Tampilkan postingan dengan label Nahdlatul Ulama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nahdlatul Ulama. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Januari 2018

Ketua Muslimat NU Wakili Indonesia di Forum Internasional

Malta, Sang Pencerah Muslim - Kesadaran atas meningkatnya ancaman ekstremisme, intoleransi rasial, dan kejahatan intelektual, telah menghimpun wakil berbagai bangsa membentuk Dewan Toleransi dan Perdamaian Global, demikian kantor berita Antara melaporkan.

Diluncurkan di Malta pada Kamis pekan lalu dalam sebuah upacara resmi di Maltas Mediterranean Convention Center. Mereka berhimpun atas undangan bersama Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Population Fund/UNFPA) dan Pemerintah Malta.

Ketua Muslimat NU Wakili Indonesia di Forum Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua Muslimat NU Wakili Indonesia di Forum Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua Muslimat NU Wakili Indonesia di Forum Internasional

"Kami berhimpun untuk membangun cinta dan toleransi bersama dan untuk menyebarkan budaya damai di seluruh dunia," kata Ketua Muslimat NU Yenny Wahid yang diundang mewakili Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Delapan pendiri dewan tersebut adalah Amerika Serikat, Argentina, Uni Emirat Arab, Comoros, Albania, India, Mesir dan Indonesia.

Dengan kantor pusatnya yang berbasis di pulau Malta dan kantor penghubung di seluruh dunia, misi utama dewan internasional ini adalah untuk menyebarkan budaya toleransi untuk mencapai perdamaian dunia.

Upacara tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, Presiden Dewan Toleransi dan Perdamaian Global yang baru terpilih, Ahmed bin Mohammed Al-Jarwan, sejumlah menteri luar negeri, pendidikan, pemuda dan budaya dari beberapa negara, Amerika Serikat. Perwakilan negara, Sheikh Al-Azhar, kepala organisasi internasional, universitas, dan media.

Sang Pencerah Muslim

"Dunia kita menghadapi banyak tantangan, konflik, ketidaksetaraan, intoleransi mematikan dan ancaman keamanan, termasuk senjata nuklir," ujar Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Anto nano Guterres, dalam sebuah video dokumenter yang diputar pada acara tersebut.

"Kami memiliki alat dan kemauan untuk mengatasi tantangan ini, terutama karena ancaman melampaui batas negara-negara yang bersangkutan. Memastikan hak asasi manusia dan martabat manusia untuk semua membangun dunia perdamaian dan keadilan yang abadi," Sekretaris Jenderal PBB menambahkan.

Guterres terus bertanya-tanya tentang sarana untuk menyediakan jutaan orang yang menderita perang berskala besar yang tampaknya tidak pernah berakhir.

"Tidak ada yang menang dalam perang ini, semua orang kalah, terutama karena ancaman teroris global yang baru mempengaruhi kita semua dan mendestabilisasi sebagian besar wilayah. Jadi, perdamaian selalu menjadi tujuan dan panduan kita."

Dalam pidato yang disampaikannya di Pusat Konferensi Mediterania Global, Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, mengatakan bahwa dia senang bahwa Malta telah terpilih sebagai markas baru Dewan.

"Kami berada di sini hari ini karena kita tinggal di saat kita tidak bisa lagi menerima perdamaian dengan sendirinya.," kata Perdana Menteri, "ada kebutuhan untuk mengatasi kerusuhan yang telah disaring di seluruh dunia, dan juga kebutuhan untuk menangani masalah orang kekhawatiran tentang ini. "

Dia mengatakan bahwa peran pemerintah untuk mencegah konflik dan menjamin stabilitas, dan ketidakstabilan di negara manapun mempengaruhi perdagangan dan produktivitas secara negatif.  "Adalah tugas saya untuk melindungi warga Maltese, tidak hanya dari konflik, tapi untuk memastikan hak asasi manusia kita terlindungi," katanya.

Misi GCTP sejalan dengan tujuan kebijakan luar negeri Malta, dia menjelaskan, menambahkan bahwa sebagai negara netral, pulau kita selalu menjadi promotor perdamaian di semua negara.

Selain itu, dia mengatakan bahwa Malta telah dipilih sebagai dewan baru untuk pengakuan tujuan kebijakannya.  "Malta percaya bahwa budaya yang berbeda dapat hidup berdampingan dan keragaman itu memperkaya kita. Apa yang kita miliki bersama - kemanusiaan kita - seharusnya menjadi apa yang menyatukan kita," Perdana Menteri mempertahankannya.

Malta akan berhasil memastikan generasi sekarang dan generasi berikutnya menginternalisasi nilai-nilai sejati bangsa kita, yaitu perdamaian, kesetaraan dan toleransi terhadap berbagai budaya dan latar belakang, dia menambahkan, bahwa tidak ada ruang dalam demokrasi kita untuk kebencian dan kebencian.

Pemerintah Malta dapat memastikan bahwa warganya dapat menyadari potensi penuh mereka, bebas dari rasa takut dan penindasan apapun, katanya dalam sambutan penutupnya, dengan mempertahankan bahwa Malta memiliki pintu terbuka untuk semua pihak yang ingin mempromosikan perdamaian.

Sementara itu, Presiden Dewan Toleransi Global, Ahmed bin Mohammed Al-Jarwan, membunyikan alarm tentang bahaya terorisme, fanatisme, kebencian, pembersihan etnis, sektarianisme, dan ekstremisme ras saat ini, yang dia gambarkan sebagai "tumbuh dan berkembang. tumbuh seperti kanker dan membahayakan kedamaian dunia." (Masdar)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Cerita, Ahlussunnah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 28 Desember 2017

Harlah Ke-46 MTs Maarif NU 08 Panican, 5000 Warga Ramaikan Jalan Sehat

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sedikitnya 5000 warga dari pelbagai lapisan menempuh kurang lebih 2 Km jalan sehat yang dilepas oleh Bupati Purbalingga. Mereka mengikuti gerak jalan berhadiah yang diadakan dalam rangka memperingati Harlah Ke-46 MTs Ma’arif NU 08 Panican, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Ahad (10/1) pagi.

Jalan sehat ini dilepas oleh Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Kabag Kesra H Muh Nurhadi. Tampak hadir pengurus LP Ma’arif NU Purbalingga H Muhdir dan Wakapolsek Kemangkon Riyanto.

Harlah Ke-46 MTs Maarif NU 08 Panican, 5000 Warga Ramaikan Jalan Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah Ke-46 MTs Maarif NU 08 Panican, 5000 Warga Ramaikan Jalan Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah Ke-46 MTs Maarif NU 08 Panican, 5000 Warga Ramaikan Jalan Sehat

Nurhadi menyampaikan ucapan selamat kepada MTs Ma’arif NU 08 Panican. “Saya berharap MTs Maarif NU ini ke depan semakin maju dan dipercaya oleh masyarakat,” kata Nurhadi.

Sang Pencerah Muslim

Jalan sehat ini dimeriahkan oleh atraksi Sulap Master Tarno dari Brebes. Dalam rangka harlah ini diselenggarakan beberapa even di antaranya adalah pengajian, lomba hadrah, tahfidz, pertandingan futsal antarpelajar SD/MI se-Kecamatan Kemangkon.

Sang Pencerah Muslim

Even ini juga dimaksudkan memperkenalkan MTs kepada masyarakat baik dari segi prestasi maupun kegiatan ekstrakurikuler. Tema harlah kali ini berbunyi “46 Tahun Mengabdi untuk Bangsa”.

“Tema ini diambil sebagai motivasi bagi madrasah untuk selalu menciptakan generasi cerdas dan berkualitas melalui pendidikan berbasis keagamaan sebagai penerus bangsa dan tetap mengawal NKRI,” kata Kepala MTs Maarif NU 08 Panican Torik Jahidin. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Kamis, 21 Desember 2017

Forum Munas NU 2017 Bahas Standar Evaluasi Kepengurusan PWNU dan PCNU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Komisi Organisasi direncanakan membahas Peraturan Organisasi (PO) tentang pengukuran kinerja kepengurusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) November 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Komisi Organisasi Munas-Konbes NU H Andi Najmi Fuadi saat ditemui Sang Pencerah Muslim di Lantai 4, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (29/8) malam.

Forum Munas NU 2017 Bahas Standar Evaluasi Kepengurusan PWNU dan PCNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Forum Munas NU 2017 Bahas Standar Evaluasi Kepengurusan PWNU dan PCNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Forum Munas NU 2017 Bahas Standar Evaluasi Kepengurusan PWNU dan PCNU

Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja sebuah kepengurusan masuk klasifikasi A, B, atau C. A disebut sangat baik, B baik, dan C kurang baik.

Sang Pencerah Muslim

Sebuah kepengurusan masuk kategori A apabila memenuhi semua indikator yang telah ditetapkan. Di antara beberapa indikator yang dimaksud, ialah PCNU memiliki seluruh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC) di setiap kecamatan, memiliki amal usaha seperti koperasi, mempunyai program keagamaan yang dilakukan secara rutin, memiliki lembaga sosial seperti rumah sakit.

Sang Pencerah Muslim

“Artinya punya amal-amal yang menjadi nilai lebih dari sebuah cabang,” katanya.

Sebuah kepengurusan akan masuk pada klasifikasi B apabila hanya memiliki sebagian indikator. Sementara klasifikasi C bagi kepengurusan yang tidak memiliki satu pun indikator yang ditetapkan.

Setelah suatu kepengurusan masuk kepada klasifikasi tertentu, maka akan mendapatkan hak berupa penghargaan.

Menurut Andi, di antara penghargaan yang digagas di dalam komisi organisasi, ialah mendapat beberapa hak, misalnya, pada acara muktamar, suatu wilayah yang bisa masuk dalam pembantu formatur merupakan PWNU yang klasifikasinya A.

Begitupun pada perhelatan Konferensi Wilayah (Konferwil) yang bisa menjadi pembantu formatur itu PCNU yang klasifikasinya A.

Sementara bagi PWNU atau PCNU yang menduduki klasifikasi C dan dalam beberapa tahun ke depan tetap tidak bisa masuk ke klasifikasi B, punishment-nya bisa dicabut status cabangnya dan hanya menjadi perwakilan saja.

Menurut Andi, PO Pengukur Kinerja Kepengurusan tersebut bertujuan untuk melakukan penguatan struktur NU di semua level. (Husni Sahal/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Senin, 18 Desember 2017

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat

Ciamis, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menggebrak pasar Kalapasawit dengan shalawat pada Sabtu malam pada Jumat malam, (30/5). Kegiatan bertajuk “Ansor Bershalawat” itu tetap dikunjungi banyak orang kendati diguyur hujan.

“Ansor Bershalawat” digelar bersama Ustad Soleh ILHAM dari Yogyakarta (backing vocal Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf). Sebelumnya delapan orang anggota Jam’iyatul Qurra wal-Huffaz NU Kecamatan Lakbok membaca ayat suci Al-Quran. Kemudian dilajutkan dengan sambutan Ketua PC GP ANSOR Kabupaten Ciamis Dandeu Rifa’i Hilmi.

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Lakbok Gebrak Pasar dengan Shalawat

Dalam sambutannya, Dandeu mengatakan, GP Ansor sebagai generasi penerus perjuangan NU harus siap siaga menghadapi problem masyarakat, khususnya di bidang keagamaan, “Dengan Gebyar shalawat ini, mari kita jaga pesan-pesan yang disampaikan oleh guru kita, KH Hasyim As’ari,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menambahkan, PAC Kecamatan Lakbok yang dipimpin Hirzudin, harus mendampingi kegiatan-kegiatan masjid dan mushola supaya faham-faham Islam radikal tidak menembus kekuatan kita.

Sang Pencerah Muslim

“Ansor Bershalawat” tersebut dihadiri tidak kurang 1000. Turut hadir anggota GP Ansor Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, dan PAC Kecamatan Banjarsari.

Sebagai rangkaian kegiatan tersebut, sebelumnya telah digelar perlombaan tenis meja memperebutkan piala Karang Taruna kabupaten Ciamis. Para pemuda dan siswa tingkat SD/MI berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Selanjutnya tanggal 30 Mei digelar donor darah bersama PMI Kabupaten Ciamis dengan jumlah pendonor mencapai 20 orang dari unsur masyarakat dan pengurus GP Ansor. Lalu lomba hadroh tingkat SD/MI memperebutkan piala PC GP ANSOR Kabupaten Ciamis. Walapaun jumlah peserta hanya 7 grup, namun cukup menjadi perhatian masyarakat Lakbok.

Redaktur     : Abdullah Alawi

Kontributor : Ahmad Muhafidz

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nahdlatul Ulama, Budaya, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Rabu, 06 Desember 2017

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax

Jakarta,Sang Pencerah Muslim

Berita bohong atau dikenal hoax saat ini hampir meliputi beragam sendi kehidupan, mulai bisnis, kesehatan, pendidikan, politik, bahkan urusan agama. Hoax sengaja disebar pihak tertentu untuk dipercaya penerimanya. Biasanya tersebar luas melalui media sosial.

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)
Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)

Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax

Hal itu dikatakan Ketua Litbang Lembaga Ta’lif wa Nasyr Nahdlatul Ulaa (LTNNU) Malik Mughni di sela diskusi dengan peserta menulis Sang Pencerah Muslim di kantor PBNU (12/5).

Apalagi ketika menjelang pemilihan umum baik pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden, hoax, semakin marak.

Sang Pencerah Muslim

“Tujuannya tidak lain untuk menjatuhkan dengan menggunakan berita bohong. Selain itu hoax juga sering digunakan untuk menebarkan kebencian dalam satu golongan dan pengagungan kepada golongan lain,” jelasnya.

Agar terhindar dari hoax, menurut Malik, adalah melakukan tabayun atau konfirmasi. Artinya kita tidak begitu saja percaya dengan berita yang diperoleh sebelum memastikan kebenarannya. Terutama berita dengan sumber yang tidak jelas.

Sang Pencerah Muslim

Malik juga menambahkan, saat ini NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sering dihantam hoax dari pihak-pihak tertentu.

“Tentu saja itu sangat merugikan NU. Parahnya, media mainstream juga ikut termakan hoax,” kata Malik menegaskan.

Untuk menangkal hoax terhadap NU, LTNNU menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja sama itu melibatkan para peneliti, pendidik, organisasi kepemudaan, pengamat, dan jurnalis di media-media mainstream. Mereka akan dipertemukan LTNNU pada konsolidasi nasional untuk mempertemukan gagasan mengimbangi media-media radikal dan berita-berita hoax.

“Kenapa itu dilakukan? Karena yang hoax itu tidak sesuai dengan ajaran Islam,” pungkasnya. (Mistra/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Berita, Pemurnian Aqidah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Desember 2017

Doa ketika Mempertemukan Mempelai Pria dan Wanita

Dalam tradisi Nusantara sebagaimana diajarkan oleh para ulama kita, pada saat akad nikah, ada tradisi mempertemukan mempelai pria dengan mempelai wanita. Biasanya prosesi ini dilakukan setelah akad nikah selesai. Tradisi mempertemukan ini merupakan pertanda bahwa sejak saat itu, mempelai wanita telah halal bagi mempelai pria, begitu pun sebaliknya.

Bukan hanya dipertemukan, namun kedua pasangan tersebut juga didoakan agar menjadi pasangan yang baik dan penuh berkah.

Doa ketika Mempertemukan Mempelai Pria dan Wanita (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa ketika Mempertemukan Mempelai Pria dan Wanita (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa ketika Mempertemukan Mempelai Pria dan Wanita

Dikutip dari karya Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi al-Dimasyqi, Al-Adzkâr al-Muntakhabah min Kalâmi Sayyid al-Abrâr (Surabaya: Kharisma, 1998), hal. 284, berikut ini adalah doa yang sepatutnya diucapkan bagi pasangan pengantin yang baru saja dipertemukan. Doa tersebut ialah:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Bârakallâhu likulli wâhidin minnâ fî shâhibihi. Allahumma innî as`aluka khairahâ wa khaira mâ jabaltahâ ‘alaihi wa a’ûdzu bika min syarrihâ wa min syarri ma jabaltahâ ‘alaihi

Sang Pencerah Muslim

“(Semoga) Allah memberkahi masing-masing dari kita dengan pasangannya. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan pasangannya, dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan pasangannya.”

Demikian, semoga bermanfaat. Amin. Wallahu a’lam bi shawab.

(Muhammad Ibnu Sahroji)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Nahdlatul Ulama, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Senin, 04 Desember 2017

Ekonomi Ditata dari Orientasinya

Oleh KH Abdurrahman Wahid. Sejak kemerdekaan di tahun 1945, orientasi ekonomi kita banyak ditekankan pada kepentingan para pengusaha besar dan modern. Di tahun 1950-an, dilakukan kebijakan Benteng, dengan para pengusaha pribumi atau nasional memperoleh hampir seluruh lisensi, kredit dan pelayanan pemerintah untuk “mengangkat” mereka. Hasilnya adalah lahir perusahaan “Ali-Baba” , yaitu dengan mayoritas pemilikan ada di tangan para pengusaha pribumi (Ali) dan pelaksana perusahaan seperti itu dipimpin oleh keturunan Tionghoa (Baba). Ternyata, kebijakan itu gagal. ‘Si Baba’ atau pengusaha keturunan Tionghoa, karena ketekunan dan kesungguhannya mulai menguasai dunia usaha, baik yang bersifat peredaran/perdagangan barang-barang maupun pembuatan/produksinya, walau adanya pembatasan ruang gerak warga negara keturunan Tionghoa, untuk tidak aktif/memimpin di bidang-bidang selain perdagangan.

Ekonomi Ditata dari Orientasinya (Sumber Gambar : Nu Online)
Ekonomi Ditata dari Orientasinya (Sumber Gambar : Nu Online)

Ekonomi Ditata dari Orientasinya

Demikian pula dengan sistem quota dalam pendidikan, mau tidak mau mempengaruhi ruang gerak warga negara keturunan Tionghoa di bidang perdagangan saja. Mereka dengan segera memanfaatkan kelebihan uang mereka, untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka di luar negeri. Karena tidak terikat dengan sistem beasiswa yang disediakan pemerintah untuk berbagai bidang studi, mereka lalu memanfaatkan pendidikan luar negeri yang memberikan perhatian lebih besar kepada pendidikan berbagai bidang seperti, teknologi, produksi, kimia, komunikasi terapan, kemasan (package), pemasaran, penciptaan jaringan (networking) dan permodalan. Di tahun-tahun terakhir ini, para pengusaha keturunan Tionghoa itu bahkan sudah mencapai tingkatan kesempurnaan (excellence) dalam bidang-bidang tersebut, seperti terbukti dari hasil-hasil yang dicapai anak-anak mereka di luar negeri.

Karena itu tidaklah mengherankan, jika lalu dunia usaha (bisnis) mereka kuasai. Para manager/pimpinan usaha ada di tangan mereka, bahkan hal itu terasa pada tingkat usaha di bidang keuangan/finansial. Bahkan Bulog dan Dolog hampir seluruhnya berhutang uang pada mereka. Sehingga praktis merekalah yang menentukan jalannya kebijakan teknis, dalam hal-hal yang menyangkut sembilan macam kebutuhan pokok bangsa. Tidak mengherankan jika lalu ada pihak yang merasa, ekonomi negeri kita dikuasai oleh keturunan Tionghoa. Itu wajar saja. Bahkan lontaran emosional itu akan menjadi sangat berbahaya, jika ditutup- tutupi oleh pemerintah dan media dalam negeri. Namun, harus segera ditemukan sebuah kerangka lain, untuk menghindarkan lontaran-lontaran perasaan yang emosional seperti itu. Janganlah berbagai reaksi itu, lalu berkembang karena dipercaya oleh orang banyak.

Sang Pencerah Muslim

Kesenjangan kaya-miskin yang terus menjadi besar dalam kenyataan, maka diperlukan sebuah penataan ekonomi bangsa kita. Bagaimanapun juga harus diakui, bahwa apa-apa yang terbaik di negeri kita, dikuasai/dimiliki oleh mereka yang kaya, baik golongan pribumi maupun golongan keturunan Tionghoa. Namun untuk menyelamatkan diri dari kemarahan orang melarat, baik yang merasa miskin ataupun yang memang benar-benar tidak menguasai/memiliki apa-apa, maka elite ekonomi/orang kaya kalangan pribumi selalu meniup-niupkan bahwa perekonomian nasional kita dikuasai/dimiliki para pengusaha golongan keturunan Tionghoa. Karena memang selama ini media nasional dan kekuasaan politik selalu berada di tangan mereka, dengan mudah saja pendapat umum dibentuk dengan menganggap golongan keturunan Tionghoa, yang lazim disebut golongan non-pribumi, sebagai penguasa perekonomian bangsa kita.

Sang Pencerah Muslim

Kesan salah itu dapat segera dibetulkan dengan sebuah koreksi total atas jalannya orientasi perekonomian kita sendiri. Koreksi total itu harus dilakukan. Orientasi yang lebih mementingkan pelayanan kepada pengusaha besar dan raksasa, apapun alasannya, termasuk klaim pertolongan kepada pengusaha nasional “pribumi”, haruslah disudahi. Sebenarnya yang harus ditolong adalah pengusaha kecil dan menengah, seperti yang diinginkan oleh Undang-undang Dasar kita, maupun berbagai peraturan yang lain. Dengan demikian tidaklah tepat mempersoalkan “pribumi” dan “non-pribumi”, karena persoalannya bukan terletak di situ, masalahnya adalah kesenjangan antara kaya dan miskin.

Jadi, yang harus dibenahi, adalah orientasi yang terlalu melayani kepentingan orang-orang kaya, atas kerugian orang miskin. Kita harus jeli melihat masalah ini dengan kacamata yang jernih. Perubahan orientasi itu terletak pada dua bidang utama, yaitu pertolongan kepada UKM, Usaha Kecil dan Menengah dan upaya mengatasi kemiskinan. Kedua langkah itu harus disertai pengawasan yang ketat, disamping liku-liku birokrasi, yang memang merupakan hambatan tersendiri bagi upaya memberikan kredit murah kepada UKM. Padahal saat ini, apapun upaya yang dilakukan untuk menolong UKM, selalu menghadapi hambatan. Jadi, haruslah dirumuskan kerangka yang tepat untuk tujuan ini. Dan tentu saja, upaya mengatasi kemiskinan menghadapi begitu banyak rintangan dan hambatan, terutama dari lingkungan birokrasi sendiri.

***

Padahal tujuan pemerintah dan kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah maslahah ‘âmmah, yang secara sederhana diterjemahkan dengan kata kesejahteraan. Kata kesejahteraan ini, dalam Undang-undang Dasar kita, dinamakan keadilan dan kemakmuran. Sekaligus dalam pembukaan UUD 1945 diterangkan, bahwa tujuan bernegara bagi kita semua diibaratkan menegakkan masyarakat yang adil dan makmur. Ini juga menjadi sasaran dari ketentuan Islam itu, dengan pengungkapan “kebijakan dan tindakan seorang pemimpin atas rakyat yang dipimpinnya, terkait langsung dengan kepentingan rakyat yang dipimpinnya (tasharruful imâm ‘alâr-ra’iyyah manûthun bil- mashlahah).”

Dalam bahasa sekarang, sikap agama seperti itu dirumuskan sebagai titik yang menentukan bagi orientasi kerakyataan. Itulah yang seharusnya menjadi arah kita dalam menyelenggarakan perekonomian nasional. Bukannya mempersoalkan asli dan tidak dengan latar belakang seorang pengusaha. Pandangan picik seperti itu, sudah seharusnya digantikan oleh orientasi perekonomian nasional kita yang lebih sesuai dengan kebutuhan mayoritas bangsa.

Masalahnya sekarang, perekonomian nasional kita terkait sepenuhnya dengan persaingan bebas, keikutsertaan dalam perdagangan internasional yang bebas dan mengutamakan efisiensi rasional. Karenanya orientasi ekonomi rakyat harus difokuskan kepada prinsip “menjaga dan mendorong” UKM. Namun sebelumnya dalam hal ini adalah, keharusan merubah orientasi perekonomian nasional itu sendiri.

*) Diambil dari Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi, 2006 (Jakarta: The Wahid Institute). Tulisan ini pernah dimuat di Memorandum, 3 Januari 2003.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock