Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Januari 2018

PMII Hasyim Asy’ari Rutin Berlatih Jurnalistik

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang rutin melatih anggotanya dalam dunia tulis-menulis dalam bidang jurnalistik setiap bulan pada pekan terahir.?

Rifqie Nurul Hidayat, Ketua Komisariat PMII Hasyim As’ari mengungkapkan, rutinitas ini untuk membangkitkan kembali semangat tulis menulis di mahasiswa prgerakan.?

PMII Hasyim Asy’ari Rutin Berlatih Jurnalistik (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Hasyim Asy’ari Rutin Berlatih Jurnalistik (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Hasyim Asy’ari Rutin Berlatih Jurnalistik

Ia menilai kegiatan tulis menulis ahir-ahir ini sudah tidak banyak diminati oleh para aktivis. “Ahir-ahir ini warga nahdliyin atau bahkan aktivis PMII sendiri sangat minim tradisi tulis menulis,” katanya saat memberikan arahan di depan peserta sekolah jurnalistik, Kamis (3/12) siang.

Sang Pencerah Muslim

Rifqi, panggilan akrabnya menambahkan, selain untuk menumbuh kembangkan minat tulis anggota dan pengurus setiap Rayon. Juga sebagai wujud nyata dari visi misi komisariat ini, yaitu mengorbitkan tiga tradisi yang memang harus dimiliki oleh mahasiswa.?

“Kita memang memilki visi misi menjalankan budaya membaca, diskusi dan menulis, tiga budaya ini yang seharusnya dimilki oleh mahasiswa pergerakan,” pungkasnya.?

Sang Pencerah Muslim

Lebih lanjut Ketua Panitia kegiatan, Misrum Al Mathuty menandaskan bahwa selama ini para aktivis lebih memilih berdemonstrasi untuk menyampaikan aspirasinya dan mengenyampingkan media tulisan. “Agar aktivis tidak hanya disibukkan dengan aktivitas turun jalan tapi juga pengawalann dengan wujud tulisan,” tandasnya.

Sebagai pembicara pengurus komisariat mendatangkan dari Media Grup Tebuireng, Ahmad Fauzan. Ia menjelaskan bekal sebagai jurnalis profesional dan tata cara menulis karya ilmiah yang baik dan benar.?

Fauzan juga mengimbau untuk jurnalis pemula harus banyak belajar dan tekun manulis. “pekerjaan menulis sebenarnya hal yang sangat menyenangkan jika terus ditekuni, tidak ada yang instan semuanya butuh proses,” terangnya.?

Acara yang bertajuk “Aktivis Melek Literasi” ini diikuti kurang lebih dari 20 mahasiswa. Menurut pantauan Sang Pencerah Muslim mereka sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut hingga rampung.?

Zahara Luthfiyah, salah satu peserta sekolah jurnalistik mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini. “senang sekali saya mengikuti dari awal, sebab saya sendiri sangat tertarik untuk mengembangkan kreatifitas tulis menulis,” katanya. (SyamsulAbdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Internasional Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 Desember 2017

LPJ H Nusron Wahid Diterima

Sleman, Sang Pencerah Muslim. Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor H Nusron Wahid diterima peserta Kongres XV yang berlangsung di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman,Yogyakarta, Kamis malam (26/11).

Pernerimaan tersebut disampaikan melalui pandangan umum yang disampaikan perwakilan 3 zona. Laporan disampaikan dari zona 3 terlebih dahulu dengan juru bicara Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Maluku Utara Salim Thaib.

LPJ H Nusron Wahid Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)
LPJ H Nusron Wahid Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)

LPJ H Nusron Wahid Diterima

"Kami memerima secara tulus dan rasa bangga, menerima laporan pertanggungjawaban Ketua Umum H Nusron Wahid,” katanya yang mewakili Pimpinan Wilayah Maluku, Papua, Papua Barat, Seluruh Sulawesi.   

Sang Pencerah Muslim

Kemudian hal yang sama disampaikan oleh perwakilan dari zona 2 dengan juru bicara Ketua PW GP Ansor Jawa Timur Rudi Tri Wahid.

"Kami mengapresiasi kepemimpinan H Nusron Wahid yang sudah meletakkan pondasi berorganisasi baik dan luar biasa tepat,” katanya yang mewakili PW Yogyakarta Kalimanatan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, Ketum Nusron Wahid memiliki gagasan luar biasa, namun sering meremehkan yang bersifat teknis. “Rondwn acara kongres ini misalnya berubah-berubah, itu bersifat teknis,” ungkapnya.

Tapi menurut dia, secara umum visi misi kepengurusan 2010-2015 80 terlaksana. Sementara 20 persen yang kurang terlaksana dalam bidang ekonomi.

Zona 1 diwakili Ketua PW GP Ansor Lampung juga menerima LPJ dengan apresiasi pada bidang kaderisasi. “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya karena kaderisasi berjalan dengn baik,” katanya yang mewakili PW seluruh Sumatera, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Humor Islam, Warta Sang Pencerah Muslim

Rabu, 20 Desember 2017

Dua Perempuan Bali Ini Jadi Interpreter di Pembukaan Munas-Konbes NU

Mataram, Sang Pencerah Muslim. Acara Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) 2017 dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beserta menteri-menterinya, Panglima TNI, Kapolri, dan Duta Besar negara-negara tetangga. Oleh sebab itu, panitia menyediakan alat interpreter atau penerjemah untuk tamu yang tidak menguasai bahasa Indonesia.

Luh Windiari dan dan Desi Mandarini adalah dua orang yang bertugas menjadi interpreter atau penerjemah dalam acara Pembukaan Munas dan Konbes NU ini. Di dalam menjalankan tugasnya, mereka berdua bergantian untuk mengalihbahasakan sambutan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, dan Presiden Joko Widodo ke dalam bahasa Inggris.

Luh menceritakan, untuk persiapan acara ini dirinya hanya mengandalkan internet. Dia menelusuri jejak rekam para narasumber yang tersebar di internet. 

Dua Perempuan Bali Ini Jadi Interpreter di Pembukaan Munas-Konbes NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Perempuan Bali Ini Jadi Interpreter di Pembukaan Munas-Konbes NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Perempuan Bali Ini Jadi Interpreter di Pembukaan Munas-Konbes NU

“Kita unduh video-videonya (narasumber). Sambil jalan kita belajar,” katanya. 

Sementara Desi menyebutkan beberapa kendala dan hambatan selama menjadi penerjemah di acara Pembukaan Munas dan Konbes NU ini. Pertama, tidak mendapatkan materi. Kedua, menjadi penerjemah yang bukan bidangnya.

Sang Pencerah Muslim

“Seperti sekarang ini baru pertama kali kita berdua masuk bidang keagamaan,” jelasnya.

Kendala lainnya adalah istilah-istilah dalam bahasa Arab seperti fikih, wasatiyah, dan lainnya. Mereka menjelaskan, kalau memang tidak mengerti maka istilah-istilah tersebut akan dibiarkan apa adanya. 

Meski baru pertama menjadi penerjemah di bidang keagamaan, dua perempuan asal Bali itu mengaku tidak ada hambatan yang berat dalam menerjemahkan karena sebelumnya mereka mengamati dan mempelajari pidato dari masing-masing pembicara di internet.

Duta Besar yang hadir dalam acara itu diantaranya adalah Iran, Arab Saudi, dan negara sahabat yang lainnya. (Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Doa Sang Pencerah Muslim

Selasa, 12 Desember 2017

Revolusi Mental Harus Dimulai dari Lingkungan Keluarga

Bogor, Sang Pencerah Muslim

Forum antar-Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (Fapsedu) kumpulkan ratusan tokoh lintas agama se Indonesia untuk membahas masalah revolusi mental melalui keluarga. Pembahasan itu di rangkai dalam seminar nasional yang digelar di Hotel Pangrango 2 Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/4).   

Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty dalam pembukaannya mengatakan, bahwa revolusi mental berarti siap menjadi orang yang berintegritas, etos kerja yang tinggi dan semangat gotong royong. Pembentukan karakter inilah menjadikan manusia jujur, cerdas dan mau bekerjasama, serta saling tolong menolong demi kemaslahatan umum. "Jadi, manusia yang dikatakan berhasil melakukan revolusi mental adalah manusia yang merdeka dan demokratis, tentu bebas dari sifat feodalistis," ujarnya dihadapan para peserta seminar.

Revolusi Mental Harus Dimulai dari Lingkungan Keluarga (Sumber Gambar : Nu Online)
Revolusi Mental Harus Dimulai dari Lingkungan Keluarga (Sumber Gambar : Nu Online)

Revolusi Mental Harus Dimulai dari Lingkungan Keluarga

Dikatakannya, saat bicara penduduk, tentu tidak lepas dari masalah kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Tiga masalah pokok inilah yang menjadi konsen dan tugas BKKBN dalam menggarap penduduk Indonesia sesuai dengan peraturan Undang-undang nomor 5 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yakni KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga). "Ini berarti, soal kuantitas, soal kualitas kependudukan dan soal data kependudukan yang harus kita tingkatkan," ujar Surya.

Revolusi mental berbasis Pancasila ini, akan menghasilkan tri sakti Bung Karno yakni berdikari dalam ekonomi, keadilan dan kerakyatan yang sesuai dengan lima sila Pancasila. "Inilah yang menjadi semangat kami untuk menghadapi tantangan kependudukan dalam menghadap bonus demografi," ujarnya

Sang Pencerah Muslim

Untuk itulah, peran tokoh agama didalam melakukan revolusi mental masyarakat sangat penting, karena kualitas, kuantitas kependudukan menjadi berbeda menakala karakter masyarakat menjadi baik. Tanpa itu, tentu akan menjadi bencana yang sangat mengerikan. "Kerusuhan, pembegalan, dan kriminal di masyarakat akan menjadi bencana negara Indonesia, belum lagi menghadapi MEA, makanya tanpa revolusi mental penduduk kita tidak akan bisa bersaing dengan negara lain," terang Surya. 

Ia berharap, seminar tokoh lintas agama berhasil merumuskan dan menghasilkan pokok-pokok penting tentang  revolusi mental kependudukan yang digali dari berbagai sumber pedoman dan kitab lintas agama. "Kami meminta para tokoh agama yang tergabung dalam Fapsedu merumuskan revolusi mental dalam mendukung program nawa cita," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Fapsedu KH. Cholil Nafis mengatakan, pasca reformasi diantara institusi negara yang lemah adalah BKKBN dalam artian pegawai yang terbatas dan kewenangan yang berkurang. Karena bahasan kekeluargaan terbagi di banyak institusi lain, ada di Kemensos, Kemenag dan lain sebagainya. "Kami ingin saat bicara keluarga tidak perlu di pecah-pecah melainkan hanya ada di BKKBN, agar lebih fokus mengurusi keluarga Indonesia," ujar mantan pengurus Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) ini.

Oleh karena itu, lanjutnya, kekurangan ini, tentu butuh tokoh agama yang  lebih maksimal dalam berperan. Bahwa berdirinya republik ini  tidak lepas dari peran tokoh agama. Berani berjuang, berani mati juga karena peran tokoh agama. Meskipun agama tidak diformalkan menjadi sebuah negara agama namun dan memilih Pancasila sebagai dasar negara demi keutuhan NKRI. "Maka sangat tepat sekali para tokoh agama berkumpul untuk membicarakan peran tokoh agama didalam melakukan revolusi mental melalui jalur keluarga demi terciptanya karakter bangsa," ungkapnya.

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, peran tokoh agama didalam keluarga, dan bahkan dalam menentukan arah tujuan bangsa adalah sangat sentral. Tidak mungkin perubahan hanya menyerahkan kepada sekolah, apalagi dengan masyarakat atau institusi lain. "Mari kita bersatu bersama-sama untuk merevolusi mental dengan spirit agama," ujar Cholil.

Banyaknya kasus perceraian di  Indonesia, terjadinya pelecehan anak, kekerasan rumah tangga dan tindak kriminal didalam kelurga adalah bukti bahwa didalam keluarga butuh sentuhan tokoh agama untuk meluruskan dan menjadi keluarga yang baik dan kokoh. "Sekali lagi, peran tokoh agama di dalam keluarga sangat penting, karena tanpa revolusi mental selamanya tidak ada perubahan," pungkas Cholil. (Huda/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaNu, Doa, Kyai,Attijani Sang Pencerah Muslim

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital

Jakarta, Sang Pencerah Muslim

Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Semarang menggelar Workshop Literasi Digital dengan tema "Deradikalisasi Dunia Maya Berbasis Pendidikan Damai", Jumat (30/12) besok, di Aula Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang.

"Kegiatan ini membekali kiat-kiat bermedia sosial dan membendung arus radikalisme media" tegas Panitia, M Zulfa Cholil, dalam siaran pers yang diterima Sang Pencerah Muslim.

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital (Sumber Gambar : Nu Online)
Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital (Sumber Gambar : Nu Online)

Bendung Hoax, Lakpesdam NU Semarang Gelar Workshop Literasi Digital

Menurutnya, beberapa bulan terakhir, banyak beredar berita tak benar atau hoax. Hal ini terjadi karena berbagai kepentingan yang melatar belakanginya. Hoax ini sangat merugikan masyarakat. Salah satu penyebab hoax adalah tak adanya konten yang bagus untuk ditanyangkan kepada masyarakat.

Sang Pencerah Muslim

Narasumber yang akan mengisi Agus Fathuddin Yusuf dari Suara Merdeka, Didik W Samudra (Kepala Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan), Hasan Chabibie (Pustekkom Kemendikbud RI), dan M Rikza Chamami (UIN Walisongo).

Dengan hadirnya narasumber yang berkompeten dalam bidanganya panitia berharap terdapat masukan-masukan yang memberikan pengetahuan kepada kita bagaimana seharusnya menyikapi kejadian akhir-akhir ini. Sehingga bisa bersikap dewasa dan bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. (Mahbib)

Sang Pencerah Muslim



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Halaqoh, Doa, Pendidikan Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Perihal Kiai Said, Harian Bangsa Dinyatakan Bersalah oleh Dewan Pers

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Menyusul pengaduan atas berita fitnah terhadap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Harian Bangsa resmi dinyatakan bersalah. Media cetak terbitan PT Bangsa Sejahtera Pers ini dinyatakan melanggar Pasal 1 dan 3 Kode Etik Jurnalistik perihal pemberitaan yang tidak uji informasi, tidak berimbang, dan memuat opini menghakimi.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam Surat Pernyataan Penilaian dan Rekomendasi (PPR) Dewan Pers Nomor 6/PPR-DP/II/2017. Dalam Surat Ketetapan hasil Pleno Dewan Pers tertanggal 28 Pebruari 2017 tersebut, Harian Bangsa dan media online-nya (bangsaonline.com) dibebankan tiga kewajiban sebagai sanksi etik. ?

Perihal Kiai Said, Harian Bangsa Dinyatakan Bersalah oleh Dewan Pers (Sumber Gambar : Nu Online)
Perihal Kiai Said, Harian Bangsa Dinyatakan Bersalah oleh Dewan Pers (Sumber Gambar : Nu Online)

Perihal Kiai Said, Harian Bangsa Dinyatakan Bersalah oleh Dewan Pers

“Ya betul. Ada tiga rekomendasi terhadap teradu,” kata Ketua PBNU Bidang Hukum Robikin Emhas melalui keterangan tertulisnya, Kamis (2/3) di Jakarta.

Dijelaskannya, tiga rekomendasi tersebut antara lain, terkait kewajiban melayani hak jawab dari pengadu, melakukan permintaan maaf kepada pengadu dan masyarakat, serta memuat hak jawab tersebut di media? bangsaonline.com? yang bersangkutan selama tujuh hari berturut-turut.

“Terpenting dari putusan ini adalah bagaimana fitnah yang kadung menyebar luas itu bisa diluruskan. Bagaimana hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berimbang dipenuhi. Meskipun saya tidak tahu apakah itu masih bisa dilakukan,” papar Advokat jebolan Pesantren Gading, Malang ini.

Sang Pencerah Muslim

Sidang etik terhadap kasus Harian Bangsa dan bangsaonline.com mulai bergulir setelah KH Said Aqil Siroj melalui Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) resmi mengadukan dua media tersebut pada 16 Januari 2017 lalu.?

Keduanya diadukan atas dugaan berita bohong berjudul KH Lutfi Abdul Hadi: Said Aqil Kejam, Sadis, Ayo Sumpah Li’an Kalau Berani, dan berita lainnya berjudul? Merasa Tertipu Kiai Said Aqil, Janji Bangun Islamic Center, Ternyata Bangun Seminari.?

Belakangan kedua isi berita tersebut terbukti tidak benar dan mengandung unsur fitnah yang ditujukan kepada Kiai Said. Sebagai narasumber berita, KH Luthfi Abdul Hadi juga merasa tidak terkonfirmasi oleh pemberitaan tersebut sehingga secara terbuka dia meminta maaf kepada Kiai Said. (Red: Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Tegal Sang Pencerah Muslim

Al-Asyariyah Menang Tipis atas Darussalam

Bantul, Sang Pencerah Muslim

Kesebelasan Pondok Pesantren Al-Asyariyah berhasil menundukkan kesebelasan Pondok Pesantren Darussalam pada Liga Santri Nusantara 2016 dalam pertandingan sepakbola 8 besar seri nasional, Jumat (28/10) malam. Gol diciptakan M Raply pada menit ke-62.

Sampai peluit panjang ditiup wasit Haryadi, kedudukan tetap 1-0 atas keunggulan Al-Asyariyah dalam pertandingan berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta itu.

Al-Asyariyah Menang Tipis atas Darussalam (Sumber Gambar : Nu Online)
Al-Asyariyah Menang Tipis atas Darussalam (Sumber Gambar : Nu Online)

Al-Asyariyah Menang Tipis atas Darussalam

Sejak awal pertandingan, dua kesebelasan bermain cepat dan keras. Beberapa kartu kuning terpaksa dikeluarkan wasit untuk pemain yang melakukan pelanggaran keras. Affan nomor punggung 9 dari Darussalam mendapat kartu kuning pertama pada menit ke-9.

Sang Pencerah Muslim

Sementara dari Al-Asyariyah mendapat kartu kuning pada menit ke-8 atas nama Al-Hamra H. Menit ke-40, M Raply mendapat hal serupa. Lalu pada menit ke-68 Al-Hamra kembali diganjar kartu kuning sehingga ia harus keluar lapangan karena akumulasi kartu.

Dengan demikian, Al-Asyariyah maju ke babak selanjutnnya, semifinal esok hari di stadion yang sama, siang hari Sabtu (29/10). (Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Doa Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock