Tampilkan postingan dengan label Meme Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Meme Islam. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Desember 2017

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah

Kudus, Sang Pencerah Muslim. Sekolah Menengah Pertama NU Putri Nawa Kartika di Kudus mengadakan pelatihan jurnalistik di aula sekolah. Pelatihan ini membekali keredaksian 27 siswi yang memikul tanggung jawab sebagai awak redaksi majalah dan majalah dinding (Mading) sekolahnya.

Dimulai pukul 09.00 hingga 15.30 Jum’at (2/5), pelatihan ini menghadirkan staf Humas Universitas Muria Kudus (UMK) Rosidi dan jurnalis sebuah harian Septina Nafiyanti sebagai narasumber.

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

SMPNU Putri Nawa Kartika Perkuat Keredaksian Majalah Sekolah

Rosidi yang juga pengurus ISNU Kudus lebih banyak berbagi mengenai bagaimana mengelola majalah sekolah dan mading.

Sang Pencerah Muslim

Ia juga mendoronga peserta pelatihan agar terus berlatih menulis demi melahirkan karya-karya penulisan dalam pelbagai bentuknya.

“Selain berlatih terus menerus, Anda harus meyakinkan diri bahwa Anda bisa. Kalau sejak awal tidak memiliki keyakinan mampu menulis, maka Anda sudah memupuskan harapan menjadi penulis,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Sementara Septina lebih banyak memberikan masukan serta petunjuk peliputan sebuah berita. Ia kemudian menerangkan cara mengorganisasikan data-data yang dihimpun dari lapangan melalui wawancara dan data-data pendukung lain untuk menjadi sebuah laporan. (Qomarul Adib/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Bahtsul Masail, Meme Islam, RMI NU Sang Pencerah Muslim

Kamis, 14 Desember 2017

Gus Dur Desak Pemerintah Segera Selesaikan Kasus Lapindo

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendesak pemerintah segera menyelesaikan kasus lumpur Lapindo. Menurutnya, yang harus diprioritaskan pemerintah adalah upaya mencari penyelesaian musibah dan membantu meringankan derita masyarakat yang menjadi korban secara cepat dan efisien, bukan status bencananya.

"Kalau mau menetapkan sebagai bencana alam, cantolan (baca: dasar, Red) hukumnya apa?," kata Gus Dur kepada wartawan di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (9/3).

Karena itu, Gus Dur juga menyatakan ketidaksetujuannya pada Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI yang meminta pemerintah menetapkan status bencana nasional pada musibah semburan lumpur panas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, tersebut.

Gus Dur Desak Pemerintah Segera Selesaikan Kasus Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Desak Pemerintah Segera Selesaikan Kasus Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Desak Pemerintah Segera Selesaikan Kasus Lapindo

Bahkan, Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB itu menyatakan permintaan penetapan status bencana nasional itu bukan suara resmi FKB, melainkan pendapat pribadi ketuanya, Ida Fauziah.

"DPP PKB berpendapat, prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah mencari penyelesaian atas musibah maupun membantu meringankan beban yang diderita masyarakat korban musibah lumpur panas Lapindo secara cepat dan efisien," katanya.

Dengan demikian, menurut Gus Dur, surat FKB yang dikirim pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang isinya meminta ditetapkannya bencana lumpur Lapindo sebagai bencana alam juga gugur dengan sendirinya. Apalagi surat itu tidak dikonsultasikan dengan DPP PKB.

Sang Pencerah Muslim

Pada kesempatan itu Gus Dur meminta PT Lapindo Brantas Inc. memegang teguh komitmennya untuk mencari solusi bagi upaya penghentian semburan lumpur panas maupun pemberian ganti rugi yang layak kepada masyarakat korban Lumpur secepatnya.

Gus Dur juga mendukung upaya sertifikasi untuk memudahkan proses pengembalian hak atas tempat tinggal warga masyarakat korban dengan menggunakan rujukan legal pertanahan seperti Letter C dan Petok D bagi penerbitan sertifikasi.

Untuk itu, mantan Ketua Umum PBNU itu meminta kerjasama semua aparat, baik pemerintah daerah maupun Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk memudahkan proses tersebut.

Gus Dur juga mendukung program pemindahan penduduk beserta ganti rugi bagi penyelesaian masalah Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) dan mendesak pemerintah sesegera mungkin memfasiliasi dialog dengan warga sehingga tercapai penyelesaian yang adil bagi semua.

Sang Pencerah Muslim

Pada kesempatan itu Gus Dur juga mendesak pemerintah untuk segera memulihkan kondisi perekonomian Sidoarjo dan Jawa Timur dengan menyegerakan pembangunan kembali infrastruktur utama dan strategis yang rusak akibat musibah lumpur tersebut.

"Untuk mencapai maksud tersebut, maka saya dan beberapa tokoh LSM seperti Wardah Hafidz dan Romo Sandyawan akan memimpin upaya mencapai maksud tersebut," kata Gus Dur.

Sementara itu, Koordinator Urban Poor Consortium (UPC) Wardah Hafidz menambahkan, segala pengeluaran yang dikeluarkan pemerintah terkait musibah lumpur Lapindo harus dicatat sebagai piutang yang harus ditagihkan ada PT Lapindo Brantas Inc. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Jadwal Kajian, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 02 Desember 2017

Perpustakaan SMA NU 1 Gresik Ikut Seleksi Tingkat Nasional

Gresik, Sang Pencerah Muslim. Prestasi membanggakan ditorehkan perpustakaan Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Ulama 1 (SMANUSA) Gresik, Jawa Timur, sebagai juara pertama tingkat provinsi. Selanjutnya perpustakaan sekolah yang berada di bawah PW LP Maarif NU Jatim ini akan mengikuti seleksi tingkat nasional.

"Perpustakaan kami dinyatakan sebagai pemenang pertama tingkat provinsi Jawa Timur pada bulan Juli lalu," kata kepala sekolah, Bapak Nasihuddin kepada Sang Pencerah Muslim, Selasa (13/10). Kendati telah ditetapkan sebagai juara pertama, namun piala dari Gubernur Jawa Timur baru diterima Senin kemarin, lanjutnya.

Perpustakaan SMA NU 1 Gresik Ikut Seleksi Tingkat Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Perpustakaan SMA NU 1 Gresik Ikut Seleksi Tingkat Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Perpustakaan SMA NU 1 Gresik Ikut Seleksi Tingkat Nasional

Masih kata Bapak Nasihuddin, selanjutnya perpustakaan tersebut akan diikutkan seleksi tingkat nasional. "Hari ini ada visitasi tingkat nasional," ungkapnya. Dan pengumuman pemenang nantinya akan diterima tanggal 30 Oktober di Jakarta, lanjutnya.

Sang Pencerah Muslim

"Untuk saat ini perpustakaan sekolah kami masuk posisi sepuluh besar nasional. "Doakan hasil visitasi nantinya akan bisa juara satu," harapnya.

Perpustakaan SMANUSA telah dikunjungi sejumlah sekolah dan instansi pemerintah. "Bahkan kemarin sudah ada permintaan kunjungan dari SMASt Louis Surabaya," bangganya.

Sang Pencerah Muslim

Sekolah ini sejak didirikan, berkembang karena inovasi dan terobosan yang dilakukan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Jumlah siswa saat ini seribu dua ratusan sehingga menjadikan sebagai sekolah favorit dan mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Untuk menjawab tantangan dunia pedidikan dan tuntutan masyarakat yang menginginkan sekolah berkualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ yang dapat berkompetisi di tingkat nasional dan internasional, maka mulai tahun 2000 membuka kelas khusus yang didesain secara khusus.

Kemudian tahun 2010 ditingkatkan dari kelas khusus menjadi kelas yang bertaraf internasional (Kelas SBI) dengan kurikulum adaptif, yakni perpaduan antara kurikulum Cambidge dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikeluarkan oleh BSNP serta kurikulum dari kementerian agama yang dikombinasikan dan dipadukan dengan kurikulum LP Maarif NU yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik SMA .

Sejumlah prestasi telah diraih sekolah yang berdiri sejak tahun 1968 ini di berbagai kompetisi. Baik lokal, regional hingga nasional.

Dengan diraihnya penghargaan tingkat provinsi dan diikutkan dalam seleksi nasional, diharapkan prestasi tersebut dapat menginspirasi sejumlah lembaga pendidikan khususnya yang berlebel NU. "Mudah-mudahan ini akan menjadi inspirator bagi sekolah dan madrasah NU yang lain," pungkasnya.? (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Foto: Perpustakaan SMANUSA saat diresmikan.

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, AlaSantri Sang Pencerah Muslim

Jumat, 01 Desember 2017

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin?

Oleh Rifqi Qowiyul Iman

Beberapa hari yang lalu penulis menemukan sebuah video Syekh Ali Jum’ah (Mantan Mufti Republik Arab Mesir) pada salah satu stasiun TV yang diunggah ke halaman resminya. Dalam sesi tanya jawab dengan salah satu penonton Syekh Ali Jum’ah ditanya “Apakah seorang Muslim yang meninggal pada kejadian meledaknya salah satu gereja di Mesir termasuk syahid?”.

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin? (Sumber Gambar : Nu Online)
Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin? (Sumber Gambar : Nu Online)

Sudahkah Kita Mengenal NU dan Nahdliyin?

Dengan didahului penjelasan yang bijaksana serta kedalaman ilmu, Syekh menjelaskan terlebih dahulu tentang konsep nasionalisme dan pentingnya kebebasan beragama sebagaimana yang tertera di dalam Undang-Undang (Dustur) Republik Arab mesir. Pada akhir pembicaraan beliau menyatakan bahwa mereka mendapatkan pahala sama seperti para syuhada.

Keterangan dari Syekh mengingatkan penulis tentang apa yang telah menjadi tradisi NU khususnya rekan-rekan Banser selama ini. Bukan sekadar menjadi korban, rekan-rekan Banser bahkan terkesan berkorban demi keamanan praktik ibadah kaum Nasrani yang dilaksanakan di gereja-gereja setempat. Dan kita tentu masih ingat Almarhum Riyanto, Banser yang mengorbankan diri demi keselamatan saudara-saudara kaum Nasrani di Gereja Eben Heazer, Mojokerto 16 tahun silam.

Sang Pencerah Muslim

(Baca: Kisah Banser Riyanto Meninggal Demi Kemanusiaan)

Sang Pencerah Muslim



Bagi sebagian pihak, tradisi ini mungkin tidak dianggap sebagai sesuatu yang bernilai ibadah. Boro-boro, bahkan salah satu tokoh yang mengaku bermanhaj Ahlussunnah wal Jama’ah menuding bahwa menjaga gereja berarti membantu praktik kemusyrikan dan kekafiran.

Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa yang dijaga bukan sekadar bangunan tempat melaksanakan ritual sekelompok agama tertentu. Namun yang lebih dari itu, sebagaimana yang dinyatakan almarhum Gus Dur, bahwa yang dijaga adalah keamanan manusia dan tanah air.

Karenanya, bagi NU menjaga gereja bukan sekadar soal berlagak toleran, bukan pula soal berlagak heroik, ia adalah ejawantah dari nilai-nilai kemanusiaan yang selalu dijunjung tinggi oleh agama. Tidak heran bila Gus Dur, Maulana Al-Habib Luthfi bin Yahya dan kiai-kiai NU tanpa segan-segan menginstruksikan Banser untuk menjaga gereja demi terwujudnya niai-nilai kemanusiaan yang mulia ini.

Sebenarnya, banyak sekali tradisi dan ritual kemanusiaan NU yang selama ini telah membumi di masyarakat. Termasuk istighosah yang dilaksanakan di Jawa Timur baru-baru ini, yang sebenarnya bukan hal baru bagi warga NU. Bukan pula sebagai bentuk tandingan atas apa yang ramai di Jakarta beberapa bulan kemarin. Soal niat, warga NU bahkan tidak ada urusan dengan satu atau dua individu terntentu. Kompleksitas permasalahan negeri lah yang mendorong warga Nahdliyin untuk mengetuk pintu langit agar bangsa diberi keberkahan dan keselamatan serta kemakmuran. Serta terbebas dari permasalahan-permasalahan moral yang melanda saat ini. Pun soal amar makruf nahi mungkar, beberapa golongan mencibir NU yang dianggap melempem, tanpa tahu bahwa bagi para Nahdliyin amar makruf adalah berdakwah dengan rahmah, dan nahi mungkar adalah berperang melawan permasalahan bangsa, seperti kemiskinan, intoleransi, kebodohan dan radikalisme.

Nasionalisme NU bahkan dicibir sebagai nasionalisme kebablasan, tanpa tahu bahwa konsep NKRI adalah sebuah produk ijtihad keagamaan para ulama Rabbani yang diikat dengan konstitusi. Karenanya, pekikan “NKRI harga mati” adalah ejawantah kepatuhan kaum Nahdliyin terhadap dawuh para ulama. Dan jika pada momen-momen kemarin NU dianggap tidur dan bukan lah NU yang dulu, maka ketahuilah kaum Nahdliyin sudah bergerak melampaui semua yang dilakukan beberapa pihak baru-baru ini. Dan kaum Nahdliyin adalah kaum yang berjuang, ber-amar makruf, ber-nahi mungkar dengan kedalaman ilmu dan adab. Sehingga, perlu dipertanyakan “sudahkah kita mengenal NU dan Nahdliyin?”.

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana pada Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (PSKTTI) Universitas Indonesia.



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, Kiai Sang Pencerah Muslim

Minggu, 26 November 2017

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id

Menyemarakkan hari raya Idul Fitri merupakan bagian dari sunah. Setiap orang dianjurkan untuk menyambut kedatangannya dengan penuh kebahagiaan dan kesenangan. Sebab itu, pada hari Idul Fitri, orang-orang diwajibkan membayar zakat sebelum melaksanakan shalat agar orang-orang miskin bisa berbahagia pada hari yang mulia tersebut.

Di antara kesunahan Idul Fitri adalah mengerjakan shalat Id secara berjamaah. Shalat Id dapat dilakukan di masjid, lapangan, atau tempat terbuka lainnya. Laiknya shalat Jum’at, sebelum pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Jumat dianjurkan melakukan tiga hal.

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id

Ketiga hal ini, menurut Imam An-Nawawi dalam Al-Majemu‘ Syarhul Muhadzdzab sebagai berikut.

Sang Pencerah Muslim

Pertama, disunahkan makan sekalipun sedikit sebelum pergi ke masjid atau sebelum melaksanakan shalat Id. Makanan yang disunahkan untuk dikonsumsi ketika itu adalah kurma sebanyak bilangan ganjil. Saking sunahnya makan sebelum shalat ‘id, Imam As-Syafi’i dalam Al-Umm menegaskan, “Kami memerintahkan setiap orang yang ingin shalat ‘id untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum shalat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya.”

Kedua, disunahkan mandi sebelum shalat Id sebagaimana kesunahan mandi sebelum shalat Jum’at, sebab pada hari itu, seluruh umat Islam berkumpul di masjid untuk beribadah. Kesunahan ini diperkuat oleh atsar dari Sayyidina ‘Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar yang membiasakan mandi sebelum shalat Id.? Terkait waktu kesunahan mandi, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan disunahkan mandi setelah fajar dan ada pula yang berpendapat disunahkan setelah pertengahan malam.

Sang Pencerah Muslim

Ketiga, disunahkan memotong rambut dan kuku, menghilangkan bau badan, serta memakai wangi-wangian. Usahakan pada saat shalat tubuh dalam kondisi segar dan wangi agar tidak menganggu kefokusan ibadah orang lain. Sebuah hadits riwayat Ali bin Abu Thalib menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyuruh untuk menggunakan wangi-wangian yang paling bagus dari yang kita temui atau miliki pada hari Id.

Ketiga kesunahan di atas memiliki hikmah dan tujuannya masing-masing. Salah satunya agar memberi kenyaman dan ketenteraman dalam ibadah. Apalagi pada hari Id, mayoritas umat Islam berbondong-bondang ke masjid untuk beribadah. Semoga kesunahan ini dapat kita amalkan. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Senin, 13 November 2017

Seluruh PWNU Wajib Miliki Lembaga Tamir Masjid

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Sebagai sarana penggerak masyarakat hingga ke tingkat ranting, seluruh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) wajib mengaktifkan lembaga dan lajnah yang dimiliki Nahdlatul Ulama.?

Di antara lembaga itu adalah Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU). Demikian disampaikan Sektretaris Pengurus Pusat LTMNU Ibnu Hazen kepada Sang Pencerah Muslim di kantornya, Jalan Kramat Raya 164, Gedung PBNU Lantai 4, Jakarta Pusat, Rabu (21/11).

Seluruh PWNU Wajib Miliki Lembaga Tamir Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Seluruh PWNU Wajib Miliki Lembaga Tamir Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Seluruh PWNU Wajib Miliki Lembaga Tamir Masjid

“Setidaknya di tingkat PWNU wajib mempunyai LTMNU. Kalau nggak, gerakan di bawah tidak akan maksimal,” katanya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Ibnu, eksistensi LTMNU penting karena masjid merupakan basis umat yang paling banyak di lingkungan NU. Tanpa pengelolaan yang baik, soliditas NU terancam pudar, baik secara organisasi maupun kulturnya.

Sang Pencerah Muslim

Seperti diketahui, PBNU membawahi setidaknya 14 lembaga dan 3 lajnah. LTMNU adalah salah satu lembaga yang bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pemberdayaan Masjid.

Dari pengalaman Rapat Pimpinan LTMNU di Bali, Ibnu menyayangkan ketiadaan LTMNU di kepengurusan wilayah Bali. Pihaknya lantas mendesak PWNU Bali untuk segera membentuk kepengurusan LTMNU.

“Akhirnya sekarang punya. Rapim (Rapat Pimpinan) LTMNU salah satunya memang ditujukan untuk konsolidasi dan membangun jaringan, termasuk juga membangkikan semangat ke-NU-an di daerah,” katanya.

Ibnu Juga menganjurkan adanya sinergi kegiatan antara LTMNU dengan lembaga, lajnah, dan badan otonom di lingkungan NU. Kerjasa sama yang baik akan menguatkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan pemberdayaan umat.

?

Redaktur : Hamzah Sahal

Penulis ? ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 12 November 2017

Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam

Indramayu, Sang Pencerah Muslim

Konstitusi negara Indonesia sesuai dengan Syariat Islam. Jadi bagi siapa yang menganggap perlunya negara Indonesia berasaskan Islam, berarti mereka belum memahami substansi konstitusi RI. 

Mahfud MD: Konstitusi  Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahfud MD: Konstitusi Negara Indonesia Sesuai Syariat Islam

Demikian di antar kesimpulan ceramah Prof Dr Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi RI, dalam "Pengajian Konstitusi" di Pondok Pesantren Asy-Syafi’iyyah Kedungwungu, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, Jumat, (7/12).

 

Di pesantren asuhan KH Afandi Abdul Muin Syafi’i itu, Mahfud MD menjabarkan konstitusi negara Indonesia adalah bagian dari amaliah pancasila, sedangkan pancasila digarap dengan peran aktif para Kiyai di dalamnya, diantaranya KH Hasyim Asy’ari dan para kiyai lainnya yang benar-benar menguasai substansi syariat Islam. 

Sang Pencerah Muslim

"Indonesia memang tidak blak-blakan menerapkan asas negara Islam, tapi mengamalkan pancasila adalah bentuk dari kewajiban bernegara, dan sesuai dengan tuntunan Islam," papar Mahfud. 

Orang-orang yang menggembor-gemborkan berdirinya negara Islam atau Khilafah di Indonesia dan menganggap Pancasila tidak sesuai Syariat Islam, fenomema itu adalah akibat mentahnya mereka dalam memahami substansi konstitusi Negara RI.

Dalam kesempatan yang sama, KH Salahuddin Wahid ata Gus Solah dari Pesantren Tebuireng Jombang itu, menyinggung masalah banyak mengkaji perilaku pelanggaran konstitusi aspek moral para pejabat, diantaranya banyaknya pejabat yang nikah sirri. 

Hadir dalam acara tersebut sedikitnya tujuh ratus kiyai dan praktisi pendidikan dan akademis yang berasal dari Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, majalengka, kuningan, Tegal dan Brebes.

Sang Pencerah Muslim

Redaktur      : Hamzah Sahal

Kontributor  : Udin 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Meme Islam, AlaSantri, Fragmen Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock