Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Desember 2017

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Probolinggo, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 60 orang mengikuti pelatihan perawatan jenazah di aula KPRI Prastiwi Kabupaten Probolinggo, Senin (17/3). Mereka terdiri dari tokoh masyarakat, unsur 24 MWCNU sekabupaten Probolinggo, tokoh agama, dan sejumlah pengasuh pesantren.

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Probolinggo Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Pelatihan ini difasilitasi Pemkab Probolinggo, PCNU Probolinggo, dan PCNU Kota Kraksaan. Kegiatan ini digelar untuk membina dan meningkatkan kemampuan tenaga perawatan jenazah.

“Sejauh ini banyak masyarakat yang belum mengetahui tata cara perawatan jenazah. Apalagi banyak perbedaan persepsi bagaimana cara menangani jenazah sesuai syariat agama. Bahkan, jika tidak diluruskan cenderung menjadi fitnah,” ungkap Kepala Bagian Kesra Pemkab Probolinggo Moh Syarifuddin.

Sang Pencerah Muslim

Forum pelatihan ini menghadirkan Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan H M Zahri Shiddiq untuk mengisi materi istihdlar dan sakratul maut. Sementara materi dan praktik memandikan dan mengafani jenazah dipandu Kepala KUA Kecamatan Kotaanyar H Mahalli Hasan Makiki.

Materi tata cara menyembahyangkan jenazah oleh Ketua PC LBMNU Kota Kraksaan H Mudaffir Irwani. Sedangkan etika mengantar jenazah diisi Sekretaris PCNU Probolinggo H Sulaiman Sholeh.

Sang Pencerah Muslim

H M Zahri Shiddiq mengungkapkan, pelatihan perawatan jenazah ini dimaksudkan untuk memenuhi ketersediaan tenaga rukun kifayah yang terampil dan mumpuni. Dalam arti, mereka bisa menangani jenazah secara baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at Islam.

Untuk tata cara ziarah kubur dan takziah, peserta menerima penyampaian materi dari Katib Syuriyah PCNU Probolinggo KH Syuhada’ Nasrullah.

KH Syuhada’ mengharapkan peserta pelatihan mengamalkan materi pelatihan di masyarakat. “Sekaligus menularkan pengetahuannya kepada kelompok-kelompok masyarakat yang ada di lingkungannya masing-masing,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Ubudiyah, Pondok Pesantren, Hadits Sang Pencerah Muslim

Senin, 11 Desember 2017

Gusdurian Yogya Gelar Kelas Pemikiran Gus Dur Ketiga

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Forum Gusdurian Yogyakarta kembali mengadakan kelas pemikiran Gus Dur yang ketigaselama dua hari pada Sabtu dan akan berakhir Ahad 25-26 Oktober. Kelas pemikiran Gus Dur ini diadakan di Yayasan LKiS Yogyakarta.

Gusdurian Yogya Gelar Kelas Pemikiran Gus Dur Ketiga (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian Yogya Gelar Kelas Pemikiran Gus Dur Ketiga (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian Yogya Gelar Kelas Pemikiran Gus Dur Ketiga

Ketua Panitia Kelas Pemikiran Gus Dur, Sarjoko, mengatakan kelas ini kembali diadakan untuk mengenalkan pemikiran Gus Dur lebih mendalam. “Pemikiran-pemikiran Gus Dur sangat banyak. Dengan forum ini kita akan menggali lebih dalam, mulai tentang politik, ekonomi, keislaman,” katanya.

Lebih lanjut, Sarjoko menjelaskan bahwa kelas pemikiran Gus Dur ini merupakan awal dari kita mengkaji pemikiran Gus Dur. "Kegiatan ini insya Allah berkah karena dengan kreativitas panitia untuk mengadakan acara ini," tambahnya.

Sang Pencerah Muslim

Seknas Gusdurian, Alissa Wahid mengatakan bahwa Gus Dur tidak terkenal dengan pemikiran-pemikirannya saja. Ia juga terkenal karena sepak terjangnya. "Gus Dur terkenal dengan kerendahan hati, beliau tidak pernah mengambil ilmu begitu saja,” ungkapnya.

Putri sulung Gus Dur tersebut menambahkan, ayahnya mengambil ilmu dari mana-mana, tapi kemudian diolah dan menggunakan ilmu itu.

Sang Pencerah Muslim

Kelas pemikiran  tersebut dibuka Alissa Wahid yang sekaligus memberikan materi. Selain dia, pemateri lain adalah Hairus Salim HS, Gaffar Karim, Nur Khalik Ridwan, dan Heru Prasetyo. (Nur Solikhin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Sholawat Sang Pencerah Muslim

Selasa, 07 November 2017

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa

Tegal, Sang Pencerah Muslim?



Dalam rangka menyemarakan dan Syiar di bulan suci Ramadhan 1438 Hijriyah, Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal menggelar kegiatan tarawih silaturahim (Tarhim).

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa

Ketua Pimpinan Ranting IPNU Blubuk, M Ali Muhidin menjelaskan, kegiatan Tarawih Silaturahim dimulai sejak malam ketiga Ramadhan Ahad malam (28/5) sampai dengan malam ke 24 Ramadhan atau Ahad malam (18/6) mendatang. Kegiatan itu dilukan bergilir di semua masjid dan mushala se-Desa Blubuk.?

"Jumlah masjid dan mushala yang didatangi sebanyak 22. Dalam Tarhim ini juga diisi dengan ceramah agama oleh Pembina IPNU – IPPNU secara bergantian," terangnya.?

Dia berharap pelaksanaan Tarhim akan menambah syiar Islam, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu, juga memperkokoh jalinan silaturahim antara IPNU – IPPNU dengan Nahdliyin Blubuk.?

Sang Pencerah Muslim

"Tarhim juga menjadi sarana silaturahim IPNU-IPPNU kepada masyarakat Desa Blubuk," paparnya.?

Sementara Ketua IPPNU Desa Blubuk, Sukmawati menuturkan, kegiatan Tarhim merupakan rangkaian kegiatan IPNU-IPPNU Desa Blubuk yang dikemas dalam amaliyah Ramadhan 1438 Hijriah.?

Selain Tarhim, rangkaian kegiatan lainnya yakni buka puasa bersama, santunan anak yatim dan khotmil Quran. "Insyaallah, dalam melatih kepedulian dan kepekaan sosial. Kita juga akan berbagi dengan sekitar 100an lebih anak yatim piatu dalam buka bersama sekaligus pemberian santunan yang rencananya kita agendakan pada minggu akhir bulan Ramadhan," tuturnya

Menurut Sukma, IPNU IPPNU sebagai organisasi otonom NU memiliki tanggung jawab dalam pengembangan potensi pelajar, santri dan remaja khususnya di Desa Blubuk. Oleh karenanya, amaliyah Ramadhan menjadi sarana melatih kader dalam berkiprah dimasyarakat guna menggiatkan Syiar di Bulan Ramadhan yang penuh berkah.?

"Amaliyah ramadhan ini, juga menjadi sarana melatih potensi kader dalam penanaman nilai – nilai religi. Untuk itu, kami mohon dukungan semua pihak, untuk sukses dan lancarnya rangkaian kegiatan amaliyah Ramadhan ini," pungkasnya. (Hasan/Abdullah Alawi)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim AlaSantri, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Kamis, 02 November 2017

Salah Niat, "Amar Ma’ruf Nahi Munkar" Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru

Malang, Sang Pencerah Muslim

Pengurus Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur mengingatkan agar berhati-hati dalam bersikap terhadap adanya kemungkaran. Karena jika terjadi kesalahan sedikit saja dalam menyikapi kemungkaran tersebut, ujungnya akan berbahaya kepada diri sendiri.

KH Azizi menilai bahwa memang benar Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah bagian dari perintah agama. Namun demikian, jika dilakukan dengan niatan yang tidak benar, tidak murni karena untuk menjunjung kalimah Allah, maka akan sia-sia.

Salah Niat, Amar Ma’ruf Nahi Munkar Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Salah Niat, Amar Ma’ruf Nahi Munkar Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Salah Niat, "Amar Ma’ruf Nahi Munkar" Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru

“Ingat, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa dibalik amar ma’ruf nahi munkar. Sedikit saja bergeser niatnya, maka itu adalah kemungkaran,” katanya di hadapan para wakil dari cabang NU se Jawa Timur dalam acara Bahtsul Masail Islam Nusantara di Aula Gedung Utama Rektorat Universitas Negeri Malang, Sabtu (13/2/2016) lalu.

Kiai Blitar yang juga alumni Lirboyo ini kemudian menjelaskan mengapa di balik amar ma’ruf nahi mungkar ada kemungkaran. Ia menjelaskan alasan-alasan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin.

Sang Pencerah Muslim

“Imam Al-Ghazali mengatakan demikian karena jika terjadi kesalahan niat dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar maka akan ada kemungkaran yang lain. Kemungkaran itu berupa: merendahkan orang lain, merasa benar sendiri sedang yang lain salah, sombong dan melakukan kerusakan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa Al-Quran sama sekali tidak memerintahkan Umat Islam memusnahkan semua kemungkaran di muka bumi. Melainkan Al-Quran memerintahkan kita untuk menolaknya saja.

“Ingat, bahwa kalimatnya dalam Al-Quran adalah wa’mur bil ma’rufi wanha anil munkar. Jadi kita diperintahkan untuk menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Bukan membasminya,” paparnya.

“Di mana-mana kemungkaran itu pasti ada dalam kehidupan di dunia. Itu adalah sunnatullah bahwa ada kebaikan ada keburukan. Jadi tidak dapat kita sirnakan yang namanya kemungkaran. Hanya saja jika kita menolak dan mencegahnya, akan mendapat pahala,” tambahnya. (Ahmad Nur Kholis/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Warta, Pondok Pesantren, Lomba Sang Pencerah Muslim

Jumat, 27 Oktober 2017

Kiai Bisri dan Ulama Jombang tentang Hormat Bendera Merah Putih

Ketika masyarakat menyimpan pertanyaan-pertanyaan yang dikaitkan dengan pandangan keagamaan, para ulama Nahdlatul Ulama selalu hadir memberikan jawaban dan sudut pandang. Seperti yang dilakukan para kiai Jombang. Mereka bahkan membuat forum musyawarah khusus, membahas berbagai persoalan, saling menyodorkan dalil, dan menjawab kegelisahan.

Dipimpin KH M Bisri Syansuri salah satu pendiri NU), para kiai Jombang tercatat beberapa kali mengadakan forum Musyawarah Ulama Jombang. Kegiatan ini dikoordinasi oleh Pengurus Imarah Masjid Jami Kauman Utara Jombang.

Kiai Bisri dan Ulama Jombang tentang Hormat Bendera Merah Putih (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Bisri dan Ulama Jombang tentang Hormat Bendera Merah Putih (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Bisri dan Ulama Jombang tentang Hormat Bendera Merah Putih

Hasil dari musyawarah itu terbit menjadi buku berjudul “Muqarrarâtus Syûrâ min ‘Ulamâ Jombang” (Keputusan Musyawarah Ulama Jombang) yang berisikan lima puluh masalah agama. Di antara masalah yang dijawab adalah soal hormat terhadap bendera merah putih yang jamak dilakukan di zaman itu.

Menjawab tentang hormat bendera Merah Putih, tersebutlah dalam tanya jawab bernomor 17, sebagai berikut:

Sang Pencerah Muslim

“Bagaimana hukum hormat bendera merah putih lambang negara RI sebagaimana yang berlaku ketika upacara bendera merah putih diadakan?”

Sang Pencerah Muslim

Jawaban:

Mengingat bahwa bendera sang merah putih sebagai lambang negara RI  itu merupakan suatu anugerah Allah yang diberikan kepada bangsa Indonesia, maka hukum menghormati bendera itu adalah boleh, sebab disamakan dengan diperbolehkannya mencium peti (tabut) yang diletakkan di atas maqam para wali untuk diambil barokahnya.

Keterangan dari kitab:

Hasyiah al-Bajury ala Syarh Ibn Qasim,

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?



Buku Muqarrarâtus Syûrâ min ‘Ulamâ Jombang yang memuat jawaban tentang persoalan tersebut diterbitkan pada 15 April 1981 M/ 10 Jumadil Akhir 1401 H dan ditandatangani oleh Ketua Musyawarah Ulama Jombang KH Mahfudz Anwar dan sekretarisnya H Abd. Aziz Masyhuri.

Adapun para ulama Jombang itu adalah:

1. K.H. M. Bisri Syansuri

2. K.H. Adlan Aly

3. K.H. Mahfudz Anwar

4. K.H. Syansuri Badawy

5. K. Muhdlor

6. K.H. Mansur Anwar

7. K.H. Abdul Fattah Hasyim

8. K.H. Cholil

9. K.H. Syansun

(Yusuf Suharto)



* Dikutip dari buku Hasil Keputusan Bahtsul Masail PCNU Jombang 2002-2015 Disertai Muqorrorot Ulama Jombang 1981





Baca juga: Ketika Kiai Umar Mangkuyudan Ditanya perihal Hormat Bendera

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kyai, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Rabu, 20 September 2017

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara

Malang, Sang Pencerah Muslim. Ada banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Santri. Cara yang sedikit berbeda, salah satunya adalah event Lingsir Wengi yang diadakan di Pesantren Al Amin, Sukosari, Kabupaten Malang, Jumat (27/10) malam. Para santri, ustadz, dan kiai tumpah ruah pada kegiatan yang diselenggarakan BEM IAI Al Qolam dan Komunitas Sabda Perubahan.

Menjadi unik adalah karena acara tersebut, walaupun diselenggarakan di pesantren, berupa semacam pagelaran budaya. Mengambil momentum Hari Santri, kegiatan tersebut mengambil tema Nracak Jejak Wali (Menapaki Jejak Walisanga).

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Lingsir Wengi, Cara Santri Pelihara Budaya Nusantara

Athok Lukman, dosen IAI Alqolam yang juga penggagas acara, mengatakan nama Lingsir Wengi diambil dari kidung Sunan Kalijaga. Dalam kidungnya, Sunan Kalijaga selalu memadukan nilai-nilai kehidupan dan nilai sufistik keislaman.

"Kita (kami, Red) ingin mempertahankan budaya Nusantara, karena budaya Nusantara adalah mutiara yang membuat kita sulit melupakan. Terlalu tinggi nilai kandungannya untuk tidak dirawat dan di pelihara," kata Gus Athok, sapaan akrabnya.

Sang Pencerah Muslim

Lingsir wengi yang baru pertama kali diadakan, direncanakan digelar setiap bulan. Tujuannya untuk nguri-nguri (memelihara) budaya Nusantara ditengah arus modernisasi yang kian menjadi-jadi.

“Karenanya, di acara ini aneka macam seni ditampilkan. Mulai orasi budaya, musikalisasi puisi, tari tradisional, teater,” tambah Gus Athok.

Sang Pencerah Muslim

Hadir dalam acara Lingsir Wengi edisi pertama KH Abdullah Syam (Pendiri Pesantren Rakyat); M. Yasin Arif (Pendiri Sabda Perubahan); dan Ahmad Dhofir Zuhri (Rektor STF Al-Farabi). Sementara para penampil adalah perwakilan komunitas dan organisasi seperti JNM (Jaringan Nahdliyin Muda), Lakpesdam NU Kabupaten Malang, PMII Cabang Kab.Malang, GMNI, UKM Teater, Platinum, Mapala, As-Surur. 

Athiya, salah satu tim Lingsir Wengi mengatakan, adanya acara seperti ini diharapkan mampu membendung budaya luar yang kurang bagus.

"Acara ini murni diselenggarakan untuk menghidupkan kembali budaya luhur warisan para wali di tengah arus westernisasi,” kata Athiyah.

Sementara KH Abdullah Sam dalam orasi budayanya, banyak menyinggung pentingnya menjaga NKRI.

"Selama anak-anak muda menjaga kebudayaan maka NKRI tidak akan terjajah oleh asing," katanya penuh semangat.

Salah satu penampilan yang membetot perhatian adalah pembacaan puisi karya Yasin Arif. Puisi yang dibacakan penuh dengan penghayatan ini berjudul Zaman Terkutuk. Berikut petikannya:

Aku terseret-seret zaman milenial

Telpon pintarku tiada henti merantai tangan

Hangat kebersamaan mendadak sunyi

Ramai-ramai kita menunduk pada layar

Gelombang kata-kata tanpa makna

membludak dari mulut cuma-cuma

Pendapat berhamburan tanpa nalar

Budaya tak menghidupkan jiwa

Anak muda mengkritik tanpa membaca

Guru berteori tanpa menginjak bumi

Tren menjadi konsumsi sehari-hari

Arus menggerus akar tradisi

Hidup tak berguna tak apa asal kaya

Kekayaan maha segala-galanya

Kekayaan menjadi puncak cita-cita

Kekayaan harkat dan martabat manusia.(Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sunnah, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Minggu, 27 Agustus 2017

Muslimat-Fatayat NU Gelar Pawai Mobil Hias

Pekalongan, Sang Pencerah Muslim. Ada banyak cara memperingati hari kelahiran Raden Ajeng (RA) Kartini yang jatuh tanggal 21 April 2013. Jika dahulu anak anak sekolah pada tanggal ini berpakaian model kebaya dengan rambut disanggul kemudian baris di halaman sekolah dengan menggelar berbagai lomba, kini bentuk peringatan dilakukan dengan beragam cara. 

Untuk menghidupkan semangat perjuangan Kartini, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama Pekalongan Barat, Ahad kemarin (21/4) menggelar acara besar-besaran berupa pawai mobil hias bekerjasama dengan PAC Muslimat NU keliling Kota Pekalongan.

Muslimat-Fatayat NU Gelar Pawai Mobil Hias (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat-Fatayat NU Gelar Pawai Mobil Hias (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat-Fatayat NU Gelar Pawai Mobil Hias

Acara yang dipusatkan di Gedung Aswaja Jalan Sriwijaya 2 diikuti oleh seluruh Pimpinan Ranting yang diisi dengan anak anak yang baru saja selesai dikhitan dan ibu-ibu dengan berpakaian ala Ibu Kartini. 

Sambutan yang cukup meriah tambak sekali menjelang pemberangkatan mobil pawai, apalagi dibarisan terdepan dikawal Marching Band dari MTs Hidayatul Athfal (Hifal) Kota Pekalongan dan raungan mobil Lalu Lintas Polres Pekalongan Kota menambah kesemarakan acara Peringatan Hari Kartini yang dikemas bersamaan dengan Harlah Fatayat dan Muslimat NU.

Sang Pencerah Muslim

Ketua PAC Fatayat NU Pekalongan Barat Hj. Khusnul Khotimah kepada Sang Pencerah Muslim mengatakan, kegiatan peringatan Hari Kartini untuk tahun ini sengaja diperingati dengan cara yang berbeda untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kaum perempuan juga bisa menggelar aktifitas dengan meneladani nilai perjuangan yang telah dilakukan kaum ibu.

“Perjuangan Ibu Kartini telah menginspirasi kaum perempuan yang bernaung di panji Nahdlatul Ulama untuk bisa berkiprah lebih banyak untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta,” ujarnya.

Sang Pencerah Muslim

Dikatakan, lahirnya Fatayat NU dan Muslimat NU dikancah perjuangan melalui jalur organisasi adalah bukti keinginan yang cukup kuat untuk mengangkat derajat kaum perempuan, dan peran ini dapat dijalankan dengan baik.

Acara peringatan Hari kartini di Gedung Aswaja ditandai selain pawai mobil hias juga diisi dengan khitanan massal yang diikuti oleh 34 peserta, bazar murah, donor darah, pentas seni kasidah dan pembagian hadiah dari berbagai lomba yang telah dilaksanakan. 

 

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: Abdul Muiz P

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Meme Islam Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock