Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Agustus 2017

Soal FDS, Kemenag Minta Kemendikbud Perhatikan Aspirasi Masyarakat

Jakarta,Sang Pencerah Muslim

Polemik penerapan lima hari sekolah (LHS) atau Full Day School terus menguat. Aspirasi sebagian besar masyarakat meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak menerapkan kebijakan yang tertuang dalam Permendikbud No 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Pemerintah juga sudah mengumumkan bahwa akan menaikan status aturan tentang hari sekolah ini dalam bentuk Peraturan Presiden, mengingat substansinya terkait dengan beberapa kementerian.

Soal FDS, Kemenag Minta Kemendikbud Perhatikan Aspirasi Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal FDS, Kemenag Minta Kemendikbud Perhatikan Aspirasi Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal FDS, Kemenag Minta Kemendikbud Perhatikan Aspirasi Masyarakat

Akan hal itu, Kementerian Agama meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyakarat. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi, Mastuki menyikapi menguatnya aspirasi penolakan kebijakan ini. Tidak hanya dari lembaga pendidikan keagamaan, aspirasi penolakan juga disuarakan oleh ormas keagamaan.

“Penerapan lima hari sekolah tak sesuai dengan karakteristik dan keragaman lembaga pendidikan di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah pendidikan keagamaan yang sudah berkembang jauh sebelum Indonesia merdeka,” ujarnya di Jakarta, Kamis (10/8) berdasarkan siaran pers yang diterima Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Mastuki, karakteristik pendidikan keagamaan Islam di Indonesia sangat unik. Di samping beragam jenisnya, ciri pendidikan keagamaan itu adalah mandiri, berstatus swasta dan milik masyarakat. Kemenag mengelola dan bertanggung jawab terhadap berbagai lembaga pendidikan keagamaan itu, baik formal maupun nonformal.

Tiga di antaranya yang bersinggungan langsung dengan penerapan lima hari sekolah adalah madrasah, diniyah, dan pesantren. Pembelajaran di ketiga lembaga itu sangat unik, khas, dan berorientasi pada pembentukan karakter keislaman yang kental.

Sang Pencerah Muslim

"Lima hari sekolah bukan hanya sulit diterapkan di madrasah, diniyah dan pesantren, tapi juga akan mengacaukan dan berakibat tumpang tindihnya pembelajaran di lembaga-lembaga ini. Makanya, kalau ada ormas Islam yang menolak lima hari sekolah, dapat dimengerti dari sisi ini," ucapnya.

Mastuki menilai, penerapan lima hari sekolah jika dipaksakan untuk diterapkan di semua lembaga pendidikan, selain tidak produktif juga akan mengeskalasi resistensi masyarakat terhadap pemerintah.

Data Kementerian Agama mencatat, setidaknya 233.949 lembaga pendidikan Islam yang berpotensi terkena imbas lima hari sekolah jika dipaksakan untuk diterapkan pada semua level. Dari jumlah itu, 14.293 pondok pesantren menyelenggarakan sekolah (SD/SMP/SMA/SMK) dan madrasah (MI/MTs/MA). Selain itu ada 84.796 Madrasah Diniyah Takmiliyah yang terancam bermasalah dengan pola pembelajaran 8 jam/sehari.

Mastuki menyarankan lima hari sekolah tidak dipaksakan kepada masyarakat. Dia berharap Kemendikbud dapat menghargai inisiatif dan kontribusi pendidikan yang telah diselenggarakan masyarakat selama ini.

“Lebih baik fokus pada pembentukan karakter (character building) yang bisa diterima oleh semua pihak,” tuturnya.

"Pendidikan keagamaan Islam sangat kaya akan praktik pendidikan karakter atau akhlak ini. Hal yang sama ditemui di lembaga pendidikan keagamaan lainnya. Nilai-nilai relijius yang telah menyatu dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini justru akan semakin kuat dan menemukan momentum jika ditopang oleh regulasi pemerintah," tandasnya. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Hadits, Internasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 20 Agustus 2017

Ken Zuraida: Jika Ruang Lebar, Santri Bakalan Luar Biasa

Sembilan pesantren dari Babakan Ciwaringin, Cirebon, berhasil mementaskan Permata Kalung Barzanji di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Jumat (7/2) dan Sabtu (8/2). Pementasan naskah terjemahan Syu’bah Asa dan dipentaskan pertama kali oleh WS Rendra itu melibatkan sekitar 50 santri putra dan putri.

Berkecimpung di dunia pementasan sudah banyak dilakukan para santri, tapi pentas santri yang masih aktif dengan dukungan penuh atas nama pesantren, terbilang langka. Apalagi ini melibatkan 9 pesantren.

Ken Zuraida: Jika Ruang Lebar, Santri Bakalan Luar Biasa (Sumber Gambar : Nu Online)
Ken Zuraida: Jika Ruang Lebar, Santri Bakalan Luar Biasa (Sumber Gambar : Nu Online)

Ken Zuraida: Jika Ruang Lebar, Santri Bakalan Luar Biasa

Nah, bagaimana latar belakang, proses latihan dan capaian para santri Cirebon dalam pementasan tersebut, Abdullah Alawi dari Sang Pencerah Muslim berhasil mewawancarainya sang sutradara, Ken Zuraida, di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat malam (7/2). Berikut petikannya:

Sang Pencerah Muslim

Bisa cerita asal-usul pementasan dengan para santri Babakan Ciwaringin, Cirebon ini?

Ada seorang “pendosa”, namanya Ahmad Subanudin Alwy. Suatu saat, berpuluh tahun yang lalulah, Rendra itu bilang, kita ke Solo yuk. Ayo. Naik mobil, ayo ke Bandung dulu. Kita lewat utara, jangan lewat selatan.  Ketika di Cirebon, ditanya rumah Alwi. Kita tanya tanya, tahulah kompleknya. Tapi tak ada yang tahu dimana rumahnya. Jadi ketika masuk komplek Rendra teriak-teriak, “Alwi..., Ahmad Subanuddin Alwi, keluar! Maju sekian meter, dia teriak lagi. Malam, bukan siang, setengah delapan. Gelap. Kemudian ada orang tergopoh-gopoh, “Ada apa? Ada apa? Eh, mas Willi (WS Rendra)”. “Ayo naik, kita berangkat ke Solo”. Itu sekitar 97, 98, antara itulah, lupa.     

Sang Pencerah Muslim

Terus kami ke Solo, baca puisi kecil-kecilan, Rendra main-main, memperkenalkan, ini Alwi. Setelah itu saya harus selalu ngikutin karya-karya penyair yang dipilih oleh Rendra, terutama Alwi. Seringlah kontak-kontakan.

Suatu hari Alwi memperkenalkan kami kepada seorang perempuan penulis, kami tidak tahu. Kami dibawa ke rumah, diperkenalkan; bukunya hebat-hebat. Namanya Nyai Hajah Masriyah Amva. Kenal, kenal, kenal, saya belajar banyak kepada dia. Tiap tiga bulan sekali ketemu. Kemudian ketemu KSS (Komunitas Seniman Santri). Bikin pentas Barzanji, di sini. Mati saya. Sekali ditanya, saya belum jawab. Begitu tiga kali, wah, ini saya harus laksanakan. Kalau orang meminta sampai lebih dari dua nggak dijawab, kurasa, nggak betullah. Ok, sambil jalan saja. Pemainnya siapa, di mana pentasnya? Bagaimana duduk perkaranya? Cirebon bukan rumah saya.

Pendeknya, akhirnya merekrut pemain, dari kampung pesantren itu, dari 42 pondok itu, terpilihlah orang-orang ini. Datang pergi, datang pergi. Gonta-ganti, gonta-ganti selama tiga bulan. Pusing! Mulai punya konsep, mulai mengerti juga Cirebon itu begini, mulai mengerti itu. Nongkrong di mesjid, di kota, balik lagi ke situ. Mulai ngamatin orang membatik dan lain sebagainya. Pendeknya, jadilah seperti sekarang. Begitu.

Proses gonta-ganti sampai mentas itu tiga bulan?

Nggak, saya mulainya dari Agustus (2013). Rekrutmennya tiga bulan. Kemudian latihan intensnya 6 minggu. Per minggu hanya 10 setengah jam satu minggu. Sangat tidak mungkin membikin teater latihan dengan jam seperti itu satu minggu. Tidak mungkin. Tapi itu jadwal yang paling kompromis, menyatukan 9 pondok itu. Anak sudah pulang semua, madrasahnya nggak bolos, ngaji di pondoknya nggak bolos, barulah bisa latihan. Setengah mati. Bikin jadwal setengah mati. Kesulitannya soal mengatur, mencocokkan jadwal para santri.

Yang dahsyat banget menurut saya, mereka para remaja muda yang tidak mengerti teater, dari tidak mengerti. Banyaknya ngaji aja dan sekolah.

Tapi setelah dikasih terori-teori teater, bagaimana perkembangan mereka?

Saya tidak pernah mengasih teori teater ke mereka. Saya ngobrol aja, workshop bareng, seada-adanya, sebisa-bisanya. Mereka anak muda, remaja yang kreatif, cerdas, cepat, berani, banyak juga yang tak terduga, sangat mengajutkam surprise, tak terduga. Dari tidak tahu.

Kan kalau Barzanji di podok kan hanya dilantunkan pada malam Jumatan, marhabanan. Belum juga santri memahami maknanya, isinya, uswahnya, nggak ngertilah. Dan mereka melakukannya semacam upacara ya, keharusan, keharusan.

Dari latihan dari awal semacam itu, bagaimana capaian atau Anda menilai pentas mereka?

Jika saja ada ruang lebih lebar, dan memang diizinkan Allah, bakalan luar biasa. Ya sepuluh setengah jam dalam satu minggu dan kami latihan 6 minggu yang intens, bisa seperti ini. Buat saya, tak ada selain rasa syukur yang bisa saya ucapkan, sepuluh setengah jam dalam seminggu. Biasanya saya latih untuk pementasan teater, 6 jam sehari.

Apa kuncinya mereka bisa seperti itu?

Belajar ikhlas kali ya. Anak-anak yang murni. Mungkin motivasi tadinya beda-beda, ada yang pengen bolos pesantren, ada. Ada yang pengen bolos ngaji, ada. Ada yang pengen kenal orang lain. Ada yang pengen main, ada. Ada yang pengen tahu teater, ada. Banyak motivasi. Dan lucu-lucu. Lucu. Namanya juga anak-anak kan. Keren aja. Inspiratif lah. Jadi membaca banyak kemungkinan baru. Dan punya harapan baru melihat mereka, dan sebagainya.

Saya kira yang mengejutkan bagi saya, di Babakan seluruh pesantrennya salaf. Kalau pesantren modern kan biasanya memang punya grup teater. Itu saja. Hah, Sampeyan yang salaf bisa terima ini. Penontonnya membludak. Di Cirebon itu saya kira ditonton sekitar dua ribuan orang. Ini luar biasa. Seru banget. Padahal becek, hujan. Nggak ada yang pergi. Seru banget. Di Tegal juga bagus, penotonnya banyak. Di sini (Pementasan di TM) memang kami tidak menggarap publikasi. Jadi saya tidak bikin publikasi. Luput saja. Saya kan di Cirebon terus, kan.

Harapannya, banyak yang bisa digarap. Dan teater sebagai salah satu alat dakwah, saya kira insya Allah bisa digunakan.

Menurut Anda kenapa kalangan pesantren sepertinya belum menyadari teater sebagai alat dakwah?

Saya nggak tahu. Mereka yang bisa jawab. Nggak berani menebak, nggak berani  menyimpulkan juga. Saya tidak pernah bertanya di wilayah itu. Merasa nggak patut saja.

Mungkin nggak bakat ini ada di pesantren lain?

Insya Allah. Bagi saya, setidaknya ada pengalaman teman-teman santri ini lebih mengenal diri sendiri lewat teater itu. Lebih menyadari bahwa ngaji itu penting. Sekolah itu penting. Hormat kepada orang tua itu penting. Ingat rumah itu penting. Yang tadinya mungkin sudah rutinitas sajalah.

Apa hubungannya itu dengan teater?

Kan untuk anak yang bekerja di teater atau yang belajar di teater kan ada disiplin tertentu dan itu mau nggak mau. Sama dengan pembentukan kepribadian, membantu itulah. Harus ditanya sama anak-anak Bengkel. Ini metodenya Rendra. Bukan metode saya.

Mungkin ada saran untuk pesantren-pesantren lain dari hasil capaian dan pengalaman ini?

Nggak berani aku. Saya tahu pesantren lain aja nggak. Saya cuma tahu yang di Babakan ada 42 dan masing-masing istimewa. Ada satu pondok yang ngaji kitab. Ada satu pondok yang ngaji Qur’an. Ada satu pondok yang ngaji fiqih, yang gitu gitu. Kan beda. Seru, seru banget.

Pementasan ini punya nasibnya sendiri. Kalau memang ini manfaat kita semua, buat kehidupan, pasti bernasib baik. Dan saya membuktikannya. Berarti harus dikabarkan ya, uswah dalam naskah ini. Begitu kira-kira.

Secara umum, kenal pesantren sejak kapan?

Lamalah, dari lahir kali. Kan baca koran. Ada teman, kok gitu ya, oh dari pesantren. Otomatis jadi tahu. Karena pesantren memang ada kan di Indonesia. Dan metoda pendidikan pesantren kan salah satunya diadopsi oleh Bengkel-nya Rendra.

Apa itu?

Padepokan. Cara belajar yang seperti itu. Bukan isiannya. Bukan materi kajiannya, tapi metodanya.

Kalau dari segi naskah, apa ada improvisasi dari naskah sebelumnya?

Rendra iya, tidak pada saya. Saya hanya mengedit bagian tertentu saja, saya copot karena tidak terlalu relevan teks itu untuk dimainkan remaja, begitu.

Berikut selintas profil Ken Zuraida

Ken Zuraida lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 15 Mei 1954. Pernah kuliah di Unpad, Bandung (1973) dan Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta (1974. Istri dramawan legendaris Indonesia, W.S. Rendra ini terlibat di Bengkel Teater Rendra sejak 1974 hingga sekarang.

Berikut pengalaman pentas Ken Zuraida menurut Wikipedia.

Tahun 1960-an teater kanak-kanak di lingkungan terbatas

Sejak 1975 berpentas sebagai Setyawati dalam Kisah Perjuangan Suku Naga produksi Bengkel Teater di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Selanjutnya dalam drama “Egmont” di Teater Terbuka, Taman Ismail Marzuki pada tahun yang sama.

Tahun 1985 menangani artistik panggung di pentas baca sajak Rendra di gedung besar beberapa kota.

Tahun 1986 artistik direktor pentas Panembahan Reso.

Costume dan Set Designers Rendras adaptasi Hamlet 1990, TIM Jakarta

Tahun 1987 mengubah suasana gereja St. Ann di New York untuk pentas “Selamatan Anak Cucu Sulaeman”, lalu di Tokyo, Hiroshima, pentas berikutnya di kota besar di Indonesia dan th 1998 di Kwachon, Korea Selatan.

Koreografer dan penari "Nocturno", di Malang dan Bandung 1994

Produser bersama Rendra, dan Agus.S.Sarjono, Internasional Puisi Indonesia tur ke Belanda, Jerman, Austria, Palestina, Maroko, Malaysia, Makasar, Bandung dan Solo, 2002

Menulis Wayang Plastik Drama Akarawa, penampilan di sekolah umum di Sumatera dan Jawa

Membaca puisi Brigitte Oleschinski TIM Jakarta, 2003

Sejak itu menangani pentas “Oidipus Sang Raja” serta pentas-pentas di luar negeri hingga “Sobrat”, 2005, di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.

Tenaga ahli artistik di beberapa pentas di Eropa, juga Asia.

Sebagai pemain Nenek berusia 678 tahun dalam pentas berdua dengan Rendra “Kereta Kencana” memperoleh pujian di kota-kota besar Indonesia hingga Kuala Lumpur Malaysia.

Menerjemahkan drama dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia untuk beberapa pentas grup drama di Indonesia.

Menulis Monolog dan memainkannya sendiri pada festival Monolong di Taman Ismail Marzuki, 2005.

Beberapa bulan menyutradarai Pementasan Teater Nyai Ontosoroh pada tahun 2006, tapi tidak jadi tayang karena penyutradaraan kemudian digantikan oleh Wawan Sofwan pada tahun 2007.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Internasional Sang Pencerah Muslim

Kamis, 20 Juli 2017

Bahauddin FC vs Al-Muhajirin FC Bertemu di Final LSN Jatim III

Surabaya, Sang Pencerah Muslim

Liga Santri Nusantara (LSN) 2016 Region Jatim III memasuki babak final. Laga final yang bakal dilaksanakan pada serangkaian Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Stadion? Kodam V Brawijaya,? Sabtu (10/9), mempertemukan Pesantren Bahauddin Ngelom Sidoarjo dengan Pesantren Al Muhajirin Mojokerto.

Pertandingan laga final ini merupakan hasil pemenang dari laga semifinal yang terselenggara pada Kamis (8/9) di Lapangan Karang Pilang Surabaya, Jawa Timur, antara Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo versus Pesantren Al Muhajirin Mojokerto mendapatkan hasil 1-1. Gol dicetak oleh Ikhwan dari Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo pada menit ke-27, dan berhasil dibalas oleh Pesantren Al Muhajirin pada menit ke-44 oleh Sokep, kemudian dilanjutkan tendangan penalti dengan skor akhir 2-5 untuk Pesantren Al Muhajirin Mojokerto.

Bahauddin FC vs Al-Muhajirin FC Bertemu di Final LSN Jatim III (Sumber Gambar : Nu Online)
Bahauddin FC vs Al-Muhajirin FC Bertemu di Final LSN Jatim III (Sumber Gambar : Nu Online)

Bahauddin FC vs Al-Muhajirin FC Bertemu di Final LSN Jatim III

Sedangkan pertandingan semifinal yang lain, antara Pesantren Bahaudin Sidoarjo versus Pesantren Ibrohimi Gresik hingga peluit dibunyikan mendapatkan hasil akhir 2-1 untuk Pesantren Bahauddin Sidoarjo.

Sang Pencerah Muslim

Gol pertama tercipta oleh santri Pesantren Bahauddin pada menit ke-11 yang bernama M. Arif, dan gol kedua tercipta pada menit ke-41 oleh Dimas, untuk itu Pesantren Al Muhajirin Mojokerto akan menantang Pesantren Bahaudin Sidoarjo di laga final.

Sang Pencerah Muslim

Menurut ketua panitia H. Arifin Hamid, "Siapa pun yang akan menjadi juara pertama hasil final nanti berhak mengikuti Kompetisi LSN Tingkat Nasional yang akan digelar di Yogyakarta," paparnya.

Selain itu juara pertama, kedua dan ketiga berhak mengikuti event Piala Gubernur Jatim, tambahnya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Pahlawan, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 07 Juli 2017

Hadapi Kejurda, Pesilat Pagar Nusa Kudus Intensifkan Latihan

Kudus,Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Pagar Nusa Kudus mempersiapkan 25 atletnya untuk mengikuti kejuaran Daerah (Kejurda) II Pencak Silat ? Pagar Nusa Jawa Tengah & DIY Sabtu-Senin (11-13/1) mendatang. Setiap hari mereka berlatih dengan bimbingan empat pelatih di aula Kantor NU jalan Pramuka 20 Kudus, Jawa Tengah.

Hadapi Kejurda, Pesilat Pagar Nusa Kudus Intensifkan Latihan (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadapi Kejurda, Pesilat Pagar Nusa Kudus Intensifkan Latihan (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadapi Kejurda, Pesilat Pagar Nusa Kudus Intensifkan Latihan

Koordinator pelatih Pagar Nusa Kudus Masrukin mengatakan, kejurda II merupakan ajang bergengsi dan berkompetisi secara sportif. Kejurda ini menjadi wahana pembibitan prestasi pencak silat di kalangan Nahdlatul Ulama.

Pagar Nusa Kudus, tambah Masrukin, siap menampilkan atlet terbaiknya di semua kelas perlombaan. Ini dimaksudkan guna meraih prestasi sekaligus menambah jam terbang bagi anak-anak.

Sang Pencerah Muslim

Masrukin menerangkan, para atlet itu merupakan pilihan hasil seleksi di pesantren Al-Ulumiyyah Jepang Mejobo (25/12) lalu. Sebagai pematangannya, Pagar Nusa mengintensifkan latihan bagi mereka mulai dari fisik,olah seni, dan laga.

Sang Pencerah Muslim

Kita mempersiapkan sejak awal agar dapat meraih juara. Kita menargetkan juara umum, katanya, Jumat (3/1).

Sejumlah 25 atlet terdiri 6 putra kelas dewasa, ? 7 kelas remaja, dan 7 putri kelas remaja serta 3 putri atlet kelas dewasa. “Mereka sudah siap mental bertanding di kelas laga maupun kelas tanding yang akan diperlombakan,” tegas Masrukin.

Kejurda II, dalam edaran PW Pagar Nusa Jateng, diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan harlah ke-28 pencak silat Pagar Nusa. Kejurda rencananya dilaksanakan di pesantren Az-Zuhri jalan Ketileng Raya nomor 13 A Sendangmulyo. (Qomarul Adib/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ulama, Internasional Sang Pencerah Muslim

Selasa, 04 Juli 2017

Mau Pakai Kaos Banser? Lewati Ujian Ini Dulu!

Way Kanan, Sang Pencerah Muslim?

Sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan mental kader serta memperat jalinan silaturahim, Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Rebang Tangkas di Lampung menggelar prosesi pengambilan kaos Barisan Ansor Serbaguna (Banser) bagi peserta Diklatsar PC GP Ansor Way Kanan angkatan ke XI tahun 2016.

Mau Pakai Kaos Banser? Lewati Ujian Ini Dulu! (Sumber Gambar : Nu Online)
Mau Pakai Kaos Banser? Lewati Ujian Ini Dulu! (Sumber Gambar : Nu Online)

Mau Pakai Kaos Banser? Lewati Ujian Ini Dulu!

"Intruksi Ketua PC sahabat Gatot Arifianto, untuk bisa mengenakan kaos Banser, kader yang baru saja mengikuti Diklatsar harus melewati kobaran api terlebih dahulu sembari membawa bendera merah putih, bendera Nahdlatul Ulama, Ansor dan Banser," ujar Ketua PAC Ansor Rebang Tangkas Arif Mahfudin, di Rebang Tangkas, Senin (23/1).

Tantangan ? zaman yang berkembang, lanjutnya, harus disambut kader Nahdlatul Ulama dengan berani dan semangat tanpa meninggalkan esensi pengkaderan.

"Perubahan harus disambut. Hal positif perlu ditambah ya ditambahkan. Jika sebelum-sebelumnya begitu Diklatsar langsung mengenakan kaos Banser, sekarang diintruksikan tidak lagi. Harus ada ujian tambahan untuk penegasan kecintaan dan loyalitas pada organisasi," kata Mahfud lagi.

Sang Pencerah Muslim

Kader Banser yang baru mengikuti Diklatsar, Ahmad Hasan Basri mengaku, pada awalnya merasa gugup dan deg-degan. "Ketika mendengar bahwa saya dan sahabat Banser lainnya harus melintasi kobaran api untuk bisa mengenakan kaos Banser, perasaan jadi deg-degan. Tapi setelah dimotivasi, Alhamdulillah bisa," ujarnya.

Setelah melewati kobaran api, Ahmad mengaku kian percaya diri dan semangatnya bertambah. "Saya bangga menjadi bagian dari Ansor dan Banser. Saya sangat bersyukur kepada Allah bisa kenal dengan organisasi kepemudaan seperti ini," tuturnya.

Sang Pencerah Muslim

Diklatsar PC GP Ansor Way Kanan angkatan ke XI tahun 2016 digelar PAC Rebang Tangkas pada Kamis hingga Sabtu (29-31/12/2016), diperuntukan bagi pemuda di kecamatan setempat dan diikuti 36 pemuda, sebagian berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

Adapun prosesi pengambilan kaos Banser dilakukan pada Ahad (22/1), di samping rumah Kasatkorcab Banser Way Kanan Bambang Setyo di Kampung Lebak Peniangan. Setelah melewati kobaran api pertama, kader baru mengenakan kaos Banser dan tetap melewati kobaran api sepanjang dua meter selama lima kali putaran. Prosesi tersebut menjadi tontonan warga setempat dan anggota Pramuka. (Disisi Saidi Fatah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Internasional, Anti Hoax Sang Pencerah Muslim

Jumat, 16 Juni 2017

Indonesia Usulkan Tiga Langkah Penyelesaian Konflik Irak

Bogor, Sang Pencerah Muslim

Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan tiga langkah penyelesaian konflik berkepanjangan antarsekte Islam di Irak. "Langkah pertama adalah rekonsiliasi nasional, jika itu tercapai, kemudian langkah kedua adalah penarikan pasukan koalisi AS (Amerika Serikat, Red) untuk digantikan dengan pasukan koalisi baru dari negara muslim dan ketiga adalah rekonstruksi."

Pernyataan itu disampaikan Presiden Yudhoyono saat membuka Konferensi Internasional Pemimpin Umat Islam bagi Rekonsiliasi Irak di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/4) sore.

Dalam kesempatan itu Presiden Yudhoyono juga mengatakan bahwa para pemimpin umat Islam perlu mengambil peran yang lebih besar dalam penyelesaian konflik Irak.

Indonesia Usulkan Tiga Langkah Penyelesaian Konflik Irak (Sumber Gambar : Nu Online)
Indonesia Usulkan Tiga Langkah Penyelesaian Konflik Irak (Sumber Gambar : Nu Online)

Indonesia Usulkan Tiga Langkah Penyelesaian Konflik Irak

"Saat ini sebagian besar konflik dapat diselesaikan dengan `soft-power` (kekuatan lunak), `hard-power` (kekuatan keras) tidak lagi menyelesaikan permasalahan,... warga Irak memerlukan kenyamanan spiritual dan bimbingan dari pemimpinnya," kata Presiden.

Presiden menegaskan bahwa konflik di Irak saat ini adalah peperangan antara hati dan pikiran yang tidak dapat dimenangkan dengan senjata dan bom.

Menurut Presiden, para pemimpin umat Islam memiliki peran penting karena didengar oleh seluruh pengikutnya. "Banyak kasus konflik di masa lalu dapat terselesaikan karena keterlibatan para pemimpin umat," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Untuk mencapai perdamaian jangka panjang diperlukan suatu kekuatan spiritual yang kuat sehingga peran pemimpin umat sangat penting. Oleh karena itu, Presiden mengatakan, dalam pertemuan tersebut, para ulama dapat saling bertukar pikiran untuk menciptakan rekonsiliasi dengan pemaaafan sebagai dasarnya.

"Kita memerlukan inisiatif yang nyata bagi dialog persaudaraan menuju perdamaian,... kita ada di persimpangan, semua ini sekarang krusial dan penting," kata Presiden.

Presiden menegaskan bahwa kewajiban untuk menemukan cara guna menciptakan perdamaian di Irak adalah tanggung jawab semua umat Islam karena persaudaraan antarumat Islam tidak mengenal batas negara.

Sang Pencerah Muslim

"Setiap muslim peduli dengan setiap kematian yang terjadi di Irak,...sebagai negara berpenduduk muslim besar Indonesia juga sangat peduli dengan itu," katanya.

Konflik sektarian di Irak yang terjadi pasca pendudukan AS pada 2003 telah mengakibatkan lebih dari 34 ribu warga Irak meninggal dan 37 ribu terluka serta 471 ribu tidak diketahui keberadaannya, hanya pada 2006. Aksi kekerasan yang terjadi telah mengikis tradisi toleransi beragama dan sikap saling menghormati.

Pertemuan Bogor, 3-4 April, melibatkan dua pihak kelompok Sunni dan Syiah se-dunia dari 9 negara, yaitu Iran, Irak, Mesir, Malaysia, Lebanon, Pakistan, Suriah, Turki, dan Indonesia. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Internasional, Habib Sang Pencerah Muslim

Minggu, 11 Juni 2017

Bangga Dengan Dosa Tanda Semakin Dekatnya Kiamat

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim 

Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Anwar Zuhdi mengatakan, semakin zaman bertambah tua maka semakin indah suasananya. Namun keindahan tersebut hanyalah semu belaka karena makin tua sesuatu, akan berkurang fungsi-fungsinya.

Bangga Dengan Dosa Tanda Semakin Dekatnya Kiamat (Sumber Gambar : Nu Online)
Bangga Dengan Dosa Tanda Semakin Dekatnya Kiamat (Sumber Gambar : Nu Online)

Bangga Dengan Dosa Tanda Semakin Dekatnya Kiamat

"Zaman akhir ini ibaratnya seperti orang tua yang berdandan cantik. Di balik kecantikannya ada sifat pikun. Sudah gampang lupa. Sehingga zaman sekarang ini banyak orang yang berbuat dosa tapi tidak merasa atau lupa jika itu dosa," jelasnya di depan Jamaah Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi di Aula Gedung NU, Ahad (4/12).

Sehingganya menurut kiai yang akrab dipanggil Abah Anwar ini, kita haruslah berhati-hati untuk melangkah dalam kehidupan. "Hati-hati, zaman sekarang banyak hal yang seolah-olah baik, bagus dan benar, namun sebenarnya hanya tipu daya kehidupan dunia," terangnya.

Terutama yang berkaitan dengan agama, Abah Anwar mengingatkan agar selalu teliti dan waspada dalam memahami dan meyakininya. Ia mengingatkan untuk senantiasa menanyakan kepada para kiai dan orang yang paham tentang permasalahan tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, tipu daya setan dan iblis sangat luar biasa dalam mempengaruhi hati dan pemikiran manusia. "Iblis itu aslinya adalah malaikat Azazil yang merupakan malaikat paling pintar. Namun karena ketakaburannya dan melawan perintah Allah maka Allah menghukumnya dengan mengeluarkannya dari surga bersama Nabi Adam," katanya.

Jadi, menurutnya manusia tidak akan mampu mengalahkan kemampuan setan sehingganya manusia diingatkan Allah dengan perintah untuk tidak mengikuti langkah-langkah setan. "Apalagi di zaman akhir seperti ini banyak sekali orang berbuat dosa dengan terang-terangan dan bangga melakukan dosa tersebut. Ini merupakan bukti pengaruh kepintaran setan," jelasnya.

Abah Anwar menjelaskan bahwa fenomema bangga dengan kemaksiatan dan dosa merupakan tanda-tanda hari akhir. "Tanda-tanda kiamat sughro (kecil) itu diantaranya sedikitnya orang alim, anyaknya orang tak berilmu, berzina dengan terang terangan, banyaknya bangunan, sedikitnya laki-laki dibanding perempuan dan bertambah beratnya orang yang berjuang dijalan Allah," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Internasional, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 02 Mei 2017

Munas NU: Mungkar, Dakwah dengan Ujaran Kebencian

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Ujaran kebencian masuk kategori perbuatan tercela (akhlaq madzmumah). Karena itu ia haram dilakukan untuk kepentingan apa pun, termasuk untuk tujuan kebaikan seperti dakwah atau amar ma’ruf nahi munkar. 

Munas NU: Mungkar, Dakwah dengan Ujaran Kebencian (Sumber Gambar : Nu Online)
Munas NU: Mungkar, Dakwah dengan Ujaran Kebencian (Sumber Gambar : Nu Online)

Munas NU: Mungkar, Dakwah dengan Ujaran Kebencian

Demikian kesepakatan forum Sidang Komisi Bahtsul Masail ad-Diniyah al-Maudluiyah Musyawarah Nasional Alim Ulama 2017 yang digelar di Pondok Pesantren Darul Falah, Jalan Banda Seraya 47, Kecamatan Pagutan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/11).

“Amar ma’ruf nahi munkar juga tidak bisa dilakukan dengan kemunkaran karena mengajak kebaikan juga harus dilakukan dengan kebaikan. Oleh karena itu, amar ma’ruf nahi munkar tidak dapat dibenarkan melalui ujaran kebencian yang dalam Islam merupakan bagian dari kemunkaran,” kata Wakil Sekretaris Lembaga Bahtusul Masail PBNU Mahbub Ma’afi membacakan rumusan sidang komisi.

Ujaran kebencian diharamkan karena menyerang kehormatan pribadi dan golongan yang dilindungi agama (hifdhl-‘irdh) dan membawa dampak yang serius bagi tata kehidupan sosial masyarakat, seperti permusuhan, pertikaian, dan kebencian antara satu orang dengan orang lain dan antara golongan dengan golongan yang lain.

“Perpecahan di kalangan golongan masyarakat akan mudah terjadi akibat ujaran kebencian yang menembus batas-batas pertahanan sosial masyarakat. Pada gilirannya, harmoni dan kerukunan masyarakat akan mudah terkikis dalam suasana dan iklim kebencian,” papar Mahbub di hadapan forum.

Sang Pencerah Muslim

Ia mengatakan, media sosial telah menjadi sarana yang paling cepat dalam penyebaran ujaran kebencian, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Twitter, facebook, Whatsapp, dan Youtube, misalnya, menjadi alat yang efektif dalam menyebaran ujaran kebencian. 

Sang Pencerah Muslim

“Konten-konten ujaran kebencian kini mudah diakses dan tersebar ke seluruh lapisan masyarakat melalui media sosial, baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyebaran ujaran kebencian di media sosial pun sulit dibendung dan masuk ke dalam jantung kehidupan sosial masyarakat,” lanjutnya.

Keputusan dalam tiap sidang komisi baru akan diresmikan Sabtu (25/11) besok dalam sidang pleno menjelang penutupan. Ujaran kebencian merupakan salah satu dari lima pembahasan lain, yakni fiqih penyandang disabilitas, distribusi lahan/aset, konsep amil dalam negara modern menurut pandangan fiqih, konsep taqrir jama’i, dan konsep ilhaqul masail binadhairiha.

Komisi Bahtsul Masail ad-Diniyah al-Maudluiyah lebih fokus pada pembahasan isu-isu tematik-konseptual ketimbang menemukan hukum halal-haram. Rumusannya dipaparkan dalam narasi dekriptif. Untuk pembahasan ujaran kebencian, forum dipimpin oleh Katib Syuriyah PBNU KH Abdul Ghofur Maimoen. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Nusantara Sang Pencerah Muslim

Kamis, 06 April 2017

LPBINU Pontianak Kaji Lingkungan Masyarakat Perkotaan

Pontianak, Sang Pencerah Muslim. Lembaga ? Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBINU) Kota Pontianak menggelar diskusi internal kepengurusan atau lebih khasnya mengaji lingkungan dengan mengangkat tema? Sekolah Lingkungan Masyarakat Perkotaan Kota Pontianak,? Rabu (/28/9)

LPBINU Pontianak Kaji Lingkungan Masyarakat Perkotaan (Sumber Gambar : Nu Online)
LPBINU Pontianak Kaji Lingkungan Masyarakat Perkotaan (Sumber Gambar : Nu Online)

LPBINU Pontianak Kaji Lingkungan Masyarakat Perkotaan

Kegiatan diskusi ini diisi oleh pemateri Deman Huri atau lebih akrab disapa Akang ? yang pernah menjadi mahasiswa Kehutanan di Universitas Tanjungpura Kalimantan Barat. Dia pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif LPS AIR. Diskusi yang diikuti beberapa pengurus LPBI NU Kota Pontianak ini menjadi bekal dalam penguatan kapasitas.

“Kami melakukan diskusi ini agar kawan-kawan pengurus dapat memahami fokus capaian program kerjanya. Ini bukti nyata dan keseriusaan kami untuk membangun dan menata ketertiban maupun kebersihan lingkungan. Supaya Kota Pontianak bisa memberikan contoh tauladan, memberikan kesan bersih, rapi dan indah kepada masyarakat,” ucap Suryadi sebagai Ketua LPBI NU Kota Pontianak, Rabu (28/9)

Dia mengatakan meskipun sebagai masyarakat, dirinya juga memiliki tanggungjawab terhadap masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan. Tetapi dia berharap kepada masyarakat, pedagang maupun konsumen yang berbelanja di pasar tradisional juga sadar terhadap kebersihan lingkungan.

Sang Pencerah Muslim

Kebersihan lingkungan merupakan tugas bersama untuk mewujudkan pemerintahan Kota Pontianak yang bersih, indah dan tertata dengan rapi. Tetapi cita-cita tersebut juga harus didukung warga Kota Pontianak dengan tidak membuang sampah sembarangan. Karena mengakibatkan saluran parit yang tersedia menjadi tersumbat, menimbulkan aroma tidak sedap, sehingga kebersihan dan penataan lingkungan kurang maksimal.

“Pertama yang harus dibersihkan adalah pemahaman masyarakat tentang kebersihan Kota Pontianak. Semua harus bisa bertanggungjawab terhadap pengelolaan sampah baik sampah rumah tangga maupun sampah yang berada di Pasar Tradisional, limbah rumah sakit dan kebersihan lingkungan pesantren di Kota Pontianak,” terang Suryadi.

Daman Huri sebagai pemateri diskusi menyatakan pemerintah daerah tidak hanya mengeluarkan teguran dan peringatan kepada pedagang. Tetapi kebijakan tersebut juga harus diimbangi dengan pengelolaan sampah yang berada di Kota Pontianak. Seperti tempat penampungan sampah (TPS) dan jumlah anggota dalam membersihkan sampah yang ada di pasar tradisonal Kota Pontianak.

Beberapa problema di kota pontianak: kebersihan parit, pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, kemacetan, ketahanan pangan, dan wilayang lindung gambut.

Sang Pencerah Muslim

“Pengelolaan pasar dimaksimalkan dengan mengutamakan kebersihan. Serta penataantaman, normalisasi sungai, kebersihan parit dan tersedianya banyak tempat sampah di jalan raya mulai dari sampah kering maupuan sampah basah mesti dipisahkan. Agar pengelolaan sampah serta pencegahan dari dampak marabahayanya bisa dikurangi,” tutup Deman Huri mengakhiri diskusi. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Internasional Sang Pencerah Muslim

Senin, 02 Januari 2017

Politik Uang Tak Mampu Kalahkan Kaderisasi Ansor

Way Kanan, Sang Pencerah Muslim. Konferensi Cabang (Konfercab) IV PC GP Ansor Way Kanan, Lampung, berlangsung sukses dengan mengedepankan musyawarah mufakat dan kekeluargaan tanpa menanggalkan hakikat demokrasi. Dua kandidat, Wakasatkorcab Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Gatot Arifianto dan Sekretaris Banser Arifin direkomendasikan oleh pimpinan anak cabang untuk menggantikan Supri Iswan sebagai Ketua PC GP Ansor setempat masa khidmah 2010-2014.

"Kemenangan sahabat Gatot ialah kemenangan kader yang asal katanya berasal dari bahasa Yunani cadre berarti bingkai," ujar Ketua Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor Kecamatan Bumi Agung Hasyim Asari didampingi Kasatkoryon Banser Kecamatan Rebangtangkas Arif Makfudin, di Way Kanan, Rabu (8/10).

Politik Uang Tak Mampu Kalahkan Kaderisasi Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
Politik Uang Tak Mampu Kalahkan Kaderisasi Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

Politik Uang Tak Mampu Kalahkan Kaderisasi Ansor

Hasyim meyakini, Gatot yang memiliki gelar adat Lampung Ratu Ulangan itu merupakan kader yang benar-benar kader yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian sehingga akan mampu menjalankan amanat.

Sang Pencerah Muslim

"Kami optimistis sahabat Gatot yang merupakan alumnus Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU) Way Kanan angkatan pertama bisa memegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan organisasi pemuda NU di Way Kanan ini," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Pemilihan Ketua PC GP Ansor Way Kanan diikuti 103 pimpinan ranting (kampung) dan 10 pimpinan anak cabang (kecamatan). Gatot Arifianto yang juga Direktur Program Ansor Digdaya (Mendidik Generasi Memberdayakan Masyarakat) diajukan 9 PAC, yakni Bumiagung, Buaybahuga, Bahuga, Waytuba, Blambanganumpu, Banjit, Rebangtangkas, Negeribesar dan Pakuanratu. Adapun satu PAC yakni Baradatu berikut tiga ranting, mengajukan Arifin. Sejumlah pengurus anak cabang pada Konfercab itu mengaku ditawari uang untuk memenangkan salah satu kandidat oleh tim sukses kandidat tersebut.

"Ada beberapa nama yang sebelumnya mengemuka menjelang Konfercab, sahbat-sahabat yang ada di Ansor namun tidak berbuat untuk Ansor," kata Hasyim menjelaskan.

Terkait dengan gagalnya politik uang dalam Konfercab tersebut, Hasyim menegaskan bahwa Ansor ialah organisasi kader dan sekaligus benteng ulama. Menurutnya, sangat memalukan jika benteng ulama dikalahkan oleh rupiah.

"Tidak perlu pula ada kaderisasi jika orang yang tidak pernah berbuat untuk Ansor memimpin Ansor. Karena itu kami percayakan Ansor Way Kanan pada Gatot yang juga santri Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah almarhum KH Jamaluddin Al-Busthomi, Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin, Purwosari, Kecamatan Padangratu, Lampung Tengah," kata Hasyim lagi.

Ketua Ketua PAC Banjit Bustom Yazid didampingi PAC Rebang Tangkas Triwanto menegaskan pihaknya mendukung apa yang menurut mereka benar dan pantas.

"Kami juga yakin sahabat Gatot yang juga bergiat di Gusdurian Lampung bisa memimpin lebih baik sehingga Ansor akan menjadi kebanggaan bersama. Kami juga selalu siap berjuang bersama sahabat Gatot dan sahabat Ansor lainnya untuk membesarkan organisasi," kata Yazid.

Konfercab IV GP Ansor Way Kanan berlangsung di Pondok Pesantren Assidiqiyah 11 Kampung Labuhan Jaya Kecamatan Gunung Labuhan, pada Selasa (7/10). Sejumlah undangan yang hadir dari organisasi kepemudaan di daerah tersebut antara lain Wakil Ketua I Karang Taruna Way Kanan R Kuncoro SP, Eko Prasetyo dari Pemuda Muhammadiyah dan Wakil Ketua DPD KNPI Randi Farada.

Adapun hadir dari unsur pemerintahan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Way Kanan Gino Vanollie, Sekretaris Badan Diklat dan Kepegawaian Khairul Huda yang juga Ketua Yayasan Shuffah Blambangan Umpu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Syahrul Syah, Camat Gunung Labuhan Edi Supriyanto dan Komisioner KPU Darul Hafiz. Hadir pula Ketua PC Muslimat NU Binti dan pengurus NU Way Kanan, Kyai Nur Huda selaku Ketua, Totok Dwi Pambudi selaku Sekretaris dan Mustajab selaku Bendahara.

Ketua PCNU Way Kanan berharap ketua GP Ansor Way Kanan terpilih bisa mengemban amanah dan selalu dekat dengan ulama. (Heri Amanudin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 24 Maret 2016

Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?



PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT), pengelola jaringan Alfamart, memastikan upaya hukum banding ke tingkat pengadilan terkait status badan publik yang disematkan Komisi Informasi Pusat (KIP).?

Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik

Hal itu sudah sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku merujuk pada UU KIP Tahun 2008, khususnya terkait Tata Cara Penyelesaian Sengketa, di Pasal 47 dan 48 yang diperkuat pula dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 02 tahun 2011 tentang Tata cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Pengadilan (Perma 2 Tahun 2011). Dalam UU dan peraturan tersebut sudah diatur secara tegas langkah hukum yang dapat ditempuh bila ada pihak yang bersengketa tidak menerima putusan ajudikasi Komisi Informasi.

"Kami mengikuti prosedur perundang-undangan yang berlaku. Kami tegas, dan juga pelaku industri ritel lainnya yang tergabung di Aprindo, keberatan bila status Badan Publik disematkan justru ke perusahaan swasta yang sudah diatur di OJK dan BEI. Soal keterbukaan penggalangan dana masyarakat, kita tidak masalah," papar Corporate Communicaton General Manager SAT, Nur Rachman, ketika dikonfirmasi terkait keluhan Mustolih yang beredar di media sosial.

Pihak Alfamart justru menyayangkan Mustolih yang lebih memilih membangun opini publik dibanding mengikuti proses hukum persidangan.

Sang Pencerah Muslim

"Di satu sisi Mustolih mengakui putusan KIP, mengapa di sisi lain justru terkesan menyayangkan langkah banding kami yang juga sudah diatur di UU KIP dan Peraturan MA? Sebagai warga negara yang baik, mari kita mengikuti proses hukum yang berlaku. Apalagi beliau seorang lawyer, pasti mengerti hukum. Kami berharap beliau juga menghargai hak kami di dalam hukum, sebagaimana kami menghargai putusan KIP dan proses hukum berikutnya," tegas Nur Rachman.

(Baca: Dukung Mustolih, PBNU Minta Alfamart Transparan Dana Sumbangan)

Ia berharap proses hukum di persidangan dapat berjalan dengan baik dan juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi konsumen cerdas dan bijak dalam menghadapi isu-isu ataupun tudingan yang tidak berdasar.

Sementara itu kuasa hukum Alfamart Edi Mulyono dari kantor hukum Ihza & Ihza Partners mengatakan, atas keberatan putusan KIP itu dalam gugatannya ia meminta majelis hakim untuk membatalkan putusan KIP tersebut.?

Sebagaimana diketahui, permintaan yang diajukan Mustaolih Siradj kepada Alfamart berjumlah sebelas poin dimenangkan Komisi Informasi Pusat. Namun, pihak Alfamart keberetan atas keputusan KIP tersebut karena Alfamart bukanlah badan publik. (Red: Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Tokoh Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 05 Maret 2016

Tradisi Pesantren, Tradisi Menulis

Semarang, Sang Pencerah Muslim. Pesantren sejak dulu merupakan lembaga pendidikan yang turut melahirkan karya tulis. Tak jarang, para kiai yang menekuni bidang tertentu mengabadikan gagasan dan wawasannya dalam bentuk sebuah kitab.

Tradisi Pesantren, Tradisi Menulis (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Pesantren, Tradisi Menulis (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Pesantren, Tradisi Menulis

"Tradisi pesantren adalah tradisi jurnalistik karena setiap yang ingin menjadi seorang ulama haruslah memiliki karya atau tulisan," kata salah seorang intelektual muda NU Zuhairi Misrawi saat mengisi pelatihan jurnalistik Majalah Santri di kampus IAIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/2).

Kegiatan bertema ”Menegaskan Kembali Akar Jurnalistik Pesantren” ini diikuti dewan redaktur Majalah Santri dari 12 perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA). Hadir dalam acara ini, Sekretaris Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah yang juga Ketua Prodi Ilmu Falak IAIN Walisongo KH Arja Imroni.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan tersebut, Zuhairi menjelaskan tentang kuatnya akar pesantren dalam tradisi kepenulisan. Ulama-ulama Nusantara dapat produktif menulis juga disebabkan kegigihan mereka dalam hal membaca banyak literatur. Teladan ini, menurut Zuhair, perlu terus dilestarikan.

“Karena ketika mengiginkan menjadi penulis yang baik maka jadilah pembaca yang baik,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Pemimpin Umum Majalah Santri Surotul Ilmiyah menekankan pentingnya merawat budaya menulis dalam pesantren. Menurut dia, kegiatan menulis adalah tradisi positif yang diwariskan ulama sejak dulu. Pelatihan jurnalistik menjadi salah satu upaya merealisasikan dan membangkitkan semangat ini di lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara itu.

 

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, Ubudiyah, Internasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 16 September 2015

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Setelah sempat tertunda dua bulan, Konferensi Wilayah IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) Daerah Istiwa Yogyakarta (DIY), Sabtu (29/7) kemarin, sukses dilaksanakan selama dua hari. Tertundanya konferensi tersebut karena adanya bencana gempa bumi yang mengahantam Yogyakarta-Jawa Tengah akhir Mei lalu.

“Semestinya konferwil ini kita laksanakan awal Juni lalu, namun karena halangan yang tak terduga, kita tunda dulu. Alhamdulillah kita bisa laksanakan konferwil ini dengan sukses” ungkap Nusfha, ketua panitia pelaksana.

Forum tertinggi dua tahunan di tingkatan provinsi kemerin tergolong istimewa, pasalnya meskipun dengan persiapan dan dana seadanya, justru bisa berlangsung meriah serta dilaksanakan di villa milik Prof Dr. Mahfudz Mas’ud, MBA, ketua tanfidziyah PW NU DIY.

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal (Sumber Gambar : Nu Online)
Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal (Sumber Gambar : Nu Online)

Dr. Rahmad Wahab: Berdayakan Pelajar Secara Maksimal

Dalam upacara pembukaan hadir Dr. Rahmad Wahab, Wakil Ketua Tanfidziyah PW NU DIY, serta sejumlah pengurus lainnya. Nampak hadir pula sejumlah pimpinan Banom NU (badan otonom) di tingkatan propinsi DIY; LP Ma’arif, Muslimat, GP Ansor, Fayatat, dan IPNU.

Dalam sambutannya, Dr. Rahmad Wahab yang saat ini menjabat Pembantu Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta, berpesan bahwa IPPNU sebagai sebagai organisasi NU kepelajaran hendaknya lebih concern terhadap pemberdayaan pelajar dan tidak terseret dalam politik praktis.

“Banyak permasalah pendidikan yang selama ini terabaikn oleh organisasi kepelajaran, IPPNU hendaknya bisa berperan secara maksimal dalam bidang garapan ini. Sebagai organisasi kader tidak etis dan sangat memalukan jika kemudian pelajar ikut-iktan politik praktis yang justru merugikan bagi organisasi dan kader”, ungkap Wahab.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, Wahab juga menekankan tiga hal yang hendaknya di lakukan organisasi kepelajaran untuk mengawal para kader organisasi; yakni, peningkatan kualitas individu sebagai aktivis, tidak melupakan tradisi sebagai santri, serta menjaga dan mengawal generasi muda dari nakoba.

LPJ diterima, Nanik ketua IPPNU 2006-2008

Sang Pencerah Muslim

Laporan pertanggung jawaban pengurus yang menjadi agenda utama diterima dengan suara bulat oleh seluruh peserta konferensi. Menurut salan satu peserta, LPJ PW IPPNU DIY, sebagai evaluasi kinerja organisasi, bahkan lebih lengkap dan lebih tebal dari LPJ PP IPPNU. Banyak program kerja yang terlaksana dengan terpenuhi dan terlaksana dengan sukses, para peserta lebih banyak menanyakan beberapa program kerja yang tidak terlakasana.

Sementara itu, dalam rekomendasi organisasi para peserta konferensi sepakat mengamanatkan tujuh hal; peninjauan ulang terhadap sistem Ujian Nasional (UN), realisasi 20% APBN untuk anggaran pendidikan, pembentukan tim advokasi pendidikan, pembuatan kurikulum berbasis gender, sistem pendidikan peka muatan lokal, kemudahan terhadap siswa kurang mampu dan difable (penyandang cacat) dengan pendidikan murah atau gratis, dan kritis dalam melakukan rehabilitasi dan recovery (pemulihan) dampak bencana.

Konferensi yang berakhir minggu siang kemarin (30/7), sukses memilih ketua baru. Dyah Ari Isnaini yang semula tidak masuk kandidat terkuat terpilih sebagai ketua masa bakti 2006-2008 menggantikan Ketut Tuti Alwiyah. Nanik, sapaan akrab Dyah Ari Isnaini, menang tipis atas kandidata terkuat Nusfha Shofwa. Keduanya bersaing setelah dua kandidat lainnya, Uqbah el Fakhiroh dan Yanis, terganjal peraturan. (ron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Pesantren, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Kamis, 10 September 2015

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi

Tegal, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal memberikan santunan kepada 120 Yatim Piatu desa setempat.

Ketua PR IPNU Blubuk, Indra Fatria S dalam sambutannya mengajak kepada masyarakat untuk dapat berbagi dengan sesama, terlebih kepada anak-anak yatim piatu. ”Mari kita tingkatkan kepedulian terhadap sesama, terlebih kepada anak-anak yatim,” ajak Indra? di sela santunan dan buka puasa bersama di Pendopo Balai Desa Blubuk, Kamis Sore (25/8).

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU– IPPNU Blubuk Turut Berbagi

Menurut Indra, hidup akan lebih bermakna, manakala kita bisa senantiasa berbagi dengan orang lain. ”Dengan potensi dan keyakinan yang kita miliki tentu kita akan mampu berbuat lebih dengan sesama,”ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Selama Ramadhan, kata Indra melaporkan, selain santunan, IPNU-IPPNU Ranting Blubuk juga mengadakan buka puasa bersama, tarawih silaturahim (tarhim), pengajian ramadhan di tiap-tiap Masjid dan Mushola dan peringatan Nuzulul Qur’an dengan Khataman 30 Juz.

Sementara Kepala Desa Blubuk Warjo menyampaikan terimakasih dan rasa bangganya kepada IPNU – IPPNU yang telah peduli dan ikut membangun desanya sendiri. Dia memberikan motivasi kepada IPNU-IPPNU agar menggelar berbagai kegiatan yang bersifat membangun. “Saya doakan semoga program-program dari IPNU-IPPNU bisa terlaksana dengan baik,” tandasnya.

Sang Pencerah Muslim

Warjo juga berpesan, kepada masyarakat yang hadir, agar didalam bulan puasa dan lebaran nanti untuk menjaga kondusifitas.”Kepada ibu-ibu mohon dapat menjaga anak-anaknya agar tidak bermain petasan (mercon), agar keadaan aman dan nyaman,” tegasnya.

Usai pemberian santunan, Pengurus Lembaga Dakwah NU (LDNU) Desa Blubuk, Ustadz Abdul Qodim? menyampaikan mauidlotul Khasanah. Dia mengingatkan agar umat islam jangan lalai terhadap anak yatim. Sehingga perlu diupayakan pemenuhan hak-hak anak yatim. “Jika seseorang yang sudah mempunyai harta lebih, namun tidak menyisihkan hartanya untuk anak yatim, maka Alloh SWT sangatlah tidak suka,” tutur Ustadz Qodim sembari menyitir ayat Al Quran.

Kegiatan yang digelar bertepatan dengan 25 Ramadhan 1432 H itu merupakan rangkaian kegiatan Amaliyah Ramadhan yang digelar PR IPNU – IPPNU Desa Blubuk sepanjang Ramadhan 1432 H.

Hadir dalam kesempatan tersebut Pimpinan PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Dukuhwaru, Kepala Desa Blubuk, Pengurus Ranting NU dan Badan Otonom, Pembina, Alumni, tokoh masyarakat, dan anak – anak yatim yang didampingi orang tuanya.

Redaktur? ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Wasdiun

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Daerah, Ulama Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 28 Maret 2015

Bahtsul Masail Nasional di Yogyakarta Dimulai

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Pembahasan masalah-masalah kegamaan atau Bahtsul Masail Diniyah Nasional PBNU yang diselenggarakan di pesantren Sunan pandanaran, dimulai sejak Selasa (2/7) siang kemarin.

Bahtsul Masail Nasional di Yogyakarta Dimulai (Sumber Gambar : Nu Online)
Bahtsul Masail Nasional di Yogyakarta Dimulai (Sumber Gambar : Nu Online)

Bahtsul Masail Nasional di Yogyakarta Dimulai

“Saya pribadi senang berkenaan dengan pesantren sunan pandanaran dijadikan sebagai tempat bahsul masial. para ulama-ulama, kiai-kiai datang dari Indonesia berkenaan memberikan berkah pada pesantren kami,” kata KH. Mu’tashim Billah, pengasuh Pesantren Pandanaran.

Senada dengan KH. Mu’tashim Billah, KH Zulfa Mustafa, ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU juga mengungkapkan kegembiraannya atas terselenggaranya Bahtsul Masail di Pesantren Pandanaran.

Sang Pencerah Muslim

“Jika Kiai Mu’tashim tadi mengatakan senang, LBM PBNU malah lebih bahagia lagi. Karena amanah PBNU bisa dilaksanakan di Pesantren Pandanaran ini,” ujar KH Zulfa Mustafa.

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, KH Zulfa Mustafa juga menyinggung tentang bahsul masail sebagai ruhnya NU.  “Banyak kiai-kiai yang bilang, bahwa NU ya pesantren dan pesantren ya Bahsul Masail. Bisa dikatakan bahwa memang Bahsul Masail adalah ruhnya NU,” ungkanya dengan menggebu-nggebu.

Sementara itu, KH Ahmad Ishomudin, Rais Syuryiah PBNU, dalam sambutannya memaparkan tentang fungsi Bahsul Masail.

“Ada beberapa hal yang menjadi fungsi dari Bahtsul Masail. Pertama, fungsi ilmiah, karena tidak ada pendapat yang dikeluarkan tanpa lmu, tanpa landasan dan tanpa rujukan. Kedua, fungsi silaturrahmi, karena setiap bahsul masail itu bisa mengukuhkan kembali hubungan-hubungan yang sempat terputus. Ketiga, fungsi konsolidasi. Dan terakhir, menjelang pilpres 2014, Bahsul masail barangkali bisa berfungsi siasat,” Ujar KH Ishomudin panjang lebar.

Acara yang akan berlangsung selama dua hari tersebut, dihadiri oleh para kiai dari perwakilan seluruh Indonesia. Materi yang akan dibahas dalam acara tersebut, antara lain, tentang tindak pidana pencucian uang, outsourcing dalam perspektif Islam, mekanisme fiqhiy biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), dan badal thawaf ifadhah. 

Redaktur   : A. Khoirul Anam

Kontributor: Rokhim 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 02 September 2014

Muslimat NU Mesti Kerja Keras, Tuntas, dan Ikhlas

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Camat Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Hendro Martoyo mengatakan, mengurusi organisasi seperti Muslimat NU tergolong tidak mudah. Tanpa keikhlasan, kita tidak bisa mencapai cita-cita organisasi. Muslimat NU adalah organisasi yang bersifat sosial, bukan semata-mata mencari keuntungan.

“Ada tiga pesan dari saya untuk Muslimat NU Kecamatan Jati maupun Muslimat NU se-Kecamatan ke depan. Mari kita berkerja keras, mari kita berkerja tuntas, dan mari kita berkerja ikhlas, besarkan organisasi yang kita punya, seperti dari tujuan Nahdlatul Ulama (NU) bahwa NKRI harga mati. Semoga Allah SWT memberi berkah bagi kita semua,” ujarnya.

Muslimat NU Mesti Kerja Keras, Tuntas, dan Ikhlas (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Mesti Kerja Keras, Tuntas, dan Ikhlas (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Mesti Kerja Keras, Tuntas, dan Ikhlas

Hendro menyampaikan hal itu dalam acara  pelantikan Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU Kecamatan Jati, Jumat (13/02), di Gedung Muslimat NU Ranting Tanjungkarang, Kecamatan Jati. Menurutnya, pengurus NU harus merupakan pilihan orang-orang yang benar-benar loyal, karena selain mengurus keluarga, ibu-ibu Muslimat mesti meluangkan waktu untuk organisasi.

Sang Pencerah Muslim

Pengurus baru PAC Muslimat NU Jati secara resmi dilantik Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Kudus dan disaksikan ratusan peserta dari Pimpinan Ranting Muslimat NU se-Kecamatan Jati. . Prosesi pengukuhan kemudian dilanjutkan dengan pelantikan 12 Pimpinan Ranting (PR) Muslimat NU di kecamatan setempat.

Kedua belas ketua pimpinan ranting tersebut dipilih di desa atau kelurahan masing-masing. Pimpinan ranting yang dimaksud di antaranya PR Muslimat NU Tanjung Karang, PR Muslimat NU Tumpang Krasak, PR Muslimat NU Ngembal Kulon, PR Muslimat NU Jepang Pakis, PR Muslimat NU Loram Wetan, PR Muslimat NU Loram Kulon, PR Muslimat NU Getas Pejaten,  PR Muslimat NU Jati Wetan, PR Muslimat NU Jati Kulon, PR Muslimat NU Ploso, PR Muslimat NU Pasuruhan Lor, dan PR Muslimat NU Pasuruhan Kidul. (Dedi Hermanto/Mahbib)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Internasional Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Juni 2014

Kesebelasan Pesantren dari Tegal Dominasi Babak 16 Besar LSN Regional Jateng III

Tegal, Sang Pencerah Muslim - Sebanyak 16 tim berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 Regional Jawa Tengah III usai menyisihkan 16 tim lainnya dalam fase penyisihan yang berlangsung sejak 6-10 September lalu.

Dari 16 tim tersebut pondok pesantren asal Kabupaten Tegal paling mendominasi dengan meloloskan 7 tim, disusul Kabupaten Brebes 3 tim, Pekalongan dan Kebumen masing-masing 2 tim dan Pemalang dan Banyumas diwakili 1 tim.

Kesebelasan Pesantren dari Tegal Dominasi Babak 16 Besar LSN Regional Jateng III (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesebelasan Pesantren dari Tegal Dominasi Babak 16 Besar LSN Regional Jateng III (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesebelasan Pesantren dari Tegal Dominasi Babak 16 Besar LSN Regional Jateng III

Panitia Pelaksana LSN 2017 Regional Jateng III Mustholah melalui Sekretaris Mubin mengatakan, babak 16 besar akan berlangsung mulai Senin (11/9) sampai Kamis (14/9) di GOR Trisanja Slawi, Kabupaten Tegal.

Sang Pencerah Muslim

"Mereka akan berebut tiket menuju 8 besar. Untuk 8 besar akan digelar pada 15-16 September 2017 mendatang," ujarnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Berikut Jadwal pertandingan dan daftar tim yang lolos ke babak 16 besar LSN 2017 Regional Jateng III:

1. Al-Abror FC, Lebaksiu Tegal VS Al-Hikmah 2 FC, Benda Brebes (11 September 2017 pukul 14.00 Wib)

Sang Pencerah Muslim

2. Mahadut Tholabah FC, Lebaksiu Tegal VS RS FC, Tarub Tegal (11 September 2017 pukul 15.30 Wib)

3. Walindo Berbaur FC, Pekalongan VS Al-Amiriyah FC, Lebaksiu Tegal (12 September 2017 pukul 14.00 Wib)

4. Al-Umry FC, Lebaksiu Tegal VS Mangku Aji FC, Pekalongan (12 September 2017 pukul 15.30 Wib

5. Al-Idrisiyyah FC, Pemalang VS Al Kahfi FC, Kebumen (13 September 2017 pukul 14.00 Wib)

6. Al-Ukhuwah FC, Banyumas VS Kawit Annur, Slawi Tegal (13 September 2017 pukul 15.30 Wib)

7. Hasri FC, Tarub Tegal VS Porpida FC, Brebes (14 September 2017 pukul 14.00 Wib)

8. Al-Falah Salafy FC, Jatirokeh Brebes VS Hisba FC, Kebumen (14 September 2017 pukul 15.30 Wib) (Hasan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Makam, Internasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 08 Juni 2014

Donor Darah GP Ansor Waykanan Diminati Banyak Warga

Waykanan, Sang Pencerah Muslim. Antusias masyarakat kabupaten Waykanan Lampung mengikuti donor darah cukup tinggi. Aksi sosial yang digelar GP Ansor dan sejumlah institusi untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-87 berhasil mencapai 37 kantung darah sehubungan pihak Palang Merah Indonesia (PMI) kehabisan stok kantung untuk menampung darah.

"Jumlah kantung darah dihasilkan pada kegiatan kami gelar bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), Alumni Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Gusdurian Lampung sejumlah itu kendati yang ingin donor lebih dari jumlah tersebut," ujar Ketua PAC GP Ansor Way Tuba Agung Rahadi Hidayat di Blambangan Umpu, Rabu (28/10).

Donor Darah GP Ansor Waykanan Diminati Banyak Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
Donor Darah GP Ansor Waykanan Diminati Banyak Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

Donor Darah GP Ansor Waykanan Diminati Banyak Warga

Selaku koordinator kegiatan "Bakti Sosial Memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Deklarasi Anti Golput" dengan tema "Menjaga. Mengawal. Merayakan Keberagaman", yang ditunjuk Ketua GP Ansor Gatot Arifianto, Agung mengucapkan terima kasih atas partisipasi warga daerah itu.

Sang Pencerah Muslim

"GP Ansor dan seluruh panitia menghaturkan terima kasih. Semoga amal ibadah para pedonor dinilai baik oleh Allah SWT," paparnya.

Kasi SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Waykanan Ahmad Herwanto menilai upaya GP Ansor merayakan Sumpah Pemuda dengan donor darah sebagai upaya positif.

Sang Pencerah Muslim

"Namun intensitasnya semoga bisa terus ditambah mengingat donor darah belum populer bagi masyarakat daerah ini. Lihat saja yang ikut donor darah, sebagian besar justru aparatur sipil negara. Ke depan bagaimana caranya agar masyarakat bisa berpartisipasi aktif," ujar warga kelurahan Blambangan Umpu itu lagi.

Humas PMI Lampung Utara Syaiful Anwar menilai upaya donor darah pada peringatan Sumpah Pemuda sangat baik. Pihaknya juga meminta maaf sehubungan kantung darah yang dibawa tidak sebanding dengan masyarakat yang ingin donor darah.

Donor darah dan deklarasi anti golput diramaikan oleh sejumlah ASN, Satpol PP, anggota pemadam kebakaran, relawan demokrasi, KNPI dan pelajar SMAN 1 Blambangan Umpu. (Syuhud Tsaqafi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Khutbah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 03 Januari 2014

Sambut Harlah, NU Klaten Adakan Lomba Level Anak

Klaten, Sang Pencerah Muslim. Menjelang perayaan Hari Lahir (Harlah) NU ke-89, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Klaten bersama IPNU-IPPNU Klaten mengadakan sejumlah acara. Kegiatan yang diadakan antara lain lomba mewarnai untuk anak setingkat TK/RA dan lomba murotal serta cerita islami untuk anak setingkat SD/MI di Gedung PCNU Klaten, Jombor, Ceper, Sabtu (24/1).

Ketua IPNU Klaten Ahmad Saifuddin menjelaskan, lomba mewarnai diikuti oleh 225 anak TK/RA di lingkungan Ma’arif NU tingkat kabupaten Klaten.

Sambut Harlah, NU Klaten Adakan Lomba Level Anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Harlah, NU Klaten Adakan Lomba Level Anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Harlah, NU Klaten Adakan Lomba Level Anak

“Sedangkan lomba murotal diikuti oleh 14 anak SD/ MI di lingkungan Ma’arif NU tingkat kabupaten Klaten dan lomba cerita Islami diikuti oleh 6 anak SD/MI di lingkungan Ma’arif NU tingkat Kabupaten Klaten,” terangnya.

Sang Pencerah Muslim

Saifuddin menambahkan, acara ini bermanfaat untuk memetakan potensi anak-anak dan kader-kader NU. “Dengan demikian, setelah potensi kader NU terpetakan, ke depan akan dapat diasah sebagai generasi penerus NU di masa mendatang,” ungkap dia.

Sang Pencerah Muslim

Perlombaan pada hari itu ditutup dengan pengumuman tiga besar masing-masing perlombaan. Sedangkan untuk penyerahan tropi, akan dilaksanakan pada puncak Harlah NU ke-89 yang jatuh pada Ahad 1 Februari 2015 bersamaan dengan Jalan Sehat bersama 25.000 warga NU Klaten. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 16 Maret 2013

270 Pengurus Ranting NU Ikuti Workshop Managemen Organisasi

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Sedikitnya 270 orang pengurus ranting Nahdlatul Ulama (NU) yang berasal dari empat kecamatan yaitu Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kraksaan, MWCNU Pajarakan, MWC NU Krejengan dan MWC NU Besuk, Senin (7/1) mengikuti kegiatan workshop managemen organisasi dan pemahaman tentang Aswaja di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MA NU) Kraksaan.

270 Pengurus Ranting NU Ikuti Workshop Managemen Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
270 Pengurus Ranting NU Ikuti Workshop Managemen Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

270 Pengurus Ranting NU Ikuti Workshop Managemen Organisasi

Kegiatan yang digagas oleh Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU Kraksaan ini merupakan agenda rutin yang akan digelar di 13 MWC NU se PCNU Kraksaan selama bulan Januari 2013. Setiap Ahad, kegiatan ini diikuti oleh pengurus ranting NU dari 4 (empat ) MWC NU.

Dalam workshop ini, PC Lakpesdam NU Kraksaan mendatangkan dua orang pemateri. Mereka adalah Musafik selaku pengurus Aswaja Center Probolinggo dengan materi terkait keaswajaan dan Anas Naskhin yang menyampaikan materi terkait organisasi dan managemen ke-NU-an yakni mengupas seputar kontribusi NU dalam kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sang Pencerah Muslim

Hadir dalam workshop ini Ketua Tanfidziyah PCNU Kraksaan H. Nasrullah Ahmad Suja’i beserta segenap pengurus dan Ketua PC Lakpesdam NU Kraksaan Drs. Bahar MM beserta segenap pengurus.

Sang Pencerah Muslim

Koordinator Departemen Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) SDM pada PC Lakpesdam NU Kraksaan Muslimin Saba’ mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penguatan tentang managemen organisasi NU terutama terkait administrasi dan surat menyurat oleh pengurus NU baik yang berada di tingkat MWC maupun ranting.

“Selama ini penyusunan administrasi maupun surat menyurat yang dilakukan pengurus NU sudah sangat bagus. Namun semua itu masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh karenanya kami mencoba melakukan penguatan dan pemantapan agar lebih baik,” ungkapnya.

Muslimin yang memimpin langsung proses pelaksanaan pelatihan juga memberikan buku panduan administrasi (surat-menyurat) yang menjadi rujukan adminitrasi pengurus NU. Tidak hanya itu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pemahaman tentang keaswajaan yang merupakan ruh dari perjuangan para ulama NU.

Peserta workshop terlihat sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut. Hal ini dibuktikan dengan beberapa pertanyaan yang dilontarkan dengan sangat kritis kepada kedua pemateri.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Sejarah, PonPes Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock