Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Januari 2018

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan

Zarandiyeh, Sang Pencerah Muslim. Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengungkapkan bahwa kemajuan bangsanya memerlukan usaha-usaha, kerjasama dan titik temu pandangan dengan komunitas internasional.

Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pabrik semen terbesar Iran yang berlokasi di pusat kota Zarandiyeh, Provinsi Markazi, Iran, Kamis (7/6).

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu  Pandangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan

"Seluruh sektor di Iran harus dikembangkan. Kita mesti berupaya menghasilkan produk-produk yang cukup murah dan mengurangi harga jual," terangnya seperti dilansir sumber Irna.

Sang Pencerah Muslim

Presiden yang menjadi ancaman pemerintahan Bush itu mengatakan, Iran harus menjadi negara konstruktor pabrik semen dalam panggung internasional.

Sang Pencerah Muslim

Ahmadinejad menambahkan, "negara-negara tertentu telah meminta Iran untuk membangun pabrik-pabrik semen bagi mereka. Ini akan menjadi peluang yang tepat untuk mempromosikan industri-industri negara."

"Para investor perlu memperhatikan peluang yang ada. Mereka perlu meningkatkan produksinya hingga level tertinggi dan menaruh perhatian pada kongsi-kongsi luar negeri," katanya.

Dalam kesempatan itu, presiden juga mengingatkan seluruh rakyatnya untuk bahu-membahu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk kemajuan Iran.

"Kita harus memanfaatkan barang tambang, tenaga kerja, dan para ahli untuk membangun perusahaan-perusahaan baru," imbuhnya.

Presiden juga mengingatkan rakyatnya untuk mentolelir desakan luar negeri yang tidak menginginkan Iran mengembangkan temuan-temuan saintifik.

"Kita ingin membangun Iran sebagai negara yang paling kuat. Kita menghadapi banyak masalah di jalan ini," katanya. (dar)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Kiai, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 03 Januari 2018

Awal Tarawih dan Puasa Tunggu Hasil Rukyat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Lajnah Falakiyah PBNU menegaskan, penetapan tangga 1 Ramadhan 1435 H atau awal puasa masih menunggu hasil rukyatul hilal yang dilaksanakan pada Jum’at (27/6) hari ini, bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban. Rukyatul hilal atau pengamatan bulan sabit dilakukan sesaat setelah matahari tenggelam.

Awal Tarawih dan Puasa Tunggu Hasil Rukyat (Sumber Gambar : Nu Online)
Awal Tarawih dan Puasa Tunggu Hasil Rukyat (Sumber Gambar : Nu Online)

Awal Tarawih dan Puasa Tunggu Hasil Rukyat

Demikian disampaikan Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A Ghazalie Masroeri di Jakarta, Jum’at (27/6) menjawab pertayaan wartawan. “Kami mengimbau warga menunggu hasil rukyatul hilal terlebih dahulu,” kata Kiai Ghazalie.

Dengan demikian pelaksanaan shalat tarawih juga masih menunggu hasil rukyatul hilal yang dilanjutkan dengan sidang itsbat di kantor Kementerian Agama.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Kiai Ghazalie, tahun ini Lajnah Falakiyah PBNU akan mengoordinir pelaksanaan rukyat di sedikitnya 70 titik rukyat yang tersebar di berbagai tempat strategis di Indonesia, seperti pantai, bukit, menara atau balai rukyat.

Sang Pencerah Muslim

Pelaksanaan rukyat sendiri akan dipandu oleh hasil hisab atau perhitungan astronomis yang telah dicetak dalam almanak NU. Data hisab penentuan awal Ramadhan 1435 H dalam almanak NU untuk markaz Jakarta menunjukkan, ijtima’ atau konjungsi baru terjadi pada pukul 15.07.

Artinya umur hilal pada saat dilakukan rukyat hanya sekitar tiga jam dari waktu tenggelam matahari, pada tanggal 29 Sya’ban. Sementara Ketinggian hilal hanya 0 derajat 25 menit di atas ufuk.

Dalam kondisi seperti itu, hilal dinyatakan belum imkanur rukyat atau belum mungkin dilihat. Namun, proses rukyatul hilal tetap harus dilaksanakan sebagai prasyarat penentuan awal bulan dalam sistem penanggalan Islam. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Hadits Sang Pencerah Muslim

Jumat, 08 Desember 2017

Menolong Tanpa Memandang Agama

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pemanfaatan masjid, gereja, wihara, pura, klenteng sebagai tempat pengungsian para korban bencana alam semestinya dilihat sebagai keinginan para pengelolanya  untuk menolong  maupun berbuat kebaikan. Tujuan baik itu tidak sepatutnya dicurigai sebagai upaya mengubah keyakinan agama para pengungsi. Sebaliknya, sudah semestinya diapresiasi sebagai bentuk kepedulian umat beragama kepada para korban bencana. 



Menolong Tanpa Memandang Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Menolong Tanpa Memandang Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Menolong Tanpa Memandang Agama

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Azis kepada Sang Pencerah Muslim, di Jakarta, Jumat, 12 November 2010. Pendapat itu disampaikan menanggapi peristiwa pemindahan puluhan pengungsi korban bencana Merapi yang beragama Islam dari Gereja Ganjuran atas permintaan belasan orang yang mengenakan baju terusan panjang dan surban pada Senin, (8/11). Diduga tuntutan disampaikan karena khawatir para pengungsi muslim pindah agama.

Kedatangan belasan orang yang mengenakan baju terusan panjang dan surban ke Gereja Ganjuran itu pada akhirnya mengundang kehadiran dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, beserta Permaisrui GKR Hemas. Dalam pertemuan antara perwakilan pengungsi dan kelompok massa bersurban itu, selaku mediator, Sri Sultan meminta para pengungsi memahami situasi dan memilih untuk pindah dari Gereja Ganjuran. Para pengungsi

Sang Pencerah Muslim

muslim akhirnya mengalah demi mengikuti keinginan kelompok massa  dan saran Sultan pindah ke Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul, pada Selasa (9/11).

Sang Pencerah Muslim

Permintaan tersebut dinilai sejumlah kalangan berlebihan. Sebab, langkah Gereja Ganjuran membukakan pintu bagi puluhan pengungsi asal Cangkringan yang meminta tempat berteduh sementara akibat letusan dasyat Merapi pada  Jumat (5/11) sebagai wajar. Namun, sekelompok massa bersurban tersebut justru mendatangi  gereja, memaksa pengungsi pindah tempat.

“Dalam situasi darurat, seharusnya semua pihak tidak perlu mempersoalkan siapa yang menolong, atau siapa yang ditolong. Kewajiban orang pertamakali adalah menyelamatkan nyawa dan keamanan dari rasa takut ,” kata mantan Direktur Lembaga Penerbitan  LKIS Yogyakarta ini.

Langkah Gereja Ganjuran memberi tempat berteduh bagi pengungsi, tambah Imam Azis, sudah lumrah. "Itu kewajiban kemanusiaan, tidak pandang agama apapun, “ imbuh salah seorang Ketua PBNU ini. Sementara, bagi pengungsi, pemilihan Gereja Ganjuran sebagai tempat pengungsian, juga masuk akal, lantaran gereja yang terletak di  desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro berjarak relatif aman, sekitar 40 kilometer dari puncak Merapi.  

Reputasi Baik

Dengan pendapatnya itu, Imam Azis merasa aneh dengan langkah pemindahan paksa para pengungsi muslim dari gereja hanya karena curiga akan diubah agamanya. “Tidak semudah itu orang mengubah agamanya. Karena gereja, masjid, dan bangunan publik lain memang menjadi tujuan orang-orang yang sedang mencari perlindungan,” terang Imam Azis.

Menurut alumni IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, penilaiannya itu bukan asal. “Saya tahu Gereja Ganjuran sudah punya reputasi baik dalam penanganan tanggap darurat, dalam peristiwa Gempa Bumi 2006 di Yogyakarta. Saat itu tidak ada usaha pengalihan akidah. Mereka memiliki etika bersama, yakni kemanusiaan,” tandas Imam Azis. (abd)        

   

   

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Makam, Kiai Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 Desember 2017

Shalat Sunnah Isyraq

Shalat sunnah isyraq adalah shalat sunnah dua raka’at yang dikerjakan setelah matahari terbit sekitar satu tombak, atau kira-kira lima belas menit setelah matahari terbit. Shalat ini memiliki nilai keistimewaan tersendiri jika pra syaratnya dipenuhi yaitu shalat shubuh berjamaa’h yang diteruskan dengan berdzikir hingga menjelang waktu syuruq (matahari terbit). Sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

Ù…ÙŽÙ? Ù’ صَلَّى الْغَدَاةَ فِÙ? جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ Ù? َذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَÙ? Ù’Ù? ِ كَاÙ? َتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ? تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

"Siapa yang shalat Shubuh dengan berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah sehingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali)." (HR. Al-Tirmidzino. 971).

Hadits ini menerangkan kesunnahan shalat dua rekaat setelah matahari terbit. Hanya saja siapa yang mengerjakan sunnah shalat sunnah syuruq tanpa melengkapinya dengan prasyarat tersebut (jamaah subuh dan dzikir) maka pahala yang ada hanya pahala shalat sunnah tanpa pahala haji dan umrah.

Shalat Sunnah Isyraq (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat Sunnah Isyraq (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat Sunnah Isyraq

Adapun niatnya sebagaimana diterangkan Syaikh Nawawi dalam NIhayatuz Zain adalah;

أصلى سÙ? Ø© الإشراق ركعتÙ? Ù? لله تعالى

Ushalli sunnatal isyraqi rak’ataini lillahi ta’ala.

Sang Pencerah Muslim

Aku niat shalat sunnah isyraq dua rakaat karena Allah.

Kemudian pada rakaat pertama setelah alfatihah, sebaiknya membaca surat Wad-Dhuha dan pada rakaat kedua membaca ? Alam Nasyrakh. Sebaiknya shalat ini dilakukan sesegera mungkin mengingat waktu yang terbatas. Karena setelah matahari kelihatn mulai meninggi, maka tibalah saatnya waktu shalat dhuha.

Sang Pencerah Muslim

Adapun bacaan do’a-nya sebagaimana termaktub dalam Nihayatuz Zain adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ Ù? َا Ù? ُوْرَ الÙ? ُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِÙ? Ù’ رِقٍّ Ù…ÙŽÙ? ْشُوْرٍ وَالبَÙ? ْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ Ø£ÙŽÙ? Ù’ تَرْزُقَÙ? ِÙ? Ù’ Ù? ُوْرًا أَسْتَهْدِÙ? Ù’ بِهِ إِلَÙ? ْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَÙ? ْكَ ÙˆÙŽÙ? َصْحَبُÙ? ِÙ? Ù’ فِÙ? Ù’ Ø­ÙŽÙ? َاتِÙ? Ù’ وَبَعْدَ الْاِÙ? ْتِقَالِ مِÙ? Ù’ ظَلاَم مِشْكَاتِÙ? Ù’ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا ÙˆÙŽÙ? َفْسِ مَا سِوَاهَا Ø£ÙŽÙ? Ù’ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِÙ? Ù’ لَا Ù? َحْجُبُهَا غَÙ? ْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا Ù? َعْتَرِÙ? ْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِÙ? َّةِ عِÙ? ْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَÙ? َّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَÙ? ِّدِÙ? َا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَÙ? ْبِÙ? َاءِ وَالْمُرْسَلِÙ? Ù’Ù? ÙŽ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِÙ? Ù’Ù? ÙŽ اللهم اغْفِرْ Ù„ÙŽÙ? َا وَلِوَالِدِÙ? Ù’Ù? َا وَلِإِخْوَاِÙ? Ù? َا فِÙ? اللهِ أَحْÙ? َاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِÙ? Ù’Ù? ÙŽ. ?

? "Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah? bukit Thur dan Kitab yang ditulis? pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah? Baitul Mamur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu. Cahaya yang dapat mengiringiku hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari marifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat tadzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal".

?

Redaktur: Uil Hadrawy. ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Jumat, 24 November 2017

Pengabdian di NU Tak Terbatas Waktu

Bangkalan, Sang Pencerah Muslim. Pengabdian di NU tidak dibatasi oleh periodisasi waktu. Warga yang sudah tidak terlibat aktif dalam kepengurusan juga dapat terus berpartisipasi dalam organisasi untuk mewujudkan cita-cita bersama.

Pengabdian di NU Tak Terbatas Waktu (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengabdian di NU Tak Terbatas Waktu (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengabdian di NU Tak Terbatas Waktu

Demikian disampaikan KH Fathurrohim A. Rahman, Wakil Ketua PCNU Bangkalan, Madura, dalam arahannya para pelantikan bersama beberapa MWCNU di Bangkalan, Ahad (12/5) yang bertempat di pendopo eks kawedanan Arosbaya.

KH Fathurrohim berharap semua pengurus berkomitment dengan amanat yang telah diterimanya. Kepada mantan pengurus yang pada periode kali ini tidak terpilih juga jangan menghilang, karena secara hakekat pengabdian di NU tidak dibatasi oleh masa periode waktu

Sang Pencerah Muslim

“Berlakulah seperti orang memotong bambu diambil dari ujungnya, bukan dari bawah yang tidak terpilih. Semua harus menjadi pengikat dan memperkuat kepengurusan yang baru, sehingga upaya perjuangan untuk menjadikan jam’iyyah ini bermanfaat dapat segera terealisasi dan bisa dirasakan bersama,” kata adik kandung salah seorang wakil ketua PWNU Jawa Timur ini. 

Tiga kepengurusan MWCNU di wilayah eks Kawedanan Arosbaya yang meliptui MWCNU Arosbaya, Geger dan Klampis resmi dilantik dan diambil sumpahnya.

Sang Pencerah Muslim

Mewakili tiga kepengurusan MWCNU yang dilantik Drs. H. Jakfar Al-Habary dalam sambutan pelantikannya mengingatkan bahwa apa yang telah dilakukan merupakan bentuk kesadaran dan ikhtiar pengabdiannya kepada jam’iyyah.

Rais Syuriyah MWCNU Klampis yang juga mantan Kasek SMAN Arosbaya ini meminta kepada semua kepengurusan yang ada, baik ranting maupun cabang untuk memberikan dukungan dan bimbingan sehingga apa yang dicanangkan untuk periode pengabdian lima tahun ke depan bisa lebih maximal dan berdaya guna baik kepada jama’ah maupun kepada jam’iyyah.

Sementara prosesi pelantikan dipimpin Wakil Rais PCNU Bangkalan KH Abdul Hannan Nawawi. Selain diisi dengan pengucapan baiat acara yang dilangsungkan secara sederhana ini juga diisi dengan pendalaman ke-NU-an dan Aswaja oleh DR. KH. Abdullah Syamsul Arifin.

Dalam mauidhohnya wakil katib PWNU Jawa Timur ini lebih banyak menerangkan tentang perlunya prilaku kolektif bagi pengurus NU. Prinsip sholat berjama’ah harus menjadi salah satu landasan kerja bagi kepengurusan, antara lain adanya kesamaan tujuan dalam segala hal, kepatuhan kepada pimpinan, serta mengenal jama’ah yang akan dipimpin

Terkait semangat kerja Gus Aab, panggilan akrab pegiat pembelaan aswaja yang juga mantan cawabup Jember ini mengajak kepada kepengurusan terpilih untuk memahami landasan didirikannya NU, yaitu Nahdlatut Tujjar (kemapanan ekonomi) Nahdlatul Wathon (nasionalisme ) dan Tasywirul Afkar (pengembangan keilmuan).

Acara pelantikan tiga MWCNU diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin ketua PCNU Bangkalan KH. Fachrillah Aschall.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Sejarah, Kiai Sang Pencerah Muslim

PCNU Cirebon: PMII Basis Gerakan NU di Kampus

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka memperkuat arah pergerakan dan tradisi ke-NU-an, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cirebon bersilaturahmi ke kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon.

PCNU Cirebon: PMII Basis Gerakan NU di Kampus (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Cirebon: PMII Basis Gerakan NU di Kampus (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Cirebon: PMII Basis Gerakan NU di Kampus

Dalam pertemuan pada Jum’at (2/1) siang tersebut, PMII berharap dukungan dan bimbingannya dari NU untuk menjalankan program keorganisasian di ranah mahasiswa.

“Dengan silaturahmi ini kami berharap ke depan antara PMII dan PCNU bisa saling bekerja sama melaksanakan program kerja yang manfaatnya untuk para mahasiswa di Cirebon,” kata Ketua PMII Cirebon, M. Yazidul Ulum.

Sang Pencerah Muslim

Yazid menambahkan, shilaturahmi ini juga bertujuan untuk pengenalan pengurus PMII Cirebon yang rencananya akan dilantik pada 10 Januari 2014 mendatang. “Ke depan tidak ada lagi pengurus cabang dan kader juga anggota PMII Cirebon yang tidak mengenal orang tuanya (NU-red),” terangnya.

Silaturahmi PC PMII Cirebon ini diterima dengan baik oleh Rais Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Usamah Manshur dan Ketua Tanfidziah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Ali Murtadlo.

Sang Pencerah Muslim

“Kami bangga dengan awal kepengurusan kali ini. Dan alhamdulillah kita bisa sharing bersama. Bagaimanapun PMII adalah basis gerakan NU di kampus. Sehingga antara NU dan PMII bisa saling bersinergi,” jelas Kiai Ali yang merupakan alumni PMII STIQ Jakarta.

Kiai Ali juga menambahkan bahwa saat ini PMII perlu memperkuat diri dari segi al-fikratul an-nahdliyah (pemikiran ke-NU-an) dan juga al-harakatul an-nahdliyah (gerakan ke-NU-an).

Hal senada disampaikan KH Usamah Manshur bahwa PMII merupakan anak kandung NU maka sudah selayaknya antara PMII dan NU saling bergandengan tangan menjaga, mempertahankan dan mengembangkan Ahlussunnah Wal-Jama’ah dan tradisi-tradisi NU dikalangan mahasiswa.

“Ada anekdot yang mengatakan bahwa PMII adalah anak hilang yang belum pulang kembali,” kata pengasuh Pondok Pesantren Annashuha ini.

Alhamdulillah, kata dia, dengan shilaturahmi ini anak yang dulu hilang kini sudah kembali. Terlepas PMII menjadi banom kembali atau tetap interdependen yang terpenting adalah tetap mengembangkan Aswaja annahdliyyah di kampus masing-masing juga di masyarakat.”

Dari data yang dihimpun, saat ini tercatat ada 1.500 anggota dan 200 kader PMII Cirebon terdapat berbagai kampus di Cirebon seperti IAIN Syekh Nurjati, Unswagati Cirebon, STAI Ma’had Ali Cirebon, STAI Bunga Bangsa Cirebon, STAI Cirebon, UNU Cirebon, dan STID Al Biruni Cirebon.? (Ayub Al Ansori/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Cerita, Syariah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 23 November 2017

Empat Tim Kantongi Tiket Semifinal LSN Jatim 1, Dua Di Antaranya Tuan Rumah

Trenggalek, Sang Pencerah Muslim - Prediksi tentang tim mana saja yang berhasil mengantongi tiket menuju babak Semifinal Liga Santri Nusantara Jatim 1 sudah terjawab. Pada laga Perempat Final yang digelar di hari ketiga ini (20/9) empat dari 8 tim berhasil lolos menuju babak paling sengit.

Dua tim tuan rumah yaitu skuad Sulaiman Trenggalek dan Qomarul Hidayah masih menjadi tim yang patut diperhitungkan. Skuad Sulaiman berhasil mengalahkan skuat Darul Ulum Poncol Magetan dengan skor akhir 2-0. Skuad Qomarul Hidayah berhasil memaksa pulang Al-Basyariyah Madiun dengan skor 1-0.

Empat Tim Kantongi Tiket Semifinal LSN Jatim 1, Dua Di Antaranya Tuan Rumah (Sumber Gambar : Nu Online)
Empat Tim Kantongi Tiket Semifinal LSN Jatim 1, Dua Di Antaranya Tuan Rumah (Sumber Gambar : Nu Online)

Empat Tim Kantongi Tiket Semifinal LSN Jatim 1, Dua Di Antaranya Tuan Rumah

Kesebelasan Daruttaibin menjadi satu-satunya tim yang mewakili Kabupaten Tulungagung lolos ke babak semifinal setelah memulangkan kesebelasan MIA yang sama-sama berasal dari Tulungagung, dengan skor tipis 1-0.

Kesebelasan Darul Huda Mayak Ponorogo pun demikian, mereka membelikan tiket pulang kampung kepada kesebelasan Darul Quran Ngawi, dengan skor 2-0.

Sang Pencerah Muslim

Dari hasil pertandingan babak Perempat Final LSN Jawa Timur I, praktis tinggal empat pesantren yang akan beradu kuat pada laga Semifinal yang dihelat Rabu (20/9) pada pukul 15.00 di Stadion Menak Sopal Trenggalek dan Lapangan Sumber Gedong.

Sang Pencerah Muslim

Ketua RMI Trenggalek yang sekaligus Ketua Panitia Lokal, Gus Nur memprediksi pertandingan pada babak semifinal ini akan berlangsung ketat, sebab keempat tim akan memperebutkan tiket untuk berlaga di babak Final seri region. Lebih-lebih dua tim dari tuan rumah akan berlaga. Keduanya juga memiliki rekam yang bagus dalam permainanya

"Tapi kita juga tidak berandai-andai. Sebab bola itu bundar dan juga banyak kemungkinan dalam pertandingan nanti. Siapapun nanti yang menang, mereka adalah teman kita semuanya," ucapnya kepada Sang Pencerah Muslim.

Gus Nur berharap pelaksanaan semifinal nanti bisa berjalan lancar dan meriah."Kami kira nanti seluruh tim juga akan mencerahkan supporternya masing-masing, " imbuhnya. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock