Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Januari 2018

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan

Oleh Liazul Khalifah

Pendidikan dipercaya sebagai salah satu motor penggerak perubahan sosial. Pendidiakan perempuan adalah investasi masa depan bangsa. Bagaimana tidak? Karena dalam diri seorang perempuanlah fungsi al-ummu madrasatul’ ula bagi putra-utrinya. Ibu adalah lembaga pendidikan pertama bagi setiap generasinya, bahkan pendidikan itu sebaiknya sudah terbina ketika anak tersebut masih dalam kandungan.

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendidikan Perempuan Masih Tergadaikan

Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa pendidikan bagi perempuan berdampak pula terhadap meningkatnya pendidikan anak. Setiap satu tahun penambahan waktu ibu di bangku sekolah berdampak terhadap penambahan 0.32 tahun pendidikan anak (UN Women, 2015). Logikanya perempuan yang berpendidikan paham pentingnya pendidikan dan saat menjadi ibu ia akan menjadi pendukung utama pendidikan anak-anaknya. Diperkuat pula oleh ungkapan Dr. Ben Hamel dari UMC Nijmegen Netherlands bahwa faktor genetik penyumbang kecerdasan anak adalah kromosom X dari ibunya, jadi sudah wajib hukumnya bagi kita (perempuan) untuk terus belajar, terdidik, dan berpendidikan agar memiliki kecerdasan optimal (IQ, EQ, dan SQ), karena dari rahim permpuanlah nantinya penerus bangsa sekalipun akan ditentukan.

Tingkat pendidiakan perempuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas kesehatan anak, kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia di 25 negara berkembang, Gender Equality and The Millennium Development Goal (2003) memperlihatkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan tingginya angka buta huruf pada ibu berdampak langsung pada gizi buruk dan rendahnya kualitas pengasuhan terhadap anak.

Sang Pencerah Muslim

Penelitian ini juga menunjukkan temuan dari 25 negara berkembang, dimana perempuan yang tinggal di bangku sekolah satu hingga tiga tahun lebih lama mampu menurunkan 15 persen angka kematian anak, sedangkan jangka waktu pendidikan yang sama bagi ayah menurunkan hanya 6 persen angka kematian anak. Hal ini menunjukkan bahwa betapa krusialnya peran perempuan terhadap pendidikan bahkan keselamatan anak. Tentunya pendidikan yang dimaksud saat tidak terbatas hanya sekadar melek aksara saja, namun cakupan pendidikan yang dimiliki perempuan masa kini begitu luas dan kompleks.

Sang Pencerah Muslim

Karena, dalam proses maluai dari kesehatan pra nikah, pra kehamilan, kehamilan dan pasca kehamilan bahkan pengasuhan anakpun perempuan akan banyak dihadapkan dengana berbagai banyak persoalan dan tantangan, sehingga secara tidaklangsung disinilah perempuan dituntut mampu menjawab segala persoalan yang diahadapi, belum lagi dengan persoalan lain seperti pentingnya peran gizi, sanitasi dan hygiene yang baik bagi kesehatan dirinya dan anaknya.

Pendidikan bagi perempuan juga berdampak langsung terhadap penurunan angka kematian ibu hingga 66 persen atau sama dengan menyelamatkan nyawa 189.000 ibu (UN Women, 2015). Logikanya semakin lama perempuan duduk di bangku sekolah berdampak pada semakin meningkatkan usia pernikahan, yang berarti pula mengurangi resiko kematian akibat hamil dan melahirkan terlalu muda dan terlalu sering.

Pendidikan perempuan juga berdampak pada penurunan angka perceraian, dalam penelitian yang dilakukan oleh Asniar Khumas Fakultas Psikologi UGM 2012 yang dilakukan terhadap 197 subjek disimpulkan bahwa model penjelasan intense cerai perempuan dipengaruhi daya tarik negative hubungan perkawinan , yaitu mengalami kekerasan dalm rumah tangga, suami tidak bertanggung jawab dan menghadapi suami tidak setia. factor tidak langsung yang turut berkontribusi terhadap intensi cerai berdasarkan model yang fit adalah factor pendidiakan, semakin tinggi tingkat pendidiakn seorang istri, intense cerai semakin rendah.

Pendidikan perempuan dengan posisi peluang pekerjaan, perkembangan yang terjadi saat ini persaingan kerja semakin ketat sehingga banyak terjadi kompetisi di dalamnya dengan kualifikasi persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Perusahaan memilih kompetensi keilmuan, skill apa yang dibutuhkan untuk memperkerjakan tenaga barunya. Isu kesetaraan gender tidak cukup jika hanya mendorong perempuan keranah public, tapi bagaimana menjawab tantangan saat ini ketika perempuan sudah banyak bekerja.

Namun, posisi di dunia kerja pun masih menghawatirkan karena yang terjadi mayoritas perempuan hanya sebagai buruh dengan gaji yang begitu menghawatirkan, bisa dibilang “Keluar Kandang Sinnga Masuk Kandang Macan”. Hal ini terjadi karena level pendidikan mempengaruhi atau berbanding lurus dengan level posisi di dunia kerja, sehingga perlu kita dorong perempuan tidak cukup hanya lulus SMA, tapi bagaimana caranya kita mendorong untuk melanjutkan jenjang pendidikan S1, S2 bahkan S3 ataupun seterusnya.

Di sinilah salah satu fungsi strategis KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri) yang merupakan wadah husus perempuan PMII yang fokus dalam persoalan perempuan untuk menjawab tantangan hari ini dengan sumberdaya KOPRI PMII Cabang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke bisa menjadi modal utama sebagai motor penggerak.

Penulis adalah kandidat ketua umum Pengurus Besar Korps PMII Putri (Kopri) 2017-2019



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Kajian, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Kamis, 11 Januari 2018

Ulama Pamekasan Dorong Perbaikan Pembangunan Infrastruktur

Pamekasan, Sang Pencerah Muslim

Adanya keterlambatan pengerjaan proyek infastruktur dan hasilnya dengan kualitas yang buruk, membuat ulama di Kabupaten Pamekasan ingin ada penilaian khusus terhadap perusahaan yang mengerjakannya agar bekerja dengan baik dan tepat waktu. Atau, tidak lagi diberi kesempatan mengerjakan proyek-proyek infrastruktur milik Pemkab Pamekasan. 

Ulama Pamekasan Dorong Perbaikan Pembangunan Infrastruktur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Pamekasan Dorong Perbaikan Pembangunan Infrastruktur (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Pamekasan Dorong Perbaikan Pembangunan Infrastruktur

Pengasuh Pesantren Riyadus Sholihin Pamekasan KH Abd Ghaffar menegaskan, tahun ini ditemukan ada beberapa pengerjaan infrastruktur yang kualitasnya belum maksimal. Terdapat pula sejumlah proyek yang pengerjaannya melewati batas waktu dalam kontrak. Menurutnya, penegasan tentang sanksi kepada rekanan, harus dimulai tahun ini.

"Beberapa kegiatan fisik di Pamekasan tahun lalu ada yang ditemukan melewati batas waktu. Ada pula yang kualitasnya buruk. Dinas masing-masing pengguna anggaran harus berani merekomendasikan sanksi bagi perusahaan atau rekanan yang nakal-nakal itu," tekan Kiai Ghaffar yang juga dosen di beberapa kampus di Kabupaten Pamekasan, Senin (8/2/2016).

Kecuali, sambung Kiai Ghaffar, bagi rekanan yang punya itikad baik memperbaiki hasil pekerjaannya yang kualitasnya buruk. Bagi rekanan yang tidak punya itikad baik, harus ada rekomendasi sanksi berupa catatan merah dan tidak menerima rekanan tersebut dalam mengerjakan proyek fisik Pemkab Pamekasan.

Sang Pencerah Muslim

Beberapa contoh kegiatan yang sampai saat ini belum rampung pengerjaannya adalah pembangunan kantor Bappeda Pamekasan dan pembangunan lanjutan Sport Center. Pembangunan Sport Center berupa penyediaan rumput lapangan stadion sempat mengalami keterlambatan karena melewati batas waktu dalam kontrak.

Proyek rumput stadion itu dikerjakan oleh PT Pembangunan Makmur Santoso dengan harga terkoreksi sebesar Rp 6.470.486.000. Sesuai kontrak, batas waktu pengerjaannya berakhir pada tanggal 20 Desember lalu, namun sempat melewati batas waktu. Rekanan yang juga pernah terlambat dalam pengerjaan box culvert pada tahun 2014 itu, akhirnya dikenai denda 1/1000 perhari dari nilai kontrak. (Hairul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Jumat, 05 Januari 2018

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain!

Tangerang, Sang Pencerah Muslim

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Binamadani KH Suaidi mengajak agar masyarakat, khususnya para mahasiswa tidak mudah diadu domba dengan isu politik yang dibalut agama.

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Gunakan Politik Khawarij, Vonis Kafir Kelompok Lain!

"Manusia itu makhluk berbudaya. Apalagi Islam mengajarkan persatuan dan kesatuan. Jangan sampai terkecoh," pesan Suaidi saat menjadi pembicara pada Diskusi Politik Islam, Sabtu (14/1) siang, di Aula STAI Binamadani, Tangerang.

Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah as-Suaidiyah Kebon Kopi ini menjelaskan, manusia dalam bahasa Arab disebut al-insan. Secara gramatikal Arab, kata al-insan berasal dari tiga akar kata, yakni anas, anisa, dan nasiya. Kata itu memiliki banyak arti antara lain damai, berilmu, dan beradab.

Sang Pencerah Muslim

"Dari situ, kita mesti menjaga kedamaian. Apalagi sebagai umat Islam. Ketum PBNU sering menjelaskan Islam bukan sekadar agama akidah dan syariat. Islam itu juga agama budaya, agama peradaban," jelasnya.

Menurutnya, Rasulullah telah mencontohkan berpolitik yang santun. Suaidi lalu bercerita tentang Kaab bin Huzair, seorang penyair yang syair-syairnya mencela Nabi. Para sahabat pun geram dengan apa yang dilakukan Kaab. Singkat cerita, ia menjadi buruan sahabat yang ingin menangkap dan membunuhnya atas tindakannya menghina Rasulullah.

Sang Pencerah Muslim

"Berita itu pun tersiar secara cepat di masyarakat, hingga Kaab pun mengetahuinya. Setelah mendengar berita yang beredar, Kaab merasa takut dan mencari perlindungan," jelasnya.

Sebelum ditangkap, lanjutnya, Kaab datang menemui Rasulullah. Melihat Kaab datang, sebagian Sahabat berteriak, bunuh Kaab. Di tengah suasan itu, Rasulullah menenangkan dengan bersabda, Biarkan Kaab datang, dia ingin bertobat dan meninggalkan masa lalunya.

"Mendengar tutur kata Nabi yang santun, Kaab pun mendapat hidayah untuk masuk Islam. Setelah masuk Islam, Kaab membuat sair-sair yang isinya memuji dan memuliakan Nabi," paparnya.

Dari kisah itu, Nabi sudah memberikan tauladan dalam menyikapi orang-orang yang menghina beliau. Menurut Suaidi, umat Islam mestinya meneladani kearifan Rasulullah. Demikian juga, saat Nabi membangun kota Madinah.

"Madinah sebagai kota mulia. Di madinah umat Islam hidup berdampingan dengan non-Muslim. Makanya di masa itu Nabi membuat pembagian orang kafir, dzimmi dan harbi. Jika orang Muslim membunuh kafir dzimmi dia mendapatkan qisas (hukum yang berlaku di Madinah). Kita jangan menggunakan politik Khawarij. Mereka menganggap orang yang berbeda dengan golongannya dianggap kafir," pesannya.

Turut hadir dalam acara itu jajaran STAI Binamadani dan Ketua Yayasan Binamadani Group H Patwan Siahaan. Ada sekitar seratus mahasiswa dari STAI Binamadani dan STIH Painan mengikuti diskusi bertajuk “Menjaga Umat: Tanggapan Atas Fatwa MUI tentang Penistaan Agama” tersebut. (Suhendra/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Kajian, Hadits Sang Pencerah Muslim

Ansor Probolinggo Gelar Lomba Sepak Bola PS3

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun 2016, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Probolinggo akan menggelar Lomba Sepak Bola Play Station (PS) 3 Banser Cup memperebutkan Piala Bergilir Satkorcab Banser Kabupaten Probolinggo, 10 Nopember 2016 mendatang.

Ketua PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Muchlis mengungkapkan lomba ini bertujuan untuk mengenalkan banser kepada anak-anak muda. Karena banyak anak muda yang suka main PS di warnet-warnet.

Ansor Probolinggo Gelar Lomba Sepak Bola PS3 (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Probolinggo Gelar Lomba Sepak Bola PS3 (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Probolinggo Gelar Lomba Sepak Bola PS3

“Kita mencoba menarik anak muda melalui hobi itu sehingga menjadi arah pergerakan yang positif. Harapannya ke depannya mereka bisa bergabung dengan Banser untuk mewujudkan target 1.000 Banser,” katanya, Selasa (1/11).

Menurut Muchlis, Banser harus masuk kepada kebutuhan anak muda hari ini. Sehingga Banser akan semakin digandrungi dan disenangi oleh anak muda. “Ini merupakan salah satu bentuk dakwah bil hal Banser Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Sang Pencerah Muslim

Dalam lomba yang akan digelar di Kantor PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo ini, panitia menyediakan hadiah untuk juara pertama PS3, juara 2 TV LED 32 inch dan juara 3 PS2. Untuk mengikuti lomba ini cukup mendaftar sebesar Rp50 ribu per slot.

“Lomba ini menggunakan system gugur 10 menit, kondisi lapangan hijau, club bebas, games speed +2 dan maksimal 5 slot,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Ulama Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 30 Desember 2017

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan

Assalaamu‘alaikum Warohmatullah Wabarokaatuh. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Wa ba’du...

Rasulullah saw bersabda:?

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)
Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)

Surat Cinta Buat Mamah Dedeh Tentang Etika Berfatwa dan Dokter Hewan

“Kalau orang diberi fatwa oleh seseorang tanpa didasari ilmu, maka dosanya ditanggung oleh yang berfatwa.”

Mengenai orang-orang yang sembrono dalam berfatwa, Ibnu Sholah mengutip ayat al-Qur’an:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta Ini adalah halal dan ini haram, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung, sedikit keuntungan yang didapat, tapi mereka mendapat siksa yang pedih.”

Sang Pencerah Muslim

Lalu Ibnu Sholah memberikan komentar:?

? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?

Apa yang diterangkan oleh ayat ini mencakup orang yang melenceng di dalam berfatwa sehingga mengatakan halal terhadap sesuatu yang haram atau sebaliknya dan semisalnya.

Ibnu Qoyyim dalam I’lamu al-Muwaqqi’iin meriwayatkan tentang Ahmad bin Hanbal yang ditanya maksud dari hadits:

? ? ? ? ? ?

“Yang paling berani menjawab pertanyaan keagamaan di antara kalian adalah yang paling berani masuk neraka.”

Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud dari hadits tersebut adalah orang yang berfatwa tanpa didasari keilmuan yang mumpuni. Ketika beliau ditanya tentang fatwa yang keluar kepada masyarakat dari seseorang tanpa didasari ilmu yang mumpuni, beliau menjawab: “Dosanya ditanggung oleh yang berfatwa.”

Hadits di atas diriwayatkan oleh Al-Darimiy dalam sunannya, tetapi hadits tersebut mu’dhol, karena terputus pada Ubaidillah bin Abi Ja’far yang seorang tabi’ tabi’in dan meninggal pada 136 H. Namun demikian hadits ini banyak diketahui para ulama dan makna dari hadits ini sahih, sehingga merekapun membahas maksudnya.

Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Barang siapa menjawab semua pertanyaan keagamaan yang diajukan kepadanya, dia adalah orang gila.”

Atho’ ibn al-Sa’ib dari kalangan tabi’in mengatakan bahwa orang-orang dulu gemetaran badannya ketika menjawab pertanyaan agama (memberikan fatwa).

Sufyan ibnu Uyainah mengatakan: “Orang yang paling berani berfatwa (menjawab pertanyaan keagamaan adalah orang yang paling bodoh.”

Abdurrahman bin Abu Laila mengaku pernah bertemu dengan seratus dua puluh orang sahabat nabi dari kalangan Ansor. Menurut pengamatannya, jika salah satu dari para sahabat itu ditanya suatu pertanyaan, maka ia akan mengalihkan ke temannya untuk menjawabnya, demikian seterusnya sampai kembali kepada orang pertama yang ditanya.

Al-Atsram sering mendengar imam Ahmad bin Hanbal mengatakan “Aku tidak tahu jawabannya”, ketika ditanya suatu permasalahan, padahal permasalahan itu sudah banyak dibahas orang (tidak dianggap permasalahan yang sulit).

Ibnu Abbas mengingatkan, jika orang sudah “gengsi” untuk mengatakan “saya tidak tahu”, maka sesungguhnya orang itu telah hancur.

Menurut Imam Al-Syafi’i, Sufyan ibnu Uyainah adalah orang yang sangat kompeten dan termasuk sebagian orang yang paling memenuhi syarat untuk berfatwa, meskipun demikian, Ibnu Uyainah terkenal paling tidak berani (hati-hati) menjawab pertanyaan keagamaan.

Imam Syafi’i apabila ditanyai pertanyaan keagamaan atau dimintai fatwa, beliau menimbang-nimbang dengan serius, apakah sebaiknya beliau jawab atau tidak.

Dari Al-Haitsam bin Jamil, dia berkata: Aku lihat Imam Malik bin Anas ditanyai empat puluh delapan pertanyaan maka dalam tiga puluh dua pertanyaan di antaranya beliau mengatakan: "Aku tidak tahu."

Padahal Imam Malik dikenal dengan gelarnya ‘Alimu al-Madinah, orang paling pandai di kota Madinah pada masanya.

Dan diriwayatkan dari Imam Malik juga bahwasanya beliau pernah ditanya sekitar lima puluh pertanyaan dan satupun beliau tidak berani menjawabnya, dan beliau pernah mengatakan: "Barang siapa mau menjawab suatu pertanyaan maka sebelumnya hendaklah dia menyodorkan dirinya ke surga dan neraka lalu berfikir kalau menjawab pertanyaan tersebut maka kira-kira bagaimana nasibnya di akhirat, baru setelah itu silakan dia menjawab."

Diriwayatkan juga dari Imam Malik bahwa suatu saat beliau pernah ditanya tentang permasalahan tapi beliau menjawab: "Tidak tahu", lalu yang bertanya itu berkata kepadanya: "Sesungguhnya pertanyaan ini kan masalah sepele dan mudah." Beliau marah dan berkata: "Tidak ada perkara mudah dalam urusan ilmu (agama), tidakkah kamu mendengar firman Allah: “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat."

? ? ? ? ?

Imam Malik juga berkata: “Kalau para sahabat saja merasa berat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan tidak berani menjawab persoalan sebelum berkonsultasi dengan sahabat lain padahal mereka dianugerahi oleh Allah dengan kemampuan dan petunjuk, juga disertai kesucian jiwa, lalu bagaimana dengan kita yang banyak kesalahan dan dosa?"

Dari Said bin Al-Musayyab ra, sesungguhnya beliau hampir tidak pernah berfatwa atau mengucapkan suatu perkara agama kecuali beliau berdoa: "Ya Allah selamatkanlah aku dan selamatkan orang-orang dariku."

Dari Basyar bin Al-Harits, beliau berkata: "Barang siapa masih merasa senang (bangga) jika ditanyai (persoalan agama) maka dia itu tidak berhak dan tidak layak dimintai fatwa."

Dari Malik, beliau berkata: "Aku diberitahu oleh seorang laki-laki bahwa dia pernah bertamu ke rumah Rabiah bin Abi Abdirrahman dan menjumpai Rabiah sedang menangis, maka dia bertanya: Kenapa anda menangis? Ia takut dan khawatir atas tangisan syaikh Rabiah maka dia bertanya lagi kepada beliau: Apakah anda terkena musibah? Beliau menjawab: Tidak, tapi aku menangis karena banyak orang-orang bodoh (dianggap ulama) dan dimintai fatwa sehingga muncullah kerusakan yang sangat besar di kalangan umat Islam." Rabiah kemudian melanjutkan: "Sungguh di antara orang-orang yang berani berfatwa ini lebih layak masuk penjara daripada para pencuri."

Diriwayatkan dari Makhul dan Imam Malik ra, sesungguhnya mereka tidak pernah menjawab pertanyaan keagamaan kecuali sebelumnya mengucapkan: "? ? ? ? ? ?"

Ibnu Sholah mengatakan bahwa sebaiknya siapapun yang akan menjawab pertanyaan keagamaan hendaklah mengucapkan apa yang diucapkan oleh Imam Malik di atas. Adapun Imam Abu Hanifah terkenal dengan perkataanya:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Jika bukan karena kesadaran bahwa meninggalnya ulama akan menghilangkan ilmu, maka aku tidak akan pernah berfatwa, mereka enak sedangkan aku yang harus beresiko menanggung dosa.”

Ibnu Qoyim juga menyebutkan bahwa Ibnu Abbas pernah mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Barang siapa berfatwa tentang suatu permasalahan padahal dia tidak menguasai hal itu, maka dosanya harus ditanggung olehnya.

Al-Khatib meriwayatkan Bahwa Malik pernah berkata: "Aku tidak berani berfatwa (menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan) sebelum aku dianggap dan diakui oleh tujuh puluh orang bahwa aku memenuhi syarat untuk menjawab."

Malik juga berkata: Aku tidak berani berfatwa sehingga aku bertanya kepada orang yang lebih berilmu dariku dengan tujuan untuk mengetahui apakah orang itu berpendapat bahwa aku layak menjawab pertanyaan keagamaan."?

Beliau juga penah bekata: "Tidak sepatutnya seseorang menganggap dirinya memenuhi syarat untuk melakukan suatu hal sebelum dia berkonsultasi dan menanyakan kepada orang yang lebih berilmu tentang hal itu apakah dirinya layak atau tidak."

Adab para ulama besar yang benar-benar menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam sebagaimana disebutkan diatas nampaknya tidak lagi diperhatikan oleh para penceramah pada zaman ini. Yang dipertontonkan oleh kebanyakan para dai pada saat ini justru merupakan kebalikan dari adab-adab yang diajarkan oleh para ulama.

Yang juga perlu diperhatikan dari sikap dan adab para ulama tersebut adalah bahwa kehati-hatian mereka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan bukan merupakan sikap berlepas tangan atau meninggalkan kewajiban mereka untuk menyampaikan ajaran Islam. Para ulama itu diketahui telah mengabdikan hidupnya untuk menelaah dan mempelajari secara mendalam sumber-sumber ajaran Islam untuk kemudian dijadikan landasan dalam menjawab berbagai macam persoalan umat Islam yang membutuhkan jawaban.

Beribu-ribu halaman buku menampung hasil ijtihad para ulama yang benar-benar faqih tersebut. Ratusan bahkan ribuan permasalahan dalam agama yang memerlukan penjelasan telah mereka teliti dan berikan jawabannya dengan didasarkan pada ayat-ayat dan hadis-hadis serta atsar dari para sahabat.

Jasa mereka sangat besar kepada umat Islam dalam urusan agama. Meskipun dalam kehati-hatian sikap mereka ada kesan lambat dalam memberikan jawaban namun mereka terbukti telah menjadi pencerah dan pembimbing umat. Berkaca dari sikap para ulama tersebut dan bukti nyata sumbangan ilmu yang bermanfaat dari mereka untuk umat Islam, maka alasan beberapa orang yang tergesa-gesa ingin kelihatan hebat dan dipandang alim dalam ilmu agama sehingga bertindak sembrono dalam urusan fatwa menjadi jelas, bahwa hal itu tidak bisa diterima dan tidak sejalan dengan adab Islam yang benar.

Hadits nabi yang menyuruh kita untuk menampaikan ajaran dari beliau walau satu ayat adalah sebuah perintah. Sebagai perintah-perintah lain dalam agama, perintah untuk tabligh inipun juga disertai dengan tata cara dan etika tertentu. Menjalankan perintah agama tanpa mempelajari dulu tata cara dan etikanya, bisa menjerumuskan kita kepada kerusakan dan kehancuran.

Mantan mufti Mesir Syaikh Ali Jumah dalam bukunya Al-Mutasyaddidun mengingatkan bahwa seorang penceramah tidak otomatis boleh menjadi seorang mufti. Tidak semua penceramah atau orang yang pandai berpidato adalah orang alim yang faqih dan memenuhi syarat untuk dimintai fatwa atau ditanya tentang permasalahan keagamaan.

Untuk menjadi seorang mufti, diperlukan banyak sekali perangkat. Banyak syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk bisa menjadi mufti dan boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan.

Berikut ini syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang mufti, sebagaimana diringkas oleh Imam Al-Syafi’i sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Khatib:

“Tidak ada yang boleh berfatwa tentang agama Allah kecuali yang mengetahui tentang kitab Allah lengkap dengan nasikh dan mansukhnya, muhkan dan mutasyabihatnya, tafsirnya, waktu nuzulnya, Makkiyah dan Madaniyahnya, dan apa yang dimaksudkannya. Setelah itu dia juga harus menguasai urusan hadis nabi dengan pengetahuan yang sama dengan pengetahuan terhadap AL-Qur’an. Ia juga harus mengerti bahasa Arab, mmahami syi’ir-syi’ir Arab. Mengetahui seluruh ayat Al-Quran dan hadis-hadis yang diperlukan untuk membahas suatu permasalahan tertentu, kemudian menggunakannya secara benar. Ia juga harus mengetahui perbedaan pendapat antara para ulama dari berbagai negeri. Dan terakhir ia harus “berbakat”.

Imam Nawawi menambahkan mutayaqqidh; waspada, yaitu memahami permasalahan-permasalahan umat beserta keadaanya.

Para Ulama Al-Azhar, di antaranya Dr. ‘Ala’udin al-Za’tari mengatakan: “Seseorang secara syar’i dilarang atau diharamkan memberikan jawaban atas pertanyaan keagamaan dengan mengiran-ngira jawaban menggunakan nalarnya saja tanpa beristidlal atau mencari tahu dalil maupun hasil ijtihad ulama yang valid, apalagi mengeluarkan jawaban yang malah bertentangan dengan nash-nash yang memiliki dalalah qoth’i, yaitu nash yang mengandung hukum yang jelas dan pasti. Dilarang juga memberikan jawaban yang bertentangan dengan Ijma’ atau konsensus para ulama ataupun bertentangan dengan kaidah-kaidah ushul yang disarikan dari nash.

Maka penguasaan ilmu agama dan mempelajari hasil-hasil ijtihad para ulama adalah kewajiban mutlak bagi seorang mufti.”

Beberapa perkataan ulama di atas hanya saya kutip tanpa saya jelaskan panjang lebar, karena tulisan inipun sudah terlalu panjang. Tetapi tentu Mamah bisa dengan mudah memahami maksud dari pernyataan dan contoh perilaku para ulama yang saya kutip di atas.

Sekarang izinkan saya mennyampaikan keberatan saya atas gaya tanya jawab keagamaan yang dijawab secara langsung di tempat pengajian, apalagi disiarkan oleh televisi. Keberatan ini bukan hanya soal fatwa Ibu tentang dokter hewan Muslim, yang memang sangat perlu anda pelajari. Tetapi juga tentang gaya pengajian Ibu di televisi yang menyertakan sesi tanya jawab.?

Merujuk pada paparan saya di atas, maka pengajian model seperti itu meskipun kelihatannya Islami, tetapi sangat banyak mengandung bahaya. Baik bahaya untuk para penonton, maupun bagi penceramah yang merangkap sebagai mufti on the spot.

Alangkah baiknya kalau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan jama’ah itu ditampung dulu, kemudian ditela’ah dan dipelajari dengan sungguh dengan menggunakan rujukan kitab-kitab yang terpercaya, baru dijawab pada edisi berikutnya.

Akan lebih baik lagi, jika memang belum memenuhi syarat untuk berfatwa, maka kita mengutip saja hasil fatwa para ulama, baik ulama zaman dulu atau kontemporer mengenai permasalahan yang ditanyakan, dengan penjelasan rinci, menurut ulama A begini, B begini, dan seterusnya.

Dan akan lebih selamat lagi kalau ceramah keagamaan diisi saja dengan nasihat-nasihat tentang kebaikan yang diajarkan agama secara umum, bukan tentang masalah-masalah yang memerlukan kemampuan khusus untuk membahasnya.

Ingatlah, para ulama mengatakan bahwa orang yang menjawab pertanyaan keagamaan itu ibarat "penanda-tangan atas nama Allah". Menurut Ibnu al-Munkadir, karena posisi mufti itu layaknya penghubung antara Allah dan makhluk, maka ia harus benar-benar berilmu.

Dari Abi Hasin Al-Asadi, dia berkata: "Sesungguhnya salah satu dari kalian ada yang berani berfatwa dalam suatu permasalahan yang jika hal itu ditanyakan kepada Umar bin Khattab maka beliau akan mengumpulkan para sahabat yang ikut dalam perang Badar (untuk menjawabnya)."

Kepada para pemilik stasiun televisi, tolong jangan rusak umat Islam dengan acara yang seolah-olah Islami tetapi justru bertentangan dengan etika yang digariskan oleh para ulama sejak zaman salafus shaleh.

Jangan lakukan hal-hal yang mendegradasi keluhuran agama. Bisnis dan agama tidak harus bertentangan, tapi bisnis jangan juga merusak etika agama.

Kepada MUI dan ormas-ormas Islam yang banyak mewadahi kaum Muslimin Indonesia, tolong buatlah imbauan dan maklumat mengenai permasalahan ini.

Kepada pemerintah Republik Indonesia, tolong bicarakan permasalahan ini dengan MUI dan ormas-ormas Islam, agar kehidupan beragama menjadi semakin baik.

Akhirul Kalam, kebenaran mutlak hanya milik Allah. Semoga kita semua dijaga oleh Allah dari kesesatan.

Wallahu al-muwaffiq ilaa aqwami al-thoriq, Wassalaamu ‘Alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Dari seorang Muslim biasa dengan laqob Alex Ramses.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Hadits, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 23 Desember 2017

Nyanyian Kamoro Semarakkan Buka Bersama di Mimika Timur

Mimika, Sang Pencerah Muslim - Nyanyian khas Kamoro yang dibawakan ibu-ibu dan anak-anak Kamoro berjudul Ya Waho Waki mewarnai pertemuan buka puasa bersama warga Mimika berkumpul di Masjid Al-Haq, Pomako, Distik Mimika Timur, Mimika, Ahad (4/6). Ramadhan membawa berkah untuk semua umat, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga non-Muslim.

Lagu ini menceritakan rasa kehilangan yang besar setelah orang tua meninggal sehingga anak merasa kehilangan pegangan hidup. Lagu ini dinyanyikan setelah buka puasa bersama beserta pembagian parsel lebaran yang diintegrasikan dengan kegiatan Rutin MWCNU Mimika Timur

Nyanyian Kamoro Semarakkan Buka Bersama di Mimika Timur (Sumber Gambar : Nu Online)
Nyanyian Kamoro Semarakkan Buka Bersama di Mimika Timur (Sumber Gambar : Nu Online)

Nyanyian Kamoro Semarakkan Buka Bersama di Mimika Timur

Bantuan buka puasa bersama diberikan oleh para dermawan, panitia pengadaan tanah PCNU Mimika.

Sang Pencerah Muslim

Acara dimulai pada jam 16.00 dengan lantunan Syair NU. Tampak antusias anak-anak Pomako dalam mengikuti syair ini. Pandangan mata dan mulut yang bergerak menunjukkan ketertarikan dan keinginan kuat untuk ikut bisa mendendangkan Syair NU.

Wakil Ketua PCNU Mimika Sugiarso mengajak jamaah untuk melantunkan shalawat nahdliyyah.

Sang Pencerah Muslim

Acara dilanjutkan dengan pembacaan nazham Asmaul Husna dengan panduan Sugiarso diiringi musik alam berupa hujan rintik-rintik. Sebelum berbuka jamaah diajak untuk berzikir jelang buka puasa, dan memanjatkan doa hajat dunia dan akhirat di waktu yang mustajab ini.

Menu buka puasa berupa suguhan khas Papua, salah satunya adalah masakan etegas-tegas. Masakan ini dibuat dari daun singkong yang dicampur jantung pisang dengan teknik pengolahan yang khusus. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian, Internasional Sang Pencerah Muslim

Minggu, 17 Desember 2017

Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan

Kehamilan merupakan sebuah prosesi alamiah yang lazimnya sangat didambakan pasangan suami-istri. Kehamilan merupakan fase yang harus dilalui untuk menghadirkan anak di dalam keluarga. Tentunya, tujuan utama dari semuanya itu ialah untuk melahirkan generasi penerus yang saleh dan salehah, berbakti kepada kedua orang tua, dan memiliki daya guna bagi agama dan orang-orang di sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan mulia tersebut, karya Lajnah Ta’lif Pustaka Gerbang Lama, Pondok Pesantren Lirboyo, dalam buku Menembus Gerbang Langit; Kumpulan Doa Salafus Shalih, 2010 (Kediri: Pustaka Gerbang Lama), hal. 118 telah merangkumkan untuk kita beberapa wiridan dan doa seputar kehamilan.

Bagi ibu yang sedang hamil, ia dianjurkan untuk banyak membaca:

Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa-doa yang Dibaca saat Bayi dalam Kandungan

? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Wallâhu ahrajakum mim buthûni ummahâtikum târatan ukhra.”

“Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian pada kesempatan yang lain (persalinan).”

Sedangkan bagi ayah, dianjurkan untuk:

1. Membaca Surat Al-Fatihah sebanyak 7 kali setiap ba’da shalat shubuh dan ditiupkan pada perut ibu hamil.

2. Membaca surat Al-Hasyr (Alam Nasyroh) sebanyak 7 kali setiap ba’da shalat maghrib dan ditiupkan pada perut ibu hamil.

3. Memperbanyak membaca berdoa di bawah ini:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Allahummahfadz waladî mâ dâma fî bathni zaujatî wasyfihi anta asy-syâfi lâ syifâ`an illâ syifâuka syifâ`an lâ yughâdiru saqaman. Allahumma shawwirhu fî bathni zaujatî shûratan hasanatan watsabbit qolbahu îmânan bika wa bi-Rasûlika. Allahumma akhrijhu mim bathni zaujatî waqta wilâdatihâ sahlan wa taslîman. Allahumma ij’alhu shahîhan kâmilan wa ‘âqilan hâdziqan ‘âmilan. Allahumma thowwil ‘umrohu wa shahhih jasadahu wa hassin khuluqohu wa afshah lisânahu wa ahsin shautahu liqirooatil hadîtsi wal qur`ânil ‘adzîm bibarokati Muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam. Walhamdulillâhi Robbil ‘âlamîn.

“Ya Allah, jagalah anakku selama ia berada dalam perut istriku, sehatkan ia, sesungguhnya Engkau Yang Maha Menyehatkan, tak ada kesehatan kecuali kesehatan dari-Mu, kesehatan yang tak terganggu penyakit. Ya Allah, bentuk ia yang ada di perut istriku dalam rupa yang baik, tetapkan dalam hatinya keimanan pada-Mu pada Rasul-Mu. Ya Allah, keluarkan dia dari perut istriku pada saat kelahirannya secara mudah dan selamat. Ya Allah, jadikan ia utuh, sempurna, berakal, cerdas, banyak beramal. Ya Allah, panjangkan umurnya, sehatkan jasadnya, baguskan rupanya, dan fasihkan lisannya untuk membaca hadits dan Al-Qur’an Yang Agung, dengan berkah Nabi Muhammad SAW. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam.”

Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi shawab. (Muhammad Ibnu Sahroji)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock