Tampilkan postingan dengan label Warta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warta. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 Desember 2017

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa

Jakarta, Sang Pencerah Muslim - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut berduka cita yang sangat mendalam atas wafatnya Rais Syuriyah NU periode 2010-2015 KH Ali Mustafa Yakub, Kamis (28/4) pagi. Untuk itu pihak PBNU menginstruksikan pengurus seluruh wilayah dan cabangnya untuk melaksanakan shalat ghaib dan menggelar tahlilan untuk almarhum Kiai Ali Mustafa.

“Kami juga mengharapkan pengurus wilayah dan cabang untuk meneruskan instruksi ini kepada pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di mana pun berada,” kata Rais Aam NU KH Maruf Amin di Jakarta, Kamis (28/4) siang.

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Minta Wilayah dan Cabang Shalat Ghoib dan Tahlil untuk KH Ali Mustafa

Ucapan belasungkawa berdatangan dari pelbagai pengurus wilayah dan cabang NU di Indonesia. Salah satunya pengurus NU Serang. Mereka berdoa semoga Allah menerima amal baik almarhum KH Ali Mustafa Yakub dan mengampuni segala dosa serta kesalahannya.

Almarhum Kiai Ali Mustafa dikenal sebagai kiai yang gigih melanjutkan pendidikan hadits yang menjadi fokus gurunya Hadlratus Syekh KHM Hasyim Asyari di tengah masyarakat. Kiai Ali Mustafa mengabdikan dirinya untuk pengembangan agama Islam takhassus hadits, salah satu kajian langka di Indonesia.

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim

Almarhum yang juga alumnus Pesantren Tebuireng Jombang ini kemudian mendirikan Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darussunnah di Pisangan Barat, Ciputat, Tangerang Selatan yang menjadi pusat kajian hadits di Indonesia. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Quote, Warta, Humor Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 25 Desember 2017

LPJ H Nusron Wahid Diterima

Sleman, Sang Pencerah Muslim. Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor H Nusron Wahid diterima peserta Kongres XV yang berlangsung di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman,Yogyakarta, Kamis malam (26/11).

Pernerimaan tersebut disampaikan melalui pandangan umum yang disampaikan perwakilan 3 zona. Laporan disampaikan dari zona 3 terlebih dahulu dengan juru bicara Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Maluku Utara Salim Thaib.

LPJ H Nusron Wahid Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)
LPJ H Nusron Wahid Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)

LPJ H Nusron Wahid Diterima

"Kami memerima secara tulus dan rasa bangga, menerima laporan pertanggungjawaban Ketua Umum H Nusron Wahid,” katanya yang mewakili Pimpinan Wilayah Maluku, Papua, Papua Barat, Seluruh Sulawesi.   

Sang Pencerah Muslim

Kemudian hal yang sama disampaikan oleh perwakilan dari zona 2 dengan juru bicara Ketua PW GP Ansor Jawa Timur Rudi Tri Wahid.

"Kami mengapresiasi kepemimpinan H Nusron Wahid yang sudah meletakkan pondasi berorganisasi baik dan luar biasa tepat,” katanya yang mewakili PW Yogyakarta Kalimanatan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Sang Pencerah Muslim

Menurut dia, Ketum Nusron Wahid memiliki gagasan luar biasa, namun sering meremehkan yang bersifat teknis. “Rondwn acara kongres ini misalnya berubah-berubah, itu bersifat teknis,” ungkapnya.

Tapi menurut dia, secara umum visi misi kepengurusan 2010-2015 80 terlaksana. Sementara 20 persen yang kurang terlaksana dalam bidang ekonomi.

Zona 1 diwakili Ketua PW GP Ansor Lampung juga menerima LPJ dengan apresiasi pada bidang kaderisasi. “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya karena kaderisasi berjalan dengn baik,” katanya yang mewakili PW seluruh Sumatera, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Doa, Humor Islam, Warta Sang Pencerah Muslim

Jumat, 15 Desember 2017

Islam Masuk ke Indonesia dengan Tata Krama

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim. Wali Songo yang telah menyebarkan agama Islam di tanah air tidak secara langsung melarang kebiasaan dan adat masyarakat, melainkan dengan tata krama. Namun para wali dengan pelan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu.

Demikian disampaikan, Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu yang juga Sekretaris Umum MUI Kabupaten Pringsewu, Ustadz Munawir di depan para Jamaah yang hadir pada Safari Ramadhan MUI Kabupaten Pringsewu di Kecamatan Pagelaran Utara, Senin (21/06).

Islam Masuk ke Indonesia dengan Tata Krama (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Masuk ke Indonesia dengan Tata Krama (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Masuk ke Indonesia dengan Tata Krama

"Para wali tidak langsung mengajarkan Qul Huwallah, tidak langsung mengajarkan shalat dan larangan larangan dalam Islam. Secara pelan masyarakat sadar dan tahu sendiri tentang Agama Islam sebagai rahmatan lil alamin," terang ulama muda Kabupaten Pringsewu ini.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Munawir, para wali menggunakan cara yang santun dan hikmah melalui budaya. Karena Islam dan budaya tidak bisa dipisahkan. "Budaya Arab dengan budaya Indonesia tentunya berbeda, maka tidak bisa memaksakan budaya Indonesia diganti dengan budaya Arab," terangnya.

Oleh karena itu, Munawwir mengajak kepada umat Islam untuk senantiasa menjaga budaya leluhur selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama Islam. Munawwir juga mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk lebih berhati-hati terhadap model-model atau aliran-aliran Islam baru yang ramai muncul di era sekarang ini.

Sang Pencerah Muslim

"Banyak model-model Islam yang muncul sekarang ini yang menafikan keragaman budaya Indonesia serta cenderung keras sehingga dapat menyebabkan keresahan di tengah tengah masyarakat," ujarnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta Sang Pencerah Muslim

Selasa, 05 Desember 2017

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Pemimpin 4 Pesan Sunan Giri

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim

Pada hakikatnya kepemimpinan atau jabatan bukanlah keistimewaan tetapi amanah yang harus dipertanggungjawabkan; bukan kesewenangan untuk bebas bertindak, tetapi kesediaan untuk melayani, kesiapan dalam kepeloporan dan keteladanan.

Demikian kata Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin menjelaskan hakikat dari sebuah kepemimpinan, Senin (08/02/16).

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Pemimpin 4 Pesan Sunan Giri (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Pemimpin 4 Pesan Sunan Giri (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Pemimpin 4 Pesan Sunan Giri

Ia mengingatkan para individu yang menjadi pemimpin dengan Hadits Nabi yang menyatakan bahwa jabatan adalah amanah yang apabila mereka tidak menunaikannya dengan baik, ditambah lagi jabatan tersebut bukanlah haknya, maka kenistaan dan penyesalanlah yang akan didapatinya di kemudian hari.

Sang Pencerah Muslim

"Pemimpin ibarat kalbu (hati) di tengah anggota tubuh. Jika kalbu baik, maka baiklah masyarakat di sekitarnya. Demikian juga sebaliknya," tulis Gus Ishom, begitu ia biasa dipanggil, di dinding akun facebooknya.

Sang Pencerah Muslim

Ia menegaskan bahwa pemimpin adalah penguat bagi semua yang lemah, tempat berlindung bagi semua yang takut, pelurus bagi semua yang bengkok, penerang bagi semua yang berada dalam kegelapan dan penunjuk jalan bagi mereka yang tersesat.

"Pemimpin itu seperti ibu yang penyayang dan penuh perhatian terhadap buah hatinya. Berani menahan kantuk bila anaknya tidak tidur apalagi sakit. Dibelainya saat disusukan dan disapihnya dengan berat hati. Seorang ibu bergembira memandang kebugarannya dan bersedih mendengar keluhannya " Ia mencontohkan ibarat seorang pemimpin.

Gus Ishom juga mengibaratkan bahwa pemimpin itu seperti seorang ayah yang juga amat kasih untuk anaknya. Berani berkorban waktu, harta, tenaga, jiwa dan bahkan raga demi kesuksesan anak-anaknya.

Setiap pemimpin sebagai manusia memiliki kekurangan dan kelemahan. "Oleh karena itu, dalam mencapai tujuan bersama sang pemimpin harus mau bekerja sama dan pandai memilih orang yang bersedia membantunya dengan baik. Jangan dipilih karena kedekatan dan loyalitasnya semata, karena dua hal itu sanggup meruntuhkannya," sarannya.

Dalam kesempatan tersebut Gus Ishom juga mengingatkan kita semua akan ajaran Raden Ainun Yaqin atau Sunan Giri, salah seorang Wali Songo, yang tertulis dibatu nisan makamnya tentang 4 pedoman hidupnya.

Pertama, wenehana mangan marang wong kang luwe atau berilah makan pada mereka yang lapar. Kedua, wenehana sandangan marang wong kang wuda atau berilah pakaian pada mereka yang telanjang). Ketiga, wenehana payung marang wong kang kudanan atau berilah payung pada mereka yang kehujanan. Terakhir, wenehana teken marang wong kang wuta atau berilah tongkat pada mereka yang buta. (Muhammad Faizin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta, Jadwal Kajian Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi prihatin dengan masih adanya kekerasan di kampus pencetak pamong praja, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

"Untuk mencetak pemimpin apa harus ada yang mati," kata Hasyim di kantor PBNU, Jakarta, Kamis, mengomentari meninggalnya Cliff Muntu, praja IPDN akibat dianiaya seniornya.

Oleh karena itu, Hasyim meminta agar IPDN melakukan pembenahan besar-besaran, baik dari segi kurikulum maupun pola pembinaan siswanya, khususnya pembinaan menyangkut kepemimpinan.

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati (Sumber Gambar : Nu Online)
Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati (Sumber Gambar : Nu Online)

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati

"Kalau tidak dibenahi, bukan tidak mungkin akan jatuh korban lagi," kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu.

Hasyim tidak sependapat dengan pihak yang mendesak agar IPDN dibubarkan. Sebab, lembaga itu tetap diperlukan untuk mencetak calon-calon pemimpin bangsa.

Persoalannya, kata Hasyim, bukan pada ada atau tidaknya IPDN, melainkan pada bagaimana kurikulum dan pembinaan yang dilakukan.

Sang Pencerah Muslim

"Jadi, yang harus dihapus itu unsur kekerasannya, bukan lembaganya yang harus dibubarkan," kata kiai yang menyandang gelar Doktor Kehormatan Bidang Peradaban Islam tersebut.

Cliff Muntu, madya praja IPDN asal Sulawesi Utara tewas setelah dianiaya seniornya akibat terlambat datang ke barak yang menjadi tempat berkumpul kelompok Pataka (pembawa lambang IPDN).

Sang Pencerah Muslim

Saat ini lima orang praja telah ditetapkan Polres Sumedang sebagai tersangka, yakni FN, JA, GM, AB dan MA. Namun kelimanya hingga kini belum ditahan.

Cliff disebut-sebut sebagai praja ke-38 yang meninggal akibat kekerasan di kampus yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) tersebut. (ant/mad)



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Warta Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 18 November 2017

Madrasah di Bawah Naungan Pesantren Diminta Siapkan 3 Keahlian Ini

Jombang, Sang Pencerah Muslim. Menghadapi dunia yang penuh dinamis, pesantren diharuskan mengikuti perkembangan. Namun demikian, harus ada ciri khas yang menjadi nilai lebih di madrasah yang dikelola.

"Saya menyarankan setiap madrasah yang berada di bawah pengelolaan pesantren harus menyiapkan tiga program studi," kata Abdul Haris pada seminar nasional dengan tema Quo Vadis Madrasah dalam Menyiapkan SDM di Era Tuntutan Global, Sabtu (28/5) di Pesantren Tambakberas, Jombang Jawa Timur.?

Madrasah di Bawah Naungan Pesantren Diminta Siapkan 3 Keahlian Ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Madrasah di Bawah Naungan Pesantren Diminta Siapkan 3 Keahlian Ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Madrasah di Bawah Naungan Pesantren Diminta Siapkan 3 Keahlian Ini

Terkait dengan lembaga pendidikan formal di tingkat madrasah aliyah, lanjutnya, ketiganya adalah madrasah aliyah yang konsentrasi terhadap ilmu agama, umum, serta madrasah kejuruan.

Dalam pandangan guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini, untuk madrasah aliyah yang pertama memang hanya menerima mereka yang diproyeksikan sebagai ulama atau ahli agama. "Sehingga materi yang di dalam adalah tentang bahasa asing, logika, filsafat dan riset, juga sains dan teknologi informasi, serta internalisasi nilai kenabian," kata Haris.

Sedangkan untuk madrasah aliyah program studi umum adalah pilihan bagi mereka yang memang akan melanjutkan studi menjadi mahasiswa di berbagai kampus.

"Untuk yang ketiga adalah siswa yang diterima di madrasah aliyah lantaran memiliki tujuan keahlian karena ingin langsung bekerja," ungkapnya Ketua PW LP Maarif NU Jatim ini.

Sang Pencerah Muslim

Namun yang harus dipahami bahwa tiga prodi tersebut dikelola dalam satu madrasah di pesantren. "Sehingga madrasah langsung dapat mengarahkan para sisanya sesuai minat yang diinginkan," katanya.

Pemberian tiga prodi tersebut sebagai jawaban atas tantangan pesantren yang kian kompleks. "Karenanya pesantren harus siap dengan tantangan tersebut," terangnya.

Narasumber lain adalah Rektor UIN Maliki Malang, Mudjia Rahardjo serta Ida Fauziyah dari Kondisi X DPR RI.

Kegiatan ini menjadi matarangkai dari peringatan 1 abad madrasah dan 191 tahun Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. (Ibnu Nawawi/Zunus)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah, Warta Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Mengapa Perlu Pedoman Dakwah?

Oleh KH Cholil Nafis

Dakwah menjadi ujung tombak dari citra Islam. Sebab banyak orang mendengar ajaran Islam dan interaksi pemberdayaan umat melalui aktivitas dai baik dakwah secara lisan maupun dakwah yang langsung mengajak mesyarakat. Sedangkan fenomena yang marak di Indonesia masih didominasi arti dakwah secara lisan dalam acara-acara formal keagamaan atau tabligh pengajian.

Dakwah yang efektif membutuhkan panduan sebagai penentu arah untuk mencapai tujuan. Apalagi seperti di Indonesia yang terdiri atas berbagai  agama dan paham keislaman dibutuhkan pedoman dakwah dalam mengayomi dan melindungi umat dari akidah dan paham yang sesat (himayatul ummah), membangun persatuan umat (tauhidul ummah), menyatukan kerangka pemahaman agama Ahlussunah wal jamaah (taswiyatul afkar), dan membangun sinergi gerakan (tansiqul harakah) dalam bingkai Islam wasathi.

Mengapa Perlu Pedoman Dakwah? (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengapa Perlu Pedoman Dakwah? (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengapa Perlu Pedoman Dakwah?

Dalam rangka mengefektifkan peran dakwah sesuai dengan tujuan utamanya adalah mengajak masyarakat untuk bertauhid kepada Allah SWT, menjalankan syariah agama dan mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, maka Majelis Ulama Indonesia menganggap penting untuk menetapkan pedoman dakwah untuk acuan oleh para dai.

Sang Pencerah Muslim

Kerangka dakwah yang  efektif harus meliputi kompetensi dai, metode yang digunakan untuk mengajak umat, media yang digunakan harus sesuai dengan dinamika masyarakat, serta materi yang sesuai dengan kebutuhan umat (madu).

Sang Pencerah Muslim

Dalam Pedoman dakwah yang disahkan oleh MUI pada September 2017 memuat beberapa ketentuan, di antaranya:

1. Menetapkan kriteria dan kompetensi pelaku dakwah.

2. Menetapkan konten dakwah Islam yang berwawasan Wasathiyah (moderat) dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah.

3. Menetapkan model dan metode dakwah yang aktual, dinamis dan bertanggung jawab.

4. Menetapkan adanya Dewan Etik Dakwah Nasional yang mengarahkan konten, dan mengawasi perilaku para dai dan lembaga penyiaran dakwah agar sesuai dan senafas dengan wawasan dakwah wasathiyah, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Integritas dan Kompetensi Dai

Semua orang bisa menjadi objek dakwah, umat Muslim maupun non-Muslim. Namun menjadi pelaku dakwah harus memiliki kriteria yang harus dipenuhi agar citra Islam tidak buruk dan malah dakwahnya menjadi  kontraproduktif. Dai harus memiliki integritas dan kompetensi yang memadai tergantung pada tingkat masyarakat sebagai objek dakwah. Seorang dai harus memiliki integritas qalbu, lisan, amal, dan sosial. Ia harus memiliki sifat ikhlas dan tekad untuk mengabdikan diri demi melayani kebaikan orang lain. Ia harus mempunyai sifat rela dirinya berkorban demi kebaikan orang banyak. Tutur kata seorang dai harus mencerminkan isi hatinya yang diimplementasikan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Kompetensi dai harus memiliki ilmu pengetahuan, kemampuan berkomunikasi, manajerial, dan pandai mengembangkan masyarakat. Sebab seorang dai harus memiliki ilmu yang bisa diberikan dan sekaligus memiliki keterampilan untuk menyampaikannya. Selanjutnya dai harus bisa mengelola dan mengembangkan masyarakat menuju kehidupan beragama dan bermasyarakat yang lebih baik.

Metode Dakwah

Keberhasilan sesuatu tak hanya ditentukan oleh konten dan materinya, tetapi juga metode yang tepat sasaran untuk mencapai tujuan. Karenanya, keberhasilan dakwah juga ditentukan dari optimalisasi dan sinkronisasi dakwah dengan metode yang digunakan. Sesuai objek dakwah, metode yang digunakan bisa dengan cara menampilkan perilaku dan akhlak yang mulia sehingga posisi dai bagaikan pilar bagi agama sehingga membuat orang lain meneladani, bahkan yang belum Muslim pun bisa tertarik untuk masuk Islam. Metode ceramah dan nasihat dapat digunakan sesuai dengan objek dakwah dan suasan masyarakat yang hendak diubah ke arah kehidupan yang lebih baik. Di kalangan akademisi dan ilmuwan, menggunakan metode diskusi bahkan debat dalam mencari format kebenaran dapat lebih efektif. Tetapi dalam debat tetap harus menjaga sopan santun dan niat baik untuk mencari dan memberi kebenaran.

Materi Dakwah

Materi adalah konten yang hendak disampaikan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kehidupannya. Ada beberapa hal yang menjadi prioritas dakwah, ialah penguatan akidah, peningkatan akhlak, pembinaan keluarga, membangun persatuan dan nasionalisme dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini penting agar masyarakat Indonesia tidak salah orientasi beragama, berkeluarga, dan bermasyarakat sehingga paripurna dalam menjalankan ajaran agama sekaligus menjadi pioner dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam berdakwah dai harus menghindari penyampaikan kebenaran dengan cara yang salah, tidak boleh menyampaikan kebaikan dengan cara menghina dan tidak boleh membangun masyarakat dengan cara menistakan. Karenanya, dalam dakwah tidak boleh ada unsur dan kata-kata benci kepada yang lain. Semua materi dakwah dalam rangka untuk mengajak pada kebaikan dengan penuh cinta kasih.

Kode Etik Dakwah

Suatu hal yang amat penting dalam menunjang keberhasilan dakwah adalah menyatukan diri dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. Hati seorang dai harus lurus dan akidahnya harus benar. Kemudian yang ada di dalam itu implementasikan dalam bentuk ucapan yang lembut (layyinan), yang penuh makna dan berwibawa (tsaqila) dan mencerahkan kepada umat (sadida). Ucapan lebih bermakna dan lebih memberi kesan mendalam manakala ucapan baik itu telah dilakukan oleh dai sebelum materi itu disampaikan kepada masyarakat.

*) Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kiai, Warta Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock