Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Januari 2018

Jangan Pernah Menimbun

Kebutuhan manusia hidup akan makanan, minuman dan hal-hal yang menjadi kebutuhan setiap saat senantiasa harus bisa ia dapatkan dan ia peroleh, semisal saja beras yang menjadi kosumsi harian atau jenis makanan pokok yang lainnya. dikarenakan menjadi makanan pokok maka ia harus mendapatkannya meskipun dengan harga yang mahal.

Kelangkaan yang terjadi bukan hanya pada makanan pokok saja, melainkan jenis kebutuhan yang lain, seperti baru-baru ini kelangkaan gas elpiji, BBM, dan barang-barang yang lain. Kelangkaan ini sering dimanfaatkan oleh oknum usil yang sengaja menimbun barang, lalu disaat kelangkaan muncul ia akan menjual barang yang telah ia timbun dengan harga mahal, tidak seperti harga dipasaran, bahkan terkadang meningkat dua kali lipat dari harga biasanya.

Penimbunan ini tidak dibenarkan oleh Syara’ dikarenakan menimbulkan kemadharatan bagi orang lain, seseorang yang menimbun gas elpiji misalnya untuk maksud mendapatkan keuntungan lebih dari kelangkaan tersebut sangat tidak dibenarkan oleh syara’. Karena sebagaimana kita tahu gas elpiji merupakan salah satu jenis kebutuhan yang sangat fital, untuk memasak.

Jangan Pernah Menimbun (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Pernah Menimbun (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Pernah Menimbun

Dalam Islam telah dijelaskan akan larangan seseorang menimbun suatu barang sehingga mengakibatkan kelangkaan, lalu ia mengambil kesempatan tersebut dengan menaikkan harga barang yang diatas harga biasanya. Dalam Islam dikenal dengan istilah “IHTIKAR”, yaitu membeli barang (jenis apapun) lalu ia timbun sehingga terjadilah kelangkaan di pasaran yang mengakibatkan harga barang tersebut sangat mahal. Hadits Nabi yang diriwatkan oleh Ma’mar Bin Abdillah, Nabi bersabda:

? ? ? ?

Orang yang melakukan “IHTIKAR” adalah orang yang salah.

Sang Pencerah Muslim

Hadits ini memberi penjelasan akan larangan menimbun barang apapun, yang mengakibatkan kemadhorotan bagi orang lain, karena tidak disebutkan barang apa yang dimaksud oleh Nabi, maka secara umum mencakup jenis barang apapaun. Hanya saja ada hadits lain yang menyebutkan bahwa, yang dimaksud “barang yang ditimbun” adalah jenis makanan, yang menjadi kebutuhan pokok manusia.

Sebagian ulama’ mengkhususkan makanan pokok, sebagian mengatakan barang apapun seperti pakaian dan emas, ada juga yang mengatakan setiap barang yang ketika ditimbun bisa menyebabkan kemadharatan bagi orang.

Dalam hal ini, kelangkaan yang terjadi disekitar kita adalah kebutuhan sehari-hari dan mengakibatkan kemadharatan, mencakup jenis sembako, minyak gas dan jenis yang lain. Barang siapa yang menimbun barang apapun khususnya kebutuhan pokok maka tidak diperbolehkan oleh syara’, sedangkan larangan dari syara’ secara umum adalah haram, maka menimbun barang atau kebutuhan pokok hukumnya adalah haram. (Pen. Fuad H/ Red. Ulil H)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Makam, Budaya, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Minggu, 07 Januari 2018

Kiai Raden Asnawi saat Bertamu ke Pemilik Perusahaan Rokok

Imam Ali bin Abi Thalib pernah mengajarkan, "Bajumu akan memuliakanmu sebelum engkau duduk, sedangkan ilmumu akan memuliakanmu setelah engkau duduk."

Seorang kiai yang sangat alim dari Kudus bernama Kiai Raden Asnawi berkeinginan membuktikan kebenaran ucapan Imam Ali tersebut. Suatu saat beliau bertandang ke rumah salah seorang pemilik perusahaan rokok di kota itu. Ia bernama Turaikhan. Kiai Asnawi mendatangi rumah Turaikhan dengan pakaian biasa layaknya orang umum, tidak berpakaian yang seperti biasa beliau pakai.

Kiai Raden Asnawi saat Bertamu ke Pemilik Perusahaan Rokok (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Raden Asnawi saat Bertamu ke Pemilik Perusahaan Rokok (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Raden Asnawi saat Bertamu ke Pemilik Perusahaan Rokok

Saat sampai di sana beliau ditemui oleh seorang pembantu. Kepada pembantu itu beliau minta bertemu dengan sang juragan, Turaikhan. Maka sang pembantu masuk untuk menyampaikan keinginan tamunya. Sementara Kiai Asnawi duduk menunggu di ruang tamu. Namun hingga sekian lama sang pemilik rumah belum juga keluar. Maka Kiai Asnawi bangkit dan  segera pulang.

Tak berapa lama kemudian beliau kembali mendatangi rumah Turaikhan. Kali ini beliau berpakaian rapi dan mewah; berjas dengan rantai kecil menghias di dadanya. Beliau juga mengendarai seekor kuda yang besar dan gagah. Saat itu kuda adalah tunggangan kalangan papan atas.

Sesampainya di depan rumah Turaikhan, Kiai Asnawi tak segera turun. Sementara pemilik rumah yang mendengar ada suara kuda di depan rumahnya segera beranjak ke luar untuk menyambut tamunya. Dan betapa terkejutnya ia ketika mengetahui yang datang seorang kiai besar yang sangat dihormati. Maka dengan segera dan penuh senang hati Turaikhan mempersilakan Kiai Asnawi untuk masuk rumah.

Sang Pencerah Muslim

Namun di luar dugaan Kiai Asnawi menolak seraya berkata, "Aku tak mau, aku mau pulang saja. Tadi aku datang ke rumahmu dengan pakaian biasa ditemui seorang pembantu dan aku menunggumu lama tak segera keluar. Kini setelah aku berpakaian seperti ini dan menunggang kuda engkau segera keluar menemuiku. Tidak, aku tak mau. Engkau tidak menyambut dan menghormatiku, engkau hanya menyambut dan menghormati kudaku."

 

(Diceritakan oleh KH. Subhan Makmun dalam kajian kitab "Tafsir Munir" di Islamic Center Brebes)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim RMI NU, Hadits, Budaya Sang Pencerah Muslim

Selasa, 26 Desember 2017

Berkah Tiang Listrik

Jakarta, NU Onlie

Tragedi tiang listrik yang sempat ramai dibicarakan rupanya menjadi topik bahasan yang cukup menarik dalam Suluk Maleman Akal Sakit, Bangsa Dihimpit yang digelar di rumah Adab Indonesia Mulia Sabtu (25/11) malam.

Kejadian itu bahkan dinilai budayawan yang juga penggagas Suluk Maleman, Anis Sholeh Ba’asyin, mampu menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat. Pasalnya rakyat seperti disadarkan betapa konyol dan kekanak-kanakannya perilaku para pemimpinnya.

“Seringnya rakyat dipaksa habis-habisan membela mereka, bahkan bersedia diadu-domba diantara sesama mereka; sedangkan elite politiknya justru berperilaku naif dan tak memedulikan kepentingan rakyat. Oleh karena itu, dengan kejadian tiang listrik itu bisa menjadi pembuktian bahwa selama ini yang habis-habisan mereka perjuangkan hanya sinetron dagelan belaka,” ujar Anis Sholeh Ba’asyin.

Berkah Tiang Listrik (Sumber Gambar : Nu Online)
Berkah Tiang Listrik (Sumber Gambar : Nu Online)

Berkah Tiang Listrik

Tak hanya itu, di era sekarang ini masyarakat juga seringkali dididik untuk membuat bangunan-bangunan kebohongan. Hal itu serupa dengan zaman Nabi Ibrahim dimana setiap kelompok masyarakat membuat patung-patung berhala pujaannya sendiri.

“Begitu pula sejarah, sedikit demi sedikit diubah sehingga nantinya kita tidak lagi sadar dan mengingatnya lagi. Banyak hal direncanakan dan dilakukan bersamaan untuk tujuan menghancurkan kita dari berbagai arah,” tambahnya. 

Meskipun kondisi saat ini penuh kekacauan, namun Anis tetap mengingatkan agar kita tidak perlu panik dan pusing. Karena dirinya meyakini segala sesuatu yang terjadi tak lain karena kehendak Allah.

Sang Pencerah Muslim

“Nabi Muhammad dulu juga diberi wahyu sendirian ditengah kondisi masyarakat yang kacau. Tapi nabi selalu punya keyakinan dan itulah yang membuatnya menjadi terhubung dan dimudahkan jalannya,” terangnya.

KH. Abdullah Umar Fayumi, pemateri dalam Suluk Maleman menambahkan, dalam menjalani kehidupan setiap orang sebaiknya melakukan sesuatu bukan karena keinginan melainkan dari sebuah keyakinan. Hal itu pulalah yang diajarkan oleh leluhur sebagai sikap seorang waskita.

“Ada tiga hal yakni waskita, waspada, dan wicaksana. Waskito mengajarkan agar kita bisa membaca realitas baik tentang masa lalu, masa sekarang dan masa depan,”ujarnya. 

Sang Pencerah Muslim

Sedangkan waspada mengajarkan untuk bagaimana bisa memilih sesuatu yang tepat. Barulah kemudian dijalankan dengan wicaksana atau bijaksana. Yakni pelan tapi pasti atau istiqomah. Yakin dengan pilihannya. 

Dia pun mencontohkan sikap itu seperti yang dimiliki oleh Gus Dur semasa hidupnya. Gus Dur, dikatakannya memiliki lima sikap yang mampu menjadi treatment dalam mengatasi sikap keduniawiannya.

“Gus Dur itu mandiri. Sudah merdeka dengan dirinya, makanya berani bersikap, selalu melakukan sesuatu karena keyakinan, bukan karena keinginan atau menggunakan bahasa lain: bukan karena ke-aku-an. Kecuali itu, beliau berjuang menggunakan cinta. Oleh karena itu Gus Dur mampu menyingkirkan penghalang mental sehingga akal kholbunya bisa terbuka,” ujarnya.

Sementara itu, dalam menjalani kehidupan yang serba pelik dan penuh tipudaya ini, Anis Sholeh Ba’asyin juga menganalogikan serupa saat nabi Musa melawan tukang sihir Firaun. Saat dihadapkan pada situasi penuh tipu daya tersebut, Nabi Musa diminta untuk melemparkan apa yang ada di tangan kanannya.

“Padahal kita tahu tangan kanan adalah simbol kebaikan. Maka dari itu berbuatlah kebaikan secara terus menerus. Dan sihir-sihir yang selama itu disebar oleh kelompok yang ingin menghancurkan kita, nantinya akan menghilang. Kalaupun belum bisa berbuat kebaikan minimal kita tidak berbuat keburukan kepada orang lain,”ujarnya.

Acara Suluk Maleman itupun semakin ramai dengan selingan dari musik Sampak GusUran. Alunan musik beraliran religi itu membuat ratusan hadirin di acara ngaji budaya semakin khidmat dalam menyimak. Hingga kegiatan itu tak terasa baru rampung pada Ahad (26/11) dini hari.

Foto: Anis Sholeh Ba’asyin dan KH. Abdullah Umar Fayumidalam Suluk Maleman di Rumah Adab Indonesia Mulia, Sabtu (25/11)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Budaya Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 23 Desember 2017

Banyak Orang NU Belum Tahu Kebesaran Dirinya

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim. Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi yang sangat besar namun belum difungsikan secara optimal. Survei LSI tahun 2004 menyebutkan, jumlah warga NU sebanyak 60 juta jiwa. Sebuah angka yang fantastis dan mempunyai potensi yang tidak kecil. Karena itulah kondisi Indonesia sangat tergantung dari kondisi NU.

 

“Kalau Indonesia terpuruk, maka orang NU-lah yang paling bertanggung jawab. Sebaliknya, kalau Indonesia ini maju, orang NU-lah yang paling bersyukur,” kata KH Mustofa Bisri (Gus Mus), pengasuh Pesantren Roudlotut Tholibin, Rembang, di sela-sela acara pelantikan Pengurus Cabang (PC) NU Sidoarjo, Ahad (18/2), di Gedung Rahmatul Ummah An-Nahdliyah.

Banyak Orang NU Belum Tahu Kebesaran Dirinya (Sumber Gambar : Nu Online)
Banyak Orang NU Belum Tahu Kebesaran Dirinya (Sumber Gambar : Nu Online)

Banyak Orang NU Belum Tahu Kebesaran Dirinya

Menurut Gus Mus, kebesaran NU tidak bisa dipungkiri dan direkayasa untuk ditutupi lagi. Namun patut disayangkan, kebesaran itu masih di atas kertas, kalah dengan FPI dan HTI yang jumlah anggotanya jauh lebih kecil. “Ini aneh,” tuturnya.

 

Sang Pencerah Muslim

Putra KH Bisri Mustofa itu mengibaratkan kondisi NU saat ini masih hanya dipakai ”mengiris bawang” untuk bumbu masak. Padahal potensi yang dimiliki adalah pisau cukur yang sangat tajam. Sebuah pekerjaan yang terlalu remeh bila dibandingkan kapasitas yang dimilikinya.

Malah, menurut Gus Mus, masih banyak orang NU yang belum tahu kebesaran dirinya. Karena tidak tahu itulah akhirnya NU ‘dijual’ murah. Padahal, ketika HM Subchan ZE (Wakil Ketua PBNU) waktu itu dicalonkan menjadi Wakil Presiden RI, Subchan berani menjual NU  dengan harga mahal. Bahkan terlalu mahal, sampai akhirnya tidak jadi diangkat sebagai Wakil Presiden. Sebaliknya, para tokoh NU saat ini malah menjual NU terlalu murah, sehingga terkesan malah diremehkan pihak lain.

Dikatakan, NU harus mempunyai nilai tawar yang tinggi. Gus Mus sangat berharap agar para jamaah yang jumlahnya sangat besar itu diorganisir dengan baik. Perbedaannya sangat besar. Kalau dalam posisi sekarang, jamaah (warga NU) bisa saja tidak menurut pada pimpinan, karena mereka memang bebas berjalan sendiri-sendiri. Tidak ada ikatan dan sanksi organisasi yang akan diterima bila mereka tidak sejalan dengan garis PBNU.

Jika para jamaah itu sudah menjadi jam’iyyah, mereka tidak bisa melakukan seperti itu lagi. Semuanya harus berjalan dalam satu komando. Kalau PBNU sudah memutuskan A, maka semuanya akan memilih A. Mereka jadi terarah, dan arahnya jelas. “Kalau semua sudah tertata, tidak usah ngomong, orang sudah ngeri semua,” tutur Gus Mus.

Di akhir pembicaraan, Gus Mus berpesan kepada para pengurus NU untuk tidak suka bersikap geregetan dan mengeluh dengan kondisi yang dihadapi. Sebab kalau keduanya itu terus dipelihara dan dikembangkan di dalam NU, maka akhirnya mereka akan stres sendiri. “Menjadi pengurus NU itu harus ikhlas dan siap tekor,” ujarnya sambil tertawa. (sbh)

Sang Pencerah Muslim



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Budaya, Kyai Sang Pencerah Muslim

Senin, 18 Desember 2017

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat

Ciamis, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menggebrak pasar Kalapasawit dengan shalawat pada Sabtu malam pada Jumat malam, (30/5). Kegiatan bertajuk “Ansor Bershalawat” itu tetap dikunjungi banyak orang kendati diguyur hujan.

“Ansor Bershalawat” digelar bersama Ustad Soleh ILHAM dari Yogyakarta (backing vocal Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf). Sebelumnya delapan orang anggota Jam’iyatul Qurra wal-Huffaz NU Kecamatan Lakbok membaca ayat suci Al-Quran. Kemudian dilajutkan dengan sambutan Ketua PC GP ANSOR Kabupaten Ciamis Dandeu Rifa’i Hilmi.

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat

Dalam sambutannya, Dandeu mengatakan, GP Ansor sebagai generasi penerus perjuangan NU harus siap siaga menghadapi problem masyarakat, khususnya di bidang keagamaan, “Dengan Gebyar shalawat ini, mari kita jaga pesan-pesan yang disampaikan oleh guru kita, KH Hasyim As’ari,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, PAC Kecamatan Lakbok yang dipimpin Hirzudin, harus mendampingi kegiatan-kegiatan masjid dan mushola supaya faham-faham Islam radikal tidak menembus kekuatan kita.

Sang Pencerah Muslim

“Ansor Bershalawat” tersebut dihadiri tidak kurang 1000. Turut hadir anggota GP Ansor Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, dan PAC Kecamatan Banjarsari.

Sebagai rangkaian kegiatan tersebut, sebelumnya telah digelar perlombaan tenis meja memperebutkan piala Karang Taruna kabupaten Ciamis. Para pemuda dan siswa tingkat SD/MI berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Selanjutnya tanggal 30 Mei digelar donor darah bersama PMI Kabupaten Ciamis dengan jumlah pendonor mencapai 20 orang dari unsur masyarakat dan pengurus GP Ansor. Lalu lomba hadroh tingkat SD/MI memperebutkan piala PC GP ANSOR Kabupaten Ciamis. Walapaun jumlah peserta hanya 7 grup, namun cukup menjadi perhatian masyarakat Lakbok.

Redaktur     : Abdullah Alawi

Kontributor : Ahmad Muhafidz

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Budaya, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Desember 2017

Kajian Kebiri Bagi Pelaku Paedofilia Berjalan Alot

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sejumlah pakar dan praktisi masing-masing disiplin mengutarakan pandangannya terkait wacana sanksi kebiri bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Forum kajian yang difasilitasi Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU dan PP Fatayat ini, berjalan dinamis. Selain mengaji teknis, mereka juga mengemukakan prinsip masing-masing.

Dokter Roslan Yusni memaparkan kebiri dalam sejarah panjang manusia, bentuk-bentuk kebiri dalam medis. Ia juga menjelaskan kecenderungan seksual manusia. Menurutnya, kecenderungan seksual manusia yang sangat beragam tidak termasuk dalam kategori penyakit dalam medis.

Kajian Kebiri Bagi Pelaku Paedofilia Berjalan Alot (Sumber Gambar : Nu Online)
Kajian Kebiri Bagi Pelaku Paedofilia Berjalan Alot (Sumber Gambar : Nu Online)

Kajian Kebiri Bagi Pelaku Paedofilia Berjalan Alot

“Kecenderungan seksual yang beragama mulai dari hetereseksual, biseksual, aseksual, queer, bukan penyimpangan dalam medis,” kata Roslan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (5/11) sore.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, kedokteran memunyai prinsip yang harus dipatuhi seperti mengobati penyakit orang yang baik atau jahat. “Kita tidak boleh menyakiti pasien. Kebiri itu menyakiti. Pengadilan sekalipun tidak bisa mengintervensi dokter. Kecuali kebiri diusulkan sendiri oleh pasien bersangkutan,” kata Roslan.

Sementara Abdul Malik Haramain dari Komisi VIII DPR RI mengatakan bahwa pihaknya sudah membentuk panja untuk perlindungan anak. Berdasarkan data yang dihimpun Panja ini, kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia menempati posisi tertinggi di Asia Tenggara.

Sang Pencerah Muslim

Komisi VIII, kata Malik Haramain, mengajukan empat rekomendasi kepada pemerintah untuk mengatasi kejahatan seksual terhadap anak. Kita usulkan perbaikan dan penerapan regulasi, penguatan kelembagaan seperti kementerian pemberdayaan perempuan, koordinasi antarkementerian dan lembaga negara terkait, dan partisipasi perempuan.“Kita fokus pada pencegahan. Tetapi pada prinsipnya kita setuju pemberatan sanksi bagi pelaku,” kata Malik.

Salah seorang anggota Komnas HAM H Imdadun Rahmat mendukung pemberatan hukuman. Tetapi, menurutnya, pemberatan tidak berarti kejam. “Sanksi harus adil, tidak boleh merendahkan martabat kemanusiaan pelaku.”

Demikian juga Ruha Masfufah dari Komnas Perempuan. Menurut Masfufah, sanksi itu harus. Tetapi tidak tidak boleh mencederai rasa keadilan. “Saya harap wacana sanksi kebiri ini dikaji serius.”

Rais Syuriyah KH Masdar F Masudi sendiri menawarkan sanksi “cash dan carry”. Kebiri itu bisa mengambil bentuk kebiri kimiawi, menurutnya, sanksi yang selesai pasca eksekusi karena tidak membebani anggaran negara. “Pelaku dikebiri, sudah selesai, tanpa harus rehabilitasi mental pelaku,” kata Masdar. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Budaya, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII

Blitar, Sang Pencerah Muslim. Berbagai kegiatan bertajuk “kewirausahaan” semakin sering diselenggarakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di berbagai daerah.

Pengurus Cabang PMII Kabupaten Blitar kali ini berencana menggelar Workshop kewirausahaan dan pertemuan Wirausahawan Muda PMII se Jatim. Acara akan belangsung pada tanggal 12 April 2013 mendatang di gedung Kusumowicitro Rumah Dinas Walikota Blitar.

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII (Sumber Gambar : Nu Online)
Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII (Sumber Gambar : Nu Online)

Latihan Kewirausahaan Semakin Sering Digelar PMII

Menurut Ketua Panitia, Mahatir Muhammad, acara bertemakan? “Gerakan Wirausahawan Muda sebagai solusi permasalahan ekonomi bangsa itu akan menghadirkan beberapa nara sumber, antara lain H Nur Hadi Ridwan, usahawan Muda alumni PMII yang kini juga menjabat sebagai ketua Lembaga Ekonomi NU Jatim dan Komisaris TV 9 milik NU Jatim.?

Sang Pencerah Muslim

Selain itu, akan hadir pula ketua himpunan pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Jatim dan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim.

“Ketua HHIPMI juga akan hadir pada acara itu,’’ ujar Mahatir Muhammad kepada nu online tadi pagi.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, panitia juga akan menghadirkan Adin Jauharuddin, ketua PB PMII dan Dwi Winarso, salah seorang penulis buku “ E A Young Entreprener’.

“Acara akan ibuka oleh Walikota Blitar, Mohammad Samanhudi SH MM,’’ ungkapnya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Imam Kusnin?

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tegal, Budaya Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock