Tampilkan postingan dengan label Pahlawan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pahlawan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 November 2017

Konferensi Pemuda Lintas Agama 2012 digelar di Bali

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. International Interfaith Youth Summit atau konferensi pemuda lintas agama internasional 2012 akan digelar di Bali, 5--7 Oktober 2012.

Konferensi Pemuda Lintas Agama 2012 digelar di Bali (Sumber Gambar : Nu Online)
Konferensi Pemuda Lintas Agama 2012 digelar di Bali (Sumber Gambar : Nu Online)

Konferensi Pemuda Lintas Agama 2012 digelar di Bali

Konferensi yang digelar oleh Indonesia Youth Forum (IYF) bekerja sama dengan Global Peace Festival Indonesia Foundation (GPFIF) tersebut mengangkat tema "New Interfaith Paradigm for The 21st Century".

"Tujuan acara ini adalah untuk membangun pemahaman bersama akan pentingnya kerukunan umat beragama dan ikut mengambil peran nyata dalam pembangunan perdamaian," kata Direktur Eksekutif IYF Achmad Syamsuddin dalam siaran pers yang dikirim ke media, Jumat.

Sang Pencerah Muslim

Ketua GPFIF Chandra Setiawan mengatakan bahwa acara seperti itu patut didukung karena selain mengampanyekan kerukunan antarumat beragama, penggagasnya justru anak-anak muda. 

Sang Pencerah Muslim

"Kami dari GPFIF menilai bahwa acara seperti ini sangatlah penting karena anak-anak muda terlibat aktif memikirkan perdamaian dunia. Saat ini saja mereka sudah mau untuk memberikan kontribusi nyata, bagaimana kelak ketika mereka akan menjadi pemimpin dunia, tentunya mereka akan senantiasa mengusung semangat mulia ini," kata Chandra.

Rencananya, kurang lebih 200 orang pemimpin muda dunia dari berbagai negara akan hadir, diantaranya dari Pakistan, Philipina, Kamboja, Amerika Serikat, Korea Selatan, China, Malaysia, Timor Leste, Inggris, Bangladesh, Bosnia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Myanmar, Uzbekistan, India, Bangladesh, Vietnam, Madagaskar, Gambia, Mesir, Zimbabwe, Laos, Somalia, dan Indonesia.

Direktur Program IY Muhammad Abdul Idris menjelaskan bahwa konferensi pemuda lintas agama kali ini adalah konferensi keempat yang digelar IYF.

"Ini adalah tahun keempat kami mengundang pemuda dari berbagai negara untuk duduk bersama membangun dialog saling pemahaman, menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kegiatan ini sangat penting sebagai upaya ikut ambil bagian dalam perdamaian dunia," kata Idris yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PP IPNU.

Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung terselenggaranya konferensi tersebut, terutama pemerintah Indonesia dan perwakilan negara-negara sahabat yang ada di Jakarta.

"Juga ucapan terima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia yang ada di luar negeri, yang membantu kelancaran proses kedatangan teman-teman dari berbagai belahan dunia ini," demikian Idris. 

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, News, Pahlawan,Attijani Sang Pencerah Muslim

Kamis, 09 November 2017

PCNU Pringsewu Gelar Safari Ramadhan di 9 Kecamatan

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim. PCNU Pringsewu menggelar Kegiatan Safari Ramadhan 1436 H di 13 lokasi yang terdiri dari 4 titik yang dipusatkan di Gedung NU dan 9 titik lainnya berlokasi di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Pringsewu.?

Ketua PCNU Pringsewu H Taufiqurrohim menjelaskan hal tersebut saat membuka secara resmi rangkaian kegiatan safari Ramadhan di Gedung NU, Ahad (21/06) lalu.

PCNU Pringsewu Gelar Safari Ramadhan di 9 Kecamatan (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Pringsewu Gelar Safari Ramadhan di 9 Kecamatan (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Pringsewu Gelar Safari Ramadhan di 9 Kecamatan

“Kegiatan Safari Ramadhan kali ini berbeda dengan kegiatan safari pada tahun-tahun lalu. Taufik mengatakan, bahwa safari ramadhan kali ini lebih menitik beratkan kepada silaturrahim sekaligus koordinasi serta konsolidasi PCNU dengan MWCNU dan ranting se-Kabupaten Pringsewu,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Taufiq menjelaskan, bahwa kegiatan safari ramadhan yang dilaksanakan di kecamatan akan diisi dengan kegiatan bedah buku yang baru saja diterbitkan oleh LTNNU Pringsewu dengan judul Manajemen Ramadhan Karya Katib Syuriyah PCNU Pringsewu. Buku dengan tebal 80 halaman ini akan dikupas tuntas langsung oleh penulisnya yaitu Ustad Munawwir pada kegiatan safari ramadhan di seluruh kecamatan di Kabupaten Pringsewu.

Sang Pencerah Muslim

Sementara untuk Safari Ramadhan setiap hari Minggu akan dirangkai dengan Ngaji Ahad yang akan di isi langsung oleh Mustasyar PCNU Pringsewu KH Sujadi di Gedung NU Kabupaten Pringsewu.

Pada saat pembukaan tersebut, Taufiq menjelaskan rinci tempat dan waktu kegiatan safari ramadhan PCNU Pringsewu yaitu: Gedung NU (21, 28 Juni, 5 dan 12 Juli), Kecamatan Parasuka desa Sidodadi (23 Juni), Kecamatam Adiluwih Desa Tunggul Pawenang (27 Juni), Kecamatan Pagelaran Utara Desa Margosari (30 Juni), Kecamatan Banyumas Desa Suka Mulya (2 Juli), Kecamatan Gadingrejo Desa Jogja Selatan (4 Juli), Kecamatan Ambarawa Desa Margodadi (7 Juli) Kecamatan Sukoharjo Desa Panggung Rejo Utara (9 Juli), Kecamatan Pagelaran Desa Pagelaran (11 Juli) dan terakhir di Kecamatan Pringsewu Kelurahan Pringsewu Barat (13 Juli). (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Islam Itu Mudah, Tapi Jangan Disepelekan

Bandung, Sang Pencerah Muslim. Pada pengajian mingguan PCNU Kota Bandung, KH Imron mengatakan, bahwa agama itu mudah, misalnya shalat, jika dalam perjalanan bisa dijamak-qashar. Bila dalam keadaan sakit, bisa shalat sambil duduk. Jika tak mampu, bisa sambil tiduran.

“Jadi agama itu tak memberatkan, tapi jangan sampai agama itu dienteng-enteng. Maksudnya menyepelekan perintah agama,” tutur Ketua Lembaga Kajian Aswaja ini saat mengaji kitab Mukhtarul Hadits di Kantor PCNU Kota Bandung, Jalan Sancang 6, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.

Islam Itu Mudah, Tapi Jangan Disepelekan (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Itu Mudah, Tapi Jangan Disepelekan (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Itu Mudah, Tapi Jangan Disepelekan

Pengajian tersebut diikuti sekitar 150 orang dari daftar semestinya yang mencapai 250 orang. Mereka adalah kiai, pengurus dan jamaah NU. Dalam pengajian yang dimulai pukul 07.00 WIB ini, empat kiai turut mengisi. Mereka mengaji sekitar 45 menit.

Sang Pencerah Muslim

Pengajian kitab at-Tadzhib diasuh oleh Rais Syuriyah PCNU Kota Bandung KH Tajuddin Subki, kitab Ibanatul Ahkam oleh Ketua PCNU Kota Sukabumi KH Maftuh Kholil, kitab Tafsir Jalalain oleh KH Asep Syarif Hidayat, dan kitab Mukhtarul Hadits oleh KH Imron.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Ketua PCNU Kota Bandung KH Maftuh Kholil, pengajian ini membawa beberapa manfaat. Pertama, silaturahim antarpengurus, jamaah, dan kiai. Kedua, sosialisasi program-program NU kepada jamaah.

“Kalau kita keliling, belum tentu selesai selama 7 bulan. Kalau melalui pengajian ini, bisa langsung sampai dengan cepat, sebab yang mengikuti pengajian (juga) memiliki jamaahnya sendiri di masjid-masjid dan majelis talim,” jelasnya.

Juga, tambah Kiai Maftuh, pengajian yang berlangsung sejak 2008 tersebut menunjukkan bahwa syiar NU di Kota Bandung itu hidup, berkembang, dan tumbuh. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 01 November 2017

Nahdliyin Bandung Barat Gelar Sarasehan Fikrah Nahdliyah

Bandung Barat, Sang Pencerah Muslim



Nahdliyin Bandung Barat mengglar sarasehan di Pondok Pesantren al-Ghuroba, Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat pada Sabtu (20/5). Menurut inisiator kegiatan itu, KH Hilman Farid, sarasehan tersebut merumuskan pikiran dan sikap bersama masyarakat pesantren dalam menyikapi isu-isu aktual yang berkembang saat ini.?

Menurut dia, sepanjang perjalanan sejarah bangsa Indonesia, NU senantiasa memiliki inisiatif dan terobosan untuk memecahkan persoalan dengan berpijak pada khazanah dan nilai tradisinya, yaitu pesantren.

Nahdliyin Bandung Barat Gelar Sarasehan Fikrah Nahdliyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Nahdliyin Bandung Barat Gelar Sarasehan Fikrah Nahdliyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Nahdliyin Bandung Barat Gelar Sarasehan Fikrah Nahdliyah

“Kita cukup prihatin dengan perkembangan akhir-akhir ini. Saling hujat dan caci maki dan berebut benar antar satu kelompok dengan kelompok lainnya. Melalui acara sarasehan ini kita berembuk untuk menghasilkan pikiran dan sikap bersama dari kalangan pesantren,” kata pimpinan pesantren Al-Amin Sumur Kembang Bandung Barat ini.?

Fikrah nahdliyah senantiasa menempatkan kepentingan agama dan keselamatan bangsa sebagai sama pentingnya. Agama dan negara merupakan dua hal penting ? untuk dirawat dan dijaga secara bersamaan. Tidak untuk dibentur-benturkan dan diperhadapkan. Kebersamaan, harmoni dan kemaslahatan hidup bersama menjadi karakteristik utama dari pola pikir komunitas pesantren.

“Walaupun kita ada di pinggiran dan kampung, komitmen untuk berkontribusi bagi kemaslahatan bangsa harus terus disuarakan. Kita tidak ingin komunitas pesantren dan warga nahdliyin umumnya terjebak pada berbagai propaganda dan opini yang berkembang yang justru bertolak belakang dengan cara berpikir (fikrah) nahdliyah yang telah digariskan para ulama kita,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut ketua pelaksana kegiatan Sarasehan KH Cecep Suryana, sarasehan bertema “Revitalisasi Fikrah Nahdliyah dalam Bingkai NKRI” diikuti peserta, baik dari aktivis NU dan banomnya, pimpinan pondok pesantren, majelis ta’lim dan undangan lainnya se-Bandung Barat.?

“Beberapa narasumber yang hadir di antaranya KH. Aa Maulana (Rais Syuriah PCNU KBB), KH Hilman Farid (inisiator), KH Cecep Suryana (inisiator), Deni Ahmad Haidar (Ketua PW GP Ansor Jabar) dan Wawan Gunawan (Sekretaris Lakpesdam NU Jabar). (Edi Rusyandi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Amalan, Pahlawan, Nasional Sang Pencerah Muslim

Senin, 30 Oktober 2017

Bonus Demografi, Generasi Muda Produktif Capai 67-70 Persen

Bandar Lampung, Sang Pencerah Muslim

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Muhammad Khadafi mengatakan negara Indonesia saat ini mendekati bonus demografi. Pada bonus demografi, jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan tidak produktif. 

Bonus Demografi, Generasi Muda Produktif Capai 67-70 Persen (Sumber Gambar : Nu Online)
Bonus Demografi, Generasi Muda Produktif Capai 67-70 Persen (Sumber Gambar : Nu Online)

Bonus Demografi, Generasi Muda Produktif Capai 67-70 Persen

"Generasi muda produktif capai 67-70 persen dari total oenduduk Indonesia," kata Khadafi dalam Focus Group Disscussion (FGD) peringatan Hari Santri Nasional di Gedung 3 PWNU Lampung, Selasa (24/10).

Usia ini dinilai Khadafi sebagai kepositifan apabila dikelola dengan baik. Jumlah yang banyak itu akan menjadi kekuatan terbaru bagi Indonesia. 

"Solusinya menjadi entepreneur," kata Rektor Universitas Malahayati ini.

Sang Pencerah Muslim

Namun, jika penduduk produktif ini lebih memilih menjadi Pegawai Negeri Swasta, maka Indonesia tidak akan cepat untuk maju. Ia menilai entepreneur bisa menjadi solusi kemelaratan dan kemiskinan di Indonesia. Saat ini pun, pemerintah tengah mendorong UMKM.

 "Peluang ini harus diambil apabila ingin maju,” kata dia.

Terkait santri, Khadafi menjelaskan, output pondok pesantren lebih memiliki nilai positif. Saat ini dengan kemajuan teknologi yang ada, santri banyak berkreasi baik dalam segi dakwah maupun usaha. Ia pun mencontohkan Rasulullah pun memulai entepreneur sejak umur sangat muda.

Sang Pencerah Muslim

"Umur delapan tahun sudah memulai jual beli domba," kata pembina sebuah pondok pesantren di Aceh ini.

Sementara Dekan Fakultas Pertanian Unila, Irwan mengatakan santri juga bisa mengelola pertanian di Indonesia. Pendapatan masyarakat Indonesia terbesar berasal dari sektor pertanian. Namun, kata Irwan banyak petani yang berusia lebih dari 50 tahun. 

"Pertanian kurang menarik bagi generasi muda," ujar dia.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Karomani menegaskan di dunia banyak negara yang diatur oleh pengusaha. Pejabat pengatur negara hanya seorang yang dipercayai kekuatan ekonomi. Ini menjadi bukti bahwa negara maju bukan karena banyak PNS, melainkan entepreneur atau pengusaha. 

"Kalau bisnis juga jangan tergantung pada modal," tandas Karomani. (Riski Firmanto/Kendi Setiawan) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 19 Oktober 2017

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah menindaklanjuti berbagai keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 yang digelar di Cirebon pada pertengahan September lalu. Proses tindak lanjut akan melibatkan tim khusus.?

Hal ini tampak dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah di kantor PBNU, Rabu (7/11), yang dihadiri Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh, Wakil Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali.

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012 (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012 (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012

Menurut Sekretaris Jendral PBNU Marsudi Syuhud, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk merealisasikan sejumlah rekomendasi Munas, terutama menyangkut revisi undang-undang (UU) dan rancangan undang-undang (RUU).

Tim khusus yang dipimpin Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi dan Ketua PBNU Prof Maksum ini akan bekerja hingga ke tingkat uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK). Munas NU menemukan banyak pasal dalam UU ataupun RUU yang tak sejiwa dengan Khittah Indonesia 1945.?

Rencananya, PBNU juga akan proaktif menyosialisasikan hasil Munas NU kepada masyarakat luas, termasuk parakader NU yang tersebar di beragam posisi. “Kader-kader NU yang di partai, professional, akademisi, birokrat,” tambah Wakil Ketua Umum PBNU.?

Sang Pencerah Muslim

Penulis: Mahbib Khoiron

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Anti Hoax, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Kamis, 12 Oktober 2017

Menko Kesra Resmikan Kawasan Makam Presiden Gus Dur

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono meresmikan kawasan Makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid. Pembangunan kawasan makam Gus Dur ini yang menelan biaya sekitar Rp 180 miliar ditargetkan selesai tahun 2013 mendatang.

Agung mengatakan, peresmian fasilitas kawasan makam Gus Dur baru tahap awal, karena beberapa pembangunan seperti museum, tempat parkir belum selesai. “Ini peresmian awal, beberapa pengembangan fasilitas di lingkungan makam yang berada dikomplek PP Tebuireng Jombang yang sudah selesai,” ujarnya, Ahad (10/6).

Menko Kesra Resmikan Kawasan Makam Presiden Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Menko Kesra Resmikan Kawasan Makam Presiden Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Menko Kesra Resmikan Kawasan Makam Presiden Gus Dur

Beberapa fasilitas yang telah selesai pembangunannya diantaranya, tempat dzikir peziarah, ruang makan, peginapan, sanitasi serta akses jalan. “Utamanya adalah untuk kepentingan peziarah agar tidak mengganggu aktifitas santri dalam proses belajar dan mengaji,” imbuhnya yang diamini pengasuh PP Tebuireng KH Shalahudin Wahid yag juga adik Gus Dur.

Sang Pencerah Muslim

Menkokesra menambahkan, pembangunan kawasan makam ini dibiayai secara bersama sama antara pemerintah daerah kabupaten Jombang, propinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat juga bantuan dari masyarakat. Anggaran yang direncanakan adalah Rp 180 miliar.

”Diantaranya untuk pembangunan museum, tempat parkir, sanitasi dan untuk pembebasan lahan. Sedangkan untuk makam Gus Dur sendiri permintaan keluarga tidak boleh dirubah,” tandas Menteri asal Partai Golkar ini.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, dari pantauan di lokasi, bangunan anyar yang telah berdiri adalah bangunan memanjang bertingkat berada disebelah timur areal makam, bangunan untuk dzikir ini diperkirakan panjangnya 50 meter, disamping tempat yang telah ada sebelumnya. Disebelah utara makam kini berdiri bangunan bertingkat megah yang rencananya untuk penginapan dan ruang makam peziarah serta sanitasi.?

“Ini yang sudah diselesaikan, tempat ini semuanya untuk peziarah,” tandas Gus Sholah.?

Redaktur ? : Mukafi Niam

Kontributor: Muslim Abdurrahman

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Nahdlatul Ulama, Habib Sang Pencerah Muslim

Selasa, 26 September 2017

Katib Aam PBNU: NU Kutuk Praktik Suap

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Nahdlatul Ulama (NU) mengutuk praktik suap-menyuap dalam pencalonan pejabat publik. Atas praktik itu, sikap tegas diambil NU terhadap pencalonan wakil rakyat, bupati, gubernur, maupun pencalonan kursi presiden.

Katib Aam PBNU: NU Kutuk Praktik Suap (Sumber Gambar : Nu Online)
Katib Aam PBNU: NU Kutuk Praktik Suap (Sumber Gambar : Nu Online)

Katib Aam PBNU: NU Kutuk Praktik Suap

Katib Aam PBNU KH Malik Madani menyampaikan perihal itu saat dihubungi Sang Pencerah Muslim, Selasa (7/5) siang. Menurutnya, praktik suap itu merupakan perbuatan yang patut dikutuk karena dampak kerusakannya sangat luas.

“Selain merusak moral masyarakat, praktik suap dalam pencalonan juga berisiko menimbulkan korupsi yang kini tengah diberantas aparat hukum,” kata KH Malik Madani.

Sang Pencerah Muslim

Kata Kiai Malik Madani, Praktik suap dalam pencalonan dibahas secara khusus dalam Sidang Komisi Bahtsul Masail Diniyyah Al-Waqi‘Iyyah pada Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama, Munas-Konbes NU di Pesantren Kempek Cirebon, Jawa Barat, September 2012 lalu.

Sang Pencerah Muslim

Para kiai NU dalam Munas-Konbes NU 2012, lanjut Kiai Malik Madani, menyebut praktik suap pencalonan itu dengan istilah “risywah politik”. Mereka dengan jelas mengharamkan praktik risywah itu.

Dinyatakan atau tidak, risywah politik tetap haram. Hukum haram berlaku baik bagi calon atau tim sukses yang menyuap maupun penerima yang mengerti maksud penyuap. Sedangkan penerima suap wajib mengembalikan bentuk suap itu kepada penyuap, tegas Kiai Malik.

Para kiai perlu memutuskan persoalan itu dengan garis hitam-putih dalam Munas-Konbes NU mengingat praktik suap sangat meresahkan masyarakat. Celakanya, praktik itu dinilai lazim, pungkas KH Malik Madani.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Minggu, 27 Agustus 2017

IPNU-IPPNU Surabaya Gelar Lanjutan Pendidikan Fasilitator

Surabaya, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang IPNU dan IPPNU Kota Surabaya menggelar kegiatan lanjutan pendidikan fasilitator yang digelar di Aula PCNU Kota Surabaya pada Ahad (15/11) sore. Pendidikan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pendidikan yang terlaksana sebelumnya dengan keterbatasan waktu.

Pada tindak lanjut ini, materi yang dibahas adalah praktik fasilitasi. Para alumni pendidikan ini dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap individu dari setiap kelompok tersebut mempraktikan bidang-bidang fasilitasi yang sudah ditentukan pada tiap-tiap kelompok. Materinya antara lain perkenalan, kontrak belajar, materi alur pelatihan/pengkaderan dan materi ke-IPNU-IPPNU-an.

IPNU-IPPNU Surabaya Gelar Lanjutan Pendidikan Fasilitator (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Surabaya Gelar Lanjutan Pendidikan Fasilitator (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Surabaya Gelar Lanjutan Pendidikan Fasilitator

Ketua IPNU Kota Surabaya Agus Setiawan menegaskan bahwa tindak lanjut ini bertujuan untuk meningkatkan rasa emosional ataupun rasa solidaritas yang dimiliki oleh para kader fasilitator.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, kegiatan lanjutan ini juga mengingatkan kembali berbagai materi yang telah disampaikan pada latihan fasilitator yang digelar sebelumnya di Sidoarjo.

“Rencananya, tim fasilitator ini dibentuk untuk disebarkan ke berbagai wilayah yang ada di Kota Surabaya untuk memfasilitasi berbagai kegiatan kaderisasi yang digelar oleh masing-masing kecamatan atau kelurahan. Sehingga kita benar-benar memiliki kader-kader yang militan dalam hal kefasilitatoran,” pungkas Ketua IPPNU Kota Surabaya Arumi Maulidya. (M Ichwanul Arifin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 20 Juli 2017

Bahauddin FC vs Al-Muhajirin FC Bertemu di Final LSN Jatim III

Surabaya, Sang Pencerah Muslim

Liga Santri Nusantara (LSN) 2016 Region Jatim III memasuki babak final. Laga final yang bakal dilaksanakan pada serangkaian Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Stadion? Kodam V Brawijaya,? Sabtu (10/9), mempertemukan Pesantren Bahauddin Ngelom Sidoarjo dengan Pesantren Al Muhajirin Mojokerto.

Pertandingan laga final ini merupakan hasil pemenang dari laga semifinal yang terselenggara pada Kamis (8/9) di Lapangan Karang Pilang Surabaya, Jawa Timur, antara Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo versus Pesantren Al Muhajirin Mojokerto mendapatkan hasil 1-1. Gol dicetak oleh Ikhwan dari Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo pada menit ke-27, dan berhasil dibalas oleh Pesantren Al Muhajirin pada menit ke-44 oleh Sokep, kemudian dilanjutkan tendangan penalti dengan skor akhir 2-5 untuk Pesantren Al Muhajirin Mojokerto.

Bahauddin FC vs Al-Muhajirin FC Bertemu di Final LSN Jatim III (Sumber Gambar : Nu Online)
Bahauddin FC vs Al-Muhajirin FC Bertemu di Final LSN Jatim III (Sumber Gambar : Nu Online)

Bahauddin FC vs Al-Muhajirin FC Bertemu di Final LSN Jatim III

Sedangkan pertandingan semifinal yang lain, antara Pesantren Bahaudin Sidoarjo versus Pesantren Ibrohimi Gresik hingga peluit dibunyikan mendapatkan hasil akhir 2-1 untuk Pesantren Bahauddin Sidoarjo.

Sang Pencerah Muslim

Gol pertama tercipta oleh santri Pesantren Bahauddin pada menit ke-11 yang bernama M. Arif, dan gol kedua tercipta pada menit ke-41 oleh Dimas, untuk itu Pesantren Al Muhajirin Mojokerto akan menantang Pesantren Bahaudin Sidoarjo di laga final.

Sang Pencerah Muslim

Menurut ketua panitia H. Arifin Hamid, "Siapa pun yang akan menjadi juara pertama hasil final nanti berhak mengikuti Kompetisi LSN Tingkat Nasional yang akan digelar di Yogyakarta," paparnya.

Selain itu juara pertama, kedua dan ketiga berhak mengikuti event Piala Gubernur Jatim, tambahnya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Pahlawan, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 11 Juli 2017

Empat Program Prioritas Desa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pandeglang

Pandeglang, Sang Pencerah Muslim

Presiden Joko Widodo terus memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan Dana Desa untuk percepatan pembangunan desa. Kunjungan Presiden ke Desa Muruy di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, pada Rabu (04/10), untukmeresmikan pembangunan 326 embung yang akan dibangun di desa-desa di Pandeglang menjadi wujud keseriusan pemerintah dalam memacu produktivitas di pedesaan. Presiden juga akan melaksanakan gerakan penanaman jagung sebagai dukungan pengembangan produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades) di Pandeglang.

Embung dan Prukades merupakan bagian dari empat program prioritas pembangunan desa yang menjadi program unggulan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Dua program lainnya yakni pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan membuat Sarana Olahraga Desa (Raga Desa). 

Empat Program Prioritas Desa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pandeglang (Sumber Gambar : Nu Online)
Empat Program Prioritas Desa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pandeglang (Sumber Gambar : Nu Online)

Empat Program Prioritas Desa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pandeglang

“Saya selalu mengingatkan agar dana desa yang telah digelontorkan dana desa diharapkan bisa difokuskan kepada empat program prioritas yang kita berikan. Keempat program prioritas tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat perdesaan,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, dalam beberapa kesempatan.

Kabupaten Pandeglang menjadi salah satu daerah yang telah menerapkan empat program prioritas pembangunan desa tersebut. Implementasi keempatnya menjadi salah satu faktor keberhasilan Pandeglang mengatasi ketertinggalan desanya. Data Tahun 2014 menunjukkan, dari total 326 desa di Kabupaten Pandeglang, sebanyak 214 desa masuk kategori desa tertinggal (65%). Sementara pada tahun 2016, jumlah desa tertinggal di Kabupaten Pandeglang turun menjadi 149 Desa atau berkurang 66 Desa dibandingkan tahun 2014 (30,84%) lalu. 

Produksi jagung menjadi komoditas utama dalam pengembangan Prukades di Pandeglang. Secara keseluruhan, Pandeglang memiliki luas lahan pengembangan jagung mencapai 51.446 Hektar. Saat ini luas lahan yang sudah ditanami mencapai 20.441 Hektar. Rata-rata produksi mencapai 5 ton/ hektar. Pandeglang sendiri dirancang sebagai penyuplai produksi jagung terbesar di Banten untuk Jakarta. Selain jagung, Pandeglang juga mengembangkan budidaya ikan kerapu. Pemerintah Kabupaten pun telah mengembangkan dua kawasan minapolitan dengan target produksi 40-50 ton dari 12 ton yang sudah ada. 

Sang Pencerah Muslim

Untuk mendukung pengembangan Prukades di daerah, Kemendes PDTT juga telah menggelar empat kali Forum Bisnis yang melibatkan 28 kabupaten, Kementerian/ Lembaga terkait, BUMN, dan pihak swasta. Pandeglang sebagai salah satu kabupaten yang berpartisipasi mendapat kesan positif dari para potensial investor. Hal itu terbukti dengan dukungan dari beberapa pihak berupa bantuan bibit jagung, pupuk dan alat pasca panen dari Kementerian Pertanian; Perusahaan Japfa Comfeed yang memberikan bantuan permodalan dan menampung hasil panen; Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan bantuan KUR tanpa agunan; Arta Graha yang mendirikan dryer untuk 10 BUMDes di sentra penghasil jagung;  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) yang membangun 11 jembatan untuk menunjang aksesibilitas produksi pertanian, serta bantuan 56 unit keramba jaring apung dan benih ikan kerapu cantang 115.000 ekor dari Kemendes PDTT. 

Kabupaten Pandeglang juga memiliki keseriusan dalam membuat embung di pedesaan. Pada tahun 2017 ini, ditargetkan akan dibangun embung sebanyak 326 unit embung dengan 308 diantaranya dibangun melalui dana desa. Sementara 18 unit dari Corporate Social Responsibility (CSR). Saat ini yang sudah terbangun mencapai 150 unit, salah satunya embung di Desa Muruy. Embung tersebut mampu mengairi 60 hektar areal pertanian di Desa Muruy itu sendiri dan Desa Karyasari, Kecamatan Cikeudal. Dengan pasokan air yang baik, para petani setidaknya mampu panen sebanyak 2-3 kali dalam setahun. 

Pengembangan BUMDes juga menjadi perhatian utama. Tercatat hingga tahun 2017 ini, sudah terdapat 326 BUMDes yang terbentuk. Selain itu, juga telah dibentuk PT. Mitra BUMDes di Desa Bengkuyung, Kecamatan Cikeudal. Selain menjual kebutuhan harian melalui unit usahanya, BUMDes juga akan menjadi agen penerima subsidi bantuan pemerintah. Hadirnya BUMDes diharapkan dapat mendorong desa lebih mandiri secara ekonomi. “Tiap desa diharapkan punya BUMDes dan menjadi sumber penghasilan desa. Nantinya dana desa bukan lagi jadi sumber utama pembangunan desa, tapi hanya stimulus,” ujar Menteri Eko. 

Program prioritas keempat yakni pembangunan Sarana Olahraga Desa (Raga Desa). Geliat aktivitas para pemuda desa tidak hanya menghindarkan dari kegiatan negatif seperti narkoba, tawuran, dan radikalisme, melainkan juga memacu peningkatan kualitas hidup generasi muda. Selain itu, Raga Desadiharapkan dapat menciptakan keramaian dan mendorong aktivitas ekonomi. Pada tahun 2016, Kabupaten Pandeglang membangun 186 unit sarana olahraga desa yang meliputi lapangan sepak bola, lapangan bola voli, tenis meja, lapangan bulutangkis, dan lapangan futsal. Rencana pada tahun 2017 ini akan dibangun 150 unit sarana olahraga yang tersebar di desa-desa. (Red. Kendi Setiawan)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Warta, Kajian Sunnah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 01 Juni 2017

Tokoh Syiah Minta Rakyat Irak Lukis Pesan Anti-AS

Baghdad, Sang Pencerah Muslim. Tokoh Syiah Irak Muqtada al-Sadr, Senin (30/4), meminta rakyat Irak untuk melukiskan pesan-pesan anti AS di sekitar Baghdad dengan lukisan dinding sebagai simbol "wajah jelek" pasukan AS di Irak.

Pasukan AS dan Irak secara bertahap sedang membangun dinding-dinding di sekitar Baghdad yang disebut para komandan pasukan AS dan Irak dirancang untuk menghindarkan rakyat Irak dari kekerasan sektarian.

Tokoh Syiah Minta Rakyat Irak Lukis Pesan Anti-AS (Sumber Gambar : Nu Online)
Tokoh Syiah Minta Rakyat Irak Lukis Pesan Anti-AS (Sumber Gambar : Nu Online)

Tokoh Syiah Minta Rakyat Irak Lukis Pesan Anti-AS

Namun, sebagian besar rakyat Irak menganggap barikade-barikade yang dibangun pasukan AS dan Irak itu hanya akan meningkatkan ketegangan antara kaum Sunni dan Syiah.

Sang Pencerah Muslim

Dewan Baghdad telah meminta para seniman profesional untuk melukis di dinding-dinding dengan dengan lanskap dan pemandangan-pemandangan yang menggambarkan keindahan alam Irak. Namun Sadr sebagai orator olong memiliki pandangan yang lebih dramatis.

Seperti dilaporkan sumber AFP, Sadr meminta agar para seniman itu "menggambar kejelekan dan watak teroris pendudukan pasukan AS, penghasutan, bom-bom mobil, darah dan sejenisnya yang mereka bawa kepada rakyat Irak".

Sang Pencerah Muslim

"Lukis peradaban Irak dan kejelekan pasukan pendudukan (AS). Lukis wajah cerah (rakyat) Irak dan wajah jelek pasukan pendudukan tersebut," ungkap Sadr.

Sadr juga meminta agar para seniman melukiskan segala penderitaan yang disebabkan oleh pasukan AS dan sekutunya sejak 2003 silam. (dar)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Senin, 29 Mei 2017

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan tablig akbar dan pengajian Al-Quran. Acara ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai keislman khususnya Aswaja di masjid UIN Suka, Kamis (20/2).

Di laboratorium UIN Sunan Kalijaga, Jum’at (21/2) dini hari, Ketua panitia Badruttamam mengatakan, acara keagamaan ini digelar dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)
Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)

Komisariat PMII UIN Suka Gelar Tablig Akbar

Ketua Pimpinan Komisariat UIN Suka Arya Putra juga menambahkan bahwa acara seperti ini merupakan agenda yang jarang sekali dilaksanakan oleh mahasiswa.

Sang Pencerah Muslim

“Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan upaya menggali semangat yang ada dalam diri nabi. Kita sebagai mahasiswa patut meniru dan mampu memberikan perubahan,” tandas Arya Putra.

Sang Pencerah Muslim

Menurut penceramah Katib Aam PBNU KH Malik Madani, kegiatan maulid yang diadakan PMII merupakan tradisi NU. “Walaupun tiada kaitan struktural antara NU dan PMII, tradisi ini banyak manfaatnya di antara sahabat, senior, dan yunior,” pungkas Kiai Malik. (Nur Sholikhin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Kajian, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Minggu, 28 Mei 2017

Ketum GP Ansor: Kenapa Radikalisme Islam Saya Lawan?

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyatakan menolak radikalisme Islam meski ia bersyahadat yang sama dengan kelompok radikal. Di akun Twitter pribadinya ia mengaku mendapat pesan langsung dari seseorang yang penasaran dengan alasan yang mendasari sikapnya itu.

Ketum GP Ansor: Kenapa Radikalisme Islam Saya Lawan? (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum GP Ansor: Kenapa Radikalisme Islam Saya Lawan? (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum GP Ansor: Kenapa Radikalisme Islam Saya Lawan?

“Pertama, karena mereka (kelompok radikal, red) menolak orang Islam di luar kelompoknya. Di mata mereka, saya ini kafir,” katanya, Kamis (4/2) malam. Ia menegaskan menolak gagasan kelompok radikal yang mengafirkan semua orang di luar mereka.

Kedua, lanjutnya, agenda radikalisme itu merebut kekuasaan negara. Di sini, tentu mereka akan mengubah NKRI menjadi khilafah atau negara Islam. “Bagi saya, ini persoalan serius yang semestinya menjadi kesadaran setiap warga negara yang waras. Yang ingin negara ini tegak sampai kapan pun,” tambah pria yang biasa dipanggi Gus Tutut ini.

Sang Pencerah Muslim

“Pegangan saya, prinsip yang diajarkan Rasulullah. Bahwa setiap yang sudah bersyahadat haram darahnya, hartanya, kehormatannya. Nggak boleh diganggu,” tutur Gus Tutut.

Sang Pencerah Muslim

Tentang siapa yang berpotensi menjadi radikal, menurutnya sederhana, yakni mereka yang terasing dari kumpulannya, komunitas atau masyarakatnya. “Mereka yang bergabung dengan kelompok radikal, saya berani pastikan orang yang bermasalah di lingkungannya,” ujarnya. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Pahlawan, Daerah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 14 Mei 2017

NU Luar Pulau Jawa Butuh Perhatian Lebih dari PBNU

Jombang, Sang Pencerah Muslim . Kehadiran? PBNU ke berbagai cabang yang berada di luar Pulau Jawa sangat dibutuhkan untuk mempercepat penguatan NU, baik di sisi pemahaman Islam Ahlussunah wal Jamaah maupun struktur organisasi. Selama ini, masih banyak pengurus cabang NU di daerah yang merasakan kurang mendapat sentuhan dari PBNU.

?

NU Luar Pulau Jawa Butuh Perhatian Lebih dari PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Luar Pulau Jawa Butuh Perhatian Lebih dari PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Luar Pulau Jawa Butuh Perhatian Lebih dari PBNU

Hal itu diungkapkan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, H. Tarmidzi kepada Sang Pencerah Muslim, Ahad (2/8) malam, di sela-sela menunggu lanjutan sidang pleno pembahasan tata tertib Muktamar ke-33 NU, di alun-alun, Jombang, Jawa Timur.

Menurut Tarmidzi, dengan seringnya pengurus PBNU turun ke cabang-cabang NU, selain memperkuat organisasi NU di tingkat cabang, juga menumbuhkan semangat ber-NU di tingkat MWC hingga ranting.

Sang Pencerah Muslim

?

"Siapa pun yang terpilih memimpin PBNU lima tahun ke depan, harus lebih sering turun ke bawah (cabang). Jika sering PBNU turun ke bawah, turut memperkuat pemahaman Ahlussunnah Waljamaah," kata Tarmidzi yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bengkulu Tengah.

Sang Pencerah Muslim

?

Untuk itu, kata Tarmidzi, para muktamirin harus jeli memilih pemimpin PBNU periode 2015-2020. Jangan mau? hanya dengan kepentingan sesaat dan iming-iming tertentu, memilih pemimpin PBNU ke depan.

"Kita berharap pemimpin PBNU terpilih makin sering berkunjung ke cabang-cabang. Terutama cabang-cabang yang minus kondisinya," kata Tarmidzi, tamatan Pesantren Denanyar, Jombang tahun 1977 ini.

?

Tarmidzi yang sudah tujuh tahun (dua periode) mengemban amanah sebagai Ketua PCNU di Bengkulu Tengah, belum pernah dikunjungi PBNU, kecuali hanya sampai di tingkat wilayah (provinsi). Tarmidzi mengakui, saat ini PCNU yang dipimpinnya terus berbenahi diri. Dari 10 kecamatan, sudah memiliki 9 MWC.

"Cabang yang dikunjungi PBNU pastilah senang dan dapat mendorong semangat ber-NU, baik di kalangan pengurus sendiri maupun warga nahdiyin," kata Tarmidzi yang? 22? tahun sebagai Kepala KUA di Propinsi Bengkulu ini. (Armaidi Tanjung/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 20 April 2017

Orang Tua Dimbau Lebih Aktif Awasi Anak dari Radikalisme

Jombang, Sang Pencerah Muslim

Upaya membendung ajaran radikal hendaknya dimulai sejak anak-anak hingga dewasa. Dalam hal ini, peran orang tua atau keluarga sangat menentukan kondisi anak terhadap pengaruh ajaran radikal.

Orang Tua Dimbau Lebih Aktif Awasi Anak dari Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Orang Tua Dimbau Lebih Aktif Awasi Anak dari Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Orang Tua Dimbau Lebih Aktif Awasi Anak dari Radikalisme

Demikian dikatakan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang, KH Isrofil Amar kepada Sang Pencerah Muslim saat ditemui di kediamannya, Kamis (15/9).

Menurutnya, melalui pendidikan informal keluarga, kelompok penyebar virus radikal yang mengakibatkan pecahnya soliditas kebangsaan akan mudah dibendung. "Sebenarnya media paling ampuh dan sangat berpengaruh adalah pendidikan informal keluarga," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Namun demikian, lanjut Kiai Isrofil, belakangan ini orang tua sangat sedikit yang bisa memperhatikan anak-anaknya. Bahkan terkadang anaknya mengikuti ajaran yang membahayakan terhadap dirinya, orang tuanya tidak tahu-menahu. "Sekarang itu, orang tua banyak yang tidak memperhatikan anak-anaknya," imbuhnya.

Sang Pencerah Muslim

Untuk itu, salah seorang Dosen di Unipdu (Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum) Peterongan itu mengimbau agar orang tua selain sibuk mencari nafkah hidupnya, juga tak lupa dengan tugasnya memberikan pendidikan dan masa depan yang baik kepada anak-anaknya.

Selain orang tua, komponen penting yang hendaknya juga terlibat mewaspadai makarnya radikalisme adalah seorang guru di sekolahan. Guru tidak hanya dapat memberikan materi pelajaran yang sudah lumrah, namun guru juga memiliki peranan penting di luar sekolahan. "Para guru juga sangat berpengaruh terhadap pencegahan radikalisme, khususnya kepada anak didiknya," tandsanya. (Syamsul Arifn/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 17 Maret 2017

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kedasyatan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya tidak bisa dilepaskan dari Resolusi Jihad, Perintah Perang, yang dikeluarkan oleh Hadratush Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari pada Tanggal 22 Oktober 1945. Pernyataan Perintah Perang itu disampaikan oleh Kiai Haji Hasyim Asy’ari di depan Presiden Soekarno di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, beberapa hari sebelum pecah Perang 10 November 1945.

Ihwal pertemuan bersejarah itu diungkapkan oleh Ki Setyo Oetomo Darmadi, adik pahlawan PETA Soepriyadi, di Blok A, Jakarta, Ahad, 7 November 2010.

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945 (Sumber Gambar : Nu Online)
Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945 (Sumber Gambar : Nu Online)

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945

Menurut mantan anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang akrab dipanggil Ki Darmadi, Bung Karno menemui Kiai Haji Hasyim Asy’ari ditemani oleh Residen Jawa Timur Soedirman, ayah Kandung Mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Soedirman. Dalam pertemuan bersejarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng itu, kedua pemimpin tersebut membahas situasi politik terkait kedatangan Pasukan Sekutu dibawa Komando Inggris, yang membawa serta penjajah Belanda.

Sang Pencerah Muslim

“Kiai, dipundi (despundi, bhs Jawa: bagaimana: RED.), bahasa Bung Karno, Inggris datang niku(itu: Jawa), gimana umat Islam menyikapinya? “ tanya Presiden Soekarno kepada Rois Akbar NU, yang akrab dengan panggilan Mbah Hasyim.

Sang Pencerah Muslim

Mendapat pertanyaan atas sikapnya dengan kedatangan pasukan Sekutu, yang berdalih mengambil alih kekuasaan dari Jepang, lawan Perang Dunia Kedua yang sudah dikalahkan, yang berarti juga menafikan Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, Mbah Hasyim pun menjawab dengan tegas.

Lho Bung, umat Islam jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah: RED.) untuk NKRI, ini Perintah Perang !” kata Rois Akbar Nahdlatul Ulama Hadratush Syaikh Kia Haji Hasyim Asy’ari, menjawab pertanyaan, sekaligus permintaan bantuan dari Presiden Soekarno dalam menghadapi ancaman pasukan Sekutu.

Pasukan AFNEI mulai mendarat di Jakarta pada Tanggal 29 September 1945 dibawa pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI berkekuatan 3 divisi: Divisi ke-23 dibawa Komando Mayor Jenderal D.C Hawthorn, menguasai daerah Jawa Barat; Divisi ke-5 dibawa Komando Mayor Jenderal E.C.Mansergh, menguasai daerah Jawa Timur; dan Divisi ke-26 dibawah Komando Mayor Jenderal H.M. Chambers, menguasai daerah Sumatera. Adapun Brigade ke-49 dibawa pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S.Mallaby yang mendarat di Surabaya merupakan bagian Divisi ke-23 pimpinan Mayjen D.C Hawthorn. Ketiga divisi itu bertugas mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Jepang, yang berarti tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Menurut Ki Darmadi, seruan jihad melawan pasukan sekutu yang dikeluarkan Kiai Haji Hasyim Asy’ari itulah yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. “Lalu Kiai Hasyim Asy’ari meminta Bung Tomo supaya teriak Allahu Akbar untuk menggerakkan para pemuda. Jasa utama Bung Tomo itu karena diperintah Kiai Haji Hasyim Asy’ari jadi orator perang,” ungkap Ki Darmadi terkait ihwal munculnya pekik Allahu Akbar yang dikumandangkan Bung Tomo melaui radio-radio.

Terkait pertanyaan kenapa Bung Karno menemui Mbah Hasyim Asy’ari, adik Pahlawan Nasional Soepriyadi, yang lahir di Kediri pada 17 Maret 1930 silam ini menjawab, “Tujuannya supaya Kiai Hasyim Asy’ari yang memiliki pengaruh besar di kalangan umat Islam itu menggerakkan jihad. Lalu ada yang hendak mengenyampingkan, kenapa Bung Karno tidak ke BKR (TKR: RED)? Saya punya jawaban. Karena jauh sebelum itu, saat pasukan PETA terbentuk, semua komandan batalyonnya itu ulama. Dan yang punya pengaruh besar terhadap para ulama, dan santri itu kan Kiai Haji Hasyim Asy’ari,” terang Ki Darmadi.

Di antara para ulama yang memegang kendali komando terhadap pasukan PETA, salah satu cikal bakal BKR itu, adalah Panglima Divisi Suropati, Kiai Imam Sujai, Divisi Ranggalawe dengan Panglimanya Jatikusumo, wakilnya adalah Soedirman, ayah kandung Basofi Soedirman, mantan gubernur Jawa Timur. Termasuk di Jawa Barat, komandan resimennya seorang ulama yang berjuluk Singa Bekasi, Kiai Haji Noor Ali.

“Jadi pilihan Bung Karno menemui Kiai Hasyim Asy’ari itu sudah tepat, karena yang bisa menggerakkan umat Islam ya, Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Terbukti sebelum Inggris masuk seluruh komandan batalyon PETA itu ulama,” tandas Ki Darmadi.

Presiden Soekarno memang datang ke orang yang tepat, lanjut Ki Darmadi, dampak perangnya pun luar biasa, seperti digambarkan dalam buku berjudul : Api Neraka di Surabaya. “Pertempuran di Surabaya itu bagaikan neraka bagi pasukan Sekutu. Orang bisa mati-matian berperang, itu karena perintah jihad tadi,” terang Ki Darmadi.

Pelaku dan saksi sejarah lainnya, yaitu Tokoh dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Muchit Muzadi beberapa tahun lalu mengatakan, Hari Pahlawan 10 November itu tak bisa dilepaskan dengan Resolusi Jihad NU, yang dicetuskan para ulama di Bubutan, Surabaya pada 22 Oktober 1945.

“Proklamasi yang diucapkan Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tantangan kepada tentara Sekutu yang saat itu berkuasa setelah Jepang menyerah,” kata Kiai yang akrab dipanggil dengan Mbah Muchit ini. Pernyataan salah seorang santri Hadratus Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari ini kian menegaskan, bahwa Deklarasi Resolusi Jihad 21-22 Oktober 1945 merupakan kelanjutan dari hasil pertemuan Bung Karno dengan Mbah Hasyim.

Segera setelah itu, ribuan kiai dan santri bergerak ke Surabaya. Pada Tanggal 28 Oktober 1945, pasukan sekutu dibawa Brigadir Jenderal Mallaby mengambil alih lapangan udara Morokrembangan, dan beberapa gedung penting kantora jawatan kereta api, pusat telepon dan telegraf, termasuk Rumah Sakit Darmo.

Pertempuran besar tak terhindarkan antara 6 ribu pasukan Inggris dengan 120 ribu pemuda Indonesia yang terdiri dari para santri, dan tentara. Akibat kalah jumlah Mallaby meminta bantuan Hawthorn agar pihak Indonesia menghetikan pertempuran. Hawthorn pun meminta Soekarno agar mau membujuk panglima-panglimanya di Surabaya menghentikan pertempuran. Terjepit pasukan sekutu itu digambarkan dalam buku Donnison “The Fighting Cock” sebagai “Narrowly escape complete destraction” alias hampir musnah seluruhnya”, kalau tidak dihentikan Soekarno – Hatta dan Amir Syarifuddin.

Jenderal Sekutu Tewas

Karena tidak mau belajar, dari kekalahan pertama, Brigjen Mallaby pun tewas dalam pertempuran yang pecah pada Tanggal, 30 Oktober 1945. Panglima AFNEI Letjen Philip Sir Christison pun mengirim pasukan Divisi ke-5 dibawa Komando Mayor Jenderal E.C.Mansergh, jenderal yang terkenal karena kemenangannya dalam Perang Dunia II di Afrika saat melawan Jenderal Rommel, jenderal legendaris tentara Nazi Jerman. Mansergh membawa 15 ribu tentara, dibantu 6 ribu personel brigade45 The Fighting Cock dengan persenjataan serba canggih, termasuk menggunakan tank Sherman, 25 ponders, 37 howitser, kapal Perang HMS Sussex dibantu 4 kapal perang destroyer, dan 12 kapal terbang jenis Mosquito.

Dengan mesin pembunuhnya itu, Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya, untuk bertekuk lutut alias menyerah, yang berarti mengakui Indonesia belum merdeka.

”Ultimatum Sekutu itu pun tak digubris sehingga terjadilah pertempuran 10 November 1945 dengan korban yang tidak sedikit, bahkan para santri dari Kediri, Tuban, Pasuruan, Situbondo, dan sebagainya banyak yang menjadi mayat dengan dibawa gerbong KA,” kata Mbah Muchit.

Kiai Kelahiran Tuban Jatim pada 1925 itu menambahkan, semangat dan tekad untuk merdeka itu merupakan semangat yang dipupuk melalui Resolusi Jihad NU yang digagas para ulama NU di Jalan Bubutan, Surabaya.”Tapi, terus terang, semuanya itu tidak tercatat dalam sejarah, karena ulama NU itu memang tidak ingin menonjolkan diri, sebab mereka berbuat untuk bangsa dan negara demi ridlo dari Allah SWT, bukan untuk dicatat dalam sejarah,” katanya.

Dampak perlawanan itu sepertinya tidak pernah terpikir oleh pasukan Sekutu, yang mengultimatum, agar seluruh pemuda, dan pasukan bersenjata bertekuk lutut. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

“Kenapa bisa begitu? Karena sebenarnya yang fanatik melbu suwargo (Bhs Jawa: masuk surga: RED.) itu kan Islam, jadi sudah tidak mikir apa-apa lagi. Mana ada Jenderal Sekutu tewas dalam Perang Dunia Kedua, itu kan hanya terjadi di Surabaya, di Indonesia, dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby,” kata Ki Darmadi menandaskan.

David Welch menggambarkan dasyatnya pertempuran itu dalam bukunya, Birth of Indonesia (hal. 66),“Di pusat kota pertempuran adalah lebih dasyat, jalan-jalan diduduki satu per satu, dari satu pintu ke pintu lainnya. Mayat dari manusia, kuda-kuda, kucing-kucing serta anjing-anjing bergelimangan di selokan selokan. Gelas - gelas berpecahan, perabot rumah tangga, kawat-kawat telephon bergelantungan di jalan-jalan dan suara pertempuran menggema di tengah gedung-gedung kantor yang kosong. Perlawanan Indonesia berlangsung dalam dua tahap, pertama pengorbanan diri secara fanatik, dengan orang-orang yang hanya bersenjatakan pisau-pisau belati menyerang tank-tank Sherman, dan kemudian dengan cara yang lebih terorganisir dan lebih efektif, mengikuti dengan cermat buku-buku petunjuk militer Jepang”

Pertempuran berlangsung dengan ganas selama 3 minggu. Pada akhir bulan November 1945 seluruh kota telah jatuh ke tangan sekutu. Namun semangat perlawanan oleh para pejuang Indonesia yang masih hidup tak bisa dipadamkan. Para santri, dan tentara mengikuti ribuan pengungsi yang melarikan diri meninggalkan Surabaya dan kemudian mereka membuat garis pertahanan baru mulai dari Mojokerto di Barat hingga ke arah Sidoarjo di Timur. Beberapa versi menyebut, korban dari pihak Republik Indonesia mencapai 20 ribu, bahkan ada yang menyebut 30 ribu jiwa.

Pelaku dan Saksi Sejarah

Pertanyaan, kemudian muncul, bagaimana membuktikan bahwa peristiwa Pertemuan Bung Karno dengan Rais Akbar Kiai Haji Hasyim Asy’ari itu benar? Mendapat pertanyaan ini Ki Setyo Oetomo Darmadi, menjelaskan posisinya. Menurutnya, Inggris datang ke Surabaya itu jauh sebelum meletus Perang 10 November 1945.

“Setelah meletus Pemberontakan PETA yang dipimpin Soepriyadi, saya dan ayah saya sekeluarga ditahan oleh penjajah Jepang, setelah Proklamasi Kemerdekaan, yaitu pada Tanggal 25 Agustus kami sekelurga dibebaskan. Usia saya saat itu 15 tahun, lalu masuk BKR. Karena saya Adiknya Soepriyadi, saya bisa kenal sama kiai-kiai, di antaranya Pak ud (KH Jusuf Hasyim), Pak Baidlowi, lalu bapaknya Pak Rozi Munir, yaitu Pak Munasir. Dan kebetulan saya masih familinya Bung Karno, jadi saya tahu ada pertemuan Bung Karno dengan Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Hasil pertemuan itu juga disampaikan oleh Bung Karno kepada para anggota BKR,” ungkap Ki Darmadi menjawab, asal sumber kesaksian.

Seruan Resolusi Jihad yang disampaikan di depan Presiden Soekarno oleh Rois Akbar Kiai Haji Hasyim Asy’ari merupakan peristiwa sejarah yang terpendam, dan hanya menjadi sejarah lisan. Namun, peristiwa tersebut bukan isapan jempol. Saat penulis meneliti sejumlah arsip Kabinet Presiden di Arsip Nasional, Cilandak, Jakarta Tahun 2001, penulis menemukan indeks tentang Resolusi Jihad. Namun saat saya pesan untuk saya baca, ternyata bagian pelayanan arsip tersebut menyatakan arsip sudah kosong, alias hilang.(Abdullah Taruna)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Santri, Syariah Sang Pencerah Muslim

Senin, 26 Desember 2016

Koperasi BMT Fatayat Brebes Peroleh Akte Pendirian Gratis dari Jokowi

Brebes, Sang Pencerah Muslim

Baitul Mal wat Tamwil Syirkah Muawanah PC Fatayat Nahdlatul Ulama (BMT SM FNU) Brebes mendapat Akta Pendirian secara gratis dari Presiden Jokowi. Izin pendirian tersebut diberikan saat peluncuran Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat di Terminal Agrobisnis Larangan Brebes, Senin (11/4).?

“Saya tidak mengira, kalau izin pendirian ini akan diserahkan langsung oleh Pak Jokowi,” tutur Direktur BMT SM FNU Hj Eva Trisnawati, usai acara dengan wajah ceria, Senin (11/4).

Koperasi BMT Fatayat Brebes Peroleh Akte Pendirian Gratis dari Jokowi (Sumber Gambar : Nu Online)
Koperasi BMT Fatayat Brebes Peroleh Akte Pendirian Gratis dari Jokowi (Sumber Gambar : Nu Online)

Koperasi BMT Fatayat Brebes Peroleh Akte Pendirian Gratis dari Jokowi

Eva menjelaskan, BMT SM FNU berdiri sejak 17 Mei 2015, awalnya dengan modal Rp 100 juta dengan jumlah anggota hanya 25 orang. Namun kini berkembang menjadi Rp 1 Milyar lebih. ? Anggota yang tergabung sekarang menjadi 600 orang terdiri dari anggota Fatayat NU, petani, nelayan dan masyarakat umum. “Kami bisa memberikan pinjaman antara Rp 1 juta sampai Rp 50 juta,” papar Eva.

Pendirian BMT ini, kata Eva, merupakan langkah kreatif ibu-ibu muda dikalangan Nahdliyin, guna menjawab tantangan ekonomi yang mendera sebagian warga NU di Kabupaten Brebes. Sehingga diharapkan permasalahan ekonomi yang membelit Nahdliyin bisa secepat teratasi.

Sang Pencerah Muslim

“Fatayat NU senantiasa melakukan gerakan-gerakan ekonomi dengan mengembangkan sayap ekonomi, seperti BMT,” ujarnya.

Koperasi Serba Usaha (KSU) Syirkah Muawanah BMT SM FNU, terletak di Jalan Raya Kluwut KM 03 Bulakamba Brebes ini menjadi jawaban kegelisahan perempuan Nahdliyin. Pemberdayaan perempuan sebagai kader NU, berpotensi besar dalam pengaturan roda ekonomi keluarga.?

“Apalagi di daerah Kluwut, mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan petani yang sangat memerlukan langkah mensejahterakan keluarganya. BMT SM berupaya menjawab meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan dan petani Brebes pada umumnya,” terangnya.

Untuk sementara, bidang usaha yang dijalani masih berkutat di simpan pinjam. Mudah-mudahan sepanjang perjalalanan waktu akan dikembangkan berbagai usaha untuk membantu kesejahteraan bersama.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan tersebut, menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar meninjau langsung keberadaan BMT SM FNU. Dia mengaku bangga dengan langkah yang dilakukan oleh Fatayat NU. Sehingga bisa meningkatkan derajat ekonomi masyarakat pedesaan. “Maju terus, jangan menyerah,” kata Marwan memberi semangat. (Wasdiun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Tegal Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 16 Juli 2016

Wajah Berlapis

—untuk abahku

Manan melirik jam. Pukul 09.55. Menurut temannya, tamu yang ia tunggu akan datang pukul 10.00-an. Ia menunggu di ruang tamu. Di sudut pojok, beberapa lusin pakaian buatannya tersusun di rak lemari. Ia pebisnis pakaian anak-anak.

Wajah Berlapis (Sumber Gambar : Nu Online)
Wajah Berlapis (Sumber Gambar : Nu Online)

Wajah Berlapis

“Saya suka anak-anak,” begitu ia selalu bilang. Kesukaannya itu kemudian menjadi bisnis. Ada pakaian yang bergambar strawberry, Krisna kecil yang sedang meniup seruling, Teletubbies dan gambar-gambar lucu seperti di film kartun.

Selang sepuluh menit deru sepeda motor berhenti.

Sang Pencerah Muslim

“Tok..tok..tok..”

Disusul pintu yang diketuk-ketuk. Lelaki berjaket hitam, bersepatu kulit dan tas yang mencantol di punggung berdiri di pintu rumahnya.

Sang Pencerah Muslim

“Saya dapat info dari haji Somari kalau bisnis Bapak sedang berkembang,” kata lelaki itu setelah dipersilahkannya masuk. “Saya surveyor bank……”

“Benar. Kebetulan bulan-bulan ini bertambah ramai,” Manan mengangguk bangga.

Suara mesin jahit yang sibuk menyelingi percakapan mereka.

“Apa Bapak mau melihatnya? Tempat produksi di belakang rumah,” sambungnya.

“Tidak usah. Oke, besok pagi Bapak bisa mencairkannya di kantor,” jawab lelaki itu.

Manan mengangguk-angguk dan senang. Begitu lelaki itu pamitan, ia teringat Kyai Mui. Dalam hidupnya, jika ada hal penting Manan selalu sowan Kyai Mui. Ia sudah seperti orang tuanya. Ia guru ngajinya. Manan secepatnya pergi ke Kyai Mui. Sesampainya di rumahnya, ia lihat Kyai Mui baru selesai mengaji.

"Apa saya boleh kredit bank, Kyai?" tanyanya.

"Pebisnis sepertimu memang sulit tak berhubungan dengan bank, Nan," desah Kyai Mui dengan nafas yang berat, "Saya tahu, zaman telah berubah. Kondisi pasar semakin kompleks."

"Jadi, Kyai...."

Kyai Mui mengangguk.

"Tapi, ingat zakat dan shodaqohmu. Itu tulak balak."

Manan mencium tangan Kyai Mui bolak-balik. Ia pulang membawa restunya untuk kredit bank.

Bisnis saya bakal berkembang, pikirnya. Pasar-pasar baru bakal ia kembangkan di penjuru kota. Sepanjang matanya memandang, ia bakal melihat anak-anak memakai pakaian buatannya yang bagai dalam dongeng Tubbies yang penuh buah strawberry. Buah kesukaan anak-anak. Betapa lucu. Betapa menggemaskan. Dan tubuhnya serasa ringan seakan dari kedua bahunya mengepak sayap. Kepakan sayap itu menerbangkannya ke penjuru impiannya; beli mobil, punya rumah lagi, umroh. Dan naik haji berkali-kali. ”Tahun depan saya akan dipanggil pak haji,” ia tersenyum-senyum membayangkannya. Hmm...

Senyumnya terus mekar di antara deru sepeda motor yang berseliweran di depan rumahnya. Ia dengar sepeda motor berhenti.

“Tok..tok..tok..”

Disusul pintu yang diketuk-ketuk. Manan sibak korden jendela kamar. Lelaki berjaket hitam, bersepatu kulit dan tas yang mencantol di punggung berdiri di pintu.

"Saya petugas bank," lelaki itu mengenalkan diri. "Selamat ya, Bapak menang undian umroh. Ini bukti suratnya," ia mengulurkannya.

Awalnya, Manan ragu dan curiga. Ia membacanya. Tiga kali. Hingga yakin bahwa ia tak salah baca. Namun, keraguannya berganti puji-pujian kepada Allah ketika ia memencet nomor kantor dan mendengar customer service yang empuk di ujung telepon; “Betul. Bapak memenangkan program umroh bersama nasabah.”

Manan girang bukan kepalang. Lelaki itu segera pamitan. Surat itu ditimang-timangnya lama. Dan lalu sekonyong nongol wajah Kyai Mui di pikirannya. Ia secepatnya pergi ke Kyai Mui. Tergopoh-gopoh. Sesampainya di rumahnya, ia lihat Kyai Mui baru selesai mengaji.

"Segala puji bagi Allah, Kyai."

"Ada apa, Nan?"

"Segala puji bagi Allah, Kyai," puji-pujian melafal dari mulutnya berulang-ulang.

"Ya, ada apa?"

"Ini surat dari bank, Kyai. Saya dapat hadiah umroh," ia menyerahkannya.

"Dan saya ingin Kyai Mui yang naik umroh. Bagaimana, Kyai?"

Kyai Mui terpana. Matanya seperti binar-binar bintang di langit malam. Terharu sekali. Mulut Kyai Mui yang tipis dan tua komat-kamit, "Alhamdulillah." Berulang-ulang. Saking girangnya.

Manan pulang membawa binar-binar mata Kyai Mui. Ia belum pernah menjumpai mata Kyainya sebahagia itu. Di tanah suci, Kyai Mui pasti mendoakan bisnisnya. Ia jadi terharu sendiri menaikkannya umroh. Ia berharap Tuhannya kelak membalas ia dengan surga.

Aroma surga segera menguar ke bilik hati dan sudut-sudut rumahnya. Rumahku surgaku, begitu ia menyebutnya. Terletak di pinggir jalan perkampungan yang banyak motor-motor berseliweran melintas. Ia dengar sepeda motor berhenti dan pintu rumahnya yang diketuk-ketuk.

“Tok..tok..tok..”

“Siapa?” Manan sibak korden jendela kamar. Lelaki berjaket hitam, bersepatu kulit dan mencantol tas punggung berdiri di pintu rumahnya.

"Saya kagum. Bisnis bapak berkembang," lelaki itu basa-basi. Seorang marketing bank. "Ini ada brosur, Pak. Barangkali bapak tertarik," ia memasang senyum.

Sejak sebulan lalu, Manan memang berpikir untuk kredit bank. Jika tanpa suntikan modal bisnisnya bakal berkembang lambat.

"Bunga kreditnya kecil lho, Pak," lelaki itu terus memikatnya.

Manan terangguk-angguk dan terpikat. Lelaki itu pamitan.

Ia tercenung dan ingat Kyai Mui. Ia secepatnya pergi ke Kyai Mui. Sesampainya di rumahnya, ia lihat Kyai Mui baru selesai mengaji.

"Saya ingin kredit bank, Kyai," ucap Manan, tapi wajah Kyai Mui kecut.

"Ayat-ayat Allah mengutuk bunga riba," suara Kyai Mui ikut kecut.

"Tidakkah kau tahu Dia mengutuknya?" wajahnya kian kecut.

"Tahu, Kyai. Tapi…...”

“Kalau begitu, jauhkanlah dirimu dari riba yang terkutuk,” suara Kyai Mui semakin kecut.

“Kyai…”

"Manan,” suara Kyai Mui keras, “Tak ada suatu alasan pun dari manusia untuk menentang Tuhannya!"

Manan pulang menenteng wajah kecut Kyai Mui dan bayang-bayang kutukan Allah. Ia bergidik dan linglung. Segera cerita tentang malaikat-malaikat penjaga neraka yang bertombak api mengoyak batinnya. Tetapi, bagaimana dengan bisnisnya? Seluruh keluarga dan kolega-kolega sudah ia hubungi untuk meminjamkannya modal. Hasilnya nihil. "Tak ada pilihan kecuali bank," gerutunya.

Maka, tanggal 21 di bulan September Manan kredit bank. Tetapi, siapa yang tahu nasib? Nasib yang bengis pada akhirnya menghendaki kios pasar yang ia stok pakaian terbakar. Ludes. Manan bangkrut!

Dan apa yang bisa kau katakan tentang laki-laki yang bangkrut?

Bagi lelaki bangkrut, maka jaket hitam, tas punggung, sepatu kulit, lelaki yang tanpa senyum dan sepeda motor bahkan lebih menyeramkan dari iblis neraka. "Ini bukan rumahku surgaku," rutuknya. Tampangnya menyedihkan; "Ini rumah mirip neraka."

Manan tak lagi menyebut rumahnya surga, tapi neraka. Rumahnya yang terletak di pinggir jalan perkampungan setiap harinya berseliweran sepeda motor melintas. Dan deru motor-motor itu berubah teror yang abadi.

Manan dengar deru motor semakin jelas. Sebuah sepeda motor melintas.

"Hah...syukurlah bukan!" Gumamnya.

Jika ia bergumam begitu, artinya itu bukan motor dan lelaki juru tagih. Delapan bulan ini tagihannya macet. Itulah hari-hari laknat yang ia jalani sebagai lelaki bangkrut—setiap motor melintas di depan rumahnya. Kecuali Sabtu dan Minggu, semua hari adalah laknat yang mengapung dari pagi hingga petang.

Barangkali, di otaknya, kini hanya ada denyut kalender. Berdenyut-denyut dalam tanggal. Ini tanggal 18. Besok 19. 20. 21. Kurang tiga hari lagi tanggal 21. Ia terloncat. Didengarnya motor berhenti. Disusul pintu yang diketuk-ketuk. Juru tagih? Manan sibak korden jendela kamar. Lelaki tanpa senyum, berjaket hitam dan tas di punggung berdiri di pintu rumahnya. Ia merasa dadanya retak menjadi beberapa puing dan pisau-pisau belati beterbangan ke batok kepala. Sebelah kiri.

Manan menyelinap. Lewat pintu belakang dapur, ia lari. Terus berlari. Hingga sampailah di rumahnya Kyai Mui. Ia lihat Kyai Mui baru selesai mengaji.

"Kau pembangkang!" Desis Kyai Mui.

"Saya berdosa, Kyai."

"Hai, pemuja riba! Apakah kini hidupmu bagai di neraka?"

"Ya," ia merunduk.

"Maka, banjirilah waktu-waktumu dengan tangis sejadi-jadinya. Taubat. Kemudian bisikkan janji kepadaNya kau dan keturunanmu akan mengutuk riba selama langit belum ambruk."

Allah, cabutlah kutukanMu, batinnya menangis. Ia terseok pulang membongkok segepok dosa. Sementara otaknya sibuk menghitung kalender.

Ia merasa sangat lelah. Dan betapa lelahnya menghitung kalender. Manan ingin tidur. Namun, meski kelopaknya terkatup seringkali otaknya betah melek mengotak-atik tanggal 21. Tanggal jatuh tagihan. Ia berdoa, lelaki berjaket hitam yang tanpa senyum tak akan mengetuk-ketuk pintu. Setidaknya tidak di jam ia sedang tidur; pagi, siang atau sore. Hanya pada malamlah ia bisa tidur yang sebenarnya.

Disaat matanya mulai mengatup dalam hitungan detik ke-21—setelah diperjuangkannya berjam-jam—Manan terloncat oleh deru sepeda motor yang berhenti.

Tok..tok..tok..

Disusul pintu yang diketuk-ketuk. Juru tagih? Manan sibak korden jendela kamar. Lelaki tanpa senyum, berjaket hitam dan tas di punggung berdiri di depan pintu rumahnya. Dadanya menjadi puing-puing kesekian kali. Pisau belati beterbangan menghunjam migran.

Secepat kilat ia menyelinap. Lari. Lewat pintu belakang dapur, ia hendak berlari ke rumah Kyai Mui. Sekencang-kencangnya.

"Ada yang mencari Bapak," suara anaknya—Warso—membuatnya gemetaran. "Haji Sastro."

"Hah...syukurlah bukan!" gumamnya. Lega. Badai di dadanya sedikit mereda. Sepersekian %—yang bagai satu di antara pisau-pisau belati terlepas dari saraf migran.

"Tadi haji Sastro mampir. Dia habis menjenguk keponakannya yang sakit. Saya katakan kalau bapak tidak di rumah. Itu pesan bapak, kan? Kalau ada tamu siapa saja disuruh bilang bapak tidak di rumah. Begitu kan, pak? Dan haji Sastro langsung pulang. Dia titip salam."

Manan mengangguk lesu. Haji Sastro adalah temannya ngaji di Kyai Mui dulu. Hampir tiga tahun ini mereka tak ketemu.

Kepala Manan terasa berat dan sakit. Sungguh seperti digencet tembok. Ia ingin melanjutkan tidur. Meski sebentar. "Kamar ini sumpek," keluhnya sambil merebahkan badan. Tetapi, ia buru-buru terloncat lagi oleh deru beberapa sepeda motor yang berhenti.

Tok..tok..tok..

Tok..tok..tok..

Tok..tok..tok..

Suara pintu diketuk-ketuk keras. Makin lama makin keras. Ia sibak korden jendela kamar. Kali ini tiga orang lelaki berdiri di pintu rumahnya. Tanpa senyum, berjaket hitam dan tas yang mencantol di punggung. Ia kenal lelaki-lelaki itu. Juru tagih!

Manan cepat menyelinap. Lewat pintu belakang dapur, ia lari. Terus berlari kencang dengan lusinan pisau belati yang menancap di saraf migran. Hingga tibalah ia di rumah Kyai Mui. Tetapi, Kyai Mui tak ada. Kyai Mui sedang mengaji di luar kota.

Manan bingung. Jika kau melihatnya, kau akan saksikan ia seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Ia kembali berlari menyumpal kuping yang nyeri oleh fatwa-fatwa Kyai Mui.

"Kredit bank? Silahkan, Nan!"

"Tak ada pilihan, Nan. Pasar semakin kompleks!”

“Manan, bunga riba dikutuk Allah. Itu dosa!”

Kudus, 21 September 2012

AHMAD MUHIMMYA, berkhidmat di Yayasan Janur Wahid Siasem Brebes.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Kyai Sang Pencerah Muslim

Kamis, 19 Mei 2016

Kiai Muchit Berharap Peristiwa Resolusi Jihad Dibukukan

Malang, Sang Pencerah Muslim. KH Muchit Muzadi berharap, Resolusi Jihad akan segera dibukukan seperti “Atlas Walisongo” yang ditulis Agus Sunyoto, agar perjuangan para ulama tersebut tertulis dan didokumentasikan secara rapi.

Kiai Muchit Berharap Peristiwa Resolusi Jihad Dibukukan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Muchit Berharap Peristiwa Resolusi Jihad Dibukukan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Muchit Berharap Peristiwa Resolusi Jihad Dibukukan

Hal ini disampaikan ketika berkunjung ke Pesantren Global, Malang, yang dipimpin oleh KH Agus Sunyoto, Senin (15/04). Mbah Muchit merupakan satu-satunya murid Kiai Hasyim Asy’ari yang masih hidup. Pada kesempatan itu, ia menceritakan sejarah perjuangan para ulama pada masa kemerdekaan di Mangliyawan Pakis Malang.

“Di sisa umur saya ini, saya hanya bisa berharap kemanfaatan dari apa yang saya lakukan bersama Mbah Hasyim dan bisa saya ceritakan sekarang, semoga ke depan ada yang menarasikan Resolusi Jihad dalam bentuk buku supaya bisa dimanfaatkan banyak orang,” ungkapnya pada Agus Sunyoto dan para santri yang hadir di Pesantren Global.

Sang Pencerah Muslim

Kiai yang rutin mengisi kajian di pesantren al-Hikam Malang ini menyayangkan, beberapa ormas Islam sendiri tidak lagi mengindahkan perjuangan para ulama dan Pancasila.

Menurutnya, tanpa dicetuskannya Resolusi Jihad oleh Mbah Hasyim dan para Ulama, peristiwa 10 November, pengusiran tentara Belanda dan Inggris di tanah Surabaya tidak akan pernah terjadi. Pada saat itu, Kiai Hasyim selaku pimpinan Hizbullah, menyerukan; wajib bagi masyarakat muslim untuk membantu arek-arek Surabaya mengusir Inggris, hingga peristiwa 10 November terjadi semua Masyarakat Indonesia menyambut dengan takbir.

Sang Pencerah Muslim

Mbah Hasyim juga menyuarakan, “Jika perang melawan Inggris ataupun Belanda bukan saja membela negara, tapi juga perang fi sabilillah,” kata Kiai Muchit menirukan.

Sangat keliru, jika negara ini dan Pancasila bukan berdasarkan Islam, “Karena yang ikut berjuang didalamnya adalah para ulama, bahkan Mbah Hasyim sendiri,” tegasnya.

Begitupun dengan Pancasila, “Sila pertama yakni ketuhanan yang maha Esa dan empat setelahnya berazaskan dalam al-Qur’an yakni amanuu wa amilus sholihaat,” tambahnya lagi.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Diana Manzila

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim RMI NU, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock