediri.

M. Haromain, Tim Penulis buku Sejarah Pesantren Lirboyo terbitan BPK P2L dan Pustaka 1 Abad Lirboyo, 2010.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Kajian, News Sang Pencerah Muslim

Selasa, 14 November 2017

GP Ansor Cabang Khusus Arab Saudi Dikukuhkan

Jeddah, Sang Pencerah Muslim?

Pengurus? Pusat Gerakan Pemuda Ansor mengukuhkan GP Ansor Cabang Saudi sekaligus menggelar Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) diikuti 36 orang kader di KJRI Jeddah, Jumat hingga Sabtu (10-11/2/2017).

Pada saat itu juga di kukuhkan Pimpinan Cabang Khusus (PCK) Saudi Arabia dengan Ketua Musthofa Al Ghulayain oleh Ketua Umum PP Ansor Yaqut Cholil Qaumas.

GP Ansor Cabang Khusus Arab Saudi Dikukuhkan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Cabang Khusus Arab Saudi Dikukuhkan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Cabang Khusus Arab Saudi Dikukuhkan

PKD di Saudi Arab Saudi ini dilaksanakan untuk pertama kalinya sepanjang Ansor berdiri tahun 1934. Untuk mendukung PKD ini dikirim 18 orang instruktur nasoinal? dari PP GP Ansor.

Hadir memimpin rombongan PKD internasional adalah Ketum PP Ansor H. Yaqut Cholil Qaumas, Sekjen Adung Abdul Rochman, Kasatkornas Alfa Isnaini, Ketua Bidang Kaderisasi Ruchman Basori dan pimpinan pusat lainnya.

"Kegiatan ini merupakan komitmen pimpinan pusat Ansor melakukan kaderisasi secara serius, tidak saja di dalam negeri, tapi juga di luar negeri," tegas Sekjend Abdul Rochman melalui rilis diterima Sang Pencerah Muslim, Sabtu (11/2).

Sang Pencerah Muslim

Kegiatan ini sangat strategis untuk mendesiminasikan Islam aswaja, semangat kebangsaan dan keindonesiaan.

"Usaha mengkampanyekan Islam moderat ala Indonesia ini akan kita lanjutkan negara lain," ujar Adung lagi.

Adapun PKD internasional ini sebagai ikhtiar memperkuat kelembagaan Ansor di Arab Saudi. Kalau dulu KH Abdul Wahab Chasbullah melakukan perjalanan menjadi delegasi Komite Hijaz, kami ini Ansor sebagai generasi muda juga? napak tilas jejak Komite Hijaz sekaligus berumroh.

Sang Pencerah Muslim

"Agar Ansor menjaga kekuatan penting sebagai penjaga Islam ahlussunnah waljamaah, NKRI dan Pancasila. Kita patut bangga karena 36 peserta berasal dari berbagai profesi di Arab Saudi seperti mahasiswa, profesional dan sektor-sektor penting lainnya,” tegas Ruchman Basori, Ketua Bidang Kaderisasi.

Tantangan Islam Indonesia sangat komplek, maka GP Ansor mengambil peran strategis menjaga teadisi dan nilai Islam yg moderat terbuka dan toleran. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 November 2017

Konferensi Pemuda Lintas Agama 2012 digelar di Bali

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. International Interfaith Youth Summit atau konferensi pemuda lintas agama internasional 2012 akan digelar di Bali, 5--7 Oktober 2012.

Konferensi Pemuda Lintas Agama 2012 digelar di Bali (Sumber Gambar : Nu Online)
Konferensi Pemuda Lintas Agama 2012 digelar di Bali (Sumber Gambar : Nu Online)

Konferensi Pemuda Lintas Agama 2012 digelar di Bali

Konferensi yang digelar oleh Indonesia Youth Forum (IYF) bekerja sama dengan Global Peace Festival Indonesia Foundation (GPFIF) tersebut mengangkat tema "New Interfaith Paradigm for The 21st Century".

"Tujuan acara ini adalah untuk membangun pemahaman bersama akan pentingnya kerukunan umat beragama dan ikut mengambil peran nyata dalam pembangunan perdamaian," kata Direktur Eksekutif IYF Achmad Syamsuddin dalam siaran pers yang dikirim ke media, Jumat.

Sang Pencerah Muslim

Ketua GPFIF Chandra Setiawan mengatakan bahwa acara seperti itu patut didukung karena selain mengampanyekan kerukunan antarumat beragama, penggagasnya justru anak-anak muda. 

Sang Pencerah Muslim

"Kami dari GPFIF menilai bahwa acara seperti ini sangatlah penting karena anak-anak muda terlibat aktif memikirkan perdamaian dunia. Saat ini saja mereka sudah mau untuk memberikan kontribusi nyata, bagaimana kelak ketika mereka akan menjadi pemimpin dunia, tentunya mereka akan senantiasa mengusung semangat mulia ini," kata Chandra.

Rencananya, kurang lebih 200 orang pemimpin muda dunia dari berbagai negara akan hadir, diantaranya dari Pakistan, Philipina, Kamboja, Amerika Serikat, Korea Selatan, China, Malaysia, Timor Leste, Inggris, Bangladesh, Bosnia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Myanmar, Uzbekistan, India, Bangladesh, Vietnam, Madagaskar, Gambia, Mesir, Zimbabwe, Laos, Somalia, dan Indonesia.

Direktur Program IY Muhammad Abdul Idris menjelaskan bahwa konferensi pemuda lintas agama kali ini adalah konferensi keempat yang digelar IYF.

"Ini adalah tahun keempat kami mengundang pemuda dari berbagai negara untuk duduk bersama membangun dialog saling pemahaman, menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kegiatan ini sangat penting sebagai upaya ikut ambil bagian dalam perdamaian dunia," kata Idris yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PP IPNU.

Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung terselenggaranya konferensi tersebut, terutama pemerintah Indonesia dan perwakilan negara-negara sahabat yang ada di Jakarta.

"Juga ucapan terima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia yang ada di luar negeri, yang membantu kelancaran proses kedatangan teman-teman dari berbagai belahan dunia ini," demikian Idris. 

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, News, Pahlawan,Attijani Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

NU Desak Pemerintah Sanksi Kelompok Anti-Pancasila

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Nahdlaltul Ulama mendesak Pemerintah Indonesia untuk menta’zir (sanksi) terhadap kelompok atau organisasi yang menolak menghormati simbol negara dan yang menyatakan Pancasila sebagai ideologi kufur. Sebab tindakan tersebut sama dengan memvonis seluruh bangsa Indoneisa adalah orang kafir.

NU Desak Pemerintah Sanksi Kelompok Anti-Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Desak Pemerintah Sanksi Kelompok Anti-Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Desak Pemerintah Sanksi Kelompok Anti-Pancasila

Demikian salah satu simpulan hasil sidang bahtsul masail (pembahasan masalah-masalah dalam perspektif hukum Islam) dalam Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah ke-14 di komplek SMP/SMA Semesta, Gunungpati, Semarang, Ahad (23/6).

Alasan simpulan itu, menghormati simbol negara seperti upacara bendera dan berdiri saat menyanyikan lagi Indonesia Raya, hukumnya wajib bagi seluruh warga negara. Hal itu karena telah diwajibkan oleh undang-undang, dan menaati pemerintah hukumnya wajib.

Sang Pencerah Muslim

Demikian pula, kelompok yang menyatakan Pancasila sebagai ideologi kufur atau thoghut, hukumnya haram. Hal itu termasuk penghinaan dan meremehkan hasil konsensus bangsa. Padahal konsensus itu telah dibuat pada saat mendirikan Republik Indonesia dan seluruh perwakilan elemen bangsa Indonesia telah menyepakati dasar negara.

Dalam sidang yang dipimpin KH A’wani dan Ubaidillah Shodaqoh ini, para ulama menyampaikan berbagai pandangannya untuk menjawab tiga pertanyaan umat. Yaitu bagaimana hukumnya menghormati simbol negara yang telah menjadi konsensus nasional, bagaimana hukum menyatakan Pancasila dan NKRI adalah ideologi dan sitem kufur atau thoghut, serta apa yang harus dilakukan pemerintah terhadap organisasi atau kelompok yang menolak Pancasila dengan anggapan kafir.

Sang Pencerah Muslim

Disampaikan Kyai Ubaidillah, hukum asal menghormati simbol negara adalah mubah atau jaiz atau boleh. Namun karena sudah menjadi undang-undang, maka hukumnya menjadi wajib. Sesuai dengan keterangan dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin.

Lebih jelas disampaikan KH A’wani, penghormatan kepada bendera atau lambang negara, tidak ada unsur ibadah. Itu sebagai wujud cinta negara. Karena dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai rahmat Allah Yang Maha Esa, maka menghormati bendera sebagai simbol tanah air sama dengan mensyukuri nikmat Allah Taala.

“Menganggap pancasila sebagai thoghut adalah pengakuan yang batil atau dakwah bathilah. Menganggap demokrasi sebagai sistem kuffur juga dakwah bathilah,” ujarnya mengutip salah satu jawaban dari delegasi PCNU.

Ta’zir dari pemerintah, menurutnya, agar bisa menciptakan efek jera. Tahapannya dimulai dari mengklarifikasi, menasehati, memberi peringatan keras, lalu mengambil tindakan hukum.

Namun bila kelompok tersebut sudah memiliki kekuatan yang bisa menggoyahkan sendi kenegaraan, maka pemerintah wajib memerangi atau menumpasnya. Karena sudah masuk kategori bughot (pemberontakan).

“Semua putusan bahsul masail ini dibuat agar bisa dimengerti masyarakat umum,” pungkas kiai asal Sarang Rembang ini.

Redaktur     : Abdullah Alawi

Kontributor : Ichwan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Fragmen, Kajian Sang Pencerah Muslim

Cak Nun: “Ruwatan” Bagian dari Ajaran Islam

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Budayawan asal Jombang, Jawa Timur, Emha Ainun Nadjib bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Edukasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Walisongo Semarang meresmikan “Ruwatan” sebagai bagian dari ajaran Islam yang diambil dari al-Quran dan Hadits.

"Ruwatan bukan sebagai budaya Hindu-Budha melainkan sebagai bagian dari ajaran al-Quran yang dijalankan oleh umat Islam. Ruwatan juga bukan asal usul kebatilan maupun bidah melainkan ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an," ucap Cak Nun, sapaan akrabnya.

Cak Nun: “Ruwatan” Bagian dari Ajaran Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Cak Nun: “Ruwatan” Bagian dari Ajaran Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Cak Nun: “Ruwatan” Bagian dari Ajaran Islam

Istilah "ruwatan" sebagai budaya Hindu-Budha ditolak oleh budayawan berusia 60 tahun itu. Hal itu dikatakanya dalam Guyub Rukun Bareng Cak Nun Jilid 3, di halaman Ma’had Walisongo, Kampus II IAIN Walisongo Semarang, belum lama ini.

Sang Pencerah Muslim

Ia  menjelaskan, ajaran ruwatan tidak sekedar dilestarikan saja, melainkan juga harus tamasyuk dibumikan. Hal itu sesuai dengan istilah KH Fadlan Musyafak selaku pengasuh Ma’had Walisongo ruwatan ialah harokatut tamasyuk bis tsaqafah wal hadloroh al Indonesiyah.

Sang Pencerah Muslim

Menanggapi kelompok yang mentafsirkan ruwatan sebagai bidah dholalah pihaknya menolak. "Keliru dan salah bila mengartikan istilah ruwatan sebagai bidah. Sebab bidah ada yang diperbolehkan dan dilarang dalam hukum syara’. Tamasyuk merupakan bidah khasanah yang harus dijaga dan dibumikan," beber suami Novia Kolopaking.

Ia mengajak Jamaah Maiyah yang hadir agar tidak memaknai ruwatan secara menyeluruh. Sebab lanjutnya suatu ajaran yang diturunkan dari langit ke bumi adalah sesuatu ketentuan, anjuran, perintah yang sudah baku dan permanen lebih dari itu ada pula ibadah atau kebaikan yang bermula dari bumi ke langit yang tidak ada dalil larangannya.

Bagian anjuran yang dibolehkan ajaran agama, kata penerima penghargaan Satyalancana kebudayaan tahun 2010 itu, ibadah dibagi menjadi 2 yang diperintahkan dan dilarang sesuai ketentuan Aluran. 

Pertama, ibadah melalui jalur vertikal antara makhluk dengan sang pencipta yang sudah tidak bisa ditawar dan menjadi ketentuan baku. Kedua, sambungnya ibadah melalui jalur horizontal, yakni hubungan ibadah dengan alam, sesama makhluk semisal ruwatan yang merupakan kebudayaan dari ajaran Islam yang patut dijalankan dan dijaga. 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Syaiful Mustaqim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim RMI NU, Kajian, Habib Sang Pencerah Muslim

Kamis, 02 November 2017

Habib Muhammad: Perbedaan itu Lumrah

Solo, Sang Pencerah Muslim. Jika ditelaah lebih jauh, teks-teks keagamaan seperti Al-Qur’an dan hadits, kita akan mengerti bahwa perbedaan tidak hanya terdapat pada kehidupan manusia saja, bahkan para makhluk pilihan seperti para Malaikat, Nabi dan sahabat nabi pun tak lepas dari perbedaan pendapat.

Salah satunya termaktub dalam Surah Shad ayat 67-69, yang artinya “Katakanlah: "Berita itu adalah berita yang besar, Yang kamu berpaling daripadanya. Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang Al malaul ala (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan.

Habib Muhammad: Perbedaan itu Lumrah (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Muhammad: Perbedaan itu Lumrah (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Muhammad: Perbedaan itu Lumrah

“Ayat tersebut membuktikan bahwa Malaikat yang tercipta dengan tanpa hawa nafsu dan selalu taat kepada perintah Allah SWT pun ternyata mengalami perbedaan pendapat satu sama lain,” terang pengasuh Majelis ‘Bismillah’ MWCNU Pasar Kliwon, Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi, Ahad (14/9) kemarin.

Tidak hanya itu, dalam ayat lain juga dikisahkan ketika terjadi dialog antara Nabi Khidhr a.s. dan Nabi Musa a.s. “Nabi Musa pun memprotes apa yang dilakukan oleh Khidhr as sehingga akhirnya Khidhr as pun memutuskan untuk berpisah dengan Nabi Musa,” tuturnya.

Lebih lanjut diterangkan oleh cucu Habib Anis Al-Habsyi itu, perselisihan pendapat yang dikisahkan di dalam Al-Quran dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbedaaan pendapat adalah sebuah hal yang sangat lumrah.

Sang Pencerah Muslim

“Jika para malaikat yang tercipta tanpa hawa nafsu, para nabi yang menerima wahyu, masih mengalami perbedaan perspektif (pandangan) di antara mereka, maka sangatlah wajar apabila orang-orang setelah mereka pun mengalami perbedaan pendapat,”

Namun, perlu digaris bawahi bahwa semua perbedaan itu muncul atas dasar taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, dengan ijtihad (penggalian hukum) yang mempunyai dasar kuat bukan menuruti hawa nafsu belaka.?

“Oleh karena itu, sebagian ulama menyatakan bahwa perbedaan yang dimaksud sebagai rahmat adalah perbedaan para ulama dalam permasalahan furu’iyyah bukan perbedaan yang berasal dari pernyataan orang awam yang tanpa dasar atau ngawur,” tegasnya.

Masalah akan muncul apabila kita melakukan hal tersebut tanpa berdasar pada sebuah ilmu atau ijtihad dari ulama. “Berbeda jika kita mengikuti (taqlid) pada Imam yang mampu menjelaskan dasar-dasar kebolehannya dengan terperinci dan bisa dipertanggung jawabkan. Di sinilah nilai kerahmatan dalam sebuah perbedaan,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kajian, Kyai, Warta Sang Pencerah Muslim

Rabu, 04 Oktober 2017

Bayar Pajak Termasuk Bentuk Cinta Tanah dan Air

Rembang, Sang Pencerah Muslim - Tertib dalam membayar pajak merupakan perwujudan cinta tanah air yang nyata. Pasalnya pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang menjamin keberlangsungan semua aktivitas pembangunan.

Demikian disampaikan oleh Ketua PCNU Rembang KH Ahmad Sunarto saat halal bihalal dan sosialisasi hutang pajak yang di digelar di kantor PCNU setempat, Ahad (31/7).

Bayar Pajak Termasuk Bentuk Cinta Tanah dan Air (Sumber Gambar : Nu Online)
Bayar Pajak Termasuk Bentuk Cinta Tanah dan Air (Sumber Gambar : Nu Online)

Bayar Pajak Termasuk Bentuk Cinta Tanah dan Air

Kiai Sunarto menjelaskan, kegiatan ini merupakan hasil mufakat NU se-Jawa Tengah untuk menyosialisasikan pentingnya membayar pajak. Karena manfaatnya akan kembali kepada rakyat secara umum.

"Membayar pajak itu termasuk salah satu perwujudan dari cinta tanah air,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan itu, ia juga menyebut bahwa hukum membayar pajak adalah fardhu ain sehingga wajib pajak harus tertib membayarnya.

Sang Pencerah Muslim

Pengurus MWCNU dari sembilan kecamatan, dengan seluruh rantingnya yang hadir diharapkan menjadi kepanjangan tangan PCNU Rembang untuk menyosialisasikan kepada wajib pajak, di level yang paling bawah.

Dengan adanya kegiatan ini, PCNU Rembang berharap dapat meningkatkan hasil pendapatan daerah melalui sektor pajak.

Banyak harapan disampaikan oleh sejumlah pengurus ranting NU. Mereka mengeluhkan kondisi jalan utama desa yang mengarah kota yang memprihatinkan. Kondisi jalan mulai rusak ringan, pecah-pecah, hingga longsor di bagian badan jalan seperti yang ada di jalan utama desa Gunung sari Kecamatan Kaliori. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Oktober 2017

IPPNU Tapal Kuda Gelar Latihan Kader Utama

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim



Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PPNU) di daerah Tapal Kuda mengadakan Latihan Kader Utama (Lakut) di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an al-Mubarok Genteng Banyuwangi. Kegiatan itu dibuka dengan shalawat oleh grup hadrah pesantren al-Mubarok, Senin (6/3).?

Latihan Kader Utama (Lakut) adalah jenjang pengkaderan di IPPNU setelah Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dan Latihan Kader Muda (Lakmud). Lakut diikuti 21 peserta yang terdiri dari perwakilan Pimpinan Cabang (PC) IPPNU se-Tapal Kuda Jawa Timur antara lain Banyuwangi, Kencong, Jember, Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kraksaan, Situbondo, dan Bondowoso.?

IPPNU Tapal Kuda Gelar Latihan Kader Utama (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Tapal Kuda Gelar Latihan Kader Utama (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Tapal Kuda Gelar Latihan Kader Utama

“Lakut diadakan untuk menuntaskan jenjang kaderisasi yang ada di IPPNU. Selain itu, kita berharap masing-masing perwakilan PC bisa membawa ilmu, pengalamannya ke daerah masing-masing sehingga bisa menjadikan kader IPPNU lebih berkualitas khususnya Tapal Kuda,” ujar Koordinator IPPNU Daerah Tapal Kuda Khoirun Nisa dalam sambutannya di acara pembukaan Lakut.?

Lakut yang berlangsung selama 4 hari ini diisi dengan 13 materi. Sebagian materi tersebut adalah Analisa dan Gerakan Sosial, Metode Pengorganisasian Pelajar, dan Manajemen Program. Di antara pemateri tersebut menghadirkan narasumber dari tokoh lokal, alumni IPPNU, PW IPPNU Jatim, serta PP IPPNU.

Sang Pencerah Muslim

Penyelenggaraan Lakut di pesantren yang dibangun dari bambu alami dan bernuansa tradisional itu juga mendapatkan apresiasi dari Ketua PCNU Banyuwangi KH Masykur Ali yang hadir membuka acara.?

Menurutnya, kader IPPNU harus selalu siap membentengi NKRI. Karena kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran ulama dan santri. Kiai Masykur juga memberikan ulasan sejarah perjuangan Kiai Hasyim, RA Kartini, dan Pangeran Diponegoro.

Di akhir sambutannya, Kiai Masykur juga menambahkan, “Yen arek-arek IPPNU gak dulinan Hp wayae acara, Lakut e uapik tenan wisan,” tuturnya dengan bahasa Jawa khas Banyuwangi.?

Pesan penutupnya tersebut bertujuan untuk memotivasi kader IPPNU agar serius dalam mengikuti kegiatan tersebut. (Durrotul Firdaus/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Minggu, 24 September 2017

KBIHNU Gelar Taaruf Jamaah Calon Haji

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama (KBIHNU) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menggelar Ta’aruf Jamaah Calon Haji (JCH) tahun 2014/1435 H di Gedung NU lantai 2, Jalan Pemuda No.51, Ahad (9/2).

KBIHNU Gelar Taaruf Jamaah Calon Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
KBIHNU Gelar Taaruf Jamaah Calon Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

KBIHNU Gelar Taaruf Jamaah Calon Haji

Kegiatan yang diikuti 100 orang tersebut dihadiri KH Ahmad Kholil (Rais Syuriah PCNU), KH Asyhari Syamsuri (Ketua PCNU), KH Imam Abi Jamrah (Wakil Ketua KBIHNU), KH Abdul Hamid Suyuti (Pembimbing KBIHNU) dan H Ali Arifin (Bidang pelaksanaan Ibadah Haji Kemenag Jepara).

KH Imam Abi Jamrah, Wakil Ketua KBIHNU kepada ratusan orang yang hadir mengatakan, sebelum menunaikan ibadah haji, jamaah diharapkan menunaikan tiga hal, yakni mengetahui ilmu haji, tobat dan memohon ampunan.

Sang Pencerah Muslim

Hal itu dikemukakan Kiai Abi Jamrah sebagaimana mengutip pendapat Imam Ghazali. “Yaitu meminta ampunan kepada Allah dan sesama manusia,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Meminta ampun kepada Allah bisa dilaksanakan dengan intensitas beribadah kepada-Nya. Sementara kepada sesama manusia, lanjut Katib Syuriah PCNU ini, meski agak susah dilaksanakan, harus tetap dilakukan.

Di samping itu, JCH harus mengetahui ilmu tentang ibadah haji. Senada dengan Kiai Abi Jamrah, KH Asyhari Syamsuri, Ketua PCNU menambahkan, mengetahui ilmu tentang haji berarti mengetahui dasar al-Qur’an dan hadits serta ijtihad ulama.

Apalagi Kepala SMKN 3 Jepara itu juga mengutip hadits yang intinya yang menginginkan dunia dan akhirat harus dengan ilmu. Kiai Asyhari juga menjelaskan posisi seorang pembimbing ibadah haji laiknya pembimbing “skripsi”.

Sehingga, yang dibimbing lanjutnya mempunyai hak penuh untuk? melaksanakan ibadah sesuai aturan. Tidak asal-asalan. “Suami istri juga harus paham masing-masing. Agar disana tidak saling nebeng. Karena ibadah ini bersifat individu,” tambahnya.? ?

Bidang Pelaksanaan Ibadah Haji Kemenag Jepara, H Ali Arifin lebih banyak menyampaikan teknis pelaksanaan ibadah haji. Diantaranya JCH melaksanakan tiga kali bimbingan: kelompok, bimbingan di kecamatan dan di kabupaten.

Sementara, M Nasrullah Huda dari Sekretariat KBIHNU mengungkapkan pihaknya memberikan pelayanan ekstra kepada JCH. Alhasil, KBIH yang telah beroperasi sejak 2004 itu membagi dalam beberapa wilayah: Keling-Donorojo, Kembang-Bangsri-Mlonggo-Pakis Aji, Tahunan-Batealit-Kedung, Pecangaan dan Nalumsari-Mayong-Welahan.

Di samping itu, Huda menyinggung tentang transparansi anggaran KBIH agar semua pihak mengerti dan tidak ada yang dikecewakan. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Politisasi Ayat dan Hadits dalam Sejarah Islam

Oleh Nadirsyah Hosen

Ibn Jarir al-Thabari (wafat 310H) adalah ulama salaf yang bukan saja seorang ahli tafsir dan mujtahid, tapi juga seorang ahli sejarah. Mazhab fiqihnya sudah punah ditelan zaman, namun kitab Tafsir al-Thabari yang ditulisnya masih menjadi rujukan utama di dunia Islam sampai saat ini.

Politisasi Ayat dan Hadits dalam Sejarah Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Politisasi Ayat dan Hadits dalam Sejarah Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Politisasi Ayat dan Hadits dalam Sejarah Islam

Dalam bidang sejarah beliau menulis 11 jilid kitab Tarikh al-Rusul wa al-Muluk (sejarah para rasul dan raja), yang lebih dikenal dengan Tarikh al-Thabari. Ini sebuah catatan berharga akan sejarah kekuasaan dalam dunia Islam. Sebelas jilid dalam bahasa Arab telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebanyak 40 jilid. Luar biasa! Sayangnya, tidak banyak di antara kita yang mau bersusah payah menelaah dokumen sejarah yang dicatat dengan detil dan teliti oleh Imam al-Thabari ini.

Mari kita buka jilid ke-10 halaman 54 . Ini kisah mengenai Khalifah Abbasiyah yang bernama al-Mutadhid Billah. Kita buka catatan al-Thabari pada tahun 284 H. Apa yang terjadi?

Sang Pencerah Muslim

?

? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Warga memberitakan bahwa dokumen yang melaknat Muawiyah atas perintah Khalifah al-Mutadhid akan dibacakan di masjid selepas shalat Jumat. Beredarnya berita tersebut membuat warga selepas shalat jadi ragu mendengar pembacaan doa karena khawatir dokumen itu akan dibacakan, namun kenyataannya itu tidak dibacakan. Disebutkan bahwa Khalifah al-Mutadhid telah memerintahkan untuk mengeluarkan dokumen yang dibuat di masa Khalifah Mamun yang melaknat Muawiyah. Perintah ini telah dilaksanakan. Sinopsis dari arsip lama itulah yang kemudian dijadikan materi untuk menyusun dokumen yang disampaikan kepada Khalifah al-Mutadhid.

Imam al-Thabari kemudian mencantumkan dokumen tersebut (sekitar 7 halaman) dalam kitab Tarikh-nya ini. Terlalu panjang kalau saya cantumkan semuanya di sini. Konteksnya adalah Muawiyah, Yazid dan Marwan yang menjadi cikal bakal berdirinya dinasti Umayyah dilaknat dan dicaci-maki oleh para Khalifah Abbasiyah. Perpindahan kekuasaan dua dinasti Islam ini juga memakan korban jiwa yang tak sedikit.

Saat Dinasti Umayyah berkuasa mimbar Jumat dikabarkan dipenuhi cacian akan Imam Ali bin Abi Thalib. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azis dari dinasti Umayyah tradisi buruk itu dihentikan. Nah, di masa Khalifah al-Mutadhid (dinasti Abbasiyah) ancaman dari sisa-sisa keturunan dan pasukan Umayyah masih ada. Maka al-Mutadhid menggunakan tangan besi untuk melawan mereka, termasuk dengan menggunakan ayat dan hadits untuk melaknat pendiri dinasti Umayyah di atas.

Dalam dokumen yang dikutip Imam al-Thabari jelas tergambar politisasi agama demi mempertahankan kekuasaan. Sejumlah ayat dikutip seperti QS al-Isra ayat 60 yang menyebut pohon yang terkutuk, lantas oleh dokumen itu dikatakan bahwa tidak ada pertentangan maksudnya itu adalah Bani Umayyah. Kemudian mengutip riwayat yang mereka klaim dari Nabi ketika melihat Abu Sufyan naik keledai bersama Muawiyah dan Yazid, lantas Nabi berkata: "Allah melaknat pemimpin, yang menaiki dan yang mengendarai kuda" [maksudnya ketiga orang ini semua kena laknat oleh Nabi].

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?:

»? ? ? ? ? ? ? ? ? ? » ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?.

Imam al-Thabari sebagai ahli tafsir tentu paham bahwa tafsiran di atas keliru. Begitu juga kutipan hadits bertentangan dengan fakta bahwa Yazid bin Muawiyah lahir setelah Nabi wafat, jadi tidak mungkin Nabi melihatnya naik kuda bersama kakek (Abu Sufyan) dan bapaknya (Muawiyah). Kutipan hadits bertebaran di dokumen ini mengenai kejelekan Abu Sufyan, Muawiyah dan juga Marwan.

? ? ? ? ? ? ? ? ?: «? ? ? ? ? ?» ? ? ? ? ? [? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ?] ?: ? ? ? ? ? ? ? [? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?] [? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ?

Dikabarkan bagaimana Nabi mendoakan Muawiyah agar perutnya tidak pernah kenyang, karena dua kali dipanggil menghadap Nabi, Muawiyah menolak karena sedang asyik makan. Atau dicantumkan riwayat lain seolah Nabi pernah bersabda: "jikalau engkau melihat Muawiyah berdiri di mimbarku, bunuhlah dia."

Tafsiran lain disampaikan mengenai lailatul qadar yang lebih baik daripada seribu bulan. Maksudnya menurut dokumen ini, lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan kekuasaan Umayyah. Kebetulan memang masa 90 tahun kekuasaan Umayyah itu sama dengan masa hitungan seribu bulan. Tapi apa hubungannya ayat lailatul qadar dengan masa kekuasaan Bani Umayyah? Pesan terselubungnya adalah umat jangan silau dengan panjangnya kekuasaan Umayyah. Nyambung atau enggak, ya itu urusan lain.

? ? ? ? ? ?: " ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Bahkan dokumen ini juga mengklaim adanya hadits marfu yang menyatakan Muawiyah akan berada di neraka paling bawah memanggil-manggil Allah: "Ya Hanan, Ya Manan" namun diberi jawaban "Nah sekarang [kamu percaya padaKu], sebelumnya kamu telah membuat kerusakan".

Dokumen yang penuh caci-maki terhadap lawan politik dengan mencantumkan penafsiran ayat dan riwayat yang diklaim berasal dari Nabi itu ditandatangani oleh Menteri Utama (Wazir) yaitu Abul Qasim Ubaidillah bin Sulayman. Sebelum diakhiri dokumen ini mencantumkan doa semoga Allah melaknat Abu Sufyan, Muawiyah, Yazid, Marwan dan anak keturunan mereka. Jadi bukan cuma Nabi, bahkan Allah pun mereka bawa-bawa untuk menyerang lawan politiknya.

Membaca dokumen yang dicantumkan Imam al-Thabari ini saya bergidik ngeri bagaimana efek kebencian yang sudah sampai pada puncaknya dan agama pun sudah dipolitisasi sedemikian rupa. Ternyata pelintirisasi dan politisasi ayat-hadits sudah berlangsung sejak lama. Inilah yang terjadi ketika kekuasaan berselingkuh dengan agama. Naudzubillah min dzalik.

Saya pun teringat puisi panutan saya al-Mukarram KH A Mustofa Bisri yang bikin air mata meleleh:

...

Di mana-mana sesama saudara

Saling cakar berebut benar

Sambil terus berbuat kesalahan

Quran dan sabdamu hanyalah kendaraan

Masing-masing mereka yang berkepentingan

Aku pun meninggalkan mereka

Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku

Aku merindukanmu, O, Muhammadku

.....



Penulis adalah Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Senin, 04 September 2017

Mahfudh MD: Gus Dur Tidak Perlu Uang

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfudh MD begitu terkejut ketika Gus Dur dituding terlibat skandal Buloggate yang katanya merugikan uang negara Rp 3 milyar itu sampai beliau dijatuhkannya sebagai presiden. Dia tidak percaya itu. Mengapa? Kalau Gus Dur mau uang, seorang presiden butuh ratusan milyar pun ada dan itu sah untuk kebutuhan darurat. Mengapa hanya Rp 3 milyar?

“Tapi, Gus Dur bilang dirinya tidak perlu uang, tapi perlu serius dalam mengurusi Negara ini. Dan, itulah tugas dan kewajiban saya sebagai presiden. Jadi, saya tidak butuh uang,”tandas Mahfudh MD menirukan ucapan Gus Dur sewaktu menjadi menterinya di era pemerintahan Gus Dur, dalam haul Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (30/12) malam.

Mahfudh MD: Gus Dur Tidak Perlu Uang (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahfudh MD: Gus Dur Tidak Perlu Uang (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahfudh MD: Gus Dur Tidak Perlu Uang

Oleh sebab itu lanjut mantan menteri pertahanan ini meyakinkan bahwa haul ini adalah untuk mengenang jasa-jasa dan perjuangan orang besar. Misalnya mengapa dan bagaimana caranya seseorang menjadi besar seperti Gus Dur? Itulah yang mesti menjadi pelajaran dan kita semua harus melanjutkan perjuangannya.

Sang Pencerah Muslim

Mahfudh menyontohkan seorang Fir’aun yang mengaku Tuhan dan akhirnya mati di laut merah tapi tubuhnya masih itu sebagaimana janji Allah swt dalam Alquran. “Itu menjadi bukti dan pelajaran bagi kita semua bahwa manusia ini akan bernasib seperti Fir’aun. Untuk itu, haul ini penting dalam mempelajari jasa-jasa dan perjuangan orang besar,”tutur Mahfudh lagi.

Dalam hal kafir mengkafirkan pun kata Mahfudh, bagi Gus Dur setiap orang yang melawan kebenaran termasuk orang Islam sendiri adalah kafir. Sehingga yang disebut kafir, itu bukan saja orang yang tidak beragama Islam, tapi justru orang non muslim kalau berlaku benar akan dibela habis-habisan oleh Gus Dur.

Sang Pencerah Muslim

“Jadi, orang Islam yang melakukan kesalahan itu kafir. Karena itu Gus Dur tegas dan menghadapi sendiri orang-orang yang dianggap sebagai preman di sekitar istana dan pemerintahan sewaktu menjadi presiden. Namun beliau sangat santun terhadap siapapun termasuk rakyat kecil yang memang baik,”katanya.

Gus Dur sangat keras sikapnya terhadap orang-orang yang melakukan kesalahan. Itu sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw, yang berlaku keras terhadap orang-orang yang dinilai kafir, yaitu asyidda’u ‘alalkuffari ruhamaa’u bainahum. “Sekali lagi haul ini mengingatkan kita untuk mengenang dan melanjutkan perjuangan orang-orang besar seperti Gus Dur,”ujar Mahfudh. (amf)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Kajian, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Jumat, 18 Agustus 2017

Inilah Pesan Banser Sepuh Target Mati PKI

Way Kanan, Sang Pencerah Muslim. Mantan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) KH Nashikin Asnawi (75) memotivasi ratusan peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) dan Pendidikan Kader Dasar (PKD) yang digelar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Way Kanan, Lampung, Selasa (25/3).

Banser sepuh yang dulu pernah menjadi target pembunuhan Partai Komunis Indonesia ini berpesan kepada mereka untuk tidak gentar membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui Nahdlatul Ulama.

Inilah Pesan Banser Sepuh Target Mati PKI (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Pesan Banser Sepuh Target Mati PKI (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Pesan Banser Sepuh Target Mati PKI

"Saya target mati PKI pada usia (25). Namun sebagai Banser,  warga Nahdliyin, saya tidak gentar, berjuang untuk NKRI," ujar pendiri Pondok Pesantren Roudlotul Mutaqin itu di kampung dan Kecamatan Bumiagung Way Kanan, Selasa (25/3).

Sang Pencerah Muslim

KH Nashikin menegaskan, NU selalu berada di depan dalam membela NKRI. "(Bahwa) Paduka Yang Mulia Presiden Sukarno meminta bantuan ulama NU untuk melawan Belanda adalah kenyataan," ujar pria kelahiran Kampung Gaji, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, 1939 itu.

Sang Pencerah Muslim

KH Nashikin yang di lingkungan pondok biasa dipanggil "Abah Sepuh" itu mengaku bangga atas adanya kaderisasi. "Saya yang sudah tua bangga mempunyai penerus yang ikhlas ditempa dengan keras dan pengetahuan karena perjuangan memang membutuhkan itu. Saya doakan para peserta kegiatan senantiasa berjuang untuk NU, untuk bangsa," tuturnya. (Gatot Arifianto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Nusantara, Hadits Sang Pencerah Muslim

Kamis, 17 Agustus 2017

Warga NU Bersepeda Keliling Dunia (I)

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Berat badan Hakam Mabruri cuma 45 kg dan tinggi badannya 160 cm. Sementara Rofingatul Islamiah 45 kg dengan tinggi 155 cm. Namun, berat dan tinggi badan bukan patokan besar dan tidaknya nyali. Pasangan suami istri itu bernyali besar. Mereka hendak berkeliling dunia tanpa uang sepeser pun dengan mengendarai sepeda.?

Mereka akan bersepeda melewati beberapa negara, mulai Singapura, Malaysia, Thailand, Neval, India, Yordania, Israel, Mesir, Sudan, Arab Saudi. Di negara terakhir tersebut, Hakam masih berpikir untuk mengunjungi beberapa negara tetangga Arab. Atau langsung pulang kembali ke tanah air. Kepulangan tersebut pun masih belum ditentukan caranya apakah kembali dengan sepeda atau naik pesawat.?

Hakam dan istrinya telah bersepeda dari kampung halamannya, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu 17 Desember 2016. Sampai di Jakarta pada Selasa 10 Januari 2017. Selama beberapa bulan misinya terhenti karena mengurusi visa dan bekal selama di perjalanan.?

Warga NU Bersepeda Keliling Dunia (I) (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU Bersepeda Keliling Dunia (I) (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU Bersepeda Keliling Dunia (I)

Setelah itu selesai, pada 21 Maret 2017, pasangan tersebut berangkat kembali. Mereka dilepas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dari kantor PBNU, Jakarta. Kiai Said mendoakan pasangan Gerakan Pemuda Ansor dan Fatayat NU asal Malang, Jawa Timur itu. Perjalanan kali ini mereka menumpangi kapal laut menjelajahi daerah-daerah di Sumatera untuk selanjutnya bersepeda ke negara tetangga sesuai rute yang telah disusun.

Selepas mghrib kedua pasangan itu kemudian bertolak ke Tanjung Priok. “Malam itu juga kami membeli tiket kapal laut KM Salvia yang dibantu oleh teman-teman Fedtruk, Komunitas Sepeda Federal Tanjung Priok. Suasana hujan mengiringi kami dari basecamp Fedtruk,” kata Hakam yang saat ini sedang berada di Bangka Belitung.?

Sang Pencerah Muslim

“Jam 12 tertulis di tiket, tapi pada prakteknya, kami harus ngantre sampai menjelang pagi. Kisaran jam 2:30 WIB, kami baru masuk dan kapal pun berangkat jam 05:50 Wib. Perjalanan dalam via kapal kita lakukan selama kurang lebih 21 jam. Menjelang subuh tanggal 23 Maret kapal kami sandar di Pangkal Balam. Setelah kami turun kami pun langsung mencari masjid terdekat dan melakukan solat subuh sebelum mengatur rute awal kami selama di pulau bangka,” katanya.?

Kemudian pukul 07:30 WIB kami mencari sarapan sekadar mengganjal perut sambil mengontak teman-teman dari komunitas sepeda di Pangkal Pinang. Akhirnya, setelah kontak per telepon, kami pun ditawari mampir di toko teman itu. Kami pun akhirnya mampir di toko sepeda itu. Tapi karena brand merk sepeda kami besebrangan, mereka tidak bisa membantu kami lebih. Kami pun menyadari semua itu. Akhirnya kami lanjutkan perjalanan ke arah Koba, Kabupaten Bangka Tengah.?

Siang hari, kami mampir di sebuah wrung untuk makan siang. Kami pun mulai sosialisai pada pengunjung warung, kami dari pulau Jawa untuk mengemban misi menyebarkan perdamaian antarumat beragama. Ternyata di pulau Bangka ini mereka menceritakan sangat toleran dalam beragama, pembauran sangat kental antaretnis dan mereka pun sangat menyambut gembira mendengar pihak PBNU mau memberangkatkan kami. Di setiap kami istirahat, kami selalu mengobrol dengan penduduk lokal yang sangat menjunjung tinggi asas ke kebhinekaan. Bersambung…(Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kajian, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Rabu, 16 Agustus 2017

Dulu, Berhaji Sarana Cari Ilmu dan Konsolidasi Usir Penjajah

Tangerang Selatan, Sang Pencerah Muslim



Penulis buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie mengatakan, setelah perang Diponegoro usai, melaksanakan ibadah haji tidak hanya berfungsi sebagai ritual ibadah semata, tetapi sebagai sarana mencari ilmu dan konsolidasi dalam menentang penjajahan.?

Dulu, Berhaji Sarana Cari Ilmu dan Konsolidasi Usir Penjajah (Sumber Gambar : Nu Online)
Dulu, Berhaji Sarana Cari Ilmu dan Konsolidasi Usir Penjajah (Sumber Gambar : Nu Online)

Dulu, Berhaji Sarana Cari Ilmu dan Konsolidasi Usir Penjajah

"Haji itu tidak hanya ibadah saja, tapi sebagai sarana pertemuan, titik temu," katanya di Islam Nusantara Center Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (26/8) lalu.?

Dulu, perjalanan haji membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan dan paling ssbentar tiga tahun. Milal mengungkapkan, dalam perjalanan tersebut umat Islam Nusantara yang berhaji tersebut pasti melewati beberapa wilayah seperti Yaman, Haramain, dan tempat lainnya. Di tempat tersebut, mereka bertemu dengan para guru ulama dari Nusantara.

"Jadi, saat itu, haji tidak hanya ritual ibadah saja tapi juga menjadi sarana mencari ilmu," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, kata Milal, tradisi tukar menukar sanad keilmuan juga menjadi salah satu tradisi keilmuan Nusantara yang sangat marak pada saat itu antara peserta haji dari Nusantara dengan ulama Nusantara yang menetap di Timur Tengah, terutama Makkah.?

Sang Pencerah Muslim

Syekh Nawawi Al Bantani menjadi tokoh sentral dalam tradisi tukar-menukar sanad itu. Sehingga hal itu menjadi perhatian bagi Belanda karena menganggap aktivitas tersebut bisa mengancam keberlangsungan penjajahan mereka di Nusantara.?

"Hingga (Belanda) mengutus Snouck Horgronje untuk melakukan penelitian, khususnya terkait Syekh Nawawi. Pemerintah kolonial ingin sekali mengetahui apa dampak haji bagi Muslim di Nusantara", terangnya.

Menurut Milal, kolonial Belanda terus mengawasi aktivitas dan gerakan ulama Nusantara setelah perang Jawa.?

"Termasuk (mengawasi) ulama-ulama Nusantara yang ada di Makkah," tukasnya. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 07 Juli 2017

Siswa Kristenpun Fasih Al Quran dan Barzanji

Papua, Sang Pencerah Muslim
Ketika seseorang sedang menikmati keindahan kota Jayapura Papua yang berbukit-bukit menjulang di bibir pantai samudera Pasifik, akan menjumpai sebuah bangunan megah berlantai lima, itulah Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) yang merupakan lembaga pendidikan terbesar di propinsi terjauh itu, cabangnya pun tersebar di seluruh tanah Papua. Lembaga pendidikan itu meliputi taman kanak-kanak, SD SMP, SMA hingga perguruan tinggi.

Tetapi yang jarang diketahui orang bahwa lembaga pendidikan tersebut adalah lembaga pendidikan NU yang dikelola oleh Lambaga Ma’arif NU. Melalui Yapis tersebut dengan berbagai cabang serta komunitas yang terbentuk, tradisi NU berkembang di sana, mulai dari dziba, manaqib, barzanji,  tahlil dan sebagainya.Karena itu bagi umat Islam tidak akan merasa terasing di sana, sebab umat Islam berkembang cukup pesat, serta siarnya terus memancar melalui kegiatan kultural tadi.

Rata-rata murid di sekolah Yapis sangat tinggi, di SD Nurul Huda I Yapis saat ini memiliki 506 siswa, dengan prestasi yang memadai, yang ikut mewakili lomba nasional prestasi siswa yang masuk dalam 10 besar. Demikian juga nilai rata-rata kelulusan menduki papan atas di tingkat SD se Papua, yang harus bersaing dengan SD negeri unggulan dan beberapa sekolah swasta seprti kalam Kudus.

Di level pendidikan menengah pertama, kualiatas pendidikan yang bernaung di bawah Lembaga Ma’arif NU juga cukup cemerlang, seperti yang dicapai oleh SMP Nurul Huda Yapis Jayapura. Kalau dilihat dari hasil ujian akhir nasional, maka sekolah ini menduduki ranking ke 10, dari 36 SMP negeri dan swasta yang ada di Jayapura.

Salah satu keunggulan SPM Ma’arif itu adalah bidang matematika, semul prestasi di bidang itu memang rendah sebagaimana sekolah swasta agama umumnya. Tetapi kemudian SMP Nurul Huda mengadakan kerjasama dengan sekolah Kalam Kudus (Katolik), akhirnya prestasi di bidang matematika menjadi menonjol, bahkan mengungguli sekolah kalam Kudus, sehingga posisi penguasaan matematika sekolah ini tepat pada ranking keempat.

Namun demikian menurut kepala sekolahnya, H, Komari Spd, pendidikan agama juga mendapat perhatian utama, terutama yang berkaitan dengan amaliyah Nahdliyah ahlussunnah wal jamaah. Maka setiap hari sabtu diselenggarakan pelajaran membaca tahlil, barzanji, manaqib dan sebagainya. Semua siswa berkewajiban mengikuti kegiatan kurikuler tersebut. Dengan demikian 21 orang siswa Kristen yang terdapat di sana juga mengikuti pelajaran agama, maka tidak aneh kalau para siswa Kristen itu sangat fasih membaca Al Qur’an, merdu dalam mengalunkan qashidah barzanji dan khusuk dalam membaca tahlil sebagaimana para siswa Muslim.

Namun demikian masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi untuk menjaga keberlangsungan lembaga pendidikan ini, pertama adalah soal kepengurusan yayasan, yang cenderung berusaha melakukan privatisasi, menjadi pendidikan keluarga, sehingga warna Ma’arifnya menjadi samar. Karena itu tugas yang sedang dijalankan oleh Pengurus Wilayah NU Papua adalah membenhni manajemen pengelolaan Yapis, sehingga benar-benar secara kelembagaan dikontrol oleh Lembaga Maarif, sehingga keberlangsungannya bisa dijaga.

Selain itu cara mareti pelajaran mereka mengharapkan agar PBNU dan PP Ma’arif segera menetapkan buku pelajaran tentang ke-NU-an dan Keaswajaan. Karena untuk memanamkan nilai Aswaja yang moderat dan toleran terhadap komunitas dan budaya local sangat diperlukan oleh masyarakat Papua. Demikian juga pelajaran KeNUan diperlukan agar mereka menghayati tradisi NU, karena hanaya dengan tradisi NU itulah kerukunan di papua bisa dikembangkan dengan demikian posisi Papua sebagai bagian dari negara kesatuan RI bisa terus dipertahankan. Itulah posisi strategis NU di kawasan paling timur Indonesia itu.

Ketertarikan para pelajar, pemuda dan mahasiswa terhadap Islam Nahdliyin juga cukup besar, terbukti dalam acara nisfu sya’ban yang diselenggarakan Muslimat dan PWNU di Jayapura, di Masjid Nurul Islam dihadiri oleh hampir ribuan anak muda dari seluruh Jayapura dan mereka dengan tekun mengikuti acara pengajian dan pembacaan berbagai amalan ahlussunnah waljamaah, sejak dari ceramah agama, pembacaan surat Yasin hingga pembacaan dziba dan tahlil. Bahkan para pemuda terutama yang punya minat dibidang internet sangat antusias mengikuti penjalasan mengenai website NU dan masalah Infaq PBNU melalui SMS yang disampaikan oleh Sang Pencerah Muslim.

Ini menunjukkan bahwa penanaman spirit NU yang dilakukan para pengurus NU dan para guru di sana berjalan intensif, maklum kebanyakan mereka alumni pesantren baik di Jawa, Sulawesi Ternate atau Bima, bahakan beberapa di antaranya suku asli Papua sendiri. (ltn)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Kajian Sang Pencerah Muslim

Siswa Kristenpun Fasih Al Quran dan Barzanji (Sumber Gambar : Nu Online)
Siswa Kristenpun Fasih Al Quran dan Barzanji (Sumber Gambar : Nu Online)

Siswa Kristenpun Fasih Al Quran dan Barzanji

Senin, 05 Juni 2017

Santri ke Depan Harus Siap Bersaing di Berbagai Bidang

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Jaringan Gusdurian Universitas Negeri Semarang (Unnes) bekerjasama dengan Kedai Kopi ABG menggelar diskusi di warung kopi yang tak jauh dari kampus Unnes pada Senin, 19 Oktober 2015. Hadir sebagai pemantik diskusi Mukhamad Zulfa (kontributor Sang Pencerah Muslim Semarang) dan Akhmad Luthfi (mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, PW IPNU Jawa Tengah).?

Diskusi bertema "Kalau Sudah (Jadi) Santri, Njur Ngapa?" diawali dengan pembacaan shalawat diiringi grup rebana Jamiyyah Mauliddurrasul Arrohman.

Santri ke Depan Harus Siap Bersaing di Berbagai Bidang (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri ke Depan Harus Siap Bersaing di Berbagai Bidang (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri ke Depan Harus Siap Bersaing di Berbagai Bidang

Luthfi menjelaskan latar belakang kenapa lahir peringatan hari santri. Bercerita bagaimana Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 memberikan makna yang tegas bahwa santri mempertahankan Indonesia seutuhnya. Di sisi lain Zulfa memahami bagaiamana seharusnya santri bahwa sekarang santri harus menjadi santri yang sejati. Seutuhnya memegang teguh akhlak al-karimah dan tradisi yang dimilikinya. Selain itu, ke depan santri harus mampu bersaing dengan berbagai macam elemen bangsa dengan meningkatkan kapasitas keilmuaannya.

Sang Pencerah Muslim

Diskusi tambah menarik ketika materi ini diperkaya peserta diskusi dengan pemaparan bahwa kiai-ulama kita dahulu dihormati oleh orang-orang Arab. Sebut Syekh Annawawi al-Bantani (1813-1897) menjadi ulama di tanah haram pada waktu itu.?

"Harusnya kita bisa mengaji khazanah pemikiran tokoh-tokoh lokal yang kita miliki dibandingkan dengan tokoh luar Nusantara," ungkap Gigih Firmansyah santri Al-Fadhlu Kaliwungu yang masuk juga kuliah di UIN Walisongo. Banyak karya-karya kiai-ulama Nusantara yang layak untuk diteliti.

Sang Pencerah Muslim

Tema pertanyaan ini menarik menjadi perbincangan malam itu. Berbagai nilai-nilai luhur bisa didapatkan dari pesantren mulai kedisiplinan, kebersamaan, kekeluargaan, keikhlashan, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang muda, toleransi, sopan-santun dan lain sebagainya.?

"Menjadi manusia dengan mengamalkan ilmu yang telah dapat di pesantren," ungkap Lutfi. Itulah jawaban yang menjadi tema diskusi kali ini.

Tentu dengan disahkan hari santri ke depan santri tidak lagi dipermasalahkan tentang ijazah pesantren yang mereka miliki. Di perguruan tinggi misalnya beberapa perguruan tinggi masih menolak ijazah muadalah yang dikeluarkan pesantren. Dan perlu diakui bersama bahwa alumni pesantren yang masuk dunia perkuliahan lebih mudah beradaptasi dengan proses kampus dengan keunggulan karakter spiritual quotient dan emotional quotient. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Tegal, Kajian Sang Pencerah Muslim

Senin, 29 Mei 2017

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan tablig akbar dan pengajian Al-Quran. Acara ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai keislman khususnya Aswaja di masjid UIN Suka, Kamis (20/2).

Di laboratorium UIN Sunan Kalijaga, Jum’at (21/2) dini hari, Ketua panitia Badruttamam mengatakan, acara keagamaan ini digelar dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)
Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar

Ketua Pimpinan Komisariat UIN Suka Arya Putra juga menambahkan bahwa acara seperti ini merupakan agenda yang jarang sekali dilaksanakan oleh mahasiswa.

Sang Pencerah Muslim

“Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan upaya menggali semangat yang ada dalam diri nabi. Kita sebagai mahasiswa patut meniru dan mampu memberikan perubahan,” tandas Arya Putra.

Sang Pencerah Muslim

Menurut penceramah Katib Aam PBNU KH Malik Madani, kegiatan maulid yang diadakan PMII merupakan tradisi NU. “Walaupun tiada kaitan struktural antara NU dan PMII, tradisi ini banyak manfaatnya di antara sahabat, senior, dan yunior,” pungkas Kiai Malik. (Nur Sholikhin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Kajian, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock