Tampilkan postingan dengan label Ubudiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ubudiyah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Desember 2017

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 60 orang mengikuti pelatihan perawatan jenazah di aula KPRI Prastiwi Kabupaten Probolinggo, Senin (17/3). Mereka terdiri dari tokoh masyarakat, unsur 24 MWCNU sekabupaten Probolinggo, tokoh agama, dan sejumlah pengasuh pesantren.

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Pelatihan ini difasilitasi Pemkab Probolinggo, PCNU Probolinggo, dan PCNU Kota Kraksaan. Kegiatan ini digelar untuk membina dan meningkatkan kemampuan tenaga perawatan jenazah.

“Sejauh ini banyak masyarakat yang belum mengetahui tata cara perawatan jenazah. Apalagi banyak perbedaan persepsi bagaimana cara menangani jenazah sesuai syariat agama. Bahkan, jika tidak diluruskan cenderung menjadi fitnah,” ungkap Kepala Bagian Kesra Pemkab Probolinggo Moh Syarifuddin.

Sang Pencerah Muslim

Forum pelatihan ini menghadirkan Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan H M Zahri Shiddiq untuk mengisi materi istihdlar dan sakratul maut. Sementara materi dan praktik memandikan dan mengafani jenazah dipandu Kepala KUA Kecamatan Kotaanyar H Mahalli Hasan Makiki.

Materi tata cara menyembahyangkan jenazah oleh Ketua PC LBMNU Kota Kraksaan H Mudaffir Irwani. Sedangkan etika mengantar jenazah diisi Sekretaris PCNU Probolinggo H Sulaiman Sholeh.

Sang Pencerah Muslim

H M Zahri Shiddiq mengungkapkan, pelatihan perawatan jenazah ini dimaksudkan untuk memenuhi ketersediaan tenaga rukun kifayah yang terampil dan mumpuni. Dalam arti, mereka bisa menangani jenazah secara baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at Islam.

Untuk tata cara ziarah kubur dan takziah, peserta menerima penyampaian materi dari Katib Syuriyah PCNU Probolinggo KH Syuhada’ Nasrullah.

KH Syuhada’ mengharapkan peserta pelatihan mengamalkan materi pelatihan di masyarakat. “Sekaligus menularkan pengetahuannya kepada kelompok-kelompok masyarakat yang ada di lingkungannya masing-masing,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Pondok Pesantren, Hadits Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 16 Desember 2017

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI

Nias Selatan, Sang Pencerah Muslim



Radio Republik Indonesia (RRI) Nias Selatan menggelar dialog interaktif bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, di Studio RRI Nias Selatan, Jalan Baloho Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan.

Dialog interaktif diselenggarakan sehari menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) Ke-2 NU Nias Selatan yang berlangsung hari ini, Ahad (27/3). Dalam forum publik tersebut Sekretaris PCNU Nias Selatan Dedi Rahmin Tanjung dan Afdal Jikri Maruao selaku Ketua Panitia Konfercab NU Nias Selatan menjadi narasumber.

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI (Sumber Gambar : Nu Online)
Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI (Sumber Gambar : Nu Online)

Konfercab, NU Nias Selatan Dialog Interaktif via RRI

Mengawali dialog, Dedi Rahmin Tanjung menjelaskan tentang NU dan kiprahnya dalam kemerdekaan Indonesia, juga komitmennya mengawal NKRI dalam bingkai kebinekaan. NU, katanya, sebagai organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. NU yang lahir pada tanggal 31 Januari 1926 berkembang dengan corak dan kulturnya sendiri.

Sebagai organisasi keagamaan Islam berpahamkan Ahlussunnah wal Jamaah, NU menampilkan sikap toleran dan akomodatif terhadap nilai-nilai lokal. NU berakulturasi dan berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat. Dengan demikian ia memiliki wawasan multicultural.

Sementara itu Ketua Panitia Konfercab Afdal Jikri Maruao menjelaskan bahwa perkembangan Nahdlatul Ulama di Indonesia bahkan di dunia semakin meningkat. Ia mengungkapkan, PCNU Kabupaten Nias Selatan berdiri pada tahun 2011 lalu.

Sang Pencerah Muslim

Sebagai cabang NU yang berusia lima tahun, kata Afdal, dengan segala keterbatasan telah berbuat untuk kemashlahatan umat. Kini, sesuai dengan AD/ART, NU Nias Selatan harus menggelar konferensi cabang kedua dalam rangka mengevaluasi perjalanannya selama ini serta memilih kepemimpinan NU masa khidmah 2016-2021.

Lebih lanjut Afdal mengatakan bahwa konfercab kali ini dilaksanakan 26-27 Maret 2016 di MIN Teluk Dalam dengan tema “Merajut Ukhwah, Meneguhkan NKRI” dan diikuti lima MWCNU, PCNU, dan dihadiri oleh PWNU Sumatera Utara. ? (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Lomba, Olahraga Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 Desember 2017

Karomah Lelaki Beristri Cerewet

Cerita berikut ini bisa kita baca dalam kitab Uqûdul Lujjain karya Syekh Nawawi al-Bantani. Alkisah, seorang saleh mengunjungi rumah saudaranya yang juga terkenal saleh. Sebut saja Dullah dan Darsun. Setidaknya tiap tahun Dullah pergi menjumpai saudaranya itu.

Kali ini hampir saja Dullah tak bertemu Darsun. Begitu mengetuk pintu, yang terdengar adalah suara istri Darsun, "Siapa?"

Karomah Lelaki Beristri Cerewet (Sumber Gambar : Nu Online)
Karomah Lelaki Beristri Cerewet (Sumber Gambar : Nu Online)

Karomah Lelaki Beristri Cerewet

"Saya saudara suamimu, datang untuk mengunjunginya"

"Suamiku sedang mencari kayu. Semoga ia tidak dikembalikan Allah ke rumah ini lagi." Dari balik pintu itu istri Darsun kemudian terus mencaci-maki suaminya. Habis-habisan.

Sang Pencerah Muslim

Dullah hanya bisa menelan ludah, hingga akhirnya ia melihat Darsun pulang membawa kayu bersama seekor singa. Ya, Darsun meletakkan kayu itu di atas punggung binatang yang terkenal buas itu.

Sembari menurunkan kayu dari punggung singa, Darsun berujar kepada istrinya, "Kembalilah ke dalam. Semoga Allah memberkatimu," katanya yang lantas mempersilakan Dullah masuk ke dalam rumah.

Sang Pencerah Muslim

Sambil mengucapkan salam, Darsun menampakkan air muka gembira menyambut kunjungan saudaranya itu. Tak lupa ia sajikan makanan untuk Dullah. Pertemuan pun terasa cair dan hangat.

Dullah lalu berpamitan. Tapi satu hal yang tetap menancap di pikiran Dullah: kekagumannya terhadap kesabaran Darsun menghadapi istrinya yang super cerewet, gemar mengolok suami sendiri, bahkan seperti melaknatnya. Darsun tak membalas lemparan kotoran dengan lemparan serupa.

Tahun berikutnya, Dullah berkunjung lagi. Sesaat selepas mengetuk pintu, sambutan ramah datang dari istri Darsun. Ucapan "Selamat datang" meluncur, disusul dengan pujian terhadap tamu. Perempuan itu juga memuji Darsun sembari menunggunya pulang.

Seperti biasa, Darsun pulang dengan membawa kayu bakar. Hanya saja, hari itu ia tak lagi bersama singa. Beban kayu bakar ia pikul sendiri di atas pundak. Darsun terlihat kian payah. Tapi sambutan yang menyenangkan terhadap saudaranya itu tidak berubah.

Tentang dua suasana berbeda yang ia alami, sebelum pamit Dullah memberanikan diri bertanya kepada Darsun. Mengapa perempuan yang menyambutnya berbeda dari perempuan tahun sebelumnya? Kemana pula singa perkasa yang dulu menggotong kayu itu?

Darsun memberi tahu, "Saudaraku, istriku yang berperilaku tercela itu telah meninggal dunia. Aku berusaha sabar atas perangai buruknya, sehingga Allah memberi kemudahanku untuk menaklukkan singa. Karena kesabaranku itu. Lalu aku menikah lagi dengan perempuan salehah. Aku sangat berbahagia dengannya. Hingga singa itu dijauhkan dariku, dan memaksaku memikul sendiri kayu bakarku."

Apa yang diceritakan Syekh Nawawi ini tentu bukan ingin melegitimasi perangai buruk seorang istri. Karena dalam kitab yang sama, ia berulang kali mengharuskan perempuan bersikap patuh dan menjaga tata krama terhadap suami.

Pesan moral dititikberatkan kepada cara suami menyikapi perilaku istri. Ketika situasi mendesak suami menghadapi kemungkinan terburuk, maka bersabar adalah langkah paling bijak. Sabar berarti kuat, bukan lemah, apalagi kalah. Sabar juga bisa menjadi modal dasar bagi usaha untuk memperbaiki. Kemenangan dan kemuliaan Darsun dalam kisah tersebut tercermin dari keistimewaan yang ia peroleh, sebagai imbalan dari kesabarannya yang luar biasa itu.

Hal sama juga bisa terjadi sebaliknya, yakni ketika istri terpaksa menghadapi perilaku suami yang jauh dari dambaan. Kesabaran adalah pilihan utama. Karena, sebagaimana dikutip Syekh Nawawi, Rasulullah bersabda:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Siapa yang bersabar atas perangai buruk suaminya maka Allah memberinya ganjaran yang setimpal dengan anugerah yang diberikan kepada Nabi Ayub alaihis salam..."

(Mahbib)

*) Dullah dan Darsun adalah nama rekaan yang tak disebut Syekh Nawawi. Keduanya digunakan sekadar untuk memudahkan cerita.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 03 Desember 2017

Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Warga NU telah tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Mereka berdakwah dengan membangun masjid, musholla serta madrasah untuk meningkatkan kualitas ibadah dan iman umat Islam sejak sebelum kemerdekaan Indonesia.

Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Beginilah Modus Upaya Perebutan Masjid NU

Dengan terbukanya Indonesia, bermunculan kelompok Islam baru yang berusaha mengembangkan ajaran mereka di Indonesia. Bukannya berdakwah kepada mereka yang belum berislam, mereka malah menyalahkan kelompok lain dengan menuduhnya bid’ah, khurafat, bahkan mengkafirkan dan mengklaim hanya aliran mereka sendiri yang benar. Mereka juga berusaha merebut masjid-masjid yang selama ini dirawat dan dipelihara oleh warga NU dengan tujuan mengganti amalan yang mereka yakini.

Dengan berusaha manarik simpati sebagai saudara sesama muslim, mereka berusaha memperdaya takmir masjid yang telah berkhusnudhon dan menyediakan tempat bagi mereka. Ketua Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) KH Abdul Manan Al Ghani menyampaikan beberapa modus yang mereka gunakan dalam proses mengambil alih pengelolaan masjid. 

Sang Pencerah Muslim

1. Terdapat orang yang datang atau sengaja mengontrak rumah di dekat masjid lalu aktif berjamaah sholat lima waktu di masjid tersebut dan memperkenalkan dirinya kepada jamaah lain serta pengurus masjid. 

Sang Pencerah Muslim

2. Lalu, orang tersebut mulai aktif ikut menjaga kebersihan masjid, sehingga mendapat simpati dari pengelola masjid. 

3. Jika muadzin atau imam sholat kebetulan berhalangan, ia menawarkan diri untuk menjalankan tugas tersebut. Karena sudah dikenal, peran tersebut dengan mudah diterima pengurus masjid dan tidak dipertanyakan.

4. Ketika ada rapat pengurus, ia mulai aktif dan ikut memberi usulan, biasanya yang diusulkan adalah khotib Jum’at, yang berasal dari kelompoknya.

5. Langkah selanjutnya, ia akan semakin berusaha mendominasi dan mengajak teman-temannya membuat kegiatan di masjid tersebut. Ketika terjadi perubahan kepengurusan masjid, ia memasukkan orang-orangnya dalam kepengurusan.

6. Jika dirasa sudah mendominasi dalam kepengurusan dan kegiatan, ia akan menyingkirkan orang lama dan mengganti amalan ibadah masjid tersebut yang sesuai dengan alirannya. Di masjid tersebut, juga mulai kencang disuarakan bid’ah atau menyalahkan ajaran yang di luar alirannya serta melarang orang lain menjalankan kegiatan di masjid tersebut. 

Kiai Manan mengingatkan agar pengurus masjid NU jika menemui modus-modus seperti itu dan menjaga eksistensi masjid tersebut. LTMNU siap membantu melakukan sertifikasi wakaf atas nama nadhir NU sebagaimana yang sudah dilakukan di sejumlah tempat sehingga kepemilikan masjid tersebut tidak berpindah tangan.

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Makam Sang Pencerah Muslim

Perjuangan Mbah Hasyim Membangun Gerakan Filantropi

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Gerakan filantropi pertama kali dilakukan pada tahun 1918 oleh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri,dan KH Masykur ? dengan menggalang 40 pengusaha. Mereka kemudian membentuk organisasi bernama Nahdlatut Tujjar.?

“Pada saat itu masyarakat sangat antusias untuk mengumpulkan dana. Karena para kiai bergerak, sehingga terkumpul dana cukup besar. Gerakan filantropi nusantara yang digerakkan oleh para kiai mampu menarik para banker,” kata Ketua PBNU HM Sulthon Fatoni saat mengisi seminar nasioanl bertema Filantropi Islam Nusantara yang diselenggarakan oleh NU Care-LAZISNU di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (2/2).

Perjuangan Mbah Hasyim Membangun Gerakan Filantropi (Sumber Gambar : Nu Online)
Perjuangan Mbah Hasyim Membangun Gerakan Filantropi (Sumber Gambar : Nu Online)

Perjuangan Mbah Hasyim Membangun Gerakan Filantropi

Seiring berjalannya waktu, gerakan yang dihimpun oleh para kiai tersebut tercium Belanda, sehingga pihak Belanda memberlakukan peraturan tentang koperasi yang harus berizin dengan mengenakan biaya yang sangat mahal. Di samping standar dan persyaratan lain yang harus dipenuhi.?

Para kiai tidak mampu memenuhi persyaratan, termasuk dana minimal yang harus disetor ke pihak Belanda. Gerakan filantropi Nahdlatut Tujjar pada akhirnya tenggelam.

“Gerakan filantropi koperasi saat itu memang yang harus dirambah, karena zakat, sedekah, dan infaq sudah jalan,” katanya.?

Sang Pencerah Muslim

Selanjutnya di awal tahun 1920, Mbah Hasyim mengutus Kiai Wahab menemui Kiai Nawawi Sidogiri untuk berkonsultasi tentang pendirian organisasi Nahdlatul Ulama (NU).?

Dari pertemuan itu, para kiai berkumpul di Masjid Jami’ Kota Pasuruan kemudian terbesit ayat Al Qur’an Lamasjidun Ussisa ‘alat Taqwa.

Sang Pencerah Muslim

“Jadi perkumpulan NU, perkumpulan para kiai kita sepakat asalkan gerakan perkumpulan ini nanti tidak berbasiskan finansial, tidak bermisi profit. Maka lahir NU,” terangnya.?

Sebagaimana ditegaskan Mbah Hasim dalam Risalah Ahlussunnah Waljamah tahun 1928 bahwa NU adalah organasiasi yang bermisi memberikan keadilan, memberikan perlindungan, meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong agar masyarakat makmur.

“Gedung yang kita tempati ini (Gedung PBNU), bukan dari bisnis, tapi gedung ini dibangun dengan semangat filantropi. Semuanya terlibat, kaya, miskin, muslim, dan non muslim di era Gus Dur,” terang pria yang juga menjabat sebagai wakil rektor II Unusia ini. (Husni Sahal/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 28 November 2017

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Pimpinan Wilayah Fatayat NU DI Yogyakarta bekerja sama dengan King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) mengadakan acara Lokakarya Pemudi Antariman dengan tema "Mengelola Keberagaman Agama bagi Pemudi Antariman Di Yogyakarta, Indonesia" pada 28-29 Agustus 2015 di Villa Mawar Asri, Kaliurang Barat, Kaliurang, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,.

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU DIY Gelar Lokakarya Pemudi Antariman

Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia, yang hampir semua etnis dan agama dengan segala denominasinya, hidup dan berkembang. Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata, separuhnya hampir dihuni oleh anak muda yang datang dari berbagai penjuru Nusantara untuk belajar dan mengembangkan diri. Hal tersebut menyebabkan dinamika kehiduapan sosial, budaya dan agama sangat tinggi, dan pada gilirannya meningkatkan potensi konflik, bahkan bisa jadi merambat menjadi kekerasan di DIY. Hal itu sudah terbukti dalam empat tahun terakhir ini, kekerasan atas nama etnis dan agama semakin meningkat di Yogyakarta.

Dalam rangka itulah, diperlukan intervensi untuk mengantisipasi dan memastikan kekerasan atas nama agama tidak terulang lagi, khususnya intervensi bagi para perempuan muda lintasagama. "Usia muda merupakan masa sangat produktif, para perempuan muda akan bereproduksi, merawat dan mendidik anak-anak dan juga berkarier dan mengembangkan diri di lingkungan dan tempat kerja mereka. Inilah alasan diadakannya acara loka karya." Kata Wiwin Siti Aminah, Ketua panitia sekaligus fasilitator dalam acara tersebut.

Sang Pencerah Muslim

Acara ini pun bertujuan memberikan kesempatan kepada para pemudi lintas iman untuk bertemu, mengenal satu sama lain dan berbagi pengetahuan serta pengalaman.? Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran mengenai realitas dinamika kemajemukan masyarakat dan pentingnya mengelola keberagaman agama dengan dialog sebagai sebuah kekuatan bersama dalam menciptakan perdamaian. Seperti penjelasan ketua Fatayat NU DIY, Mustaghfiroh Rahayu "selain itu, acara ini untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya peran perempuan dalam proses dialog antariman di Yogyakarta."

Acara ini tidak berhenti hanya pada lokakarya saja, namun ada tindak lanjut selama empat kali pertemuan serta mengadakan kunjungan di lima tempat yakni Pesantren, Vihara, Hare Krishna, Katolik Seminari, dan Gereja Kristen Jawa. PW Fatayat NU DIY berharap dengan kegiatan ini senafas dengan gerakan Islam Nusantara yang sedang menjadi pembahasan di kancah nasional maupun internasional. (Muyassaroh/Mahbib)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Anti Hoax, Ubudiyah, Nahdlatul Ulama Sang Pencerah Muslim

Senin, 27 November 2017

Tinjau Kesiapan Lokasi, Panitia Nilai 80 Persen Sudah Siap

Jombang,Sang Pencerah Muslim. PBNU bersama PWNU Jawa Timur, Ahad (1/2) meninjau lokasi yang bakal digunakan Muktamar NU ke 33 di Jombang. Rencananya muktamar bakal berlangsung di empat pesantren yakni Tebuireng, Bahrul Ulum Tambakberas, Darul Ulum Rejoso Peterongan dan Mambaul Maarif Denanyar.

"Untuk sementara, dari pantauan kita tadi,? pesantren yang bakal ditempati sebagai lokasi Muktamar yang sudah kita lihat hampir semunya sudah 80 persen siap digunakan," ujar Imam Azis, Ketua Panitia Muktamar NU ke-33 yang juga salah satu ketua PBNU saat meninjau lokasi di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas.

Tinjau Kesiapan Lokasi, Panitia Nilai 80 Persen Sudah Siap (Sumber Gambar : Nu Online)
Tinjau Kesiapan Lokasi, Panitia Nilai 80 Persen Sudah Siap (Sumber Gambar : Nu Online)

Tinjau Kesiapan Lokasi, Panitia Nilai 80 Persen Sudah Siap

Namun demikian, Imam mengharapkan, pesantren bersama panitia daerah nantinya? lebih memperhatikan terkait fasilitas MCK atau sanitasi. Karena, dikatakannya, peserta resmi yang diundang dalam Muktamar? ke 33 datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara.

Sang Pencerah Muslim

"Saya tidak bisa membayangkan kalau soal Sanitasi ini mengganggu pelaksanaan Muktamar. Jadi soal MCK ini perlu mendapat perhatian serius panitia daerah," imbuhnya.

Di samping itu, terkait transportasi diharapkan bisa memenuhi kebutuhan peserta karena lokasi Muktamar ada di empat pesantren. "Bagaimana panitia menyediakan dan mengatur transportasi? termasuk jalurnya. Karena empat pesantren ini yang akan digunakan sebagai lokasi sidang-sidang komisi," tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

4000 peserta

Masih menurut Imam, peserta Muktamar berjumlah sekitar 4 ribu. Rinciannya dari PBNU sebanyak 300 pengurus, Perwakilan PW dan PC NU sebanyak 3000 peserta, dari perwakilan negara sahabat sekitar 200 orang. "Termasuk Pengurus Cabang Istimewa di berbagai negara juga menjadi peserta," tandasnya.

Panitia, lanjut Imam Azis menambahakan, juga mengundang beberapa duta besar negera sahabat untuk hadir sebagai peninjau diantaranya negera Mesir, Syuriah, Sudan, Arab Saudi, Malaysia." Negara Negara yang sering hadir dan mengundang NU, duta besarnya semuanya kita undang untuk hadir sebagai peninjau," tandasnya.

Sementara terkait lokasi pembukaan dan pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU yang direncanakan digelar di Alun alun Jombang, panitia belum bisa memastikan. "Soal itu masih akan kita musyawarahkan karena melihat maslahah dan madlorotnya," pungkasnya. (Muslim Abdurrahman/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock