Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 September 2014

Muslimat NU Mesti Kerja Keras, Tuntas, dan Ikhlas

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Camat Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Hendro Martoyo mengatakan, mengurusi organisasi seperti Muslimat NU tergolong tidak mudah. Tanpa keikhlasan, kita tidak bisa mencapai cita-cita organisasi. Muslimat NU adalah organisasi yang bersifat sosial, bukan semata-mata mencari keuntungan.

“Ada tiga pesan dari saya untuk Muslimat NU Kecamatan Jati maupun Muslimat NU se-Kecamatan ke depan. Mari kita berkerja keras, mari kita berkerja tuntas, dan mari kita berkerja ikhlas, besarkan organisasi yang kita punya, seperti dari tujuan Nahdlatul Ulama (NU) bahwa NKRI harga mati. Semoga Allah SWT memberi berkah bagi kita semua,” ujarnya.

Muslimat NU Mesti Kerja Keras, Tuntas, dan Ikhlas (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Mesti Kerja Keras, Tuntas, dan Ikhlas (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Mesti Kerja Keras, Tuntas, dan Ikhlas

Hendro menyampaikan hal itu dalam acara  pelantikan Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU Kecamatan Jati, Jumat (13/02), di Gedung Muslimat NU Ranting Tanjungkarang, Kecamatan Jati. Menurutnya, pengurus NU harus merupakan pilihan orang-orang yang benar-benar loyal, karena selain mengurus keluarga, ibu-ibu Muslimat mesti meluangkan waktu untuk organisasi.

Sang Pencerah Muslim

Pengurus baru PAC Muslimat NU Jati secara resmi dilantik Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Kudus dan disaksikan ratusan peserta dari Pimpinan Ranting Muslimat NU se-Kecamatan Jati. . Prosesi pengukuhan kemudian dilanjutkan dengan pelantikan 12 Pimpinan Ranting (PR) Muslimat NU di kecamatan setempat.

Kedua belas ketua pimpinan ranting tersebut dipilih di desa atau kelurahan masing-masing. Pimpinan ranting yang dimaksud di antaranya PR Muslimat NU Tanjung Karang, PR Muslimat NU Tumpang Krasak, PR Muslimat NU Ngembal Kulon, PR Muslimat NU Jepang Pakis, PR Muslimat NU Loram Wetan, PR Muslimat NU Loram Kulon, PR Muslimat NU Getas Pejaten,  PR Muslimat NU Jati Wetan, PR Muslimat NU Jati Kulon, PR Muslimat NU Ploso, PR Muslimat NU Pasuruhan Lor, dan PR Muslimat NU Pasuruhan Kidul. (Dedi Hermanto/Mahbib)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Internasional Sang Pencerah Muslim

Kamis, 03 Juli 2014

Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang

Ada khilafiyah di kalangan fuqaha dalam masalah penunaian zakat fitrah dengan uang. Pertama, pendapat yang membolehkan. Ini adalah pendapat sebagian ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Tsauri, Imam Bukhari, dan Imam Ibnu Taimiyah. (As-Sarakhsi, al-Mabsuth, III/107; Ibnu Taimiyah, Majmu’ al-Fatawa, XXV/83).Dalil mereka antara lain firman Allah SWT ,”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka.” (QS at-Taubah [9] : 103). Menurut mereka, ayat ini menunjukkan zakat asalnya diambil dari harta (mal), yaitu apa yang dimiliki berupa emas dan perak (termasuk uang). Jadi ayat ini membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang. (Rabi’ Ahmad Sayyid, Tadzkir al-Anam bi Wujub Ikhraj Zakat al-Fithr Tha’am, hal. 4).

Mereka juga berhujjah dengan sabda Nabi SAW,”Cukupilah mereka (kaum fakir dan miskin) dari meminta-minta pada hari seperti ini (Idul Fitri).” (HR Daruquthni dan Baihaqi). Menurut mereka, memberi kecukupan (ighna`) kepada fakir dan miskin dalam zakat fitrah dapat terwujud dengan memberikan uang. (Abdullah Al-Ghafili, Hukm Ikhraj al-Qimah fi Zakat al-Fithr, hal. 3).

Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang (Sumber Gambar : Nu Online)
Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang (Sumber Gambar : Nu Online)

Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang

Kedua, pendapat yang tidak membolehkan dan mewajibkan zakat fitrah dalam bentuk bahan makanan pokok (ghalib quut al-balad). Ini adalah pendapat jumhur ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah. (Al-Mudawwanah al-Kubra, I/392; Al-Majmu’, VI/112; Al-Mughni, IV/295)

Karena ada dua pendapat yang berbeda, maka kita harus bijak dalam menyikapinya. Ulama sekaliber Imam Syafi’i, mujtahid yang sangat andal saja berkomentar tentang pendapatnya dengan mengatakan, ”Bisa jadi pendapatku benar, tapi bukan tak mungkin di dalamnya mengandung kekeliruan. Bisa jadi pendapat orang lain salah, tapi bukan tak mungkin di dalamnya juga mengandung kebenaran.”

Sang Pencerah Muslim

Dalam masalah ini, sebagai orang awam (kebanyakan), kita boleh bertaqlid (mengikuti salah satu mazhab yang menjadi panutan dan diterima oleh umat). Allah tidak membebani kita di luar batas kemampuan yang kita miliki. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”  (Al-Baqarah [2]: 286).

Sang Pencerah Muslim

Sesungguhnya masalah membayar zakat fitrah dengan uang sudah menjadi perbincangan para ulama salaf, bukan hanya terjadi akhir-akhir ini saja. Imam Abu Hanifah, Hasan Al-Bisri, Sufyan Ats-Tsauri, bahkan Umar bin Abdul Aziz sudah membincangkannya, mereka termasuk orang-orang yang menyetujuinya. Ulama Hadits seperti Bukhari ikut pula menyetujuinya, dengan dalil dan argumentasi yang logis serta dapat diterima.

Menurut kami, membayar zakat fitrah dengan uang itu boleh, bahkan dalam keadaan tertentu lebih utama. Bisa jadi pada saat Idul Fitri jumlah makanan (beras) yang dimiliki para fakir miskin jumlahnya berlebihan. Karena itu, mereka menjualnya untuk kepentingan yang lain. Dengan membayarkan menggunakan uang, mereka tidak perlu repot-repot menjualnya kembali yang justru nilainya menjadi lebih rendah. Dan dengan uang itu pula, mereka dapat membelanjakannya sebagian untuk makanan, selebihnya untuk pakaian dan keperluan lainnya. Wallahu a’lam bish-shawab. (Sumber: Konsultasi Zakat LAZIZNU dalam Nucare yang diasuh oleh KH. Syaifuddin Amsir / Red. Ulil H) . Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Nasional, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 28 Juni 2014

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri

Solo, Sang Pencerah Muslim. Tak jauh dari kantor PCNU Surakarta di Jalan Panularan Solo, JawaTengah, kira-kira 200 meter ke arah selatan, terdapat sebuah pesantren. Nama pesantren terpampang jelas di tembok berwarna hijau, “Pondok Pesantren As-Siraj”.

Saat Sang Pencerah Muslim berkunjung ke pesantren yang memiliki bangunan bertingkat empat tersebut belum lama ini, suasana pesantren terlihat sangat sepi. Tak lama seorang kakek menyambut kedatangan kami.

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Peninggalan Kiai Siraj Kini Sepi Santri

“Pondok ini hampir sudah 4 tahun vakum, sekarang hanya tinggal 4 santri, tapi 2 orang sudah lulus,” ungkap kakek yang bernama Mujab Shoimuri (73) itu.

Sang Pencerah Muslim

Mujab kemudian berkisah tentang riwayat pondok As-Siraj ini. “Pesantren ini dibangun Mbah Siraj (Kiai Ahmad Siraj Umar), kakek saya. Pada awalnya hanya sebuah gedhek. Kemudian setelah Mbah Siraj wafat tahun 1961, pesantren diasuh oleh ayah saya Kiai Shoimuri,” kenangnya.

Pada zaman dulu, Pesantren As-Siraj sangatlah ramai, begitu pula dengan lingkungan di sekitar pesantren. Sebab, selain karena ketokohan Kiai Siraj, di sekitarnya juga terdapat berbagai lembaga pendidikan terkenal seperti Pesantren Jamsaren, Al-Islam, Mambaul Ulum dan lain sebagainya.

Sang Pencerah Muslim

“Sesudah KH Shoimuri wafat, pondok diasuh oleh adik saya, KH Mubin Shoimuri. Saat dipegang Mubin kemudian tempat ini dibangun rumah dan pondok yang bagus. Santri lambat laun juga bertambah banyak, kalau bulan puasa bahkan ada sekitar 200 santri yang ikut mengaji di sini. Semuanya dicukupi mulai dari makan, pakaian dan lain-lain,” terangnya.

Kiai Mubin mengasuh pondok sampai akhirnya dia wafat pada tahun 2007. Sebagai catatan, Kiai Mubin juga pernah mengemban amanah sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Surakarta 2003-2008.

Setelah KH Mubin meninggal, satu persatu santri yang lulus meninggalkan pesantren. Entah bagaimana persoalannya, namun pada akhirnya kondisi pesantren menjadi sepi.

Di akhir pertemuan kami, Mujib masih menyimpan harapan untuk masa depan pesantren ini. “Semoga dapat kembali seperti dulu,” tuturnya singkat. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 22 November 2013

Pelajar NU Jepara Usung Semangat Kebangsaan, Visioner dan Produktif

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Bertempat di pendopo Kabupaten Jepara, Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Jepara masa khidmat 2016-2018 resmi dilantik oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Asep Iran Mujahid, acara pelantikan ini dihadiri oleh perwakilan seluruh kader IPNU-IPPNU baik tingkat anak cabang, komisariat maupun ranting di seluruh wilayah di Jepara pertengahan bulan lalu.

Acara yang dimulai sejak pagi hingga lepas dzuhur ini dihadiri pula oleh perwakilan badan otonom NU seperti Anshor dan Fatayat, serta tamu undangan dari jajaran Forkopinda Kabupaten Jepara, unsur TNI maupun Polisi.

Pelajar NU Jepara Usung Semangat Kebangsaan, Visioner dan Produktif (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Jepara Usung Semangat Kebangsaan, Visioner dan Produktif (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Jepara Usung Semangat Kebangsaan, Visioner dan Produktif

Dengan mengusung tema “Mengawal Pelajar NU Jepara Yang Visioner, Produktif Serta Berkarakter Kebangsaan”, pelantikan yang disertai guyuran hujan menjadi tambah gayeng.

“Kader IPNU IPPNU Jepara terbukti menjadi kader yang produktif,” terang Zaenal Muttaqin Ketua PC IPNU Jepara terlantik.

Ia menambahkan, periode kemarin, pengurus PC IPNU IPPNU Jepara meninggalkan karya dalam bentuk buku pedoman kaderisasi, serta buku pedoman tata kelola administrasi. Tak lupa dalam sambutannya ia mengingatkan para kader untuk berpartisipasi dalam pilkada Jepara Februari nanti, karena memilih Bupati adalah bagian dari cinta tanah air.

Sang Pencerah Muslim

Penuh bangga?

Rais PCNU Jepara, KH. Ubaidillah Umar dalam sambutannya merasa sangat berbangga melihat hadirnya IPNU IPPNUmasa khidmat 2016-2018.

“Saya bangga sekali melihat mereka sebagai anak cilikku, dengan melihat mereka berkeyakinan NU insyaallah akan tetap jadi mayoritas di Jepara,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Bandungharjo-Donorojo ini.

Sementara ketua umum pimpinan pusat dalam sambutannya mengatakan, pelantikan ini adalah sebagai strategi awal, dengan wilayah kerja yang luas, tugas dan tanggung jawab di PC Jepara tidaklah mudah.?

Sang Pencerah Muslim

“Perlu adanya kegiatan-kegiatan, minimal seperti kelompok kajian, atau studi klub untuk internalisasi nilai-nilai keaswajaan. IPNU IPPNU hari ini adalah perwajahan NU di tahun mendatang,” tegas kader asal Jawa Barat ini. ? ?

Acara pelantikan ini kemudian dilanjutkan dengan agenda rapat kerja cabang I untuk merumuskan program dalam watku 2 tahun , yang bertempat di ruang pringgitan di komplek Pendopo Kabupaten Jepara. (Achmad Ulil Albab/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Cerita Sang Pencerah Muslim

Rabu, 28 November 2012

Di Pasar Tumpah Tegalgubug, Pelajar NU Cirebon Galang Bantuan Longsor

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Puluhan pelajar NU kabupaten Cirebon mengadakan aksi galang dana peduli untuk korban bencana tanah longsor di Banjarnegara. Dalam menggalang dana, mereka memanfaatkan momentum keramaian pasaran sekali sepekan di Pasar Tegalgubug, Arjawinagun, Cirebon, Selasa, (23/12).

Di Pasar Tumpah Tegalgubug, Pelajar NU Cirebon Galang Bantuan Longsor (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Pasar Tumpah Tegalgubug, Pelajar NU Cirebon Galang Bantuan Longsor (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Pasar Tumpah Tegalgubug, Pelajar NU Cirebon Galang Bantuan Longsor

Dalam aksinya, mereka turun bersama dengan kader-kader IPNU SMK Plus Al-Hilal Arjawinangun. Aksi ini mendapat sambutan positif dari warga sekitar.

“Alhamdulillah kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari warga. Warga sangat antusias berkontribusi membantu korban longsor di Banjarnegara,” kata Ketua PK IPNU SMK Al-Hilal Abdul Muiz Ali, koordinator aksi penggalangan dana.

Sang Pencerah Muslim

Ketua IPNU Cirebon Ahmad Imam Baehaqi mengatakan, aksi galang dana ini merupakan wujud kepedulian pelajar NU untuk korban bencana tanah longsor di Banjarnegara. "Kami turut berbelasungkawa terhadap keluarga korban. Aksi galang dana ini sebagai rasa solidaritas kami terhadap sesama manusia," kata Imam.

Hal senada disampaikan oleh pengurus IPNU lainnya M Mu’min. Menurut Mu’min, aksi ini penting sebagai wujud kepekaan pelajar NU terhadap kepedulian sosial dan kemanusiaan. “Bagi saya ini merupakan satu bentuk bakti kita kepada masyarakat,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Aksi penggalangan dana ini berhasil mengumpulkan dana bantuan sebanyak Rp. 1.577.500,- yang segera disalurkan ke Banjarnegara. (Ayub Al-Ansori/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Sholawat, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 23 November 2011

Demo 4 November Tertib, Pedagang Raup Untung

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Aksi Demonstrasi Bela Islam II yang digelar di Jakarta dan daerah-daerah lain, Jumat (4/11) berlangsung tertib dan damai. Pantauan Sang Pencerah Muslim di lapangan, para demonstran memulai aksi setelah melaksanakan shalat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.?

Walhasil, siang tadi Masjid Istiqlal tidak bisa menampung semua jamaah. Peserta shalat Jumat pun membludak hingga ke halaman Kantor Kementerian Agama, di Jalan Lapangan Banteng.?

Demo 4 November Tertib, Pedagang Raup Untung (Sumber Gambar : Nu Online)
Demo 4 November Tertib, Pedagang Raup Untung (Sumber Gambar : Nu Online)

Demo 4 November Tertib, Pedagang Raup Untung

Sebelum melangsungkan aksi, peserta diingatkan agar bersikap tertib dan mengikuti satu komando. Pendemo tidak boleh melakukan perusakan. Sesama pelaku aksi dianjurkan agar saling menjaga dan saling menyayangi. Bila ada peserta yang berusia lebih tua, harus dijaga. Bila melihat yang lapar, yang punya makanan harus memberikan makanan kepada yang lapar.

Tak lupa yel-yel yang menyuarakan pembelaan terhadap Al-Qur’an, takbir, serta shalawat diteriakkan. Dari Masjid Istiqlal, para pendemo keluar melalui Pintu Al-Fatah, kemudian meneruskan aksi dengan melintasi samping Lapangan Banteng, bergerak ke arah Balaikota Jakarta.

Aksi demo diiikuti ratusan ribu orang. Mereka tidak hanya berasal dari Jakarta, namun juga dari kota-kota lain di Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Ada yang menarik selama pelaksanaan aksi. Selain ketertiban yang terjaga, peserta aksi juga menekankan kebersihan. Bekas bungkus makanan dan botol-botol minuman dipunguti dan dikumpulkan dalam satu plastik sampah besar.?

Kecuali itu, tanaman di sekitar lokasi aksi juga benar-benar dijaga agar tidak rusak. Sang Pencerah Muslim sempat mendapati seorang pendemo yang menegur temannya untuk berhati-hati menginjak di sekitar tanaman.

Sang Pencerah Muslim

“Kalau tanaman ini sampai rusak, bukan demonya yang jadi masalah, tapi tanaman yang rusak ini yang dimasalahkan,” tegur peserta itu.

Para pedagang makanan dan minuman juga menuai keuntungan selama aksi demo. Beberapa gerobak makanan dan minuman diburu peserta aksi. Belum usai aksi demo, Sang Pencerah Muslim melihat seorang pedagang mendorong gerobak jualannya meninggalkan lokasi demo, tanda makanannya laris maris terjual.

Hingga berita ini diturunkan, aksi demo masih berlangung. Para pendemo dalam aksi tersebut berharap proses hukum harus berjalan tuntas terhadap kasus Ahok. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 07 Oktober 2011

Lomba Esai NU-santara 2015 Masuk Tahap Penjurian

Bogor, Sang Pencerah Muslim. Gelaran acara Nahdlatul Ulama-Science and Cultural Art Olympiad (NU-santara) 2015 yang diadakan KMNU Nasional makin mendekati acara puncak. Beberapa perlombaan yang digelar telah masuk tahap penjurian, salah satu di antaranya adalah lomba esai yang pendaftarannya sudah ditutup pada 2 Oktober lalu. 

Lomba Esai NU-santara 2015 Masuk Tahap Penjurian (Sumber Gambar : Nu Online)
Lomba Esai NU-santara 2015 Masuk Tahap Penjurian (Sumber Gambar : Nu Online)

Lomba Esai NU-santara 2015 Masuk Tahap Penjurian

Lomba esai NU-santara 2015 diikuti oleh mahasiswa dari 10 PTN/PTS di Indonesia. Pendaftar lomba esai NU-santara 2015 ini berasal dari berbagai universitas di Jawa Barat, Jakarta, sampai Jawa Tengah.

Umam selaku ketua panitia mengharapkan kader-kader muda NU khususnya mahasiswa dapat memberikan sumbangsih bagi dunia kepenulisan dan keilmuan di Indonesia, selain itu kegiatan ini bertujuan untuk mengapresiasi prestasi para mahasiswa Nahdlatul Ulama.

Sang Pencerah Muslim

Tema Lomba Esai NU-santara 2015 adalah “Akselerasi Kemajuan Indonesia Melalui Iptek yang Selaras dengan Kearifan Lokal”. Tema tersebut diikuti beberapa subtema tentang inovasi pengelolaan komoditas lokal untuk mewujudkan ketahanan pangan, inovasi lingkungan untuk penanggulangan pencemaran, sumber energi terbarukan untuk mencegah krisis energi, dan peningkatan sistem pembelajaran untuk memajukan pendidikan di Indonesia. 

Sang Pencerah Muslim

Saat ini, lomba esai telah masuk pada tahap penjurian. Juri lomba esai NU-santara 2015 ini antara lain Savic Ali (Pimred NU-Online), Syarif Nurhidayat SH, MH (Dosen Fakultas Hukum UII) dan Anfasul Marom S.HI, MA (Dosen UIN Sunan Kalijaga). 

Tiga besar lomba esai akan diumumkan pada 9 Oktober 2015 di website nu-santara.kmnu.or.id dan akan diundang untuk menerima penganugerahan juara 1, 2, dan 3 di Seminar Budaya dan Kontempelasi Budaya pada tanggal 18 Oktober 2015 di Auditorium Toyib Hadiwijaya Institut Pertanian Bogor. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Ahlussunnah, Nasional Sang Pencerah Muslim

Selasa, 13 September 2011

Korps Pelajar NU Banjarnegara Ikut Diklatmad

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pengurus IPNU dan IPPNU Banjarnegara mendelegasikan 17 anggota Corp Brigade Pembangunan-Korp Pelajar Putri (CBP-KPP) pada pelatihan kader di lapangan sepak bola desa Pangempon kecamatan Bawang, kabupaten Batang. Mereka memilih alumni Diklatama sebagai peserta pada Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Madya (Diklatmad) di Batang.

Korps Pelajar NU Banjarnegara Ikut Diklatmad (Sumber Gambar : Nu Online)
Korps Pelajar NU Banjarnegara Ikut Diklatmad (Sumber Gambar : Nu Online)

Korps Pelajar NU Banjarnegara Ikut Diklatmad

Diklatmad yang diadakan Dewan Komando Cabang CBP-KPP Batang, berlangsung sejak Rabu hingga Jum’at (18-20/2). Sedikitnya 300 peserta hadir pada Diklatmad bertajuk “Ikhtiyar membentuk kader bangsa yang bertanggung jawab, memiliki jiwa kebangsaan yang tangguh, mencintai lingkungan hidup serta siap membela NKRI”.

Selain utusan korps pelajar dari kecamatan di kabupaten Batang, peserta datang dari beberapa kabupaten seperti Pekalongan, Purbalingga, Wonosobo, Blora, Magelang, dan Banjarnegara.

Sang Pencerah Muslim

Peserta mendiskusikan sejumlah materi seperti akademi kepolisian, PBB dan satlantas, ke-NUan, materi CBP dan KPP, bela Negara, pecinta alam, rescue dan penanggulangan HIV/AID.

Sang Pencerah Muslim

“Kami berharap peserta lulusan Diklatmad ini lebih matang baik dalam hal mental maupun materi. Sehingga, mereka ke depan bisa mengembangkan dan berbagi kepada rekan dan rekanita lainnya,” kata Ketua IPNU Banjarnegara Mad Solihin.

Pasca UN tingkat SMA mendatang, pelajar NU Banjarnegara berencana mengadakan Diklatama II. Solihin berharap alumni Diklatmad bersedia menjadi panitia Diklatama II. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Habib, Pesantren, Nasional Sang Pencerah Muslim

Senin, 07 Februari 2011

Gusdurian dan Lubang Tambang yang Memakan Korban

Rumah panggung kayu yang ditempati Rahmawati (37)  dan Misransyah (36) sejak tahun 80-an tampak sepi siang itu. Di depan rumah, terdapat warung kecil tempat ibu Rahma berjualan nasi campur dan gorengan.

Itulah rumah orang tua Muhammad Raihan Saputra (10), anak yang tenggelam di bekas lubang tambang batubara  yang tidak ditutup oleh perusahaan tambang batubara PT Graha Benua Etam (GBE). Akhir pekan kemarin, Alissa Wahid, Koordinator Gusdurian, berkunjung ke sana dalam rangkaian lawatannya ke Samarinda dalam rangka berbagi pengetahuan di Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG), yang diselenggarakan Gusdurian Kaltim.

Gusdurian dan Lubang Tambang yang Memakan Korban (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian dan Lubang Tambang yang Memakan Korban (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian dan Lubang Tambang yang Memakan Korban

Memasuki rumah ibu Rahma, tampak di dinding rumah kayu tergantung figuran foto Ibu Rahma sekeluarga. Di sana juga tergantung foto Raihan bersama saudara lainnya. Ibu Rahma dan Bapak Misran mempunyai 4 anak. Raihan adalah anak ke -2 dari 4 saudara.

Sang Pencerah Muslim

Sebagai seorang ibu yang juga memiliki anak, Alissa ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh ibu Raihan. Putri pertama Gus Dur ini juga menceritakan bagaimana Gusdurian bersikap soal kasus Raihan. "Kawan-kawan Gusdurian selama ini memegang teguh soal nilai kemanusian dan keadilan. Dimana pun dan atas nama apapun, penindasan itu tidak  dibenarkan," ungkapnya dalam perjalanan menuju rumah Raihan,

Mata Ibu Rahma tampak berkaca-kaca ketika menyambut kedatangan Alissa Wahid di depan pintu rumahnya pada Sabtu (21/2) siang itu. Waktu itu Ibu Rahma ditemani keluarga dekatnya. Suami Ibu Rahma sedang tidak ada dirumah, ia bekerja di sebuah toko penjualan alat-alat kapal di Jalan Lambung Mangkurat. Dia tidak menyangka akan kedatangan putri sulung Gus Dur.

Sang Pencerah Muslim

Ibu Rahma menceritakan kegelisahanya kepada Alissa. "Waktu itu siang hari, ada teman Raihan yang datang kerumahnya membawa kabar dengan tergopoh-gopoh," cerita Ibu Rahma. Raihan,  anaknya tercebur di Sungai Saliki. Raihan setahu dia tidak bisa berenang. Ibu Rahma panik mendengar kabar itu. Ia juga tidak tahu dimana Sungai Saliki itu berada. Ibu Rahma selama tinggal di sempaja tidak pernah keluar terlalu jauh. Ia berteriak histeris hingga di jalanan depan rumahnya meminta orang untuk membawa dia melihat anaknya. Ia seperti orang yang kehilangan kendali.

"Waktu itu ayah Raihan tidak ada di rumah," ujarnya. Seperti biasa Ayah Raihan berangkat kerja pagi dan pulang pada sore hari. Mendengar anaknya tenggelam, Ayah Raihan bergegas pulang dan langsung menuju lokasi dimana anaknya tenggelam. Ia ikut menyelam hingga dua kali, namun Raihan belum juga ditemukan. Lalu datanglah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim Search and Rescue Kota Samarinda (SAR), setelah ditelepon oleh warga. Sore sekitar pukul 17.30 wita, jasad Raihan baru ditemukan di kedalaman 8 Meter.

"Saya tidak pernah merasakan sakit yang begitu dalam Bu, tapi kehilangan anak itu sungguh membuat hati saya hancur," ucap ibu Rahma kepada Alissa Wahid.

Muhammad Raihan Saputra yang akrab dipanggil Raihan oleh teman-temannya, bersekolah di SDN 009 Pinang Seribu, Sempaja, Samarinda Utara. Biasanya dia berangkat sekolah diantar kakeknya bersama adik dan sepupunya. Raihan suka bermain bola, dia mudah bergaul dan dikenal sangat supel oleh teman-teman. Sehari-hari Raihan tak pernah bermain jauh dari rumahnya. Terkadang Raihan memancing ikan haruan (gabus) dari teras rumahnya, di sekeliling rumahnya masih berupa rawa dangkal.

Ibu Rahma baru tahu kalau di belakang rumah warga di Gang Saliki itu ada lubang bekas tambang batubara yang besar dan dalam, yang jaraknya hanya 50 meter dari perumahan. Alissa Wahid menambahkan, "Pasti ada aturan yang dilanggar dalam kasus tenggelamnya Raihan. Soal Amdal dan izin yang didapat perusahaan. Jarak 50 meter itu sudah melanggar peraturan. Anak dalam pendidikan tidak pernah salah bermain di mana saja. Kasus Raihan, jelas perusahaan yang salah karena meninggalkan lubang."

Ancaman Lubang-lubang Bekas Tambang

Kota Samarinda dengan luas 71.800 Ha, sekitar 71 persen kawasannya dikapling-kapling oleh perusahaan tambang barubara. Perusahaan batubara PT GBE, merupakan salah satunya. PT GBE memperoleh ijin dengan nomor SK IUP: 545/267/HK-KS/V/2011 dan beroperasi dengan luasan 493,7 hektar sejak 18 Mei 2011 dan ijinnya akan berakhir 9 November 2015. PT GBE adalah perusahaan yang juga diduga terlibat dalam kasus Gratifikasi kepada Kepala Dinas Pertambangan Samarinda. PT GBE juga sering disebut dalam evaluasi bulanan tambang yang pernah digelar oleh pemkot tahun 2012-2013 sebangai perusahaan paling tidak taat, bahkan  pernah dihentikan sementara.  

Selain lubang bekas tambang yang sangat dekat dengan pemukiman dan diduga melanggar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2012 tentang Indikator Ramah Lingkungan untuk Usaha dan Kegiatan Penambangan terbuka batubara yaitu jarak 500 meter tepi lubang galian dengan pemukiman, perusaahan ini juga melanggar pasal 19–21 Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010, yang menyebutkan bahwa paling lambat 30 hari kalender setelah tidak ada kegiatan tambang pada lahan terganggu wajib direklamasi.

Lubang tambang yang ditinggalkan oleh PT GBE itu pernah dicoba diukur oleh warga dengan cara dilempar dengan tali sepanjang 30 meter, tapi dengan tali sepanjang itu belum menyentuh dasarnya. Air yang ada di lubang bekas tambang yang diduga dengan kedalaman 40 meter itu juga digunakan warga sekitarnya untuk MCK. Terlihat banyak pipa air yang dipasang, dan mengarah ke dalam lubang bekas tambang PT GBE. Setelah kejadian kematian Raihan, PT GBE  baru membatasi tepi lubang dengan pagar seng.

Alissa Wahid bercerita ke Ibu Rahma, bahwa kejahatan lingkungan yang terjadi di Samarinda juga dialami ibu-ibu di Rembang. Mereka menginap ditenda untuk menolak Pendirian PT. Semen Indonesia. Ibu-ibu di Rembang berjuang untuk mempertahankan agar Pegunungan Kendeng tidak ditambang, karena akan ada yang hilang dan itu merugikan orang paling bawah, masyarakat seperti petani. Ini adalah bentuk kecil dari korupsi yang ada di Indonesia. Dampaknya selalu masyarakat di lapisan paling bawah yang merasakan korupsi di sektor sumber daya alam.

Ibu Rahma Perjuangkan Keadilan

Ibu Rahma sempat mendatangi kantor perusahaan PT GBE seorang diri untuk menuntut keadilan bagi anaknya yang meninggal di lubang bekas tambang. Ketika datang, ia harus dibuat menunggu hingga setengah jam, sebelum akhirnya seorang staf perusahaan menerima kedatangan Ibu Rahma dengan nada sinis. Staf PT GBE mengatakan pada ibu Rahma bahwa kejadian meninggalnya Raihan adalah musibah dan sudah diselesaikan pihak perusahaan. Staf PT GBE itu juga meminta ibu Rahma untuk pulang dan menghubungi mereka lagi menjelang 100 hari meninggalnya Raihan pada awal April nanti. Mendengarnya, ibu Rahma sangat sedih. "Saya datang kesana untuk menuntut keadilan untuk Raihan, bukan untuk meminta uang ke perusahaan."

Perjuangan ini tidak akan pernah surut, ibu Rahma merasa tidak sendiri dia dibantu kawan-kawan Gusdurian Kaltim dan Jatam Kaltim untuk mencari keadilan bagi anaknya. "Cukup Raihan yang terakhir menjadi korban di lubang maut itu" tutur ibu Rahma. Ibu Rahma melanjutkan, "Saya juga tidak boleh larut dalam kesedihan ini, saya harus bangkit karena saya masih harus terus melajutkan hidup dengan 3 anak saya yang lainnya."

Ibu Rahma melakukan beberapa cara untuk mencari keadilan, dari surat terbuka yang dilayangkan kepada Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup sampai ke Petisi yang sudah ditandatangani hampir 10 ribu orang di www.change.org/lubangtambang. Dan Ibu Rahma ingin sekali bertemu langsung dengan Menteri terkait untuk menyampaikan kasus Raihan, putra kesayangannya yang meninggal di lubang bekas tambang di Kota Samarinda.

 

Erma Wulandari, Jaringan Gusdurian Kaltim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Internasional, Daerah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 03 Maret 2010

Ini Calon Ketua PWNU Jawa Barat Mendatang

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

PWNU Jawa Barat akan menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-17 di Pondok Pesantren Fauzat, Garut pada 10-11 Oktober. Kegiatan bertema “Meneguhkan Khidmah Jamiyah ? untuk Umat dan Bangsa” ini, salah satu agendanya, akan menentukan pemimpin NU Jabar lima tahun mendatang.?

Ini Calon Ketua PWNU Jawa Barat Mendatang (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Calon Ketua PWNU Jawa Barat Mendatang (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Calon Ketua PWNU Jawa Barat Mendatang

Ketua Panitia Konferwil PWNU Jawa Barat Kiagus Zaenal Mubarok ketika dihubungi Sang Pencerah Muslim Sabtu (8/9) mengatakan, NU Jawa Barat membutuhkan pemimpin yang bisa menerapkan sistem yang bisa bekerja sama antarkomponen, mengharmoniskan seluruh pengurus.

Juga, kata dia, bisa merangkul ke jam’iyyah kultural NU yang beragam profesi seperti kalangan seniman, pengusaha, bahkan olahragawan. Tujuannya untuk membantu pemerintahkan dalam menyelesaikan urusan-urusan kemasyarakatan.?

Menyelesaikan masalah warga NU Jawa Barat, kata dia, berarti menyelesaikan problem masayarakat Jawa Barat karena secara kultural, Jawa Barat adalah warga NU.?

Sang Pencerah Muslim

Bahkan lanjutnya, kalau bisa, PWNU Jawa Barat bisa membantu menyelesaikan permasalahan di tingkat nasional atau internasional karena sekat-sekat kewilayahan saat ini sudah tidak terbatas.

Pria yang akrab disapa Deden ini tak mau menyebutkan calon-calon Rais dan Ketua PWNU Jawa Barat. Baginya siapa pun yang terpilih, seharusnya adalah orang yang bisa menerapkan sistem tersebut. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Budaya, Amalan, Nasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 04 Januari 2008

Mayoritas Pelajar Akan Ikuti Ujian Akhir Madrasah NU

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Sebagian besar siswa-siswi madrasah binaan LP Ma’arif NU Jombang menyatakan kesiapannya mengikuti Ujian Akhir Madrasah Nahdlatul Ulama (UAMNU) 2014 pada 1-8 April mendatang. Mereka berasal dari pelbagai tingkatan mulai dari tingkat ibtidaiyah hingga aliyah.

Mayoritas Pelajar Akan Ikuti Ujian Akhir Madrasah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Mayoritas Pelajar Akan Ikuti Ujian Akhir Madrasah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Mayoritas Pelajar Akan Ikuti Ujian Akhir Madrasah NU

Sementara pelaksanaan UAMNU untuk tingkat Mts jatuh pada 10 Maret dan MA pada 13 Maret.

Ketua LP Ma’arif NU KH Salmanudin yang akrab disapa Gus Salman mengatakan, sebanyak 100 ? per sen pelajar ibtidaiyah sudah menyatakan siap menghadapi UAMNU. Untuk tsnawiyah, sebanyak 95 per sen siswanya akan mengikuti ujian. Sedangkan aliyah, hanya 60 per sen.

Sang Pencerah Muslim

Kita upayakan untuk tahun-tahun mendatang, semua madrasah yang dikelola Nahdliyin dan binaan LP Ma’arif Jombang akan mengikuti UAMNU, katanya kepada Sang Pencerah Muslim Senin (2/3).

Sang Pencerah Muslim

“Jika dibandingkan tahun lalu, peningkatannya di tahun ini luar biasa besar. Karena, pada tahun sebelumnya untuk tingkat Ibtidaiyah 100 per sen, Tsanawiyah 20 per sen dan Aliyah hanya 10 per sen,” ujar Gus Salman yang juga pengasuh pesantren Babussalam, Kalibening, Mojoagung ini.

Pelajar yang mengikuti UAMNU akan mendapatkan ijazah yang dikeluarkan LP Maarif NU. Ijazah ini akan bermanfaat karena pada beberapa kasus, ijazah LP Maarif NU ditanyakan saat melamar pekerjaan.

“Ada alumni yang melamar pekerjaan di Brunei. Ternyata yang ditanyakan adalah ijazah Ma’arif NU,” terang Gus Salman.

Namun di samping itu, yang lebih penting adalah bagaimana menanamkan jiwa ke-NUan kepada siswa. “Karena dengan mengikuti UAMNU, seorang siswa dibaiat untuk menjadi NU di mana hal ini bukan semata persoalan kegunaan ijazah untuk mencari kerja,” tandas Gus Salman. (Muslimin Abdilla/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Nasional Sang Pencerah Muslim

Rabu, 15 November 2006

Santriwati Pesantren Darul Lughah Ngaji dan Praktik Jurnalistik

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Puluhan santriwati Pondok Pesantren Darul Lughah wal Karomah di Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo mendapatkan pendidikan jurnalistik, Kamis (27/4) siang. Pendidikan di ruang serbaguna pesantren setempat ini hanya diikuti oleh santriwati yang ditunjuk oleh pesantren.

Peserta dipersiapkan sebagai garda terdepan dalam pengelola informasi dan juru dakwah bil IT (Informasi Teknologi).

Santriwati Pesantren Darul Lughah Ngaji dan Praktik Jurnalistik (Sumber Gambar : Nu Online)
Santriwati Pesantren Darul Lughah Ngaji dan Praktik Jurnalistik (Sumber Gambar : Nu Online)

Santriwati Pesantren Darul Lughah Ngaji dan Praktik Jurnalistik

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Lughah wal Karomah Hasan Baharun mengatakan, pendidikan jurnalistik bagi santri ini bertujuan untuk mencetak santri yang memiliki kompetensi di bidang jurnalistik dan juru dakwah melalui IT.

“Harapannya santri bisa menjadi penyeimbang informasi yang akurat dan benar di beberapa media sosial (medsos),” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Hasan, sudah saatnya santri Darul Lughah wal Karomah melek teknologi dengan cara menyampaikan informasi yang benar dan tepat di tengah maraknya berita-berita hoax.

Sang Pencerah Muslim

Dalam kegiatan ini, santri dilatih untuk menulis sebuah berita yang langsung diposting di website pesantren dengan laman www.ppdarullughahwalkaromah.net. “Sehingga apa yang dilakukan di lingkungan pesantren bisa diketahui secara luas,” tegasnya.

Hadir sebagai pemateri Nurahman. Menurutnya, santri harus melek internet dan harus mampu melawan arus informasi dan berita yang simpang siur (hoax).

“Untuk menyaingi itu semua, maka santri harus dibekali dengan IT. Berdakwah melalui IT dan mengcounter informasi dengan IT,” katanya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock