Tampilkan postingan dengan label Kyai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kyai. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Oktober 2017

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Muslimat NU DKI Jakarta akan membukukan taushiyah yang disampaikan dalam majelis taklim bulanan. Demikian disampaikan oleh Hj Hizbiyah Rochim, Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta kepada Sang Pencerah Muslim pertelepon, Jumat (12/10).

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU DKI Siap Cetak Taushiyah Taklim Bulanan

Majelis taklim ini secara bulanan rutin digelar oleh PW Muslimat NU DKI Jakarta di halaman parkir kantor PWNU DKI Jakarta, jalan Talang 3, Proklamasi, Jakarta Pusat.

“Kita sedang mempersiapkan teknisnya percetakan itu. Tenaga-tenaganya juga sedang dipersiapkan secara khusus menangani percetakan tersebut,” tambah Hj. Hizbiyah Rochim pertelepon.

Sang Pencerah Muslim

Hasil cetakan tersebut rencananya akan dibagikan kepada antara lain pengurus Muslimat NU DKI di setiap tingkatan. Mareka terdiri dari pengurus Muslimat NU di tingkat wilayah, cabang, anak cabang, ranting, dan anak ranting. Hasil cetakan itu juga akan didistribusikan kepada kader Muslimat NU dan majelis taklim ibu-ibu di Jakarta.

Taushiyah itu penting diketahui kaum Muslimat NU. Materinya tidak lepas dari nilai-nilai luhur agama Islam, imbuh Hj. Hizbiyah. Narasumber biasanya mengupas tuntas kesabaran, kerendahan hati, ketekunan, kejujuran, dan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Kita biasanya menghadirkan Nasaruddin Umar sebagai narasumber, kata Hj. Hizbiyah. Meski sebagai guru besar di PTIQ Jakarta, Nasaruddin tidak menggunakan bahasa akademik. Ia menyampaikan materi keislaman dengan bahasa yang populer. Dengan demikian, kandungan materi dengan mudah ditangkap jamaah Muslimat yang hadir, tutur Ketua PW Muslimat NU DKI.

Materi-materi yang disampaikan cukup bernas. Karena, materi yang disampaikan di majelis taklim itu sebenarnya materi-materi perkuliahan. Dan Nasaruddin menyampaikannya dengan bahasa yang ringan di hadapan sedikitnya 3000 warga Muslimat NU di jalan Talang, kata Hj Hizbiyah.

Materi-materi itu sayang sekali kalau tidak didokumentasikan. Karenanya, Muslimat NU DKI ke depan mengagendakan percetakan terhadap taushiyah-taushiyah itu, pungkas Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta. 

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis    : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Kyai, Quote Sang Pencerah Muslim

Minggu, 01 Oktober 2017

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia

Oleh Ahmad Yahya

Wakaf merupakan perbuatan hukum yang suci dan mulia, artinya selama barang yang diwakafkan dapat dimanfaatkan, pahalanya akan tetap mengalir, meskipun si wakif  telah meninggal dunia. Wakaf secara signifikan menyumbangkan pertumbuhan budaya dan intelektual, dan berperan positif dalam menegakkan keadilan sosial, serta mendorong mereka yang kaya untuk mendirikan wakaf. 

Catatan sejarah, wakaf terbukti mampu menyejahterakan umat secara umum. Hanya saja perwakafan di Indonesia masih belum maksimal dalam mencapai spirit yang disyariatkan wakaf, padahal potensi wakaf di Indonesia luar biasa. Hal ini banyak faktor yang terdistorsi, diantaranya pemahaman masyarakat akan wakaf, manajeman wakaf, harta yang diwakafkan dan nadzir. 

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Meletakkan Pondasi Pengelolaan Tanah Wakaf di Indonesia

Untuk itu perlu perubahan paradigma pengelolaaan wakaf secara profesional dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam UU No. 41 Tahun 2004 pasal 5 fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis. Harta benda wakaf digunakan untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. 

Secara umum, ada beberapa macam sifat permasalahan yang berkaitan sengeketa tanah wakaf, antara lain; pertama masalah yang menyangkut prioritas dapat ditetapkan sebagai pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus hak atau atas tanah yang belum ada haknya. 

Sang Pencerah Muslim

Kedua, bantahan terhadap sesuatu alasan hak atau bukti perolehan yang digunakan sebagai dasar pemberian hak. Ketiga, kekeliruan atau kesalahan pemberian hak yang disebabkan penerapan peraturan yang kurang atau tidak benar. Keempat, sengketa atau masalah lain yang mengandung aspek-aspek sosial.

 

Sang Pencerah Muslim

Konflik pertanahan sesungguhnya merupakan bentuk ekstrim dan keras dari persaingan. Secara makro, sumber konflik bersifat struktural misalnya beragam kesenjangan. Secara mikro, sumber koflik dapat timbul karena adanya perbedaan atau benturan nilai, perbedaan tafsir mengenai informasi, data atau gambaran obyektif kondisi pertanahan setempat, atau benturan kepentingan ekonomi, yang terlihat pada kesenjangan struktur pemilikan dan penguasaan tanah.

Dalam UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, pada pasal 1 dinyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif, untuk memisahkan dan menyerahkan sebagian harta benda miliknya, untuk dimanfaatkan selamanya, atau untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan kepentingannya, guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Adanya perkembangan lembaga perwakafan tanah milik, yang berkembang di Indonesia, mengilhami perancang UUPA di mana salah satu pasal dalam UUPA, yang mengatur khusus mengenai Perwakafan Tanah Milik ini, yaitu Pasal 49 yang berbunyi sebagai berikut: Pertama  Hak milik tanah benda-benda keagamaan dan sosial, sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang keagamaan, dan sosial diakui dan dilindungi. 

Kedua Badan-badan tersebut dijamin pula, akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan dan usahanya, dalam bidang keagamaan dan sosial. Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya, sebagai dimaksud dalam Pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dengan hak pakai. Ketiga Perwakafan tanah milik dilindungi, dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Mengacu pada ketentuan yang termaktub dalam Pasal 49 UUPA di atas. Maka, ini merupakan pengakuan secara yuridis formal keberadaan perwakafan tanah milik oleh negara sehingga telah disejajarkan dengan hak-hak yang terdapat dalam UUPA lainnya, misalnya Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.

 

Kegunaan tanah wakaf adalah sebagaimana fungsi wakaf pada umumnya, yaitu untuk kemaslahatan umat, namun secara khusus UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf mengatur bahwa peruntukan tanah wakaf adalah tergantung pada ikrar wakaf yang dibuat. Ikrar wakaf merupakan pengucapan sah yang diucapkan secara ikhlas untuk menyerahkan hartanya yang akan dipergunakan di jalan Allah. 

Hal pokok yang sering menimbulkan permasalahan perwakafan dalam praktik adalah masih banyaknya wakaf tanah yang tidak ditindaklanjuti dengan pembuatan akta ikrar wakaf. Pelaksanaan wakaf yang terjadi masih banyak yang dilakukan secara agamis atau mendasarkan pada rasa saling percaya. 

Kondisi ini, pada akhirnya menjadikan tanah yang diwakafkan tidak memiliki dasar hukum, sehingga apabila dikemudian hari terjadi permasalahan mengenai kepemilikan tanah wakaf penyelesaiannya akan menemui kesulitan, khususnya dalam hal pembuktian. 

Hal lain yang sering menimbulkan permasalahan dalam praktik wakaf di Indonesia adalah dimintanya kembali tanah wakaf oleh ahli waris wakif dan tanah wakaf dikuasai secara turun temurun oleh Nadzir yang penggunaannya menyimpang dari akad wakaf.  Dalam praktik sering didengar dan dilihat adanya tanah wakaf yang diminta kembali oleh ahli waris wakif setelah wakif tersebut meninggal dunia. 

Dan lagi, salah satu penghambat pemberdayaan wakaf di Indonesia adalah pertama masalah pemahaman masyarakat tentang hukum wakaf, kedua pengelolaan dan manajemen wakaf setengah hati, ketiga benda yang diwakafkan dan nazhir. 

Kenyataan adanya berbagai problem terkait dengan sengketa dan pengelolaan tanah wakaf yang terjadi di tengah masyarakat harus di urus dan diselesaikan secara bijak dan benar. Agar supaya tujuan dari adanya wakaf itu sendiri dapat terjaga kesuciannya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. 

Beberapa solusi untuk meletakkan pondasi pengelolaan tanah wakaf dari berbagai hal yang tidak diinginkan adalah; pertama melakukan pemberdayaan wakaf secara produktif. Kedua, Badan Wakaf Indonesia melaksanakan pembinaaan dan pemberdayaan kepada para pengelola wakaf secara intens. 

Ketiga, melakukan penegakan hukum dalam pengelolaan wakaf secara prioritas. Keempat melakukan pengawasan dan pendataan terhadap harta wakaf. Kelima adanya i’tikad baik untuk memberi atau mengurus tanah wakaf. Keenam memaksimalkan peran dan fungsi KUA sebagai wakil pemerintah di daerah dalam pembinaan dan penyuluhan di bidang perwakafan. 

Memahamkan akan pentingya pengelolaan tanah wakaf secara profesional adalah sebuah cita-cita mulia yang harus selalu didengungkan, karena tanah wakaf merupakan aset untuk pemberdayakan dan pengembangan ummat dalam berbagai bidang, dan untuk itu tanah wakaf harus dimanfaatkan secara optimal, agar terwujud  masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Wallahu A’lam.

Penulis adalah Pegiat Lingkar Study Kajian Ilmu Hukum, tinggal di Kota Semarang.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Berita, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 September 2017

Naik Unta Saja!

Seorang yang konon dipanggil sebagai ustaz, hendak bersilaturahim ke rumah temannya di daerah Solo. Karena baru datang di Solo, ia memanggil taksi untuk mengantarkan ke alamat yang dituju.

Supir taksi bergegas menghampiri ustaz.

“Selamat Siang. Mau ke mana pak?” sapa supir.

“Ini pak, ke daerah Ngruki,” jawabnya sambil menunjukkan sebuah kartu nama.

Naik Unta Saja! (Sumber Gambar : Nu Online)
Naik Unta Saja! (Sumber Gambar : Nu Online)

Naik Unta Saja!

“Oh, iya”

Taksi mulai berjalan. Supir memutar musik, kebetulan yang diputar lagu-lagu barat. Tiba-tiba..

Sang Pencerah Muslim

“Maaf, mas tolong dimatikan musiknya,”

“Iya pak, tidak suka ya dengan lagunya?” kata supir sembari mematikan musik.

Sang Pencerah Muslim

“Iya.? Dan kalau menurut saya itu bukan musik Islami, tidak ada zaman nabi,”

“Oh, begitu ya. Lha kenapa tidak naik onta saja, Pak. Taksi kan juga tidak ada di zaman nabi?” tanya supir berseloroh.

Sak karepmu pir (terserah kamu)!” jawabnya ketus. (Ajie Najmuddin)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Kyai, Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 22 September 2017

ICIS Inisiasi Konferensi Tokoh Agama Asia

Jakarta, Sang Pencerah Muslim 

DKI Jakarta akan menjadi tuan rumah Konferensi Para Pemimpin Keagamaan ASIA pada 25 Februari sampai dengan 1 Maret mendatang.

ICIS Inisiasi Konferensi Tokoh Agama Asia (Sumber Gambar : Nu Online)
ICIS Inisiasi Konferensi Tokoh Agama Asia (Sumber Gambar : Nu Online)

ICIS Inisiasi Konferensi Tokoh Agama Asia

Konferensi bertajuk Bringing A Commom Word to Common action for justice yang bakal dihelat di Hotel ACACIA, Jakarta Pusat itu diharapkan dapat membangun komitmen bersama antara para pemimpin keagamaan se ASIA, dari kalangan Muslim dan Kristen.

“Konferensi Ulama dan Arcbishop se Asia ini dihadiri 150 ulama dan Arcbishop dari 15 negara. INi merupakan kelanjutan dari pertemuan ICIS (International Conference of Islamic Scolars) di Singapura, beberapa tahun lalu,” ujar Ketua Panitia The Conference of Muslim-Christians Religious Leaders of Asia, M Nasihin Hasan, Selasa (19/2).

Sang Pencerah Muslim

Dikatakan Nasihin, Konferensi yang diinisasi oleh ICIS itu, akan membahas sejumlah hal krusial di Negara-negara Asia, terutama terkait ketegangan antar agama, ketimpangan hukum, kemiskinan, hingga persoalan korupsi dan perdagangan manusia yang sampai saat ini masih marak terjadi di berbagai Negara di Asia.

Sang Pencerah Muslim

“Agama seharusnya bisa menjadi spirit utama dalam penegakan keadilan dan pemberantasan kemiskinan. Dalam konferensi ini, para tokoh agama diharapkan bisa bersama merumuskan wacana dan aksi bersama untuk mengatasi  problem keadilan dan persoalan perdagangan manusia yang menjadi masalah besama Asia saat ini,” ujarnya.

Sementara Sekjend ICIS KH Hasyim Muzadi mengatakan meskipun berbeda secara theologist, setiap agama sejatinya punya titik temu dalam hal ajaran  tanggung jawab sosial dan moral. “Setiap agama ada titik temu. Tetapi juga ada titik pisah. Kita perkuat titik temunya,” ujar Rais Syuriyah  PBNU itu.

Pertemuan tersebut, kata Hasyim juga merupakan bagian dari Konferensi ICIS yang dilaksanakan rutin sejak tahun 2004 lalu.

“ICIS selama tiga kali berturut-turut. Tahun 2004,2006 dan 2008 ICIS aktif mengadakan pertemuan dengan tokoh agama dari 87 negara. Alhamdulillah ini semakin diterima. Sebelumnya dalam 3 kali pertemuan itu hanya muslim. Sekarang interfaith,” paparnya.

Pertemuan itu juga untuk menegaskan kepada dunia internasional bahwa stigma tentang tingginya intoleransi di negeri ini adalah pandangan yang tak proporsional.

”Walaupun agak sulit karena karena dunia internasional menilai dengan sekularisasi dan pandangan atheism. Sementara di Indonesia kita melihat dengan kacamata pancasila dan keberagamaan,” ujarnya. 

Selama ini  kata Hasyim banyak pengamat agama yang tak turun ke bawah. Banyak peneliti yang kerjanya mencatati konflik tanpa memperbaiki.

“Konfllik agama tak berarti dilatarbelakangi pemikiran intoleransi,” tandasnya. Konferensi tersebut dihelat ICIS bekerja sama dengan Koferensi Wali Gereja di Indonesia (KWI) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Federas Bishop Asia (FABC) dan Konferensi Kristen Asia (CCA).

Menteri Agama RI Suryadharma Ali direncanakan akan didapuk membuka acara. Konferensi yang berlangsung selama lima hari itu akan menampilkan pembicara-pembicara dari berbagai negara dengan keynote speaker (pembicara kunci) Ali Asghar Engineer.

Pembicara lainnya adalah Arbishop Ferdinand Capalla (Filipina), Arbishop Felix Macado (Hongkong), KH Hasyim Muzadi (Sekjen ICIS), Din Syamsuddin (Ketua PP Muhammadiyah), Prof. Dr. Komarudiin Hidayat, Prof. Dr. Azyumardi.

Redaktur     : Hamzah Sahal

Kontributor : Abdel Malek

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai Sang Pencerah Muslim

Kamis, 14 September 2017

NU Surabaya Beri Penghargaan Sapta Wikrama kepada Seniman Lokal

Surabaya, Sang Pencerah Muslim

Dalam rangka memberikan apresiasi terhadap seni dan kebudayaan asli dari Kota Surabaya, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Kota Surabaya memberikan Penghargaan Sapta Wikrama kepada seniman Surabaya, Kartolo dan Ida Lailia. Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangkaian pagelaran berbagai seni di Gedung Balai Pemuda Surabaya, Senin (30/5) ini, pukul 18.00 WIB.

?

Ketua Lesbumi PCNU Kota Surabaya M Hasyim Asyari menjelaskan bahwa? kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian NU terhadap kesenian asli Surabaya. Karena, katanya, beberapa kesenian dan kebudayaan tersebut sebagian masih eksis dan hanya segelintir orang dan komunitas yang merawat dan melestarikannya.

NU Surabaya Beri Penghargaan Sapta Wikrama kepada Seniman Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Surabaya Beri Penghargaan Sapta Wikrama kepada Seniman Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Surabaya Beri Penghargaan Sapta Wikrama kepada Seniman Lokal

?

Menurutnya, selain dalam rangka berdakwah melalui kesenian dan kebudayaan, Lesbumi hadir untuk merawat dan melestarikan tradisi kesenian dan kebudayaan Nusantara khususnya di Surabaya.

?

Sang Pencerah Muslim

Untuk itu dalam acara tersebut Lesbumi juga akan menampilkan pagelaran seni modern dan dan kesenian khas daerah. “Pada siang hari akan ada pagelaran musik modern dan malam akan ada kentrung dan kidungan, pencak jidor serta penghargaan untuk seniman ludruk,” katanya dalam siaran pers, Ahad (29/5) malam.

Sang Pencerah Muslim

?

Ia menambahkan era digital menjadi tantangan nilai-nilai keluhuran budaya Nusantara. Kondisi ini menjadi tanggung jawab Lesbumi untuk mempertahankan, melestarikan, dan mengolaborasi kesenian.

?

"Kebudayaan tradisional menjadi suguhan yang mempunyai daya tarik bagi seluruh kalangan. Lesbumi diharapkan menggali kembali kesenian dan kebudayaan tradisional, Lesbumi harus menghargai dan mengapresiasi karya seni dan budaya untuk menjadi motivasi generasi muda di masa-masa yang akan datang," tegasnya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Tegal Sang Pencerah Muslim

Jumat, 18 Agustus 2017

Bagaimana Pengrajin Tas Kulit Hadapi MEA?

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim. Pusat industri pengrajin tas kulit di kawasan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur telah dikenal hampir seluruh Indonesia. Para pengrajin tas di wilyah itu mengaku siap bersaing melalui pasar lokal hingga internasional. Produknya kerap diobaral hingga 50 persen.

Bagaimana Pengrajin Tas Kulit Hadapi MEA? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Pengrajin Tas Kulit Hadapi MEA? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Pengrajin Tas Kulit Hadapi MEA?

Salah seorang pengrajin tas di wilayah itu adalah M Roni Yudianto (32). Pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sidoarjo tersebut mengaku punya trik tersendiri menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Untuk menghadapi MEA ini sebenarnya tidak sulit. Kuncinya adalah kita mau menghadapi. Tidak hanya dipikirkan atau diangan-angan saja, tetapi ada kegiatan maupun pergerakan secara riil untuk mengimbangi inflasi dari negara-negara tetangga. Misalnya pada tahun 2016 ini, mall di seluruh Indonesia sudah mulai masuk produk dari negara tetangga, khususnya di Asia Tenggara," kata Roni asal Dusun Wates, Desa Kedensari RT 2 RW 1, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur itu, Selasa (2/2).

Sang Pencerah Muslim

Di lokasi industri tas Tanggulangin, pengusaha muda NU ini mengembangkan kerajinan berbahan kulit sebanyak dua buah toko dengan 40 orang karyawan. Dari 40 karyawan itu, diberi kebebasan untuk mengerjakan kerajinan tas kulit, misalnya dikerjakan di rumah. Namun, hanya sejumlah karyawan yang memproduksi di lokasi sentra industri miliknya.

Dalam kesehariannya, Roni mendatangi tempat penjualan dan pembuatan tas kulit hasil produksinya. Meski dengan kondisi sepi pembeli dan daya beli masyarakat menurun akibat melemahnya Rupiah, namun karyawan dan pengrajin kulit tetap membuat dan memproduksi tas-tas kulit untuk dipasarkan.

Sang Pencerah Muslim

Selain menurunya daya beli masyarakat, pengrajin tas juga dipusingkan dengan naiknya bahan baku seperti kulit dan aksesoris tas yang di import langsung dari luar negeri. "Pada tahun 2016 ini, program kami ke depan adalah membuka stand dan kios di mall-mall untuk mengimbangi perkembangan MEA itu sendiri," ujarnya.

Roni menceritakan pengalamannya sejak bergabung atau ikut organisasi Ansor. Ia mengaku telah banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu pengetahuan maupun ilmu agama. "Alhamdulillah, di Ansor sendiri saya mempunyai banyak sahabat. Saya pun juga bisa berbagi wawasan baik itu seputar usaha kerajinan tas, atau pun membahas tentang organisasi," tutupnya. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai Sang Pencerah Muslim

Minggu, 13 Agustus 2017

Iran Baca Islam Indonesia dari Orientalis

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Orang Iran membaca Islam yang berkembang di Indonesia dari sumber-sumber yang ditulis para orientalis. Oleh karena itu, orang Iran menyadari ada kemungkinan pemahaman mereka atas Islam Indonesia tidak tepat.

Demikian dinyatakan Atase Kebudayaan Republik Islam Iran Muhammad Ali Rabbani, saat bertemu dengan Agus Sunyoto di Jakarta, Kamis (20/12). Ali Rabbani mengatakan bahwa kondisi seperti itu dikarenakan minimnya buku-buku yang ditulis Intelektual yang diterjemahkan ke dalam bahasa Persia ataupun bahasa Arab.

Iran Baca Islam Indonesia dari Orientalis (Sumber Gambar : Nu Online)
Iran Baca Islam Indonesia dari Orientalis (Sumber Gambar : Nu Online)

Iran Baca Islam Indonesia dari Orientalis

"Kami tidak punya banyak rujukan yang meyakinkan tentang Islam Indonesia, karena kebanyakan bacaan kami dari para orientalis. Oleh karena itu, kami menyambut dengan baik buku Atlas Walisongo yang ditulis Agus Sunyoto. Beliau orang Indonesia dan menulis Islam di negerinya dari sumber awal. Kami berminat menerjemahkan dan disebarkan di Iran," Ali Rabbani memaparkan.

Sang Pencerah Muslim

Dia juga menyatakan bahwa buku Agus Sunyoto memiliki persamaan dengan pemikiran orang Iran, tentang tasawuf, tentang nilai-nilai kebudayaan. "Orang Iran perlu tahu buku tersebut," tegasnya.

Sementara itu, Agus Sunyoto menyatakan bahwa buku Atlas Walisongo ingin menunjukkan watak Islam Indonesia, yakni menghargai lokalitas-lokalitas yang beragam. 

"Penghargaan pada lokalitas yang beragam ini tidak ada di negeri lain. Itu watak utama Islam kita yang sangat penting. Watak itu yang menyababan Islam Indonesia kenyal dari ajaran-ajaran dari luar," jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

"Kalau ajaran dari luar datang, mereka harus beradaptasi, jika tidak masyarakat akan menolak," tambah Agus Sunyoto yang juga menulis dalam bidang sastra.

Penulis: Hamzah Sahal

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 01 Juli 2017

Mendes Minta Dukungan NU dalam Pembangunan Desa

Jakarta,Sang Pencerah Muslim. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang baru dilantik Presiden Joko Widodo, Eko Putro Sandjojo bersilaturahim ke gedung PBNU, Jakarta, pada Jumat (5/8). Ia diterima Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Katib ‘Aam PBNU KH Yahya C. Staquf di lantai 3. ?

Mendes Minta Dukungan NU dalam Pembangunan Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendes Minta Dukungan NU dalam Pembangunan Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendes Minta Dukungan NU dalam Pembangunan Desa

Ia yang ditemani rombongan menyampaikan permintaan agar NU turut mendukung dan berpartisipasi dalam percepatan pembangunan daerah yang tertinggal. Hal itu karena Indonesia memiliki sekitar 70. 700 desa lebih sehingga harus bekerja sama dengan semua pihak.

Menurut dia, dari jumlah desa dengan jumlah seperti itu, hanya sekitar 2.000 yang bisa dikatakan desa maju. Sisanya desa berkembang dan desa tertinggal.

Sang Pencerah Muslim

Salah satu, untuk merangsang desa menjadi maju adalah menciptakan desa “tematik”. Artinya desa di Indonesia tidak seragam dalam menghasilkan produk. Ada desa yang nantinya di desain menghasilkan pertanian, perikanan, dan pariwisata. Misalnya di Karawang unggulannya padi di Lampung sebagian unggulannya jagung. ?

“Masing-masing desa ada ciri khasnya,” kata menteri yang baru saja diangkat Presiden menggantikan Marwan Ja’far belum lama ini.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, dana 1 miliar rupiah itu, penggunaannya berbeda antara desa yang maju dan tertinggal. Uang tersebut untuk sebagian desa ada yang diarahkan memperbaiki infrastruktur, sementara yang lain untuk keterampilan penduduknya. Desa yang sudah infrastrukturnya akan didorong punya unit usaha seperti BPR yang bisa bekerja sama dengan BRI, BNI.

Pada kesempatan itu Kiai Said mengamini apa yang akan dijalankan kementerian tersebut. Tapi ia juga mengingatkan untuk memperhatikan desa-desa terluar atau desa perbatasan dengan negara lain. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Habib, Kyai Sang Pencerah Muslim

Rabu, 12 April 2017

Tim Adi Wahana Juarai Futsal Ansor Cup Jombang

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Tim futsal Adi Wahana Kediri akhirnya menjuarai turnamen Futsal Ansor Cup yang digelar GP Ansor Jombang di GOR Merdeka, Ahad (7/12) malam. Tim asal Kediri ini berhasil mengalahkan Tim Selasa Malam asuhan ISNU Jombang pada adu penalti dengan skor 3:1.

Tim Adi Wahana Juarai Futsal Ansor Cup Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Tim Adi Wahana Juarai Futsal Ansor Cup Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Tim Adi Wahana Juarai Futsal Ansor Cup Jombang

Dalam pertandingan yang cukup menegangkan, tim Adi Wahana sempat unggul 2:0 pada babak pertama. Namun dengan tenang tim Selama Malam dapat mengejar ketertinggalan hingga menyamakan kedudukan 2:2 pada babak kedua. Bahkan anak didik Ketua ISNU Jombang Gus Aik berbalik unggul dengan skor menjadi 4:2.

Namun pada detik terakhir babak kedua, Selama Malam tidak bisa membendung gempuran tim futsal dari kota tahu ini. Dengan serangan bertubi-tubi, Adi Wahana akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 4:4 hingga babak kedua berakhir.

Sang Pencerah Muslim

Hingga perpanjangan dua kali, kedua tim tidak dapat menambah gol. Pertandingan akhirnya dilanjutkan dengan adu penalti. Tim Selasa Malam harus rela kalah setelah gagal membobol gawang Adi Wahana dengan skor 3:1.

Sang Pencerah Muslim

Berakhirnya final futsal Ansor Cup, Ahad (7/12) malam, turnamen yang digelar GP Ansor Jombang yang diikuti sebanyak 64 tim seprovinsi Jawa Timur ini, akhirnya ditutup.

Juara I diraih tim Adi Wahana yang berhak menggondol trofi dan hadiah sebesar Rp 4 Juta. Sementara tim Selasa Malam merebut Juara II berhak mendapatkan trofi dan uang sebesar Rp 2 juta. Sementara Juara III diisi tim fitri dari Sidoarjo.

"Selamat kami sampaikan, kepada para pemenang. Dan Ansor tahun depan akan mempertemukan lagi dalam arena yang sama," ujar Ketua GP Ansor Jombang Zulfikar. (Muslim Abdurrahman/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, PonPes, Kyai Sang Pencerah Muslim

Minggu, 29 Januari 2017

Khotbah Berisi Hujatan dan Provokasi Bukan Ajaran Islam

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi mengamati khotbah Juma’t bernada hujatan terhadap suatu kelompok tertentu bukan hal baru. Hanya saja Kiai Masdar menyayangkan, frekuensi khotbah yang bertentangan dengan semangat khotbah itu sendiri, semakin meningkat belakangan ini.

Khotbah Berisi Hujatan dan Provokasi Bukan Ajaran Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Khotbah Berisi Hujatan dan Provokasi Bukan Ajaran Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Khotbah Berisi Hujatan dan Provokasi Bukan Ajaran Islam

“Khotbah Jum’at yang berisi provokasi terhadap umat, bukan hal baru itu. Dari dulu ada memang beberapa khotib yang menyampaikan hasutan-hasutan. Semua itu bertentangan dengan ajaran Islam,” kata Kiai Masdar kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat, (9/1) siang.

Kiai Masdar lalu menyebutkan sejumlah tugas para khotib dalam berkhotbah. Menurutnya, kewajiban mereka yang paling mendasar sekali ialah mengerti syarat untuk menjadi seorang khotib. Berikutnya, mereka mesti memahami betul rukun dan hal-hal yang membatalkan khotbah.

Sang Pencerah Muslim

“Setelah itu, tugas para khotib memberikan penyadaran kepada umat, menyebarkan bibit-bibit perdamaian. Ajaklah umat kepada hal-hal positif. Jangan sampai menyulut kebencian atau konflik. Ini sudah di luar jalur,” tegas Kiai Masdar.

Ketika ditanya perihal intrupsi terhadap khotbah berisi hujatan, Kiai Masdar menyatakan, “Intrupsi itu memang kurang lazim di kalangan masyarakat kita.” Baiknya ditegur dengan baik selepas sembahyang Jumat.

Sang Pencerah Muslim

Pernyataan Kiai Masdar ini merupakan tanggapan terhadap isu intrupsi khotbah yang kini ramai diperbincangkan di media massa. Isu ini mengemuka ketika diangkat Sang Pencerah Muslim dalam rubrik Bahtsul Masail pada akhir Juli 2014 lalu. Baca selengkapnya di alamat situs Sang Pencerah Muslim http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,59-id,53576-lang,id-c,bahtsul+masail-t,Bolehkah+Menginterupsi+Khutbah+Jum%E2%80%99at+-.phpx. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Kyai Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 Desember 2016

Liga Santri Nusantara Diminta Jadi Ajang Silaturrahmi Pesantren

Pacitan, Sang Pencerah Muslim. Sebagai bukti kesungguhan dan kesiapan untuk menghelat gelaran Liga Santri Nusantara (LSN) tahun 2016, Panitia LSN region Jawa Timur 1 yang meliputi Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek melakukan silaturrahmi dengan penasehat Pengurus Pusat Rabithah Maahid Islamiyah (Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama) KH Luqman Harits Dimyathi di kediamanya Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur, Ahad (22/5).

“Silaturrahmi ini dalam rangka meminta arahan dan dukungan dari penasehat PP RMI agar liga santri nusantara nanti dapat berjalan dengan sukses,” ungkap Gus Mustofa, Koordinator LSN Region Jatim 1 didampigi Ketua Pelaksana Gus Anam kepada Sang Pencerah Muslim.?

Liga Santri Nusantara Diminta Jadi Ajang Silaturrahmi Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Liga Santri Nusantara Diminta Jadi Ajang Silaturrahmi Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Liga Santri Nusantara Diminta Jadi Ajang Silaturrahmi Pesantren

Usai Silaturrahmi, Gus Mustofa menjelaskan bahwa maksud kedatangan mereka untuk meminta arahan dan dukungan terkait pelaksanaan Liga Santri Nusantara (LSN). Kiai Luqman mendukung penuh perhelatan Liga santri nusantara sebagai ajang silaturrahmi para santri pondok pesantren. Melalui LSN, tiap pesantren didorong untuk terus memaksimalkan bakat dan kualitas para santrinya dalam bidang sepak bola sehingga mampu bersaing dengan tim-tim sepakbola lainya.

Gus Mustofa menambahkan, Liga Santri Nusantara usia-18 region Jatim 1 akan diikuti 32 Team dari Pondok Pesantren se Karesidenan Madiun. Pendaftaran peserta LSN resmi dibuka mulai Selasa, 24 Mei 2016. Pesantren yang hendak mengikuti LSN terlebih dahulu harus mendapatkan rekomendasi dari Pengurus Cabang (PC) RMI NU di tiap kabupaten.?

“Panitia LSN ? akan melakukan screaning ketat terkait pemain sesuai regulasi yang diatur oleh penyelenggara LSN,” imbuh pengasuh Pesantren Poncol, Magetan Jawa Timur itu.

Sang Pencerah Muslim

Panitia berkomitmen akan menyelenggarakan pertandingan sepak bola dengan baik. Sehingga kedepan, akan muncul pesepakbola profesional dari kalangan pesantren yang dapat bersaing di tingkat nasional.

“Kami berharap di region Jatim 1 nanti akan muncul team yang kuat secara kualitas agar mampu menjuarai LSN 2016 serta menjadi pemasok pemain bagi Timnas U 19 Indonesia,” pungkasnya

Sementara usai bersilaturrahmi ke Pesantren Tremas Pacitan, Panitia LSN juga melakukan silaturrahmi dengan ketua PC RMI Kabupaten Madiun, KH Ahmad Mizan Basyari ? di Pesantren Subulul Huda Kembangsawit Madiun.

Sang Pencerah Muslim

Seperti diketahui Liga Santri Nusantara tahun ini dioperatori oleh PP RMI NU sebagai pelaksana tugas dari PBNU. LSN akan diikuti oleh 1024 team dari pesantren seluruh Indonesia. Kompetisi ini akan dibagi dalam beberapa zona yang meliputi Aceh, Medan-Riau, Kepri-Jambi, Bengkulu-Sumatra Barat, Lampung-Sumsel-Palembang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalsel-Kalteng-Kalbar, Bali-Lombok-NTT, Sulsel-Sulbar, Gorontalo-Sulteng, Maluku dan Papua. (Zaenal Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 14 Oktober 2016

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars

Ciamis, Sang Pencerah Muslim. Muslimat NU Ciamis memamerkan sebuah piala di meja penerimaan peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) konsolidasi dan koordinasi imam, khotib dan DKM, di aula kantor PCNU Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu, (9/2). Piala itu menjadi pusat perhatian lebih 200 peserta .

“Ini piala juara dua lomba nyanyi mars Muslimat di tingkat Wilayah Jawa Barat, pada peringatan harlah NU,” kata salah penerima tamu yang ternyata Ketua Pimpinan Cabang Muslimaat Ciamis, ketika ditanya Sang Pencerah Muslim.

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat Ciamis Pamerkan Piala Lomba Mars

Ketua Muslimat bernama Hj. Lismiyati itu pun bercerita prestasi dengan bangga. Perlombaan digelar 29 januari lalu di Pondok Sirnamiskin Bandung. Ia bersama 21 orang ibu lainya berlatih selama dua minggu bersama seorang seniman Ciamis, Edi Sukardi, di PAC Muslimat Cigugur.

Sang Pencerah Muslim

Kemenangan tersebut sudah diduga sebelumnya, bahkan juara kesatu pun sudah jadi impian. “Ibu-ibu kami itu suaranya bagus, bahkan pas paduan suara itu, nafasnya saja sama,” paparnya.

Tapi ternyata sambung ibu satu anak yang aktif di Muslimat sejak tahun 1976, ada yang lebih bagus, yaitu ibu-ibu Muslimat Kabupaten Kuningan. Mereka menyabet juara pertama.

Sang Pencerah Muslim

“Sebagai juara dua, selain mendapat piala, bingkisan juga mendapat uang pembinaan,” tambah istri Wakil Syuriyah PCNU Ciamis, KH Odi Sya’roni.

Lismiyati, ketua periode kedua ini, sangat apresiatif kepada Pimpinan Wilayah Jawa Barat yang menggelar lomba tersebut. Lebih khusus, kepada ketuanya, Ela Giri Komala. Menurutnya, ia sangat rajin turun menemui Muslimat di daerah, padahal dia sibuk sekali.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Lomba, Hadits, Kyai Sang Pencerah Muslim

Minggu, 04 September 2016

Pagar Nusa Sidoarjo Unjuk Kebolehan Sambut Kirab Resolusi Jihad

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim. Tim Kirab Resolusi Jihad NU di hari kedua tiba di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (14/10) malam. Tim diterima panitia lokal dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo di Pendopo Kabupaten.

Pagar Nusa Sidoarjo Unjuk Kebolehan Sambut Kirab Resolusi Jihad (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa Sidoarjo Unjuk Kebolehan Sambut Kirab Resolusi Jihad (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa Sidoarjo Unjuk Kebolehan Sambut Kirab Resolusi Jihad

Begitu masuk ke halaman Pendopo, ribuan siswa dan mahasiswa, serta perwakilan banom dan lembaga di bawah PCNU Sidoarjo menyambut dengan wajah penuh suka cita. Lantunan solawat tak henti-hentinya mereka perdengarkan, hingga Tim akhirnya dibawa ke tempat atraksi pendekar Pagar Nusa Sidoarjo.

Tim pun terpukau saat anggota pendekar Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa meledakkan petasan dengan ledakan tinggi di atas tubuh mereka, namun para pendekar itu tidak cedera sedikit pun. Dalam waktu berdekatan, pendekar Pagar Nusa juga terbukti berhasil memutuskan rantai besi yang melilit tubuh mereka.

Selanjutnya, Tim segera masuk ke dalam pendopo untuk mengikuti upacara penyambutan. Ketua PBNU KH M. Salim Aljufri berkesempatan memberikan sambutan mewakili PBNU. Ia menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada jajaran Pemda Sidoarjo yang mendukung kegiatan kirab dengan mengizinkan Tim Kirab menyinggahi Sidoarjo, bahkan menjadikan Pendopo Kabupaten Sidoarjo sebagai tempat upacara penyanbutan.

Sang Pencerah Muslim

Selanjutnya, ia mengatakan terkait dengan pelaksanaan kirab yang merupakan salah satu agenda dalam dalam peringatan Hari Santri Nasional. Santri bukan sekadar orang-orang yang turut berada di Indonesia, tapi juga sebagai penentu Kemerdekaan RI.

Santri juga bukan sekadar pelajar, tetapi juga tulang punggung dan berada di ? garda terdepan dalam membentengi bangsa dari berbagai ? keruntuhan moral. Menurut Kiai Salim saat ini banyak terjadi kejahatan terorisme, penyalahgunaan narkoba, dan penyimpangan perilaku seksual. Semua keruntuhan moral itu harus dicegah dan dihadapi dengan iman. Dan santri harus berdiri paling depan dalam mengatasinya.

Kepada para peserta kirab, ia berpesan bahwa ajang kirab juga merupakan pendidikan politik. Peserta kirab dengan mengunjungi berbagai daerah, akan menemui masyarakat yang ternyata adalah warga NU. Artinya NU ikut menentukan jalannya bangsa ini.

Kiai Salim lalu mengingatkan bahwa peserta kirab yang merupakan generasi muda tak lain adalah pemimpin di masa mendatang, di mana tanggung jawab menjaga moral bangsa Indonesia berada di tangan mereka.

Sang Pencerah Muslim

“Nahdlatul Ulama adalah pelopor dunia Islam. Saat ini kiblat dunia Islam adalah Indonesia, salah satunya karena kerukunan yang ditunjukkan warga Islam Indonesia. Jangan sampai dihancurkan apa yang sudah dijalin NU selama ini,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua PCNU Sidoarjo KH Abdi Manaf juga memberikan sambutan. Menurutnya NU dan NKRI tak bisa dipisahkan. Dibuktikan dengan di setiap acara NU selalu dinyanyikan dua lagu yakni Indonesia Raya dan Syubbanol Wathon. Lagu Syubbanol Wathon yang diciptakan Abdul Wahab Chasbullah, adalah lagu tentang cinta tanah air. Lagu itu diciptakan tahun 1934, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia.

Kepada peserta kirab, KH Abdi Manaf menitipkan pesan untuk PBNU. Bahwa NKRI adalah harga mati, sehingga apabila ada kelompok gerakan yang ingin merongrong NKRI, agar disampaikan kepada pemerintah bahwa melompok itu adalah bagian dari musuh NU.

“Tentu adalah hal yang tidak diinginkan bahwa akan ada Resolusi Jihad jilid 2. Tetapi bila itu terjadi NU harus siap bergerak,” cetusnya.

Dari pihak Pemkab Sidoarjo, sambutan diberikan oleh Wakil Bupati Nur Ahmad Saifuddin. Ia pun menyampaikan rasa bangga karena tim kirab berkenan singgah di Sidoarjo.

Sidoarjo, tutur Wabup, tidak asing lagi dengan NU karena mayoritas warganya juga NU. Pendopo Kabupaten juga tidak asing lagi dengan kegiatan ke-NU-an, seperti dengan dan tahlilan. Ke depan Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (Ishari) sangat mungkin berpentas di Pendopo Kabupaten.

Dalam peringatan Hari Santri 2016, Kabupaten Sidoarjo juga melakukan sejumlah kegiatan. Diantaranya Pameran Produk Santri dan Pameran Pesantren, Lomba baca kitab, pembacaan satu milyar shalawat Nariyah, pentas ketoprak santri dengan Lakon Resolusi Jihad. Juga pihak Pemda sedang berkoordinasi dengan pihak terkait berkenaan dengan pelepasan ribuan balon udara.

Kegiatan lainnya adalah Festival Munajat Seribu Santri, pembacaan puisi dan jalan sehat santri yang bekerjasama dengan LP Maarif NU. Diperkirakan akan melibatkan 18 ribu peserta.

Pemkab Sidoarjo dalam kegiatan tersebut bersinergi dengan NU melalui banom-banom yang ada di bawahnya. Kepada Tim Kirab Wabup berharap Kirab Resolusi Jihad dan peringatan Hari Santri Nasional akan menjadi ajang penguatan cinta tanah air. (Kendi Setiawan/Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 16 Juli 2016

Wajah Berlapis

—untuk abahku

Manan melirik jam. Pukul 09.55. Menurut temannya, tamu yang ia tunggu akan datang pukul 10.00-an. Ia menunggu di ruang tamu. Di sudut pojok, beberapa lusin pakaian buatannya tersusun di rak lemari. Ia pebisnis pakaian anak-anak.

Wajah Berlapis (Sumber Gambar : Nu Online)
Wajah Berlapis (Sumber Gambar : Nu Online)

Wajah Berlapis

“Saya suka anak-anak,” begitu ia selalu bilang. Kesukaannya itu kemudian menjadi bisnis. Ada pakaian yang bergambar strawberry, Krisna kecil yang sedang meniup seruling, Teletubbies dan gambar-gambar lucu seperti di film kartun.

Selang sepuluh menit deru sepeda motor berhenti.

Sang Pencerah Muslim

“Tok..tok..tok..”

Disusul pintu yang diketuk-ketuk. Lelaki berjaket hitam, bersepatu kulit dan tas yang mencantol di punggung berdiri di pintu rumahnya.

Sang Pencerah Muslim

“Saya dapat info dari haji Somari kalau bisnis Bapak sedang berkembang,” kata lelaki itu setelah dipersilahkannya masuk. “Saya surveyor bank……”

“Benar. Kebetulan bulan-bulan ini bertambah ramai,” Manan mengangguk bangga.

Suara mesin jahit yang sibuk menyelingi percakapan mereka.

“Apa Bapak mau melihatnya? Tempat produksi di belakang rumah,” sambungnya.

“Tidak usah. Oke, besok pagi Bapak bisa mencairkannya di kantor,” jawab lelaki itu.

Manan mengangguk-angguk dan senang. Begitu lelaki itu pamitan, ia teringat Kyai Mui. Dalam hidupnya, jika ada hal penting Manan selalu sowan Kyai Mui. Ia sudah seperti orang tuanya. Ia guru ngajinya. Manan secepatnya pergi ke Kyai Mui. Sesampainya di rumahnya, ia lihat Kyai Mui baru selesai mengaji.

"Apa saya boleh kredit bank, Kyai?" tanyanya.

"Pebisnis sepertimu memang sulit tak berhubungan dengan bank, Nan," desah Kyai Mui dengan nafas yang berat, "Saya tahu, zaman telah berubah. Kondisi pasar semakin kompleks."

"Jadi, Kyai...."

Kyai Mui mengangguk.

"Tapi, ingat zakat dan shodaqohmu. Itu tulak balak."

Manan mencium tangan Kyai Mui bolak-balik. Ia pulang membawa restunya untuk kredit bank.

Bisnis saya bakal berkembang, pikirnya. Pasar-pasar baru bakal ia kembangkan di penjuru kota. Sepanjang matanya memandang, ia bakal melihat anak-anak memakai pakaian buatannya yang bagai dalam dongeng Tubbies yang penuh buah strawberry. Buah kesukaan anak-anak. Betapa lucu. Betapa menggemaskan. Dan tubuhnya serasa ringan seakan dari kedua bahunya mengepak sayap. Kepakan sayap itu menerbangkannya ke penjuru impiannya; beli mobil, punya rumah lagi, umroh. Dan naik haji berkali-kali. ”Tahun depan saya akan dipanggil pak haji,” ia tersenyum-senyum membayangkannya. Hmm...

Senyumnya terus mekar di antara deru sepeda motor yang berseliweran di depan rumahnya. Ia dengar sepeda motor berhenti.

“Tok..tok..tok..”

Disusul pintu yang diketuk-ketuk. Manan sibak korden jendela kamar. Lelaki berjaket hitam, bersepatu kulit dan tas yang mencantol di punggung berdiri di pintu.

"Saya petugas bank," lelaki itu mengenalkan diri. "Selamat ya, Bapak menang undian umroh. Ini bukti suratnya," ia mengulurkannya.

Awalnya, Manan ragu dan curiga. Ia membacanya. Tiga kali. Hingga yakin bahwa ia tak salah baca. Namun, keraguannya berganti puji-pujian kepada Allah ketika ia memencet nomor kantor dan mendengar customer service yang empuk di ujung telepon; “Betul. Bapak memenangkan program umroh bersama nasabah.”

Manan girang bukan kepalang. Lelaki itu segera pamitan. Surat itu ditimang-timangnya lama. Dan lalu sekonyong nongol wajah Kyai Mui di pikirannya. Ia secepatnya pergi ke Kyai Mui. Tergopoh-gopoh. Sesampainya di rumahnya, ia lihat Kyai Mui baru selesai mengaji.

"Segala puji bagi Allah, Kyai."

"Ada apa, Nan?"

"Segala puji bagi Allah, Kyai," puji-pujian melafal dari mulutnya berulang-ulang.

"Ya, ada apa?"

"Ini surat dari bank, Kyai. Saya dapat hadiah umroh," ia menyerahkannya.

"Dan saya ingin Kyai Mui yang naik umroh. Bagaimana, Kyai?"

Kyai Mui terpana. Matanya seperti binar-binar bintang di langit malam. Terharu sekali. Mulut Kyai Mui yang tipis dan tua komat-kamit, "Alhamdulillah." Berulang-ulang. Saking girangnya.

Manan pulang membawa binar-binar mata Kyai Mui. Ia belum pernah menjumpai mata Kyainya sebahagia itu. Di tanah suci, Kyai Mui pasti mendoakan bisnisnya. Ia jadi terharu sendiri menaikkannya umroh. Ia berharap Tuhannya kelak membalas ia dengan surga.

Aroma surga segera menguar ke bilik hati dan sudut-sudut rumahnya. Rumahku surgaku, begitu ia menyebutnya. Terletak di pinggir jalan perkampungan yang banyak motor-motor berseliweran melintas. Ia dengar sepeda motor berhenti dan pintu rumahnya yang diketuk-ketuk.

“Tok..tok..tok..”

“Siapa?” Manan sibak korden jendela kamar. Lelaki berjaket hitam, bersepatu kulit dan mencantol tas punggung berdiri di pintu rumahnya.

"Saya kagum. Bisnis bapak berkembang," lelaki itu basa-basi. Seorang marketing bank. "Ini ada brosur, Pak. Barangkali bapak tertarik," ia memasang senyum.

Sejak sebulan lalu, Manan memang berpikir untuk kredit bank. Jika tanpa suntikan modal bisnisnya bakal berkembang lambat.

"Bunga kreditnya kecil lho, Pak," lelaki itu terus memikatnya.

Manan terangguk-angguk dan terpikat. Lelaki itu pamitan.

Ia tercenung dan ingat Kyai Mui. Ia secepatnya pergi ke Kyai Mui. Sesampainya di rumahnya, ia lihat Kyai Mui baru selesai mengaji.

"Saya ingin kredit bank, Kyai," ucap Manan, tapi wajah Kyai Mui kecut.

"Ayat-ayat Allah mengutuk bunga riba," suara Kyai Mui ikut kecut.

"Tidakkah kau tahu Dia mengutuknya?" wajahnya kian kecut.

"Tahu, Kyai. Tapi…...”

“Kalau begitu, jauhkanlah dirimu dari riba yang terkutuk,” suara Kyai Mui semakin kecut.

“Kyai…”

"Manan,” suara Kyai Mui keras, “Tak ada suatu alasan pun dari manusia untuk menentang Tuhannya!"

Manan pulang menenteng wajah kecut Kyai Mui dan bayang-bayang kutukan Allah. Ia bergidik dan linglung. Segera cerita tentang malaikat-malaikat penjaga neraka yang bertombak api mengoyak batinnya. Tetapi, bagaimana dengan bisnisnya? Seluruh keluarga dan kolega-kolega sudah ia hubungi untuk meminjamkannya modal. Hasilnya nihil. "Tak ada pilihan kecuali bank," gerutunya.

Maka, tanggal 21 di bulan September Manan kredit bank. Tetapi, siapa yang tahu nasib? Nasib yang bengis pada akhirnya menghendaki kios pasar yang ia stok pakaian terbakar. Ludes. Manan bangkrut!

Dan apa yang bisa kau katakan tentang laki-laki yang bangkrut?

Bagi lelaki bangkrut, maka jaket hitam, tas punggung, sepatu kulit, lelaki yang tanpa senyum dan sepeda motor bahkan lebih menyeramkan dari iblis neraka. "Ini bukan rumahku surgaku," rutuknya. Tampangnya menyedihkan; "Ini rumah mirip neraka."

Manan tak lagi menyebut rumahnya surga, tapi neraka. Rumahnya yang terletak di pinggir jalan perkampungan setiap harinya berseliweran sepeda motor melintas. Dan deru motor-motor itu berubah teror yang abadi.

Manan dengar deru motor semakin jelas. Sebuah sepeda motor melintas.

"Hah...syukurlah bukan!" Gumamnya.

Jika ia bergumam begitu, artinya itu bukan motor dan lelaki juru tagih. Delapan bulan ini tagihannya macet. Itulah hari-hari laknat yang ia jalani sebagai lelaki bangkrut—setiap motor melintas di depan rumahnya. Kecuali Sabtu dan Minggu, semua hari adalah laknat yang mengapung dari pagi hingga petang.

Barangkali, di otaknya, kini hanya ada denyut kalender. Berdenyut-denyut dalam tanggal. Ini tanggal 18. Besok 19. 20. 21. Kurang tiga hari lagi tanggal 21. Ia terloncat. Didengarnya motor berhenti. Disusul pintu yang diketuk-ketuk. Juru tagih? Manan sibak korden jendela kamar. Lelaki tanpa senyum, berjaket hitam dan tas di punggung berdiri di pintu rumahnya. Ia merasa dadanya retak menjadi beberapa puing dan pisau-pisau belati beterbangan ke batok kepala. Sebelah kiri.

Manan menyelinap. Lewat pintu belakang dapur, ia lari. Terus berlari. Hingga sampailah di rumahnya Kyai Mui. Ia lihat Kyai Mui baru selesai mengaji.

"Kau pembangkang!" Desis Kyai Mui.

"Saya berdosa, Kyai."

"Hai, pemuja riba! Apakah kini hidupmu bagai di neraka?"

"Ya," ia merunduk.

"Maka, banjirilah waktu-waktumu dengan tangis sejadi-jadinya. Taubat. Kemudian bisikkan janji kepadaNya kau dan keturunanmu akan mengutuk riba selama langit belum ambruk."

Allah, cabutlah kutukanMu, batinnya menangis. Ia terseok pulang membongkok segepok dosa. Sementara otaknya sibuk menghitung kalender.

Ia merasa sangat lelah. Dan betapa lelahnya menghitung kalender. Manan ingin tidur. Namun, meski kelopaknya terkatup seringkali otaknya betah melek mengotak-atik tanggal 21. Tanggal jatuh tagihan. Ia berdoa, lelaki berjaket hitam yang tanpa senyum tak akan mengetuk-ketuk pintu. Setidaknya tidak di jam ia sedang tidur; pagi, siang atau sore. Hanya pada malamlah ia bisa tidur yang sebenarnya.

Disaat matanya mulai mengatup dalam hitungan detik ke-21—setelah diperjuangkannya berjam-jam—Manan terloncat oleh deru sepeda motor yang berhenti.

Tok..tok..tok..

Disusul pintu yang diketuk-ketuk. Juru tagih? Manan sibak korden jendela kamar. Lelaki tanpa senyum, berjaket hitam dan tas di punggung berdiri di depan pintu rumahnya. Dadanya menjadi puing-puing kesekian kali. Pisau belati beterbangan menghunjam migran.

Secepat kilat ia menyelinap. Lari. Lewat pintu belakang dapur, ia hendak berlari ke rumah Kyai Mui. Sekencang-kencangnya.

"Ada yang mencari Bapak," suara anaknya—Warso—membuatnya gemetaran. "Haji Sastro."

"Hah...syukurlah bukan!" gumamnya. Lega. Badai di dadanya sedikit mereda. Sepersekian %—yang bagai satu di antara pisau-pisau belati terlepas dari saraf migran.

"Tadi haji Sastro mampir. Dia habis menjenguk keponakannya yang sakit. Saya katakan kalau bapak tidak di rumah. Itu pesan bapak, kan? Kalau ada tamu siapa saja disuruh bilang bapak tidak di rumah. Begitu kan, pak? Dan haji Sastro langsung pulang. Dia titip salam."

Manan mengangguk lesu. Haji Sastro adalah temannya ngaji di Kyai Mui dulu. Hampir tiga tahun ini mereka tak ketemu.

Kepala Manan terasa berat dan sakit. Sungguh seperti digencet tembok. Ia ingin melanjutkan tidur. Meski sebentar. "Kamar ini sumpek," keluhnya sambil merebahkan badan. Tetapi, ia buru-buru terloncat lagi oleh deru beberapa sepeda motor yang berhenti.

Tok..tok..tok..

Tok..tok..tok..

Tok..tok..tok..

Suara pintu diketuk-ketuk keras. Makin lama makin keras. Ia sibak korden jendela kamar. Kali ini tiga orang lelaki berdiri di pintu rumahnya. Tanpa senyum, berjaket hitam dan tas yang mencantol di punggung. Ia kenal lelaki-lelaki itu. Juru tagih!

Manan cepat menyelinap. Lewat pintu belakang dapur, ia lari. Terus berlari kencang dengan lusinan pisau belati yang menancap di saraf migran. Hingga tibalah ia di rumah Kyai Mui. Tetapi, Kyai Mui tak ada. Kyai Mui sedang mengaji di luar kota.

Manan bingung. Jika kau melihatnya, kau akan saksikan ia seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Ia kembali berlari menyumpal kuping yang nyeri oleh fatwa-fatwa Kyai Mui.

"Kredit bank? Silahkan, Nan!"

"Tak ada pilihan, Nan. Pasar semakin kompleks!”

“Manan, bunga riba dikutuk Allah. Itu dosa!”

Kudus, 21 September 2012

AHMAD MUHIMMYA, berkhidmat di Yayasan Janur Wahid Siasem Brebes.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Kyai Sang Pencerah Muslim

Minggu, 15 Mei 2016

Ansor Kraksaan Tunjuk Langsung Ketua 5 PAC

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo membuat terobosan baru dengan melakukan penunjukan langsung ketua 5 (lima) Pimpinan Anak Cabang (PAC). Hal ini dilakukan dalam rangka mendisiplinkan PAC di sejumlah kecamatan.

Ansor Kraksaan Tunjuk Langsung Ketua 5 PAC (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Kraksaan Tunjuk Langsung Ketua 5 PAC (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Kraksaan Tunjuk Langsung Ketua 5 PAC

Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua PC GP Ansor Kota Kraksaan Taufiq. Menurutnya, dari 13 PAC yang ada di bawah naungan PC GP Ansor Kota Kraksaan, dipastikan ada 5 PAC yang ketuanya ditunjuk langsung.

"Kami akan melakukan penunjukan langsung 5 ketua PAC. Diantaranya PAC Kecamatan Pajarakan, Gading, Krejengan, Tiris Timur dan Gending," katanya, Jum’at (16/12).

Sang Pencerah Muslim

Menurut Taufiq, sebelum melakukan penunjukan langsung pihaknya terlebih dahulu melakukan rapat pleno dengan pengurus harian. Penunjukan langsung dilakukan dengan tujuan supaya organisasi GP Ansor bekerja lebih efektif.

“Lima PAC yang kami tunjuk langsung selama ini konstribusi dan gerakannya di tengah masyarakat sangat kecil. Sehingga dengan adanya penunjukan langsung diharapkan pergantian kepengurusan berjalan lebih baik dan efektif,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara Ketua MWCNU Kecamatan Pajarakan H. Jamal sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh PC GP Ansor Kota Kraksaan. Menurutnya, selama ini GP Ansor di wilayahnya terbilang kurang berjalan secara keorganisasian.

“Padahal saya mengharapkan melalui GP Ansor, pemuda NU bisa berkiprah lebih banyak di tengah masyarakat. Saya sangat mendukung penunjukan langsung ini. Selama tujuannya untuk menjadikan organisasi lebih baik, saya kira tidak ada masalah,” pungkasnya (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 13 Mei 2016

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU

Purbolinggo-Lampung Timur, Sang Pencerah Muslim. Langkah para warga NU di Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur layak diacungi jempol. Melaui iuran gotong royong, sedikit demi sedikit terkumpul dana Rp 400 juta untuk membangun gedung kantor Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU).

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga di Lampung Timur Kumpulkan Dana Bangun Kantor MWCNU

Pada awal tahun 2014, PCNU Lampung Timur yang dipimpin KH. Imam Zuhdi Adnan, BA berniat mendirikan sebuah gedung yang mampu menampung dan menjadi pusat kegiatan warga Nahdiyin di wilayah Kecamatan Purbolinggo sebagai basis NU terbesar di Lampung Timur. Hingga pada bulan Maret 2014 KH Soleh Bajuri Ketua PWNU Lampung  didampingi KH Imam Zuhdi melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan.

Totoharjo, Ketua Pembangunan gedung MWCNU menerangkan, pembangunan gedung ini sudah berjalan sekita 85 persen hingga saat ini. Pembangunan tersebut dimungkinkan akan menelan dana sekitar Rp 500 juta. Saat ini sudah menelan 400 juta.

Sang Pencerah Muslim

“Gedung MWCNU membutuhkan dana tambahan 100 juta dan InsyaAllah warga NU Kecamatan Purbolinggo siap iuran gotong royong kembali. Pembangunan gedung sejak bulan maret 2014 ini dilakukan secara swadaya oleh warga NU Kecamatan Purbolinggo dan warga NU mengerjakan secara bergantian,” kata Totiharjo di lokasi pembangunan gedung, Kamis (18/12).

KH Imam Zuhdi mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh warga NU Purbolinggo yang telah menghimpun dana untuk membangun gedung MWCNU. “Tidak lupa pula diucapkan terimakasih untuk para sesepuh dan para ulama atas do’anya. InsyaAllah gedung ini akan diberdayakan untuk kegiatan-kegiatan NU,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

“Kecamatan Purbolinggo merupaan basis NU dan satu-satunya MWC yang memiliki Rumah Sakit Rawat Inap lengkap dengan mobil ambulannya, sekolah NU dan dekat dengan Universitas NU Lampung,” ujarnya

KH Soleh Bajuri Ketua PWNU Lampung yang meninjau lokasi kamis (18/12) didampingi PCNU Lampung Timur juga memberi apresiasi tinggi atas kepekaan warga NU Kecamatan Purbolinggo yang sudah berinisiatif iuran gotong royong dengan ikhlas untuk membangun gedung MWC NU.

“Alhamdulilah, sudah 85% proses pembangunan. Semoga pembangunan gedung ini menjadi spirit bagi warga NU untuk selalu memajukan NU. Bagaimanapun ini merupakan bentuk konkrit dan langkah nyata sebagai bentuk perkembangan dan kemajuan NU,” terangnya. (Rudi Santoso/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Doa, Amalan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 11 September 2015

Sambut Isra Mi’raj, Pelajar NU Sugiwaras Pemalang Gelar Festival Pelajar dan Santri

Pemalang, Sang Pencerah Muslim



Hiruk-pikuk perkotaan dan lalu-lalang truk pengangkut ikan tidak menganggu para Pelajar NU Sugiwaras yang larut dalam semarak Festival Pelajar dan Santri dalam rangka peringatan Hari Nelayan Nasional sekaligus menyambut Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Ahad (9/4). Acara ini digelar di halaman kantor Kelurahan Sugiwaras dan diikuti peserta dari perwakilan sekolah, pesantren dan pelajar NU se Kabupaten Pemalang.

Sambut Isra Mi’raj, Pelajar NU Sugiwaras Pemalang Gelar Festival Pelajar dan Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Isra Mi’raj, Pelajar NU Sugiwaras Pemalang Gelar Festival Pelajar dan Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Isra Mi’raj, Pelajar NU Sugiwaras Pemalang Gelar Festival Pelajar dan Santri

Kelurahan Sugiwaras yang notabennya terletak di pesisir laut utara Kabupaten Pemalang ini sangat kental dengan kegiatan para nelayan yang lalu-lalang mencari ikan dan hasil laut lainnya sehingga pas ketika pelajar NU Sugiwaras menggelar acara perayaan Hari Nelayan Nasional untuk menghargai para masyarakat, sekaligus untuk memperkenalkan IPNU–IPPNU kepada para pemuda dan pelajar di lingkungan Sugiwaras dan sekitarnya.

Acara yang digelar dari pagi sampai malam ini banyak kegiatan, mulai dari lomba tilawah, tahfidzul qur’an, hadrah, pidato, dan baca kitab kuning. Kemudian puncak acara di malam harinya, yaitu pengumuman hasil lomba dan pengajian umum dalam rangka peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Acara ini diikuti dari 19 Peserta, masing–masing perwakilan dari sekolah, pesantren dan IPNU–IPPNU dari penjuru Kabupaten Pemalang. Demikian informasi yang disampaikan Mis Imam Muttaqin (25) selaku ketua panitia.

Imam Muttaqin berharap dengan terselenggaranya acara ini para pemuda dan masyarakat ? di Sugiwaras tidak lagi memandang remeh IPNU–IPPNU, dan diharapkan mereka bisa turut andil dalam kegiatan maupun menghidupkan organisasi sebagai regenerasi kader–kader NU Sugiwaras.

Pimpinan Cabang IPNU–IPPNU Pemalang juga turut andil dalam acara ini sebagai dewan juri dalam perlombaan yang diselenggarakan tersebut.?

Sang Pencerah Muslim

“Kami sangat mengapresiasi dan sangat bangga dengan PR IPNU–IPPNU Sugiwaras, karena berhasil menggelar acara yang sangat besar,” ujar Salimatul Ashfariyah (21) selaku perwakilan juri dari PC Pemalang. ? (Khoirul Ummam/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kiai, Pendidikan, Kyai Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Mei 2015

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI

Blitar, Sang Pencerah Muslim

Moh Bakir terpilih kembali menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2016-2021 Kota Blitar, Jawa Timur dalam Musyawarah Daerah yang berlangsung di Ruang Audio Visual Perpustakaan Proklamator Bung Karno.

Bakir yang saat ini menjadi Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Blitar itu sebelumnya juga terpilih sebagai ketua MUI Kota Blitar, pada Musda tahun 2011 lalu.

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI

Musda Rabu (20/7) kali ini dibuka Wakil Wali Kota Blitar Santoso dan diikuti sekitar 50 orang terdiri dari pengurus MUI Kota Blitar periode 2011-2016, beserta para tokoh agama.

Sang Pencerah Muslim

Wakil Wali Kota Blitar Santoso saat memberikan kata sambutan berharap para pengurus terpilih mampu melanjutkan tugas kepengurusan sebelumnya yang ia nilai lumayan bagus. Menurutnya, kepengurusan masa khidmah 2011-2016 mampu menjaga kondusivitas Kota Blitar di tengah keberagaman baik agama, suku, dan lain-lain. “Pengurus lama udah baik. Program kegiatan juga jalan,” katanya.

Ketua panitia Musda, KH Abdul Basyid mengatakan bahwa melalui forum ini dipilih ketua umum dan tim formatur, yang selanjutnya akan menyusun secara lengkap kepengurusan MUI periode 2016-2021. Selain itu juga disusun berbagai program kerja lima tahun ke depan.

Sang Pencerah Muslim

Adapun kriteria bagi calon ketua umum adalah memiliki ilmu keulamaan, mengerti organisasi dan kemampuan manajerialnya tinggi. “Berdasarkan hasil musyawarah mufakat terpilih calon incumbent, yakni Pak Subakir kembali menjadi ketua umum MUI Kota Blitar periode 2016-2021,” ungkap Abdul Basyid.

Adapun tim formatur terdiri dari 7 orang, di antaranya Subakir, Abdul Basyid, Moh.Sidik, KH Rusdi Rianto, KH Abdul Karim Muhaimin, Mashudi, dan Didik Suharmanto. “Kami sudah persiapkan beberapa prioritas program lima tahun ke depan. Di antaranya pengaderan,” ungkap Subakir di sela-sela acara.

Selain itu, ia akan melakukan kerja sama dengan pihak kelurahan di Kota Blitar untuk menyelenggarakan kegiatan bersama. Yakni mengadakan pengajian atau majelis taklim yang difokuskan untuk pemuda agar tidak terjerumus pada paham aliran sesat. (Imam Kusnin Ahmad/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Kyai, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Senin, 24 November 2014

Masjid Korban Gempa Akan Dibangun Kembali

Banyumas, Sang Pencerah Muslim. Warga Desa Kranggan Kecamatan Pekuncen Banyumas, Jawa Tengah khususnya warga jamiyah Nahdlatul Ulama kembali tengah berencana kembali membangun Masjid Jami At Taqwa yang akhir Januari 2014 lalu, roboh diterpa gempa bumi.

Masjid Korban Gempa Akan Dibangun Kembali (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid Korban Gempa Akan Dibangun Kembali (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid Korban Gempa Akan Dibangun Kembali

Desain dan anggaran untuk pembangunan Masjid Jami At Taqwa Desa Kranggan Kecamatan Pekuncen hingga kemarin pertengahan April 2014 ini masih terus dibahas. Pasalnya pembangunan masjid ini  perlu perencanaan desain konstruksi yang matang. Selain itu, anggaran pembangunan masjid juga masih terus dikumpulkan dari berbagai sumber.

Dalam musyawarah panitia pembangunan Masjid Jami At Taqwa Desa Kranggan Kecamatan Pekuncen, Kamis (17/4) malam terungkap selain menghimpun swadaya dari masyarakat dan donatur lainya, panitia juga tengah menunggu kepastian bantuan penanganan gempa yang dijanjikan Pemkab Banyumas.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Panitia Pembangunan Masjid, Yul Khoerudin mengatakan usai gempat terjadi  hingga pertengahan April 2014 ini telah terkumpul uang bantuan sebanyak 107 juta. Selain itu juga ada sekitar 425 sak semen, 315 dus keramik dan berbagai material bangunan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

"Kami harap berbagai bantuan yang terkumpul bisa menjadi modal awal pembangunan. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami," kata Yul Khoerudin.

Tokoh ulama setempat, Habib Muhammad Al Habsyi yang juga takmir masjid mengatakan, panitia pembangunan terus bermusyawarah secara rutin tiap minggu untuk membahas langkah lanjutan untuk pembangunan masjid ini.

Komunikasi dan koordinasi panitia dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak lain juga terus diintensifkan untuk memperlancar proses pembangunan kembali masjid warga ini.

"Kami dari warga juga tidak akan berpangku tangan terkait penanganan pasca musibah gempa yang membuat ambruk masjid kami. Makanya kami dari panitia bersama pemerintah akan duduk bersama untuk membahas secara matang konsep detail dan anggaran pembangunan masjid ini. Semoga secepatnya pembangunan ini terealisasi," jelasnya.

Petugas Posko Bencana Gempa Masjid Jami At Taqwa, Muhammad Tohar Fauzi mengatakan bagi siapa saja yang terketuk hatinya untuk membantu pembangunan masjid dapat langsung menghubungi petugas posko bencana di nomor ponsel 081391131030 (Muhammad Tohar Fauzi) atau dating langsung ke Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.

Selain itu, panitia pembangunan masjid juga menerima bantuan melalui rekening BRI Syariah KCP Ajibarang 1015829687.

Seperti diketahui, akibat gempa bumi yang berpusat di wilayah barat daya Kebumen akhir Januari 2014 lalu, membawa dampak bagi rusaknya ratusan rumah di Desa Karangklesem Kecamatan Pekuncen. Efek terdahsyat dari gempa juga mengakibatkan Masjid Jami At Taqwa di Desa Kranggan Kecamatan Pekuncen ambruk. Pasca ambruk, warga bersama pemerintah daerah dibantu berbagai pihak lain mengadakan perataan lokasi masjid dan merencanakan pembangunan kembali.(susanto/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Warta, Kyai Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Juni 2014

Kesebelasan Pesantren dari Tegal Dominasi Babak 16 Besar LSN Regional Jateng III

Tegal, Sang Pencerah Muslim - Sebanyak 16 tim berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 Regional Jawa Tengah III usai menyisihkan 16 tim lainnya dalam fase penyisihan yang berlangsung sejak 6-10 September lalu.

Dari 16 tim tersebut pondok pesantren asal Kabupaten Tegal paling mendominasi dengan meloloskan 7 tim, disusul Kabupaten Brebes 3 tim, Pekalongan dan Kebumen masing-masing 2 tim dan Pemalang dan Banyumas diwakili 1 tim.

Kesebelasan Pesantren dari Tegal Dominasi Babak 16 Besar LSN Regional Jateng III (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesebelasan Pesantren dari Tegal Dominasi Babak 16 Besar LSN Regional Jateng III (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesebelasan Pesantren dari Tegal Dominasi Babak 16 Besar LSN Regional Jateng III

Panitia Pelaksana LSN 2017 Regional Jateng III Mustholah melalui Sekretaris Mubin mengatakan, babak 16 besar akan berlangsung mulai Senin (11/9) sampai Kamis (14/9) di GOR Trisanja Slawi, Kabupaten Tegal.

Sang Pencerah Muslim

"Mereka akan berebut tiket menuju 8 besar. Untuk 8 besar akan digelar pada 15-16 September 2017 mendatang," ujarnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Berikut Jadwal pertandingan dan daftar tim yang lolos ke babak 16 besar LSN 2017 Regional Jateng III:

1. Al-Abror FC, Lebaksiu Tegal VS Al-Hikmah 2 FC, Benda Brebes (11 September 2017 pukul 14.00 Wib)

Sang Pencerah Muslim

2. Mahadut Tholabah FC, Lebaksiu Tegal VS RS FC, Tarub Tegal (11 September 2017 pukul 15.30 Wib)

3. Walindo Berbaur FC, Pekalongan VS Al-Amiriyah FC, Lebaksiu Tegal (12 September 2017 pukul 14.00 Wib)

4. Al-Umry FC, Lebaksiu Tegal VS Mangku Aji FC, Pekalongan (12 September 2017 pukul 15.30 Wib

5. Al-Idrisiyyah FC, Pemalang VS Al Kahfi FC, Kebumen (13 September 2017 pukul 14.00 Wib)

6. Al-Ukhuwah FC, Banyumas VS Kawit Annur, Slawi Tegal (13 September 2017 pukul 15.30 Wib)

7. Hasri FC, Tarub Tegal VS Porpida FC, Brebes (14 September 2017 pukul 14.00 Wib)

8. Al-Falah Salafy FC, Jatirokeh Brebes VS Hisba FC, Kebumen (14 September 2017 pukul 15.30 Wib) (Hasan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Makam, Internasional Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock