Tampilkan postingan dengan label Sunnah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sunnah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Januari 2018

Ansor, Polda dan TNI NTB Deklarasi Gerakan Antiradikalisme

Lombok, Sang Pencerah Muslim. Deklarasi bersama gerakan antiradikalisme ditandai dengan penandatanganan dan pembacaan naskah ikrar untuk membangun komitmen bersama antisegala bentuk radikalisme yang diselenggarakan oleh NU dan banomnya di pesantren Al-Mansyuriah Talimussibyan, Bonder, Praya Barat, Senin (15/6). Deklarasi yang diprakarsai oleh pemuda NU NTB ini didukung Polda dan TNI setempat.

Ansor, Polda dan TNI NTB Deklarasi Gerakan Antiradikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor, Polda dan TNI NTB Deklarasi Gerakan Antiradikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor, Polda dan TNI NTB Deklarasi Gerakan Antiradikalisme

Badan otonom NU yang tampak hadir Muslimat NU, Fatayat NU, Satkorwil Banser, Pagar Nusa, IPNU, IPPNU. Terlibat pula PKC PMII NTB, tokoh pemuda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Hadir sejumlah pengurus NU seperti Ketua PWNU NTB TGH Ahmad Taqiudin Mansyur, pimpinan pesantren Babussalam Batu Nyala Praya TGH Syamsul Hadi, dan sejumlah pimpinan Banom NU NTB, dan ratusan masyarkat.

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan dari unsur aparat kepolisian hadir Dirbinmas Kombes Pol Suwarto yang mewakili Polda NTB, Kapolres Loteng AKBP Nuroddin SIK, dan Dandim Praya yang diwakili Kapten Abdul Razak.

Sang Pencerah Muslim

Ketua Pagar Nusa NTB Murakip Usman selaku pelaksana utama menyinggung bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian NU atas maraknya paham-paham yang cenderung merusak kebudayaan setempat dan tidak jarang berakhir pada kekerasan.

Ikrar ini, kata Murakip, merupakan komitmen bersama melawan antiradikalisme. "Jauh sebelumnya sudah kita diskusikan bersama dengan semua pihak dan juga pihak kepolisian," katanya.

Ia mengucapkan rasa terima kasih sekaligus memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian dan TNI yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. NU, lanjut dia, merupakan pejuang dasar negara ini. Hal ini juga sebagai wujud silaturrahmi dengan mempertegas kembali bahwa NKRI sudah final.

"Kita harus bersama-sama melawan terhadap paham-paham radikal yang merasuki masyarakat. Ini adalah perjuangan kita bersama-sama sampai titik darah penghabisan untuk memperjuangkan dan mempertahankan NKRI.” (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Januari 2018

Aktivis Difabel: NU Harus Terdepan Respon Hak Penyandang Disabilitas

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Konsultan Program Peduli Pilar Disabilitas Asia Foundation Bahrul Fuad mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) harus terdepan dalam merespon isu disabilitas. Bersama dengan teman-teman aktivis disabilitas, Bahrul berupaya untuk menggagas Islam yang ramah disabilitas. Ia berharap NU bisa mengakomodasi hak-hak kelompok disabilitas.  

“Dan pintu masuknya yang paling cocok memang NU karena NU sangat terbuka dalam hal ini,” kata Bahrul usai acara pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Halaman Masjid Hubbul Wathon Mataram, Kamis (23/11).

Ia mengungkapkan, sebelumnya ia juga pernah mengungkap gagasannya ini kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Setelah mendapatkan penjelasan tentang Islam ramah disabilitas, Kiai Said tertarik untuk membawa isu tersebut ke dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017.

Aktivis Difabel: NU Harus Terdepan Respon Hak Penyandang Disabilitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Difabel: NU Harus Terdepan Respon Hak Penyandang Disabilitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Difabel: NU Harus Terdepan Respon Hak Penyandang Disabilitas

Diantara hak-hak disabilitas dalam akses layanan peribadatan yang seharusnya diperhatikan adalah arsitek masjid, tempat wudlu, dan khutbah Jum’at. Semua itu juga harus didisain sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas.

“(Khutbah Jum’at) Yang harus ada running text nya untuk temen-temen yang tuli misalnya,” ucapnya.

Selain itu, Aktivis Difabel tersebut mengungkapkan, selama ini fikih itu bias terkait disabilitas. Seperti bagaimana cara orang yang tidak memiliki tangan dan kaki berwudlu. 

Sang Pencerah Muslim

“Mereka bingung juga karena syarat wudlu harus membasuh tangan dan kaki,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menjelaskan, banyak penyandang disabilitas yang tidak mendapatkan informasi terkait dengan fikih disabilitas. Mungkin ada fikih di dalam kitab-kitab fikih klasik, namun itu tidak tersosialisasikan dengan baik sehingga penyandang disabilitas tidak mengetahuinya.

Baginya, Al-Qur’an itu sangat menghormati dan memuliakan penyandang disabilitas. Hal itu bisa dilihat dari ditegurnya Nabi Muhammad oleh Allah karena bermuka masam dan memalingkan wajahnya saat Abdullah bin Ummi Maktum yang buta datang menghampirinya. Itu terdokumentasikan di dalam Surat ‘Abasa.

 “Ini menunjukkan posisi teman-teman difabel sama dengan yang lain dan harus mendapatkan perlakuan yang sama,” cetusnya. 

Salah satu tema yang dibahas di dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 ini adalah Konsep Fikih Penyandang Disabilitas. (Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Sejarah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 23 November 2017

Sarbumusi: Hukum dan Aturan Ketenagakerjaan Harus Berpihak pada Buruh

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Ketua Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Anggota Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Nahdlatul Ulama (DPP K Sarbumusi NU) Suhandoko, di Jakarta, Selasa (4/10) menyatakan, hukum dan peraturan harus berpihak pada buruh.

"Hukum dan aturan peraturan perburuhan selama ini belum pernah ditegakan dan berpihak bagi buruh. Kita bisa melihat esensi berbagai undang-undang ketenagakerjaan dan sistem pengupahan. Outsourcing (alih daya) masih saja berjalan dan semakin merajalela bahkan sampai ke istana," ujar dia.

Sarbumusi: Hukum dan Aturan Ketenagakerjaan Harus Berpihak pada Buruh (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarbumusi: Hukum dan Aturan Ketenagakerjaan Harus Berpihak pada Buruh (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarbumusi: Hukum dan Aturan Ketenagakerjaan Harus Berpihak pada Buruh

Berkaitan dengan itu, Handoko menyayangkan para pembuat undang-undang yang tak pernah berpihak pada buruh yang membayar mereka. "Mereka kita bayar untuk mewakili kita di tempat-tempat terhormat seperti di Senayan untuk membuat undang-undang. Tapi kenapa ketika undang-undang diselesaikan tak pernah dijalankan sesuai hukum dan aturan dan berpihak bagi buruh?" Handoko mempertanyakan.

Hal tersebut, imbuhnya, menjadi ironi. "Lihatlah perlakuan para pekerja yang ada di Senayan dan Medan Merdeka tehadap orang-orang berduit dan pemilik uang. Bahkan kepada mereka yang selama ini tidak bayar pajak pun mereka memberi ampunan. Tentu saja ini terasa sangat menyakitkan. Tapi kenapa pada buruh seolah tak ada ampunan? Contoh kecil ketika terlambat bayar listrik hanya dua hingga tiga bulan, jaringan diputuskan. Anak-anaknya telat bayar iuran tak boleh ikut ujian," paparnya.

Sang Pencerah Muslim

Persoalan lain, menurut dia adalah kemiskinan di berbagai bidang yang membuat buruh tidak sejahtera. "Jika buruh disuruh berwirausaha. Tingkat keberhasilan sangat rendah. Kenapa? Mereka itu miskin segalanya, mulai dari modal, teknologi, keahlian, pemasaran dan teknologi, seperti kebanyakan masyarakat miskin lainnya di Indonesia. Modal tanpa bimbingan dan keahlian hanya akan membawa mereka pada jurang kemiskinan yang makin dalam," ujar dia lagi.

Salah satu jalan terbaik bagi tercapainya kesejahteraan buruh adalah aturan ketenagakerjaan yang berpihak pada buruh, selain mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia mendatang untuk mumpuni, demikian Suhandoko. (Gatot Arifianto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 04 November 2017

Menteri Agama Tegaskan Toleransi adalah Kebutuhan

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Toleransi tidak cukup hanya dipahami dan dilakukan tetapi juga dibutuhkan. Karena kita beragam, maka sesuatu yang beragam ini membutuhkan sesuatu untuk disikapi dengan toleransi. Toleransi ini adalah kebutuhan, di dalamnya ada kesediaan diri dan kemampuan untuk memahami perbedaan sekaligus menghargai perbedaan tersebut. Sehingga masing-masing kita tetap harmonis dan ada dalam keselamatan.

Menteri Agama Tegaskan Toleransi adalah Kebutuhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Menteri Agama Tegaskan Toleransi adalah Kebutuhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Menteri Agama Tegaskan Toleransi adalah Kebutuhan

Demikian disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional yang mengetengahkan tema Memelihara Toleransi dalam Masyarakat Majemuk yang diselenggarakan Pusat Studi Agama-Agama Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Rabu (10/8). Menag mengapresasi tema yang diangkat, karena sangat sesuai dengan konteks Indonesia yang plural.

"Ini yang saya maknai dengan toleransi," jelas Menag.

Dalam pandangannya, dalam iklim kita, toleransi ini sangat dinamis karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membentuknya. Belakangan ini, persoalan toleransi ini sangat kompleks karena kita hidup di dunia yang tanpa batas, kita hidup didunia yang mendunia (menglobal). Daratan menjadi menyusut tetapi manusia bertambah banyak, sehingga banyak persaingan yang muncul dan menjadi semakin ketat.

"Dengan era digital yang menjadi kebutuhan manusia, menjadikan persaingan semakin erat. Kehidupan sekarang menjadikan banyak orang semakin stres (bahkan dimulai ketika bangun tidur). Saya ingin menggambarkan bahwa tekanan kita sebagai manusia semakin berat. Lalu bagaimana kita menyikapi perbedaan? Karena saat ini banyak orang yang mudah tersulut emosi dengan hal-hal yang kecil bukan urusan prinsipil," ujar Menag.

Sang Pencerah Muslim

Tantagan yang dihadapi dalam masyarakat majemuk ini, ujar Menag, adalah tentang pemahanan kita tentang toleransi itu. Ada pengertian di dalam beberapa agama yang memiliki pemikiran bahwa semua orang harus menjadi sama (homogen), tetapi menurut Menag bukan itu yang menjadi keinginan Tuhan.

"Dalam agama saya mengajarkan bahwa Tuhan itu menghendaki keberagaman. Perlu dibedakan sisi dalam dan luar. Sisi dalam adalah hal yang berdasarkan tentang esensial dari agama, sisi luar adalah yang lahiriah (cara peribadatan)," ucap Menag.

Sang Pencerah Muslim

Berbicara dari sisi luar, terang Menag, banyak cara beribadah (dalam satu agama saja, banyak cara kita beribadah). Tetapi jika berbicara sisi dalam, dalam setiap agama sama, misalnya berbicara tentang keadilan, HAM, persamaan di depan hukum, jangan mencuri, dan lainnya.

"Setiap agama memiliki esensi yang sama, sehingga tantangan yang harus diwujudkan setiap agama adalah berbicara tentang sisi dalam yaitu tentang esensi. Sehingga toleransi dapat terwujud di tengah-tengah masyarakat. Konflik yang sering muncul adalah karena sisi luar dari setiap agama banyak dimunculkan," ucap Menag.

Tantangan yang lain, lanjut Menag, adalah terlalu berlebihan memaknai toleransi. Karena terlalu semangat bertoleransi menyebabkan agama menjadi sama dan tidak dapat dibedakan. Perilaku membangun toleransi dapat mendapatkan ancaman ketika toleransi dipahami secara berlebihan sehingga keyakinan itu menjadi terganggu.

"Prinsipnya adalah toleransi tetap terjadi, namun aqidah setiap agama tetap terjaga. Inilah yang harus kita sikapi dengan arif dan bijaksana agar kehidupan yang beragam tetap terjaga," tutur Menag. (Kemenag/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Ulama Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 21 Oktober 2017

Warga Solo Rebutan Gunungan Grebeg Syawal

Solo, Sang Pencerah Muslim. Seperti halnya di Yogyakarta yang menggelar Grebeg Syawal, Keraton Solo mengadakan upacara serupa yang dihelat di halaman depan Masjid Agung Solo, Jumat (9/8). Acara dimulai dengan kirab prajurit Keraton Solo dari  halaman Keraton Solo menuju Masjid Agung Solo.

Barisan prajurit Keraton Solo yang berpakaian warna hitam itu berjalan diiringi tabuhan drum band (Corobalen) khas Keraton Solo. Di belakang arakan prajurit, diarak dua gunungan besar yang diusung beberapa abdi dalem.

Warga Solo Rebutan Gunungan Grebeg Syawal (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga Solo Rebutan Gunungan Grebeg Syawal (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga Solo Rebutan Gunungan Grebeg Syawal

Dua gunungan itu masing-masing bernama jaler dan estri (laki-laki dan perempuan). Gunungan berbentuk lancip menyerupai tumpeng yang berisi berbagai sayuran seperti kacang, wortel dan terung itu bernama jaler. Sedangkan gunungan estri berbentuk agak bulat menyerupai kubah yang berisi rengginang.

Sang Pencerah Muslim

Sesampainya di Masjid Agung, dua gunungan itu diletakkan di halaman masjid. Gunungan itu didoakan oleh Tafsir Anom atau takmir Masjid Agung. Usai didoakan ratusan warga menyerbu gunungan

Sang Pencerah Muslim

Dengan berharap berkah, mereka berebut mengambil rengginang yang habis dalam waktu sekejab. Bahkan sebagian warga masih mencari sisa-sisa rengginang meski kerangka gunungan telah diambil.

“Ini merupakan ritual tahunan sebagai wujud kedekatan Keraton Solo dengan masyarakat dan Masjid Agung. Isi gunungan itu semuanya hasil bumi,” jelas Kerabat Keraton, KRMH Satriyo Hadinagoro.

Sementara itu, gunungan jaler diarak kembali oleh abdi dalem menuju halaman Keraton Solo. Ratusan warga yang menunggu gunungan tersebut langsung berebut mengambil sayur-sayuran hasil bumi itu. “Saya mengambil kacang panjang dengan harapan bisa sehat dan selamat,” ucap Slamet, salah satu warga. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Nusantara, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Kamis, 05 Oktober 2017

KH Said Aqil Siroj Kembali Terpilih sebagai Ketum PBNU

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Para muktamirin kembali mempercayai KH Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum PBNU periode 2015-2020. Ia mendapat suara terbanyak pada pemilihan langsung di sidang utama Alun-alun Jombang, pada Kamis (6/8) dini hari. ?

KH Said Aqil Siroj Kembali Terpilih sebagai Ketum PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Said Aqil Siroj Kembali Terpilih sebagai Ketum PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Said Aqil Siroj Kembali Terpilih sebagai Ketum PBNU

Berikut perolehan suara dari dari beberapa calon. KH Said Aqil Siroj dipilih 207 muktamirin. Sedangkan H As’ad Said Ali dipilih 107 muktamirin. Disusul KH Salahuddin Wahid 10 suara.

Sebelumnya, di tempat yang sama, pada Rabu malam (5/8), KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) ditetapkan sebagai Rais Aam PBNU oleh 9 kiai Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Sementara KH Makruf Amin ditetapkan sebagai Wakil Rais Aam PBNU. (Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Santri, Sunnah Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Rabu, 20 September 2017

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara

Malang, Sang Pencerah Muslim. Ada banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Santri. Cara yang sedikit berbeda, salah satunya adalah event Lingsir Wengi yang diadakan di Pesantren Al Amin, Sukosari, Kabupaten Malang, Jumat (27/10) malam. Para santri, ustadz, dan kiai tumpah ruah pada kegiatan yang diselenggarakan BEM IAI Al Qolam dan Komunitas Sabda Perubahan.

Menjadi unik adalah karena acara tersebut, walaupun diselenggarakan di pesantren, berupa semacam pagelaran budaya. Mengambil momentum Hari Santri, kegiatan tersebut mengambil tema Nracak Jejak Wali (Menapaki Jejak Walisanga).

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara

Athok Lukman, dosen IAI Alqolam yang juga penggagas acara, mengatakan nama Lingsir Wengi diambil dari kidung Sunan Kalijaga. Dalam kidungnya, Sunan Kalijaga selalu memadukan nilai-nilai kehidupan dan nilai sufistik keislaman.

"Kita (kami, Red) ingin mempertahankan budaya Nusantara, karena budaya Nusantara adalah mutiara yang membuat kita sulit melupakan. Terlalu tinggi nilai kandungannya untuk tidak dirawat dan di pelihara," kata Gus Athok, sapaan akrabnya.

Sang Pencerah Muslim

Lingsir wengi yang baru pertama kali diadakan, direncanakan digelar setiap bulan. Tujuannya untuk nguri-nguri (memelihara) budaya Nusantara ditengah arus modernisasi yang kian menjadi-jadi.

“Karenanya, di acara ini aneka macam seni ditampilkan. Mulai orasi budaya, musikalisasi puisi, tari tradisional, teater,” tambah Gus Athok.

Sang Pencerah Muslim

Hadir dalam acara Lingsir Wengi edisi pertama KH Abdullah Syam (Pendiri Pesantren Rakyat); M. Yasin Arif (Pendiri Sabda Perubahan); dan Ahmad Dhofir Zuhri (Rektor STF Al-Farabi). Sementara para penampil adalah perwakilan komunitas dan organisasi seperti JNM (Jaringan Nahdliyin Muda), Lakpesdam NU Kabupaten Malang, PMII Cabang Kab.Malang, GMNI, UKM Teater, Platinum, Mapala, As-Surur. 

Athiya, salah satu tim Lingsir Wengi mengatakan, adanya acara seperti ini diharapkan mampu membendung budaya luar yang kurang bagus.

"Acara ini murni diselenggarakan untuk menghidupkan kembali budaya luhur warisan para wali di tengah arus westernisasi,” kata Athiyah.

Sementara KH Abdullah Sam dalam orasi budayanya, banyak menyinggung pentingnya menjaga NKRI.

"Selama anak-anak muda menjaga kebudayaan maka NKRI tidak akan terjajah oleh asing," katanya penuh semangat.

Salah satu penampilan yang membetot perhatian adalah pembacaan puisi karya Yasin Arif. Puisi yang dibacakan penuh dengan penghayatan ini berjudul Zaman Terkutuk. Berikut petikannya:

Aku terseret-seret zaman milenial

Telpon pintarku tiada henti merantai tangan

Hangat kebersamaan mendadak sunyi

Ramai-ramai kita menunduk pada layar

Gelombang kata-kata tanpa makna

membludak dari mulut cuma-cuma

Pendapat berhamburan tanpa nalar

Budaya tak menghidupkan jiwa

Anak muda mengkritik tanpa membaca

Guru berteori tanpa menginjak bumi

Tren menjadi konsumsi sehari-hari

Arus menggerus akar tradisi

Hidup tak berguna tak apa asal kaya

Kekayaan maha segala-galanya

Kekayaan menjadi puncak cita-cita

Kekayaan harkat dan martabat manusia.(Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock