Solo, Sang Pencerah Muslim. Seperti halnya di Yogyakarta yang menggelar Grebeg Syawal, Keraton Solo mengadakan upacara serupa yang dihelat di halaman depan Masjid Agung Solo, Jumat (9/8). Acara dimulai dengan kirab prajurit Keraton Solo dari  halaman Keraton Solo menuju Masjid Agung Solo.
Barisan prajurit Keraton Solo yang berpakaian warna hitam itu berjalan diiringi tabuhan drum band (Corobalen) khas Keraton Solo. Di belakang arakan prajurit, diarak dua gunungan besar yang diusung beberapa abdi dalem.
Warga Solo Rebutan Gunungan Grebeg Syawal (Sumber Gambar : Nu Online) |
Warga Solo Rebutan Gunungan Grebeg Syawal
Dua gunungan itu masing-masing bernama jaler dan estri (laki-laki dan perempuan). Gunungan berbentuk lancip menyerupai tumpeng yang berisi berbagai sayuran seperti kacang, wortel dan terung itu bernama jaler. Sedangkan gunungan estri berbentuk agak bulat menyerupai kubah yang berisi rengginang.Sang Pencerah Muslim
Sesampainya di Masjid Agung, dua gunungan itu diletakkan di halaman masjid. Gunungan itu didoakan oleh Tafsir Anom atau takmir Masjid Agung. Usai didoakan ratusan warga menyerbu gununganSang Pencerah Muslim
Dengan berharap berkah, mereka berebut mengambil rengginang yang habis dalam waktu sekejab. Bahkan sebagian warga masih mencari sisa-sisa rengginang meski kerangka gunungan telah diambil.“Ini merupakan ritual tahunan sebagai wujud kedekatan Keraton Solo dengan masyarakat dan Masjid Agung. Isi gunungan itu semuanya hasil bumi,†jelas Kerabat Keraton, KRMH Satriyo Hadinagoro.
Sementara itu, gunungan jaler diarak kembali oleh abdi dalem menuju halaman Keraton Solo. Ratusan warga yang menunggu gunungan tersebut langsung berebut mengambil sayur-sayuran hasil bumi itu. “Saya mengambil kacang panjang dengan harapan bisa sehat dan selamat,†ucap Slamet, salah satu warga.Â
Redaktur   : A. Khoirul Anam
Kontributor: Ajie Najmuddin
Dari Nu Online: nu.or.id
Sang Pencerah Muslim Sunnah, Nusantara, Pendidikan Sang Pencerah Muslim