Tampilkan postingan dengan label Khutbah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Desember 2017

Ketika Habib Luthfi dan Kiai Said Menunduk Bersamaan saat Salaman

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Akhlak mulia tak pernah putus ditunjukkan oleh para ulama di kalangan NU. Mereka terus menjadi oase di tengah maraknya ujaran kebencian dan prasangka buruk yang disajikan oleh sejumlah kelompok.

Ketika Habib Luthfi dan Kiai Said Menunduk Bersamaan saat Salaman (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Habib Luthfi dan Kiai Said Menunduk Bersamaan saat Salaman (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Habib Luthfi dan Kiai Said Menunduk Bersamaan saat Salaman

Pemandangan menyejukkan tersebut terjadi ketika diselenggaraknnya Haul Agung ke-514 H Kanjeng Sultan Raden Abdul Fattah Al-Akbar Sayyidin Panotogomo, Sabtu (11/3) malam di Demak, Jawa Tengah.

Rais Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saling merendahkan badan dan menunduk ketika bersalaman di panggung utama haul.

Momen tersebut diabadikan oleh video singkat yang diunggah Kiai Said di akun twitter resmi pribadinya, @saidaqil. Saat itu, Kiai Said dan undangan lain yang telah hadir seketika berdiri ketika Habib Luthfi datang. Ulama asal Pekalongan tersebut langsung menyalami tamu di panggung satu per satu.

Sang Pencerah Muslim

Tibalah saatnya Kiai Said bergiliran menyalami ulama yang dikenal getol menyerukan persatuan dalam berbangsa ini. Setelah tangan Kiai Said meraih tangan Habib Luthfi, kedua tokoh nasional yang cukup mendunia ini secara bersamaan merendahkan badan mereka dan menunduk.

“Alhamdulillah...Berkesempatan hadir di Haul Agung ke-514 H Raden Fattah, Demak. Hadir pula dalam kesempatan ini Habib Lutfhi bin Yahya,” tulis Kiai Said dalam caption video berdurasi 19 detik itu.

Dalam pemandangan tersebut, Kiai Said terlihat kuat ingin meraih tangan Habib Luthfi untuk kemudian diciumnya. Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan ini akhirnya berhasil mencium tangan Habib Luthfi yang nampak berusaha menarik tangannya.



Sang Pencerah Muslim

Dalam Haul yang dihadiri oleh ribuan jamaah ini, baik Kiai Said maupun Habib Luhtfi memberikan taushiyah. Mereka menekankan akan pentingnya selalu menghormati para leluhur melalui tradisi haul dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Sinergi antara ulama dan umaro (pemerintah) dari dulu hingga sekarang terbukti mewujudkan bangsa yang kuat. Sebab itu dalam sejumlah kesempatan, Habib Luhtfi dan Kiai Said pun tak pernah putus untuk menjalin tali yang kokoh dengan pemerintah di tengah radikalisme global yang mempunyai kecenderaungan memecah belah bangsa. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Quote, Daerah Sang Pencerah Muslim

Kamis, 23 November 2017

LTNNU Sumedang Cetak Wartawan untuk Penuhi Undangan Liputan

Sumedang, Sang Pencerah Muslim. Ketua Lembaga Talif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Kabupaten Sumedang Ayi Abdul Kohar mengatakan, kegiatan NU di Sumedang dari tingkat ranting sampai tingkat cabang, akhir-akhir ini sangat banyak. Hal itu belum terhitung  kegiatan lembaga dan banom NU yang sering berbarengan.

“Semua panitia kegiatan tersebut suka minta kepada pengurus LTNNU Sumedang untuk diliput dan dibuatkan berita kegiatannya supaya masuk website PCNU Sumedang dan media-media lokal,” katanya pada pembukaan Pelatihan Jurnalistik di aula PCNU pada Kamis (11/5) yang diikuti 20 anak muda NU.  

LTNNU Sumedang Cetak Wartawan untuk Penuhi Undangan Liputan (Sumber Gambar : Nu Online)
LTNNU Sumedang Cetak Wartawan untuk Penuhi Undangan Liputan (Sumber Gambar : Nu Online)

LTNNU Sumedang Cetak Wartawan untuk Penuhi Undangan Liputan

LTNNU Sumedang, kata dia, mempunyai tugas mengelola website PCNU, sering kerepotan memenuhi undangan liputan tersebut. Karena wartawannya masih sedikit.

Sang Pencerah Muslim

“Mengingat hal tersebut, LTNNU Sumedang merasa sangat perlu mencetak kader yang bisa menulis berita,” lanjutnya.  

Sang Pencerah Muslim

Atas dasar pertimbangan itulah, lanjut Ayi, LTNNU Sumedang melaksanakan pelaatihan jurnalistik selama dua hari Kamis-Jumat (11-12/5) dengan menghadirkan salah seorang Sang Pencerah Muslim, untuk berlatih bersama anak muda NU.

Sementara itu, Wakil Ketua PCNU Sumedang Cucu Suhayat berharap pelatihan itu bisa  menghasilkan output yang luarbisa dalam peningkatan kapasitas SDM para jurnalis di PCNU Sumedang.

“Ke depannya tidak hanya berita kegiatan NU saja yang ditulis, tapi pemikiran-pemikiran ulama NU Sumedang bisa ditulis juga,” pintanya.  (Red: Abdullah Alawi)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 18 November 2017

MWCNU Mojogedang Bahas Sikap Politik Tingkat Ranting

Karanganyar, Sang Pencerah Muslim. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC) Kecamatan Mojogedang Kab. Karanganyar mengadakan pertemuan ranting, Ahad (12/1) di kediaman Kiai Asrofi, syuriah MWCNU Mojogedang. Acara tersebut diadakan guna membahas sikap politik menjelang pemilu raya pada bulan 9 April 2014 nanti.

MWCNU Mojogedang Bahas Sikap Politik Tingkat Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Mojogedang Bahas Sikap Politik Tingkat Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Mojogedang Bahas Sikap Politik Tingkat Ranting

“Pertemuan ini merupakan momen penting karena masalah yang dibahas pun juga masalah penting yang menyangkut orang banyak terutama jamaah NU. Jangan sampai pecah hanya gara-gara beda pendapat tentang sikap politik,” ujar Kiai Muqorrobin ketua MWC NU Mojogedang.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh delapan pengurus ranting dan ketua PCNU Karanganyar tersebut masing-masing ranting diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat mengenai sikap politiknya.

Sang Pencerah Muslim

Ada beberapa pengurus yang menyatakan untuk mendukung dan mengajak jamaahnya memilih salah salah satu parpol tertentu, namun ada pula yang menolak untuk mendukung partai tertentu.

Sang Pencerah Muslim

“Masalah politik adalah masalah pribadi masing-masing orang, boleh saja kita mengutarakan sikap politik kita untuk mendukung salah satu parpol tertentu, namun sekali lagi jangan berbicara atas nama NU,” ujar Sukidi salah satu perwakilan ranting Ngadirejo.

Senada dengan pernyataan tersebut, perwakilan dari ranting Pereng juga mengungkapkan bahwa sebagi tokoh agama di desanya. Ia menolak membawa nama tertentu untuk dipilih, karena akan merusak nama baik dan citra sebagai tokoh agama. (Ahmad Rosyidi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Amalan, Hikmah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 14 November 2017

Perkawinan, Seks, dan Cinta dalam Islam

Oleh Muhammad Ishom

Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an, Surah Ar-Rum, Ayat 21:

Perkawinan, Seks, dan Cinta dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Perkawinan, Seks, dan Cinta dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Perkawinan, Seks, dan Cinta dalam Islam

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ?

Sang Pencerah Muslim

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian semua istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

Ayat di atas cukup populer dan sering dibacakan oleh para qari’ dalam acara resepsi perkawinan. Demikian pula para kiai atau ustadz juga sering mengutip ayat itu untuk memberikan wejangan atau taushiyah kepada pengantin baru yang sedang melaksanakan walimatul ‘ursy.

Tulisan ini saya maksudkan sebagai sebuah refleksi dari perkawinan kami yang pada tanggal 28 September lalu merupakan ultah perkawinan kami yang ke-25, atau sering disebut ultah perkawinan perak. Refleksi ini juga saya maksudkan sebagai sharing pembelajaran tentang hidup berumah tangga kepada para pemuda yang belum atau akan menikah; sekaligus mengingatkan kembali komitmen para pasutri (pasangan suami istri) dalam membangun rumah tangga.

Sebagaimana saya nyatakan di atas bahwa 25 tahun lalu kami memulai hidup baru. Tetapi pernikahan kami tidak melalui proses berurutan sebagaimana lazimnya di zaman sekarang, yakni: cinta – perkawinan – seks. Terus terang hubungan kami berawal dari perkawinan, seks, lalu cinta. Jadi kami menikah dulu tanpa pacaran dan langsung menjadi suami istri.

Pertanyaannya adalah proses atau pola urutan manakah yang lebih sesuai dengan tuntunan Islam dalam membangun rumah tangga? Apakah seperti yang lazim di masyarakat di zaman sekarang, yakni cinta - perkawinan – seks, ataukah seperti pengalaman kami yang itu sering terjadi di zaman dulu, yakni perkawinan - seks - cinta?

Sang Pencerah Muslim

Untuk menjawab pertanyaan di atas, marilah kita kembali pada ayat yang di awal telah saya sebutkan. Ayat tersebut akan saya uraikan sesuai dengan kandungan maknanya. Secara sederhana dapat saya uraikan bahwa ayat di atas memiliki sedikitnya 3 (tiga) makna penting sebagai berikut:

1. ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah menciptakan istri-istri untuk kamu semua dari jenismu sendiri.”

Salah satu makna terpenting dalam penggalan ayat ini adalah bahwa sebuah rumah tangga diawali dengan perkawinan. Tidak boleh sebuah rumah tangga diawali dengan seks tanpa perkawinan, karena inilah yang disebut kumpul kebo. Kumpul kebo itu sendiri seringkali barawal dari cinta. Oleh karena itu kita patut berhati-hati dengan cinta yang datangnya sebelum perkawinan karena ia bisa menjerumuskan jika tidak dikelola dengan baik.

Sudah banyak terjadi apa yang sering disebut dengan “kecelakaan” di mana seorang perempuan mengalami kehamilan, atau seorang laki-laki menghamilinya sebelum perkawinan. Ini artinya mereka telah menempatkan seks sebelum perkawinan. Jelas hal ini tidak sesuai dengan penggalan ayat di atas yang menegaskan bahwa hubungan laki-laki dan perempuan dalam suatu ikatan keluarga atau rumah tangga dimulai dari perkawinan.

Melalui perkawinan, seorang laki-laki dan seorang perempuan melakukan akad nikah dengan syarat dan rukun tertentu. Sekali lagi prosesi perkawinan merupakan awal terbentuknya rumah tangga di mana hubungan mempelai laki-laki dengan mempelai perempuan kemudian menjadi hubungan suami istri secara sah. Hubungan ini penting karena memberikan legitimasi terbentuknya sebuah rumah tangga sebagai tempat berlabuh untuk mencapai ketentraman hidup atau yang disebut dengan kehidupan yang sakinah.

2. ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya: “Allah menciptakan istri-istri untuk kamu semua dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.”

Penggalan ayat di atas mengandung makna bahwa tempat berlabuh berupa rumah tangga dimaksudkan oleh Allah agar manusia dapat mencapai ketenteraman hidup atau kehidupan yang sakinah. Kita semua tahu bahwa manusia dianugerahi Allah SWT dengan syahwat atau hawa nafsu sebagaimana dinyatakan dalam penggalan ayat 14 dalam Surah Ali Imran berikut ini:

? ? ? ? ? ? ? ....

Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak...”

Penggalan ayat di atas menegaskan bahwa dalam hidup ini manusia dibekali dengan nafsu tertentu, seperti laki-laki memiliki kecenderungan untuk menyukai perempuan dan sebaliknya perempuan memiliki kecenderungan menyukai laki-laki. Mereka juga cenderung menyukai anak-anak sebagai darah dagingnya sendiri. Untuk itulah maka manusia dibekali dengan nafsu seks untuk mendapatkan keturunan. Nafsu seks seperti itu harus mendapatkan tempat penyaluran yang benar, yakni dengan memiliki pasangan hidup yang disebut istri atau suami melalui perkawinan.

3. ? ? ? ?

Artinya: “Dan dijadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.”

Dengan adanya tempat berlabuh yang jelas melalui perkawinan yang sah, maka di situlah nafsu seks yang kemudian berkembang menjadi rasa kasih atau cinta birahi menemukan salurannya secara benar. Cinta birahi (mawaddah) adalah rasa kasih yang pengungkapannya melalui seks. Sebagaimana diuraikan di atas, seks itu sendiri hanya boleh disalurkan setelah perkawinan. perkawinan tanpa seks sulit untuk mencapai cinta, dan seks tanpa perkawinan adalah perzinahan dan tidak akan menghasilkan cinta sejati yang dalam bagian ayat itu disebut sayang (rahmah). Sayang atau cinta sejati atau rahmah menjadi puncak dari perkawinan dan seks.

Dengan demikian berdasarkan pada Surah Ar-Rum, ayat 21, saya berkesimpulan proses atau pola urutan membangun rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan Islam adalah perkawinan – seks – cinta.

Apa yang saya uraiakan di atas secara tidak langsung menegaskan bahwa dalam Islam tidak dikenal pacaran dimana laki-laki dan perempuan menjalin hubungan dengan dorongan cinta. Sebagaimana saya uraikan di atas cinta yang tumbuh dan berkembang sebelum perkawinan bisa menjerumuskan ke dalam kemaksiatan apabila tidak dikendalikan atau dikelola dengan baik. Namun demikian, Islam membolehkan ta’aruf, yakni perkenalan antara laki-laki dan perempuan sebatas pada hal-hal mendasar, seperti identitas diri dan asal usul keturunan masing-masing.

Pertanyaannya kemudian, bisakah perkawinan atau pembentukan rumah tangga tanpa ada cinta sebelumnya?

Jawabnya adalah seseorang bisa membangun rumah tangga meski tanpa didasari cinta. Dalam Islam, niat beribadah kepada Allah sesungguhnya merupakan pondasi yang lebih mendasar dan kokoh bagi sebuah perkawinan dari pada sekedar cinta yang sewaktu-waktu bisa meredup di tengah jalan, atau hanya menggebu-gebu di awal, atau bahkan berubah menjadi kebencian yang mendalam. Sebetulnya tidak menjadi masalah ada cinta sebelum perkawinan selama cinta itu dapat dikelola dengan baik, tetapi janganlah cinta itu menjadi hal satu-satunya yang mendasari perkawinan karena sekali lagi ada hal yang lebih luhur dan mulia dari pada sekitar cinta, yakni niat beribadah kepada Allah SWT.

Perkawinan yang didasari ibadah akan menghasilkan cinta sejati yang bersumber dari cinta ilahi. Maka seyogianya ibadah itu menjadi dasar perkawinan dan cinta sejati menjadi puncaknya. Cinta yang tumbuh dan berkembang setelah perkawinan dan seks memang memiliki karakter yang sangat berbeda dengan cinta yang tumbuh sebelum kedua hal itu. Dalam perkawinan terdapat rahmat Tuhan. Di sana berkah-Nya dilimpahkan kepada suami dan istri karena perkawinan adalah sunnah Rasulullah SAW. Melalui perkawinan terjadilah sebuah revolusi. seks yang sebelumnya diharamkan serta merta dihalalkan dan bernilai idadah karena diperintahkan setelah berlangsung perkawinan. Dengan seks yang diberkati Tuhan, suami dan istri saling membahagiakan untuk mencapai ridha-Nya. Di titik itu cinta insani dan cinta ilahi bertemu, lalu menyatu menjadi cinta seutuhnya – cinta manunggal.?

Semoga apa yang saya sampaikan di atas dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua khususnya dalam kaitannya dengan perkawinan. Kita diingatkan bahwa puncak dari perkawinan adalah cinta. Maka cinta harus selalu ada dan hidup dalam rumah tangga kita karena itu merupakan rahmah atau cinta sejati yang bersumber dari Allah SWT. Jika akhir-akhir ini kita sering mendengar akronim samara, yang merupakan kependekan dari sakinah, mawaddah wa rahmah, maka implementasinya adalah melalui perkawinan – seks – cinta sebagaimana dijelaskan dalam Surah Ar-Rum, ayat 21 di atas.

Penulis adalah dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 November 2017

Nasbi Putra Sahdil Pimpin PC PMII Padangpariaman

Padangpariaman, Sang Pencerah Muslim. Nasbi Putra Sahdil terpilih sebagai Ketua PC PMII Kabupaten Padangpariaman pada Konferensi Cabang (Konfercab) ke-5. Tiga kandidat yang bertarung, Nasbi meraih 6 suara, Balnis Wilmalis 3 suara, dan Maya Perwita mengundurkan diri.

Nasbi Putra Sahdil Pimpin PC PMII Padangpariaman (Sumber Gambar : Nu Online)
Nasbi Putra Sahdil Pimpin PC PMII Padangpariaman (Sumber Gambar : Nu Online)

Nasbi Putra Sahdil Pimpin PC PMII Padangpariaman

Konfercab berlangsung di sekretariat PMII Padangpariaman di jalan Pauhkambar-Pakandangan, Sabtu (13/6). Konfercab dibuka Sekretaris PKC PMII Sumbar, Idris dan dihadiri Ketua PMII Padangpariaman Rodi Indra Saputra, Bendahara PMII Kota Pariaman Syafrizal, kader PMII Komisariat STKIP YDB Lubuk Alung dan STKIP Nasional Pauhkambar.

Idris menyebutkan, dengan pelaksanaan Konfercab ke-5 ini, PMII Padangpariaman sudah mulai tumbuh. Ibarat anak-anak yang tumbuh dan organ tubuhnya sudah lengkap, harus lebih mampu berbuat. Apalagi kader PMII Padangpariaman sudah banyak yang mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan Pelatihan Kader Lanjutan (PKL).

Sang Pencerah Muslim

"Dengan potensi kader yang sudah mengikuti PKD dan PKL, tentu PMII Padangpariaman harus lebih bisa berbuat banyak dalam pengembangan PMII ke depan. Struktur PMII di tingkat cabang dan komisariat harus lebih bisa ditata dan digerakkan," kata Idris mantan Ketua PC PMII Kota Pariaman ini.

Sang Pencerah Muslim

Sementara itu, Ketua terpilih Nasbi Putra yang sebelumnya Ketua Pengurus Komisari PMII STKIP Nasional mengatakan, tugas yang mendesak dilakukan adalah konsolidasi organisasi. PMII yang terkesan sudah mulai vakum beberapa waktu belakangan ini, akan lebih digiatkan dengan berbagai kegiatan.

Mengingat perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Padangpariaman adalah perguruan tinggi umum, lanjut dia, maka kadernya harus ditingkatkan pemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah-nya.?

“Apalagi Padangpariaman daerah yang kental dengan tradisi lokalnya perlu dikawal dari serangan kelompok Islam radikal yang selalu menyerang berbagai tradisi umat Islam di Padangpariaman," kata Nasbi.

Selain itu, imbuh Nasbi, masih ada perguruan tinggi di Padangpariaman yang belum ada ? PMII di sana. Untuk itu, tambahnya, pengurus PMII Padangpariaman periode 2016-2017 ini berupaya mendirikan komisariat PMII di beberapa perguruan tinggi. (Armaidi Tanjung/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah Sang Pencerah Muslim

Jumat, 10 November 2017

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Praktisi lingkungan hidup, Rusdian Lubis meluncurkan bukunya Anak Kolong di Kaki Gunung Slamet, Ahad (15/10) di Omah Btari Sri, Ampera Raya, Jakarta Selatan.

“Buku ini saya maksudkan sebagai tribute atau kenangan kepada Eyang, Ibu dan Ayah serta anak-anak kolong,” kata Yan, panggilan akrabnya.

Buku yang mengacu pada kejadian nyata yang dialami Yan—dan anak-anak kolong lainnya—ditulis dengan gaya humor. Ia mengaku tertarik dengan pola atau genre humor yang saat ini sangat jarang ditulis.

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kala Anak Kolong Menceritakan Pengalamannya

“Dulu ada Suman Djaya, Aman Datuk Modjoindo,” kata Yan.

Yan dalam buku tersebut tidak hanya menceritakan kenangan-kenangan baik, tetapi ada semacam ‘kenakalan’ masa remaja yang dilakukannya.

“Saya ingin menceritakan kepada anak saya apa yang saya alami semasa kecil. Kenakalan-kenakalan saya yang mungkin anak-anak saya tidak tahu,” tambah Yan.

Sang Pencerah Muslim

Anak kolong sendiri mengacu pada putra-putri tentara. Ayah Rusdian adalah seorang tentara yang ditugaskan di beberapa daerah di Banyumas. Sebutan kolong populer di kalangan anak-anak tentara. Tinggal di rumah dinas yang sempit, sehingga mereka harus berdesakan saat tidur, bahkan sering tidur di kolong. 

Sang Pencerah Muslim

Sastrawan Ahmad Tohari yang hadir sebagai pembicara dalam peluncuran tersebut mengatakan saat membaca draftnya langsung merasa mantap. 

“Ini yang sudah lama saya tunggu,” kata Tohari.

Tohari selama ini khawatir karena sedikit sastra realisme. 

“Penulis muda memilih yang nggak nggak. Padahal kita harus tetap yakin sastra beraliran realisme, karena keadaban tetap perlu,” tambah Tohari.

Tohari juga mengapresiasi Yan yang berhasil membuat karya sastra padahal usianya sudah tidak muda lagi dan saat ini sudah pensiun.

Acara peluncuran dihadiri sejumlah tokoh perbukuan, jurnalis, aktivis, para sahabat, dan mantan anak kolong. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Aswaja, Khutbah Sang Pencerah Muslim

Senin, 06 November 2017

MWCNU Sawit Targetkan 200 Peserta PKD Pekan Depan

Boyolali, Sang Pencerah Muslim. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sawit kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sedang menjaring peserta Pendidikan Kader Dasar (PKD) dari ranting NU yang ada di kecamatan Sawit. MWCNU Sawit menargetkan jumlah peserta sedikitnya  200 orang.

PKD rencananya digelar di Gedung Balai Desa Bendosari Sawit, Sabtu-Ahad (21-22/12) mendatang. Pangaderan ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya diadakan pada 2011.

MWCNU Sawit Targetkan 200 Peserta PKD Pekan Depan (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Sawit Targetkan 200 Peserta PKD Pekan Depan (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Sawit Targetkan 200 Peserta PKD Pekan Depan

Ketua LDNU Sawit Munshorif menerangkan, penyelenggaraan PKD kali ini menargetkan sebanyak 200 peserta. “Peserta bukan lain pengurus NU se-Sawit beserta banom. Tiap ranting NU akan kami undang untuk mengirim 15 orang,” ujar Munshorif, Jumat (6/12).

Sang Pencerah Muslim

MWCNU Sawit, sambung Munshorif, telah menyiapkan para pengisi materi. Materi Keaswajaan diisi pengurus LBMNU Boyolali Habib Idrus. Materi terkait kebijakan PCNU Boyolali diisi Ketua PCNU Boyolali sendiri H Masruri.

Sedangkan materi Pemberdayaan Ekonomi Warga NU rencananya dibawakan LAZISNU Harmanto. Untuk sejarah perkembangan NU, MWCNU Sawit menunjuk KH Ali Imron.

Sang Pencerah Muslim

Tujuan PKD ini, tambah Munshorif, diniatkan untuk menguatkan pemahaman kader. Karenanya, pengurus MWCNU Sawit mengambil tema “Menguatkan Pemahaman dan Pengamalan Umat terhadap Aswaja An-Nahdliyah. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Khutbah, Berita, IMNU Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock