Sabtu, 02 Desember 2017

Shalat Sunnah Isyraq

Shalat sunnah isyraq adalah shalat sunnah dua raka’at yang dikerjakan setelah matahari terbit sekitar satu tombak, atau kira-kira lima belas menit setelah matahari terbit. Shalat ini memiliki nilai keistimewaan tersendiri jika pra syaratnya dipenuhi yaitu shalat shubuh berjamaa’h yang diteruskan dengan berdzikir hingga menjelang waktu syuruq (matahari terbit). Sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

Ù…ÙŽÙ? Ù’ صَلَّى الْغَدَاةَ فِÙ? جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ Ù? َذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَÙ? Ù’Ù? ِ كَاÙ? َتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ? تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

"Siapa yang shalat Shubuh dengan berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah sehingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali)." (HR. Al-Tirmidzino. 971).

Hadits ini menerangkan kesunnahan shalat dua rekaat setelah matahari terbit. Hanya saja siapa yang mengerjakan sunnah shalat sunnah syuruq tanpa melengkapinya dengan prasyarat tersebut (jamaah subuh dan dzikir) maka pahala yang ada hanya pahala shalat sunnah tanpa pahala haji dan umrah.

Shalat Sunnah Isyraq (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat Sunnah Isyraq (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat Sunnah Isyraq

Adapun niatnya sebagaimana diterangkan Syaikh Nawawi dalam NIhayatuz Zain adalah;

أصلى سÙ? Ø© الإشراق ركعتÙ? Ù? لله تعالى

Ushalli sunnatal isyraqi rak’ataini lillahi ta’ala.

Sang Pencerah Muslim

Aku niat shalat sunnah isyraq dua rakaat karena Allah.

Kemudian pada rakaat pertama setelah alfatihah, sebaiknya membaca surat Wad-Dhuha dan pada rakaat kedua membaca ? Alam Nasyrakh. Sebaiknya shalat ini dilakukan sesegera mungkin mengingat waktu yang terbatas. Karena setelah matahari kelihatn mulai meninggi, maka tibalah saatnya waktu shalat dhuha.

Sang Pencerah Muslim

Adapun bacaan do’a-nya sebagaimana termaktub dalam Nihayatuz Zain adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ Ù? َا Ù? ُوْرَ الÙ? ُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِÙ? Ù’ رِقٍّ Ù…ÙŽÙ? ْشُوْرٍ وَالبَÙ? ْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ Ø£ÙŽÙ? Ù’ تَرْزُقَÙ? ِÙ? Ù’ Ù? ُوْرًا أَسْتَهْدِÙ? Ù’ بِهِ إِلَÙ? ْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَÙ? ْكَ ÙˆÙŽÙ? َصْحَبُÙ? ِÙ? Ù’ فِÙ? Ù’ Ø­ÙŽÙ? َاتِÙ? Ù’ وَبَعْدَ الْاِÙ? ْتِقَالِ مِÙ? Ù’ ظَلاَم مِشْكَاتِÙ? Ù’ وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا ÙˆÙŽÙ? َفْسِ مَا سِوَاهَا Ø£ÙŽÙ? Ù’ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِÙ? Ù’ لَا Ù? َحْجُبُهَا غَÙ? ْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا Ù? َعْتَرِÙ? ْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِÙ? َّةِ عِÙ? ْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَÙ? َّامِ وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَÙ? ِّدِÙ? َا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَÙ? ْبِÙ? َاءِ وَالْمُرْسَلِÙ? Ù’Ù? ÙŽ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِÙ? Ù’Ù? ÙŽ اللهم اغْفِرْ Ù„ÙŽÙ? َا وَلِوَالِدِÙ? Ù’Ù? َا وَلِإِخْوَاِÙ? Ù? َا فِÙ? اللهِ أَحْÙ? َاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِÙ? Ù’Ù? ÙŽ. ?

? "Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah? bukit Thur dan Kitab yang ditulis? pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah? Baitul Mamur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu. Cahaya yang dapat mengiringiku hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari marifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat tadzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal".

?

Redaktur: Uil Hadrawy. ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Nahdlatul Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Shalat Sunnah Isyraq di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock