Tampilkan postingan dengan label AlaNu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AlaNu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 September 2017

Harlah IKA-PMII, Tiga Lembaga Kolaborasi Bedah Buku ‘Fiqh Nusantara’

Jember, NU Jember.?

Dalam rangka memperingari harlah IKA-PMII dan pelantikan HMPS Hukum Tata Negara, Fakultas Syari’ah IAIN Jember mengadakan seminar dan bedah buku Fiqih Nusantara dan Sistem Hukum Nasional, pada Kamis, (20/4). ?

Acara yang dihadiri tak kurang dari 300 orang itu diadakan di auditorium IAIN Jember. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama PC IKA-PMII Jember, Ponpes Darul Hikam Mangli Jember dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah IAIN Jember. ?

Harlah IKA-PMII, Tiga Lembaga Kolaborasi Bedah Buku ‘Fiqh Nusantara’ (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah IKA-PMII, Tiga Lembaga Kolaborasi Bedah Buku ‘Fiqh Nusantara’ (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah IKA-PMII, Tiga Lembaga Kolaborasi Bedah Buku ‘Fiqh Nusantara’

Dalam sambutannya, Ketua Jurusan Hukum Islam, Muhaimin, mengatakan sangat senang adanya kegiatan ini.?

“Saya berterima kasih atas semua yang telah berkonstribusi dalam acara ini. Ini membuktikan bahwa prodi Hukum Tata Negara sangat bagus dan hebat. Saya harap akan banyak acara-acara serius tentang Islam Nusantara ini. Apalagi, sebentar lagi, Fakultas Syari’ah akan punya guru besar baru,” tukas Muhaimin memotivasi. ? ?

Pengasuh Putri Ponpes Darul Hikam, Nyai Robiatul Adawiyah menyebut pentingnya pesantren dalam mendukung kegiatan IAIN Jember dengan visinya Pusat Pengembangan Pesantren dan Islam Nusantara.?

Sang Pencerah Muslim

“Kami, selaku pengasuh PP Darul Hikam mendukung visi IAIN Jember dengan Islam Nusantaranya, termasuk kegiatan bedah buku ini. Jadi, kalau ada acara yang berskala nasional bahkan internasional di masa-masa mendatang, kami siap berkonstribusi,” papar ibu Nyai muda yang masih menyelesaikan S2 Hukum Keluarga Pascasarjana IAIN Jember tersebut.?

Sementara itu, Ketua IKA-PMII Jember, Akhmad Taufik, mengatakan bahwa bedah buku ini adalah rangkaian harlah IKA-PMII yang ke-57.?

Sang Pencerah Muslim

“Kita tanggal 17 April 2017 kemarin ada santunan anak yatim. Dan hari ini, 20 April, ada bedah buku Fiqh Nusantara. Selanjutnya, nanti tanggal 24 April ada tahlil dan halaqah kebangsaan untuk alm. KH Hasyim Muzadi di Masjid Sunan Kalijaga Jember. Selanjutnya, kerja sama tiga lembaga ini yaitu PC IKA PMII Jember, Ponpes Darul Hikam dan HMPS Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah berarti menunjukkan adanya kegiatan yang bisa diusung bersama,” kata Mas Taufik, panggilan akrabnya, yang juga dosen FKIP Universitas Jember.?

Seminar dan bedah buku ini juga berlangsung gayeng hingga berakhirnya pada pukul 13.00 WIB. Zaini Rahman, penulis buku ini menyebut bahwa pondasi hukum nasional di Indonesia ada dua, hukum Islam dan hukum adat.?

“Jadi, hukum Barat tidak menjadi pondasi hukum nasional di negara kita. Di sinilah, makanya para sarjana hukum Islam di negeri ini menjadi sangat penting, terutama untuk penalaran hukum. Itu kalau kita kembali ke hukum Islam. Saya sudah belajar bermacam-macam hukum, tapi akhirnya tetap kembali pada hukum Islam. Dan belajar hukum Islam ya di pesantren,” tukas Ketua PB IKA-PMII dan anggota DPR RI 2009-2014 ini.?

Kiai MN Harisudin memberi catatan buku ini sebagai buku yang lengkap untuk referensi buku pengetahuan hukum dan penalaran hukum.?

“Buku ini buku yang komprehensif membahas pengetahuan hukum dan penalaran hukum, dua hal yang dijadikan kompetensi hukum. Hanya, ada tiga catatan yang saya ajukan dalam buku ini. Pertama, buku ini kurang up date dalam hukum positif seperti UU Perbankan Syari’ah 2009, UU Produk Halal 2014, UU Haji 2014 dan sebagainya. Kedua, buku ini tidak menjelaskan metodologi fiqih Nusantara. Ketiga, buku ini sangat sedikit mengupas tentang fiqih Nusantara,” tukas Kiai yang juga Katib Syuriyah PCNU Jember.?

Al Khanif menambahkan tentang pentingnya hukum Islam. “Saya sering bertanya pada mahasiswa saya, kenapa hukum Islam dipelajari ? Apakah karena mayoritas? Mahasiswa saya tidak bisa menjawab. Saya katakan, hukum Islam dipelajari karena sudah menjadi bagian dari sistem hukum di dunia,” tandas al-Khanif yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Jember. (Anwari/Mukafi Niam) ? ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 12 Agustus 2017

Ansor Pikatan Sosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Ranting GP Ansor Desa Pikatan Kecamatan Gending Kab Probolinggo menggelar sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk kebun gizi keluarga untuk masyarakat,? Senin (21/1)? ?

Ansor Pikatan Sosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekarangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Pikatan Sosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekarangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Pikatan Sosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Dalam sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah tersebut juga dikupas tentang kiat-kiat untuk memperoleh tambahan penghasilan seperti wirausaha individu maupun kelompok. Contohnya, pemenuhan kebutuhan lauk pauk yang diharapkan bisa diperoleh di lingkungan sekitar rumah sendiri.

Kegiatan yang dihadiri oleh segenap pengurus Pimpinan Ranting GP Ansor Desa Pikatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Gending Muslimin Saba’.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Pimpinan Ranting GP Ansor Desa Pikatan Mahmud Yunus mengatakan kegiatan ini digelar sebagai upaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Nahdliyin melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah sebagai kebun gizi keluarga.

Sang Pencerah Muslim

Semoga melalui kegiatan ini masyarakat dapat termotivasi untuk bercocok tanam dengan cara membuat kebun gizi yang hasilnya dapat membantu meringankan beban kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya.

Sementara Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Gending Muslimin Saba’ mengungkapkan kegiatan ini merupakan salah langkah yang dilakukan oleh GP Ansor untuk mendukung program pemerintah berupa pemanfaatan lahan pekarangan rumah dengan menanam berbagai macam sayur-sayuran organik yang dapat menciptakan pangan yang aman, memberikan nilai ekonomis yang tinggi dan meningkatkan status bergizi bagi gizi keluarga.

“Hal ini juga sebagai upaya untuk pemenuhan pangan rumah tangga dalam pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan aman serta peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat,” ungkapnya.

Menurut Muslimin, kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda sosialisasi atas keberperanan GP Ansor pada masyarakat petani. Sehingga petani mampu memanfaatkan lahan pekarangan secara intensif dengan beraneka ragam komoditas untuk kebun gizi keluarga.

“Selama ini kami sudah menjalin komunikasi yang baik dengan petugas pertanian kecamatan. Namun kami tetap berharap semoga Dinas Pertanian dapat membantu kesuksesan program tersebut,” pungkasnya.

Kontributor: Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, AlaNu, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Senin, 17 Juli 2017

Mengenal Kiai Bisri, Mengenal Fiqih

“Kiai Bisri terlibat sepenuhnya dalam proses konsolidasi kegiatan organisasi NU, seperti terbukti dri kiprahnya dalam mengembangkan dan mengawasi kegiatan lailatul ijtima, sebuah forum keagamaan untuk mengingat jasa mereka yang telah berpulang ke Rahmatullah..” (Gus Dur).

Bisri Lahir pada hari Jumat 5 Dzulhijjah 1304 atau 28 Agustus 1887, di Tayu-Pati, Jawa Tengah. ? Ada yang mengatakan ia lahir 25 5 Djulhijjah 1304 atau 18 September 1886. Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Kiai Syansuri dan Nyai Siti Mariah.?

Mengenal Kiai Bisri, Mengenal Fiqih (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengenal Kiai Bisri, Mengenal Fiqih (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengenal Kiai Bisri, Mengenal Fiqih

Bisri kecil sudah tekun belajar agama dari orang tuanya dan dari lingkungan yang memang tergolong kampung santri. Setelah mengkhatamkan Al-Qur’an, Bisri pergi ke Kajen-Margoyoso untuk nyantri ulama kenamaan, Kiai Abdus Salam. Ilmu alat dan kitab-kitab fiqih, tauhid, akhlak tingkat dasar diselesaikannya dengan baik di pesantren tersebut.

Memasuki usia remaja, tepatnya umur 15 tahun, Bisri pergi ke Bangkalan-Madura, untuk ngunduh kaweruh kepada guru yang masyhur sebagai waliyullah, Syaikhona Kholil. Di sinilah Bisri mempelajari ilmu fiqih lebih dalam lagi, di satu sisi. Di sisi lain, beliau mulai bersinggungan dengan tasawuf dan juga tarekat. Syaikhona Cholil adalah seorang ulama, guru semua ulama besar di Nusantara, yang berhasil menggabungkan ilmu fiqih yang lahiriah dan ilmu tasawuf serta tarekat yang cenderung batiniah.?

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Dan di Bangkalan pulalh, Bisri berjumpa dengan santri asal Jombang bernama Abdul Wahab Chasbullah, yang kelak menjadi teman seperjuangan dan juga suadara iparnya. Menurut Gus Dur lagi, perjumpaan dua anakmuda ini akan memengaruhi perkembangan Islam di Indonesia, utamanya pesantren dan NU.

Setelah dari Bangkalan, tahun 1906, Bisri berangkat ke Tebuireng-Jombang, mengaji kepada Harotusy Syaikh Hasyim Asy’ari. Bisri baru menginggalkan Tebuireng tahun 1911. Setelah dari sana, ia telah menjadi kiai muda. Dan tak lama kemudian, ia pergi ke Mekkah bersama Kiai Wahab. Di tanah suci, ia belajar kepada Muhammad Said al-Yamani, Syaikh Bakir, Syaikh Ibrohim Bafadlol, Syaikh Jamal al-Maliki, ? Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syaikh Mahfud Termas, dan lain-lian.?

Sepulang dari Mekkah, tahun 1914, Bisri yang telah menjadi kiai ‘betulan’ menikah dengan adik Kiai Wahab Chasbullah, yakni Nur Khodijah binti Kiai Chasbullah. Dari perkawinan ini, mereka mendapatkan 10 anak: Ahmad Bisri, Muashomah, Sholilhah (istri Kiai Abdul Wahid Hasyim), Muslih, Musyarofah, Sholihun, Abdul Aziz, Shokhib. Kiai Bisri menikah lagi dengan Maryam Mahmud dari Jember, setelah Nyai Nur Khodijah wafat. Penting dicatat, baliau tidak melakukan poligami, padahal kiai kita ini mencintai fiqih dan hidup semasa belum ada kampanye monogami.

Pada tahun 1917, atas seizin mertuanya, Kiai Bisri meninggalkan Tambakberas, dan mengembangkan pesantren di desa Denanyar Jombang.?

Dua tahun berikutnya, Kiai Bisri mengadakan kelas khusus untuk santri perempuan. Mula-mula, santri perempuan itu datang dari lingkungan sekitar. Menurut catatan Gus Dur, inilah pesantren pertama di Jawa yang menerima santri perempuan.?

Semula kelas perempuan ini tidak disetujui oleh guru tercintanya, Kiai Hasyim Asy’ari, tapi setelah berkembang dan sangat nyata kemaslahatannya, kiai hasyim mengizinkannya. Hingga kini, pesantren Denanyar, terkenal juga dengan nama Mambaul Maarif, terus perkembang.

Kiai Bisri adalah pencinta dan pengikut setia ilmu fiqih. Gus Dur mencatat, Kiai Bisri bersama dengan Kiai As’ad dari Situbondo, Kiai Abdul Karim dari Sedayu-Gresik, Kiai Ahmad Baidlawi dari Banyumas, Kiai Ma’shum Ali dari Masukumambang-Gresik adalah kiai yang masuk “barisan kiai fiqih”. Inilah, kata Gus Dur, yang kelak memengaruhi perkembangan pesantren yang condong terhadap ilmu fiqih dan juga keputusan-keputusan sosial keagamaan atau politik di lingkungan Nahdlatul ulama.

Pada satu kesempatan di hari raya Idul Adha, ada cerita begini. Seorang warga datang ke Kiai Bisri, tujuannya bertanya tentang sapi yang akan disembelih.?

"Kiai Bisri, keluarga saya delapan orang. apakah cukup kami kurban satu ekor satu untuk delapan jiwa?" tanya warga dengan takdim.

"Tidak bisa, Kang. Sapi untuk tujuh jiwa," jawab Kiai Bisri dengan lugas.

Warga pun kembali ke rumahnya, dengan lesu. Oleh tetangganya, warga tersebut disarankan datang ke Kiai Wahab Hasbullah. Datanglah ia dengan segera ke pesantren Tambakberas, kediaman Kiai Wahab.

"Kiai Wahab, keluarga saya delapan orang. apakah cukup kami kurban satu ekor satu untuk delapan jiwa?"

"Boleh saja, Kang. kenapa tidak boleh."?

"Betul boleh, Kiai?"?

"Boleh, boleh. Keluarga Sampeyan yang paling kecil umur berapa?"

"Anak saya yang paling kecil 5 tahun,Kiai."

"Kalau begitu beli satu ekor kambing lagi. Buat pancikan anakmu yang paling kecil itu."

Warga tadi pulang dengan rasa puas. Dia tidak merasa bahwa Kiai Wahab telah "mengerjainya". Dia merasa kiai yang baru didatanginya itu lebih longgar daripada Kiai Bisri, padahal, esensi yang disampaikan antara kedua kiai itu sama, cuma beda model komunikasi.

Kesetiaan Kiai Bisri pada fiqih, sering membuatnya tampak bersebrangan dengan karibnya, Kiai Wahab. Padahal tidak, keduanya memiliki tugas yang berbeda. Bila Kiai Bisri berperan sebagai kiai yang harus memandang dan memeriksa persoalan dalam segi fiqih murni, maka Kiai Wahab mencari solusi dari pelbagai aspek secara menyeluruh, tidak hanya aspek fiqih. Dua pendapat ini akan ditemukan ? untuk mendapatkan jalan keluar yang pas, relevan dengan keadaan, dan tidak bertentangan dengan fiqih. Kedua kiai ini saling menghormati. Saking hormatnya, kiai wahab tidak bersedia menjaadi Rais Aam di muktamar NU Bandung, tahun 1967. Padahal waktu itu, kiai wahab sudah banyak udzur karena sepuh. Selgi kiai Wahab ada, apapun keadaannya, Kiai Bisri tidak bersedia menjadi rais ‘am.

Sebagai murid terkasih Mbah Hasyim Asy’ari dan sebagai sahabat karib Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Bisri terlibat aktif dalam melahirkan Nahdlatul Ulama. Mula-mula Kiai Bisri diajak mendirikan Nahdlatut Tujjar oleh Kiai Wahab. Ketika rezim Wahabi di Saudi semakin keras menolak pemahaman orang-orang bermadzhab dan menganut pemirikannya mereka, Kiai Wahab dan Kiai Bisri berkeliling ke Jawa, dari Banyuwangi hingga ke Menes banten, guna mensosialiasi pemikiran-pemikiran keagamaan yang menghormati orang bermadzhab. ?

Setelah solid, terbentuklah komite hijaz, sebuah kepanitiaan yang mengajukan konsep beragama yang menghargai paham lain, kebebasan menjalankan ibadah haji dan penolakan penghancuran situs-situs bersejarah di Mekkah dan Madinah, termasuk kuburan Rasulullah.?

Komite hijaz menjadi salah satu titik tolak lahirnya NU, 31 Januari 1926. Diceritakan, pada hari-hari menjelang berdirinya NU di Surabaya itu, di saat kiai dan ulama dari seluruh Jawa, Madura, Kalimantan Selatan sudah berkumpul, Mbah Hasyim masih di Jombang, belum yakin atas gagasan mendirikan NU. Maka, Kiai Bisrilah yang diminta menjemput Mbah Hasyim Asyari dari Jombang untuk berangkat ke Surabaya. Gus Dur memberi catatan, hanya Kiai Bisrilah yang dapat meyakinkan gurunya atas berdirinya NU.

Pasca berdirinya NU, Kiai Bisri terlibat langsung mengikuti pergerakan organisasi sebagaimana karibnya, Kiai Wahab. Kiai Bisri tercatat sebagai penggerak Lailatul ijtima’, wadah konsolidasi jamaah. Ia sangat tekun dan istikomah dalam menggerakkan majlis tersebut. Majlis tersebut mengumpulkn para aktifis NU pada malam hari, umumnya sebulan sekali, baik di tingkat kecamatan hingga tingkat kabupaten. Lailatul ijtima berisi tahlilan, kirim doa kepada yang sudah meninggal, hingga perbincangan seputar organisasi.?

Kiai bisri juga mendorong upaya pendirian rumah yatim piatu di beberapa tempat, termasuk di Jombang. Hingga akhir hayatnya, Kiai Bisri dikenal dekat dengan kaum papa.

Kiai Bisri Syansuri aktif dalam pergerakan mengusir penjajah dari tanah air, terutama setelah pecahnya perang dunia kedua. Di masa penjajahan Jepang, Kiai Bisri terlibat dalam pertahanan negara secara langsung, yakni dengan menjadi Kepala Staf Markas Oelama Djawa Timur (MODT), yang berkedudukan di Waru, dekat Surabaya. Hingga lahirnya TNI, MODT tidak dibubarkan dan Kiai Bisri tetap menjadi kepala.?

Di usia yang sudah 50 tahun, Kiai Bisri aktif berkonsultasi degan para komandan militer di daerah pertempuran Surabaya-Jombang, hingga pecahnya pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya.?

Pasca kemerdekaan, Kiai Bisri juga terlibat aktif dalam pemerintahan. Pada tahun 1946, ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), anggota konstituante, DPR-GR, dan anggota DPR pasca pemilu 1971.?

Semasa menjadi DPR, Kiai Bisri berhasil membuat RUU Perkawinan tandingan yang lebih sesuai dengan ketentuan fiqih. Ketika sidang umum MPR tahun 1977, sikap Kiai Bisri yang juga diikuti anggota dari Fraksi Persatuan Pembangunan, yang tidak setuju pemberian status aliran kepercayaan, membuat sidang menjadi goyah. Kiai Bisri memelopori walkout, sebagai bagian dari sikap menolak.

Ia menempati kedudukan tertinggi NU sebagai Rais Aam, setelah Kiai Wahab wafat tahun 1973. Kiai Bisri wafat pada tanggal 19 Jumadil Akhir 1400 atau 24 April 1980 di usianya yang ke 94 tahun. Ia dimakamkan di tempat perjuangannya, Pesantren Denanyar, Jombang. Gus Dur menulis kepergian Kiai Bisri dengan kalimat yang sangat indah.

“Kiai Bisri Syansuri berpulang ke Rahmatullah dalam usia yang sangat lanjut, tetapi tetap dalam kerangka perjuangan yang sudah dipilihnya. Bahkan perubahan metamorfosis yang terjadi di dalam dirinya masih menunjukkan watak semula dari kerangka itu, yaitu ketundukannya yang mutlak kepada fiqih sebagai pengaturan hidup secara total. Baik atau buruk, kesetiaan seperti itu kepada hukum fiqih elah membentuk keutuhan diri pribadai Kiai Bisri Syansuri, mengarahkan perjalanan hidupnya, dan menentukan sikapnya dalam semua persoalan yang dihadapinya. Kalau kehidupan Kiai Bisri sendiri dinilai penuh, utuh, dan kaya akan dimensi-dimensi luhur, kesemuanya itu tidak lain adalah pencerminan dari penerimaan mutlak atas hukum fiqih sebagai kehidupan nyata.” (Hamzah Sahal, dari berbagai sumber)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 15 Juli 2017

Doa Lailatul Qadar

Kemuliaan malam qadar banyak dijelaskan hadits Nabi s.a.w, antara lain hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Siapa yang mengerjakan ibadah pada malam qadar dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan, dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu". (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1768 dan Muslim:1268).

Dari seribu macam bentuk cara beribadah kepada Allah SWT, yang bisa dilakukan pada malam lailatul qadar, tetapi dari sekian banyak itu ada sebuah ibadah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh lima imam hadits:

Doa Lailatul Qadar (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Lailatul Qadar (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Lailatul Qadar

? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Dari Syayidah Aisyah, r.a. Ia berkata: saya bertanya kepada Rasulullah SAW, Apa pendapat Engkau, seandainya aku menemukan malam lailatul qadar, maka doa apakah yang semestinya aku ucapkan pada malam itu? Rasullullah SAW, menjawabnya; berdoalah dengan mengucapkan "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engakau Dzat Maha Pengampun, dan menyukai memberikan pengampunan kepada hamban-Nya, maka ampunilah kesalahanku." (H.R. Lima Imam hadits, kecuali imam Abu Daud).

Sang Pencerah Muslim

Red: Ulil Hadrawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Minggu, 16 April 2017

Apakah Umrah Gugurkan Kewajiban Haji?

Assalamu’alaikum wr. wb

Ketika daftar tunggu untuk menunaikan ibadah haji sangat panjang bahkan di daerah saya mencapai 22 tahun, umrah menjadi salah satu alternatif. Cuma selama ini umrah dianggap sebatas jalan-jalan dan rekreasi belaka. Pertanyaan saya pak kiai: Pertama, apakah wajib atau sunah melaksanakan umrah? Kedua, Apakah umrah bisa menggugurkan kewajiban haji? 

Wassalamu’alaikum wr. wb (Maswaie/Dusun Sato’an-Desa Gapurana, Kec: Talango Kab: Sumenep)

Jawaban

Apakah Umrah Gugurkan Kewajiban Haji? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apakah Umrah Gugurkan Kewajiban Haji? (Sumber Gambar : Nu Online)

Apakah Umrah Gugurkan Kewajiban Haji?

Assalamu’alaikum wr. wb

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Bahwa adanya ketidakseimbangan antara yang mendaftar haji dengan kuota yang tersedia memicu terjadinya antrean yang lama bagi calon jamaah haji Indonesia, bahkan bisa berpuluh-puluh tahun. Hal ini karena adanya ketidakseimbangan antara yang mendaftar haji dan kuota yang tersedia.

Sang Pencerah Muslim

Kalangan muslim yang secara ekonomi sudah mampu tetapi karena melihat daftar tungguh haji yang lama, di samping usia yang sudah tidak muda lagi pada akhirnya menjadikan umrah sebagai alternatif.

Para ulama sendiri berbeda pendapat mengenai status hukum umrah. Menurut madzhab maliki dan mayoritas ulama dari kalangan madzhab hanafi menyatakan bahwa umrah hukumnya adalah sunah mu`akkadah, sekali seumur hidup. Tetapi menurut sebagian ulama lain dari kalangan madzhab hanafi hukumnya wajib, sekali seumur hidup.

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.. “Para ulama dari kalangan madzhab maliki dan mayoritas ulama dari kalangan madzhab hanafi berpendapat bahwa hukum umrah itu sunah mu`akkadah, sekali seumur hidup. Sedangkan sebagian ulama dari kalangan madzhab hanafi menyatakan hukumnya adalah wajib, sekali dalam seumur hidup, dan wajib di sini adalah dalam pengertian madzhab hanafi”. (Lihat, Wizarah al-Awqaf was Syu`un al-Islamiyyah-Kuwait, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, cet ke-1, Mesir-Dar ash-Shafwah, juz, XXX, h. 315)

Madzhab hanafi membedakan antara hukum fardlu dan wajib. Menurut mereka fardlu adalah sesuatu yang ditetapkan dengan dasar dalil yang qath’i, seperti Al-Quran, hadits mutawatir dan ijma`. Sedang wajib adalah sesutu yang ditetapkan dengan dasar dalil zhanni, seperti dengan khabar ahad.

? ?: ? ? ? ? ? ?. “Madzhab hanafi berpendapat bahwa fardlu adalah sesuatu yang ditetapkan berdasarkan dalil yang qath’i, sedang wajib adalah sesuatu yang ditetapkan berdasarkan dalil yang zhanni.” (Lihat, Al-Asnawi, Nihayatus Sul Syarhu Minhajil Wushul, Bairut-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, cet ke-1, 1420 H/1999 M, juz, I, h. 38)

Sedangkan menurut pendapat yang azhhar dalam madzhab syafi’i dan menurut madzhab hanbali, hukum umrah adalah wajib sekali dalam seumur hidup. Namun imam Ahmad bin Hanbal menegaskan bahwa umrah tidak wajib bagi penduduk kota Makkah karena rukun umrah yang paling dominan adalah thawaf, sedang mereka terbiasa melakukannya. 

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Pendapat yang azhhar dalam madzhab syafi’i, dan merupakan pendapat yang juga dianut madzhab hanbali adalah bahwa umrah itu hukumnya wajib, sekali dalam seumur hidup. Namun imam Ahmad bin Hanbal menegaskan bahwa kewajiban tersebut tidak berlaku bagi penduduk kota Makkah karena sebagian besar rukun umrah adalah thowaf di Ka’bah, sedang mereka biasa melakukannya, maka hal itu sudah mencukupi bagi mereka”. (Lihat, Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu`un al-Islamiyyah-Kuwait, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, cet ke-1, Mesir-Dar ash-Shafwah, juz, XXX, h. 315) 

Kendati para ulama berbeda mengenai status hukum umrah, ada yang mengatakan wajib dan ada yang mengatakan sunnah mu’akkadah, namun umrah tidak dengan serta merta bisa menggugurkan kewajiban haji meskipun pahalanya besar. Umrah bisa dilaksanakan kapan saja, tetapi haji hanya bisa dilaksanakan pada bulan-bulan tertentu sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt:

 ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. “(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 197)

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Bagi kalangan muslim yang hendak menunaikan ibadah umrah maka singkirkan jauh-jauh niat untuk berekreasi, teguhkan niat hanya untuk mencari keridlaan Allah semata. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca. 

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,Wassalamu’alaikum wr. wb

(Mahbub Ma’afi Ramdlan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Warta Sang Pencerah Muslim

Selasa, 21 Februari 2017

27 Tahun Nabi Muhammad Berbisnis Harus Dicontoh Umat Islam

Jember, Sang Pencerah Muslim

Umat Islam tidak dilarang berbisnis, juga tak ada larangan untuk menjadi orang kaya, asalkan semuanya ditempuh dengan cara yang halal. Nabi Muhammad sendiri bukan orang yang papa.? Malah dia adalah pebisnis yang sukses. Namun pola hidupnya? memang sederhana.

Demikian disampaikan Wakil Ketua PCNU Jember, Jawa Timur Ustadz Moch. Eksan saat bertaushiyah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid Baiturrahman, Dusun Karangtengah, Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, Jember,? Jawa Timur,? Selasa malam (3/1).

Menurut Ustadz Eksan, salah satu bukti bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis sukses, bisa dilihat dari mas kawin yang diberikannya saat menikahi Siti Khadijah, yaitu 20 ekor unta dan 12,4 ons emas.? Mas kawin tersebut berasal dari kantong? pribadi Nabi Muhammad yang dikumpulkan dari hasil bisnisnya sebelum menikah.? Mas kawin tersebut adalah yang terbesar dalam catatan sejarah pernikahan manusia di muka bumi ini.

27 Tahun Nabi Muhammad Berbisnis Harus Dicontoh Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
27 Tahun Nabi Muhammad Berbisnis Harus Dicontoh Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

27 Tahun Nabi Muhammad Berbisnis Harus Dicontoh Umat Islam

“Coba kalau dirupiahkan saat ini, berapa miliar jumlahnya. Orang kaya mana yang bisa bayar mas kawin sebesar itu. Jadi, keliru kalau ada anggapan bahwa Nabi itu orang miskin. Yang benar beliau orang kaya, tapi memilih hidup sederhana di tengah kesuksesan bisnisnya. Semua hartanya dinafkankan di jalan Allah hingga tak ada yang tersisa untuk diberikan kepada keluarganya,”? jelasnya.

Seraya menyitir tulisan cendekiawan muslim, Ustadz Eskan menuturkan bahwa karir bisnis Nabi Muhammad? SAW jauh lebih lama dibanding “karir” kerasulannya. Rasulullah SAW adalah seorang trader yang sukses dan gemilang.DIa membangun “kerajaan” bisnisnya sejak berusia 12 tahun hingga umur 37 tahun.? Sementara missi kerasulannya diemban sejak beliau berusia ? 40 tahun hingga wafat sekitar umur 63 tahun.

“Jadi karir bisnisnya 27 tahun. Sementara masa kerasulannya? 23 tahun. Hal ini seharusnya merangsang umat Islam untuk sukses dalam berbisnis sekaligus sukses dalam ibadah,” urainya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi).

Sang Pencerah Muslim

?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Ubudiyah, Quote Sang Pencerah Muslim

Rabu, 08 Februari 2017

Dubes RI Buka Konfercab NU Arab Saudi

Jeddah, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Arab Saudi memulai agenda Konferensi Cabang (Konfercab) II di Gedung TPA Al Nashiriyyah, Masjid Indonesia Jeddah, Arab Saudi. Perhelatan yang berlangsung dua hari ini secara resmi dibuka Dubes RI di Riyadh, Abdurrahman Muhammad Fachir, Kamis (19/6) waktu setempat.

Dubes RI Buka Konfercab NU Arab Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)
Dubes RI Buka Konfercab NU Arab Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)

Dubes RI Buka Konfercab NU Arab Saudi

Hadir pula dalam acara pembukaan Konfercab II ini Dharma Kirty Sailendra Putra dari KJRI Jeddah beserta staf dan jajaranya; kepala sekolah Indonesia Mekah (SIM), para guru, relawan TKI, simpatisan partai politik, dan para TKI yang bekerja di Arab Saudi.

Fachir memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya konfercab dan pelatihan kepemimpinan yang ada dalam agenda konfercab tersebut. Dubes berharap, pihaknya dan PCINU Arab Saudi dapat saling membantu dalam mengelola warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri, khususnya di Arab Saudi.

Sang Pencerah Muslim

Ia bercerita, ketika menjadi Dubes di Mesir, pada saat revolusi di Mesir 9? Januari , pihak kedutaan diberi batas waktu paling lambat 18 jam untuk mengevakuasi WNI keluar dari Mesir yang sedang dilanda kekacauan. “Dengan kerja sama dengan teman-teman PCINU Mesir pengevakuasian itu berjalan lancar dan aman,” tandasnya.

Ketua PCINU Arab Saudi Ahmad Fuad mendorong kader-kader NU untuk solid mengembangkan ajaran Ahlussunah wal jamaah. Ia juga mengungkapkan perihal kiprah NU dalam perjuangan kebangsaan di Tanah Air, seperti melalui resolusi jihad dan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Fuad juga bercerita tentang lahirnya PCINU Arab Saudi. Menurutnya, sejarah berdirinya PCINU di Arab Saudi dimuali sejak perwakilan warga NU di Arab Saudi mengikuti Muktamar NU di Lirboyo. Pada forum musyawarah NU tertinggi itulah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meresmikan NU cabang Istimewa di negara tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW ini.

Sedangkan mewakili Rais Syuriah PCINU Arab Saudi, Firdaus Abdul Manan dalam sambutan bahasa Arabnya mengatakan bahwa NU adalah pemersatu Umat. Ia menegaskan bahwa acara Konfercab ini tidak berhubungan dengan hiruk pikuk politik pilpres 2014. (Ahmad Thobib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Kamis, 26 Januari 2017

Festival Hadrah On The Street Probolinggo Semarakkan Malam Tahun Baru

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Sedikitnya 120 grup hadrah se-Kabupaten Probolinggo turut menyemarakkan malam tahun baru 2016. Peringatan ini diadakan sekaligus memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam kegiatan Festival Hadrah On The Street dan Semarak Sholawat Nabi Muhammad SAW yang digelar Pemkab Probolinggo, Kamis-Jum’at (31/12-1/1) dini hari.

Festival Hadrah On The Street Probolinggo Semarakkan Malam Tahun Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Festival Hadrah On The Street Probolinggo Semarakkan Malam Tahun Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Festival Hadrah On The Street Probolinggo Semarakkan Malam Tahun Baru

Grup hadrah ini merupakan perwakilan dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), Kecamatan, Cabang Dinas Pendidikan, pesantren, sekolah, TPQ, dan madrasah diniyah (madin) se-Kabupaten Probolinggo. Setiap grup beranggota 20 orang.

Para peserta atau grup membawa alat hadrah, sound system, genset, dan becak. Mereka menabuh secara serempak hadrahnya sambil membaca shalawat Nabi Muhammad SAW dengan menempuh jarak 5 kilometer. Mereka mengambil titik mulai di Kantor Pemkab Probolinggo mulai pukul 19.00 WIB dan berakhir di SMP Hati Bilingual Boarding School (BBS) Jalan KH Aminuddin, Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan.

Sang Pencerah Muslim

Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari, Mustasyar PCNU Probolinggo H Hasan Aminuddin, H Muzammil Syafi’i dan H Aminurrohman dari Pasuruan, Habib Hasyim dari Malang, Ketua PCNU Probolinggo KH Abdul Hadi, Ketua PCNU Kota Kraksaan H Nasrullah A Suja’i serta para alim ulama dan habaib se-Kabupaten Probolinggo.

Sang Pencerah Muslim

Hj Puput Tantriana Sari mengungkapkan kegiatan ini digelar dengan tujuan mengajak generasi muda merayakan tahun baru dengan kegiatan positif.

“Selama ini perayaan malam pergantian tahun identik dengan kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan dan kebut-kebutan di jalan. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan ke depan kegiatan seperti akan istiqomah dilakukan setiap tahun,” katanya.

H Hasan Aminuddin mengungkapkan momentum pergantian tahun baru 2016 ini bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Karenanya, ukhuwah Islamiyah perlu dibangun bersama-sama sehingga tidak ada perbedaaan lagi di Probolinggo.

“Jadi momentumnya menyemarakkan tahun baru 2016 sekaligus memperingati kelahiran Baginda Rasulullah SAW. Marilah kita tingkatkan kualitas ibadah kita. Jika sudah datang waktunya shalat, maka kita harus langsung shalat. Dahulukan panggilan Allah SWT dan perbaiki hubungan dengan sesama manusia,” katanya.

Ia meminta agar masyarakat saat ini tidak banyak berdalil. Sebab generasi muda sekarang sudah pintar. Sehingga harus banyak memberikan contoh agar bisa ditiru dalam kehidupan sehari-hari.

“Saat ini masih banyak gesekan antarmasyarakat di Kabupaten Probolinggo. Salah satunya karena dipicu oleh isu santet. Kalau sakit bawa ke tenaga medis dan jangan mengaitkannya dengan isu santet. Saya malu, dikira nanti pemahaman ilmunya dangkal,” jelasnya.

Iring-iringan grup hadrah ini sempat membuat macet jalan nasional selama kurang hampir 1 jam. Semua kendaraan berjalan melambat dengan menggunakan satu jalur menjadi dua jalur. Meskipun demikian, aksi para grup hadrah ini memancing animo masyarakat untuk berduyun-duyun menyaksikan dari dekat dengan memenuhi kanan dan kiri jalan sepanjang rute yang dilaluinya.

Sesampainya di garis finish, peserta juga dihibur dengan penampilan musik gambus Suara Hati. Malam pergantian tahun ini ditandai dengan penabuhan drum secara bersama-sama dan diakhiri dengan pesta kembang api selama satu jam. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Habib, Santri Sang Pencerah Muslim

Rabu, 04 Januari 2017

Gus Dur Deklarasikan Gatara

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rabu (3/12), mendeklarasikan sebuah organisasi pergerakan dengan nama Gerakan Kebangkitan Rakyat atau disingkat Gatara.



Gus Dur Deklarasikan Gatara (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Deklarasikan Gatara (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Deklarasikan Gatara

Deklarasi dilakukan di kantor Wahid Institut yakni bekas rumah ayahanda Gus Dur, KH Wahid Hasyim, di Jl Taman Amir Hamzah 8 Matraman, Jakarta. Sejumlah sahabat dan para calon presiden hadir dalam deklarasi tersebut, antara lain Akbar Tanjung, Sutiyoso, Rizal Ramli, Hariman Siregar, dan Muchtar Pakpahan.

Deklarasi pendirian Gatara dibacakan oleh putri Gus Dur Yenny Wahid sementara visi-visi organisasi baru yang berlambang mirip Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu dibacakan oleh Lalu Misbah.

Sang Pencerah Muslim

”Pada saat warga PKB kebingungan mau kemana menyampaikan aspirasinya, Gus Dur mendeklarasikan Gatara,” kata Lalu Misbah sebelum membacakan visi misi Gatara.

Sang Pencerah Muslim

Dikatakan, organisasi baru ini berkomitmen untuk maju dan bangkit bersama elemen yang lain berdasarkan prinsip-prinsip keagamaan, kebangsaan dan kejuangan, yang terbuka dan demokratis.

Deklarasi ini juga ditandai dengan menekan sirine oleh Gus Dur sebagai Pemimpin Gatara dan pelepasan burung merpati sebagai simbol kebebasan dan keterbukaan.

Gus Dur mengatakan, Gatara didirikan untuk menampung berbagai aspirasi yang disampaikan kepadanya.

”Selama ini tidak ada gerakan penyambung. Banyak yang menyatakan begini dan begitu tapi tidak jelas tujuannya apa,” kata Gus Dur usai memencet sirine.

Rizal Ramli dalam orasinya menyatakan gerakan baru ini adalah salah satu bukti dukungan rakyat terhadap kepemimpinan Gus Dur.

”Pemerintah dan PKB boleh melupakan Gus Dur, tapi rakyat tidak akan melupakan Gus Dur. Bukan tidak mungkin gerakan ini nantinya akan tampil sebagai partai baru, Partai Kebangkitan Rakyat,” katanya.

Sementara itu Yenny Wahid menegaskan, Gatara bukanlah partai politik. Gatara, katanya, dibentuk atas usulan dari para pendukung Gus Dur di daerah-daerah. ”Kita akan mengukur seberapa besar gerakan ini di daerah-daerah,” tambahnya. (nam)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Selasa, 20 September 2016

PCNU Kota Tangerang Selatan Lantik Pengurus Baru

Tangerang Selatan, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tangerang Selatan (PCNU Tangsel) dilantik di gedung serbaguna Universitas Terbuka Jl Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (24/5). Pelantikan bertema “Memperkokoh Aswaja dan membumikan Islam Nusantara.”

Pelantikan tersebut berdasarkan Surat Keputusan PBNU yang dibacakan Katib Syuriah Banten KH Zainuddin Abdullah yang juga pengasuh Pesantren Jamiyyah al-Islamiyah. Usai dilantik, para pengurus baru dibaiat Wakil Rais Syuriah PWNU Banten KH Maimun Ali.

PCNU Kota Tangerang Selatan Lantik Pengurus Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kota Tangerang Selatan Lantik Pengurus Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kota Tangerang Selatan Lantik Pengurus Baru

Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah PCNU Tangsel HM Thohir menyampaikan, pelantikan ini dilaksanakan bersamaan santunan yatim piatu, musyawarah kerja, dan orasi budaya oleh KH Maimun Ali.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Thohir, NU struktural yang biasanya dikenal dengan istilah Jam’iyyah seperti wujudnya hierarki kepengurusan mulai tingkat pusat hingga kepengurusan cabang di kabupaten/kota, majelis wakil cabang di kecamatan dan ranting di desa/kelurahan. Bahkan, pengurus yang sehari-hari bersentuhan dengan jama’ah yang berada di lapisan paling bawah yaitu anak ranting NU.

“Sementara, NU Kultural yang biasa kita sebut NU Jama’ah sebagaimana yang kita lihat, rasakan dan alami di perkampungan, di mushalla-mushalla juga rumah-rumah yang secara tradisional membiasakan amaliah berupa yasinan, tahlilan, selametan tiga hari, tujuh hari, semuanya adalah NU kultural,” ujar Thohir.

Sang Pencerah Muslim

Baik NU struktural maupun kultural, lanjut Thohir, sama-sama penting. Sebab, NU struktural tanpa NU kultural terasa kering lantaran minim sentuhan nuansa kebudayaan religiusitas. Demikian juga, NU kultural dengan segala jenis dan model amaliah tradisional tanpa NU struktural sungguh rawan.

“Sebab, berbagai serangan dari pihak luar dengan mudahnya menilai sesat amaliah yang lakukan oleh kelompok kultural ini. Oleh karena itu, terintegrasinya NU struktural dan kultural harus terus dipertahankan dan dijaga kesinambungannya,” tegas Thohir.

Jadi Pionir

Sementara itu, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany dalam sambutannya mengharapkan NU Tangsel menjadi pionir dalam mempersempit gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme yang tidak sesuai dengan iklim dan budaya Islam Indonesia.Kepada pengurus NU demisioner, Airin menyampaikan ucapan terimakasih atas kerjasamanya selama ini. Sementara kepada pengurus baru ia memberi selamat atas pelantikan tersebut.

“Secara khusus, kami juga mengucapkan selamat kepada Bapak KH Munhadi Mushlih selaku Rais Syuriyah dan Bapak HM Thohir sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Tangerang Selatan. Semoga sukses membawa PCNU menjadi lebih maju lima tahun mendatang,” ujar Airin disambut tepuk tangan hadirin.

Selain Walikota Tangsel beserta jajarannya, hadir pula dalam acara tersebut para alim ulama dan pengasuh pesantren se-Tangsel, Kepala Kesbangpolinmas Kota Tangsel H Salman Alfarisi, Anggota DPRD Prov Banten Suryadi Hendarman, mantan Walikota yang juga mustasyar PCNU Tangsel HM Shaleh MT, Anggota FPKB DPR RI Siti Masrifah, dan para pengurus Fatayat NU, GP Ansor, IPNU, IPPNU Tangsel serta tokoh masyarakat lainnya. (Musthofa Asrori/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, News, Berita Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Januari 2016

Cinta Indonesia, Madrasah Maarif Blora Nyanyi Ya Lal Wathan Tiap Hari

Blora, Sang Pencerah Muslim. Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Blora, Jawa Tengah, mewajibkan murid untuk mengumandangkan syair Ya Lal Wathan. Kebijakan itu berlaku mulai semester genap 2015/2016. Syair tersbur dikenalkan kepada seluruh murid sejak awal Januari 2016.

Cinta Indonesia, Madrasah Maarif Blora Nyanyi Ya Lal Wathan Tiap Hari (Sumber Gambar : Nu Online)
Cinta Indonesia, Madrasah Maarif Blora Nyanyi Ya Lal Wathan Tiap Hari (Sumber Gambar : Nu Online)

Cinta Indonesia, Madrasah Maarif Blora Nyanyi Ya Lal Wathan Tiap Hari

Guru ke-NU-an di MTs Himmatul Muallimin Sale, Klopoduwur, Banjarejo, Blora, Sutiyono mengatakan, lagu tersebut dinyanyikan setiap hari, yakni pagi hari setelah siswa berdoa bersama. Hal itu dilakukan untuk membangun militansi kecintaan siswa terhadap tanah air Indonesia, sekolah dan madrasah. "Alhamdulillah, seluruh siswa sudah hafal syair lagu tersebut," ungkapnya, Rabu (3/2).

Dengan menyanyikan lagu tersebut, kata dia, para siswa diharapkan bisa makin mencintai tanah airnya. Sebab, lagu yang diciptakan KH Wahab Hasbullah tersebut berisi tentang nilai-nilai perjuangan dan kecintaan kepada Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Hal senada diungkapkan Kepala MTs Hasanuddin Plosorejo, Muntasir. Lagu Ya Lal Wathan dinyanyikan dua kali dalam sehari. Di sekolah tersebut dinyanyikan pagi hari sebelum pelajaran, dan siang hari setelah selesai pelajaran. "Lagu Ya Lal Wathan, kami jadikan wiridan setiap hari," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Lebih rinci ia menyebutkan, kegiatan siswa adalah membaca Alfatihah, dua kalimah syahadat, doa Rodhitu, nadhaman Asmaul Husna, surat-suart pendek dan syair Ya Lal Wathan. Setelah siswa baru memulai pelajaran sesuai jadwal hingga siang hari.

Sedangkan untuk siang hari, tambah dia, usai mengikuti pelajaran, siswa kemudian membaca doa dan ditutup syair Ya Lal Wathan. Setelah itu, siswa bersalaman dengan bapak ibu guru dan pulang ke rumah masing-masing. "Melalui cara ini, para siswa bisa makin kental nilai-nilai ke-Aswajaannya," ujarnya. (Sholihin Hasan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hadits, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Rabu, 13 Januari 2016

IDB Salurkan Daging Qurban di 23 Negara

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Islamic Development Bank (IDB) mengumumkan tentang kerangka kerja dengan Saudi Arabia untuk pemanfaatan daging qurban.

IDB Salurkan Daging Qurban di 23 Negara (Sumber Gambar : Nu Online)
IDB Salurkan Daging Qurban di 23 Negara (Sumber Gambar : Nu Online)

IDB Salurkan Daging Qurban di 23 Negara

Dalam program tersebut, daging qurban akan didistribusikan pada kelompok masyarakat fakir dan miskin di 23 negara di Asia dan Afrika.?

Secara total, terdapat 325,000 ekor daging kambing qurban yang didistribusikan di Saudi Arabia, sedangkan 240,000 lainnya akan dibekukan dan dikirim ke negara lain. Sebanyak 11 organisasi amal akan membantu melakukan distribusi di berbagai daerah di Saudi, yang akan berlangsung sepanjang tahun. (iina/mukafi niam)

Sang Pencerah Muslim

Foto: onislam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Kamis, 07 Januari 2016

Profil Ahwa: KH Maimun Zubair, Figur Faqih dan Muharrik

Kiai Haji Maimun Zubair merupakan seorang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak). Selama ini, Kiai Maimun merupakan rujukan ulama Indonesia, dalam bidang fiqh. Hal ini, karena Kiai Maimun menguasai secara mendalam ilmu fiqh dan ushul fiqh. Kiai Maimun merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz.

Kiai Maimun lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Kiai sepuh ini, mengasuh pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Kiai Maimun merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai Zubair merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.?

Profil Ahwa: KH Maimun Zubair, Figur Faqih dan Muharrik (Sumber Gambar : Nu Online)
Profil Ahwa: KH Maimun Zubair, Figur Faqih dan Muharrik (Sumber Gambar : Nu Online)

Profil Ahwa: KH Maimun Zubair, Figur Faqih dan Muharrik

Kedalaman ilmu dari orang tuanya, menjadi basis pendidikan agama Kiai Maimun Zubair sangat kuat. Kemudian, ia meneruskan mengajinya di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selain itu, selama di Lirboyo, ia juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.

Pada umur 21 tahun, Maimun Zubair melanjutkan belajar ke Makkah Mukarromah. Perjalanan ini, didampingi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai Ahmad bin Syuáib. Di Makkah, Kiai Maimun Zubair mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Kiai Maimun juga meluangkan waktunya untuk mengaji ke beberapa ulama di Jawa, di antaranya Kiai Baidhowi, Kiai Mashum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain. Kiai Maimun juga menulis kitab-kitab yang menjadi rujukan santri. Di antaranya, kitab berjudul al-ulama al-mujaddidun.

Selepas kembali dari tanah Hijaz dan mengaji dengan beberapa kiai, Kiai Maimun kemudian mengabdikan diri untuk mengajar di Sarang, di tanah kelahirannya. Pada 1965, Kiai Maimun kemudian istiqomah mengembangkan Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.

Selama hidupnya, Kiai Maimun memiliki kiprah sebagai penggerak. Ia peranh menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah. Kini, karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Kiai Maimun Zubair diangkat sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan (PPP).?

Politik dalam diri Kiai Maimun bukan tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialoggkan Islam dan kebangsaan. Demikianlah, Kiai Maimun merupakan seorang faqih sekaligus muharrik, pakar fiqh sekaligus penggerak. (Munawir Aziz)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 28 Februari 2015

Mbah Maimoen: Ulama dan Umara Harus Baik, Bukan Baik-baikan

Rembang, Sang Pencerah Muslim. Umara (pemimpin) memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas negara serta membuat program-program yang mampu meningkatkan kesejahteraan umat masyarakat. Sementara ulama juga memiliki peran yang sama.?

Ulama menjadi pengayom dan tempat meminta keteduhan hati daripada umat masyarakat. Mereka berdua memiliki peran yang sangat mulia, sehingga mereka seharusnya bisa berjalan bersama dalam menjaga dan mengurusi umat masyarakat.?

Mbah Maimoen: Ulama dan Umara Harus Baik, Bukan Baik-baikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Maimoen: Ulama dan Umara Harus Baik, Bukan Baik-baikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Maimoen: Ulama dan Umara Harus Baik, Bukan Baik-baikan

Terkait hal itu, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair atau biasa dipanggil Mbah Moen mengingatkan, Indonesia itu tidak bisa dipisahkan dari ulama.

“Ulama dan umara itu harus saling baik-baik. Bukan baik-baikan. Kalau baik-baikan repot malah,” jelas Mbah Moen disambut gelak tawa hadirin saat memberikan saran dan masukan dalam acara Silaturahim Nasional Alim Ulama Nusantara di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang, Kamis (16/3).

Mbah Mun menyakini, jika ulamanya baik maka umaranya pun juga akan baik. “Jika ulama nya baik, umaranya baik,” jelas Mbah Mun.

Sang Pencerah Muslim

Oleh karena itu, Kiai berusia 89 tahun itu berharap agar Allah memberikan berkat kepada para ulama, umara, dan negara Indonesia ini agar negara ini semakin baik.

“Semoga Allah memberkati kita,” tuturnya.

Selain Mbah Mun, ada KH Tolchah Hasan yang juga memberikan masukan kepada pengurus NU. Sementara Ketua Umum dan Rais ‘Aam PBNU memberikan sambutan dan laporan kegiatan. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)?

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Bahtsul Masail, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 02 Desember 2014

Wapres: Tumbuhkan Minat Baca, ke Pesantren Saja

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Diakui atau tidak, pondok pesantren telah sejak lama mengajarkan serta membudayakan minat baca dan belajar. Tak hanya itu. Tradisi menulis pun seakan telah menjadi tradisi di lembaga pendidikan tradisional khas Indonesia itu.

Tak berlebihan jika Wakil Presiden Jusuf Kalla menyarankan agar sistem pendidikan dan tradisi membaca serta menulis di pesantren patut dijadikan contoh. Karena, menurutnya, seminar-seminar bertema pengembangan minat membaca kerap diadakan, namun belum banyak menghasilkan minat belajar bagi para siswa.

"Kalau mau belajar soal bagaimana mengharuskan membaca, nggak perlu ke luar negeri, pergi saja ke pesantren," ujar Wapres Kalla saat membuka Seminar Nasional bertajuk “Sosialisasi Pengembangan Budaya Minat Baca dan Pembinaan Perpustakaan Nasional” di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (12/7).

Wapres: Tumbuhkan Minat Baca, ke Pesantren Saja (Sumber Gambar : Nu Online)
Wapres: Tumbuhkan Minat Baca, ke Pesantren Saja (Sumber Gambar : Nu Online)

Wapres: Tumbuhkan Minat Baca, ke Pesantren Saja

Di pesantren, tutur Wapres Kalla, para santri, tiap hari wajib membaca kitab-kitab kuning dengan penuh khusyuk, tentang materi-materi keagamaan ataupun sastra. Hal itulah yang merupakan dasar bagi pengembangan minat baca di pesantren.

"Bahkan sambil terkantuk-kantuk, santri tetap baca. Mereka nurut (patuh) pada ustad, ustad nurut pada kiai, kiai nurut pada kiai khos-nya. Pak Mendiknas (Menteri Pendidikan Nasional, red) harus jadi kiai khos-nya," ujar Wapres Kalla disambut tawa peserta seminar, termasuk Mendiknas Bambang Sudibyo.

Sang Pencerah Muslim

Ia mengungkapkan, sebaiknya Mendiknas membuat aturan mengenai keharusan untuk membaca. Para siswa diwajibkan untuk membaca dan mengetahui pelajaran-pelajaran yang harus dia ketahui dari buku, bukan sekadar menumbuhkan minat membaca.

"Kalau minat saja, kalau anaknya tidak mau, bagaimana. Yang penting itu harus membaca, karena dari keharusan akan menjadi kebiasaan," tandasnya.

Karena itu, Wapres berharap, seminar yang diadakan Departemen Pendidikan Nasional itu tidak hanya membicarakan pentingnya membaca, tapi bagaimana membuat aturan soal keharusan membaca. (rif/dtc)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Halaqoh, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Kamis, 03 Juli 2014

Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang

Ada khilafiyah di kalangan fuqaha dalam masalah penunaian zakat fitrah dengan uang. Pertama, pendapat yang membolehkan. Ini adalah pendapat sebagian ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Tsauri, Imam Bukhari, dan Imam Ibnu Taimiyah. (As-Sarakhsi, al-Mabsuth, III/107; Ibnu Taimiyah, Majmu’ al-Fatawa, XXV/83).Dalil mereka antara lain firman Allah SWT ,”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka.” (QS at-Taubah [9] : 103). Menurut mereka, ayat ini menunjukkan zakat asalnya diambil dari harta (mal), yaitu apa yang dimiliki berupa emas dan perak (termasuk uang). Jadi ayat ini membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang. (Rabi’ Ahmad Sayyid, Tadzkir al-Anam bi Wujub Ikhraj Zakat al-Fithr Tha’am, hal. 4).

Mereka juga berhujjah dengan sabda Nabi SAW,”Cukupilah mereka (kaum fakir dan miskin) dari meminta-minta pada hari seperti ini (Idul Fitri).” (HR Daruquthni dan Baihaqi). Menurut mereka, memberi kecukupan (ighna`) kepada fakir dan miskin dalam zakat fitrah dapat terwujud dengan memberikan uang. (Abdullah Al-Ghafili, Hukm Ikhraj al-Qimah fi Zakat al-Fithr, hal. 3).

Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang (Sumber Gambar : Nu Online)
Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang (Sumber Gambar : Nu Online)

Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang

Kedua, pendapat yang tidak membolehkan dan mewajibkan zakat fitrah dalam bentuk bahan makanan pokok (ghalib quut al-balad). Ini adalah pendapat jumhur ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah. (Al-Mudawwanah al-Kubra, I/392; Al-Majmu’, VI/112; Al-Mughni, IV/295)

Karena ada dua pendapat yang berbeda, maka kita harus bijak dalam menyikapinya. Ulama sekaliber Imam Syafi’i, mujtahid yang sangat andal saja berkomentar tentang pendapatnya dengan mengatakan, ”Bisa jadi pendapatku benar, tapi bukan tak mungkin di dalamnya mengandung kekeliruan. Bisa jadi pendapat orang lain salah, tapi bukan tak mungkin di dalamnya juga mengandung kebenaran.”

Sang Pencerah Muslim

Dalam masalah ini, sebagai orang awam (kebanyakan), kita boleh bertaqlid (mengikuti salah satu mazhab yang menjadi panutan dan diterima oleh umat). Allah tidak membebani kita di luar batas kemampuan yang kita miliki. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”  (Al-Baqarah [2]: 286).

Sang Pencerah Muslim

Sesungguhnya masalah membayar zakat fitrah dengan uang sudah menjadi perbincangan para ulama salaf, bukan hanya terjadi akhir-akhir ini saja. Imam Abu Hanifah, Hasan Al-Bisri, Sufyan Ats-Tsauri, bahkan Umar bin Abdul Aziz sudah membincangkannya, mereka termasuk orang-orang yang menyetujuinya. Ulama Hadits seperti Bukhari ikut pula menyetujuinya, dengan dalil dan argumentasi yang logis serta dapat diterima.

Menurut kami, membayar zakat fitrah dengan uang itu boleh, bahkan dalam keadaan tertentu lebih utama. Bisa jadi pada saat Idul Fitri jumlah makanan (beras) yang dimiliki para fakir miskin jumlahnya berlebihan. Karena itu, mereka menjualnya untuk kepentingan yang lain. Dengan membayarkan menggunakan uang, mereka tidak perlu repot-repot menjualnya kembali yang justru nilainya menjadi lebih rendah. Dan dengan uang itu pula, mereka dapat membelanjakannya sebagian untuk makanan, selebihnya untuk pakaian dan keperluan lainnya. Wallahu a’lam bish-shawab. (Sumber: Konsultasi Zakat LAZIZNU dalam Nucare yang diasuh oleh KH. Syaifuddin Amsir / Red. Ulil H) . Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Nasional, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Senin, 30 Desember 2013

Sandiaga Uno Temui Menteri Hanif

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri menerima kunjungan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Sandiaga Uno guna membahas permasalahan ketenagakerjaan di Jakarta, Jumat (27/10).

Sandiaga Uno Temui Menteri Hanif (Sumber Gambar : Nu Online)
Sandiaga Uno Temui Menteri Hanif (Sumber Gambar : Nu Online)

Sandiaga Uno Temui Menteri Hanif

“Hari ini saya dikunjungi sama Pak Sandiaga Uno, pastinya kita membahas persoalan-persoalan yang menjadi tanggung jawab saya, yaitu persoalan ketenagakerjaan,” kata Hanif.

Salah satu hal yang dibicarakan pada pertemuan tersebut adalah mendorog bagaimana agar angkatan kerja baru bisa mendapat pekerjaan yang baik,” katanya di kantor Kemnaker. 

Topik pembicaraan lainnya yang dibahas yakni mengenai pengupahan. 

Sang Pencerah Muslim

“Hal yang paling dekat, kami membahas mengenai pengupahan, bagaimana menjaga agar iklim usaha ini tetap baik, ada kepastian bagi dunia usaha mengenai kenaikan upah dan kepastian bagi pekerja untuk mendapatkan kenaikan upah,” jelasnya.

Hanif menambahkan, sesuai PP 78 tentang pengupahan, saat ini pihaknya sudah melakukan beberapa upaya terkait  penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP).

“Kita (kami, Red) sudah minta kepada kepala daerah dalam hal ini gubernur yang berkewajiban untuk menetapkan UMP setiap tahunnya merujuk pada peraturan perundang-undangan. Saya sudah surati mereka dan sudah memberi data pertumbuhan ekonomi dan inflasi dan data lainnya yang diperlukan,” papar Hanif.

Selain itu, Hanif mengimbau para pekerja supaya tidak melakukan demo karena setiap tahun upah pasti naik.

“Kalau soal PP 78 kan memberikan kepastian kepada semua pihak bahwa kenaikan upah setiap tahun bersifat prediktif. Kenaikannya sesuai dengan formulasi. Dengan begini sudah merupakan sesuatu yang bersifat win-win solution, sehingga everybody happy,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Dengan seperti itu, imbuh Hanif, pihaknya berharap dunia usaha akan terus berkembang, lapangan kerja tercipta dan angkatan kerja baru bisa masuk.

“Yang kita pikirkan bukan hanya yang sudah bekerja tetapi juga mereka yang belum bekerja. Jangan sampai yang sudah bekerja menghambat yang belum bekerja,” tutur Hanif.

Hanif menegaskan, upah minimum juga berlaku bagi pekerja outsourcing. “Bagi mereka semua yang terikat kontrak kerja, upah minimum akan tetap  berlaku,” tegasnya.

Sementara itu, Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno memaparkan, pihaknya masih dalam proses untuk menentukan UMP 2018.  

“Kami sedang dalam proses menentukan UMP. Saya berharap dalam beberapa hari kedepan insyaallah hasilnya akan selesai dan pastinya terbuka, transparan, dan berkeadilan,” papar Sandiaga.

Sandiaga menambahkan, pihaknya belum bisa menyebutkan angka besaran UMP, akan tetapi kebijakan yang akan diambilnya akan berbasis data.

“Kita tidak bicara angka, kita hanya bicara mengenai mekanisme. Tentunya ada beberapa upgrading tentang kebutuhan hidup layak, akan direview, jadi itu yang kita bicarakan. Kebijakan ini berbasis data makanya saya bawa juga tim Jakarta Smart City,” pungkas Sandiaga. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Minggu, 06 Januari 2013

Aktivis Cyber Aswaja Satukan Visi Perangi Hoax di Medsos

Semarang, Sang Pencerah Muslim - Aktivis cyber Aswaja Kota Semarang berkumpul di auditorium perpustakaan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jumat (30/12). Mereka menyayangkan pelbagai kekerasan di dunia sosial dan konten hoax. Mereka membahas bagaimana menyikapi hal tersebut yang merebak di dunia maya.

Mereka dengan pertemuan kali ini akhirnya membuat kesepakatan untuk mengimbangi peredaran situs penyebar hoax dengan konten-konten yang menyejukkan.

Aktivis Cyber Aswaja Satukan Visi Perangi Hoax di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Cyber Aswaja Satukan Visi Perangi Hoax di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Cyber Aswaja Satukan Visi Perangi Hoax di Medsos

Agus Fathuddin Yusuf memberikan pengantar bahwa, sekarang kita sudah bisa membuat media sendiri. Kita bisa memproduksi berita, fotografi, bahkan pemilik media itu sendiri. Ia mengajak peserta untuk melihat media sosial sekarang ini. Dari sini kita dengan mudah menyebarkan berita yang kadang abai terhadap proses verifikasi, cek dan ricek serta keberimbangan.

Sang Pencerah Muslim

Pembicara lain Hasan Habibie yang mewakili Pustekkom Kemendikbud mendorong pada peserta workshop untuk memperbanyak konten yang menyejukkan dan Islam rahmatan lil alamin. Semangat pemuda ini harus terus dikobarkan menyuarakan hal-hal yang memberikan informasi positif untuk menjaga keharmosian kehidupan. Berita hoax yang selama ini mengganggu kenyamanan harus kita kurangi bersama.

Kalau kita menyebarkan berita harus memiliki etika islami. Kita bisa meniru sifat nabi mulai dari shiddiq, amanah, tabligh, dan dan fathanah. Selain itu, kita bisa menggali etika-etika yang lain dari ulama-kiai sebagai adab dalam menyebarkan informasi pada publik.

Sang Pencerah Muslim

"Banyak ayat yang menginspirasi kita untuk melakukan verifikasi, salah satunya ayat 6 surat al-Hujurat," kata Wakil Ketua PCNU Kota Semarang yang juga aktif sebagai Wakil Ketua MAJT Agus Fathuddin.

Agus berharap jaringan yang terbentuk kali ini mampu mewarnai dunia maya menggunakan konten yang sejuk, damai, dan ramah. Kegiatan ini diinisiasi Lembaga Kajian dan Sumber Daya Manusia NU Kota Semarang bekerja sama dengan Pustekkom Kemendikbud sebagai bagian penguatan pemuda Kota Semarang. (Zulfa/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Tegal, Makam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 Agustus 2012

Muslimat NU Dampingi Anak-Anak Malaysia Liburan Mendidik

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Istimewa Muslimat NU Malaysia memfasilitasi sebanyak 30 anak-anak untuk mengisi hari libur selama sepekan di villa Nur Raihan Hulu Langat, Selangor, Sabtu (22-29/11). Peserta yang umumnya terdiri atas putra-putri pengurus Muslimat NU ini ditarik biaya sebesar 100 ringgit Malaysia.

Pada kesempatan liburan ini, Muslimat NU Malaysia melatih kemandirian peserta, penanaman akhlak, pendampingan fiqih dasar seputar kewajiban fardhu sehari-hari, hingga melatih kemampuan berbahasa Arab dan Inggris.

Muslimat NU Dampingi Anak-Anak Malaysia Liburan Mendidik (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Dampingi Anak-Anak Malaysia Liburan Mendidik (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Dampingi Anak-Anak Malaysia Liburan Mendidik

Ketua panitia Elita Laili mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas tawaran koordinator bidang dakwah Muslimat NU Malaysia Syarifah Nawirah. “Syarifah ingin agar villa ini digunakan untuk kegiatan keagamaan seperti seminar dan pelatihan apa pun yang baik.”

Sang Pencerah Muslim

Ketua PCI Muslimat NU Malaysia Mimin Mintarsih menyatakan tujuan kegiatan liburan ini untuk mendidik anak-anak kendati di musim liburan. “Ketika liburan, anak-anak biasanya menggunakan seluruh hari libur untuk liburan. Di sini kita ajar mereka memanfaatkannya dengan hal positif,” kata Mimin.

Setiap pagi sekira jam 04.30 hingga hampir tengah malam 22.30, peserta mengisinya dengan praktik ibadah qauliyyah (perkataan), fi’liyyah (perbuatan), tahsin al-qira’ah (perbaikan bacaan al-Quran), dan ilqa’u al-mufradat (pemberian kosa kata).

Sang Pencerah Muslim

Meski terlihat serius, kegiatan ini juga disisipi dengan beberapa permainan menarik. “Sengaja kita tambahkan game-game itu agar mereka tidak jenuh. Kita ingin menyampaikan materi yang sama dengan cara yang berbeda, dan lebih menyenangkan,” tutur Imanuddin Abil Fida, salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut.

Mimin berharap acara ini bisa berkelanjutan. “Saya melihat manfaat yang sangat besar dari acara ini. Anak-anak bisa mengembangkan diri mereka, belajar beradaptasi dengan lingkungan, dan menambah wawasan mereka sendiri. Semoga tahun depan kita bisa melaksanakannya lagi,” harapnya. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Olahraga, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 15 Desember 2011

NU Lumajang Rintis Pendirian Rumah Sakit

Lumajang, Sang Pencerah Muslim. Wakil Katib PCNU Lumajang H Achmad Syaikhu menyampaikan, kepemimpinan NU Lumajang periode ini tengah menargetkan pendirian rumah sakit NU. Upaya ini ditempuh, menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan warga NU dari sisi layanan kesehatan.

Pada istighotsah yang diadakan dalam rangka memperingati harlah ke-91 NU, Ahad (18/5), H A Syaikhu menilai selama ini NU Lumajang lebih fokus berkecimpung menggarap bidang dakwah dan pendidikan.

NU Lumajang Rintis Pendirian Rumah Sakit (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Lumajang Rintis Pendirian Rumah Sakit (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Lumajang Rintis Pendirian Rumah Sakit

Sementara perhatian ke arah layanan kesehatan masih terbilang sedikit. “Kami bertekad mendirikan rumah sakit, dan kami target periode ini bisa rampung,” jelasnya di hadapan ratusan warga NU dalam istighotsah di aula PCNU Lumajang.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga menyampaikan bahwa Harlah ke-91 NU kali ini memang diperingati secara sederhana dengan berbagai pertimbangan. “Tapi yang penting adalah maknanya. NU sekarang sudah cukup matang. Dalam kematangannya, semgoa ia terus bisa mengabdi,” ujarnya di sela-sela acara.

Sang Pencerah Muslim

Peringatan harlah NU ini diisi dengan sejumlah kegiatan di antaranya bahtsul masail, diklat kader aswaja NU, dan khotmil Qur’an. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Ubudiyah, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock