Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Desember 2017

Gelar Aksi, Gusdurian Madura Dengungkan Seruan Moral

Pamekasan, Sang Pencerah Muslim. Belum genap sebulan dideklarasikan, Gusdurian Madura melakukan aksi damai, Senin (22/4). Aksi berisi seruan moral dan kontrak politik demi masa depan Kabupaten Pamekasan tersebut dilangsungkan di area monumen Arek Lancor. Setelah itu, diteruskan istighotsah di Makam Pahlawan di Jalan Panglegur Pamekasan.

Gelar Aksi, Gusdurian Madura Dengungkan Seruan Moral (Sumber Gambar : Nu Online)
Gelar Aksi, Gusdurian Madura Dengungkan Seruan Moral (Sumber Gambar : Nu Online)

Gelar Aksi, Gusdurian Madura Dengungkan Seruan Moral

Dilengkapi dengan sound system, para pemuda pecinta KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut, menarik perhatian para pengendara sepeda motor maupun kendaraan lainnya. Diiringi dengan shalawat nabi, aktivis Gusdurian menegaskan terkait kesiapannya bekerja sama dengan pemerintah dalam pendampingan keberagamaan. Kesiapan itu, juga menyangkut sosialisasi pendidikan agama di sekolah dan peningkatan pendidikan melalui kajian-kajian ilmiah.

“Aksi ini merupakan murni seruan moral untuk pemerintah baru di Kabupaten Pamekasan yang dilantik hari ini. Kami menghadirkan 3 hal yang diharapkan pemerintah bisa mengamininya. Pertama, meminta pemerintah menciptakan keberagamaan dan toleransi demi terciptanya sikap saling menghargai antar kelompok agama dan aliran. Tujuan besarnya, ialah terteguhkannya tujuan stabilitas nasional,” terang Ketua Umum Gusdurian Madura, Fudholi Nur, M.Fil.

Sang Pencerah Muslim

Kedua, tambahnya, mengadakan pendampingan di kalangan pemuda, siswa, dan masyarakat terkait pendidikan keagamaan, dan sosialisasi nilai-nilai keislaman demi terwujudnya visi misi Kabupaten Pamekasan yang kental keberagamaannya dan perbaikan moral masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

“Dan yang ketiga, ialah ketertiban tempat-tempat yang sering dijadikan sarang maksiat dan mengadakan pembinaan agar terwujud masyarakat yang agamis, dinamis dan humanis,” tukasnya.

Pantauan Sang Pencerah Muslim, aksi yang dimulai sekitar pukul 10.00 itu berakhir saat azan Zuhur berkumandang. Tak hanya berorasi, mereka juga menggelar istighotsah di Makam Pahlawan Pamekasan. Tujuannya tiada lain untuk mengenang dan mengingat peran serta para pejuang negeri ini.

Massa Gusdurian tampak khusu’. Tak hanya mereka yang melakukan istighasah. Para polisi yang mengawal aksi tersebut, turut serta melakukan istighasah. Usai istighotsah, mereka mengakhiri aksi dengan kembali ke sekretariat Gusdurian Madura di Jalan Kemuning Pamekasan.

Alhamdulillah, aksi yang kami lakukan sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Tidak ada kendala di lapangan. Pak polisi mendampingi kami sedari awal. Bahkan, juga ikut istighotsah,” ungkap Moh Anas Farhan, Ketua Gusdurian Pamekasan.

Sementara itu, di luar aksi Gusdurian Madura, tersebar isu miring. Aktivis Gusdurian Madura dikabarkan bentrok dengan para aktivis pro Anas Urbaningrum yang hadir ke Pamekasan. Padahal, kejadian tersebut tidak menimpa aktivis Gusdurian. Melainkan, terjadi pada para aktivis yang sedang melakukan aksi bersamaan.

Mereka adalah aktivis Kesatuan Aksi Lintas Masyarakat (KALAM), Gerakan Pemuda Ronggo Sukowati (GPRS), Stuan Aksi Mahasiwa Revolusi (SAMAR), dan Barisan Mahasiswa Merdeka (BMM). Mereka tergabung dalam Masyarakat Pamekasan Menggugat (MPM). Sebagaimana namanya, MPM menggugat kehadiran Anas dan Soekarwo ke Pamekasan.

Gugatan mereka ialah terkait status tersangka Anas dalam kasus Hambalang. Oleh KPK, Anas sudah ditetapkan sebagai tersangka. “Karenanya, kami tak sudi kesucian Kabupaten Pamekasan ini diinjak oleh Anas yang jelas-jelas koruptor,” tekan korlap aksi, Zaini Wer Wer.

Dikatakan oleh Wer Wer, Anas Urbaningrum merupakan sosok pemuda cerdas yang tidak pantas diteladani. Menurutnya, perilaku koruptif yang melekat dalam dirinya menunjukkan kejelakan yang patut disayangkan.

“Kami sebagai masyarakat Pamekasan sangat tidak terima dengan kehadiran Anas dan Soekarwo. Kami sangat alergi terhadap koruptor dan pengkhianat bangsa ini. Anas terjerat kasus korupsi Hambalang, dan Soekarwo pengkhianat karena mengabaikan pembangunan di Madura,” tekan korlap lainnya, Moh Elman dengan suara bergetar.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Hairul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Jadwal Kajian, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 22 Desember 2017

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan

Sumenep, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 100 warga nahdliyin mengikuti Pelatihan Penguatan Kelembagaan Nahdlatul Ulama (NU), Sabtu-Senin (23-25/12). Kegiatan tersebut diikuti 4 MWCNU, yakni dari Kecamatan Gapura, Dungkek, Batang-Batang, dan Batuputih, bertempat di kantor MWCNU Gapura.

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan

Selama tiga hari, mereka bakal digembleng dengan lima materi terkait dengan penguatan kelembagaan dan administrasi MWCNU, khususnya di Kabupaten Sumenep.

Sekretaris MWCNU Gapura Khairul Umam menegaskan, tujuan diadakannya acara pelatihan tersebut ialah untuk memperkuat struktural dan manajemen MWC NU dan seluruh Banomnya, "setelah acara ini semoga struktual NU lebih solid, dan manajemen semakin kuat," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Wafi, perwakilan MWCNU Timur Daya. Menurutnya, lembaga NU harus tertata rapi dalam hal pengadministrasian, karena dalam hal administrasi, NU saat ini sudah berbeda dengan yang dulu.

Sang Pencerah Muslim

"Dulu, ketika ada acara, pengurus NU cukup menyampaikan undangan melalui lisan, akan tetapi sekarang sudah harus memakai surat-menyurat. Jadi administrasinya harus tertata rapi," jelasnya.

Dia menambahkan, sekarang sudah banyak ormas yang dulunya tidak mau terhadap tahlil dan sebagainya, kini sudah mulai setuju terhadap adanya tahlil dan bahkan sudah mempraktikkan, secara amaliyah mereka sudah agak sama dengan tradisi NU, akan tetapi mereka cenderung menyempal dari AD/ART NU yang telah ditentukan, mereka hanya akan merongrong-rong persatuan dan kesatuan Nahdlatul Ulama.

"Ormas-ormas yang tidak mau bertahlil, kini mereka sekarang sudah mulai bertahlil juga, mereka sudah mirip dengan tradisi kita, tapi mereka tidak menerapkan AD/ART NU yang sudah ada, oleh karenanya di acara pelatihan akan ada materi yang khusus menjelaskan tentang AD/ART NU," ujarnya. (Hairul Anam/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 Desember 2017

Radio NU Online Tingkatkan Mutu Penyiar

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Radio Sang Pencerah Muslim tengah memperbaiki kualitas para penyiar dengan cara menggelar pelatihan intensif bertajuk “Profesionalitas Pengelolaan ? dan Pengembangan Radio Streaming” di studio barunya, Jl Kramat Raya 164, gedung PBNU, lantai 7, Jakarta, Selasa (11/6) petang.

Radio NU Online Tingkatkan Mutu Penyiar (Sumber Gambar : Nu Online)
Radio NU Online Tingkatkan Mutu Penyiar (Sumber Gambar : Nu Online)

Radio NU Online Tingkatkan Mutu Penyiar

Peserta pelatihan terdiri dari para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta dan sejumlah penyiar dan operator radio streaming di Jakarta. Turut mengisi pada kesempatan itu, mantan produser Elshinta TV Abdullah Taruna.

Abdullah menjelaskan prinsip-prinsip dan petunjuk praktis mengenai cara berkomunikasi secara efektif dan menarik di saluran radio. Wakil Pemimpin Redaksi Sang Pencerah Muslim ini juga mengurai persoalan teknis penyiaran, seperti intonasi, pemenggalan kalimat, durasi, dan penulisan skrip berita.

Sang Pencerah Muslim

“Kegiatan ini untuk meningkatkan wawasan peserta pelatihan tentang dunia penyiaran dan hal-hal teknisnya. Seiring akses internet yang kian mudah, minat terhadap media, termasuk radio streaming, sekarang terus bertambah,” kata Mustiko Dwipoyono, manajer program Radio Sang Pencerah Muslim.

Sang Pencerah Muslim

Rencananya, Radio Sang Pencerah Muslim akan mengadakan pelatihan serupa secara berkala tiap Selasa. Radio internet yang beralamat di radio.nu.or.id ini aktif sejak 2012 lalu dengan sejumlah program pengajian, dialog interaktif, kajian tematik, pembacaan berita, musik, dan siaran langsung kegiatan. Rubrik khusus juga dibuat untuk para pendengar yang ingin mengunggah rekaman pengajian, musik, dokumen, foto, video, dan lainnya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pendidikan, Anti Hoax, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Semarang menggelar Workshop Literasi Digital dengan tema "Deradikalisasi Dunia Maya Berbasis Pendidikan Damai", Jumat (30/12) besok, di Aula Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.

"Kegiatan ini membekali kiat-kiat bermedia sosial dan membendung arus radikalisme media" tegas Panitia, M Zulfa Cholil, dalam siaran pers yang diterima Sang Pencerah Muslim.

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital (Sumber Gambar : Nu Online)
Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital (Sumber Gambar : Nu Online)

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital

Menurutnya, beberapa bulan terakhir, banyak beredar berita tak benar atau hoax. Hal ini terjadi karena berbagai kepentingan yang melatar belakanginya. Hoax ini sangat merugikan masyarakat. Salah satu penyebab hoax adalah tak adanya konten yang bagus untuk ditanyangkan kepada masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

Narasumber yang akan mengisi Agus Fathuddin Yusuf dari Suara Merdeka, Didik W Samudra (Kepala Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan), Hasan Chabibie (Pustekkom Kemendikbud RI), dan M Rikza Chamami (UIN Walisongo).

Dengan hadirnya narasumber yang berkompeten dalam bidanganya panitia berharap terdapat masukan-masukan yang memberikan pengetahuan kepada kita bagaimana seharusnya menyikapi kejadian akhir-akhir ini. Sehingga bisa bersikap dewasa dan bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. (Mahbib)

Sang Pencerah Muslim



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Doa, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 08 Desember 2017

Bagaimana Memahami Hadits Berdasarkan Illatnya?

Hadist adalah kalam nabi yang berisi perintah dan larangan atau yang semakna dengan keduanya sehingga dalam kajian hadist perintah dan larangan tersebut tidak bisa dilepaskan dari illat. Karena dengan illat, hukum dari sebuah hadist dapat dipahami secara benar, begitupun juga dengan hukum yang lain dapat diqiyaskan dengan illat dari hadist tersebut.

Imam Al-Amidi dalam kitabnya Al-Ihkam Fi Usulil Ahkam mendefinisikan illat sebagai berikut.

Bagaimana Memahami Hadits Berdasarkan Illatnya? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Memahami Hadits Berdasarkan Illatnya? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Memahami Hadits Berdasarkan Illatnya?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya, “Sifat lahir yang membuat suatu hukum dapat diketahui atau penyebab dari ada dan tidak adanya suatu hukum.”

Illat yang dimaksud di sini bukanlah illat dalam ilmu Musthalahul Hadist atau yang disebut illat/muallal, melainkan illat yang dimaksud adalah illat dalam kajian Ushul Fikih.

Sang Pencerah Muslim

Adapun dalam pembagiannya, illat dibagi menjadi dua. Pertama, illatul manshushah, yakni adanya illat ini berdasarkan hal-hal yang telah tertulis dalam Al-Qur’an dan hadist. Kedua, illatul mustanbathah, yaitu illat yang dihasilkan oleh para mujtahid melalui proses ijtihadnya.

Menurut KH Ali Mustafa Yaqub dalam kitab At-Thuruqus Shahihah fi Fahmis Sunnatin Nabawiyyah, secara umum illatul manshushah tidak akan menyebabkan perbedaan pendapat di antara para ulama. Hal ini berbeda dengan illatul mustanbatah dikarenakan tidak disebutkan secara gamblang illatnya dalam badan nash.

Pertama, contoh illatul manshushah dalam hadits bisa kita lihat dari hadits riwayat Bukhari tentang minuman yang memabukkan.

? ? ? ? ?

Artinya, “Setiap minuman yang memabukkan adalah haram.”

Atau dari riwayat  Muslim dan Abu Dawud.

? ? ? ? ? ?

Artinya, “Setiap yang memabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram.”

Juga dari riwayat Abu Dawud.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Setiap yang memabukkan adalah haram. Minuman yang ketika banyak kadarnya haram, maka seisi telapak tanganpun haram.”

Dari dua hadits di atas bisa disimpulkan bahwa dalam hal ini, yang menjadi illat adalah memabukkan. Semua ulama sepakat akan hal ini, mengingat illat dalam hadits tersebut adalah illat yang manshushah.

Tetapi terkadang para ulama berbeda pendapat terkait illatul manshushah jika ada perbedaan riwayat dalam hadist tersebut. Sebagian ulama terkadang menggunakan hadits yang menyebutkan illatnya. Sedangkan ulama yang lain menggunakan hadist yang tidak menyebutkan illatnya.

Misalnya dalam hadits terkait menyerupai kaum musyrik berikut ini.

? ? ? ? ? ?

Artinya, “Berpenampilanlah berbeda dari kaum musyrik, cukurlah kumis dan biarkanlah jenggot.”

Kalau kita hanya mengacu pada hadits tersebut seolah-olah cukup jelas bahwa yang menjadi illat adalah berbeda dengan kaum musyrik, yang pada saat itu mereka memelihara kumis sehingga dianjurkan untuk mencukur kumis agar berbeda.

Tetapi ada juga hadits lain tanpa menyebutkan kata “berbeda dari kaum musyrik” sehingga ada sebagian ulama yang mewajibkan menumbuhkan jenggot dan mencukur kumis. Bahkan hadits tersebut menurut As-Suyuthi adalah sahih.

? ? ? ?

Artinya, “Cukurlah kumis dan biarkanlah jenggot.”

Inilah yang kami maksud, walaupun illatnya manshusah tetapi ulama berbeda pendapat karena berbeda periwayatan. Maka dari itu dalam menggunakan hadits tidak dianjurkan untuk menggunakan hadits yang sepotong-potong. Diharuskan mentakhrij agar mendapatkan riwayat hadits secara komprehensif.

Kedua, contoh illatul mustanbathah.

? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Janganlah sekali-kali seorang shalat ashar kecuali di Bani Quraizah.”

Dalam memahami hadits di atas ada dua pendapat yang berbeda di kalangan para sahabat, yakni  ahluz zhahir dan ashabur ra‘yi wal qiyas.

Ahluz zhahir meyakini bahwa pemahaman dari hadist tersebut adalah bahwa shalat ashar harus diakhirkan dan dilaksanakan di Bani Quraizhah karena mereka melihat zhahirnya lafal hadist.

Sedangkan menurut ashabur ra‘yi wal qiyas, mereka tetap harus shalat ashar di jalan karena waktu ashar akan habis ketika sudah sampai di Bani Quraidzah. Mereka melihat makna atau tujuan dari hadits tersebut adalah agar mereka segera sampai di Bani Quraizhah.

Dari beberapa penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa memahami illat dalam hadits adalah sebuah komponen yang tidak bisa dipisahkan dari fiqhul hadits (memahami hadits). Ketidakmampuan dan kedangkalan dalam mengetahui illat dapat membuat seseorang menjadi konservatif, tekstualis, dan kejumudan dalam memahami hadits. Wallahu a‘lam. (Muhammad Alvin Nur Choironi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Desember 2017

Ekstremisme Mengancam Kalangan Pelajar

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Pelajar menjadi sasaran kelompok ekstrem yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Hal itu dikarenakan pelajar merupakan generasi penerus yang dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan mereka.

“Mereka ingin menciptakan negara Islam di masa yang akan datang, dan itu akan memungkinkan jika mereka punya cukup kader di kalangan generasi penerus, yang tentu akan meneruskan keinginan mereka,” papar Dwi Saifullah, mantan Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar NU, Jumat (23/01), di depan para pelajar Kudus.

Ekstremisme Mengancam Kalangan Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)
Ekstremisme Mengancam Kalangan Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)

Ekstremisme Mengancam Kalangan Pelajar

Dwi menyempaikannya dalam seminar bertajuk “Ancaman Paham Radikal terhadap Paham Aswaja” di Aula UPT Pendidikan Kecamatan Kudus. Seminar ini diadakan oleh Forum Komunikasi Antar Pimpinan Komisariat (Forkapik) IPNU-IPPNU Kabupaten Kudus. Seminar juga merupakan rangkaian dari acara penataan kembali kepengurusan organisasi Forkapik yang baru.

Sang Pencerah Muslim

Selain Dwi, hadir pula Saiful Anas, pengurus Pimpinan Pusat IPNU yang juga mantan Ketua PC. IPNU Kudus. Kedua narasumber menyampaikan ihwal rentannya posisi pelajar dari gerak pengkaderan para aktivis Islam radikal. Hal ini menjadikan IPNU-IPPNU sebagai wadah penting untuk membentengi akidah mereka.

Sang Pencerah Muslim

Terdapatnya beberapa madrasah dan pesantren di Kudus yang beraliran salafiyah, tak cukup menjamin Kudus akan sepi dari paham radikal. Ia bahkan mengisahkan para alumni lembaga pendidikan salaf yang akhirnya mengikuti paham radikal. Lebih parah lagi, ada pula sebagian dari mereka yang menjadi ulama di kalangannya.

“Jangan dikira kabupaten Kudus kita ini aman sentosa dari ancaman paham radikal. Justru Kudus sudah banyak terjangkit paham-paham semacam itu. Berbagai penyelidikan menemukan indikasi bahwa Kudus ini sudah bahaya. Sekolah manapun tak bisa lagi menjamin keselamatan akidah, terutama sekolah umum. Bahkan sekolah salaf sekaliber Qudsiyyah dan TBS pun, tetap tidak aman. Saya sudah melihat sendiri beberapa lulusan dari mereka yang akhirnya terjerembab pada paham yang melenceng,” terang Anas yang alumni Qudsiyyah, madrasah peninggalan KHR. Asnawi ini.

Ia pun menceritakan bahwa peristiwa pengeboman di Bali oleh para teroris beberapa tahun lalu, ternyata perencanaannya dirapatkan di Kudus. “Bayangkan ketika itu Amrozi, Imam Samudera, dan antek-anteknya justeru merasa aman mengadakan rapat di Kudus kita ini, yang katanya lebih santri dari kota Pekalongan dan lebih wali dari kota Demak,” sesal Anas.

Menurutnya, kehidupan modern sekarang telah membuat banyak orang frustasi dan ingin kembali kepada agama. Sampai sini belum ada yang salah. Namun ketika ternyata mereka ini belajar agamanya kepada orang yang salah, atau dengan cara yang salah, maka terjebaklah mereka pada pemahaman agama yang salah pula.

Forkapik diharapkan mampu mewadahi para pelajar dari kalangan sekolah manapun di Kudus, baik yang agama maupun umum. Diharapkan agar terjadi dialog intelektual, termasuk bidang keagamaan di antara mereka, di mana yang lebih tahu mengajari teman sebaya yang belum tahu. Dengan demikian, Forkapik dapat menjadi benteng strategi pertahanan atas keselamatan akidah Ahlussunnah Waljama’ah para pelajar di dalamnya. (Istahiyyah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Daerah, Pendidikan, AlaNu Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya

Sampang, Sang Pencerah Muslim. Beberapa anak muda NU di Kabupaten Sampang Madura bahu-membahu membantu meringankan beban warga yang terendam banjir. Dalam waktu singkat, melalui jejaring sosial di dunia maya mereka berhasil mengumpulkan sejumlah dana dan langsung disalurkan kepada warga.

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya

"Kami mengoptimalkan jaringan yang selama ini kita miliki," kata Muhammad Syamsuddin Abdul Muin. Jaringan yang dimaksud adalah komunikasi lewat jejaring facebook, blackberry messenger, tweeter dan sejenisnya. "Kebetulan yang saya miliki adalah komunitas NU di luar negeri," katanya.?

"Alhamdulillah, beberapa kawan dari luar negeri ikut memberikan donasi kepada kami," tandasnya. Ia berharap akan kian banyak warga NU dan masyarakat umum untuk memberikan perhatian terhadap bencana ini. "Ini demi meringankan beban mereka," tambahnya.?

Sang Pencerah Muslim

Dalam waktu yang tidak terlampau lama, sudah terkumpul dana yang lumayan besar. Belum termasuk simpatisan dari kalangan NU setempat yang ikut peduli dengan penderitaan sesama. "Dari dana yang terhimpun, telah kami belikan makanan dan minuman serta telah didistribusikan ke sejumlah titik," kata mantan Wakil Katib PCINU Libya ini.

Sejumlah badan otonom NU seperti IPNU, IPPNU, Fatayat, Muslimat termasuk PCNU Sampang bahu membahu untuk menggalang bantuan dan mendistribusikannya ke lokasi bencana. "Bahkan banyak relawan dari para santri," bangganya.

Sang Pencerah Muslim

Untuk menampung bantuan berupa makan dan minuman serta barang, dikonsentrasikan di Kantor PCNU setempat, Jalan Diponegoro no 41 Sampang.?

Seperti diwartakan Kabupaten Sampang Jawa Timur tergenang. Curah hujan tinggi dan luapan dari sungai membuat sebagian wilayah terendam air. Sebanyak 10 desa dan 6 kelurahan di Kecamatan Kota terendam banjir dengan ketinggian air hingga leher orang dewasa. Kondisi ini tentu saja melumpuhkan seluruh aktifitas warga. Yang mendesak dilakukan adalah terdistribusinya logistik bagi para warga yang tidak bisa beraktifitas secara normal.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock