Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Februari 2017

Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa

Oleh A. Muchlishon Rochmat

Ada sebuah ungkapan yang menyebutkan bahwa kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya. Kalau kita renungkan, ungkapan tersebut tidaklah salah. Coba lihat saja Negara Jepang, Singapura, Korea Selatan lainnya. Memang, mereka tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah –sebagaimana yang dimiliki Indonesia, namun nyatanya mereka mampu menjadi negara maju dan menjadi salah satu ‘raksasa’ ekonomi dunia.

Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Membangun Pendidikan, Membangun Bangsa

?

Ada yang percaya bahwa untuk membangun sebuah bangsa yang maju dan besar dibutuhkan infrastruktur yang memadai, ada yang menganggap bahwa untuk mewujudkan bangsa yang maju harus membangun pemerintahan yang bersih terlebih dahulu, ada juga yang percaya bahwa untuk mewujudkan bangsa yang besar dan maju harus membangun kualitas manusianya terlebih dahulu, yakni dengan mendidik penduduknya tersebut dengan pendidikan yang berkualitas. Itu sah-sah saja.

?

Kalau kita cermati, negara-negara maju yang ada saat ini pasti memiliki sistem pendidikan yang bagus dan berkualitas tinggi. Lihat saja Amerika, Cina, Jepang, Korean Selatan, Jerman, Perancis, dan lainnya. Pendidikan menjadi pilar utama untuk menopang sebuah peradaban suatu bangsa. Karena sekaya apapun negerinya, seluas apapun wilayahnya, dan sebanyak apapun penduduknya namun kalau tidak dikelola dengan baik dan benar maka potensi tersebut malah akan menjadi beban. Dan pendidikan menjadi peran yang signifikan dalam mengelola potensi-potensi yang ada tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Kalau kita telisik peradaban-peradaban masa lalu seperti Babilonia, Mesir Kuno, Yunani, Romawi, Bizantium, dan Islam, semuanya dibangun dengan ilmu pengetahuan. Bangsa yang memiliki peradaban yang tinggi tentu tidak akan terlepas dari pengetahuan. Bangsa-bangsa tersebut tentu menyadari bahwa pendidikan dan pengetahuan menjadi kunci utama, sehingga dengan demikian mereka sangat memperhatikan kualitas pendidikannya.

Sang Pencerah Muslim

Untuk membangun pendidikan yang baik dan berkualitas tentu harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya adalah sistem yang diterapkan harus selaras dengan karakter dan tujuan bangsa, kualitas guru yang baik, kurikulum yang tepat, sarana-prasarana dan bahan ajar yang memadahi, mendorong peserta didik untuk bereksplorasi, serta meningkatkan kualitas peserta didiknya sendiri. Tentu setiap aspek tersebut terkait satu dengan yang lainnya dan harus memiliki sinkronitas. Kalau setiap elemen tersebut sudah terbangun dengan baik dan selaras, maka sistem pendidikan yang berkualitas akan terbangun.

Perlu diperhatikan pemerintah bahwa tujuan pendidikan bukanlah untuk menjawab soal-soal yang diujikan, bukan untuk melewati ujian semata, bukan pula untuk tinggi-tinggian nilai. Namun yang harus pemerintah tekankan adalah bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia; bagaimana pendidikan membentuk karakter peserta didik, menghargai setiap potensi yang dimiliki peserta didik, mendorong peserta didik untuk mengenal dirinya dan lingkungannya, mengajak peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki bangsanya, dan mengadaptasi sistem dan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan karakter bangsanya sendiri. Bukan mengadopsi dari sistem dari luar yang tidak sesuai. Apalagi menerapkan sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan karakteristik daripada masyarakat yang ada.

?

Memang, membangun pendidikan tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Finlandia membutuhkan waktu dua puluh sampai tiga puluh tahun untuk membangun sistem pendidikannya hingga menjadi yang terbaik di dunia sebagaimana yang kita saat ini. Dari Finlandia, kita bisa tahu bahwa tidak hanya butuh waktu yang cukup lama untuk membangun pendidikan yang baik dan berkualitas, namun juga pemerintahan, parlemen, para elit politik, pihak-pihak yang terlibat di dunia pendidikan bahkan sampai masyarakat pun harus terlibat dalam membangun pendidikan yang baik dan berkualitas. Masyarakat harus menyampaikan aspirasinya, sedangkan para pemegang kebijakan harus memperhatikannya sehingga kebijakan yang mereka keluarkan selaras dengan situasi dan kondisi yang ada di masyarakat.

Kita tidak harus mencontoh persis sistem pendidikan Finlandia, karena kita memiliki sifat dan karakter bangsa yang berbeda. Yang harus kita contoh adalah semangat dan aksi nyata dari Finlandia dalam mewujudkan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Perlu kita sadari bahwa membangun pendidikan adalah memangun bangsa itu sendiri, karena kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya.

Penulis adalah Wakil Sekjen Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) Pusat.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, PonPes, Daerah Sang Pencerah Muslim

Senin, 13 Februari 2017

LPBINU Gelar Pelatihan Manajemen Kedaruratan Bencana dan Sphere

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Nahdlatul Ulama melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) dengan dukungan dari Department of Foreign and Trade Australia (DFAT) menyelenggarakan Pelatihan “Manajemen Kedaruratan Bencana dan Standar Minimum Kemanusiaan untuk Pengungsi (Sphere)” untuk pemangku kepentingan dan stakeholder kunci di tingkat komunitas Kabupaten Jepara.?

LPBINU Gelar Pelatihan Manajemen Kedaruratan Bencana dan Sphere (Sumber Gambar : Nu Online)
LPBINU Gelar Pelatihan Manajemen Kedaruratan Bencana dan Sphere (Sumber Gambar : Nu Online)

LPBINU Gelar Pelatihan Manajemen Kedaruratan Bencana dan Sphere

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, yaitu Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana dan Participatory Disaster Risk Assessment (PDRA).

Pelatihan ini diikuti oleh 40 orang peserta berasal dari lembaga pendidikan, penyuluh agama, LSM Perempuan, Dunia Usaha, media, karang taruna, PKK, KPM (Kader Pemberdayaan Masyarakat), UKM, dan tokoh masyarakat serta organisasi relawan yang ada di Jepara. Pelatihan ini dilaksanakan selama 4 (empat) hari, mulai 25-28 Oktober 2016 di Gedung LPWP UNDIP Jepara.?

Pelatihan Manajemen Kedaruratan dan SPHERE ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan di tingkat komunitas tentang manajemen kedaruratan bencana dan Sphere agar mampu mengembangkan dan mengarusutamakan manajemen kedaruratan dan Sphere dalam penanganan kedaruratan di wilayahnya masing-masing menuju upaya tanggap darurat yang cepat dan efektif.

Sang Pencerah Muslim

Beberapa persoalan yang seringkali terjadi dalam penanganan kedaruratan antara lain: kebutuhan tidak seimbang, keamanan dan perlindungan tidak terjamin, informasi yang simpang siur, keterbatasan waktu, kebutuhan yang luar biasa, dankendala koordinasi. Selain itu, sarana dan prasarana di lokasi pengungsian seringkali belum memenuhi standar minimum kebutuhan pengungsi. Terkait hal tersebut, diperlukan sistem dan kecakapan agar persoalan-persoalan yang seringkali muncul dalam penanganan kedaruratan dapat diantisipasi.

Pelatihan Manajemen Kedaruratan dan Sphere ini dipandu oleh Ujang D. Lasmana dari Ready Indonesia, yang mengampu sedikitnya 7 (tujuh) rangkaian materi, meliputi: (1) Realitas ? Penanganan Kedaruratan Bencana di Indonesia; (2)Pendekatan dan Prinsip Penanggulangan Bencana Secara Holistik; (3) Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana; (4) Pemenuhan Perlindungan dan Kebutuhan Hidup Dasar Bagi Penyintas Bencana, gender, dan kelompok rentan; (5) Manajemen Kedaruratan: Manajemen Pusat Koordinasi (Posko), Manajemen Shelter (pengungsian), (6) Manajemen Pos Kesehatan Darurat, Manajemen Dapur Umum, dan Penanganan Psikososial Korban Bencana; dan (7) Standar Minimum Kemanusiaan untuk Pengungsi (Sphere).

Acara pembukaan Pelatihan Manajemen Kedaruratan dan Sphere, Pengurus Pusat LPBI NU, dan Kalak BPBD Kabupaten Jepara. Pelatihan tersebut dibuka oleh Lulus Suprayetno, Kalak BPBD Kabupaten Jepara. Dalam sambutannya, dia mengharapkan peserta belajar dengan sungguh-sungguh sehingga memiliki pemahaman dan keterampilan cara penanganan, manajemen dan aturan-aturan yang berlaku dalam penanganan kedaruratan dan Sphere sehingga dapat memanusiakan manusia .Juga hadir dalam pembukaan dari PCNU Kabupaten Jepara.

Peserta pelatihan Manajemen Kedaruratan bencana dan Sphere adalah alumni kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya, yaitu pelatihan PRB dan PDRA. Keterlibatan peserta yang sama ini merupakan upaya kaderisasi penanggulangan bencana agar memilki ketrampilan dalam me-manage upaya penanggulangan bencana. Semoga pelatihan ini bukan hanya bermanfaat bagi peserta pelatihan, tetapi juga bagi masyarakat luas. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Jumat, 09 September 2016

Ceker Ayam Turunkan Kolesterol

Gus Dur punya satu kebiasaan unik, setiap dia datang ke Kota Solo, tak lupa untuk mampir ke warung makan Gudeg Ceker Ayam di daerah Margoyudan.

“Beliau belum kerso tidur dan istirahat kalau belum dahar ceker ayam Margoyudan dan ngunjuk wedang jahe-nya Mbah Wir yang biasanya dibawakan Mas Didik Gunawan, suaminya Bu Faridah Budi Astuti,” kata Ketua Gusdurian Solo, Hussein Syifa berkisah.

Pernah suatu ketika, dalam kunjungannya ke tempat tersebut, saat makanan sudah tersaji, Gus Dur mempersilakan yang lain untuk segera menikmati kuliner khas Solo itu.

Ceker Ayam Turunkan Kolesterol (Sumber Gambar : Nu Online)
Ceker Ayam Turunkan Kolesterol (Sumber Gambar : Nu Online)

Ceker Ayam Turunkan Kolesterol

“Monggo cekeripun didahar. Ceker ini bisa menurunkan kolesterol lho," kata Gus Dur.

"Mosok enggih Gus, ceker kok menurunkan kolesterol?" tanya Hussein.

"Maksudnya, menurunkan kolesterol dari perut ke kaki. Monggo, dirahapi (dinikmati) setelah itu diratapi,” jawab Gus Dur, sembari kemudian menggigit ceker kesukaannya itu. (Ajie Najmuddin)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Jadwal Kajian Sang Pencerah Muslim

Selasa, 15 Desember 2015

GP Ansor Sumberasih Berikan Pelatihan Service Dinamo

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Untuk memberikan bekal keterampilan dalam hal service dinamo, Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo akan memberikan pelatihan service dinamo kepada segenap anggota sebagai bekal untuk menambah pendapatan keluarga.

Tidak hanya digelar di tingkat PAC, pelatihan service dinamo ini juga akan digelar di masing-masing ranting se PAC GP Ansor Kecamatan Sumberasih dengan mendatangkan instruktur yang sudah ahli dalam hal service dinamo. Selain itu juga ada instruktur yang berasal anggota PAC GP Ansor Sumberasih sendiri.

GP Ansor Sumberasih Berikan Pelatihan Service Dinamo (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Sumberasih Berikan Pelatihan Service Dinamo (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Sumberasih Berikan Pelatihan Service Dinamo

Terobosan baru yang akan dilakukan oleh pemuda Ansor Kecamatan Sumberasih tersebut disambut antusias oleh segenap pengurus Ansor hingga tingkat ranting. Pasalnya melalui pelatihan ini setidaknya pemuda Ansor dapat memiliki keterampilan dalam service dinamo.

Sang Pencerah Muslim

“Setidaknya setelah mengikuti pelatihan ini, pemuda Ansor bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan bukan tidak mungkin juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain,” ungkap Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo Edi Hariyanto.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Edi, selain sebagai terobosan baru bagi pemuda Ansor, pelatihan service dinamo yang akan dilakukan oleh PAC GP Ansor Kecamatan Sumberasih ini merupakan salah satu upaya bentuk kepedulian terhadap kaum nahdliyin dan sekaligus menjadi Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) yang merupakan salah satu program dari GP Ansor pusat.

“Mudah-mudahan melalui pelatihan service dinamo, pemuda Ansor khususnya se PAC GP Ansor Kecamatan Sumberasih memiliki bekal untuk menciptakan lapangan pekerjaan baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain,” harap Edi singkat.

Kontributor: Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul, Kajian Islam, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Kamis, 03 Juli 2014

Kader NU Harus Melek Teknologi untuk Dakwah Aswaja

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Kader muda NU baik yang bernaung di IPNU-IPPNU, PMII maupun GP Ansor dituntut untuk turut menjaga eksistensi NU di lembaga pendidikan dan di tengah masyarakat. Pergerakan kader NU saat ini harus sesuai dengan konteks modernisasi dengan mampu menggunakan Teknologi untuk dakwah Aswaja NU.

Demikian diuraikan Muhammadun Sanomae, aktivis muda NU Jepara saat menjadi pembicara dalam Halaqah Pra Konfercab PCNU Jepara putaran kedua yang dilaksanakan di Rektorat lantai 3 Kampus Unisnu Jepara, Ahad (13/9) lalu.

Kader NU Harus Melek Teknologi untuk Dakwah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader NU Harus Melek Teknologi untuk Dakwah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader NU Harus Melek Teknologi untuk Dakwah Aswaja

“Dengan melek teknologi, kader NU juga bisa menularkan kemampuannya kepada para kiai, sehingga dakwah Aswaja semakin kuat,” jelas Muhammadun yang juga Kepala Biro Suara Muria (Suara Merdeka).

Sang Pencerah Muslim

Misalnya dalam mengelola website, kader NU dituntut untuk meng-update, sedang para kiai menjadi narasumbernya. Konten-konten yang sudah dibuat, imbuh lelaki asal Pati ini, kemudian disebarkan agar penerus NU tidak terpengaruh oleh situs-situs radikal.?

Sang Pencerah Muslim

Yang patut diapresiasi yaitu dua kader muda NU asal Jepara, Syafiq Hasyim dan Akhmad Sahal yang berperan dalam dakwah NU di media sosial. Tidak hanya bergerak melalui teknologi, kader muda NU harus melakukan gerakan nyata.?

Kegiatan yang diinisasi PC Lakpesdam NU dengan menggandeng PCNU dan Unisnu Jepara ini juga menghadirkan KH Ubaidillah Nur Umar (Wakil Rais Syuriah PCNU Jepara) dan H Fathurrofiq (Direktur Bank Nusumma). (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Amalan Sang Pencerah Muslim

Rabu, 07 Mei 2014

Sambut Konfercab NU, IPNU-IPPNU Probolinggo Gelar Makesta

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangka menyambut Konferensi Cabang (Konfercab) NU Kabupaten Probolinggo, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Probolinggo serentak menggelar Masa Kesetiaan Anggota (Makesta), Jum’at dan Sabtu (3-4/10).

Makesta yang diikuti peserta pelajar tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA perwakilan anak cabang dan komisariat se-Kabupaten Probolinggo ini dihadiri oleh segenap jajaran pengurus PC IPNU-IPPNU Kabupaten Probolinggo. Bahkan hadir pula perwakilan pengurus dari PCNU Kabupaten Probolinggo.

Sambut Konfercab NU, IPNU-IPPNU Probolinggo Gelar Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Konfercab NU, IPNU-IPPNU Probolinggo Gelar Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Konfercab NU, IPNU-IPPNU Probolinggo Gelar Makesta

Ketua PC IPPNU Kabupaten Probolinggo Lika Kurniawati mengungkapkan, selain untuk menyambut Konfercab NU Probolinggo, Makesta ini merupakan salah satu upaya IPNU-IPPNU untuk ikut serta dalam pembangunan karakter generasi muda bangsa di tengah-tengah banyaknya paham baru diluar NU yang sudah mulai menyerang generasi muda NU.

Sang Pencerah Muslim

”Intinya kami ingin mencetak kader muda NU yang professional dan militan yang mampu menjalankan roda organisasi dengan baik dengan harapan para kader NU tetap berpegang teguh pada tuntunan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) dan amaliah-amaliah ulama NU,” ujarnya.

Lika menjelaskan bahwa makesta ini digelar dengan tujuan agar dapat menjaring para kader NU dari kalangan pelajar baik putra maupun putri supaya mau belajar dan bertaqwa dalam sebuah organisasi yang tergabung dalam wadah ikatan IPNU-IPPNU.

Sang Pencerah Muslim

“Melalui makesta ini diharapkan para kader muda NU dapat memperdalam dan memperkokoh kembali aqidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebagai langkah nyata dalam melakukan pengkaderan dalam organisasi NU. Inilah salah satu bentuk aplikasi organisasi yang dapat kami lakukan. Sebab suatu saat, mereka yang akan menggantikan kami dalam membesarkan IPNU-IPPNU di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.

Dalam Makesta, para kader muda NU ini diberikan beberapa materi mulai dari Aswaja, Kepemimpinan, Ke-NU-an, Ke-IPNU-an, Ke-IPPNU-an, Keorganisasian, Leadership, Management Diri dan Administrasi serta Organisasi. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Ahlussunnah, Kyai Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 Maret 2013

Kenalkan Tahun Hijriyah pada Anak Lewat Gebyar Muharram

Jepara, Sang Pencerah Muslim. Qiroati Cabang Jepara menyelenggarakan Gebyar Muharram 1435 H di lapangan Desa Ngabulm, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin-Selasa (4-5/11). Pengembang metode pembelajaran cepat al-Qur’an ini berharap anak lebih mengenalkan tahun baru hijriyah.

Kenalkan Tahun Hijriyah pada Anak Lewat Gebyar Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenalkan Tahun Hijriyah pada Anak Lewat Gebyar Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenalkan Tahun Hijriyah pada Anak Lewat Gebyar Muharram

Koordinator Qiroati Cabang Jepara H Zainal Marlis mengaku prihatin terhadap anak-anak saat ini yang lebih kenal dengan tahun baru masehi daripada tahun baru hijriyah. Kegiatan yang berlangsung dua hari meliputi tahtiman al-qur’an bil ghoib yang diikuti 1435 hafidz-hafidzah, pengajian umum bersama Gus Yasin Maimoen Zubair dan Bupati Jepara H Ahmad Marzuqi, aneka hiburan anak dan dongeng bareng Kak Bimo dari Jakarta. 

Pada hari kedua, Selasa, anak-anak dilibatkan aktif dalam kegiatan. Tujuannya, papar Zainal, agar semakin aktif. “Mereka berani tampil di muka umum. Timbul keberaniannya dan berlomba-lomba dalam kebaikan dengan anak-anak yang lain,” paparnya di sela-sela kegiatan. 

Sang Pencerah Muslim

Tidak hanya melibatkan anak-anak, pihak Qiroati juga melibatkan dewan asatidz (para guru) dari 15 Koordinator Kecamatan (Korcam). Hadirnya dewan asatidz katanya untuk mendampingi anak-anaknya. “Sebenarnya ada 16 Korcam namun Karimunjawa belum bisa hadir karena harus menyebrangi lautan. Sehingga hanya 15 Korcam yang turut hadir,” sebutnya.   

Sang Pencerah Muslim

Dengan bertemunya asatidz maupun santri lintas Korcam, lanjutnya, bisa menjadi ajang silaturahmi serta ukhuwah Islamiyah di antara Korcam yang ada. Ia berharap kegiatan yang rutin dilakukan saban tahun itu bisa istiqomah dan kedepan semakin tambah meriah. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Kajian Islam, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 03 Juni 2011

Gus Mus Berkisah atas Pertemuannya dengan Quraish Shihab

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Keluarga KH Ahmad Mustofa Bisri mendapat kunjungan mufassir tersohor Indonesia Prof HM. Quraish Shihab, Sabtu (24/12). Gus Mus mengungkapkan kegembiraanya mendapat kunjungan Quraish Shihab dan keluarganya.

Di tengah obrolan, Gus Mus bertanya kepada Fathi, salah seorang cucu Prof. Quraish Shihab, "Engkau memanggil apa kepada kakekmu ini?" tanya Gus Mus. Riwayat ini dia tuliskan di akun facebook miliknya, Senin (26/12).

Gus Mus Berkisah atas Pertemuannya dengan Quraish Shihab (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Berkisah atas Pertemuannya dengan Quraish Shihab (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Berkisah atas Pertemuannya dengan Quraish Shihab

"Kami memanggilnya Habiib," jawab Fathi. Gus Mus pun bertanya kepada cucunya, Eqtada Bil Hadi Muhammad, "Engkau tahu artinya habiib?" Cucunya yang pemalu itu hanya senyum-senyum. “Aku pun menjelaskan bahwa habiib itu artinya kekasih,” jelas Gus Mus.

"Habiib itu," tiba-tiba Mufassir kita yang sedang dibicarakan panggilannya itu menukas, "Mengikuti wazan faiil yang bisa bermakna faa il, bisa bermakna ma f uul. Jadi, habiib itu seharusnya dikasihi dan mengasihi. Tidak hanya mau dikasihi saja, tapi tidak mau mengasihi," terang Prof Quraish.

“Dan aku bersaksi saudaraku yang alim ini memang Habiib yang mengasihi. Tidak hanya dikasihi. Maka aku sedih ketika ada yang sengaja memlesetkan pengajiannya tentang apa yang bisa memasukkan orang ke sorga,” ujar Gus Mus.

Sang Pencerah Muslim

Dan pemlesetan itu, lanjutnya, di sosmed tersebar --disebarkan orang-orang awam yang tidak ngaji dan tidak terbiasa tabayun-- menjadi fitnah. “Bukan menyedihi saudaraku yang pasti tidak mempersoalkan hal itu. Tapi terutama aku kasihan kepada mereka yang hanya karena kebencian buta, menyebarkan fitnah,” tutur Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini.

“Maka ketika berulang kali aku membaca orang menghujat penulis se-abrek buku keislaman ini dengan berdasarkan fitnah tersebut, akhirnya aku terpaksa menjawab salah satunya dengan menjelaskan ucapan dengan konteks yang sebenarnya,” imbuh Gus Mus.

Mudah-mudahan kebencian belum sampai menutup hati dan akal mereka, sehingga bisa memahami duduk perkaranya.

Jawabanku kutulis menjawab komentar akun Haris/Sana Sune yang "berkomentar" di statusnya Nadirsyah Hosen tentang Habib Quraish. Ini:

Sang Pencerah Muslim

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? "? ? ? ? ? " ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ... ? ? ?

? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Mufassir Prof Dr KH Quraish Shihab sedang menerangkan hadits sahih ini (Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim) yang intinya Rasulullah SAW bersabda, "Tak ada seorang pun yang amalnya bisa memasukkannya ke dalam sorga." Sahabat-sahabat pun bertanya, "Tidak juga paduka ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab, "Tidak juga aku, kecuali Allah melimpahiku dengan Anugerah dan Rahmat-Nya.

“Aku gagal paham mengapa ada orang yang mengaku muslim sengaja mengedit dan memlesetkan ucapan orang alim yang sedang menjelaskan hadis Rasulullah SAW dan ada orang-orang yang mengaku umat Muhammad menyebarkan fitnah keji begitu tanpa tabayyun dan konfirmasi,” ucap Gus Mus.

“Aku terpaksa menanggapi ini, karena sudah sering aku dengar orang yang termakan fitnah begini seperti saudara Haris/Sana Sine ini. Kasihan kalau nanti dihisab di Hari Qiyamat dan tidak bisa menjawab. Naudzu billahi min dzalik. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua,” tutupnya.

(Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 Mei 2009

Kiai Said: Kita Benar dalam Beragama dan Bernegara

Jepara, Sang Pencerah Muslim . Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat hadir dalam Silaturrahim PBNU di Pesantren ‘Roudlotul Mubtadiin’ Balekambang Desa Gemiring Lor Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, Rabu (17/9), menyatakan NU sudah benar dalam beragama dan bernegara.

“Nahnu minas shabil haq. Alhaqqud dini was siyasi. Kita adalah pembawa kebenaran dalam beragama dan bernegara,” kata Kiai Said kepada ribuan santri dan jamaah Rebonan pesantren itu.

Kiai Said: Kita Benar dalam Beragama dan Bernegara (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Kita Benar dalam Beragama dan Bernegara (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Kita Benar dalam Beragama dan Bernegara

Menurutnya, NU telah mengikuti ulama. Ulama terangnya merupakan terusan dari Nabi dan jamaatus shahabah. Organisasi yang didirikan KH Hasyim Asyari ini berpedoman pada al-Qur’an dan Hadits. Di samping itu juga berpedoman pada ijma’ dan qiyas.

Sang Pencerah Muslim

Bagi lelaki berusia 61 tahun itu, penggunaan ijma’ dan qiyas adalah niscaya. Ia menyontohkan sebuah qiyas burhani tentang hamr. Al-Qur’an hanya mengharamkan hamr, arak. “Apakah hukum narkoba dan semacamnya halal?” tanyanya.

Sesuai dengan kaidah qiyas burhani semua barang yang memabukkan dihukumi haram. Kiai Said juga menyontohkan qiyas Aulawi. “Kalau saja membentak orang tua tidak diperbolehkan apalagi memukulnya,” misalnya.

Sang Pencerah Muslim

Selain benar dalam agama, al-haqqud dini, NU tambahnya juga benar dalam al-haqqus siyasi, kebenaran berbangsa dan bernegara. NU menyatakan Pancasila tidak boleh diubah karena sudah final. NKRI harga mati. Karenanya, NU menolak keras kelompok yang hendak menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Islam, Makam Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock