Tampilkan postingan dengan label Amalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amalan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Juli 2017

PBNU: HUT RI Momentum Mengejar Ketertinggalan Bangsa

Bangsa Indonesia akan menapaki usia 71 tahun sejak diproklamasikan kemerdekaannya tahun 1945. Tujuh belas Agustus dipilih oleh founding fathers bukan tanpa pertimbangan, mereka ingin membangun Indonesia dengan 17 rakaat sesuai dengan bilangan shalat sehari semalam.

Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asyari mengatakan, “Nasoinalisme dan agama bukanlah dua hal yang bertentangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan dan keduanya saling menguatkan”. Bung Karno suatu ketika juga mengatakan “Nasionalisme yang sejati, nasionalismenya itu bukan copie atau tiruan dari nasionalisme Barat, akan tetapi nasionalisme timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan”.

PBNU: HUT RI Momentum Mengejar Ketertinggalan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: HUT RI Momentum Mengejar Ketertinggalan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: HUT RI Momentum Mengejar Ketertinggalan Bangsa

Memasuki usia 71 tahun kemerdekaan Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mencatat beberapa catatan reflektif kaiatannya dengan kondisi kebangsaan terkini:

Sang Pencerah Muslim

Momentum kemerdekaan ini hendaknya harus kita jadikan momentum untuk memperbaiki segala aspek kebangsaan dan ketertinggalan kemajuan dari segi apa pun terutama pada aspek kemandiran sebagai sebuah bangsa dan negara.

Sebagai negara maritim yang luas dua pertiga wilayahnya berupa lautan sudah menjadi sebuah keharusan untuk lebih meningkakan pendapatan sektor kelautuan. Pembangunan berbasis laut juga harus menjadi landasan pemerintah dalam mengambil setiap kebijakannya.

Sebagai negara agraris, Pada 2016 target produksi padi di seluruh Indonesia sebanyak 80,29 juta ton. Angka ini naik dari produksi tahun lalu yang mencapai 75,36 juta ton. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 merilis data produksi beras Indonesia mencapai 73,17 juta ton. Perlu diingat bahwa produksi beras di Indonesia paling banyak dipengaruhi cuaca. Jika kondisi cuaca tidak stabil sebagaimana yang terjadi saat ini, maka produksi beras akan menurun. Pemerintah harus mulai mengkaji diversifikasi pangan.

Sang Pencerah Muslim

Dalam sektor ekonomi peringkat kemudahan berusaha di Indonesia masih tertinggal di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Dalam rilis hasil survei Ease of Doing Business (EoDB), Bank Dunia menempatkan Indonesia di posisi 109 dari 189 negara. Posisi Indonesia kalah telak dibandingkan Singapura yang menduduki peringkat satu, Malaysia 18, Thailand 49, Vietnam 90, dan Filipina 103.

Di luar itu semua, momentum 71 tahun kemerdekaan ini kita dikejutkan dengan sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan. Peristiwa penujukan seorang menteri yang diduga berkewarganegaraan asing sangat menggangu stabilitas politik dan semangat nasionalisme. Pemerintah dan juga terutama menteri terkait harus segera memperjelas status kewarganegaraanya dan sekaligus membeberkan kapada masyarakat luas. Langkah ini sangat perlu dilakukan agar publik tidak termakan isu dan kabar yang simpang siur serta tidak terjatuh dalam kubangan prasangka buruk yang dilarang oleh ajaran agama.

Merujuk pada Undang-undang Nomor 12 Tahun 2016 Pasal 23 (1) Warga negera Indonesia kehilangan kewarganegarannya jika yang bersangkutan: memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri. Dalam UU Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negera pada pasal BAB V Pasal 22 ayat (2) juga dijelaskan bahwa “untuk diangkat menjadi menteri, seorang harus memenuhi syarat: warga negara Indonesia.

Berpindah kewargangeraan adalah ujung akhir dari kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Olah karenanya, sebagai wujud serta ejawantah dari semangat nasionalisme dan loyalitas kepada Negara, setiap pejabat negara harus berkewarganegaraan Indonesia. Semangat nasionalisme itulah yang dari dahulu dibangun oleh founding fathers NKRI seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, KH. M Hasyim Asyari, Wahid Hasyim dkk.

Merdeka!

Jakarta, 16 Agustus 2016

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Amalan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 20 Juli 2017

Kang Said Tasyakuran Ketua MWA UI

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan acara tasyakuran atas terpilihnya Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua Majelis Wali Amanat Universias Indonesia (MWA UI). Acara syukuran digelar sederhana di Lt. 8 gedung PBNU Jl. Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Selasa (15/5) malam yang dihadiri para pengurus NU, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, anggota MWA UI dan civitas akademika UI.

Kang Said Tasyakuran Ketua MWA UI (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said Tasyakuran Ketua MWA UI (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said Tasyakuran Ketua MWA UI

Rektor UI Gumilar R Sumantri saat menyampaikan sambutan menyatakan, hadirnya tokoh-tokoh seperti KH Said Aqil Siroj, Jusuf Kalla, Bagir Manan, Endriartono Sutarto, Alwi Shihab, dan Anugrah Pekerti diharapkan UI ke depan bisa melahirkan lulusan yang tidak hanya kredibel, namun juga memiliki akhlak yang baik.

Inti acara tasyakuran ceramah KH Said Aqil Siroj, Ketua MWA UI, bertema “Tugas Akademis dan tanggung Jawab Sosial Perguruan Tinggi”.

Sang Pencerah Muslim

Dalam ceramahnya kang Said, panggilan akrab KH Said Aqil Siroj, menyatakan, perguruan tinggi tidak hanya menyiapkan lahirnya kaum profesional tetapi juga diharapkan mampu melahirkan pemimpin. Karena itu pendidikan tinggi perlu melakukan pendidikan dan pembentukan karakter.

Sang Pencerah Muslim

“Dalam upaya pembentukan karakter, moral dan akhlak ini bisa mengambil pengalaman di dunia pesantren,” katanya.

Menurutnya, pesantren tidak hanya mengenal ta’lim (pengajaran, kecerdasan), tetapi dilanjutkan dengan proses tadris (diamalkan) dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu dilengkapi dengan tahap tadib (melatih kedisiplinan) selanjutnya  disempurnakan dengan proses tarbiyah (mendidik, mengayomi). 

“Dengan empat hal itu maka ilmu tidak hanya dipahami secara kognitif, tetapi diterjemahkan menjadi sikap dan perilaku. Maka di situ terbentuklah karakter seorang santri atau mahasiswa. Dengan demikian mereka bisa menjadi pemimpin yang mumpuni dan berwibawa,” katanya.

Hadir dalam acara itu Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Menpera Djan Faridz, anggota MWA UI Bagir Manan dan Endriartono Sutarto, Ketua Umum Kadin Suryo B Sulisto, serta dan sejumlah tokoh lainnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis    : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Pendidikan, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Selasa, 18 Juli 2017

Terorisme, Komik, dan Anak-anak

Oleh Uub Ayub Al-Ansori

Diakui atau tidak terorisme hampir ada pada semua agama. Tentu bukan agama yang mengajarkan terorisme, tetapi pemeluk agamanya yang salah memahami agamanya. Harus diyakini bahwa semua agama mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama di dunia ini yang mengajak pemeluknya untuk mencuri, membenci, memukul, apalagi membunuh. Aqidah boleh beda tapi inti dari ajaran agama adalah mengajak pada kebaikan.

Celakanya, terorisme berbaju agama sudah bergerak di Indonesia. Salah satunya teror yang dilakukan ISIS. Sebut saja, baru-baru ini terjadi teror di Masjid Falatehan. Masjid yang notabene berada persis di kompleks Mabes Polri. Dua orang anggota kepolisian terkena tusuk si pelaku. Beberapa bulan lalu kita juga dihebohkan dengan teror ISIS di Kampung Melayu dan kawasan Sarinah.

Terorisme, Komik, dan Anak-anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Terorisme, Komik, dan Anak-anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Terorisme, Komik, dan Anak-anak

Fenomena terorisme ISIS yang mengklaim apa yang mereka lakukan adalah sesuai ajaran Islam tentu tidak bisa dibenarkan. Islam tidak mengajarkan kekerasan dan pembunuhan apalagi pemboman. Pemboman yang marak akhir-akhir ini diakui merupakan gerakan ISIS. Tentu ini merupakan ancaman agar kita takut dan tunduk pada ISIS. Sebagai Muslim, kita harus mengatakan dengan lantang bahwa kita tidak takut dan ISIS bukan ajaran Islam. Justru kita harus memberikan pemahaman kepada dunia bahwa Islam mengajarkan cinta kasih sesama umat beragama apalagi sesama umat seagama.

Sang Pencerah Muslim

Lalu apa hubungannya terorisme dengan komik dan anak-anak seperti judul di atas?

Sang Pencerah Muslim

Kita harus menyadari sedini mungkin, perkara terorisme bukan sekadar urusan orang dewasa. Perkara terorisme juga menyasar pada anak-anak. Di Suriah dan Irak, ISIS begitu gencar mendoktrin anak-anak pada pemahaman keagamaan yang salah. Anak-anak sudah diajarkan untuk melakukan teror. Bahkan baru-baru ini viral di media sosial ada seorang ayah di NTB mengajarkan kekerasan atas nama agama kepada anaknya yang masih kecil. Ini gila, mengingat si ayah berprofesi sebagai guru. Bukan tidak mungkin hal yang semacam terjadi di daerah lain di Indonesia. Miris memang.

Bagaimana caranya? Selain di sekolah dan lembaga pendidikan yang harus mengajarkan pentingnya bersikap toleransi dan bahayanya terorisme ISIS. Pemahaman bahayanya ISIS juga harus digalakkan melalui komik.

Penulis merupakan anak MI/SD zaman 90-an menjelang milenium 2000. Dapat dibilang zaman berjayanya komik-komik khas Indonesia. Anak 90-an pasti masih ingat komik horor petualangan Petruk dan Gareng karya Tatang S. Bagi Penulis, Tatang S ini adalah legendanya komik, yang bisa dinikmati kalangan anak-anak ekonomi menengah ke bawah. Harganya terjangkau. Komik Petruk ini begitu digemari anak-anak. Selain seram dan dibubuhi cerita lucu, komik ini juga kadang mengajarkan watak keagamaan khas Indonesia. Selain menampilkan hantu semacam kuntilanak, sundel bolong, pocong, dan tuyul, komik ini juga menampilkan bagaimana peran penting tokoh agama di perkampungan. Petruk dan Gareng terkadang harus mendapat taushiyah dari Pak Ustadz karena jarang shalat makanya diganggu kuntilanak. Hal-hal ini menjadi penting bagi pembentukan karakter anak-anak.

Tidak hanya komik Petruk. Kita juga bakal menemukan komik horor lainnya yang bernuansa siksa neraka. Komik semacam ini biasanya membuat Penulis dan teman-teman merinding. Bukan main seramnya ilustrasi neraka di komik tersebut. Sedikit nostalgia, sampai-sampai Penulis juga teman-teman waktu itu segera tobat dan rajin mengaji. Betapa tidak, komik ini dibaca bersama-sama terkadang giliran, jadi seisi kelas dapat membaca semua.

Biasanya komik-komik ini akan beredar menjelang bahkan saat bulan Ramadhan. Tujuannya tentu agar komik terjual banyak karena uang jajan anak MI/SD tidak dibelikan makanan atau minuman. Yang pasti, si penerbit juga sangat mulia karena dengan membaca komik-komik tersebut anak-anak akan rajin beribadah. Minimalnya jadi rajin mengaji di madrasah diniyah.

Demikian, menurut Penulis, komik-komik semacam begini harus digalakkan kembali. Anak-anak pasti akan suka. Mesti ada penerus-penerus Tatang S di negeri ini. Hanya saja tema-temanya diganti menjadi Bahaya ISIS, Kita Tidak Takut ISIS, dan lain sebagainya. Di mana di situ ditampilkan sosok kiai atau ustadz kampung yang mengajak pada ajaran agama yang benar, penuh kasih sayang, penuh toleransi, dan pesan perdamaian.

Tetapi kita beruntung. Pasalnya, untuk membentengi anak-anak dari otak buntungnya teroris ISIS, NU punya komikus kawakan. Namanya Mas Aji Prasetyo. Seperti yang ditulis Abdullah Alawi di Sang Pencerah Muslim, Mas Aji sudah membuat komik dengan judul Apa Sih Maunya NU? Komik bisa menjadi semacam kontra radikalisme. Komik membuat penikmatnya merasa tenang dan damai.

Kita patut bersyukur dengan hadirnya komik-komik yang menyebarkan atau mengampanyekan perdamaian tersebut. Penulis yakin dengan hadirnya komik-komik semacam begitu akan membekas di hati anak-anak, pun hingga dewasa. Wallahu alam bis shawab.

*) Penulis adalah Kader Muda NU. Sekaligus santri Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Pesantren Sang Pencerah Muslim

Kamis, 25 Mei 2017

Stan Kartanu di Jember Diserbu Pengunjung

Jember, Sang Pencerah Muslim

Kesadaran akan pentingnya memiliki Kartanu yang juga berfungsi sebagai alat transaksi bisnis, kian terasa di kalangan warga Nadhliyin. Paling tidak, hal ini? bisa dilihat dari minat warga NU yang mendaftar Kartanu di sela-sela perhelatan acara Jember Berdzikir dan Bershalawat di alun-alun Kabupaten Jember,? Selasa (25/10) malam.

Bank Mandiri yang membuka stan di sisi kanan panggung khusus untuk melayani pendaftaran Kartanu, diserbu pengunjung.? Menurut salah seorang pendaftar Kartanu, HM. Fauzi, Kartanu tersebut cukup penting karena selain sebagai identitas jam’iyah, juga melatih warga untuk rajin menabung. “Dan Kartanu-nya bisa digunakan seperti ATM,” ucapnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Dihubungi terpisah, Sekretaris PCNU Jember, Pujiono Abd. Hamid menegaskan, pihaknya dalam waktu dekat akan mengumpulkan pengurus MWCNU untuk menyampaikan perihal Kartanu tersebut. Dikatakannya, pengurus dan warga NU perlu diberi informasi yang detail mengenai Kartanu model baru tersebut, sehingga termotivasi untuk memilikinya.? “Ini (Kartanu) ‘kan sifatnya masih anjuran, dan karenanya kami perlu mendorong minat warga NU untuk ber-Kartanu,” ucapnya.

Stan Kartanu di Jember Diserbu Pengunjung (Sumber Gambar : Nu Online)
Stan Kartanu di Jember Diserbu Pengunjung (Sumber Gambar : Nu Online)

Stan Kartanu di Jember Diserbu Pengunjung

Dosen IAIN Jember tersebut menambahkan, saat ini sebagian warga NU Jember sudah memiliki Kartanu yang dterbitkan sekitar 3 tahun yang lalu. Kartanu tersebut murni sebagai identitas warga nahdliyyin. Tidak ada fungsi lain. Oleh karena itu, katanya, program Kartanu Bank Mandiri itu perlu ditawarkan dengan harapan bisa menjadi alternatif pilihan bagi warga NU dalam ber-Kartanu. “Masalahnya warga NU Jember banyak yang sudah memiliki Kartanu. Sekitar? 120.000. Tapi Kartanu tersebut murni identitas,” ucapnya.

Sementara itu, petugas stan Kartanu dari Bank Mandiri, Beni Arisandi menyatakan akan proaktif mensosialisasikan Kartanu di setiap event NU Jember. “Kalau di luar event, kita mau sosialisasi, tentu harus koordinasi dengan pengurus NU,” tegasnya.? (Aryudi A. Razaq/Mahbib)?

?

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 13 Mei 2017

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat

Ulama dan guru tarekat yang ‘alim dan wara’ di Banten. Nama lengkapnya adalah KH. Muhammad Dimyati bin Muhammad Amin al-Banteni yang biasa dipanggil dengan Abuya Dimyati, atau oleh kalangan santri Jawa akrab dipanggil “Mbah Dim”.?

Lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj. Ruqayah. Sejak kecil Abuya Dimyati sudah menampakan kecerdasan dan keshalihannya. Ia belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya, menjelajah tanah Jawa hingga ke pulau Lombok demi memenuhi pundi-pundi keilmuannya.

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat (Sumber Gambar : Nu Online)
Abuya Dimyati, Keramat dari Barat (Sumber Gambar : Nu Online)

Abuya Dimyati, Keramat dari Barat

Kepopuleran Mbah Dim setara dengan Abuya Busthomi (Cisantri) dan kiai Munfasir (Cihomas). Mbah Dim adalah tokoh yang senantiasa menjadi pusat perhatian, yang justru ketika dia lebih ingin “menyedikitkan” bergaul dengan makhluk demi mengisi sebagian besar waktunya dengan ngaji dan ber-tawajjuh ke hadratillah.

Sang Pencerah Muslim

Sebagai misal, siapakah yang tidak kecil nyalinya, ketika begitu para santri keluar dari shalat jama’ah shubuh, ternyata di luar telah menanti dan berdesak-desakan para tamu (sepanjang 100 meter lebih) yang ingin bertemu Mbah Dim. Hal ini terjadi hampir setiap hari.

Para peziarah Walisanga yang tour keliling Jawa, semisal para peziarah dari Malang, Jember, ataupun Madura, merasa seakan belum lengkap jika belum mengunjungi ulama Cidahu ini, untuk sekadar melihat wajah Mbah Dim; untuk sekadar ber-mushafahah (bersalaman), atau meminta air dan berkah doa.

Sang Pencerah Muslim

Mbah Dim menekankan pada pentingnya ngaji dan belajar, yang itu sering disampaikan dan diingatkan Mbah Dim kepada para santri dan kiai adalah jangan sampai ngaji ditinggalkan karena kesibukan lain ataupun karena umur. Sebab, ngaji tidak dibatasi umur. Sampai-sampai, kata Mbah Dim, thariqah aing mah ngaji!, yang artinya ngaji dan belajar adalah thariqahku.

Bahkan kepada putera-puterinya (termasuk juga kepada santri-santrinya) Mbah Dim menekankan arti penting jama’ah dan ngaji sehingga seakan-akan mencapai derajat wajib. Artinya, tidak boleh ditawar bagi santri, apalagi putera-puterinya.

Mbah Dim tidak akan memulai shalat dan ngaji, kecuali putera-puterinya—yang seluruhnya adalah seorang hafidz (hafal Al-Qur’an) itu sudah berada rapi, berjajar di barisan (shaf) shalat. Jika belum dating, maka kentongan sebagai isyarat waktu shalat pun dipukul lagi bertalu-talu. Sampai semua hadir, dan shalat jama’ah pun dimulai.

Mbah Dim merintis pesantren di desa Cidahu Pandeglang sekitar tahun 1965, dan telah banyak melahirkan ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yang sekarang memimpin Majelis Nurul Musthofa di Jakarta. Dalam bidang tasawuf, Mbah Dim menganut tarekat Qodiriyyah-Naqsabandiyyah dari Syeikh Abdul Halim Kalahan. Tetapi praktik suluk dan tarekat, kepada jama’ah-jama’ah Mbah Dim hanya mengajarkan Thariqah Syadziliyah dari syekh Dalhar.

Itu sebabnya, dalam perilaku sehari-hari ia tampak tawadhu’, zuhud dan ikhlas.?

Banyak dari beberapa pihak maupun wartawan yang coba untuk mempublikasikan kegiatannya di pesantren selalu di tolak dengan halus oleh Mbah Dim, begitu pun ketika ia diberi sumbangan oleh para pejabat selalu ditolak dan dikembalikan sumbangan tersebut. Hal ini pernah menimpa Mbak Tutut (Anak Mantan presiden Soeharto) yang member sumbangan sebesar 1 milyar, tetapi oleh Mbah Dim dikembalikan.

Tanggal 3 Oktober 2003 tepat hari Jum’at dini hari Mbah Dim dipanggil oleh Allah SWT ke haribaan-Nya. Banten telah kehilangan sosok ulama kharismatik dan tawadhu’ yang menjadi tumpuan berbagai kalangan masyarakat untuk dimintai nasihat.?

Bukan hanya masyarakat Banten, tapi juga umat Islam pada umumnya merasa kehilangan. Ia di makamkan tidak jauh dari rumahnya di Cidahu Pandeglang, dan hingga kini makamnya selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah di Tanah Air. (Ensiklopedi NU)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Olahraga, Amalan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 11 April 2017

Kiai-Pejabat-TNI-Polri Bersama dalam Bershalawat

Bantul, Sang Pencerah Muslim. Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf melantunkan gema shalawat yang diiringi hadroh gabungan santri Pesantren Krapyak, Yogyakarta.? Suara bergemuruh menyambut kedatangan Nabi Muhammad. Para kiai, pejabat, TNI, Polri dan masyarakat pun hanyut.

Inilah sebagian rekaman acara shalawatan yang digelar Pesantren Al-Munawwir Krapyak, TNI, dan Kapolda DIY dalam acara yang bertajuk “Doa Bersama untuk Indonesia, Kamis (28/3) lalu.?

Kiai-Pejabat-TNI-Polri Bersama dalam Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai-Pejabat-TNI-Polri Bersama dalam Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai-Pejabat-TNI-Polri Bersama dalam Bershalawat

Acara ini dihadiri Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, Habib Luthfi bin Ali bin Yahya (Rois Aam Jam’iyyah Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah), Habib Husein Sleman, KH. R. Najib Abdul Qodir, KH. Haedar Muhaimin, Sri Paduka Pakualam IX (Wakil Gubernur DIY), Kapolda DIY, Danrem DIY, Polres Bantul, dan seluruh jajaran Polri dan TNI.?

Sang Pencerah Muslim

Lautan shalawat menjadi pemersatu semua kalangan untuk duduk bersama ditemani rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Ini ditegaskan oleh Habib Syech. Bagi beliau, shalawat menjadikan bangsa ini tentram, teduh, nyaman dan rukun. Dengan shalawat, cinta damai dan kedamaian akan terus hadir di muka bumi. Dengan shalawat pula, TNI, Polri, santri dan masyarakat bersatu untuk menjaga negeri ini.?

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, Kapolda DIY, Brigjen Pol. Drs. Sabar Rahardja mengajak warga Yogya untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Polri, katanya, akan menjadi teman dan partner masyarakat dalam menjaga ketertiban. Konflik sosial yang terjadi baru-baru, lanjutnya, menjadi tugas Polri untuk menyelesaikan.?

“Tentu saja saja Polri minta bantuan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Khususnya para santri dan pesantren yang perannya sangat besar menjaga keharmonisan warga,” tegasnya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Rokhim Bangkit

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Amalan, Makam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 03 Juni 2016

Kiai Said: Kokohkan Islam Moderat untuk Perdamaian

Jambi, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj, menegaskan pentingnya menguatkan nilai-nilai Islam moderat di Indonesia. Pesan ini ditegaskan Kiai Said pada agenda pengajian Haul 3 Kiai Jambi (Syaikh Majid al-Jambi, Kiai Ibrahim Majid, dan Kiai Qadir Ibrahim) di Pesantren Asad di Jambi, Rabu (29/11/2017).

Kiai Said: Kokohkan Islam Moderat untuk Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Kokohkan Islam Moderat untuk Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Kokohkan Islam Moderat untuk Perdamaian

Hadir dalam agenda ini, Pengasuh Pesantren Asad KH Najmi Qadir,  Ketua Umum Pagar Nusa M. Nabil Haroen, Wasekjen PBNU H Suwadi D. Pranoto, Bendahara Pagar Nusa, Indrawan Husairi, Ketua NU Care-LAZISNU Syamsul Huda, Gubernur Jambi Zumi Zola, serta sesepuh NU dan pesantren di Jambi.

Dalam ceramahnya, Kiai Said menegaskan pentingnya menyebarkan nilai-nilai Islam Nusantara di ranah internasional dan media sosial. "Islam Nusantara bukan aliran, bukan agama baru, tapi khashaish, mumayyizaat, tipologi. Ini yang harus dipahami secara mendalam," jelas Kiai Said.  

Dalam pandangan Kiai Said, penting untuk merawat budaya sebagai pondasi dakwah keislaman. "Islam Nusantara itu Islam yang dibangun dari sendi-sendi budaya. Budaya negeri ini, bukan budaya Arab, tapi budaya Nusantara," terang Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

"Saya di Arab tiga belas tahun, pulang membawa empat anak. Tapi yang saya bawa pulang itu ilmu, bukan simbol-simbol budaya. Demikian pula Prof Quraish Shihab, Prof Aqil Munawar, dan Kiai Mustofa Bisri. Semuanya bawa ilmu, tidak ada yang mengimpor budaya Arab ke negeri ini," ungkapnya.

Kiai Said berpesan agar warga muslim negeri ini mencintai tanah air. "Mari kita cintai negeri ini. Mari kita kuatkan Islam dan nasionalisme kita. Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk mengusir orang-orang yang bikin gaduh, bikin rusuh di Madinah," jelasnya.

Lebih lanjut, Kiai Said mendorong pemimpin daerah tegas terhadap pelaku kerusahan, kelompok teroris. "Untuk sekarang, para pemimpin daerah, silakan usir para pengusik dan perusuh bangsa. Usir ideologinya, kalau orangnya silakan masuk NU, silakan masuk Muhammadiyah, masuk Persis, dan ormas Islam moderat lainnya," tegas Kiai Said. 

KH Najmi, pengasuh pesantren Asad Jambi, mengungkapkan pentingnya meneladani kiai-kiai untuk masa depan santri. "Syekh Majid al-Jambi, Kiai Ibrahim Majid, dan Kiai Qadir Ibrahim, merupakan teladan bagi pengembangan keilmuan dan akhlak santri," ungkapnya. 

Sang Pencerah Muslim

Pesantren Asad Jambi, didirikan oleh Kiai Majid al-Jambi, yang diteruskan oleh Kiai Ibrahim Majid dan Kiai Qadir Ibrahim. Kiai Majid al-Jambi, merupakan penasihat keagamaan Sultan Thaha, Kasultanan Jambi. Pada masa kolonial, Kiai Majid pernah diutus Sultan Jambi ke Kasultanan Ottoman di Turki, untuk melawan pasukan kolonial di Hindia Belanda. 

Pada kesempatan ini, Ketua Umum Pagar Nusa, M. Nabil Haroen, mengkonsolidasi pasukan inti Pagar Nusa di Jambi. "Kalau kita mau keras, itu harus punya keris, seperti pernyataan Kiai Wahab Chasbullah. Pasukan inti Pagar Nusa untuk mengabdi dan mengawal kiai, mengkampanyekan Islam Nusantara," jelas Nabil. 

Dalam kesempatan ini, Direktur NU Care-LAZISNU,  Syamsul Huda juga menyerahkan bantuan untuk perbaikan infrastrukur pesantren Asad Jambi. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Ahlussunnah, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Jumat, 13 Mei 2016

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU

Purbolinggo-Lampung Timur, Sang Pencerah Muslim. Langkah para warga NU di Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur layak diacungi jempol. Melaui iuran gotong royong, sedikit demi sedikit terkumpul dana Rp 400 juta untuk membangun gedung kantor Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU).

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU

Pada awal tahun 2014, PCNU Lampung Timur yang dipimpin KH. Imam Zuhdi Adnan, BA berniat mendirikan sebuah gedung yang mampu menampung dan menjadi pusat kegiatan warga Nahdiyin di wilayah Kecamatan Purbolinggo sebagai basis NU terbesar di Lampung Timur. Hingga pada bulan Maret 2014 KH Soleh Bajuri Ketua PWNU Lampung  didampingi KH Imam Zuhdi melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan.

Totoharjo, Ketua Pembangunan gedung MWCNU menerangkan, pembangunan gedung ini sudah berjalan sekita 85 persen hingga saat ini. Pembangunan tersebut dimungkinkan akan menelan dana sekitar Rp 500 juta. Saat ini sudah menelan 400 juta.

Sang Pencerah Muslim

“Gedung MWCNU membutuhkan dana tambahan 100 juta dan InsyaAllah warga NU Kecamatan Purbolinggo siap iuran gotong royong kembali. Pembangunan gedung sejak bulan maret 2014 ini dilakukan secara swadaya oleh warga NU Kecamatan Purbolinggo dan warga NU mengerjakan secara bergantian,” kata Totiharjo di lokasi pembangunan gedung, Kamis (18/12).

KH Imam Zuhdi mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh warga NU Purbolinggo yang telah menghimpun dana untuk membangun gedung MWCNU. “Tidak lupa pula diucapkan terimakasih untuk para sesepuh dan para ulama atas do’anya. InsyaAllah gedung ini akan diberdayakan untuk kegiatan-kegiatan NU,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

“Kecamatan Purbolinggo merupaan basis NU dan satu-satunya MWC yang memiliki Rumah Sakit Rawat Inap lengkap dengan mobil ambulannya, sekolah NU dan dekat dengan Universitas NU Lampung,” ujarnya

KH Soleh Bajuri Ketua PWNU Lampung yang meninjau lokasi kamis (18/12) didampingi PCNU Lampung Timur juga memberi apresiasi tinggi atas kepekaan warga NU Kecamatan Purbolinggo yang sudah berinisiatif iuran gotong royong dengan ikhlas untuk membangun gedung MWC NU.

“Alhamdulilah, sudah 85% proses pembangunan. Semoga pembangunan gedung ini menjadi spirit bagi warga NU untuk selalu memajukan NU. Bagaimanapun ini merupakan bentuk konkrit dan langkah nyata sebagai bentuk perkembangan dan kemajuan NU,” terangnya. (Rudi Santoso/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Doa, Amalan Sang Pencerah Muslim

Minggu, 10 Januari 2016

PKC PMII Kalbar Galang Dana bagi Korban Banjir

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Banjir di akhir tahun yang kerap melanda Kalimantan mendorong PKC PMII Kalimantan Barat dan DPD PPMI (Purna Karya Muda Indonesia) menggalang dana bagi korban. Korban banjir di sejumlah daerah di Kalbar masih membutuhkan uluran tangan semua pihak.

PKC PMII Kalbar Galang Dana bagi Korban Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)
PKC PMII Kalbar Galang Dana bagi Korban Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)

PKC PMII Kalbar Galang Dana bagi Korban Banjir

“Tahun ini terutama kabupaten Pontianak dan kabupaten Landak digenangi air. Karena, curah hujan yang tinggi belakangan ini,” ujar Ketua PKC PMII Kalbar Ali Fauzi dalam pers rilisnya, Kamis (12/12).

Ali Fauzi mengatakan, selain curah hujan tinggi banjir yang melanda juga disebabkan perusakan lingkungan yang selama ini berlangsung. Akibat kejahatan oknum itu, warga Kalbar terutama di dua kabupaten itu menanggung imbasnya.

Sang Pencerah Muslim

“Banjir bahkan menelan korban jiwa di Landak karena korban kedinginan setelah mengevakuasi keluarganya,” tambah Ketua DPD PPMI Kalbar Umar faruq.

Sang Pencerah Muslim

DPD PPMI Kalbar telah menghimbau kepada pengurus cabang-cabang PPMI sekalimantan untuk ikut menggalang dana di daerahnya masing-masing.

Dana yang terkumpul akan disalurkan ke DPD untuk kemudian disalurkan ke korban bencana, tandas Umar Faruq. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Budaya, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Minggu, 27 Desember 2015

PBNU: Marinir Penembak Rakyat Harus Dihukum

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar memecat anggota Korps Marinir TNI AL yang menembak warga Pasuruan dari dinas militer dan membawanya ke meja pengadilan.

"Pihak aparat bersenjata, dalam hal ini oknum marinir, harus dicopot dari dinas dan dihukum," kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi di Jakarta, Kamis (31/5).

PBNU: Marinir Penembak Rakyat Harus Dihukum (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Marinir Penembak Rakyat Harus Dihukum (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Marinir Penembak Rakyat Harus Dihukum

Hasyim mengemukakan hal itu menanggapi peristiwa bentrok antara warga Grati, Pasuruan, Jawa Timur dengan anggota marinir yang menyebabkan empat warga tewas diterjang peluru, Rabu (30/5).

Sang Pencerah Muslim

"Berkali-kali rakyat menjadi korban dari peluru yang dibeli dengan uang rakyat," kata mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur itu dengan nada prihatin.

Seperti dilaporkan kantor berita Antara, terkait pernyataan Komandan Korps Marinir (Dankormar), Mayjen (Mar) Syafzen Noerdin bahwa penembakan yang dilakukan anggotanya dalam rangka membela diri, Hasyim menyatakan sulit menerima.

Sang Pencerah Muslim

"Alasan masyarakat menyerang dulu rasanya sulit diterima. Bagaimana mungkin rakyat menyerang pasukan bersenjata?" kata pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, tersebut.

Menurut Hasyim, dengan kasus Pasuruan itu, sekali lagi TNI mencoreng mukanya sendiri. Hasyim juga mendesak TNI AL menyantuni keluarga korban dan anak-anak yang menjadi yatim.

Sebelumnya, kepada wartawan di markas Pasukan Marinir (Pasmar) I Surabaya, Rabu sore, Dankormas menjelaskan, anggotanya terpaksa melakukan penembakan karena terdesak oleh warga yang menyerang dengan senjata tajam.

"Waktu itu anggota kami betul-betul terdesak, sedangkan warga mengejar anggota marinir menggunakan celurit dan lemparan batu. Tembakan itu dilakukan, karena betul-betul membahayakan," katanya.

Namun demikian, Safzen menyatakan sangat menyesalkan kejadian itu.

"Saya sangat menyesal atas kejadian ini, karena selama ini marinir selalu dekat dengan rakyat. Dekat dan selalu membela rakyat. Itu merupakan visi dari prajurit marinir," katanya.

Bentrokan antara warga dengan anggota marinir di Grati, Pasuruan, mengakibatkan empat warga tewas dan enam orang luka-luka yang dirawat di RS Bangil dan RSSA Malang.

Sementara itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang memiliki basis massa terbesar di Jawa Timur, melalui Ketua Umum Dewan Syura KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengecam peristiwa itu dan akan menuntut pelaku secara hukum. PKB juga akan membentuk tim advokasi bagi warga. (dar)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Kajian Sunnah, Amalan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 10 Maret 2015

Beberapa Dalil tentang Cinta Tanah Air

Oleh Ahmad Ishomuddin

Bagi manusia yang berakal sehat tanah air sebagai tempat tumpah darahnya sangatlah penting dan amat bernilai. Karenanya ia cintai dan tak pernah dilupakan. Cinta kepada tanah air merupakan fitrah yang kokoh dan menjadi tabiat setiap manusia. Berpisah dari tanah air atau bahkan kampung halaman saja terasa berat dan terasa menyiksa. Sehingga harapan kembali ke tanah air atau kembali ke tempat tinggalnya membawa kesedihan apabila tidak menjadi kenyataan,  sedangkan bila menjadi kenyataan akan terasa sangat membahagiakan.

Kecintaan kepada tanah air bukanlah kebodohan (jahiliyah), apalagi sebagai bentuk penyembahan kepada "berhala-berhala abstrak" sebagaimana berhala kasat mata yang dibuat dan disembah oleh kaum pagan. Kecintaan kepada tanah air bukanlah kemusyrikan  (menyekutukan Allah). Cinta tanah air adalah sebagaimana menghormat bendera merah putih yang bukan berarti menyembahnya. 

Tanah air bukanlah sekedar gugusan tanah dan genangan air. Tanah air seringkali terkait  sangat erat dengan teritorial tempat hidup manusia sebagai bangsa yang karenanya memiliki nilai dan bobot adat istiadat, budaya, posisi regional dan internasional, pengaruh politik dan bahkan hingga sejarah panjang yang penuh suka duka. Semua itu tidak mungkin dilupakan begitu saja oleh para penghuninya. Kecintaan kepada tanah air sebagai hal positif dan tidak sedikitpun tercela adalah perkara yang tidak dapat diingkari karena telah menjadi tabiat dan dorongan naluri setiap manusia.

Beberapa Dalil tentang Cinta Tanah Air (Sumber Gambar : Nu Online)
Beberapa Dalil tentang Cinta Tanah Air (Sumber Gambar : Nu Online)

Beberapa Dalil tentang Cinta Tanah Air

Berkaitan dengan cinta tanah air ini ada banyak dalil yang menunjukkan kebolehannya. Jadi, keliru besar jika ada siapa saja, apalagi bila ada "tokoh agama", melarang atau mengharamkan cinta tanah air. 

Berikut ini beberapa dalil tentang cinta tanah air dalam perspektif ajaran Islam:

Sang Pencerah Muslim





Pertama, cinta tanah air dalam al-Quran dan menurut para ahli tafsir.

Sang Pencerah Muslim

Allah berfirman,

? ? ? ? ? ? ?  ? ? ? ? ? ? ? ? ? ... ( ?: 66 )

"Dan sesungguhnya jika seandainya Kami perintahkan kepada mereka  (orang-orang munafik): "Bunuhlah diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu!" niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka..." (Qs. al-Nisa: 66)

Dalam Tafsir al-Kabir, Juz XV, hal. 165; al-Imam Fakhr Al-Din al-Razi menafsirkan ayat di atas,

? ? ? ? ? ?

"Allah menjadikan meninggalkan kampung halaman setara dengan bunuh diri."

Pernyataan al-Razi di atas menjelaskan bahwa meninggalkan tanah air bagi orang-orang yang berakal adalah perkara yang sangat sulit dan berat, sama sebagaimana sakitnya bunuh diri. Jadi, cinta tanah air merupakan fitrah yang terhunjam sangat dalam pada jiwa manusia.

Kedua, cinta tanah air dalam hadits dan penjelasan ulama pen-syarah-nya.

?  ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?  ?  ? ?  ? ? ? ? ? ? ? ( ? ? ? ? ? )

"Diriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi SAW. ketika kembali dari bepergian dan melihat dinding-dinding Madinah, beliau mempercepat laju untanya. Dan apabila  beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah." (HR.  Al-Bukhari, Ibn Hibban dan al-Turmudzi)

Mengomentari hadits di atas, dalam Fath al-Bari, Jilid III, hal. 621, al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan, "Hadits ini menunjukkan keutamaan kota Madinah dan disyariatkannya cinta tanah air."

Hal yang sama juga dikemukakan dalam kitab Umdat al-Qariy, Jilid X, hal. 135, oleh Badr al-Din al-Aini.





Ketiga, cinta tanah air menurut para ahli fikih.

Bahwa hikmah berhaji dan pahalanya yang besar karena mendidik jiwa menjadi lebih baik dengan meninggalkan tanah air dan keluar dari kebiasaannya. Dalam kitab al-Dakhirah, Jilid III, hal. 194, al-Qarafi menyatakan, "Manfaat haji adalah mendidik diri dengan meninggalkan tanah air."





Keempat, cinta tanah air menurut para wali.

Orang-orang yang saleh senantiasa mencintai tanah air. Dalam kitab Hilyat al-Awliya, Jilid VII, hal. 380, Abu Nuaim meriwayatkan dengan sanadnya kepada pimpinan kaum zuhud dan ahli ibadah, Ibrahim bin Adham, ia berkata, "Saya tidak pernah merasakan penderitaan yang lebih berat daripada meninggalkan tanah air."

Berdasarkan beberapa dalil di atas, maka setiap orang beragama selain berkewajiban untuk mencintai agama yang dianutnya--dengan cara memahami dan mengamalkannya dengan sebenar-benarnya--juga berkewajiban untuk mencintai tanah airnya, karena mencintai tanah air itu tidak bertentangan dengan agama dan bahkan merupakan bagian dari ajaran agama yang wajib juga diamalkan.

Orang yang beragamanya benar dan cinta terhadap tanah airnya akan selalu memerhatikan keamanan tanah air, tempat hidupnya, kampung halamannya. Ia tidak akan membuat kegaduhan demi kegaduhan, tidak menebar kebencian dan saling permusuhan di antara setiap orang dan setiap suku serta para pemilik indentitas berbeda yang menempati setiap jengkal tanah airnya. 

Orang yang mencintai tanah air karena perintah agamanya bahkan sanggup mengorbankan harta benda atau apa saja, bahkan mengorbankan nyawanya untuk kepentingan mempertahankan tanah airnya dari setiap ancaman, baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

Cukuplah kiranya kita belajar kepada bangsa-bangsa lain yang penduduk negerinya berpecah belah, saling menumpahkan darah, saling bunuh dan masing-masing mereka berjuang atas nama agama yang sama, namun mereka tidak peduli kepada nasib tanah airnya. Itu semuanya terjadi karena kecintaan mereka pada agama yang tidak diiringi dengan kecintaan kepada tanah air yang juga merupakan tuntutan agamanya.





Penulis adalah Rais Syuriyah PBNU

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Amalan, Warta Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Februari 2015

Kader IPNU Harus Ciptakan Karya Sejak Muda

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Asrorun Niam Sholeh menyampaikan dua hal penting dalam sambutannya pada puncak acara hari lahir (harlah) ke-63 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang berlangsung di Gedung PBNU lantai 8, Jumat (24/2).

Ia berpesan agar IPNU dapat melahirkan buku tentang success story NU dalam usia muda. Pada usia belasan, para pemuka NU itu bagaimana sehingga di masa berikutnya ia bisa sukses dalam karirnya masing-masing.

Kader IPNU Harus Ciptakan Karya Sejak Muda (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader IPNU Harus Ciptakan Karya Sejak Muda (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader IPNU Harus Ciptakan Karya Sejak Muda

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu mencontohkan kesuksesan KH Wahid Hasyim yang belum genap usia 30 tahun sudah lihai dalam lobi-lobi pergerakan kemerdekaan. Putra Hadlratussyekh Hasyim Asy’ari itu juga sudah menjadi Menteri Agama saat usianya belum genap 40 tahun.

“Bagaimana Kiai Wahid ketika usia belasan?” tanya Niam sebagai satu pertanyaan yang harus dijawab dalam buku itu.

Menurutnya, ada tiga manfaat yang bisa diperoleh jika IPNU berhasil merealisasikan usulan tersebut, yakni wadah latihan menulis kader IPNU, dokumentasi ketokohan IPNU, dan kaderisasi.

Sang Pencerah Muslim

“Itu bisa bermanfaat, satu untuk kepentingan latihan kita menulis, kepentingan dokumentasi ketokohan, kemudian yang ketiga kaderisasi,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Terakhir, Ia berpesan agar IPNU dapat mengetahui posisi dirinya. Ia mengistilahkannya dengan reposisi diri. Hal ini harus ditempuh dengan memperkuat isu kepelajaran.

“Yang terakhir yang bisa kami sampaikan bahwa di tengah perubahan masyarakat, tentu kita harus mereposisi diri,” jelas Ketua Harlah IPNU Ke-50 itu.

Ia berpendapat boleh saja IPNU membahas isu lain di luar pelajar dan pendidikan, tetapi porsi isu kepelajaran itu harus lebih banyak. Ia membahasakannya dengan keberpihakan.

“Keberpihakan isu harus memperkuat isu kepelajaran,” ujarnya.

Hal ini penting dalam kerangka reposisi untuk menegaskan bahwa IPNU hadir dibutuhkan dan dirasakan manfaatnya oleh pelajar. Ia berpendapat, bahwa dengan melaksanakan hal-hal yang sudah disampaikan sebelumnya, tanpa kampanye, orang-orang akan daftar IPNU.

“Dengan begitu, tanpa kampanye pun mereka akan daftar IPNU,” pungkasnya.

Hadir pula dalamacaratersebut Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaeni, Presidium Majelis Alumni IPNU Zaenut Tauhid, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Ubaedillah Sadewa, dan beberapa alumni lainnya. (Syakir/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim News, Amalan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 31 Desember 2014

Garis Juang GP Ansor dan Banser: Bela Agama dan Negara

Sukabumi, Sang Pencerah Muslim - Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Sukabumi Fahmi Firmansyah mengatakan, khitah perjuangan Gerakan Pemuda Ansor dan Banser sesuai amanat dan garis perjuangan NU, adalah membela agama, bangsa dan negeri.

“Hal itu sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban khalifatullah fil ardli dan konsistensi dalam menjaga serta mengawal cita-cita NKRI dan Ahlusunnah wal-Jamaah an Nahdliyah,” katanya pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Barisan Ansor Serbaguna ke I (Diklatsar Banser) di Madrasah Diniyah Babusalam Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang berlangsung dari Jumat sampai Ahad (5-7/8).

Garis Juang GP Ansor dan Banser: Bela Agama dan Negara (Sumber Gambar : Nu Online)
Garis Juang GP Ansor dan Banser: Bela Agama dan Negara (Sumber Gambar : Nu Online)

Garis Juang GP Ansor dan Banser: Bela Agama dan Negara

Menurut dia, yang menjadi karakteristik manhajul dzikri, manhajul fikri, manhajul harakah dan ruh sekaligus kewajiban dalam kode etik organisasi maupun individual dari GP Ansor dan Banser adalah menjalankan jihad membela agama bangsa dan negara.

Sang Pencerah Muslim

Ia mencontohhkan istilah “hubul wathan minal iman” atau cinta tanah air adalah sebagian dari iman yang difatwakan KH Hasyim Asyari menjadi hukum fardu ain bagi umat Islam di Indonesia sebagai wujud nyata bela agama dan negara. Dan hal itu menjadi pegangan GP Ansor dan Banser.

Sang Pencerah Muslim

“GP Ansor sadar bahwa sesungguhnya generasi muda Indonesia sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa perlu senantiasa meningkatkan pembinaan dan pengembangan dirinya untuk menjadikan kader bangsa yang tangguh yang memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan utuh yang bertakwa kepada Allah SWT berilmu, mempunyai keterampilan dan berakhlak mulia,” jelasnya.

Lebih khusus, ia menyebutkan pentingnya Diklatsar yaitu untuk membentuk pemuda Ansor yang memiliki disiplin dan dedikasi yang tinggi, ketahanan fisik dan mental yang tangguh penuh daya juang yang religius sebagai kader penggerak, pengemban sekaligus sebagai benteng ulama dan negara.

Selain dididik dengan kemampuan lahiriah juga batiniah menjadikan Banser sebagai benteng ulama juga disiapkan sebagai tokoh intelektual, yang berguna di masyarakat dalam menyebarkan dan mewariskan keberlangsungan ajaran Islam Ahlusunnah wal-Jamaah an-Nahdliyah.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari Satkorcab Kabupaten Sukabumi juga dari Kodim 0607 yaitu Serda Nugroho dan Serka Solehudin. Pada pembukaan dihadiri Kepala Madrasah Diniyah Babusalam KH Elan Ghozali dan Katib Syuriyah Kabupaten Sukabumi KH Ece Mubarok. Sementara dari PW GP Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar dan dari PP GP Ansor .

Kegiatan tersebut diikuti peserta berasal dari 17 kecamatan se-Kabupaten Sukabumi. Jumlah peserta yang mendaftar sekitar 109 orang, tapi yang dinyatakan lulus dan berhak mengikuti kegiatan sekitar 80 orang. (Sofyan Syarif/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 03 Juli 2014

Kader NU Harus Melek Teknologi untuk Dakwah Aswaja

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Kader muda NU baik yang bernaung di IPNU-IPPNU, PMII maupun GP Ansor dituntut untuk turut menjaga eksistensi NU di lembaga pendidikan dan di tengah masyarakat. Pergerakan kader NU saat ini harus sesuai dengan konteks modernisasi dengan mampu menggunakan Teknologi untuk dakwah Aswaja NU.

Demikian diuraikan Muhammadun Sanomae, aktivis muda NU Jepara saat menjadi pembicara dalam Halaqah Pra Konfercab PCNU Jepara putaran kedua yang dilaksanakan di Rektorat lantai 3 Kampus Unisnu Jepara, Ahad (13/9) lalu.

Kader NU Harus Melek Teknologi untuk Dakwah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader NU Harus Melek Teknologi untuk Dakwah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader NU Harus Melek Teknologi untuk Dakwah Aswaja

“Dengan melek teknologi, kader NU juga bisa menularkan kemampuannya kepada para kiai, sehingga dakwah Aswaja semakin kuat,” jelas Muhammadun yang juga Kepala Biro Suara Muria (Suara Merdeka).

Sang Pencerah Muslim

Misalnya dalam mengelola website, kader NU dituntut untuk meng-update, sedang para kiai menjadi narasumbernya. Konten-konten yang sudah dibuat, imbuh lelaki asal Pati ini, kemudian disebarkan agar penerus NU tidak terpengaruh oleh situs-situs radikal.?

Sang Pencerah Muslim

Yang patut diapresiasi yaitu dua kader muda NU asal Jepara, Syafiq Hasyim dan Akhmad Sahal yang berperan dalam dakwah NU di media sosial. Tidak hanya bergerak melalui teknologi, kader muda NU harus melakukan gerakan nyata.?

Kegiatan yang diinisasi PC Lakpesdam NU dengan menggandeng PCNU dan Unisnu Jepara ini juga menghadirkan KH Ubaidillah Nur Umar (Wakil Rais Syuriah PCNU Jepara) dan H Fathurrofiq (Direktur Bank Nusumma). (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Amalan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 04 Juni 2013

BNPT Butuh Masukan Masyarakat untuk Cegah Propaganda Radikal

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Radikalisme dan terorisme tidak bisa hanya mengandalkan salah satu pihak untuk mencegahnya. Dalam hal ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius membutuhkan peran masyarakat dan seluruh elemen bangsa.

BNPT Butuh Masukan Masyarakat untuk Cegah Propaganda Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
BNPT Butuh Masukan Masyarakat untuk Cegah Propaganda Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

BNPT Butuh Masukan Masyarakat untuk Cegah Propaganda Radikal

Apalagi menurut dia, praktik terorisme terjadi di tengah masyarakat sehingga pemerintah memerlukan peran aktif pemuda dan masyarakat, baik Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) untuk bersama-sama melawan terorisme.?

“BNPT butuh masukan masyarakat sehingga informasi berlangsung secara bottom up, bukan top down,” ujar Suhardi sesaat sebelum membuka kegiatan Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Teroris di Dunia Maya bersama Media OKP dan Ormas, Rabu (22/3) malam di Hotel Millennium, Jakarta.

Dalam acara yang dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin tersebut, mantan Kapolda Jawa Barat itu menerangkan bahwa sasaran empuk propaganda radikal adalah para pemuda.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, hal ini disebabkan para pemuda masih dalam proses pencarian jati diri. Kondisi mereka secara psikologis juga masih labil dan mudah dipengaruhi oleh hal-hal baru.

Pihaknya mengaku masih terus mencari formula yang tepat untuk mencegah dan mengatasi radikalisme dan tindakan terorisme ini melalui berbagai langkah.

“Termasuk menyasar dunia maya dan media sosial lewat produksi konten positif yang familiar dengan bahasa anak-anak muda sehingga mudah dimengerti karena mereka memanfaatkan jaringan online untuk melakukan propaganda radikal,” jelas Suhardi. (Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Doa, Ulama, Amalan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Juli 2011

Gus Dur Mengawali Kegiatan di Papua

Sentani, Sang Pencerah Muslim. Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur seakan tak kenal lelah. Apalagi jika diundang ke Papua, serangkaian acara senantiasa akan diikutinya dari siang hingga malam hari. Misi apalagi yang dibawa Gus Dur ke Papua?

Kecintaan dan keakraban Gus Dur dengan masyarakat Papua atau demikian sebaliknya benar-benar dibuktikan keduanya. Begitu mendengar dirinya diundang ke Papua, spontan dipenuhinya, padahal kegiatan sehari-hari juga cukup sibuk. Maka tak heran jika sejak pukul 22.00, Minggu (12/11) lalu, Gus Dur yang juga mantan Ketua Umum PBNU telah standby di kantornya di Gedung PBNU dan bersiap-siap sambil menunggu waktu keberangkatan pesawat ke bumi Papua.

Gus Dur Mengawali Kegiatan di Papua (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Mengawali Kegiatan di Papua (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Mengawali Kegiatan di Papua

 

Hari itu, Minggu, bagi orang lain adalah hari libur, artinya segala aktivitas formal umumnya prei. Tapi bagi Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB tetap dijalankan sebagaimana hari biasa. Berbagai acara di Jakarta dan sekitarnya masih sempat diikuti, padahal malam sebelumnya masih berada di Yogyakarta. Hingga pukul 21.00 Minggu, Gus Dur usai menghadiri acara yang diselenggarakan Bupati Tangerang, dari sana langsung menuju PBNU guna menanti jam pemberangkatan pesawat.

Tepat pukul 00.30 Gus Dur yang didampingi ajudan, Aris Junaidi, Sulaiman, Mahmud Hamdani berangkat dari PBNU dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 01.25. Sambil menunggu rombongan lain yang akan mendampingi ke Papua, Gus Dur diantar ke ruang peristirahatan vip Garuda. Di sana rupanya telah menunggu Munif yang akan menemani selama perjalanan, namun yang lain belum nampak seperti; Putri Gus Dur Yenny dan Lalu Misbah. Namun Gus Dur dengan setia menanti mereka sambil berbincang dan bercanda ria, barulah semua rombongan berjumlah 5 orang satu per satu datang hingga pukul 02.00.

Sang Pencerah Muslim

 

Senin dini hari tepatnya pukul 02.50 barulah Gus Dur, didampingi putrinya Zannuba Arifah atau Yenny, Lalu Misbah, Munif, dan Tarman ajudan take off dengan pesawat Garuda Indonesia dan Senin (13/11) sekitar pukul 12.30 WIT mendarat di Bandara Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, Papua.

Kedatangan Gus Dur langsung disambut meriah oleh sejumlah tokoh Papua, seperti Ketua Dewan Adat Papua (DAP) yang juga Wakil Presidium Dewan Papua (PDP) Thom Beanal, Ketua Majelis Rakyat Papua, Agus A Alua, Sekjen PDP Moh Thaha Al Hamid, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Frederika Yatipai/Ibo dan sejumlah tokoh Papua lainnya.

Mantan Presiden itu diiringi musik suling bambu langsung diantar menumpang kendaraan, sementara penyambut musik suling bambu dan kelompok penari menggunakan pakaian tradisional Papua berjalan kaki dari Bandara menuju makam mendiang Ketua PDP, Theys Hiyo Eluay yang berjarak sekitar 500 meter.

Sang Pencerah Muslim

Sampai di atas makam They Eluay, Gus Dur meletakkan karangan bunga dan menaburkan bunga sambil berdoa agar arwah pejuang Papua itu diterima di sisi Tuhan. Gus Dur langsung meletakkan batu pertama pembangunan monumen Hak Asasi Manusia (HAM) di samping makam mendiang Theys Eluay di lapangan sepak bola Sentani, sekitar 45 kilometer arah barat Kota Jayapura.

Ketika berbicara di hadapan simpatisan, Gus Dur menyatakan akan terus berjuang agar pemerintah memberi gelar Theys Hiyo Eluay sebagai Pahlawan Nasional.

Seusai peletakan karangan bunga dan penaburan bunga serta peletakan batu pertama pembangunan monumen HAM di pusara They Hiyo Eluay, mantan Presiden ke-IV diantar menuju arah Jayapura Kota untuk mengadakan beberapa kegiatan.

Aktifitas penduduk di kawasan Sentani berjalan seperti biasa, aman, tertib dan lancar, walaupun sejumlah murid SMP Negeri 1 yang letaknya di depan Jalan Bandara Sentani berdiri berhamburan menyaksikan mantan orang nomor satu di negara ini melintas, namun secara umum kondisi Kamtibmas berjalan seperti biasa.

Kapolres Jayapura, AKBP Yacob Kalembang, mengatakan telah mengerahkan tiga satuan setingkat kompi (SSK) untuk mengamankan Gus Dur yang tiba di Bandara Sentani menuju makam Ketua PDP Theys Hiyo Eluay, sekitar 500 meter dari lokasi Bandara.

Sebelumnya, masyarakat menggelar doa syukur peringatan lima tahun meninggalnya Theys Hiyo Eluay, 10 November 2001. Theys adalah tokoh Papua yang meninggal setelah diculik dari rumahnya kemudian ditemukan tak bernyawa dengan berlumuran di tempat lain. (ant/rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan Sang Pencerah Muslim

Minggu, 15 Mei 2011

Doa 9 Kiai Menggema dalam Peringatan Harlah NU di Kraksaan

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan, Selasa (11/4) malam mengadakan istighotsah dan doa bersama dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-94 NU di Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan.

Doa 9 Kiai Menggema dalam Peringatan Harlah NU di Kraksaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa 9 Kiai Menggema dalam Peringatan Harlah NU di Kraksaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa 9 Kiai Menggema dalam Peringatan Harlah NU di Kraksaan

Kegiatan yang mengambil tema “Mengetuk Pintu Langit Menggapai Nurullah” ini diisi dengan doa dari 9 (sembilan) orang kiai. Para kiai ini berasal dari jajaran pengurus mulai dari Khatib, Syuriyah dan Tanfidziyah di PCNU Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo.

Hadir dalam peringatan Harlah ke-94 NU ini Mustasyar PCNU Kota Kraksaan H. Hasan Aminuddin, Katib PCNU Kota Kraksaan KH Wasik Hannan, Ketua PCNU Kota Kraksaan H. Nasrullah A. Suja’i beserta para pengurus lembaga dan badan otonom (banom).

Dalam sambutannya H Hasan Aminuddin banyak menceritakan tentang sejarah berdirinya NU pada tahun 1926 yang dipelopori oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Ashari. Dimana sebelum NU berdiri terlebih dahulu terbentuk Nahdlatul Wathon, Nahdlatut Tujjar dan Taswirul Afkar yang akhirnya menjadi 3 pilar NU.

Sang Pencerah Muslim

“Ketiga pilar NU itulah yang menjadi semangat para ulama untuk menggagaskan Proklamasi Kemerdekaan RI melalui Presiden Soekarno. Sehingga NU masuk dalam foundhing father,” katanya.

Menurut Hasan, NU pernah menjadi partai politik (parpol) pada tahun 1955 sebelum akhirnya dalam Muktamar NU di Situbondo tahun 1984 lahirlah Khittoh NU dengan menjaga jarak dari seluruh partai politik. Artinya NU tidak terlibat dalam politik praktis.?

“Marilah alim ulama, 3 pilar NU ini kita jaga dengan baik. Hanya saja selama ini, yang kalah perang adalah pilar ekonomi dan selalu menjadi alat orang di luar NU,” tegasnya.

Hasan menegaskan bahwa organisasi NU itu adalah organisasi yang sakti. Meskipun seolah-olah sempat hidup tanpa kepala pada zaman orde baru, tetapi NU bisa tetap eksis hingga saat ini. Ini membuktikan jika NU itu benar-benar sakti. Hanya saja tantangan saat ini adalah ekonomi.

“Melalui momentum ini saya mengajak kepada segenap warga NU untuk bersama-sama melakukan gerakan-gerakan ekononi, karena kita mempunyai jaringan yang cukup banyak. Segera diskusikan dengan pengurus, apa yang dapat dilakukan demi pemberdayaan ekonomi warga NU. Sehingga nantinya warga NU tidak hanya menjadi penonton tetapi juga pelaku ekonomi,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut Hasan mengajak pengurus dan warga NU untuk menjadikan peringatan harlah ke-94 NU ini sebagai bahan introspeksi diri sehingga warga NU yang sudah tidak bangga dengan NU bisa rekat kembali dan bangga menjadi warga NU.?

“Sekali lagi, marilah para tokoh-tokoh NU untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan di sektor ekonomi warga NU agar ke depan potensi ekonomi yang kita miliki bisa dikelola dan dikembangkan dengan baik,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Amalan, Berita Sang Pencerah Muslim

Senin, 16 Agustus 2010

Kiai Perlu Klik Lagi dengan Wayang

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Para kiai dan kalangan pesantren perlu kembali mengakrabkan diri dengan wayang yang menjadi bagian penting dalam sejarah dan proses dakwah Islam di Indonesia. Kehadiran kiai dan pesantren diharapkan dapat mengembalikan pertunjukan wayang sebagai media dakwah, tidak hanya sebagai tontonan.

Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslim (Lesbumi) M. Jadul Maula menyayangkan, banyak orang Islam termasuk kalangan pesantren sendiri yang merasa asing dengan wayang. “Kalau ada kiai yang bersanding dengan dalang itu dianggap aneh. Kiai dianggap tidak ‘klik’ dengan wayang,” katanya di Jakarta, Jum’at (29/11).

Padahal sejarah mencatat bahwa wayang merupakan khazanah pengetahuan pesantren. Di dalamnya terdapat struktur ajaran dan kerohanian Islam yang tidak ditemukan dalam ajaran agama lain. Dan melalui wayang inilah juga Wali Songo memperkenalkan dasar-dasar ajaran Islam yang membuat kalangan pribumi tidak alergi terhadap agama ini.

Kiai Perlu Klik Lagi dengan Wayang (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Perlu Klik Lagi dengan Wayang (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Perlu Klik Lagi dengan Wayang

Para wali melakukan reformasi dan transformasi wayang menjadi lebih dinamis dan edukatif. Fungsi pertunjukkannya yang bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi media yang tepat untuk menyebarkan Islam ke berbagai pelosok.“Melalui wayang, ajaran dari Arab dan Persia dipribumisasikan. Melalui wayang, lahir komunitas Islam dari pribumi,” kata Jadul Maula.

Menurutnya, keterasingan antara kiai dan pesantren dengan wayang dimulai dari keterputusan sejarah Islam, terutama sejak merosotnya kesultanan Mataram sebagai pusat penyebaran budaya Islam di satu sisi, dan pada sisi lain terbukanya terusan Suez pada tahun 1869 M menjadikan arus informasi Keislaman yang datang dari Tanah Arab berlangsung masif. Para santri mulai mempelajari Islam dari dunia Arab dan melupakan berbagai media dakwah dan pembelajaran dari para penyebar Islam Awal.

Sang Pencerah Muslim

Setelah itu melalui sejarah politik berikutnya, produk kesenian yang dikaryakan oleh para penyebar Islam ini dianggap bukan bagian dari Islam, dan pada titik tertentu diharamkan. Bukan hanya wayang, tetapi juga Jatilan (kuda lumping), tari topeng, dan sejenisnya tidak dianggap sebagai kesenian santri.

Akibat berikutnya, seni di lingkungan pesantren mengalami masa suram. “Saya pernah diundang oleh Kementerian Agama dalam acara temu komunitas seniman-budayawan muslim Indonesia. Saya menangis, karena yang datang datang hanya hadroh sama qosidah,” katanya.

“Memang pernah ada ‘masa kegelapan’ dimana wayang ditampilkan sebagai media dakwah, tetapi murni entertaintmen. Wayang menjadi murni hiburan yang kacau. Namun itu mungkin juga disebabkan karena kiai dan pesantren terlebih dulu jauh dari wayang,” kata pengurus Lebumi yang mempunyai kegiatan 2 tahunan pagelaran wayang 11 malam di Yogyakarta.

Lesbumi berharap para kiai dan pesantren kembali mengakrabkan diri dengan wayang. “Mungkin bisa dimulai kiai dan santri ikut duduk menyimak kembali pagelaran semalam suntuk, meskipun belum paham. Minimal menjadi simbol dan pesan kepada masyarakat bahwa wayang adalah media dakwah. Kalau kiai pada nonton, tentu sinden menjadi lebih sopan, pilihan lakonnya juga lebih pas dan dalang juga akan merasa belajar kembali tentang Islam,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Ditambahkan, pihaknya dalam beberapa tahun terakhir melakukan program peningkatan apresiasi terhadap wayang dan menggelar forum dialog antara kiai dan dalang.

Ada perkembangan menarik, di pesantren wayang mulai diajarkan kembali. Seperti di Pesantren Sunan Pandanaran. Pesantren Krapyak juga akan memasukkan pewayangan kegiatan ekstrakurikuler. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Hadits Sang Pencerah Muslim

Rabu, 03 Maret 2010

Ini Calon Ketua PWNU Jawa Barat Mendatang

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

PWNU Jawa Barat akan menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-17 di Pondok Pesantren Fauzat, Garut pada 10-11 Oktober. Kegiatan bertema “Meneguhkan Khidmah Jamiyah ? untuk Umat dan Bangsa” ini, salah satu agendanya, akan menentukan pemimpin NU Jabar lima tahun mendatang.?

Ini Calon Ketua PWNU Jawa Barat Mendatang (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Calon Ketua PWNU Jawa Barat Mendatang (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Calon Ketua PWNU Jawa Barat Mendatang

Ketua Panitia Konferwil PWNU Jawa Barat Kiagus Zaenal Mubarok ketika dihubungi Sang Pencerah Muslim Sabtu (8/9) mengatakan, NU Jawa Barat membutuhkan pemimpin yang bisa menerapkan sistem yang bisa bekerja sama antarkomponen, mengharmoniskan seluruh pengurus.

Juga, kata dia, bisa merangkul ke jam’iyyah kultural NU yang beragam profesi seperti kalangan seniman, pengusaha, bahkan olahragawan. Tujuannya untuk membantu pemerintahkan dalam menyelesaikan urusan-urusan kemasyarakatan.?

Menyelesaikan masalah warga NU Jawa Barat, kata dia, berarti menyelesaikan problem masayarakat Jawa Barat karena secara kultural, Jawa Barat adalah warga NU.?

Sang Pencerah Muslim

Bahkan lanjutnya, kalau bisa, PWNU Jawa Barat bisa membantu menyelesaikan permasalahan di tingkat nasional atau internasional karena sekat-sekat kewilayahan saat ini sudah tidak terbatas.

Pria yang akrab disapa Deden ini tak mau menyebutkan calon-calon Rais dan Ketua PWNU Jawa Barat. Baginya siapa pun yang terpilih, seharusnya adalah orang yang bisa menerapkan sistem tersebut. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Budaya, Amalan, Nasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 16 Desember 2009

Budaya Indonesia Ternyata Disukai Pemuda ASEAN

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai ragam jenis budaya. Berbagai suku yang hidup di seluruh penjuru Indonesia memiliki berbagai jenis tradisi yang akhirnya menyatu menjadi Indonesia. Sayangnya, banyak generasi muda Indonesia yang lebih bangga jika mengikuti budaya asing yang dianggap lebih keren.?

Budaya Indonesia Ternyata Disukai Pemuda ASEAN (Sumber Gambar : Nu Online)
Budaya Indonesia Ternyata Disukai Pemuda ASEAN (Sumber Gambar : Nu Online)

Budaya Indonesia Ternyata Disukai Pemuda ASEAN

Pengalaman sebaliknya justru dialami oleh Mahasiswa UNU Indonesia Agnes Annisa Utami saat mengikuti The 17th ASEAN Korean Future Oriented Youth Program di Korea Selatan awal Februari lalu. Kebetulan sekali, tema yang diambil dalam pertemuan tersebut adalah Pertukaran Budaya. Ternyata banyak pemuda ASEAN mengenal dan menyukai budaya dan produk dari Indonesia.?

Selama tujuh hari di Korsel, peserta dari 17 negara saling memperkenalkan budaya dari negaranya masing-masing. Di situ, banyak diketahui bahwa budaya Indonesia ternyata cukup dikenal. Pada sesi festival booth, dua pemuda Korea menampilkan pertunjukan wayang yang dimainkan dalam bahasa Inggris. Mereka mengenakan blangkon dan mengenakan batik yang sudah tersedia di booth Indonesia. Mereka juga mengetahui salah satu alat musik tradisional asal Indonesia yaitu angklung.

“Mereka mengakui secara gamblang bahwa ada beberapa hal yang mereka sukai di Indonesia yaitu, cuaca yang beda, banyak kuliner, dan rempah-rempah karena memang mereka kesulitan untuk mendapatkan itu semua di Korea,” katanya.

Tidak hanya delegasi Korea saja, bahkan delegasi Vietnam juga mengakui menyukai kota Bandung karena pernah berada di sana selama beberapa minggu.?

Sang Pencerah Muslim

“Delegasi Brunei Darussalam menyukai Agnes Monica dan Inul Daratista, bahkan menyanyikan salah satu lagu dari kedua penyanyi tersebut di hadapan kami,” jelasnya.

Pengakuan yang sama disampaikan oleh salah satu pemuda Singapura yang pernah mengunjungi Jakarta. Ia mengakui menyukai makanan Indonesia yaitu ayam penyet, sate padang, dan nasi goreng.

Dalam salah satu sesi pertemuan di malam hari, delegasi dari Malaysia membawa Pop Mie dan menawarkan ke delegasi-delegasi lainnya tanpa ada tolakan, dan mengakui bahwa produk yang ia tawarkan tersebut adalah produk Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Pada sesi fashion show Agnes membawakan tarian Betawi sedangkan Andi Hakim yang merupakan mahasiswa pascasarjana di IPB memainkan pencak silat.?

“Kami juga membawakan dodol dengan rasa coklat yang dibagikan ke anak-anak Korea pada sesi? kindergarden disambut dengan rasa senang oleh mereka,” ujarnya.?

Sementara itu, Rida Fauzi Qinvi alumni UIN Ciputat di hadapan 11 negara membuat dan menghias kalender besar dilengkapi dengan libur nasional Indonesia beserta keterangannya yang dipresentasikan Tidak lupa pada saat acara festival booth sejumlah cinderamata dibagikan seperti angklung, baju bertuliskan I LOVE INDONESIA, dan JAKARTA, membawa scrab books Pulau Seribu untuk diberikan ke salah satu perwakilan di setiap negara.?

Delegasi Indonesia juga menunjukkan kemampuanya karena mampu mengalahkan lebih dari 60 peserta pada kuis pertanyaan seputar negara negara ASEAN, Yaitu Andi Hakim dan Aprilian Cena dari UIN Jakarta.

Persaingan budaya terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Dalam kesempatan tersebut, delegasi Malaysia menyanyikan lagi Rasa Sayange, yang diklaim sebagai salah satu budaya mereka. Mereka juga menggunakan batik yang seolah-olah identitas negara mereka, padahal UNESCO telah menetapkan bahwa batik merupakan warisan tak berwujud dari Indonesia.

“Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi untuk mendominasi budaya di ASEAN dari Segi geografis, luas wilayah Indonesia yang hampir setengah dari wilayah ASEAN, penduduk yang lebih dari 200 juta orang atau sekidar 60 persen penduduk ASEAN,” kata Agnes.

Dengan berbagai macam bahasa, suku, dan adat, menurut Agnes, Indonesia harus mempertahankan budaya Indonesia dan mengenalkannya ke ranah internasional. Korea Selatan dengan hallyu atau korean wave mampu menyebarluarkan budaya ke seluruh dunia dan mendapatkan manfaat ekonomi yang besar berupa semakin dikenalnya produk-produk Korea, dari elektronik, film, kosmetik sampai dengan peningkatan kunjungan wisata ke Korea. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Amalan, Habib, Internasional Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock