Tampilkan postingan dengan label Syariah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Syariah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Maret 2017

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Kedasyatan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya tidak bisa dilepaskan dari Resolusi Jihad, Perintah Perang, yang dikeluarkan oleh Hadratush Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari pada Tanggal 22 Oktober 1945. Pernyataan Perintah Perang itu disampaikan oleh Kiai Haji Hasyim Asy’ari di depan Presiden Soekarno di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, beberapa hari sebelum pecah Perang 10 November 1945.

Ihwal pertemuan bersejarah itu diungkapkan oleh Ki Setyo Oetomo Darmadi, adik pahlawan PETA Soepriyadi, di Blok A, Jakarta, Ahad, 7 November 2010.

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945 (Sumber Gambar : Nu Online)
Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945 (Sumber Gambar : Nu Online)

Spirit Rakyat dalam Perang 10 November 1945

Menurut mantan anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang akrab dipanggil Ki Darmadi, Bung Karno menemui Kiai Haji Hasyim Asy’ari ditemani oleh Residen Jawa Timur Soedirman, ayah Kandung Mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Soedirman. Dalam pertemuan bersejarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng itu, kedua pemimpin tersebut membahas situasi politik terkait kedatangan Pasukan Sekutu dibawa Komando Inggris, yang membawa serta penjajah Belanda.

Sang Pencerah Muslim

“Kiai, dipundi (despundi, bhs Jawa: bagaimana: RED.), bahasa Bung Karno, Inggris datang niku(itu: Jawa), gimana umat Islam menyikapinya? “ tanya Presiden Soekarno kepada Rois Akbar NU, yang akrab dengan panggilan Mbah Hasyim.

Sang Pencerah Muslim

Mendapat pertanyaan atas sikapnya dengan kedatangan pasukan Sekutu, yang berdalih mengambil alih kekuasaan dari Jepang, lawan Perang Dunia Kedua yang sudah dikalahkan, yang berarti juga menafikan Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, Mbah Hasyim pun menjawab dengan tegas.

Lho Bung, umat Islam jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah: RED.) untuk NKRI, ini Perintah Perang !” kata Rois Akbar Nahdlatul Ulama Hadratush Syaikh Kia Haji Hasyim Asy’ari, menjawab pertanyaan, sekaligus permintaan bantuan dari Presiden Soekarno dalam menghadapi ancaman pasukan Sekutu.

Pasukan AFNEI mulai mendarat di Jakarta pada Tanggal 29 September 1945 dibawa pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI berkekuatan 3 divisi: Divisi ke-23 dibawa Komando Mayor Jenderal D.C Hawthorn, menguasai daerah Jawa Barat; Divisi ke-5 dibawa Komando Mayor Jenderal E.C.Mansergh, menguasai daerah Jawa Timur; dan Divisi ke-26 dibawah Komando Mayor Jenderal H.M. Chambers, menguasai daerah Sumatera. Adapun Brigade ke-49 dibawa pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S.Mallaby yang mendarat di Surabaya merupakan bagian Divisi ke-23 pimpinan Mayjen D.C Hawthorn. Ketiga divisi itu bertugas mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Jepang, yang berarti tidak mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Menurut Ki Darmadi, seruan jihad melawan pasukan sekutu yang dikeluarkan Kiai Haji Hasyim Asy’ari itulah yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. “Lalu Kiai Hasyim Asy’ari meminta Bung Tomo supaya teriak Allahu Akbar untuk menggerakkan para pemuda. Jasa utama Bung Tomo itu karena diperintah Kiai Haji Hasyim Asy’ari jadi orator perang,” ungkap Ki Darmadi terkait ihwal munculnya pekik Allahu Akbar yang dikumandangkan Bung Tomo melaui radio-radio.

Terkait pertanyaan kenapa Bung Karno menemui Mbah Hasyim Asy’ari, adik Pahlawan Nasional Soepriyadi, yang lahir di Kediri pada 17 Maret 1930 silam ini menjawab, “Tujuannya supaya Kiai Hasyim Asy’ari yang memiliki pengaruh besar di kalangan umat Islam itu menggerakkan jihad. Lalu ada yang hendak mengenyampingkan, kenapa Bung Karno tidak ke BKR (TKR: RED)? Saya punya jawaban. Karena jauh sebelum itu, saat pasukan PETA terbentuk, semua komandan batalyonnya itu ulama. Dan yang punya pengaruh besar terhadap para ulama, dan santri itu kan Kiai Haji Hasyim Asy’ari,” terang Ki Darmadi.

Di antara para ulama yang memegang kendali komando terhadap pasukan PETA, salah satu cikal bakal BKR itu, adalah Panglima Divisi Suropati, Kiai Imam Sujai, Divisi Ranggalawe dengan Panglimanya Jatikusumo, wakilnya adalah Soedirman, ayah kandung Basofi Soedirman, mantan gubernur Jawa Timur. Termasuk di Jawa Barat, komandan resimennya seorang ulama yang berjuluk Singa Bekasi, Kiai Haji Noor Ali.

“Jadi pilihan Bung Karno menemui Kiai Hasyim Asy’ari itu sudah tepat, karena yang bisa menggerakkan umat Islam ya, Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Terbukti sebelum Inggris masuk seluruh komandan batalyon PETA itu ulama,” tandas Ki Darmadi.

Presiden Soekarno memang datang ke orang yang tepat, lanjut Ki Darmadi, dampak perangnya pun luar biasa, seperti digambarkan dalam buku berjudul : Api Neraka di Surabaya. “Pertempuran di Surabaya itu bagaikan neraka bagi pasukan Sekutu. Orang bisa mati-matian berperang, itu karena perintah jihad tadi,” terang Ki Darmadi.

Pelaku dan saksi sejarah lainnya, yaitu Tokoh dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Muchit Muzadi beberapa tahun lalu mengatakan, Hari Pahlawan 10 November itu tak bisa dilepaskan dengan Resolusi Jihad NU, yang dicetuskan para ulama di Bubutan, Surabaya pada 22 Oktober 1945.

“Proklamasi yang diucapkan Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tantangan kepada tentara Sekutu yang saat itu berkuasa setelah Jepang menyerah,” kata Kiai yang akrab dipanggil dengan Mbah Muchit ini. Pernyataan salah seorang santri Hadratus Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ari ini kian menegaskan, bahwa Deklarasi Resolusi Jihad 21-22 Oktober 1945 merupakan kelanjutan dari hasil pertemuan Bung Karno dengan Mbah Hasyim.

Segera setelah itu, ribuan kiai dan santri bergerak ke Surabaya. Pada Tanggal 28 Oktober 1945, pasukan sekutu dibawa Brigadir Jenderal Mallaby mengambil alih lapangan udara Morokrembangan, dan beberapa gedung penting kantora jawatan kereta api, pusat telepon dan telegraf, termasuk Rumah Sakit Darmo.

Pertempuran besar tak terhindarkan antara 6 ribu pasukan Inggris dengan 120 ribu pemuda Indonesia yang terdiri dari para santri, dan tentara. Akibat kalah jumlah Mallaby meminta bantuan Hawthorn agar pihak Indonesia menghetikan pertempuran. Hawthorn pun meminta Soekarno agar mau membujuk panglima-panglimanya di Surabaya menghentikan pertempuran. Terjepit pasukan sekutu itu digambarkan dalam buku Donnison “The Fighting Cock” sebagai “Narrowly escape complete destraction” alias hampir musnah seluruhnya”, kalau tidak dihentikan Soekarno – Hatta dan Amir Syarifuddin.

Jenderal Sekutu Tewas

Karena tidak mau belajar, dari kekalahan pertama, Brigjen Mallaby pun tewas dalam pertempuran yang pecah pada Tanggal, 30 Oktober 1945. Panglima AFNEI Letjen Philip Sir Christison pun mengirim pasukan Divisi ke-5 dibawa Komando Mayor Jenderal E.C.Mansergh, jenderal yang terkenal karena kemenangannya dalam Perang Dunia II di Afrika saat melawan Jenderal Rommel, jenderal legendaris tentara Nazi Jerman. Mansergh membawa 15 ribu tentara, dibantu 6 ribu personel brigade45 The Fighting Cock dengan persenjataan serba canggih, termasuk menggunakan tank Sherman, 25 ponders, 37 howitser, kapal Perang HMS Sussex dibantu 4 kapal perang destroyer, dan 12 kapal terbang jenis Mosquito.

Dengan mesin pembunuhnya itu, Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya, untuk bertekuk lutut alias menyerah, yang berarti mengakui Indonesia belum merdeka.

”Ultimatum Sekutu itu pun tak digubris sehingga terjadilah pertempuran 10 November 1945 dengan korban yang tidak sedikit, bahkan para santri dari Kediri, Tuban, Pasuruan, Situbondo, dan sebagainya banyak yang menjadi mayat dengan dibawa gerbong KA,” kata Mbah Muchit.

Kiai Kelahiran Tuban Jatim pada 1925 itu menambahkan, semangat dan tekad untuk merdeka itu merupakan semangat yang dipupuk melalui Resolusi Jihad NU yang digagas para ulama NU di Jalan Bubutan, Surabaya.”Tapi, terus terang, semuanya itu tidak tercatat dalam sejarah, karena ulama NU itu memang tidak ingin menonjolkan diri, sebab mereka berbuat untuk bangsa dan negara demi ridlo dari Allah SWT, bukan untuk dicatat dalam sejarah,” katanya.

Dampak perlawanan itu sepertinya tidak pernah terpikir oleh pasukan Sekutu, yang mengultimatum, agar seluruh pemuda, dan pasukan bersenjata bertekuk lutut. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

“Kenapa bisa begitu? Karena sebenarnya yang fanatik melbu suwargo (Bhs Jawa: masuk surga: RED.) itu kan Islam, jadi sudah tidak mikir apa-apa lagi. Mana ada Jenderal Sekutu tewas dalam Perang Dunia Kedua, itu kan hanya terjadi di Surabaya, di Indonesia, dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby,” kata Ki Darmadi menandaskan.

David Welch menggambarkan dasyatnya pertempuran itu dalam bukunya, Birth of Indonesia (hal. 66),“Di pusat kota pertempuran adalah lebih dasyat, jalan-jalan diduduki satu per satu, dari satu pintu ke pintu lainnya. Mayat dari manusia, kuda-kuda, kucing-kucing serta anjing-anjing bergelimangan di selokan selokan. Gelas - gelas berpecahan, perabot rumah tangga, kawat-kawat telephon bergelantungan di jalan-jalan dan suara pertempuran menggema di tengah gedung-gedung kantor yang kosong. Perlawanan Indonesia berlangsung dalam dua tahap, pertama pengorbanan diri secara fanatik, dengan orang-orang yang hanya bersenjatakan pisau-pisau belati menyerang tank-tank Sherman, dan kemudian dengan cara yang lebih terorganisir dan lebih efektif, mengikuti dengan cermat buku-buku petunjuk militer Jepang”

Pertempuran berlangsung dengan ganas selama 3 minggu. Pada akhir bulan November 1945 seluruh kota telah jatuh ke tangan sekutu. Namun semangat perlawanan oleh para pejuang Indonesia yang masih hidup tak bisa dipadamkan. Para santri, dan tentara mengikuti ribuan pengungsi yang melarikan diri meninggalkan Surabaya dan kemudian mereka membuat garis pertahanan baru mulai dari Mojokerto di Barat hingga ke arah Sidoarjo di Timur. Beberapa versi menyebut, korban dari pihak Republik Indonesia mencapai 20 ribu, bahkan ada yang menyebut 30 ribu jiwa.

Pelaku dan Saksi Sejarah

Pertanyaan, kemudian muncul, bagaimana membuktikan bahwa peristiwa Pertemuan Bung Karno dengan Rais Akbar Kiai Haji Hasyim Asy’ari itu benar? Mendapat pertanyaan ini Ki Setyo Oetomo Darmadi, menjelaskan posisinya. Menurutnya, Inggris datang ke Surabaya itu jauh sebelum meletus Perang 10 November 1945.

“Setelah meletus Pemberontakan PETA yang dipimpin Soepriyadi, saya dan ayah saya sekeluarga ditahan oleh penjajah Jepang, setelah Proklamasi Kemerdekaan, yaitu pada Tanggal 25 Agustus kami sekelurga dibebaskan. Usia saya saat itu 15 tahun, lalu masuk BKR. Karena saya Adiknya Soepriyadi, saya bisa kenal sama kiai-kiai, di antaranya Pak ud (KH Jusuf Hasyim), Pak Baidlowi, lalu bapaknya Pak Rozi Munir, yaitu Pak Munasir. Dan kebetulan saya masih familinya Bung Karno, jadi saya tahu ada pertemuan Bung Karno dengan Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Hasil pertemuan itu juga disampaikan oleh Bung Karno kepada para anggota BKR,” ungkap Ki Darmadi menjawab, asal sumber kesaksian.

Seruan Resolusi Jihad yang disampaikan di depan Presiden Soekarno oleh Rois Akbar Kiai Haji Hasyim Asy’ari merupakan peristiwa sejarah yang terpendam, dan hanya menjadi sejarah lisan. Namun, peristiwa tersebut bukan isapan jempol. Saat penulis meneliti sejumlah arsip Kabinet Presiden di Arsip Nasional, Cilandak, Jakarta Tahun 2001, penulis menemukan indeks tentang Resolusi Jihad. Namun saat saya pesan untuk saya baca, ternyata bagian pelayanan arsip tersebut menyatakan arsip sudah kosong, alias hilang.(Abdullah Taruna)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Santri, Syariah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 26 November 2016

IPNU-IPPNU Buka Puasa dan Tarawih bersama Jamaah Ahmadiyah

Wonosobo, Sang Pencerah Muslim

Sejumlah pemuda yang tergabung dalam organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Watumalang, Wonosobo, Jawa Tengah, Ahad (19/6), menggelar acara buka puasa dan tarawih bersama jamaah Ahmadiyah di Masjid Al-Mubarok Dusun Sumber, Desa Lumajang, Kecamatan Watumalang yang merupakan basis terbesar jamaah Ahmadiyah di Kabupaten Wonosobo.

IPNU-IPPNU Buka Puasa dan Tarawih bersama Jamaah Ahmadiyah (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Buka Puasa dan Tarawih bersama Jamaah Ahmadiyah (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Buka Puasa dan Tarawih bersama Jamaah Ahmadiyah

Ketua Pengurus Takmir Masjid Al-Mubarok Satoto, yang mewakili jamaah Ahmadiyah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh kader IPNU-IPPNU Watumalang tersebut. Ia mengaku bangga bahwa kader IPNU-IPPNU mau menjaga silaturahim dengan umat Islam lain meskipun mempunyai perbedaan secara ideologis. Selain itu, ia juga memuji Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam yang memegang erat nilai-nilai toleransi.

"Dalam keadaan bangsa Indonesia yang sedang dilanda krisis moral ini, kami merasa bangga memiliki Nahdlatul Ulama yang merupakan ormas Islam yang sangat toleran terhadap kelompok lain, bukan hanya dalam internal Islam saja. Akan tetapi kepada umat agama lain," tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, M. Sairin, senior IPNU Watumalang, mengungkapkan bahwa acara tersebut merupakan upaya untuk menjaga tali silaturahim dan kesatuan serta persatuan umat Islam yang akhir-akhir ini banyak diwarnai dengan perpecahan.

Sang Pencerah Muslim

"Dengan acara ini kami berharap kerukunan antarumat Islam selalu terjaga, perbedaan bukanlah alasan untuk saling berpecah-belah. Saling menghargai perbedaan adalah hal yang sangat penting untuk selalu dilakukan," tuturnya.

Bukan hanya itu, dalam acara tersebut IPNU-IPPNU Kecamatan Watumalang memberikan sejumlah Al-Quran kepada Masjid Al-Mubarok sebagai kenang-kenangan yang diharapkan dapat dipergunakan untuk kemanfaatan jamaah Ahmadiyah di sana. Acara tersebut ditutup dengan taushiyah yang disampaikan Ketua Tanfidziyah MWCNU Watumalang Kiai Mansyur. Ia menekankan pentingnya bersyukur kepada Allah dan hikmah di balik bulan Ramadhan.

Acara buka dan tarawih bersama tersebut merupakan rangkaian kegiatan Ramadhan yang secara rutin dilakukan oleh IPNU-IPPNU Kecamatan Watumalamg yang selanjutnya akan disusul dengan kegiatan serupa serta santunan anak yatim di daerah Watumalang pada Sabtu (25/6), sebagai acara puncak dari rangkaian kegiatan tersebut. (Bujang Fajar Al-fatih/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Humor Islam, Syariah, Ahlussunnah Sang Pencerah Muslim

Senin, 14 November 2016

Ke(tidak)jelasan Sikap PMII terhadap NU

Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang akan diselenggarakan pada Agustus mendatang akan menjadi sejarah baru bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Bagaimana tidak, dalam Muktamar tersebut akan juga dibahas hubungan antara PMII dan NU, apakah PMII akan kembali kepada NU secara struktural atau justru PMII memilih berada di luar strukur NU. Tetapi, sejauh mana momentum yang akan menjadi sejarah bagi PMII dalam Muktamar NU tersebut sudah dipersiapkan dan dihadapi oleh PMII?

Desas-desus hubungan PMII-NU sebenarnya sudah lama diperbincangkan, bahkan dituangkan dalam bentuk tulisan di beberapa media. Pro-kontra terhadap status PMII yang akan menjadi bagian struktural NU, pun dijelaskan secara rasional sampai pada pernyataan sikap “iya atau tidak” . Dengan beberapa argumen tersebut tentu juga menjadi bagian pertimbangan dalam menyatakan sikap PMII terhadap NU.

Tetapi yang perlu digaris bawahi, argumen tersebut hanyalah bersifat personal. Penilaian antara kembali atau tidak PMII dalam struktur NU berdasarkan atas pengalaman pribadi dan beberapa catatan tentang sejarah PMII atau NU di banyak literasi. Dari dasar itulah, menjadi sangat penting pernyataan sikap secara konstitutif dari PMII sebagai organisasi apakah akan kembali ke NU atau justru tetap menjaga jarak secara struktural, dan berbaur secara kultural.

Ke(tidak)jelasan Sikap PMII terhadap NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ke(tidak)jelasan Sikap PMII terhadap NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ke(tidak)jelasan Sikap PMII terhadap NU

Ketakjelasan Sikap

Diakui atau tidak, kedekatan PMII dan NU ibarat ibu dan anak. Lahir dari rahim NU, PMII menjadi sayap kemahasiswaan NU untuk menyebarkan nilai-nilai ke-Islam-an ahlussunah wal jamaah (Aswaja) di tingkat universitas. Hubungan PMII dan NU dalam durasi waktu 1966-1970-an adalah dependensi. Baru pada tahun 1972, PMII mendeklarasikan diri menjadi organisasi independen di Malang akibat dari situasi politik di masa itu.

Kembalinya NU menjadi organisasi keagamaan dan kemasyarakatan (Kembali ke Khittah 1926) pada tahun 1984 di Situbondo, hubungan PMII dengan NU menjadi interdependensi. Tetapi, bagi NU hubungan interdependensi tidak menjadikan ia (sebagai ibu) lapang hati ‘melepas’ anaknya. Ada banyak asumsi, kenapa NU mengingikan PMII kembali dalam lingkaran strukturnya, yang salah satunya adalah kader muda NU (PMII) semakin liar, baik secara pemikiran maupun tindakan empirik keseharian.

Sang Pencerah Muslim

Maka menjadi penting bagi NU merangkul PMII kembali. Sikap liar yang di maksud sebenarnya bukan berarti adanya indikasi PMII keluar dari nilai-nilai Aswaja (NU). PMII tidak pernah mejaga jarak dengan Aswaja (NU). PMII akan selalu dekat dengan ajaran kebenaran Aswaja.

Adalah wajar PMII liar dalam konteks pemikiran, karena diakui atau tidak, PMII sebagai organisasi ekstra parlementer sudah seharusnya menggunakan logika ekstra parlementer. Sehingga, transformasi ajaran-ajaran Aswaja yang mencakup toleransi, seimbang, moderat, dan keadilan dalam perilaku sehari-hari berbeda antara PMII dan NU. Hemat penulis, adalah asumsi keliru jika liarnya PMII dalam konteks berpikir dan perilaku sehari-hari dianggap melenceng dari nilai-nilai Aswaja (NU).

Ilustrasi di atas tentunya sangat subjektif murni dari pengalaman penulis. Maka perlu adanya ketegasan sikap dari PMII sebagai organisasi terkait hubungan PMII dan NU yang akan dibahas pada Muktamar NU Agustus mendatang.

Sayangnya, di tengah munculnya perdebatan apakah kembali ke NU secara struktural atau tidak, responsifitas—terutama—pengurus besar sangat minus. Pengurus besar yang seharusnya merespons dengan cepat, malah justru tidak terlihat lamban. Hal ini menimbulkan sikap mengambang di tataran PMII, meskipun keputusan tersebut masih akan dinyatakan bulan Agustus mendatang.

Sejauh penagamatan penulis, terutama dalam memperoleh informasi terkait agenda pengurus besar dalam merumuskan PMII ke depan, tidak ada yang menyentuh akan perbincangan apakah PMII kembali atau tidak menjadi bagian struktural NU. Dalam website resmi PB PMII, pun penulis tidak menemukannya. Padahal, website tersebut adalah salah satu akses bagi penulis dan kader PMII yang berada jauh dalam pucuk pemimpin kepengurusan untuk mendapatkan informasi terkait PMII.

Sang Pencerah Muslim

Dengan demikian, penulis mengusulkan adanya pertemuan seluruh cabang PMII yang dikoordinir oleh PB PMII dalam rangka merumuskan sikap PMII terhadap NU. Keputusan tersebut harus merupakan keputusan seluruh kader PMII, baik kader baru sampai pada kader yang sudah menduduki posisi strategis dalam kepengurusan PMII. Hal ini menjadi penting karena PMII bukan milik segelintir “elit”, tetapi seluruh kader. Sehingga, rekomendasi yang nantinya akan diputuskan terkait sikap PMII terhadap NU, apakah kembali ke NU secara struktural adalah murni hasil dari pemikiran, ide, dan gagasan seluruh kader PMII.

Jangan sampai

Kejelasan sikap PMII apakah kembali atau tidak ke dalam struktural NU tidak hanya ditunggu-tunggu oleh NU, melainkan juga oleh seluruh kader PMII. Jarak waktu sampai bulan Agustus, di mana Muktamar NU akan diselenggarakan, sangat memungkinkan untuk mengakomodir seluruh pemikiran, ide, dan gagasan kader PMII dalam menyatakan sikap. Tetapi dengan adanya fakta di atas, menimbulkan beberapa kecurigaan yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam konteks riil.

Asumsi penulis, waktu yang masih relatif panjang itu perlu digunakan semaksimal mungkin, sehingga memperoleh keputusan yang cukup menjadi representasi dari seluruh keinginan dan kebutuhan kader. Takutnya, jika tidak segera dimaksimalkan akan ada keputusan yang justru mendiskriminasi keinginan bahkan kebutuhan kader secara keseluruhan. Keputusan diskriminatif itu terjadi jika keputusan diambil secara sepihak. Sehingga, keputusan yang akan diambil tidak sesuai dengan keinginan seluruh kader (konsensus).

Artinya bahwa, persetujuan yang akan dihasilkan yang semestinya adalah hasil dari persetujuan seluruh kader, justru tidak melibatkan kader secara keseluruhan. Sehingga kader hanya menerima keputusan tanpa persetujuannya dengan adanya pemaksann dari pimpinan tertinggi. Maka dari itu, waktu yang relatif panjang ini harus segera digunakan untuk melakukan diskusi panjang. Sehingga, tidak ada lagi alasan, semisal dengan sempitnya waktu yang dimiliki sehingga hanya melibatkan pimpinan untuk memperoleh keputusan yang cepat.

Dalam pandangan Jurgen Habermas, sebuah persetujuan kehilangan cirinya sebagai keyakinan? bersama, begitu pihak-pihak yang mencapai persetujuan tersebut mengetahui bahwa persetujuan itu dihasilkan dari pemaksaan kehendak yang berasal dari luar proses itu (F. Budi Hardiman, 2009: 36).

Maka dari itu, sikap PMII terhadap NU tidak menginginkan adanya bentuk diskriminasi atau pemaksaan sehingga menciderai proses persetujuan yang akan dibawa dalam muktamar NU Agustus mendatang. Karena, persetujuan ini merupakan momentum bersejarah bagi PMII, apakah independensi, dependensi, atau interdependensi? Wallahu a’lam!

Ahmad Riyadi, Koordinator Penelitian dan Pengembangan PMII Komisariat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 09 Juli 2016

Buka Bersama, Merayakan Kebersamaan dalam Ramadhan

Tradisi yang belakangan ini semakin marak selama Ramadhan adalah buka puasa bersama. Berbagai kalangan, dari seluruh lapisan masyarakat menggelar buka puasa dengan ragamnya masing-masing. Ini bukan sekedar soal makan bersama, tetapi di situ, terdapat nilai yang lebih luhur, seperti terjalinnya silaturrahmi yang sebelumnya kurang mendapat perhatian mengingat berbagai kesibukan yang seolah-olah tiada habisnya. Ramadhan, mengingatkan kembali akan kodrat manusia sebagai makhluk sosial untuk bersosialisasi dengan yang lain.

Buka puasa bersama merupakan salah satu sunnah Nabi. Rasul mengatakan bahwa memberi makan orang yang berbuka mendapat pahala seperti berpuasa. Inilah yang menjadi alasan banyak orang memberi makanan untuk berbuka. Ada banyak bentuk tradisi berbuka. Yang paling umum adalah pemberian takjil kepada jamaah shalat Maghrib yang berbuka puasa di masjid-masjid. Di daerah pedesaan, penduduk di sekitar masjid biasanya secara bergiliran menyediakan hidangan berbuka dan cemilan untuk yang bertadarrus di masjid sampai tengah malam. Di masjid daerah perkotaan, dana berbuka bersama diambil dari para donatur.

Tradisi ini terus berkembang dengan munculnya kebiasaan masyarakat yang mengundang kolega, keluarga, dan kenalannya untuk berbuka puasa di rumahnya disertai dengan ceramah agama singkat yang biasa disebut kultum (kuliah tujuh menit) sebelum Maghrib. Bagi orang berpunya, tentu saja, menu yang disajikan merupakan makanan mewah dengan berbagai variasi sebagai penghormatan kepada para undangan yang hadir. Sementara bagi anak-anak muda cukup menggelar buka puasa bersama di restoran fastfood. Beda lagi dengan kalangan aktivis yang biasanya diawali dengan menggelar sebuah diskusi sebelum diakhiri dengan buka puasa bersama. Yang paling sibuk adalah para ustadz yang selama Ramadhan ini jadwalnya sudah penuh untuk mengisi kultum.

Buka Bersama, Merayakan Kebersamaan dalam Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Bersama, Merayakan Kebersamaan dalam Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Bersama, Merayakan Kebersamaan dalam Ramadhan

Nilai terbesar dari buka puasa bersama ini sebenarnya bukan pada acara makan-makannya. Ini hanya menjadi sarana untuk bertemu. Di sela-sela makan inilah para hadirin bisa dengan santai membicarakan banyak hal, mulai menanyakan kabar keluarga, kesehatan, karier, atau persoalan keseharian yang dihadapi masing-masing pihak. Tak jarang, dari pertemuan ini, lahir kerjasama atau kesepakatan-kesepakatan yang membawa manfaat.?

Di Jakarta, tradisi buka puasa bersama bisa dikatakan menggantikan tradisi silaturrahmi saat lebaran karena saat Idulfitri ini, banyak orang pulang kampung sampai seminggu setelahnya ? sehingga saat kembali ke Jakarta, sudah merasa capek dan kehilangan momentum silaturrahmi. Bagi mereka yang tidak pulang kampung atau sudah menjadi orang Jakarta, kunjungan ke rumah yang akrab lebih dikhususkan kepada anggota keluarga dekat. Sementara itu tradsi halal bihalal biasanya lebih formal karena kebanyakan diselenggarakan oleh institusi.

Sang Pencerah Muslim

Tak lupa, jika acara buka puasa bersama ini diselenggarakan oleh orang kaya, biasanya ada bingkisan yang diberikan, entah berupa sarung, baju koko atau sembako. Ini tentu akan sangat bermakna bagi mereka yang membutuhkan. Apalagi mengingat waktu Lebaran banyak sekali kebutuhan untuk merayakannya.

Tradisi yang baik ini, seharusnya menjadi awal memupuk kesalehan sosial dengan tetap menjaga silaturrahmi dan berbagi. Bagaimana agar tradisi silaturrahmi ini tidak hanya ramai di bulan Ramadhan, inilah yang tampaknya harus kita wujudkan bersama-sama. Sesungguhnya silaturrahmi menambah umur dan memperbanyak rezeki. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Syariah, Khutbah, Pemurnian Aqidah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 29 Juni 2016

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam banyak kesempatan, Direktur ASBIHU Tour and Travel KH Hafidz Taftazani mengungkapkan rasa prihatin dengan banyaknya masyarakat yang tergiur oleh promo biaya umrah yang murah.?

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Ciri-ciri Travel Umrah yang Ideal

Keprihatinan tersebut semakin bertambah tatkala ditemukan fakta biro-biro perjalanan umrah yang menawarkan biaya umrah, gagal memberangkatkan jamaahnya, padahal jamaah telah membayar biaya seperti yang disyaratkan.

Keinginan masyarakat untuk melaksanakan umrah seakan-akan dimanfaatkan oleh travel-trevel umrah yang ‘nakal’. Oleh karena itu Kiai Hafidz mengajak mengajak travel umrah menjadi travel umrah yang ideal, yaitu yang sehat jasmani dan sehat rohani.

“Sehat jasmani, artinya perusahaan itu profesional dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan oleh jamaah. Kemudian sehat rohani, yaitu travel umrah itu harus mampu memiliki tim pembimbing yang handal atau hebat, sehingga mampu memberikan bimbingan yang maksimal kepada jemaah,” kata Kiai Hafidz kepada Sang Pencerah Muslim, Sabtu (29/4).

Sang Pencerah Muslim

Menurut Kiai Hafidz, travel umrah yang ideal mampu menyediakan satu pembimbing untuk melayani kebutuhan 15 jamaah. Selain itu, lanjut Kiai Hafidz, travel umrah yang sehat itu sanggup melakukan kegiatan manasik kepada jemaah sebanyak tiga kali sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.?

Travel umrah yang ideal juga memiliki rutinitas pengajian minimal sebulan sekali. Ia memandang penting aktivitas mengaji ini karena dapaat menjadi ajang silaturahim dengan para jamaah maupun calon jamaah. Dalam pengajian juga dapat digunakan untuk saling mengingatkan ajaran Islam, misalnya zakat, infak dan sedekah.

“Selain dapat membayar pajak kepada pemerintah, travel umrah idela juga harus dapat memberikan zakat, infak, dan sedekah kepada yang membutuhkan; memberikan pembinaan, kenyamanan bimbingan dan keamanan kepada jemaah. Itu idealnya,” ujar Kiai Hafidz.

Sang Pencerah Muslim

Terkait dengan biaya umrah murah, ia menegaskan travel umrah akan memberikan harga minimal USD 1650.

“Seperti disampaikan Kementerian Agama tahun lalu, bahwa harga minimal umrah sebesar 20 juta rupiah,” tandasnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Tokoh, Daerah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 21 Mei 2016

Pesantren Musthafawiyah Mandailing Natal Peringati Satu Abad

Medan, Sang Pencerah Muslim. Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I Bukit Barisan (BB) Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus menyatakan, Pesantren Musthafawiyah Purbabaru merupakan ikon Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dan Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Karenanya, momentum peringatan satu abad pesantren itu hendaknya dijadikan sebaga evaluasi agar tetap eksis membangun generasi bangsa berkualitas dan berakhlak mulia.

Hal itu ditegaskan Pangdam saat menerima audiensi Panitia Peringatan Satu Abad Pesantren Musthafawiyah Purbabaru Madina yang dipimpin Dr H Maratua Simanjuntak, di Makodam I/BB, Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Kamis (8/11).

Pesantren Musthafawiyah Mandailing Natal Peringati Satu Abad (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Musthafawiyah Mandailing Natal Peringati Satu Abad (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Musthafawiyah Mandailing Natal Peringati Satu Abad

Pangdam yang baru kembali menunaikan ibadah haji ini mengatakan, panitia beruntung bisa berperan pada peringatan 100 Tahun Pesantren Musthafawiyah, karena momentum ini sangat bersejarah.

Sang Pencerah Muslim

“Ini momentum bersejarah. Untuk itu saya minta panitia mempersiapkan rangkaian kegiatan dengan baik, terutama mempehitungkan jarak pelaksanaan upacara dari segi tranportasi dan akomodasi,” harap Pangdam.

Sang Pencerah Muslim

Sebelumnya, Ketua Panitia Peringatan Satu Abad Musthafawiyah H Maratua Simanjuntak mengucapkan selamat kepada Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus yang  baru kembali menunaikan ibadah haji dan berharap menjadi haji mabrur.

Selanjutnya Maratua yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut menjelaskan sekilas tentang sejarah Pesantren Musthafawiyah yang didirikan oleh Syekh Musthafa bin Husein Nasution pada 1912.  Kemudian tentang  rangkaian kegiatan yang akan mengisi Peringatan Satu Abad Musthafawiyah.

Dijelaskan, acara puncak Peringatan Satu Abad Musthafawiyah pada 12 Desember 2012 akan dihadiri Menko Kesra Agung Laksono dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Sumut. Sebelumnya, pada 11 Desember, akan hadir memberikan ceramah umum Menteri Agama Suryadharma Ali dan Mendikbud Mohammad Nuh. 

“Keduanya akan akan berbicara tentang pesantren sebagai pembinaan akhlak bangsa dan perlunya peningkatan mutu pendidikan di pesntren salafiah,” kata Maratua.

Sedangkan pada 10 Desember, akan hadir di Purbabaru Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj bersama seorang ualama besar Timur Tengah untuk menyampaikan tusiyah kepada santri dan alumni.

Selain itu, tambah Maratua, akan diadakan Musyawarah Besar Alumni (Mubes) guna membicarakan penyatuan nama organisasi alumni, dan penunjukan pengurus alumni bersifat nasional serta mengkaji upaya peningkatan mutu alumni Musthafawiyah.

“Mubes akan diikuti utusan organisasi alumni seperti Keluarga Alumni Musthafawiyah (Kamus), Himpunan Keluarga Alumni Musthafawiyah (Hikam),  Himpunan Alumni Musthafawiyah (Himam), Ikatan Mahasiswa Alumni Musthafawiyah (Imam), Generasi Muda Kamus, Alumni Fatayat Musthafawiyah, masing-masing 5 orang. Kemudian, utusan mewakili daerah kabupaten/kota se-Sumut masing-masing tiga orang, utusan provinsi di luar Sumut dan luar negeri masing masing 5 orang.

Sementara pada 1-3 Desember akan digelar Musabaqah Antarpesantren di Madina di antaranya Lomba Tahfizh 1-5 Juz, Qiraatul Qutub, Pidato 3 Bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris).  

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 15 Mei 2016

Menpora: Pesantren Kilat Ramadhan Momentum Memperbaiki Diri

Bogor, Sang Pencerah Muslim. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi mengajak generasi muda Indonesia untuk membiasakan diri mengikuti kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan, sebagai momentum untuk memperbaiki diri.

"Sanlat itu seperti baterai isi ulang terbaik, untuk merefleksikan diri setelah, 11 bulan yang lampau kita disibukkan dengan rutinitas duniawi," kata Imam saat menjadi pembicara kunci dalam kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda Se-Jabodetabek, di Pusat Pemberdayan Pemuda dan Olahraga Nasional, Cibubur, Jumat (10/11).?

Menpora: Pesantren Kilat Ramadhan Momentum Memperbaiki Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Menpora: Pesantren Kilat Ramadhan Momentum Memperbaiki Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Menpora: Pesantren Kilat Ramadhan Momentum Memperbaiki Diri

Ia mengatakan, Sanlat juga salah satu sarana bagi Kemenpora untuk menangkal faham radikalisme di kalangan pemuda.?

"Upaya menangkal radikalisme lebih banyak melalui penyadaran, salah satunya pesantren kita ini yang punya keistimewaan," katanya.?

Imam mengatakan, bahwa Indonesia sangat dikagumi di luar negeri, terutama kebudayaannya. Hendaknya pemuda lebih membanggakan budaya bangsa dengan lebih percaya diri, menggunakan, dan melestarikannya.

Sang Pencerah Muslim

"Indonesia memiliki kekuatan yang berasal dari keberagamannya, keperbedaannya. Ini yang diyakini oleh para pendiri bangsa, kita bersatu karena berbeda-beda," kata Imam.?

Imam juga mengingatkan para peserta Sanlat Ramadhan untuk tidak mudah larut dengan isu-isu yang mengkambinghitamkan Islam sebagai terorisme, radikalisme, dan juga ISIS.

Sang Pencerah Muslim

"Ada skenario besar yang dibuat untuk mendeskreditkan Islam. Pemuda harusnya dalam situasi saat ini, menumbuhkan model Islam yang Rahmatanlilalamin. Islam tidak menyakiti apalagi membunuh," katanya.?

Sanlat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda SE-Jabodetabek diikuti 200 peserta yang datang dari berbagai unsur mulai dari pelajar, mahasiswa, santri dan santriwati pondok pesantren, pemuda karang taruna, pemuda dhuafa dan anak yatim.

Ketua Panitia Ahmad Fahir mengatakan, Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya. Kegiatan tersebut telah dimulai sejak 2012 lalu.?

"Tema yang kita pilih tahun ini menangkal radikalisme, salah satu tujuannya adalah membantu program besar pemerintah, agar pemuda punya visi nasionalisme, kebangsaan, sehingga tidak mempan dengan virus radikalisme maupun separatisme," katanya.?

Kegiatan Sanlat ini juga menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya KH Asad Said Ali (Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015) yang juga pakar terorisme, Agus Lelana peneliti IPB, Nusron Wahid (mantan Ketum PP Gerakan Pemuda Anshor) dan masih banyak lainnya.?

Kegiatan Sanlat Ramadhan Kepemimpinan ini terselenggara atas kerja sama berbagi pihak yakni Yayasan At Tawassuth, Kemenpora, didukung Portal Berita www.megapolitan.antaranews.com sebagai media partner.?

Kegiatan ini yang berlangsung selama dua hari sejak Jumat hingga Sabtu (11/6) ini juga didukung sejumlah mitra kerja sama yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Kimia Farma, Maram Aquatic, APRIL, PCNU Kota Bogor, PT ANPA Internasional, Indofood dan PT Biofarma. (Antara/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Syariah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 07 Mei 2016

Ulama Banyuwangi Bahas Permasalahan Umat dalam Forum MMPP

Banyuwangi, Sang Pencerah Muslim. Majelis Musyawarah Pengasuh Pesantren (MMPP) kembali digelar untuk yang ke 159, kali ini bertempat di Pondok Pesantren Darul Abror, Sukorejo Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/9). Ratusan jamaah memadati halaman Pesantren yang didirikan oleh Almarhum KH. Thohir Syafi’i ini.?

Ulama Banyuwangi Bahas Permasalahan Umat dalam Forum MMPP (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Banyuwangi Bahas Permasalahan Umat dalam Forum MMPP (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Banyuwangi Bahas Permasalahan Umat dalam Forum MMPP

Pengajian yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali tersebut diawali dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Kyai Masruri (MWC Pesanggaran) dan dilanjutkan pengajian Ihya Ulumuddin Juz III yang dibawakan oleh Wakil Syuriah PCNU Banyuwangi, Kyai Zainullah Marwan. Dilanjutkan dengan sambutan dari KH. Masykur Ali, Tanfidziyah PCNU Banyuwangi. Kiai Masykur berpesan kepada masyarakat khususnya warga Nahdliyin untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak dengan memasukkan anak-anak ke pondok pesantren.

“Anak-anak zaman sekarang ini sudah sulit untuk dikendalikan. Sekolah-sekolah umum sudah tidak mampu untuk mendidik anak. Maka dari itu, putra putri njenengan-njenengan yang masih sekolah, sekolahkan di sekolah yang berbasis pondok pesantren. Untung kalau dipondokkan sekalian, Kita sebagai warga NU jangan sampai terlena dengan perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini,” tegas Kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ibnu Sina Jalen ini.

Dalam sejarahnya, MMPP pertama kali dirintis oleh delapan tokoh ulama Banyuwangi. Diantaranya adalah KH. Dimyati Ibrahim dari PP. Mathali’ul Falah, Sepanjang, Glenmore, KH. As’adi Sufyan dan KH.Syam’ani dari PP. Nahdlatut Thullab, Sukonatar, Srono, KH. Syamsul Arifin dari PP. An-Nur, Sukomukti, Kebaman, Srono, KH. Imam Muhtadi dari PP. Raudlatul Muta’allimin, Simbar, Tampo, Cluring, KH. Zuhriddin dari Swaloh, Sumbersari, Srono, KH. Mas’ud Hakim dari Pengadilan Agama Kabupaten Banyuwangi dan KH. Mukhtar Syafa’at dari PP. Darussalam, Blokagung, Tegalsari.

Sang Pencerah Muslim

Dalam pertemuan pertama para kiai-kiai tersebut, KH. Mukhtar Syafa’at tidak dapat hadir. Namun, restu Kiai Mukhtar yang menjadi poin penting berdirinya MMPP. Kiai Mas’ud Hakim awalnya enggan untuk ikut serta merealisasikan kegiatan tersebut, sebelum ada restu dari Kiai Syafa’at yang saat itu tidak bisa hadir dalam rapat. Kemudian, ditemenai oleh Kiai Imam Turmudzi, Kiai Mas’ud berkunjung ke Blokagung.

Sesampainya di Blokagung, Kiai Mas’ud sebagai representasi pemerintah, mendapatkan keyakinan untuk mendeklarasikan MMPP pertama kalinya, setelah Kiai Syafa’at memberi restu. Sejak itulah dibentuk kepengurusan MMPP yang kala itu masih sebatas Banyuwangi Selatan. Yaitu wilayah Banyuwangi bagian selatan, terhitung dari Kecamatan Srono ke arah selatan.

Yang ditunjuk sebagai ketua pertama MMPP adalah KH. Dimyati Ibrahim yang akrab disapa Gus Dim Jadab. Namun, ditengah perjalanan sebagai ketua MMPP, Gus Dim terlebih dahulu dipanggil kehadiran Allah SWT. Saat itulah, KH. Mukhtar Syafa’at ditunjuk menjadi pengganti Gus Dim untuk memimpin MMPP.

Di bawah kepemimpinan KH. Mukhtar Syafa’at, MMPP berkembang pesat. Jama’ahnya makin bertambah banyak dan secara keorganisasian makin tertata. Nomenklatur “selatan” yang sebelumnya menempel pada kata Banyuwangi, dihapus. Hal ini, bertujuan untuk menjadikan MMPP memiliki cakupan lebih luas.

Sang Pencerah Muslim

Saat kepemimpinan KH. Mukhtar Syafa’at ini, awal mula dirintisnya pengajian kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali dalam rangkaian acara MMPP. Kitab Ihya’ Ulumuddin yang dikaji khusus Juz III (tiga) saja. Menurut KH. Aly Machfud Syafa’at, putra KH. Mukhtar Syafa’at, pemilihan Juz III kitab Ihya’ Ulumuddin, bukan tanpa alasan. Ada alasan spiritual yang melatarbelakangi. Dalam pemahaman Kiai Mukhtar Syafa’at, hati (inti) dari Kitab Ihya’ Ulumuddin ada pada juz III tersebut.

Dalam perkembangannya, MMPP resmi berada dibawah naungan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Banyuwangi semenjak tahun 2003, tepatnya hari Jum’at, 6 Juni. Kala itu, Rais PCNU Banyuwangi adalah KH. Hisyam Syafa’at, putra almarhum KH. Mukhtar Syafa’at. (Anang Lukman Afandi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Syariah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 12 Maret 2016

20 Ribu Warga Tegal Akan Tolak Full Day School

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?



Keputusan Menteri Pendidikan terkait penerapan full day school masih banyak menuai tantangan sampai saat ini. Kali ini tantangan datang dari masyarakat Kabupaten Tegal. Sekretaris PCNU Kabupaten Tegal Nurkholis Sobari mengatakan bahwa aksi damai yang akan melibatkan 20 ribu peserta itu akan dilaksanakan pada Jumat, (25/8).

20 Ribu Warga Tegal Akan Tolak  Full Day School (Sumber Gambar : Nu Online)
20 Ribu Warga Tegal Akan Tolak Full Day School (Sumber Gambar : Nu Online)

20 Ribu Warga Tegal Akan Tolak Full Day School

“Aksi besok (Jumat) dalam rangka penolakan full day school yang difasilitasi oleh PCNU Kabupaten Tegal,” ungkapnya saat dihubungi oleh Sang Pencerah Muslim dari Jakarta, Senin, (22/8).

Menurutnya aksi tersebut akan dimulai pada pukul 11.30 WIB dengan diawali shalat Jumat di Masjid Agung Slawi. Setelah itu, pukul 13.00 WIB berkumpul di halaman gedung PCNU Kabupaten Tegal yang tidak jauh dari masjid. Selanjutnya, akan diadakan long march menuju Taman Rakyat Slawi yang akan dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB.

Dalam keterangannya, ia mengatakan bahwa tuntutan yang akan diajukan hanya satu.?

Sang Pencerah Muslim

“Tuntutan kita tunggal. Cabut Permendikbud No. 23 tahun 2017,” tambahnya.

Tuntutan tersebut rencananya akan diberikan kepada Bupati Tegal Enthus Susmono secara simbolis dengan diakhiri oleh pernyataan dari Bupati untuk menolak full day school.

Aksi damai juga menurutnya akan melibatkan badan otonom NU seperti GP Ansor, Banser, Muslimat, Fatayat, IPNU IPPNU, PMII, serta beberapa media santri yang lain seperti Santri Online, ala_nu, dan Galeri Santri.

Selain itu, aksi damai tersebut menurutnya juga akan dibarengi dengan orasi.?

“Nanti yang akan memberikan orasi ada dua, dari PCNU dan para masyayikh,” pungkasnya. (M. Ilhamul Qolbi/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 26 Agustus 2015

Ikranegara: Ada Ruh di Film Sang Kiai

Ikranegara, untuk memerankan Hadratus Syaikh KH Hasyim Ay’ari melakukan riset tentang kehidupan dan kepribadian Rais Akbar NU itu di Tebuireng. Ia berkesimpualan, meskipun sudah tua, Kiai Hasyim tidak lembek dan bungkuk.

Selama riset di Tebuireng, ia “menemukan” yang dia sebut “ruh” yang dikaitkan dengan surah Al-Ashri. Lalu bagaimana pengalaman dia selama memerankan pendiri? NU itu, apa pentingnya nonton film tersebut,? dan pandangan dia terhadap? pesantren? Abdullah Alawi dari Sang Pencerah Muslim berhasil mewawancari Ikranegara di Jakarta Teater, Jakarta, Kamis (23/5), selepas nonton bersama dengan Wakil Presiden RI Boediono.

Ikranegara: Ada Ruh di Film Sang Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikranegara: Ada Ruh di Film Sang Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikranegara: Ada Ruh di Film Sang Kiai

Setelah memerankan KH Hasyim Asy’ari, bagaimana pandangan Anda terhadap dia?

Selama ini kan beliau kita kenal sebagai salah seorang pahlawan nasional. Itu lama saya tahu. Tapi yang ini, terutam sekali peran saya pada dia dalam usia 70 tahun ini, biasanya kan ada semacam stereotipe lembek, bungkuk, bertongkat. Ternyata dia tidak begitu, setelah saya tanya-tanya pada orang di Tebuireng sana. Dan saya sendiri umurnya 70 tahun, juga nggak bungkuk-bungkuk. Jadi, ada persamaan itu. Selain itu juga tidak cukup hanya sekadar akting, tapi ada yang bisa disebut akting plus, karena dalam? hal ini ada “ruh”. Ruh dia itu ternyata menurut saya ada di dalam Surah Al-Ashri? di dalam Al-Quran. Saya sebagai aktor tidak cukup mengandalkan kemampuan akting, tetapi ruh itu sendiri, sehingga saya harus menghayati terus surah itu.

Sang Pencerah Muslim

Dari mana tahu itu?

Sang Pencerah Muslim

Setelah melakukan riset di? sana ya muncul saja. Ketika sedang riset kita menemukan sesuatu yang tidak kita tahu. Itu kesimpulan saja. Dan itu akhirnya jadi pegangan bagi saya memerankan ini. Setiap manusia kan tidak psikologi saja. Akting itu kan psikologi saja, ini ternyata ada yang namanya ruh, jiwa, yang walaupun orangnya sudah mati, ruh itu akan terus. Kalau psikologi akan hilang ketika mati, tapi ruh akan terus jalan, dan itu saya temukan dalam surah Al-Ahsri, surah yang pendek sekali. ?

Apa pentingnya memilmkan semacam tokoh KH Hasyim Asy’ari?

Ya, pertama tokoh ini kurang dikenal. Entah kenapa? Tetapi sebenarnya jasanya sangat besar. Maka itu, pantaslah ini untuk difilmkan. Dan juga problemnya dia itu tak mau dibesar-besarkan. Dari keluarganya juga sulit kalau mau dibikin riwayat hidup. “jangan, jangan, dibesar-besarkan, nanti orang memuja-muja”. Akhirnya diizinkan sebatas perjuangannya sebagai? seorang pejuang.

Kesulitan apa memerankan dia?

Saya mencoba bermain dengan semaksimal mungkin. Kesulitannya begini, memerankan peran orang yang sudah dikenal orang, tidak cukup dengan akting yang bagus saja, tetapi harus berhasil dikenal oleh orang yang kenal beliau. Tidak cukup dengan akting yang bagus saja, tetapi harus berhasil diterima orang yang kenal beliau, misalnya keluarga-keluarganya. Ketika keluarga dan orang-orang yang kenal beliau ini mereka bilang, “Wah, ini hidup”. Waktu itu saya merasa bukan hanya sekadar aktor, tapi aktor plus yang tidak mudah dicapai karena itu saya bahagia sekali dan saya mengucurkan air mata ketika mereka mengatakan, “Seperti itulah Mbah Hasyim,”.

Apa pentingnya nonton film ini?

Sangat penting terutama generasi muda, dan generasi tua seperti saya ini yang sudah 70 tahun ini yang sudah memikirkan masalah ruh. Ruh itu kan, kalau jasad sudah mati, tapi ruh tetap hidup. Ruhnya itulah yang saya temukan di dalam hidup dalam surat Al-Asri itu.

Setelah memerankan KH Hasyim Asy’ari, bagaimana pandangan Anda terhadap pesantren?

Saya sendiri orang pesantren. Waktu masih SD, saya belajar ngaji sampai khatam Al-Quran, tajwid di pesantren. Saya lahir di Bali. Karena saya dibesarkan di perkampungan Islam. Di sana ada tiga pesantren. Saya belajar dari salah satu pesantren, tapi nggak pernah nginap di pesantren. Ayah saya mungkin berpikir pesantren ini bagus untuk pendidikan agamanya, sedangkan sekolah biasa itu bagus untuk pandangan duniawinya, kasarnya begitu.

Terkait dunia pergerakan kemerdekaan, menurut Anda kenapa pesantren turut berjuang mengusir penjajah?

Ya, bagi orang pesantren ajaran Islam itu kan melawan kejahatan itu kan amar ma’ruf nahi munkar ya. Menegakkan kebenaran dan melawan kejahatan itu jihad fi sabilillah.

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Hikmah, Syariah, Makam Sang Pencerah Muslim

Selasa, 24 Februari 2015

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah

Purwakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) Jawa Barat menggelar pendidikan dan latihan pengajaran bahasa Arab dengan metode fitrah di Kampus Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) YPAT Purwakarta. Kegiatan ini  bekerjasama dengan Irsyad Trust Limited Singapore, diikuti sedikitnya empat puluh guru bahasa Arab perwakilam dari tiap kecamatan se-Kabupaten Purwakarta. 

Ketua Pergunu Jabar, H Saepuloh mengatakan kegiatan tersebut sebagai wujud pengabdian Pergunu dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan NU.

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Jabar Gelar Diklat Pembelajaran Bahasa Arab Metode Fitrah

"Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk terus meningkatkan kompetensinya termasuk guru bahasa Arab," tutur Saepuloh, Jumat (22/9).

Ia meminta para peserta dapat mengikuti diklat dengan maksimal dan menularkan kepada guru-guru lainnya di tempat para peserta mengajar.

“Metode fitrah bisa menjadi salah satu rujukan bagi guru bahasa Arab dalam proses pembelajaran," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Direktur AMIK YPAT Purwakarta KH M Jhon Dien menyambut gembira kegiatan tersebut.

"Kami tuan rumah bersyukur kampus kami bisa digunakan untuk diklat ini. Semoga para peserta mendapatkan hasil yang maksimal," tutur pria yang juga Ketua MUI Kabupaten Purwakarta.

Diklat berlangsung 22-24 September. Narasumber diklat adalah Bukhori Sail Attahiry, alumni Mesir yang pernah mengemban amanah Ketua PCINU Mesir. Narasumber lainnya Agus Dwi Handoko, dosen STAINU Jakarta.

Sang Pencerah Muslim

Metode fitrah adalah metode pengajaran bahasa Arab modern, mengacu pada pembelajaran aktif. Metode tersebut ramah untuk pemula, menyenangkan, dan dalam prosesnya menggunakan berbagai sarana teknologi. (Awis Saepuloh/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pemurnian Aqidah, Syariah, Pertandingan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 Oktober 2014

IPNU IPPNU Babat Gelar Pelatihan Kader Unggulan

Lamongan, Sang Pencerah Muslim. PAC IPNU IPPNU Babat Lamongan menggelar Pelatihan Kader Unggulan (Pelaku), 11-12 November 2017. Pelaku merupakan kaderisasi non-formal yang dimiliki oleh Pimpinan Anak Cabang IPNU IPPNU Babat dan menjadi ciri khas tersendiri bagi kaderisasi yang ada di Kota Babat, karena dalam kaderisasi ini hanya kader-kader yang unggul yang boleh menjadi peserta.

Pelaku diselenggarakan di MTs Darun Najah Podang Karangkembang, diikuti kader-kader yang sudah lolos dalam seleksi tes lisan, tulis, hafalan tahlil dan qunut sebagai syarat sebagai peserta. Adapun peserta dari Pimpinan Ranting dan Pimpinan Komisariat IPNU IPPNU se-Kecamatan Babat. Sebagian lainnya dari Pimpinan Anak Cabang Kecamatan Laren.

IPNU IPPNU Babat Gelar Pelatihan Kader Unggulan (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU IPPNU Babat Gelar Pelatihan Kader Unggulan (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU IPPNU Babat Gelar Pelatihan Kader Unggulan

Meneruskan Tradisi, Menggerakkan Kaderisasi Demi Kokohnya Organisasi merupakan tema yang diusung panitia yang diketuai Luky Adi Saputro.

Kegiatan dibuka Ketua PC IPNU-IPPNU Babat Habib Jaelani dan Emmy. Selain itu turut hadir Pengurus Ranting Fatayat dan Kepala MTs Darun Najah dan segenap tamu undangan.

Narasumber kegiatan adalah Muad Amsyari (Sekjen PP Pagar Nusa) yang membawakan materi Pemahaman Isu-isu Nasional; Winarto Eka Wahyudi (Direktur LKPT IPNU, Wakil Ketua II PW IPNU Jatim) membawakan materi Kenapa Harus Masuk IPNU-IPPNU; M Khoirur Rozaq (Mantan Sekjen PC IPNU Gresik) menyamapaikan materi Networking and Lobbiying.

Sang Pencerah Muslim

“Sebagai Pimpinan Anak Cabang yang produktif dan menjadi barometer, IPNU dan IPPNU di wilayah Kaderisasi se-Cabang Babat, kader IPNU-IPPNU diharapkan bisa meneruskan roda organisasi khususnya di tingkat Pimpinan Anak Cabang, lebih-lebih bisa berkhidmah di Pimpinan Cabang kelak,” kata Habib Jaelani, Ketua PC IPNU Babat.

Sang Pencerah Muslim

Selain kuantitas kader, IPNU dan IPPNU juga harus meningkatkan kualitas dan militansi, agar nantinya kader IPNU IPPNU bisa meneruskan estafet perjuangan para pendiri, siap dan mampu menjadi benteng pertahanan Nahdlatul Ulama di masa datang.

Aumni Pelaku diharapkan bisa meneruskan perjuangan Pengurus PAC IPNU IPPNU Babat. (Aan Andri/Kendi Setiawan).

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Pahlawan, Syariah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 15 Oktober 2013

Pengurus LP Maarif Kudus Ini Berprestasi di Tingkat Nasional

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Setelah menyandang Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) berprestasi tingkat Jawa Tengah, Pengurus Lembaga Pendidikan Maarif  NU Kudus Noor Yadi maju pada seleksi serupa di tingkat Nasional, 14-16 Nopember lalu. Dalam seleksi di Hotel Soll Marina Serpong Banten itu, Noor Yadi yang juga kepala MIN Kudus sukses meraih juara ketiga di bawah peserta asal Sulawesi Tengah dan DIY.

Pengurus LP Maarif Kudus Ini Berprestasi di Tingkat Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus LP Maarif Kudus Ini Berprestasi di Tingkat Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus LP Maarif Kudus Ini Berprestasi di Tingkat Nasional

Ia menuturkan pemilihan kepala MI berprestasi tahun 2014 ini diadakan oleh kementerian agama dengan peserta perwakilan kepala MI dari provinsi seluruh Indonesia. ""Kebetulan saya mewakili Jawa tengah dan alhamdulillah masuk nominasi juara ketiga," katanya kepada Sang Pencerah Muslim, Sabtu (22/11).

Ia mengatakan penilaian juara berdasarkan hasil presentasi makalah karya ilmiah dan wawancara di hadapan dewan juri dari kalangan akademisi.  Dalam tingkat Nasional itu, pihaknya memaparkan makalah yang sama berjudul "The profile and improve quality madrasah in MI NU Basyirul Anam Kudus  (profile dan upaya meningkatkan mutu madrasah di MI NU Basyirul Anam Kudus).

Sang Pencerah Muslim

Usai meraih juara ketiga Kepala MI berprestasi tingkat Nasional ini, Yadi  berupaya selalu memacu diri untuk selalu belajar, mengevaluasi kekurangan, meningkatkan dan menjaga mutu madrasah.

"Saya juga mendorong teman sejawat memeranan diri sesuai tupoksimasing demi keberhasilan dan kualiatas pendidikan madrasah," tandasnya.

Sang Pencerah Muslim

Atas keberhasilannya itu, Yadi mendapat sertifikat penghargaan, piala dan uang pembinaan yang diserahkan oleh Dirjen Kemenag RI H.Nur Kholis Setiawan. (Qomarul Adib/Anam)

Foto : Noor Yadi saat menerima piagam dan piala yang diserahkan Dirjen Kemenag H.Nur Kholis Setiawan.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, Pahlawan, Ahlussunnah Sang Pencerah Muslim

Senin, 07 Oktober 2013

Santri Windan Meriahkan Harlah NU dengan Manasik Haji

Sukoharjo, Sang Pencerah Muslim. Memperingati Hari Lahir (harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-91 Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan melaksanakan kegiatan manasik haji. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 50 santri selama dua hari, Sabtu-Ahad (28-29/1).

Santri Windan Meriahkan Harlah NU dengan Manasik Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Windan Meriahkan Harlah NU dengan Manasik Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Windan Meriahkan Harlah NU dengan Manasik Haji

Menurut salah satu panitia kegiatan, Radina Qisma, kegiatan manasik dibagi menjadi dua sesi. Pada hari pertama kegiatan berupa pemaparan materi-materi oleh para alumni pondok,

“Materi yang disampaikan berupa tata cara dalam haji dan umroh, serta adab ziarah Madinah dan makam Rasulullah SAW,” terang Qisma.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kesempatan tersebut, Pengasuh pondok KH M. Dian Nafi juga ikut memaparkan materi? fiqh haji, hikmah haji dan umroh serta memberi semangat kepada santri supaya punya tekad baik menunaikan ibadah haji.

Menurut Kiai Dian, yang juga Wakil Rais Syuriah PWNU Jateng, kegiatan manasik ini dirasa perlu bagi santri. “Kegiatan manasik haji ini bertujuan untuk memupuk kesiapan santri saat ibadah haji kelak.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, pada hari kedua, praktik? manasik haji di hari kedua dilaksanakan di Asrama Haji Donohudan Boyolali. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Syariah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 29 November 2012

Dzikir dan Derai Air Mata

? Khutbah I

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ?

Dzikir dan Derai Air Mata (Sumber Gambar : Nu Online)
Dzikir dan Derai Air Mata (Sumber Gambar : Nu Online)

Dzikir dan Derai Air Mata

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Sang Pencerah Muslim

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA bahwa kelak pada hari kiamat Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada tujuh (golongan) orang. Salah satunya adalah golongan orang yang ketika berdzikir kepada Allah berlinang air matanya sebagaimana disebutkan dalam penggalan hadits berikut ini:

? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya: “Seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”

?

Dari penggalan hadits di atas, ada tiga kata kunci yang harus digarisbawahi. Pertama adalah “dzikir”, kedua “keadaan sepi”, dan ketiga “air mata”. Artinya, Allah SWT sangat menghargai dan menyukai orang-orang yang dalam berdzikir kepada-Nya berlinang air matanya dalam keadaan sepi atau tidak ada orang lain melihatnya. Dengan kata lain, derai air mata itu berlangsung secara rahasia, hingga seolah-olah hanya Allah SWT saja yang mengetahuinya.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Terkait dengan kata kunci pertama “dzikir”, Ibnu Hajar Al-‘Asqalaaniy dalam kitab Fathul-Bâri mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dzikir adalah mengucapkan dan memperbanyak kalimat-kalimat seperti: subhânallâhi, alhamdulillah, lâ ilâha illallâh, allâhu akbar. Atau berupa doa-doa untuk kebaikan dunia dan akhirat, termasuk juga memohon ampunan kepada Allah dan pertolongan-Nya. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits dan melakukan shalat-shalat sunnah juga termasuk dzikir. Jadi makna dzikir sebenarnya sangat luas.

Kesemua bentuk dzikir tersebut sangat baik apabila dilakukan dengan khusyu’ dan penuh penghayatan. Apalagi jika disertai dengan derai air mata yang menunjukkan kesungguhan berdzikir kepada Allah SWT. Allah suka melihat derai air mata hamba-Nya yang bersugguh-sungguh dalam berdzikir kapada-Nya. Tetapi memang tidak setiap orang pada setiap saat dapat berdzikir dengan menangis. Suasana hati atau jiwa sangat berpengaruh apakah seseorang dapat menangis atau tidak ketika berdzikir.

Untuk itu, ada beberapa teknik agar dalam berdzikir seseorang dapat lebih menghayati sehingga bisa menderaikan air mata. Sebagai contoh misalnya, ketika memohon ampun dengan mengucapkan astaghfirullahal adzim, kita mengucapkan kalimat itu sambil mengingat kembali satu per satu dosa-dosa yang pernah kita lakukan terutama dosa-dosa besar seperti durkaha kepada kedua orang tua, meninggalkan shalat, korupsi, menipu, menyakiti orang dan sebagainya. Jika cara ini dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan menghasilkan suatu penghayatan yang berkualitas tinggi.

Istighfar akan memiliki pengaruh yang besar atau tidak sama sekali terhadap diri sendiri. Hal itu sangat bergantung pada bagaimana kita dapat menghayati setiap kalimat yang kita ucapkan. Ketika, misalnya, kita mengucapkan kalimat istighfar sebanyak 33 kali dalam satu majelis, bisakah kita secara serius mengingat kembali sebanyak 33 dosa di masa lalu yang telah kita perbuat? Atau mengingat kembali beberapa dosa saja secara serius dan mendalam serta berulang kali. Jika hal ini mampu kita lakukan dengan baik, pastilah derai air mata menjadi keniscayaan.

Hal itulah yang membedakan istighfar yang dilakukan seorang hamba Allah yang bersungguh-sungguh dengan istighfar seorang hamba yang hanya bisa mengucapkannya namun tanpa penghayatan sama sekali karena bisa jadi ritual istighfar dilakukan hanya sebagai ritual lisan belaka tanpa mencoba memahami makna dan konsekwensinya, yakni pertobatan yang tak akan diulang kembali.

Dalam kaitan itu, Rabiah al Adawiyah, seorang sufi perempuan asal Basrah Irak yang sangat terkenal pernah mengatakan: "istighfar kita membutuhkan istighfar lagi!" Maksudnya adalah jika istighfar hanya sebatas perbuatan lisan tanpa diikuti perbuatan hati berupa penyesalan yang mendalam; juga tanpa adanya perbuatan akal budi berupa kesadaran untuk tidak mengulangi lagi; serta tidak terwujudnya pebuatan nyata berupa tidak terulangnya kembali dosa yang sama, maka istighfar seperti itu merupakan tobatnya para pendusta. Atas dusta itu, maka perlu dilakukan istighfar atas istighfar yang penuh dusta tersebut.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Kata kunci berikutnya adalah “keadaan sepi” dan “air mata”. Allah SWT menyukai orang-orang yang dalam berdzikir kepada-Nya menderaikan air matanya. Namun, perlu dicatat bahwa yang paling disukai Allah adalah dzikir yang disertai tangis yang dirahasiakan dan bukan tangis terbuka yang seolah-olah dipertotonkan kepada publik. Tangis terbuka seperti ini jika tidak berhati-hati dalam melakukannya bisa mengundang rasa pamer atau riya’ yang sudah pasti Allah tidak menyukainya. Ibadah dzikir itu baik, namun jangan sampai hal itu justru membuat kita terjebak dalam kemaksiatan yang tidak perlu.

Allah SWT dalam surah Al Ma’un, ayat 4- 6, mengingatkan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya: “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat; (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya; orang-orang yang berbuat riya’.”

Allah SWT dalam ayat di atas mengingatkan kita untuk tidak riya’ dalam beribadah. Sedang yang dimaksud riya’ adalah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Dalam Islam, riya’ merupakan perbuatan hati yang tercela. Seseorang yang merasa dekat dengan Allah karena ketaatan-ketaatan yang dilakukanya, namun ia menjadi riya’ dan sombong, maka sesesungguhnya ia tidak lebih baik dari pada seorang pendosa yang merasa hina karena menyadari banyaknya kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukannya.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Mudah-mudahan apa yang telah saya uraikan di atas dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk senantiasa berdzikir kepada Allah SWT dengan cara yang sebaik-baiknya sebagaimana yang diajarkan baginda Rasulullah Muhammad SAW, yakni berdzikir dengan penuh khusyu’, kesungguhan dan kerendahan hati serta jauh dari sikap riya’. Mudah-mudahan pula kita senantiasa dimudahkan oleh Allah SWT dalam mengikuti jejak beliau. Amin...ya Rabbal Alamin.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?



Khutbah II



? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?



Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta
Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Syariah Sang Pencerah Muslim

Senin, 17 September 2012

Mendidik Santri di Era Modern, Seperti Apa?

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Santri dulu dan sekarang jelas berbeda. Karena zamannya sudah berbeda maka kiai selaku pengasuh di pesantren harus memiliki cara jitu untuk mendidik santri di zaman modern seperti saat ini. 

Mendidik Santri di Era Modern, Seperti Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendidik Santri di Era Modern, Seperti Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendidik Santri di Era Modern, Seperti Apa?

Dalam hal ini, Hisyam Zamroni mengapresiasi apa yang dilakukan oleh H Taufiqul Hakim selaku pengasuh pesantren Darul Falah Bangsri Jepara, Jawa Tengah.

Apresiasi itu sampaikan usai menyimak 4 santri Darul Falah yang mempraktikkan kitab Bid’ah Hasanah dan Syiaful Ummah karya Kiai Taufiq.  M Najib Syamsuddin santri yang masih duduk di kelas 3 MI ditanyai oleh Kang Maman perihal sumber hukum Islam. “Agama atau syariat Islam mempunyai empat sumber hukum. Alquran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas,” jawab santri asal Bandung ini. 

Ketika dia diminta untuk menjelaskan dengan bahasa Jawa. “Sumbere syariat Islam-ono papat. Al-Quran lan – sunnahe Na- Bi Muhammad. Nomer telu – ijma lan papate qiyas – cekelono – kuat-kuat – kanti ikhlas,” lanjut Najib. 

Sang Pencerah Muslim

Santri lain yang turut mempraktikkan ada Najwa (Garut), Syiaful (Semarang) dan Ivan (Madura). Santri-santri yang mempraktikkan kitab karya Kiai Taufiq merupakan garapan Ikatan Daiyah Muda Bangsri (Ikdamuba) yang bernaung di pesantren Darul Falah Bangsri Jepara. 

Pembinaan santri-santri itu merupakan salah satu pembinaan bidang pendidikan yang dilakukan Ikdamuba. Dalam kegiatan Seminar Penanggulan Kenakalan Remaja yang digelar PC Lazisnu Jepara dan Ikdamuba berlangsung di Gedung NU Jepara, Kamis (21/4) ini, menurut Hisyam, Kiai Taufiq telah mereproduksi karya ulama masa silam. 

Karena objek santri saat ini berbeda sehingga kitab disertai dengan hadits atau ada dalilnya juga disertai dengan nadzam (syair). “Dengan secara tidak sadar siswa akan terbiasa jika sudah membacanya berkali-kali,” kata Wakil Ketua PCNU Jepara ini. 

Inilah yang kata Hisyam sebagai model taklim dan tikrar yang menjadikan santri akan mudah menghafalnya. Ia yang menjabat sebagai Kepala KUA Keling itu menambahkan buku bidah hasanah dan syifaul ummah yang dibagikan gratis untuk peserta seminar adalah buku saku. Buku itu, lanjutnya, bisa dengan mudah dibawa  dan dipelajari di mana saja. Ikut andilnya Kiai Taufiq dalam mengarang banyak kitab merupakan wahana untuk mengurangi dampak radikalisme dan kenakalan remaja. 

Apalagi pihaknya sudah bekerja sama dengan LP Ma’arif NU Jepara untuk membagikan buku tentang bahaya radikalisme secara cuma-cuma. Lewat karya-karya seperti itu merupakan sebuah ciri khas dari kiai pesantren. Ia juga mendorong agar para orang tua mau memondokkan anaknya dan kiai juga harus produktif berkarya apalagi karya yang tematik sebagaimana yang dilakukan Kiai Taufiq. 

Sang Pencerah Muslim

Orang tua yang mau memondokkan anaknya tegasnya bisa mengurangi dampak kenakalan remaja. Di samping itu kiai produktif menunjukkan identitasnya sebagai fail (produsen) bukan maful (konsumen). (Syaiful Mustaqim/Fathoni)   

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 01 September 2012

Guru Madrasah Ini Antarkan Siswanya Juara Robot Internasional

Awalnya ada pihak yang menawarkan MTsN 2 Pamulang mengikuti kontes robot tingkat lokal. Padahal madrasah ini belum punya kegiatan ekstrakurikuler atau eskul robotik. Namun dijanjikan kalau mau mengikuti lomba, madrasah akan mendapatkan kursus gratis. Kata Imam Sucipto (45), guru di madrasah ini, “Justru yang jarang begini peluangnya besar.”

MTSN 2 Pamulang beralamat di Jl. Pajajaran No.31, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Waktu itu, bulan Mei 2013 Raser Robotic, semacam sekolah robotik untuk wilayah Banten menjanjikan para siswa madrasah ini yang mau ikut lomba akan mendapatkan pelatihan gratis selama tiga kali, dan hanya tiga kali.

“Awalnya kita ragu, masa iya tiga kali berlatih langsung ikut lomba. Apalagi waktu itu kita belum punya alat sendiri. Tapi saya optimis, siswa MTSN 2 pasti bisa,” katanya ditemui di ruang guru MTsN 2 Pamulang, Selasa (8/9/2015) lalu.

Guru Madrasah Ini Antarkan Siswanya Juara Robot Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Guru Madrasah Ini Antarkan Siswanya Juara Robot Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Guru Madrasah Ini Antarkan Siswanya Juara Robot Internasional

“Saya memutar otak, saya mencari anak-anak yang cerdas terutama di bidang matematika, logika dan sains. Setelah itu kita tawarkan apakah mereka mau,” kenangnya.

Melalui berbagai pertimbangan, termasuk berembug dengan para orang tua siswa, pihak madrasah akhirnya memutuskan untuk ikut lomba. Ada 6 siswa yang dinilai pintar di bidang logika, matematika dan sains dan mereka bersedia dilatih untuk ikut lomba.

“Meskipun hanya tiga kali dilatih kali saya yakin berhasil karena mereka ini anak-anaknya cerdas,” kenang Imam sembari memberikan semangat kepada anak-anak didiknya waktu itu.

Sang Pencerah Muslim

Lomba robotik tingkat Jabodetabek waktu itu diadakan di auditorium rumah sakit Sari Asih Ciputat. MTsN 2 mengirim dua tim dan hasinya cukup menggembirakan, madrasah ini berhasil mendapatkan juara ketiga.

Dari situlah Imam Sucipto, guru pendamping lomba robotik itu berani mengajukan ke sekolah untuk mengadakan eskul robotik di MTsN 2 Pamulang. Pada tahun ajaran baru 2013, MTsN 2 Pamulang resmi telah mengadakan kegiatan eskul robotik. Imam Sucipto sendiri sejak itu menjadi pendamping eskul robotik yang mendatangkan beberapa ahli robotik dari luar sekolah.

Ternyata banyak juga siswa yang tertarik. Sejak itu ada beberapa lomba yang dimenangkan. “Alhamdulillah setiap lomba kita selalu dapat juara,” kata Imam.

Sang Pencerah Muslim

Puncak prestasi di bidang robotik diraih MTSN 2 pada akhir tahun 2014. Setelah memenangi beberapa lomba robotik, MTsN 2 Pamulang mendapatkan penawaran untuk mengikuti lomba robotik tingkat internasional di Malaysia. Awalnya pihak sekolah ragu karena kegiatan eskul robotik baru dimulai pada 2013, baru satu tahun.

“Namun kita yakin. Anak-anak sudah beberapa kali juara. Insyaallah anak-anak bisa. Kita tawarkan ke orang tua. Alhamdulillah dari sepuluh orang tua yang kita undang, semuanya datang. Kita mengundang orang tua karena lomba ini juga terkait pembiaayaan, dari sekolah tidak ada biaya,” kata guru kelahiran Blora Jawa Tengah, 10 Juli 1970 ini.

Akhirnya diputuskan ada delapan anak yang berangkat. Dua diantaranya tidak bisa ikut karena kendala teknis.

Lomba robotik yang diselenggarakan di Malaysia bertajuk International Islamic School Robot Olympiad atau IISRO. Lomba diadakan Maktab Rendah Sain Mara (MRSM) di Johor Baharu atau sekolah unggulan setinggkat SMA di Malaysia, tepatnya pada 24-26 Desember 2014.

Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Institut Teknologi Surabaya dengan Maktab Rendah Sain Mara (MRSM) yakni sekolah unggulan di Johor Baru Malaysia. Lomba ini diikuti sekolah-sekolah dari ? negara-negara Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Mesir, dan Malaysia.

Dalam kompetisi ini ada 9 kategori yang dilombakan yaitu : Transporter, Robot Theather, Low cost Robot, Mission Challenge, Line Tracer, Robot sumo, Robot Soccer, Robot Rescue, dan Aerial Robot.

Menurut kententuan, lomba bertaraf Internasional dikategorikan umur,? ? yaitu junior? ? usia sampai 12 tahun dan Senior Usia 13 atau lebih. Karena yang dikirim adalah kelas 8 yang usianya 13 tahun yang berarti harus melawan kakak yang duduk dibangku SMA/SMK. Karena bersifat open competition maka hampir semua kota-kota besar di Indonesia ikut berpartisipasi.

Namun hasil dari perlombaan ini sangat menggembirakan. Tim robotik MTsN Pamulang, Tangerang ? Selatan menggondol sejumlah medali dan penghargaan. Dalam IISRO 2014 ini, tim MTsN Pamulang yang mengirimkan delapan (8) siswa.

Dari delapan siswa yang berkompetisi, semuanya mendapatkan medali. Medali Emas kategori Aerial Robot diraih oleh M. Ubaidillah Fachri Cantona dan Respati Arli Shigit Wisanggeni; Medali perak dari ketegori Aerial Robot diraih oleh M. Geluntung Wafi dan Rizki Aufarrramdhi; Medali Perak Kategori Line Tracer Robot diraih oleh M. Geluntung Wafi dan Daffa Maheswara Wiryawan; Medali perunggu kategori Low Cost Robot diraih oleh Tajul Bintang Alifia dan M. Ubaidillah Fachri Cantona; Special Award ke-3? kategori Aerial Robot diraih oleh Tajul Bintang Alifia dan Selo Banyu Ramadhan; dan Special Award ke-2 kategori Aerial Robot diraih oleh ? Emir Faiz Assalam dan Daffa Maheswara Wiryawan.

Berikutnya pada ajang pada ajang kompetisi Indonesia Robot Cup 2015 tim robotik MTsN Pamulang kembali juga berhasil menggondol juara.? Ajang kompetisi kali ini diselenggarakan hasil kerjasama Robotic Organizing Committee Indonesia (ROCI) dengan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) di PP-IPTEK TMII Jakarta, Ahad (17/05/2015) lalu.?

Kompetisi robot ini merupakan ajang adu keterampilan dalam mendesain dan merakit robot yang bertujuan mengasah kreativitas bagi generasi muda. Melalui kompetisi ini diharapkan dapat mengembangkan pendidikan robotik di Indonesia. Kompetisi kali ini di ikuti oleh 428 orang yang terdiri dari 100 tim yang terdiri dari kategori Junior dan senior. Kategori yang dilombakan terdiri dari 9 kategori, yaitu Super Moze Solving, Line Tracer, Robot Creative, Soccer, ? Brick Speed untuk junior, Battle Robot, Transpoter, dan Aerial Robot. Dari 9 Kategori yang dilombakan, Tim Robotik MTsN Pamulang mengikuti 4 Kategori.

Kali ini tim robotik MTsN Pamulang berhasil meraih Juara 1 pada kategori Line Tracer, Juara 2 Kategori Robot Kreatif dan Special Awards pada kategori Aerial. Menjadi juara 1 pada ajang lomba ini membuktikan bahwa Tim Robotik MTsN Pamulang mampu memelihara tradisi juara pada setiap kejuaraan Robotik, baik tingkat Nasional maupun Internasional.

Pada kategori line tracer yang biasa dimenangkan madrasah ini, misalnya, para siswa menyetel robot secara otomatis untuk melalui garis-garis berkelok-kelok.

“Di salah satu garis ada rintangan, jangan sampai terkecoh. Kita adu cepat juga. Gerakannya otomatis, pemrogramannya analog, diaturnya bukan pakai computer tapi pakai alat semacam obeng sampai bener-bener pas, baru dinyalakan,” kata Geluntung Wafi, salah seorang siswa MTsN 2 Pamulang yang menang untuk kategori ini. Saat menang robot line tracer di Malaysia, ia baru berusia 13 tahun.

Semua siswa madrasah, kata Imam Sucipto, dipersilahkan mengikuti kegiatan eskul robotik tanpa memandang latar belakang ekonomi keluarga. Syaratnya, mereka pintar matematika, logika, dan punya kemampuan sains. Nyatanya, banyak sekali siswa madrasah yang berbakat.

Selain untuk keperluan lomba, bagian lain dari kegiatan eskul robotik di SMPN2 Pamulang adalah membuat beberapa aplikasi yang diperlukan di sekolah. Para siswa peserta eskul robotik sudah bisa membuat kran air dan lampu otomatis. Terakhir, siswa membuat mesin tabungan semacam ATM yang bisa menarik uang yang akan ditabung. Uang itu tidak bisa diambil kecuali memakai kode-kode tertentu yang diprogram sebelumnya.

“Melihat prestasi para siswa, saya optimis dari madrasah ini akan lahir generasi baru yang tidak tertinggal dari bangsa lain. Mereka bisa menciptakan kreasi-kreasi baru di bidang iptek,” kata Imam Sucipto. ? (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Senin, 05 Maret 2012

IPNU-IPPNU Jombang Kenalkan NU Kepada Pelajar Umum

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Tak henti-hentinya segenap Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Jombang mengajak para pelajar turut besarkan NU.

IPNU-IPPNU Jombang Kenalkan NU Kepada Pelajar Umum (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Jombang Kenalkan NU Kepada Pelajar Umum (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Jombang Kenalkan NU Kepada Pelajar Umum

Pada Rabu-Jumat (29 Juni-1 Juli), PC IPNU-IPPNU ini menggelar Pondok Ramadhan di aula Islamic Center Masjid Alun-alun Jombang yang diikuti oleh mayoritas dari kalangan siswa sekolah umum, tingkat SMP dan SMA.

Hal tersebut, menurut Ketua PC IPPNU, Qurratul Aini memang menjadi visi, misi tersendiri dilaksanakannya agenda Pondok Ramadhan. Pasalnya, ia mengaku mereka sangat minim pengetahuan tentang keagamaan, bahkan sebagian dari mereka ada yang belum bisa nulis huruf Arab, apalagi pengetahuan terhadap NU atau beberapa badan otonom (banom) NU dan ajaran-ajarannya.

"Bahkan sebagian anak-anak saat ustadz membaca kitab dan peserta disuruh mengartikan, tidak sinkron dengan kalimat yang dibacanya," katanya kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat (1/7/2016).

Sang Pencerah Muslim

Kondisi demikian, kata Aini sangat memprihatinkan dan membutuhkan pendampingan intensif khususnya dari panitia pelaksana setelah usai agenda. Dan didorong oleh sejumlah guru di masing-masing sekolah mereka.

Namun untuk sementara ini, sejumlah materi yang disuguhkan saat agenda sedikit sangat membantu meningkatkan pengetahuannya terkait keagamaan, ke-NU-an dan ajaran Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah.

"Semuanya ada 15 materi selama tiga hari, mereka juga diajak untuk mengkhatamkan kitab Hujjah Ahlussunah wal Jamaah," ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Dikatakan Aini, bahwa bentuk tindak lanjut dari kegiatan tersebut, peserta akan terus diajak mendalami pengetahuan keagamaan dan kelembagaan NU yang diperoleh saat pondok Ramadhan.

Ia merencanakan selambat-lambatnya pada hari aktif masuk sekolah, PC IPNU-IPPNU Jombang sudah bisa menjalin kerjasama dengan pihak sekolah terkait, agar dilaksanakan kegiatan yang bernuansa ke-NU-an.

"Kita kan punya program Jumat Bahagia yang memang melibatkan para pelajar di Jombang, juga diselenggarakan di sekolahan-sekolahan. Nah kita ingin sekolahan umum itu juga bisa dijadikan tempat agenda ini," jelasnya.

Agenda Pondok Ramadhan ini diikuti kurang lebih 200 pelajar Jombang, dari berbagai sekolahan umum yang menjadi target agenda. Hal ini juga atas dukungan banyak pihak, terutama PCNU, PC GP Ansor setempat, Fatayat NU, Muslimat NU, ISNU dan takmir masjid alun-alun Jombang. (Syamsul Arifin/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Syariah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 08 Mei 2011

PBNU Kutuk Teror Bom di Prancis

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengutuk keras teror yang terjadi di Prancis pada Jumat, 13 November 2015 atau Sabtu dini hari WIB. Aksi teror yang terjadi di beberapa tempat secara berantai tersebut, mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan luka-luka.

PBNU Kutuk Teror Bom di Prancis (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Kutuk Teror Bom di Prancis (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Kutuk Teror Bom di Prancis

“Apa pun bentuknya, kekerasaan tidak bisa dibenarkan,” tegas Sekretaris Jenderal PBNU H. A. Helmy Faishal Zaini menyatakan ketika dihubungi Sang Pencerah Muslim terkait aksi tersebut, Sabtu malam (14/11).

Kekerasan, kata dia, tidak akan menyelesaikan masalah. Malah akan menimbulkan masalah baru serta korban jiwa. “Menyelesaikan masalah dengan kekerasan tidak akan pernah ada habisnya,” katanya.  

Sang Pencerah Muslim

Ia meminta kepada aparat keamanan di Indonesia untuk bersiaga supaya hal itu tidak terjadi di Indonesia. Sementara kepada masyarakat ia mengimbau untuk merepatkan barisan dan tidak mudah terpancing.

“Kepada warga masyarakat, khususnya warga NU, supaya mengedepakan dialog dalam menyelesaikan masalah,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, kekerasaan di Prancis seperti ada benangnya dengan Indonesia. Kasus Tolikara dan Singkil adalah contohnya. “Mengedepankan budaya kebersamaan adalah modal kita untuk menghadapi krisis seperti itu,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, IMNU, Syariah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 29 September 2010

Pesantren Subang Majalengka dan Sumedang Ikuti Workshop Website

Bandung,Sang Pencerah Muslim. sekitar 20 santri pengurus pesantren di Kabupaten Subang, Sumedang dan Majalengka berkumpul di kantor Iniximindo, Jl. Cipaganti, No.95, Bandung untuk mengikuti workshop membuat website pesantren pada Kamis-Jumat (5-6/3). Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama antara KH Maman Imanulhaq (Anggota DPR/MPR RI Fraksi PKB) dengan Inixindo.

Pesantren Subang Majalengka dan Sumedang Ikuti Workshop Website (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Subang Majalengka dan Sumedang Ikuti Workshop Website (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Subang Majalengka dan Sumedang Ikuti Workshop Website

"Workshop membuat website untuk 20 pesantren dari 3 kabupaten di Jawa Barat ini bertujuan agar pesantren tidak hanya menyerap informasi tapi juga bisa berbagi informasi berupa konten Islam yang toleran yang mengusung spirit perubahan dan perdamaian," ungkap kiai yang menjadi anggota DPR dapil Subang, Majalengka, Sumedang itu.

Selain itu, kata Maman, workshop ini bertujuan agar konten Islam rahmatan lil alamin bisa mengimbangi konten-konten kelompok radikal dan intoleran yang berkembang di internet. "Dua puluh pesantren ini akan jadi pilot project yang kemudian dikembangkan di seluruh pesantren di Indonesia," tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Kegiatan ini, tambah dia, sebagai ikhtiar dalam membangkitkan spiritualitas pesantren melalui akurasi data, transparansi fakta, dan informasi yang terbuka dan mencerdaskan.

"Melalui program ini akan meminimalisir pesantren, kiai, santri dan umat dari faham radikal, wawasan sempit, syahwat politik yang naif serta jualan simbol agama untuk kepentingan golongan," katanya.

Sang Pencerah Muslim

Dalam workshop itu para pengurus pesantren dilatih secara teori dan praktik dalam membuat website dan akan diberikan sebuah domain dengan alamat http://namapesantren.ponpes.id. Menurut Iniximindo (lembaga yang bergerak di bidang teknologi informasi) domain ponpes.id ini adalah domain pertama di Indonesia bahkan di dunia. (Aiz Luthfi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock