Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Maret 2018

Pagelaran Wayang Kulit Tutup Peringatan Harlah GP Ansor

Solo, Sang Pencerah Muslim. Peringatan puncak harlah ke-78 Gerakan Pemuda (GP) Ansor ditutup dengan pagelaran wayang kulit di stadion Manahan jalan Adi Sucipto, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (18) malam. Pementasan wayang kulit ini adalah acara terakhir dari sejumlah rangkaian peringatan harlah GP. Ansor seperti Apel Banser, Anugerah Wirasantri Mandiri, Workshop Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Konferensi Internasional IIFIS.

Pementasan wayang kulit ini didalangi oleh dalang kondang, Ki Enthus Susmono. Pementasan wayang kulit Rabu malam, mengambil lakon ‘Antareja’. Lakon tersebut dimulai pada pukul 22.44 seusai zikiran dan selawatan yang dipimpin oleh Habib Syekh Assegaf.

Pagelaran Wayang Kulit Tutup Peringatan Harlah GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagelaran Wayang Kulit Tutup Peringatan Harlah GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagelaran Wayang Kulit Tutup Peringatan Harlah GP Ansor

Pertunjukan wayang tersebut adalah bentuk apresiasi GP Ansor terhadap seni budaya tradisional. Pagelaran lakon wayang bagi GP Ansor bisa menjadi wadah penyampaian nilai yang mendidik sekaligus hiburan bagi para penonton.

Sang Pencerah Muslim

Sedikitnya dua ribu lima ratus penonton memadati halaman parker stadion Manahan. Mereka datang dari dalam kota Surakarta dan kabupaten sekitar. Meski sempat diguyur tetesan hujan, semangat para penonton tidak berkuran untuk mengerumuni panggung dari delapan arah mata angin.

Sang Pencerah Muslim

Sebelum lakon ‘Antareja’ dimulai, Nusron Wahid, Ketua Umum PP GP Ansor, Dahlan Iskan, Menteri BUMN, dan perwakilan Kemenkominfo member sambutan singkat. Sesaat sebelum mulai, Ki Enthus meminta grup gamelannya untuk memainkan ‘Mars Ansor’. Nusron Wahid menyanyikan Mars Ansor dengan iringan gamelan.

“Pementasan wayang ini ditujukan GP Ansor agar masyarakat mencintai kesenian di Indonesia. Bentuk kecintaan terhadap kesenian tradisi adalah dengan memberikan panggung bagi para seniman,” kata Nusron dalam sambutannya di hadapan dua ribu lima ratus penonton yang sebagian sudah duduk  menggelar Koran.

Mbok ya kita ini mencintai Rasulullah dan kiai. Belajar fiqih ojo dilali ,” salah satu ungkapan Ki Enthus saat mendalang lakon ‘Antareja’, Rabu malam.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis    : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan, Nasional Sang Pencerah Muslim

Kamis, 08 Maret 2018

MI Darul Faizin Assalafiyah Tradisikan Ziarah ke Makam Leluhur

Jombang, Sang Pencerah Muslim

Ratusan siswa dan siswi Madrasah Ibtidaiyah Darul Faizin Assalafiyah tampak berkumpul di makam Mbah Guru Hasan Sanusi. Baik lokasi madrasah maupun pesarean berada di Desa Catakgayam,  Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jawa Timur.



MI Darul Faizin Assalafiyah Tradisikan Ziarah ke Makam Leluhur (Sumber Gambar : Nu Online)
MI Darul Faizin Assalafiyah Tradisikan Ziarah ke Makam Leluhur (Sumber Gambar : Nu Online)

MI Darul Faizin Assalafiyah Tradisikan Ziarah ke Makam Leluhur

Itu merupakan tradisi rutin yang dilakukan peserta didik madrasah ini setiap Kamis Kliwon. Setidaknya ada dua ratus murid yang ikut berziarah ke makam Mbah Guru Sanusi yang juga dikenal sebagai pembuka desa setempat.



Sang Pencerah Muslim

“Beruntung orang tua yang menyekolahkan putra-putrinya di madrasah yang mendidik muridnya untuk mendoakan para pendahulu yang sudah meninggal,” kata Astatik, Kamis (25/1) petang.


 

Salah seorang wali murid MI Darul Faizin Assalafiyah ini mengemukakan bahwa anaknya termasuk yang aktif ziarah ke makam tersebut. “Mbah Guru Hasan Sanusi itu pembuka desa Catakgayam yang dulunya berupa hutan. Beliau juga menantu Mbah Alif yang pesareannya masuk dalam catatan Dinas Pariwisata Jombang sebagai destinasi wisata religi selain Gus Dur,” ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim





Memang khusus pada Kamis Kliwon atau menjelang Jumat Legi, ratusan peserta didik di madrasah ini mengikuti aktifitas rutin tersebut. Pada pukul 11.30 Wib, mereka berkumpul dengan dibimbing para guru untuk membacakan tahlil dan kalimat thayyibah.

 

Astatik juga menandaskan bahwa doa anak sebagai teman kala orang tuanya meninggal. “Bukankah teman kita di alam kubur nanti adalah sedekah jariyah, amal shaleh dan doa anak anak shalih dan shalihah?” tandasnya.

Karenanya, tradisi yang diajarkan para ustadz dan ustadzah khususnya di madrasah ini kepada peserta didik sebagai hal positif. “Kami bangga,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ahlussunnah, Nasional, Halaqoh Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Februari 2018

Menag Bertemu Menteri Haji Saudi Bicarakan Pelayanan

Jakarta, NU.Online
Menteri Agama, Said Agil Al Munawar mengadakan pertemuan dengan Menteri Haji Saudi, Amin Madani, untuk berbicara seputar pelayanan pemerintah Saudi terhadap jamaah haji Indonesia di kantor menteri haji Saudi, Jeddah, Minggu (8/2), seperti dilaporkan situs Informasi Haji di Jakarta, Senin.

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu juga dihadiri oleh Dirjen BPIH Taufiq Kamil, Kabid Haji Muslim Nasution, sementara dari Arab Saudi hadir juga divisi umroh Prof Mohammad Banten.

Menteri haji Arab Saudi Amin Iyad Madani mengucapkan selamat dan sukses atas perjalanan misi haji Indonesia.  "Menteri haji Arab Saudi tak lupa menyampaikan taziah atau bela sungkawa atas meninggalnya 56 jamaah haji Indonesia di jumrah Aqabah Mina," kata Said Agil Husin Almunawar.

Sebagai bentuk evaluasi, menteri haji Arab Saudi  menanyakan pelayanan yang mereka berikan termasuk pelayanan di Arafah dan Mina. "Kami katakan bahwa pelayanan mereka cukup baik," katanya.

Pertemuan tingkat menteri ini juga menyinggung banyaknya jamaah umrah yang memperpanjang keberadaannya di Arab Saudi untuk ikut berhaji secara ilegal. "Mestinya perjalanan umroh paling lambat 30 Ramadhan harus selesai. Hal ini cukup mengganggu kementrian haji Saudi," kata Said Agil.  Untuk itu, Depag akan mengambil langkah menutup beberapa biro perjalanan haji yang bandel itu.

Menurut catatan mentri Haji Saudi jumlahnya jamaah overstay mencapai 15.485 orang, atau 32,91 persen dari jumlah jemaah yang melanggar yang mencapai 50 ribu orang.  Kementrian Haji Saudi, kata menag, bertekad mengambil tindakan tegas yaitu memberi denda kepada perusahaan yang jamaahnya overstay.

"Perlu ada kerjasama konkret agar tidak terjadi overstay ini. Kita sudah larang dan masih juga dari berbagai jalur mereka lakukan. Yang melapor resmi itu ada 11 ribu orang. Jika masih terjadi pelanggaran, kita cabut ijinnya," kata Menag.

Onimah dinyatakan sebagai jenazah yang belum dikenal

Ditanya kemungkinan masih ada lagi jamaah yang belum diidentifikasi, Shufi berkata, mudah-mudahan jumlah yang 56 ini jumlah yang terakhir, sebab Daker Mekkah masih belum menerima laporan dari ketua kloter ihwal jamaah yang hilang. Dengan ditemukannya lagi dua jenazah korban jamarat, total jamaah Indonesia yang meninggal di musibah jumrah Aqabah Mina mencapai 57 orang. Jumlah itu terdiri dari 56 jamaah Indonesia yang memegang paspor haji dan satu lagi warga Indonesia yang bermukim di Arab Saudi atas nama Sukasto.

Sufi juga mengatakan sempat melihat lagi nomor gambar nomor 206 dan 207. "Gambar itu kita ragukan karena mirip orang Indonesia, tetapi setelah ditelusuri, gambar nomor 206 itu ternyata atas nama Azizah, yang sudah diidentifikasi dan termasuk dalam identifikasi 54 jenazah jamaah Indonesia. Begitupun gambar nomor 207 yang ternyata atas nama Ruswati yang juga sudah masuk daftar," katanya.

Jenazah Akum sudah lebih dulu dimakamkan setelah keluarga korban mengenali gambar dan tirkah yang disimpan pengelola kamar jenazah. Sedangkan jenazah Ronimah dimakamkan setelah identifikasinya bisa dilakukan. (atr/che)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Internasional, Nasional, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Menag Bertemu Menteri Haji Saudi Bicarakan Pelayanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Menag Bertemu Menteri Haji Saudi Bicarakan Pelayanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Menag Bertemu Menteri Haji Saudi Bicarakan Pelayanan

Rabu, 31 Januari 2018

Pengganti Bupati Lebih Banyak daripada Imam Mushola

Brebes, Sang Pencerah Muslim. Kekosongan kiai dan petugas rumah ibadah seperti marbot musholla lebih sulit dicarikan penggantinya. Warga lebih banyak mengantre untuk menggantikan posisi kosong kepala negara, gubernur, bupati, atau jabatan lain dalam birokrasi pemerintahan.

Pengganti Bupati Lebih Banyak daripada Imam Mushola (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengganti Bupati Lebih Banyak daripada Imam Mushola (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengganti Bupati Lebih Banyak daripada Imam Mushola

Demikian disampaikan KH Fariz Elt Haq Fuad Hasyim yang akrab disapa Kang Fariz dari Cirebon dalam ceramahnya pada pengajian Ansor Bersholawat di alun-alun Brebes, Jawa Tengah, Ahad (8/12) malam.

Hilangnya kiai, kata Kang Fariz, sulit dicari penggantinya. Tetapi untuk posisi Presiden ataupun Bupati, belum apa-apa sudah banyak yang mengantre. Ini sangat bisa dimaklumi. Pasalnya selain membutuhkan keahlian khusus, petugas keagamaan tidak menyandang gengsi tersendiri di masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

“Mencari pengganti imam musholla saja, sulitnya minta ampun,” terang Kang Fariz yang juga Ketua PC GP Ansor kabupaten Cirebon di hadapan ribuan jamaah Ansor Bersholawat yang diselenggarakan PC GP Ansor Brebes.

Dalam ceramahnya, Kang Fariz mengingatkan kader Ansor untuk terus menjaga para kiai demi tegaknya Islam dan NKRI. Sebab, mereka memiliki andil besar dalam mendirikan NKRI dan mempertahankan Ahlussunah Wal Jamaah.

Sang Pencerah Muslim

Jangan sampai peran para kiai dikebiri dan dipinggirkan seperti pada zaman Orde Baru. Para kiai saat itu, sambung Kang Fariz, seperti daun salam, dipakai saat dibutuhkan. Namun mereka dicampakkan begitu saja kesudahannya.

Perjuangan kiai, keikhlasannya sungguh sangat tidak terbatas, tandasnya. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Kamis, 18 Januari 2018

Bantu Yatim Berarti Bantu Orang Disayang Nabi

Jember, Sang Pencerah Muslim



Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch Eksan mengatakan, tak bisa dipungkiri, lingkaran hidup sebagian banyak anak yatim hanya berkutat dengan keprihatinan. Sudah kehilangan orang tua, mereka masih menderita hidupnya. Bahkan tak jarang mereka jadi anak terlantar, nestapa. 

Bantu Yatim Berarti Bantu Orang Disayang Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)
Bantu Yatim Berarti Bantu Orang Disayang Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)

Bantu Yatim Berarti Bantu Orang Disayang Nabi

Karena itu, menurut dia, uluran tangan masyarakat sangat diharapkan untuk membantu mengurangi beban hidup dan derita mereka. 

Menurut Eksan, menyantuni anak yatim, selain bernilai sosial, juga bernilai ibadah. Lebih- lebih Nabi Muhammad disebut sangat dekat dengan anak yatim. Kedekatan antara keduanya, oleh Nabi Muhammad sendiri diibaratkan jari telunjuk dan ibu jari. 

Sang Pencerah Muslim

"Itu artinya apa? Artinya membantu anak yatim, berarti membantu orang yang sangat disayang Nabi," katanya berceramah pada Pengajian dan Santunan Anak Yatim di Dusun Bukol, Desa Pandansari Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang, Ahad (1/10).

Oleh karena itu, para masyarakat dan para dermawan tidak perlu khawatir hartanya akan hilang begitu saja jika membantu anak yatim. 

Sang Pencerah Muslim

"Harta yang disedekahkan, tidak ada ceritanya itu hilang, apalagi untuk anak yatim. Justru itulah harta yang kekal, harta yang sesungguhnya kita punya," jelasnya.

Penulis beberapa buku itu menambahkan, sesuai dengan UUD 45 pasal 34 (1) disebutkan bahwa anak terlantar dan fakir miskin dibiayai oleh negara. Kendati demikian, masyarakat secara moral juga punya tanggungjawab untuk berperan dalam mengentas mereka dari ketidak berdayaan. 

"Pemerintah wajib dan bertanggung jawab atas kehidupan orang miskin dan terlantar, termasuk anak yatim. Walaupun begitu, kita masyarakat juga wajib bantu mereka," urainya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

 

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Nasional, Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Senin, 15 Januari 2018

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Dikotomi antara NU struktural dan NU kultural seharusnya tak boleh terjadi lagi jika keduanya bisa memainkan perannya masing-masing dan bersinergi. Ketua PBNU Masdar F. Mas’udi berpendapat bahwa NU struktural yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari adalah untuk melengkapi NU Kultural.

“NU kultural sudah ada beberapa ratus tahun lalu berkat kerja kekiaian para ulama kita. Jadi NU organisasi yang dibawa oleh Mbah Hasyim untuk melengkapi NU kultural yang sudah berjalan dan akan terus berjalan,” tuturnya kepada Sang Pencerah Muslim beberapa waktu lalu.

Namun demikian, sampai sekarang ini belum ada pembagian peran yang jelas dan sering terjadi redundance dan mengambil oper peran para kyai yang melakukan kerja-kerja kultural sementara kerja-kerja organisasional belum tertangani dengan baik.

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Struktural untuk Lengkapi NU Kultural

“Kalau pengurus organisasi mengerjakan ngaji, tahlilan, dibaan, ini sebenarnya mengambil alih fungsi yang dijalankan oleh para kiai secara pribadi-pribadi. Pengurus NU itu kerjanya jangan pengajian umum. Tugasnya menghadiri rapat mengambil keputusan untuk mencapai tujuan tertentu yang dikerjakan dalam waktu tertentu,” imbuhnya.

Kerja NU menurut Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) adalah kerja sosial yang tidak bisa dilakuan oleh para individual seperti membimbing umat dalam berbangsa, bernegara, membangun ekonomi umat, kesehatan, dan lainnya.

Sang Pencerah Muslim

“Ini penting karena kebesaran umat ya disitu, dalam realitas kehidupan umatnya. Kalau akidahnya, urusan para ulamanya sebagai pribadi-pribadi, ada atau tidak ada organisasi. Jadi kerja NU itu lain,” tandasnya.

Dikatakannya NU organisasi itu rukunnya kan ada 4, yaitu ada jamaah, ada tujuan bersama, ada kepemimpinan atau pengurus dan ada aturan main yang disepakati bersama. “Yang paling penting adanya jamaah atau warga dan kepemimpinan, tapi yang sekarang ada baru pengurus, lha jamaahnya mana, ya kultural. Ini yang tidak memenuhi standard organisasi. Warga NU organisasi tidak sekedar warga NU kultural, ini tidak memenuhi tujuan Mbah Hasyim,” imbuhnya.

Untuk membuktikan bahwa seseorang menjadi anggota organisasi, harus punya bukti formal seperti Kartanu (Kartu tanda anggota NU), bukan kunut atau tahlilan. “Ini penting sekali. Kalau kunut ya NU kultural bukan organisasi,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Masdar, terdapat tiga tahapan keanggotaan. Pertama, keanggotaan kultural dengan menjalankan tradisi-tradisi ke-NU-an, kedua keanggotaan formal dengan dibuktikannya memiliki kartu anggota NU dan ketiga keanggotaan efektif yang secara fungsional mendukung kerja-kerja NU.

“Kalau anggota biasa memberi kontribusi iuran, kalau pengurus ya memberi kontribusi keuangan dan tenaga. Ini yang harus dibangun ke depan,” tandasnya. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Jadwal Kajian, Nasional Sang Pencerah Muslim

Jumat, 12 Januari 2018

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah

Padangpariaman, Sang Pencerah Muslim. Mantan Ketua IPNU kabupaten Padang Pariaman Aznam Tuanku Bagindo Batuah diamanahkan menjadi ketua pesantren Al-Quran Darul Hikmah kecamatan Enam Lingkung kabupaten Padangpariaman. Ke depan ia akan memimpin pondok yang melatih calon-calon hafizh kontestan MTQ.

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mantan Ketua IPNU Padangpariaman Pimpin Pondok Al-Quran Darul Hikmah

Menurut Aznam, kegiatan pondok Darul Hikmah sekarang berbeda dengan aktivitas sebelumnya. Dulu pondok hanya aktif melatih calon-calon hafiz yang dipertandingkan menjelang pelaksanaan MTQ di kabupaten Padangpariaman dan tingkat Sumatera Barat. Jika tidak ada persiapan MTQ, maka kegiatan pondok Darul Hikmah ini juga berhenti.

"Mulai periode kepengurusan ini, kegiatan belajar di pondok Darul Hikmah akan dilakukan secara berkala. Apakah setiap pekan, atau dua kali sepekan, nanti disepakati dalam rapat pengurus. Yang penting kegiatan pendalaman baca Al-Quran dilakukan secara rutin, terprogram dan tersistematis," kata Aznam kepada Sang Pencerah Muslim, Jumat (19/6).

Sang Pencerah Muslim

Aznam yang juga Kepala Tata Usaha Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan kecamatan Enam Lingkung, dilantik pada Rabu (17/6). Tampak hadir pada pelatihan ini Camat Enam Lingkung Irsyaf Bujang dan Kepala KUA Enam Lingkung Kasmir Diram.

Sang Pencerah Muslim

Menurut keduanya, pondok Al-Quran Darul Hikmah merupakan lembaga agama dengan masa bakti empat tahun.

"Mereka bekerja hanya dengan ikhlas. Tidak ada gaji yang akan diharapkan, selain dari pengabdian yang tulus karena Allah Swt," kata mereka.

Dengan hadirnya pondok ini, Enam Lingkung ke depan bisa diharapkan menjadi “kota santri”. "Apalagi, Yuleni penyuluh agama fungsional teladan Sumatera Barat yang memfasilitasinya, tentu sebuah harapan besar dalam mewujudkan apa yang menjadi keinginan semua masyarakat Enam Lingkung," kata Kasmir. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional, Kajian Islam, Internasional Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock