Tampilkan postingan dengan label Halaqoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Halaqoh. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Desember 2017

Songsong Ramadhan, Muslimat NTT Gelar Berbagai Lomba

Kupang, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat Nusa Tenggara Timur menggelar berbagai lomba menyongsong bulan Suci Ramadhan, seperti lomba Selawat Grup Ibu-ibu Majelis Ta’lim, doa pendek bagi anak-anak usia 12 tahun, lomba Hafizh Qur’an bagi anak-anak dan Khitanan masal bagi anak-anak kurang mampu.

Songsong Ramadhan, Muslimat NTT Gelar Berbagai Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)
Songsong Ramadhan, Muslimat NTT Gelar Berbagai Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)

Songsong Ramadhan, Muslimat NTT Gelar Berbagai Lomba

Demikian dikatakan ketua PW Muslimat NTT, Hj. Nurny Alfaruq Amiruddin dalam sambutan pembukaan lomba kegiatan menyongsong bulan Ramadhan di Kupang, Kamis (20/6).?

“Pada bulan Sya’ban menjelang Ramadhan perlu kita tingkat silaturahmi dan kegiatan-kegiatan ? keagamaan,” katanya.?

Sang Pencerah Muslim

“Momen Nifsu Sya’ban kita ingatkan sejauh mana catatan amal kita kepada Allah SWT dalam bulan-bulan sebelumnya. Maka kita perlu tingkatkan dengan cara berbagai lomba kegiatan keagamaan untuk memupuk rasa persaudaraan kita. Kita juga tingkatkan tali silaturahmi kita, baik dengan keluarga, kelompok masyarakat maupun tetangga terdekat kita,” tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Kata Nurny, dua pekan menjelang Ramadhan semua harus bersiap untuk menguji iman dalam beribadah pada bulan yang penuh barokah.?

Menurut Nurny, sebenarnya kegiatan telah dilaksanakan pada Harlah Muslimat yang sudah terlewat. Karena berbagai kendala maka kegiatan ini baru bisa dilaksanakan. Harusnya, kegiatan ini, dilaksanakan pada tanggal 28 Maret lalu pada moment Harlah Muslimat.

Sedangkan peserta kegiatan ini diundang dari semua Kabupaten Kota se-NTT. Karena berbagai kendala, maka hadir dalam kegiatan ini hanya setengah dari PC Muslimat. Kegiatan menyonsong Ramadhan dengan bertemakan “Dengan Semangat Cinta Sholawat Kita Bumikan di Hamparan Tanah Flobamora.”

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor : Ajhar Jowe ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Rabu, 13 Desember 2017

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1

Bandung, Sang Pencerah Muslim

Tim asal Kebumen, Al Kahfi menunjukkan mental permainan yang tangguh saat menundukkan perlawanan Nurul Khaerat Lil Muhibbin. Sempat ketinggalan terlebih dulu, Al Kahfi membalikkan keadaan dengan skor meyakinkan, 4-1. Laga putaran akhir babak grup Liga Santri Nusantara (LSN) ini digelar pada pagi hari, 25 Oktober 2017, di Stadion Lodaya, Bandung.

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1 (Sumber Gambar : Nu Online)
Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1 (Sumber Gambar : Nu Online)

Sempat Tertinggal, Al Kahfi Jinakkan Nurul Khaerat 4-1

Babak pertama pertandingan berjalan kurang menarik dan minim peluang. Kedua tim sama-sama gagal menunjukkan bentuk permainan terbaik. Baik Al Kahfi yang berseragam strip biru putih,maupun Nurul Khairat yang memakai kostum hjau hitam, sepertinya sempat kesulitan beradaptasi dengan permukaan rumput lapangan sintetik di  Stadion Lodaya yang membuat bola bergulir lebih cepat. Sampai peluit wasit mengakhiri babak pertama, kedua tim gagal membobol gawang lawan.

Di babak kedua, pertandingan berjalan jauh lebih baik. Gol cepat Nurul Khaerat pada menit 36 memecahkan skor kacamata sekaligus memaksa Al Kahfi memberikan perlawanan lebih kuat. Gol pertama ini bermula dari tusukan pemain Nurul Khaerat di depan kotak penalti lawan. Para pemain Al Kahfi yang terlalu berkonsentrasi pada bola, gagal mengantisipasi operan pemain lawan di sisi kiri pertahan. Dari sisi kiri pertahanan lawan, pemain Nurul Khaerat memberi umpan silang mendatar yang disambut dengan tendangan dari jarak dekat. 0-1 untuk Nurul Khaerat.

Sang Pencerah Muslim

Al Kahfi yang tersengat gol lawan membalas pada menit ke-49 Gol ini bermula dari pemain sayap kiri Al Kahfi yang memenangkan duel dengan bek kanan lawan. Ia berlari bebas dan mengirim operan datar ke kotak penalti lawan. Penyerang yang dioper dengan cerdik mengelabui pengawalnya dengan mengoper bola ke sebelah kanan, di mana Kampten tim Bayu Aji berdiri tanpa kawalan. Dengan tenang pemain bernomor 12 ini mengirim bola datar yang tak bisa dijangkau kiper lawan.

Pada menit ke-61 Al Kahfi membalikkan keadaan lewat gol kedua mereka yang memanfaatkan kesalahan lini belakang lawan. Kegagalan komunikasi antara kiper dan bek Nurul Khairat dalam mengantisipasi serangan membuat bola justru jatuh ke kaki sayap Al Kahfi Rahmat S yang tinggal berhadapan dengan gawang kosong. 2-1

Sang Pencerah Muslim

Menit ke-65 Al Kahfi menambah keunggulan menjadi 3-1 lewat tendangan penyerang Sahrul M dari dalam kotak penalti. Beberapa menit kemudian, gol Al Kahfi yang bermula dari umpan terobosan, dicetak oleh Faozan, menggenapi skor akhir menjadi 4-1. Skor ini bertahan sampai pertandingan usai.

Pelatih Nurul Khairat, Kamaludin, mengakui bahwa lawannya secara teknik lebih kuat dan mampu memanfaatkan kelemahan di lini belakang tim asuhannya.

“Pemain kami memang secara teknik kalah. Semoga ini bisa jadi pengalaman buat anak-anak agar di Liga Santri selanjutnya bisa lebih baik,” kata kamal usai pertandingan.

Sementara Pelatih Al Kahfi, Supriyanto, mengaku puas dengan hasil akhir pertandingan, meskipun pemainnya sempat kesulitan beradaptasi dengan lapangan rumput sintetis.

“Ini pengalaman pertama kami (bermain di rumput sintetik), jadi sempat kesulitan. Tapi anak-anak staminanya lebih kuat dan mentalnya juga bagus. Saya melihat kelemahan lawan di lini belakanga, karenanya saya instruksikan tim untuk terus menekan,” kata Supriyanto. (Ahmad Makki/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Jadwal Kajian, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 Desember 2017

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Semarang menggelar Workshop Literasi Digital dengan tema "Deradikalisasi Dunia Maya Berbasis Pendidikan Damai", Jumat (30/12) besok, di Aula Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.

"Kegiatan ini membekali kiat-kiat bermedia sosial dan membendung arus radikalisme media" tegas Panitia, M Zulfa Cholil, dalam siaran pers yang diterima Sang Pencerah Muslim.

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital (Sumber Gambar : Nu Online)
Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital (Sumber Gambar : Nu Online)

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital

Menurutnya, beberapa bulan terakhir, banyak beredar berita tak benar atau hoax. Hal ini terjadi karena berbagai kepentingan yang melatar belakanginya. Hoax ini sangat merugikan masyarakat. Salah satu penyebab hoax adalah tak adanya konten yang bagus untuk ditanyangkan kepada masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

Narasumber yang akan mengisi Agus Fathuddin Yusuf dari Suara Merdeka, Didik W Samudra (Kepala Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan), Hasan Chabibie (Pustekkom Kemendikbud RI), dan M Rikza Chamami (UIN Walisongo).

Dengan hadirnya narasumber yang berkompeten dalam bidanganya panitia berharap terdapat masukan-masukan yang memberikan pengetahuan kepada kita bagaimana seharusnya menyikapi kejadian akhir-akhir ini. Sehingga bisa bersikap dewasa dan bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. (Mahbib)

Sang Pencerah Muslim



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Doa, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 07 Desember 2017

Donatur UPZISNU Megaluh Capai 2200 Orang

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Semangat untuk menghidupi jamaah dan jam’iyyah tampak dari wajah-wajah para kader penggerak Nahdlatul Ulama dar ranting-ranting se-Kecamatan Megaluh, Jombang. Bertempat di Kantor MWC NU Megaluh, Ahad (26/11) mereka mengonsolidasi kekuatan untuk menggerakan UPZISNU di ranting masing-masing. 

Mishbahus Shudur, Ketua MWC NU Megaluh mengatakan, dari 13 Ranting telah terbentuk 7 kepengurusan Unit Pengelola Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU). Jumlah donatur kaleng sedekah yang bisa digalang oleh 7 UPZINU itu telah mencapai 2200 warga yang tersebar di 7 desa itu.

"Diantara 7 ranting UPZISNU yang telah bergerak, kita mengapresiasi perkembangan yang berlangsung di Pacarpeluk. Jumlah donaturnya telah mencapai hampir 600 warga. Ranting ini berkembang sangat pesat, sehingga layak dijadikan referensi dalam pengelolaan UPZISNU di ranting-ranting yang lain," Dosen Undar Jombang ini menambahkan.

Donatur UPZISNU Megaluh Capai 2200 Orang (Sumber Gambar : Nu Online)
Donatur UPZISNU Megaluh Capai 2200 Orang (Sumber Gambar : Nu Online)

Donatur UPZISNU Megaluh Capai 2200 Orang

Ketua PRNU Pacarpeluk Nine Adien Maulana berbagi pengalaman dalam menggerakan UPZISNU di desanya yang telah menampakkan perkembangan dan kemanfaatannya.

"Ujung tombak keberhasilan UPZISNU Pacarpeluk sebenarnya terletak pada para petugas fundrising. Merekalah yang berada di lapangan dan berhadapan langsung dengan masyarakat," kata Nine.

Sang Pencerah Muslim

Guru SMA Negeri 2 Jombang itu menambahkan bahwa untuk meyakinkan masyarakat bahwa manfaat gerakan ini kembali lagi kepada masyarakat maka pengurusnya harus berkomitmen untuk segera menyalurkan dana yang terkumpul itu secara populis dan praktis.

"Tidak sepatutnya dana sedekah atau zakat itu hanya dikumpulkan sebanyak-banyaknya, namun tidak segera disalurkan secara tepat dan maslahat," tandasnya. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim News, Halaqoh, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Minggu, 03 Desember 2017

Ke Pesantren Krapyak, Tamu Afganistan Dikenalkan dengan “Salafi” sampai Bedug

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Dalam rangkaian kunjungan ke Yogyakarta yang difasilitasi oleh Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, para tamu dari Afganistan mengunjungi Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Beberapa pengajar dari Afghanistan disambut baik oleh keluarga besar pesantren.

Ke Pesantren Krapyak, Tamu Afganistan Dikenalkan dengan “Salafi” sampai Bedug (Sumber Gambar : Nu Online)
Ke Pesantren Krapyak, Tamu Afganistan Dikenalkan dengan “Salafi” sampai Bedug (Sumber Gambar : Nu Online)

Ke Pesantren Krapyak, Tamu Afganistan Dikenalkan dengan “Salafi” sampai Bedug

“Kami sangat terkesan atas sambutan para santri di sini dengan segala suguhan dan sikap ramah yang kami terima. Mencerminkan bagaimana para pelajar (santri) maupun penghuni ma’had (pesantren) menghormati para tamu dan guru-guru mereka,” ujar salah seorang tamu dari Afghanistan yang mengunjungi Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Selasa (11/11) siang kemarin.

Atas nama pengasuh, KH Hilmy Muhammad memperkenalkan seluk beluk Pesantren Al-Munawwir sebagai salah satu pesantren tertua di Nusantara yang fokus dalam pembelajaran tahfidh dan qira-at Al-Qur’an.

Sang Pencerah Muslim

Ia menjelaskan bahwa istilah ‘salafi’ dalam frase ‘Madrasah Salafiyyah’ atau ‘Al-Ma’had al-Islami al-Salafi’ yang tersemat di pesantren berbeda dengan apa yang dipahami sebagai ‘salafi’ di Timur Tengah.

Di sini, istilah tersebut tidak identik dengan aliran pemahaman ‘salafi’ ala Wahabi, melainkan suatu penerang bahwa di pesantren tersebut dipelajari kitab-kitab turats karya para ulama salaf. Semisal Minhajul Abidin, Bidayatul Mujtahid, Tafsir al-Baidhawi, dan sebagainya yang dibaca di Ma’had ‘Ali Al-Munawwir.

Sang Pencerah Muslim

Para tamu bertanya tentang bagaimana komunitas pesantren bisa bekerja sama dengan unsur-unsur lain di masyarakat, serta bagaimana menjaga agar tidak terjadi konflik antar-sekte yang parah sebagaimana terjadi di negeri mereka. Kiai Hilmy menyampaikan bahwa di Indonesia ada Pancasila yang menjadi perekat segenap unsur masyarakat.

Selain itu, di Yogyakarta ada sosok Sultan yang berperan sebagai pengayom keberagaman warganya. Sehingga potensi konflik yang muncul akibat perbedaan-perbedaan bisa diredam dengan simbol-simbol pemersatu tersebut.

Tak kalah pentingnya, menurut KH Hilmy Muhammad, organisasi-organisasi masyarakat yang berbasis keagamaan di Indonesia memfokuskan kerjanya di bidang sosial, semisal Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyyah. Hal ini menjadi salah satu faktor penting dalam rangka menjaga kerukunan antar elemen bangsa.

Tidak seperti di Timur Tengah yang banyak organisasi keagamaan sebagai afiliasi politik. Sehingga organisasi politik tersebut sangat rentan menyeret-nyeret nama agama, terutama sebagai legitimasi politisnya. Padahal politik bisa sangat kejam. Bukan berarti tidak perlu berpolitik, namun ada baiknya bila organisasi keagamaan –baik di Indonesia maupun Afghanistan- mencurahkan energinya di bidang pendidikan dan sosial. Adapun untuk urusan politik bisa disalurkan dengan jalur yang lain.

Acara diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan berupa Kamus Al-Munawwir dan ditutup dengan panjatan doa yang dipimpin pengasuh pesantren, KH. R. Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir. Selepas diskusi, para tamu menyempatkan diri berkeliling lingkungan pesantren, bertanya-tanya tentang fungsi bedug, dan melihat-lihat koleksi perpustakaan. Selanjutnya, rombongan akan berkunjung ke PWNU Yogyakarta. (Zia Ul Haq/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Para Kiai NU Siapkan Langkah Konkret Soal Legalisasi Aborsi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Para kiai NU dari Sabang sampai Merauke akan mengkaji soal aborsi dari pelbagai sudut pada sidang bahtsul masa’il Munas-Konbes NU di gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (1/11). Mereka mencoba menanggapi soal legalisasi praktik aborsi dalam PP nomor 61 tahun 2014 yang menuai beragam tanggapan masyarakat.

Sebelum mengambil langkah-langkah hukum, para kiai NU pertama kali menempatkan alasan legalisasi praktik aborsi bagi perempuan korban perkosaan atau perempuan dengan alasan medis yang disebut PP ini dalam konteks fiqih.

Para Kiai NU Siapkan Langkah Konkret Soal Legalisasi Aborsi (Sumber Gambar : Nu Online)
Para Kiai NU Siapkan Langkah Konkret Soal Legalisasi Aborsi (Sumber Gambar : Nu Online)

Para Kiai NU Siapkan Langkah Konkret Soal Legalisasi Aborsi

Pada sidang bahtsul masail kali ini, mereka mencermati bagaimana batasan, penentuan, dan pelaksanaan praktik aborsi berdasarkan indikasi darurat medis dan korban perkosaan.

Sang Pencerah Muslim

Selain masalah teknis medis, para kiai NU juga mempertanyakan cara eksekusi PP nomor 61 tahun 2014 ini yang berbenturan dengan UU nomor 23/2002 terkait Perlindungan Anak. Mereka ingin memastikan bagaimana PP ini tidak disalahgunakan oleh pihak manapun.

Kalau memang diperlukan, mereka kemungkinan akan mengajukan uji materi PP ini ke MK bila mana forum besok menuntut demikian.

Sang Pencerah Muslim

Di luar itu, para kiai NU mendorong pemerintah memaksimalkan upaya pencegahan perkosaan, perzinaan dan pergaulan bebas, melindungi anak hasil perkosaan, serta melaksanakan fungsi sebagai wali bagi anak hasil perkosaan. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Rabu, 15 November 2017

Heroisme Santri Lirboyo dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan

Resolusi Jihad ? yang menekankan wajibnya perang sabil melawan penjajah kolonial sebagai hasil keputusan dalam konferensi para ulama yang tergabung dalam Jamiyah NU (kala itu masih bernama Hoofd Bestuur Nahdlatul Oelama, HBNO).

Konferensi tersebut diikuti oleh para konsul khususnya dari Jawa dan Madura yang dipimpin oleh Hadhratussyekh Hasyim Asyari pada 21-22 0ktober 1945 bertempat di kantor HBNO Jalan Bubutan Surabaya.?

Spirit pertemuan itu benar-benar menggerakkan dan menyuntikkan semangat semua komponen bangsa ini untuk ikut berjuang memberi andil mempertahankan kemerdekaan bangsa saat Belanda hendak kembali menjajah dengan memboncengi Pasukan Sekutu.

Heroisme Santri Lirboyo dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Heroisme Santri Lirboyo dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Heroisme Santri Lirboyo dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan

Pertempuran Surabaya yang memuncak pada 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai hari pahlawan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang dimulai pada hari kedua tentara Sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal AWS. Mallaby saat mendarat untuk pertamakali di Surabaya pada 25 Oktober 1945. ? ?

Sebagai respons dari resolusi jihad di atas, terutama kaum santri dari pelbagai pesantren dari banyak daerah kian tergerak untuk terlibat dalam aksi peperangan membela tanah air. Salah satu pesantren yang tempo itu begitu intens terlibat dan terjun ke medan perang berjuang untuk tanah air menghadapi musuh baik di era penjajahan Belanda maupun Jepang adalah Pesantren Lirboyo Kediri, di samping pesantren lain seperti Tebuireng, Buntet Cirebon, dan lain-lain. ?

Sang Pencerah Muslim

Dengan mengendarai truk dan hanya bersenjata sederhana, Para Santri Lirboyo di bawah komando langsung KH Mahrus Aly berangkat menuju Surabaya menghadapi pasukan Sekutu yang kian hari makin mengganggu stabilitas keamanan dan kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diproklamasikan. Tercatat nama-nama merereka yang dikirim antara lain: Syafii Sulaiman, Agus Jamaludin, Masyhari, Ridlwan, Baidhowi, dan Damiri.?

Mereka kesumanya berasal dari Kediri. Ada lagi Abu Naim Mukhtar dari Salatiga, Khudhari dari Nganjuk, Sujairi dari Singapura, Zainudin Blitar, Jawahir Jember, Agus Suyuti Rembang, dan masih banyak lagi santri lainnya. Sebelumnya, KH Mahrus Ali yang mengkoordinir pasukan santri dan laskar Hizbullah tersebut juga salah satu Kiai yang ikut menghadiri dan menyepakati tercetusnya Resolusi Jihad di gedung HBNU Bubutan Surabaya.

Pengiriman pertama ini berjumlah 97 santri. Di surabaya mereka kemudian tergabung dengan Laskar Hizbullah. Selama 8 hari di Surabaya semua santri tersebut menjalankan puasa yang telah diijazahkan oleh Kiai Mahrus. Pada momen perang ini rombongan santri Lirboyo tersebut berhasil merebut sembilan pucuk senjata dari pasukn musuh, dan semuanya dapat kembali dalam keadaan selamat.

Sang Pencerah Muslim

Keberhasilan ini tentu tak lepas pula dari restu dan doa KH Abdul Karim dan menantunya KH Marzuki Dahlan yang dari pondok senantiasa memberikan dukungan batin dan spiritual melalui aneka mujahadah yang dipinpin langsung beliau berdua untuk mendoakan bukan hanya bagi santri Lirboyo tapi untuk para pejuang bangsa secara umum.

Sebelum pertempuran Surabaya meletus, tepatnya pasca Bung Karno dan Bung Hatta memplokamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 agustus 1945, Perjuangan para santri Lirboyo telah mulai bergelora.

Tak lama setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan, Mayor Mahfud yang merupakan mantan Sudanco PETA (semacam komandan seksi) di daerah Kediri menyampaikan berita gembira kemerdekaan itu kepada KH Mahrus Aly, dilanjutkan dengan pertemuan para santri di serambi Masjid Pondok Pesantren Lirboyo.?

Di sana diumumkan bahwa rakyat Indonesia yang telah sekian abad lamanya dijajah oleh pihak asing, sekarang telah resmi merdeka. Santri Lirboyo dalam kesempatan yang sama itu, sepakat melucuti senjata Jepang di Markas Kompitai Dai Nippon di Kediri (kini Markas Brigif 16 Kodam V Brawijaya) yang letaknya sekitar 1,5 Km dari arah timur Pondok Pesantren Lirboyo.

Pada malam hari dengan peralatan seadanya berangkatlah 440 santri mengadakan pernyerbuan di bawah komando KH. Mahrus Aly, Mayor Mahfudh dan Abdul Rakhim Pratalikrama.?

Adalah Syafii Sulaiman yang di kemudian hari menjadi Wakil Ketua PWNU Jawa Timur. Santri yang masih berusia 15 tahun itu, diutus oleh Kiai Mahrus untuk menyusup ke markas Dai Nippon guna mempelajari keadaan dan memantau kekuatan lawan. Setelah penyelidikan dirasa cukup, Syafii segera melapor kepada Kiai Mahrus dan Mayor Mahfudh.

Invasi para santri itu berhasil. Atas kebijaksanaan Kiai Mahrus, satu truk senjata hasil lucutan Jepang itu dibawa ke Pondok Lirboyo dan setelahnya diserahkan kepada Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang hingga kini (saat buku disusun, red) masih tersimpan di Markas Brawijaya Kediri.

M. Haromain, Tim Penulis buku Sejarah Pesantren Lirboyo terbitan BPK P2L dan Pustaka 1 Abad Lirboyo, 2010.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Kajian, News Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock