Tampilkan postingan dengan label RMI NU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RMI NU. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 Januari 2018

Tokoh Agama Berharap Pilkada NTT Berlangsung Damai

Kupang, Sang Pencerah Muslim. Tiga Tokoh Agama Nusa Tenggara Timur (NTT) minta pelaksanaan Pemilukada Propinsi NTT yang akan berlangsung pada 18 Maret berlangsung damai. 

Tiga tokoh agama yakni ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT H Abdul Kadir Makarim, Romo Geradus Duka dan Pandeta Ishak Hendrik dalam dialog Pilkada damai yang di selenggarakan oleh Komunitas Peacemaker dari Kaum Muda Lintas Agama Kupang dengan tema “Cerdas Memilih, Jaga NTT Tetap Damai” berlangsung di Aula Hotel Ina Boi Kupang, Sabtu (3/3/2013) Pukul 15:00-19:00 Wita.

Tokoh Agama Berharap Pilkada NTT Berlangsung Damai (Sumber Gambar : Nu Online)
Tokoh Agama Berharap Pilkada NTT Berlangsung Damai (Sumber Gambar : Nu Online)

Tokoh Agama Berharap Pilkada NTT Berlangsung Damai

H Abdul Kadir Makarim, dalam diskusinya mengingatkan kaum muda NTT agar lebih tegas dan mampu untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. 

Sang Pencerah Muslim

“Masayarakat NTT sudah jenuh dengan tokoh politik NTT yang dalam berpolitik masih mengandalkan sifat primordialisme. Sifat primordialisme kita hindarkan sehingga pendidikan politik lebih tersentuh dengan keragaman demi menuju NTT yang lebih baik, lebih bermartabat,” jelasnya.

Romo Geradus Duka, dalam paparan materinya menegaskan dua hal penting yakni realitas politik dan solusi politik. Ia menilai secara pejoratif politik yang terjadi di NTT, sebab masyarakat NTT sering mengalami berbagai persoalan. 

Sang Pencerah Muslim

Sebagai tokoh agama ia tidak menginginkan adanya berbagai persoalan yang tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.

Sementara Pandeta Ishak Hendrik dalam kesemapatan yang sama menegaskan hakekat masyarakat NTT adalah masyarakat plural yang penuh dengan kebersamaan dalam mengedepankan hidup kedamaian.

Ia meminta hakekat pluralisme ditingkatkan. Hal itu sudah menjadi kewajiban dalam menjaga kerukunan umat beragama. 

“Pilkada NTT jangan menodai keberadaan kita. Berpolitik jangan mengandalkan suku, agama, ras dan lain-lainnya. Berpolitik yang lebih santun dan lebih akan berdampak pada pendidikan kepada generasi penerus NTT,” katanya.

Anggota Komisi Pemilihan Umum NTT Tanti Adoe, berharap pesta demokrasi Pilgub NTT dapat berjalan aman, damai dan berwibawa sesuai dengan amanat undang-undang.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Ajhar Jowe

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, RMI NU, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 07 Januari 2018

Kiai Raden Asnawi saat Bertamu ke Pemilik Perusahaan Rokok

Imam Ali bin Abi Thalib pernah mengajarkan, "Bajumu akan memuliakanmu sebelum engkau duduk, sedangkan ilmumu akan memuliakanmu setelah engkau duduk."

Seorang kiai yang sangat alim dari Kudus bernama Kiai Raden Asnawi berkeinginan membuktikan kebenaran ucapan Imam Ali tersebut. Suatu saat beliau bertandang ke rumah salah seorang pemilik perusahaan rokok di kota itu. Ia bernama Turaikhan. Kiai Asnawi mendatangi rumah Turaikhan dengan pakaian biasa layaknya orang umum, tidak berpakaian yang seperti biasa beliau pakai.

Kiai Raden Asnawi saat Bertamu ke Pemilik Perusahaan Rokok (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Raden Asnawi saat Bertamu ke Pemilik Perusahaan Rokok (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Raden Asnawi saat Bertamu ke Pemilik Perusahaan Rokok

Saat sampai di sana beliau ditemui oleh seorang pembantu. Kepada pembantu itu beliau minta bertemu dengan sang juragan, Turaikhan. Maka sang pembantu masuk untuk menyampaikan keinginan tamunya. Sementara Kiai Asnawi duduk menunggu di ruang tamu. Namun hingga sekian lama sang pemilik rumah belum juga keluar. Maka Kiai Asnawi bangkit dan  segera pulang.

Tak berapa lama kemudian beliau kembali mendatangi rumah Turaikhan. Kali ini beliau berpakaian rapi dan mewah; berjas dengan rantai kecil menghias di dadanya. Beliau juga mengendarai seekor kuda yang besar dan gagah. Saat itu kuda adalah tunggangan kalangan papan atas.

Sesampainya di depan rumah Turaikhan, Kiai Asnawi tak segera turun. Sementara pemilik rumah yang mendengar ada suara kuda di depan rumahnya segera beranjak ke luar untuk menyambut tamunya. Dan betapa terkejutnya ia ketika mengetahui yang datang seorang kiai besar yang sangat dihormati. Maka dengan segera dan penuh senang hati Turaikhan mempersilakan Kiai Asnawi untuk masuk rumah.

Sang Pencerah Muslim

Namun di luar dugaan Kiai Asnawi menolak seraya berkata, "Aku tak mau, aku mau pulang saja. Tadi aku datang ke rumahmu dengan pakaian biasa ditemui seorang pembantu dan aku menunggumu lama tak segera keluar. Kini setelah aku berpakaian seperti ini dan menunggang kuda engkau segera keluar menemuiku. Tidak, aku tak mau. Engkau tidak menyambut dan menghormatiku, engkau hanya menyambut dan menghormati kudaku."

 

(Diceritakan oleh KH. Subhan Makmun dalam kajian kitab "Tafsir Munir" di Islamic Center Brebes)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim RMI NU, Hadits, Budaya Sang Pencerah Muslim

Kamis, 28 Desember 2017

Menyikapi Kondisi Bangsa Masa Kini

Maasyiral musliminrahimakumullah

Fenomena pelanggaran terhadap perintah Allah kini sudah nampak sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara kita.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Menyikapi Kondisi Bangsa Masa Kini (Sumber Gambar : Nu Online)
Menyikapi Kondisi Bangsa Masa Kini (Sumber Gambar : Nu Online)

Menyikapi Kondisi Bangsa Masa Kini

Hadirin rahimakumullah

Adalah sebuah kewajiban bagi setiap khotib disetiap mengawali khutbah untuk mengajak dan mengingatkan para jamaah agar selau meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita bersama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Nya dalam sebuah bentuk perilaku menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Nya. Apabila hal ini dapat kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari hari dengan rasa penuh keikhlasan maka niscaya kehidupan kita akan senantiasa dalam naungan dan ridhoNya. Akan berbeda sekali dengan kehidupan orang orang yang selalu melanggar perintah Allah yang kehidupan mereka penuh dengan kemaksiatan, ketidak cukupan dan jauh dari ketentraman.

Maasyiral musliminrahimakumullah,

Fenomena pelanggaran terhadap perintah Allah kini sudah nampak sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara kita. Kita tahu dan lihat bersama-sama melalui berita di media cetak dan elektronik bagaimana sekarang ini para pesohor dan pejabat dinegeri ini nampak nyata melakukan praktek-praktek yang melanggar perintah Allah SWT yaitu korupsi. Sebuah kata yang mungkin sangat familiar di telinga kita yang setiap hari di bicarakan dimana mana ketika kita bertemu dengan orang orang disekitar kita.

Sang Pencerah Muslim

Korupsi merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Korupsi bukan saja menyengsarakan orang yang melakukan korupsi saja, namun orang lain pun akan merasakan kesengsaraan juga. Praktek korupsi yang dilakukan oleh para pesohor dan pejabat di negeri ini sudah sangat memprihatinkan. Mereka mengambil hak hak warga untuk hidup sejahtera dengan memperkaya diri sendiri ataupun golongan mereka. Mereka sudah melupakan bahwa mereka adalah orang yang diberi amanah oleh bangsa untuk mengelola negeri ini untuk menjadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. Mereka sudah melupakan janji mereka sendiri ketika mereka menginginkan jabatan sebagai seorang pemimpin.

Dengan melihat fenomena ini, muncul pertanyaan pertanyaan instropektif apakah masih pantas bagi mereka untuk menjadi pemimpin pemimpin kita? Apakah pantas orang yang korupsi dan merugikan bangsa, kita percaya lagi untuk menjadi suri tauladan kita?.

Maasyiral musliminrahimakumullah,

Sang Pencerah Muslim

Mungkin kita sudah merasa jenuh terhadap janji-janji mereka. Mungkin kita juga merasa bosan dengan kelihaian mereka dalam merangkai dan memainkan kata manis untuk mencari cari alasan pembenaran. Oleh karena itu, Kita harus bersikap bijak dalam menentukan siapa yang akan kita titipi amanah untuk menjalankan pemerintahan negara kita. Kita haruslah memilih pemimpin yang benar benar bisa mempraktekkan apa yang mereka katakan. Janganlah kita memilih pemimpin yang dengan berkedok kesolehan dan anti korupsi namun dalam prakteknya jauh dari apa yang disampaikan. Allah SWT sangat membenci orang orang yang tidak sesuai dengan apa yang dikatakan sebagaimana firmannya dalam QS: As Shaaf : 3 :

? ? ? ? ? ? ? ?

"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."

Maasyiral musliminrahimakumullah,

Tinggalkan korupsi mungkin sebuah kata yang mudah untuk diucapkan. Namun pada prakteknya hal ini sangat susah untuk dilakukan. Manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki nafsu dan memiliki keinginan. Ketika kebutuhan hidup semakin tinggi sementara pendapatan tidak mencukupi maka sering manusia menggunakan sifat syaitoniyyah untuk melakukan tindakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang salah satunya adalah praktek korupsi.

Namun Maasyiral musliminrahimakumullah,

Bila kita selalu berpegang teguh pada agama dan yakin bahwa setiap gerak kehidupan kita selalu di awasi oleh Allah, maka tentunya kita dapa mengontrol perilaku mana yang baik dan perilaku mana yang buruk. Kita haruslah memulai kebaikan dari diri kita sendiri yang kemudian akan menyebar pada keluarga kita dan akhirnya akan meluas kepada masyarakat yang ada disekitar kita. Oleh karena itu, Marilah kita bersama menjauhi praktek praktek korupsi supaya kita terhindar dari siksaan api neraka yang bahan bakar dari api neraka itu adalah orang orang yang melakukan maksiat kepada Allah dengan melakukan hal hal yang dilarangNya. Hal ini termaktub dalam QS : At- Tahrim : 6

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. .

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."



Dari ayat ini kita juga dapat mengambil hikmah untuk selalu mengingatkan kepada keluarga kita, anak anak kita untuk menjauhi siksa api neraka dengan mendidik mereka untuk selalu ingat kepada Allah SWT dengan menjauhi praktek praktek kehidupan yang dilarang oleh Allah yang salah satunya adalah perilaku korupsi. Keturunan keturunan kita hendaklah dididik dengan benar untuk berperang melawan korupsi yang pada akhirnya nanti dapat meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa dengan bersih untuk mensejahterakan warga sehingga pemerintahan yang bersih bukan hanya slogan belaka.



Maasyiral musliminrahimakumullah,

Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini akan kita pertanggungjawabkan besok di hari akhir. Mungkin kita bisa membuat rekayasa pertanggungjawaban didunia. Namun diakhirat nanti kita tidak bisa merekayasa pertanggungjawaban di sisi Allah SWT. Kita tidak memiliki daya karena mulut kita tidak bisa berbicara bohong seperti semasa kita hidup didunia. Tangan kitalah yang akan berbicara dengan disaksikan oleh kedua kaki kita. Hal ini sudah diingatkan oleh Allah SWT sebagaimana firman Nya dalam QS Yasiin : 65

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

" Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan."

Maasyiral musliminrahimakumullah,

Diakhir khutbah ini, marilah kita bersama sama berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk selalu meninggalkan perbuatan buruk dan selalu menyebarkan perilaku perilaku yang baik sehingga tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita akan jauh dari praktek korupsi dan dapat berjalan sesuai dengan tuntunan yang ada dalam Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Amin.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. Khutbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?..

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?..

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. Penulis: Muhammad Faizin, S.Pd ( Sekretaris LTN NU Kabupaten Pringsewu) Redaktur: Ulil Hadrawy. Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Rabu, 20 Desember 2017

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Pertemanan dan persahabatan pada masa remaja adalah salah satu hal terindah yang diperoleh oleh para pelajar di sekolah lanjutan. Kenangan pada keduanya, dapat membuahkan hasil positif bila ditindaklanjuti dengan baik dan benar.

Dengan penalaran di atas, meski tak dapat lagi disebut sebagai remaja (bahkan anak-anak mereka pun kini sudah remaja), para alumnus SMPN 1 Kudus angkatan 1986 dan SMAN 1 Kudus angkatan 1989 mencoba melanggengkan kenangan indah tersebut dengan memberikan beasiswa pendidikan dan saling membantu antar sesamanya.

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu (Sumber Gambar : Nu Online)
Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu (Sumber Gambar : Nu Online)

Bantu Sesama dengan Beasiswa untuk yang Kurang Mampu

Ide pemberian beasiswa dan tekad untuk saling membantu dalam menghadapi pergulatan hidup ini tercetus dalam reuni mereka yang digelar pada tanggal 23 September lalu, bertempat di Omah Mode Jl. Ahmad Yani No. 38 Kudus.

Sang Pencerah Muslim

Acara Reuni ini dihadiri oleh sekitar seratusan alumni angkatan tersebut. Acara ini terselenggara atas prakarsa Anief Wiharto sebagai ketua panitia dan Bambang Sugeng dengan dibantu oleh teman-teman lainnya.

Sang Pencerah Muslim

Nuruddin, Salah seorang alumni menyatakan, meskipun bersekolah di institusi negeri, namun jiwa religius tetap merupakan ciri para pelajar di Kudus sejak dahulu. Para siswa tetap menjalani rutinitas mengaji di madrasah, meskipun mereka sekolah di SMP Negeri.

"Jadi sampai sekarang, tidak aneh bila iklim religius tetap mewarnai pergaulan teman-teman. Termasuk dalam mewujudkan keinginan untuk bisa laing membantu dengan memberikan beasiswa dan kerjasama-kerjasama usaha," terang Nuruddin. (min)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Senin, 18 Desember 2017

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda

Oleh: Munawir Aziz,

Kiai Raden Asad Syamsul Arifin lahir pada 1897 M/1315 H di Syiib Ali, Makkah dari pasangan Raden Ibrahim dan Siti Maemunah. Ketika Asad kecil lahir, oleh ayahnya, bayi mungil itu langsung dipeluk untuk dibawa menuju Kabah. Jarak sejauh 200 meter antara Syiib Ali dan Kabah tidak menjadi halangan untuk membawa bayi ini mendekat ke pusaran suci umat muslim. Raden Ibrahim kemudian membisikkan adzan dan memberi bayi itu nama Asad.

Ketika berusia 13 tahun, Asad kecil mondok di Banyuanyar di bawah asuhan Kiai Abdul Majid dan KH. Abdul Hamid. Pada usia 16 tahun, Asad dikirim ayahandanya mengaji ke Makkah, tanah suci di mana ia dilahirkan. Ia belajar di Madrasah Shaulatiyyah. Selain itu, ia juga berguru kepada Sayyid Abbas al-Maliki, Syekh Hasan al-Yamani, Syekh Hasan Masyath, Syekh Bakir dan Syekh Syarif asy-Syinqithi. Ketika belajar di Makkah, Asad bersama kawan-kawannya yang berasal dari Nusantara, di antaranya: KH. Zaini Munim, KH. Ahmad Thoha, KH. Baidhawi Banyuanyar Pameksaan, dan beberapa santri lainnya.

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda (Sumber Gambar : Nu Online)
KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda (Sumber Gambar : Nu Online)

KH R. Asad Syamsul Arifin Mengawal Negara dari Tapal Kuda

Pada tahun 1924, setelah bertahun-tahun belajar di Makkah, Asad kembali ke kampung halaman. Ia merasa masih belum memiliki keilmuan yang cukup, meski keahlian ilmu agamanya sudah? tidak diragukan. Sebagaimana tradisi santri Nusantara, Asad kemudian meneruskan langkahnya untuk melakukan perjalanan ilmiah (rihlah ilmiyyah) sebagai santri petualang ilmu, dari pesantren satu ke pesantren lainnya. Kiai Asad mengaji tabarukkan di beberapa pesantren di tanah Jawa dan Madura, antara lain: Pesantren Sidogiri Pasuruan (asuhan KH. Nawawi), pesantren Siwalan Panji Buduran Sidoarjo (asuhan KH. Khazin), Pesantren an-Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura, Pesantren Kademangan Bangkalan (KH. Muhammad Cholil) dan Pesantren Tebu Ireng Jombang.

Sang Pencerah Muslim

Pengalaman mengaji di Makkah dan beberapa pesantren di Jawa-Madura membuat karakter pribadi serta keilmuan Kiai Asad menjadi mendalam. Akan tetapi, Pesantren Tebu Ireng lah yang paling membentuk kepribadian Kiai Asad. Ketika menyebut Kiai Hasyim Asari (1875-1947) dan Pesantren Tebu Ireng, Kiai Asad menunjukkan tadzim yang sangat tinggi. Di bawah asuhan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari, Kiai Asad menemukan karakter, wawasan, perspektif hingga semangat perjuangan untuk kemerdekaan. Di Tebu Ireng, Kiai Asad berkawan dengan? para santri pejuang, yang kelak menjadi garda depan Nahdlatul Ulama dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di antaranya, yakni KH. Wahab Chasbullah (1888-1971), KH. Bisri Syansuri (1886-1980), KH. Abbas Buntet (1879-1946), KH. Wahid Hasyim, dan beberapa kiai lainnya.

Mediator Pendirian NU

Sang Pencerah Muslim

Dalam proses pendirian Nahdlatul Ulama, peran Kiai Asad Syamsul Arifin sangat besar. Hal ini, karena beliaulah yang menjadi mediator antara Hadratus Syaikh Hasyim Asyari dan Syaichona Chalil Bangkalan. Pada masa menjelang berdirinya NU, Kiai Chalil Bangkalan mengutus Kiai Asad ke Tebu Ireng, untuk menemui Kiai Hasyim Asyari.

Pesan Syaichona Chalil kepada Kiai Hasyim Asyari berwujud perlambang-perlambang yang menggambarkan konteks dan filosofi di balik pentingnya kesatuan ulama. Kiai Asad diutus oleh Syaichona Chalil untuk menyampaikan sebuah tasbih dan ucapan surat Thaha (17-23), yang menceritakan mukjizat Nabi Musa dan tongkatnya—kepada Kiai Hasyim Asyari. Kemudian, peristiwa ini terulang kembali, ketika Syaichona Chalil mengirim Kiai Asad ke Tebu Ireng, untuk menyampaikan pesan berupa wirid "Ya Jabbar Ya Qahhar". Pesan simbolik berupa tasbih, surah Thaha dan wirid-wirid tersebut, mengandung maksud bahwa Syaichona Chalil merestui pendirian Nahdlatul Ulama dan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari menjadi pemimpin spritual ulama Nusantara. Peran penting Kiai Asad, menjadikan beliau sering disebut sebagai mediator berdirinya Nahdlatul Ulama.

Kiai Asad juga mengomando Laskar Sabilillah dan Hizbullah. Sosok Kiai Asad sangat disegani oleh ketiga laskar di kawasan Tapal Kuda, yakni anggota Laskar Sabilillah, Hizbullah dan Pelopor. Kharisma Kiai Asad menjadikan para kiai yang tergabung dalam barisan Laskar Sabilillah mendengarkan seluruh nasihat, wejangan dan komando Kiai Asad.? Para santri dan pemuda yang tergabung dalam barisan Laskar Hizbullah juga setia pada strategi dan komando yang diberikan Kiai Asad. Bahkan, para bandit yang bergerak dalam Barisan Laskar Pelopor juga sendika dawuh (tunduk) dengan perintah Kiai Asad. Kombinasi ketiga laskar inilah yang menjadi senjata ampuh untuk melawan penjajah di kawasan Tapal Kuda.

Kiai Asad bersama Kiai Abdus Shomad (sepupunya, pemimpin Seinin dan Keibodan), pada zaman Jepang, pernah mendapat kursus militer di Jember. Teknik dasar militer inilah yang menjadi pondasi strategi Kiai Asad dan beberapa kiai lainnya, dalam menyusun rencana perjuangan militer yang dipadukan dengan kekuatan santri (Hasan, 2003: 82-84).

Berjuang Mengawal Negeri

Sosok Kiai Asad Syamsul Arifin menjadi inspirasi bagi santri masa kini. Beliau memiliki keilmuan, kemampuan dan visi perjuangan yang lengkap. Kiai Asad memiliki kedalaman ilmu agama yang tidak diragukan, mengusai ilmu militer dan bela diri, serta berhasil mengomando para bandit agar membantu perjuangan santri dalam mengawal kemerdekaan Indonesia.

Dalam catatan Syamsul A Hasan (2003), salah satu kecerdikan Kiai Asad adalah kemampuannya dalam mengorganisir bajingan-bajingan, brandal dan jawara yang sebagian besar berasal dari kawasan Tapal Kuda. Para bandit dan jawara dari Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Jember, Lumajang dan Pasuruan dikumpulkan untuk diajak berjuang melawan penjajah Belanda. Barisan bandit ini, kemudian dihimpun sebagai dengan satu nama: "Pelopor". Barisan Pelopor ini, sering berpakaian serba hitam, mulai dari baju, celana, hingga tutup kepala. Mereka menggunakan senjata celurit, rotan dan keris. Uniknya, para jawara yang berada di barisan Pelopor ini, tunduk dan setia pada komando Kiai Asad Syamsul Arifin.

Kiai Asad memerintahkan para pejuang Pelopor bagian logistik untuk mengirim pejuang yang berada di hutan. Pasukan Pelopor, Sabilillah, Hizbullah, dan pasukan lain berjuang dengan strategi gerilya. Mereka masuk gunung dan keluar gunung, untuk menyerang pasukan Belanda, lalu mengamankan diri. Mereka menggunakan taktik: "serang dan lari"! Strategi ini dilakukan oleh para santri yang tergabung dalam pelbagai laskar, hingga Negara Republik Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda, pada Desember 1949.

Kiai Asad mengutus beberapa anggota pasukan Pelopor dan Sabilillah untuk mengambil senjata milik pasukan Belanda. Di kawasan Situbondo, tugas ini dikomando oleh Mawie dan Hamid, barisan Sabilillah. Menariknya, mereka merekrut para brandal yang siap berjuang untuk negara Indonesia. Pada malam hari, para brandal dan preman ini, mengambil senjata-senjata milik Belanda di beberapa Pabrik Gula (PG) kawasan Situbondo. Pada masa penjajahan, Pabrik Gula memegang peran vital sebagai lumbung ekonomi Belanda, hingga mendapat akses langsung ke birokrasi pusat. Di PG, para pekerja keamanan diberi fasilitas senjata. Setelah senjata terkumpul, kemudian dibagikan kepada anggota Pelopor, Sabilillah, Hizbullah, dan pejuang-pejuang lainnya.

Jaringan pejuang di kawasan Bondowoso dan Jember juga melakukan hal yang sama, merebut senjata dari pasukan Belanda. Para anggota Pelopor mengirim senjata ke markas pejuang Kiai Asad, dengan melewati hutan belantara. Strategi ini, agar misi ini tidak diketahui oleh pasukan Belanda. Setelah sampai di Sukorejo, senjata-senjata ini dikumpulkan, disimpan di bawah lumbung padi, dipendam di masjid, atau ditanam di kuburan (Hasan, 2003: 131-134).

Salah satu motivasi dan petuah penting Kiai Asad tentang perjuangan adalah bagaimana niat menjadi utama: "Perang itu harus niat menegakkan agama dan arebbuk negere (merebut negara), jangan hanya arebbuk negere! Kalau hanya arebbuk negere, hanya mengejar dunia, akhiratnya hilang! Niatlah menegakkan agama dan membela negara sehingga kalau kalian mati, akan mati syahid dan masuk surga!" (Rahman, 2015: 138).

Pemikiran, strategi dan teladan yang diwariskan oleh Kiai Asad Syamsul Arifin harus menjadi semangat bagi santri masa kini. Apa yang bisa dipetik dari kisah Kiai Asad? Bahwa santri harus tetap menjaga jalur pengetahuan (sanad) dengan para kiai, mendalami ilmu-ilmu agama yang menjadi benteng kokohnya Islam, merawat Nahdlatul Ulama, serta membela negeri ini kelompok yang ingin merusaknya. Semangat KH. Raden Asad Syamsul Arifin dapat menjadi pedoman bagi santri untuk menjaga negeri, mengawal kesatuan bangsa ini[].

Munawir Aziz adalah periset Islam Nusantara, Wakil Sekretaris LTN PBNU]

. Referensi:

Ahmad Sufiatur Rahman. KH. R. Asad Syamsul Arifin, Ksatria Kuda Putih Pejuang Negeri. Solo: Tinta Medina. 2015.

? Syamsul A Hasan. Kharisma Kiai Asad di Mata Umat. Yogyakarta: PP Salafiyyah Syafiyyah dan LKIS. 2003.? ?

M. Hasan Basri dan Chairul Anam. KH.R Asad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya. Sahabat Ilmu. 1994.

KH. Abdul Aziz Masyhuri. 99 Kiai Kharismatik Indonesia: Riwayat, Perjuangan dan Doa. Yogyakarta: Kutub. 2008.

?Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Syariah, RMI NU, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat

Ciamis, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menggebrak pasar Kalapasawit dengan shalawat pada Sabtu malam pada Jumat malam, (30/5). Kegiatan bertajuk “Ansor Bershalawat” itu tetap dikunjungi banyak orang kendati diguyur hujan.

“Ansor Bershalawat” digelar bersama Ustad Soleh ILHAM dari Yogyakarta (backing vocal Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf). Sebelumnya delapan orang anggota Jam’iyatul Qurra wal-Huffaz NU Kecamatan Lakbok membaca ayat suci Al-Quran. Kemudian dilajutkan dengan sambutan Ketua PC GP ANSOR Kabupaten Ciamis Dandeu Rifa’i Hilmi.

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat

Dalam sambutannya, Dandeu mengatakan, GP Ansor sebagai generasi penerus perjuangan NU harus siap siaga menghadapi problem masyarakat, khususnya di bidang keagamaan, “Dengan Gebyar shalawat ini, mari kita jaga pesan-pesan yang disampaikan oleh guru kita, KH Hasyim As’ari,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, PAC Kecamatan Lakbok yang dipimpin Hirzudin, harus mendampingi kegiatan-kegiatan masjid dan mushola supaya faham-faham Islam radikal tidak menembus kekuatan kita.

Sang Pencerah Muslim

“Ansor Bershalawat” tersebut dihadiri tidak kurang 1000. Turut hadir anggota GP Ansor Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, dan PAC Kecamatan Banjarsari.

Sebagai rangkaian kegiatan tersebut, sebelumnya telah digelar perlombaan tenis meja memperebutkan piala Karang Taruna kabupaten Ciamis. Para pemuda dan siswa tingkat SD/MI berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Selanjutnya tanggal 30 Mei digelar donor darah bersama PMI Kabupaten Ciamis dengan jumlah pendonor mencapai 20 orang dari unsur masyarakat dan pengurus GP Ansor. Lalu lomba hadroh tingkat SD/MI memperebutkan piala PC GP ANSOR Kabupaten Ciamis. Walapaun jumlah peserta hanya 7 grup, namun cukup menjadi perhatian masyarakat Lakbok.

Redaktur     : Abdullah Alawi

Kontributor : Ahmad Muhafidz

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Budaya, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Minggu, 17 Desember 2017

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Sekolah Menengah Pertama NU Putri Nawa Kartika di Kudus mengadakan pelatihan jurnalistik di aula sekolah. Pelatihan ini membekali keredaksian 27 siswi yang memikul tanggung jawab sebagai awak redaksi majalah dan majalah dinding (Mading) sekolahnya.

Dimulai pukul 09.00 hingga 15.30 Jum’at (2/5), pelatihan ini menghadirkan staf Humas Universitas Muria Kudus (UMK) Rosidi dan jurnalis sebuah harian Septina Nafiyanti sebagai narasumber.

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah

Rosidi yang juga pengurus ISNU Kudus lebih banyak berbagi mengenai bagaimana mengelola majalah sekolah dan mading.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga mendoronga peserta pelatihan agar terus berlatih menulis demi melahirkan karya-karya penulisan dalam pelbagai bentuknya.

“Selain berlatih terus menerus, Anda harus meyakinkan diri bahwa Anda bisa. Kalau sejak awal tidak memiliki keyakinan mampu menulis, maka Anda sudah memupuskan harapan menjadi penulis,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara Septina lebih banyak memberikan masukan serta petunjuk peliputan sebuah berita. Ia kemudian menerangkan cara mengorganisasikan data-data yang dihimpun dari lapangan melalui wawancara dan data-data pendukung lain untuk menjadi sebuah laporan. (Qomarul Adib/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Meme Islam, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock