Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Januari 2018

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan

Zarandiyeh, Sang Pencerah Muslim. Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengungkapkan bahwa kemajuan bangsanya memerlukan usaha-usaha, kerjasama dan titik temu pandangan dengan komunitas internasional.

Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pabrik semen terbesar Iran yang berlokasi di pusat kota Zarandiyeh, Provinsi Markazi, Iran, Kamis (7/6).

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu  Pandangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ahmadinejad: Kemajuan Iran Perlu Kerjasama dan Titik Temu Pandangan

"Seluruh sektor di Iran harus dikembangkan. Kita mesti berupaya menghasilkan produk-produk yang cukup murah dan mengurangi harga jual," terangnya seperti dilansir sumber Irna.

Sang Pencerah Muslim

Presiden yang menjadi ancaman pemerintahan Bush itu mengatakan, Iran harus menjadi negara konstruktor pabrik semen dalam panggung internasional.

Sang Pencerah Muslim

Ahmadinejad menambahkan, "negara-negara tertentu telah meminta Iran untuk membangun pabrik-pabrik semen bagi mereka. Ini akan menjadi peluang yang tepat untuk mempromosikan industri-industri negara."

"Para investor perlu memperhatikan peluang yang ada. Mereka perlu meningkatkan produksinya hingga level tertinggi dan menaruh perhatian pada kongsi-kongsi luar negeri," katanya.

Dalam kesempatan itu, presiden juga mengingatkan seluruh rakyatnya untuk bahu-membahu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk kemajuan Iran.

"Kita harus memanfaatkan barang tambang, tenaga kerja, dan para ahli untuk membangun perusahaan-perusahaan baru," imbuhnya.

Presiden juga mengingatkan rakyatnya untuk mentolelir desakan luar negeri yang tidak menginginkan Iran mengembangkan temuan-temuan saintifik.

"Kita ingin membangun Iran sebagai negara yang paling kuat. Kita menghadapi banyak masalah di jalan ini," katanya. (dar)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pertandingan, Kiai, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Rabu, 20 Desember 2017

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Pertemanan dan persahabatan pada masa remaja adalah salah satu hal terindah yang diperoleh oleh para pelajar di sekolah lanjutan. Kenangan pada keduanya, dapat membuahkan hasil positif bila ditindaklanjuti dengan baik dan benar.

Dengan penalaran di atas, meski tak dapat lagi disebut sebagai remaja (bahkan anak-anak mereka pun kini sudah remaja), para alumnus SMPN 1 Kudus angkatan 1986 dan SMAN 1 Kudus angkatan 1989 mencoba melanggengkan kenangan indah tersebut dengan memberikan beasiswa pendidikan dan saling membantu antar sesamanya.

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu (Sumber Gambar : Nu Online)
Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu (Sumber Gambar : Nu Online)

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu

Ide pemberian beasiswa dan tekad untuk saling membantu dalam menghadapi pergulatan hidup ini tercetus dalam reuni mereka yang digelar pada tanggal 23 September lalu, bertempat di Omah Mode Jl. Ahmad Yani No. 38 Kudus.

Sang Pencerah Muslim

Acara Reuni ini dihadiri oleh sekitar seratusan alumni angkatan tersebut. Acara ini terselenggara atas prakarsa Anief Wiharto sebagai ketua panitia dan Bambang Sugeng dengan dibantu oleh teman-teman lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Nuruddin, Salah seorang alumni menyatakan, meskipun bersekolah di institusi negeri, namun jiwa religius tetap merupakan ciri para pelajar di Kudus sejak dahulu. Para siswa tetap menjalani rutinitas mengaji di madrasah, meskipun mereka sekolah di SMP Negeri.

"Jadi sampai sekarang, tidak aneh bila iklim religius tetap mewarnai pergaulan teman-teman. Termasuk dalam mewujudkan keinginan untuk bisa laing membantu dengan memberikan beasiswa dan kerjasama-kerjasama usaha," terang Nuruddin. (min)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Rabu, 13 Desember 2017

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1

Bandung, Sang Pencerah Muslim

Tim asal Kebumen, Al Kahfi menunjukkan mental permainan yang tangguh saat menundukkan perlawanan Nurul Khaerat Lil Muhibbin. Sempat ketinggalan terlebih dulu, Al Kahfi membalikkan keadaan dengan skor meyakinkan, 4-1. Laga putaran akhir babak grup Liga Santri Nusantara (LSN) ini digelar pada pagi hari, 25 Oktober 2017, di Stadion Lodaya, Bandung.

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1 (Sumber Gambar : Nu Online)
Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1 (Sumber Gambar : Nu Online)

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1

Babak pertama pertandingan berjalan kurang menarik dan minim peluang. Kedua tim sama-sama gagal menunjukkan bentuk permainan terbaik. Baik Al Kahfi yang berseragam strip biru putih,maupun Nurul Khairat yang memakai kostum hjau hitam, sepertinya sempat kesulitan beradaptasi dengan permukaan rumput lapangan sintetik di  Stadion Lodaya yang membuat bola bergulir lebih cepat. Sampai peluit wasit mengakhiri babak pertama, kedua tim gagal membobol gawang lawan.

Di babak kedua, pertandingan berjalan jauh lebih baik. Gol cepat Nurul Khaerat pada menit 36 memecahkan skor kacamata sekaligus memaksa Al Kahfi memberikan perlawanan lebih kuat. Gol pertama ini bermula dari tusukan pemain Nurul Khaerat di depan kotak penalti lawan. Para pemain Al Kahfi yang terlalu berkonsentrasi pada bola, gagal mengantisipasi operan pemain lawan di sisi kiri pertahan. Dari sisi kiri pertahanan lawan, pemain Nurul Khaerat memberi umpan silang mendatar yang disambut dengan tendangan dari jarak dekat. 0-1 untuk Nurul Khaerat.

Sang Pencerah Muslim

Al Kahfi yang tersengat gol lawan membalas pada menit ke-49 Gol ini bermula dari pemain sayap kiri Al Kahfi yang memenangkan duel dengan bek kanan lawan. Ia berlari bebas dan mengirim operan datar ke kotak penalti lawan. Penyerang yang dioper dengan cerdik mengelabui pengawalnya dengan mengoper bola ke sebelah kanan, di mana Kampten tim Bayu Aji berdiri tanpa kawalan. Dengan tenang pemain bernomor 12 ini mengirim bola datar yang tak bisa dijangkau kiper lawan.

Pada menit ke-61 Al Kahfi membalikkan keadaan lewat gol kedua mereka yang memanfaatkan kesalahan lini belakang lawan. Kegagalan komunikasi antara kiper dan bek Nurul Khairat dalam mengantisipasi serangan membuat bola justru jatuh ke kaki sayap Al Kahfi Rahmat S yang tinggal berhadapan dengan gawang kosong. 2-1

Sang Pencerah Muslim

Menit ke-65 Al Kahfi menambah keunggulan menjadi 3-1 lewat tendangan penyerang Sahrul M dari dalam kotak penalti. Beberapa menit kemudian, gol Al Kahfi yang bermula dari umpan terobosan, dicetak oleh Faozan, menggenapi skor akhir menjadi 4-1. Skor ini bertahan sampai pertandingan usai.

Pelatih Nurul Khairat, Kamaludin, mengakui bahwa lawannya secara teknik lebih kuat dan mampu memanfaatkan kelemahan di lini belakang tim asuhannya.

“Pemain kami memang secara teknik kalah. Semoga ini bisa jadi pengalaman buat anak-anak agar di Liga Santri selanjutnya bisa lebih baik,” kata kamal usai pertandingan.

Sementara Pelatih Al Kahfi, Supriyanto, mengaku puas dengan hasil akhir pertandingan, meskipun pemainnya sempat kesulitan beradaptasi dengan lapangan rumput sintetis.

“Ini pengalaman pertama kami (bermain di rumput sintetik), jadi sempat kesulitan. Tapi anak-anak staminanya lebih kuat dan mentalnya juga bagus. Saya melihat kelemahan lawan di lini belakanga, karenanya saya instruksikan tim untuk terus menekan,” kata Supriyanto. (Ahmad Makki/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Jadwal Kajian, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Minggu, 10 Desember 2017

Ancam NKRI, Pagar Nusa Siap Bubarkan Konferensi HTI

Tasikmalaya, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat siap membubarkan Konfereni Islam dan Peradaban yang akan dilaksanakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Asia Plaza Kota Tasikmalaya pada Ahad 1 Juni 2014 besok. Konferensi tersebut rencananya akan dihadiri anggota HTI se-Priangan Timur.

Ancam NKRI, Pagar Nusa Siap Bubarkan Konferensi HTI (Sumber Gambar : Nu Online)
Ancam NKRI, Pagar Nusa Siap Bubarkan Konferensi HTI (Sumber Gambar : Nu Online)

Ancam NKRI, Pagar Nusa Siap Bubarkan Konferensi HTI

“Jika aparat, baik pemerintah Kota Tasikmalaya, Polri maupun TNI tidak mampu membubarkan Konferensi HTI tersebut, maka kami PC Pencak Silat NU Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya siap membubarkan acara tersebut dengan segala resikonya,” tegas Yoga Arif Maulana, salah seorang koordinator aksi saat melakukan aksi pembubaran Konferensi Peradaban Islam HTI di Tugu Adipura Kota Tasikmalaya tadi siang.

Aksi pembubaran acara HTI tersebut dilakukan, lanjut Yoga, karena jelas mereka merupakan aliran yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan membiarkan acara tersebut berlangsung, katanya, berarti kita membiarkan mereka merongrong keutuhan bangsa.

Sang Pencerah Muslim

“Ya jelas, mereka itu melakukan makar terhadap keutuhan NKRI dan persatuan bangsa. HTI ingin merubah dasar negara kita, mereka tidak mengakui Pancasila, UUD 45. Maka, sudah merupakan kewajiban kita sebagai penerus perjuangan para ulama pendiri bangsa untuk mengusir dari bumi Indonesia,” paparnya.

Yang paling menyakitkan, dia menambahkan, pelaksanaan konferensi tersebut bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila. “Ini bentuk pelecehan terhadap bangsa. Ini ada apa? Masa aparat pemerintah, TNI maupun Polri membiarkan para pelaku makar melakukan acara tepat di hari kelahiran Pancasila, 1 Juni. Apakah mereka tidak mengetahui perjuangan para pahlawan pendiri bangsa kita,” ucap Yoga.

Sang Pencerah Muslim

Ditemui di sela-sela aksi, Ketua Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya, Moch An’am Nazily menambahkan, jika HTI tetap melaksanakan acara tersebut, maka Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya akan turun lagi dengan jumlah pasukan lebih banyak. “Harap dicatat, aksi hari ini tidak akan berhenti sampai di sini. Target kita acara HTI harus bubar. Selamatkan NKRI, selamatkan Pancasila dan kita selamatkan Aswaja,” tegasnya.

Sementara itu, dalam aksi tersebut, peserta aksi memasangkan spanduk penolakan bertuliskan “Bubarkan Hizbut Tahrir Indonesia” di lokasi aksi dan Asia Plaza, tempat yang akan dijadikan lokasi acara HTI tersebut. (Asep Sufian Sya’roni/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai Sang Pencerah Muslim

Upaya UNU Indonesia Berantas Mental Korup

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Korupsi di Indonesia telah merajalela pada semua level, dari pejabat tinggi sampai pejabat tingkat bawah. Mengingat merebaknya tindak pidana korupsi membuat Fakultas Hukum UNU Indonesia mengundang KPK dan ICAC (lembaga korupsi Hong Kong) ke Gedung PBNU, Senin (20/2) pada acara seminar bertajuk Mencegah dan Memberantas Korupsi: Belajar dari Hongkong.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo yang hadir dalam seminar itu mengatakan, bahwa lembaganya memang banyak belajar dari beberapa negara tetangga, seperti Hongkong yang lembaga korupsinya (ICAC) berdiri relatif lebih lama yaitu sekitar tahun 1974.

Upaya UNU Indonesia Berantas Mental Korup (Sumber Gambar : Nu Online)
Upaya UNU Indonesia Berantas Mental Korup (Sumber Gambar : Nu Online)

Upaya UNU Indonesia Berantas Mental Korup

Menurutnya, mesin birokrasi (di Indonesia) harus diperbaiki. Ia mengambil contoh pada negara Amerika Serikat yang mengelola laut itu hanya dua institusi, tapi di indonesia itu 6 institusi. contoh lain juga mengenai pegawai negeri di banyak negara yang hanya diurusi oleh 1 kementrian. tapi di Indonesia (yang mengurusi) itu 5.

“Boros. Itu harus disederhanakan,” tegas pria kelahiran Magetan, Jawa Timur itu.?

Sang Pencerah Muslim

Indonesia juga perlu banyak belajar dari negara-negara di tempat lain dalam hal alokasi anggaran untuk KPK.?

“Kalau kapasitas kelembagaan, anggaran KPK tahun ini (2017) 853 milyar, separuhnya dari Hongkong. ? Hongkong 1,6 trilyun, padahal Hongkong penduduknya 7 juta-an sedangkan Indonesia penduduknya 250 juta,” jelasnya.?

Selain Ketua KPK, UNU Indonesia juga menghadirkan Tony Kwok, aktivis antikorupsi dari Jepang yang pernah menjabat sebagai Former Deputy Commissioner & Head of Operations ICAC (Independent Commissions Against Corruption) periode 1996-2002. (Husni Sahal/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Kiai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 08 Desember 2017

Menolong Tanpa Memandang Agama

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Pemanfaatan masjid, gereja, wihara, pura, klenteng sebagai tempat pengungsian para korban bencana alam semestinya dilihat sebagai keinginan para pengelolanya  untuk menolong  maupun berbuat kebaikan. Tujuan baik itu tidak sepatutnya dicurigai sebagai upaya mengubah keyakinan agama para pengungsi. Sebaliknya, sudah semestinya diapresiasi sebagai bentuk kepedulian umat beragama kepada para korban bencana. 



Menolong Tanpa Memandang Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Menolong Tanpa Memandang Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Menolong Tanpa Memandang Agama

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Azis kepada Sang Pencerah Muslim, di Jakarta, Jumat, 12 November 2010. Pendapat itu disampaikan menanggapi peristiwa pemindahan puluhan pengungsi korban bencana Merapi yang beragama Islam dari Gereja Ganjuran atas permintaan belasan orang yang mengenakan baju terusan panjang dan surban pada Senin, (8/11). Diduga tuntutan disampaikan karena khawatir para pengungsi muslim pindah agama.

Kedatangan belasan orang yang mengenakan baju terusan panjang dan surban ke Gereja Ganjuran itu pada akhirnya mengundang kehadiran dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, beserta Permaisrui GKR Hemas. Dalam pertemuan antara perwakilan pengungsi dan kelompok massa bersurban itu, selaku mediator, Sri Sultan meminta para pengungsi memahami situasi dan memilih untuk pindah dari Gereja Ganjuran. Para pengungsi

Sang Pencerah Muslim

muslim akhirnya mengalah demi mengikuti keinginan kelompok massa  dan saran Sultan pindah ke Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul, pada Selasa (9/11).

Sang Pencerah Muslim

Permintaan tersebut dinilai sejumlah kalangan berlebihan. Sebab, langkah Gereja Ganjuran membukakan pintu bagi puluhan pengungsi asal Cangkringan yang meminta tempat berteduh sementara akibat letusan dasyat Merapi pada  Jumat (5/11) sebagai wajar. Namun, sekelompok massa bersurban tersebut justru mendatangi  gereja, memaksa pengungsi pindah tempat.

“Dalam situasi darurat, seharusnya semua pihak tidak perlu mempersoalkan siapa yang menolong, atau siapa yang ditolong. Kewajiban orang pertamakali adalah menyelamatkan nyawa dan keamanan dari rasa takut ,” kata mantan Direktur Lembaga Penerbitan  LKIS Yogyakarta ini.

Langkah Gereja Ganjuran memberi tempat berteduh bagi pengungsi, tambah Imam Azis, sudah lumrah. "Itu kewajiban kemanusiaan, tidak pandang agama apapun, “ imbuh salah seorang Ketua PBNU ini. Sementara, bagi pengungsi, pemilihan Gereja Ganjuran sebagai tempat pengungsian, juga masuk akal, lantaran gereja yang terletak di  desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro berjarak relatif aman, sekitar 40 kilometer dari puncak Merapi.  

Reputasi Baik

Dengan pendapatnya itu, Imam Azis merasa aneh dengan langkah pemindahan paksa para pengungsi muslim dari gereja hanya karena curiga akan diubah agamanya. “Tidak semudah itu orang mengubah agamanya. Karena gereja, masjid, dan bangunan publik lain memang menjadi tujuan orang-orang yang sedang mencari perlindungan,” terang Imam Azis.

Menurut alumni IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, penilaiannya itu bukan asal. “Saya tahu Gereja Ganjuran sudah punya reputasi baik dalam penanganan tanggap darurat, dalam peristiwa Gempa Bumi 2006 di Yogyakarta. Saat itu tidak ada usaha pengalihan akidah. Mereka memiliki etika bersama, yakni kemanusiaan,” tandas Imam Azis. (abd)        

   

   

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Makam, Kiai Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin?

Oleh Rifqi Qowiyul Iman

Beberapa hari yang lalu penulis menemukan sebuah video Syekh Ali Jum’ah (Mantan Mufti Republik Arab Mesir) pada salah satu stasiun TV yang diunggah ke halaman resminya. Dalam sesi tanya jawab dengan salah satu penonton Syekh Ali Jum’ah ditanya “Apakah seorang Muslim yang meninggal pada kejadian meledaknya salah satu gereja di Mesir termasuk syahid?”.

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin? (Sumber Gambar : Nu Online)
Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin? (Sumber Gambar : Nu Online)

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin?

Dengan didahului penjelasan yang bijaksana serta kedalaman ilmu, Syekh menjelaskan terlebih dahulu tentang konsep nasionalisme dan pentingnya kebebasan beragama sebagaimana yang tertera di dalam Undang-Undang (Dustur) Republik Arab mesir. Pada akhir pembicaraan beliau menyatakan bahwa mereka mendapatkan pahala sama seperti para syuhada.

Keterangan dari Syekh mengingatkan penulis tentang apa yang telah menjadi tradisi NU khususnya rekan-rekan Banser selama ini. Bukan sekadar menjadi korban, rekan-rekan Banser bahkan terkesan berkorban demi keamanan praktik ibadah kaum Nasrani yang dilaksanakan di gereja-gereja setempat. Dan kita tentu masih ingat Almarhum Riyanto, Banser yang mengorbankan diri demi keselamatan saudara-saudara kaum Nasrani di Gereja Eben Heazer, Mojokerto 16 tahun silam.

Sang Pencerah Muslim

(Baca: Kisah Banser Riyanto Meninggal Demi Kemanusiaan)

Sang Pencerah Muslim



Bagi sebagian pihak, tradisi ini mungkin tidak dianggap sebagai sesuatu yang bernilai ibadah. Boro-boro, bahkan salah satu tokoh yang mengaku bermanhaj Ahlussunnah wal Jama’ah menuding bahwa menjaga gereja berarti membantu praktik kemusyrikan dan kekafiran.

Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa yang dijaga bukan sekadar bangunan tempat melaksanakan ritual sekelompok agama tertentu. Namun yang lebih dari itu, sebagaimana yang dinyatakan almarhum Gus Dur, bahwa yang dijaga adalah keamanan manusia dan tanah air.

Karenanya, bagi NU menjaga gereja bukan sekadar soal berlagak toleran, bukan pula soal berlagak heroik, ia adalah ejawantah dari nilai-nilai kemanusiaan yang selalu dijunjung tinggi oleh agama. Tidak heran bila Gus Dur, Maulana Al-Habib Luthfi bin Yahya dan kiai-kiai NU tanpa segan-segan menginstruksikan Banser untuk menjaga gereja demi terwujudnya niai-nilai kemanusiaan yang mulia ini.

Sebenarnya, banyak sekali tradisi dan ritual kemanusiaan NU yang selama ini telah membumi di masyarakat. Termasuk istighosah yang dilaksanakan di Jawa Timur baru-baru ini, yang sebenarnya bukan hal baru bagi warga NU. Bukan pula sebagai bentuk tandingan atas apa yang ramai di Jakarta beberapa bulan kemarin. Soal niat, warga NU bahkan tidak ada urusan dengan satu atau dua individu terntentu. Kompleksitas permasalahan negeri lah yang mendorong warga Nahdliyin untuk mengetuk pintu langit agar bangsa diberi keberkahan dan keselamatan serta kemakmuran. Serta terbebas dari permasalahan-permasalahan moral yang melanda saat ini. Pun soal amar makruf nahi mungkar, beberapa golongan mencibir NU yang dianggap melempem, tanpa tahu bahwa bagi para Nahdliyin amar makruf adalah berdakwah dengan rahmah, dan nahi mungkar adalah berperang melawan permasalahan bangsa, seperti kemiskinan, intoleransi, kebodohan dan radikalisme.

Nasionalisme NU bahkan dicibir sebagai nasionalisme kebablasan, tanpa tahu bahwa konsep NKRI adalah sebuah produk ijtihad keagamaan para ulama Rabbani yang diikat dengan konstitusi. Karenanya, pekikan “NKRI harga mati” adalah ejawantah kepatuhan kaum Nahdliyin terhadap dawuh para ulama. Dan jika pada momen-momen kemarin NU dianggap tidur dan bukan lah NU yang dulu, maka ketahuilah kaum Nahdliyin sudah bergerak melampaui semua yang dilakukan beberapa pihak baru-baru ini. Dan kaum Nahdliyin adalah kaum yang berjuang, ber-amar makruf, ber-nahi mungkar dengan kedalaman ilmu dan adab. Sehingga, perlu dipertanyakan “sudahkah kita mengenal NU dan Nahdliyin?”.

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana pada Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (PSKTTI) Universitas Indonesia.



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Kiai Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock