Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Mei 2017

Kontributor NU Online Berikan Pelatihan Jurnalistik di RBM

Pasaman Barat, Sang Pencerah Muslim. Sebanyak 36 peserta Ruang Belajar Masyarakat (RBM) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, antusias mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang disampaikan Kontributor i di Sumbar Bagindo Armaidi Tanjung dan Redaktur Harian Singgalang Gusnaldi Saman.

Pelatihan berlangsung  Sabtu-Ahad(23-24/2), di sebuah hotel di Simpang Ampek, Kabupaten Pasaman Barat.

Kontributor NU Online Berikan  Pelatihan Jurnalistik di RBM (Sumber Gambar : Nu Online)
Kontributor NU Online Berikan Pelatihan Jurnalistik di RBM (Sumber Gambar : Nu Online)

Kontributor NU Online Berikan Pelatihan Jurnalistik di RBM

Menurut Armaidi Tanjung, dalam menulis berita yang penting ada unsur 5W 1H. Yakni what, who, where, when, why dan how. “Yang  tidak kalah pentingnya adalah bagaimana seseorang itu bisa berlatih menulis berita. Tidak cukup hanya melalui pelatihan selama dua hari ini saja,” kata Armaidi Tanjung, yang juga Wakil Sekretaris PWNU Sumbar ini. 

Sang Pencerah Muslim

Ditambahkan Gusnaldi Saman, penggunaan bahasa jurnalistik memang berbeda dengan bahasa lisan atau bahasan keseharian.  Ciri utama bahasa jurnalistik adalah komunikatif  dan spesifik. 

Sang Pencerah Muslim

Komunikatif artinya langsung  ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi. Sedangkan Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam.

“Seorang yang menulis berita harus memperhatikan ejaan yang disempurkan (EYD). Banyak berita dan tulisan yang ditolak redaktur untuk dimuat hanya gara-gara EYD-nya kacau. Kunci utama sukses menulis berita adalah banyak latihan. Wartawan pemula juga masih banyak yang keliru EYD-nya. Namun, karena sering diperbaiki, akhirnya terbiasa menggunakan EYD yang benar,” kata Gusnaldi Saman yang sering meraih lomba penulisan ini. 

Menurut Penanggungjawab Ketua Pokja RBM Pasbar Dramendra, pelatihan jurnalistik bagi peserta RBM dimaksudkan agar peserta memiliki wawasan jurnalistik, mampu menulis berita dan opini.

“Kita berharap, dengan kemampuan peserta RBM menulis dapat menginformasikan berbagai pembangunan di daerah nagari masing-masing. Banyak kegiatan positif yang dilakukan di masyarakat, tapi tidak terekspos ke publik media massa,” katanya.  

Dikatakan Dramendra didampingi Koordinator Media Alternatif RBM Sainel dan Bendahara RBM Nelfi Anggia, dari  narasumber Armaidi Tanjung dan Gusnaldi Saman, peserta tidak hanya mendapatkan ceramah, tapi langsung praktek menulis berita. Dari praktek tersebut, peserta langsung mengetahui kesalahan dalam menulis berita. Peserta dapat memperbaiki berita yang ditulis sehingga layak disiarkan.  

“Tema pelatihan, mari jadikan pelatihan sebagai media belajar yang efektif dalam menggali potensi diri dan mengembangkan kapasitas dalam melahirkan tulisan yang bermutu,” tambahnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren, Warta, Kajian Islam Sang Pencerah Muslim

Minggu, 30 April 2017

Gerhana Matahari Tunjukkan Ada Kekuatan di Luar Batas Kemampuan Manusia

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim. Sebagian orang menganggap terjadinya fenomena gerhana matahari ataupun bulan sebagai gejala alam biasa, dan sebagai peristiwa ilmiah yang bisa dinalar. Sehingga gerhana hanya sekedar dijadikan tontonan menarik yang bisa disaksikan beramai-ramai. 

Namun, bagi orang-orang yang beriman dan tunduk kepada keagungan Sang Perncipta, Allah SWT, gerhana adalah peristiwa penting yang secara gamblang menunjukkan adanya kekuatan Yang Maha Agung di luar batas kemampuan manusia.

Gerhana Matahari Tunjukkan Ada Kekuatan di Luar Batas Kemampuan Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Gerhana Matahari Tunjukkan Ada Kekuatan di Luar Batas Kemampuan Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)

Gerhana Matahari Tunjukkan Ada Kekuatan di Luar Batas Kemampuan Manusia

"Siapapun yang paling merasa paham ilmu alam sekalipun namun mereka merasa rendah di hadapan Sang Pencipta akan menadahkan muka, menghadap Allah, mengerjakan shalat secara berjamaah," kata Ustadz Munawir saat memberikan materi kajian Falakiyah, di Aula Gedung NU Pringsewu, Ahad (6/3).

Selain materi kajian Falakiyah, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Provinsi Lampung ini, juga memberikan pencerahan kepada jamaah tentang tata cara shalat gerhana matahari (kusuf) yang telah diberikan tuntunan oleh Rasulullah SAW. 

Mengutip hadits Nabi SAW, Gus Nawir, demikian biasa disapa, menjelaskan jika terjadi gerhana, umat Islam disunahkan untuk berdoa kepada Allah dan melaksanakan shalat gerhana.

"Para ulama sepakat bahwa hukum shalat gerhana matahari ataupun gerhana bulan adalah sunah muakad dan jika tidak dikerjakan hukumnya makruh," jelasnya pada kegiatan yang dibarengkan dengan pengajian rutin Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi).

Sang Pencerah Muslim

Untuk menyambut momen tersebut, Pengurus Cabang NU Kabupaten Pringsewu akan mengadakan shalat gerhana matahari pada Rabu (09/03), di Komplek Gedung NU Pringsewu sekitar pukul 08.00 WIB.

Menurut Ketua PCNU Pringsewu H. Taufiqurrahim, bertindak sebagai Imam yakni Mustasyar PCNU KH Sujadi yang juga Bupati Pringsewu. Sedangkan sebagai Khotib adalah KH Muhammad Nur Aziz, pengasuh Pesantren Madinatul Ilmi Pagelaran. (Muhammad Faizin/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 26 November 2016

Ketua NU Sidoarjo Intruksikan RSI Siti Hajar Tingkatkan Kualitas Pelayanan

Sidoarjo, Sang Pencerah Muslim. Ketua PCNU Sidoarjo, H Maskhun, mengimbau kepada Direksi dan manajemen RSI Siti Hajar Sidoarjo agar terus meningkatkan kualitas pelayanan. Hal itu, menurut H Maskhun, sesuai dengan semangat KH Hasyim Asyari bahwa dalam meningkatkan kualitas harus didasari rasa cinta, senyuman dan kasih sayang.

Ketua NU Sidoarjo Intruksikan RSI Siti Hajar Tingkatkan Kualitas Pelayanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua NU Sidoarjo Intruksikan RSI Siti Hajar Tingkatkan Kualitas Pelayanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua NU Sidoarjo Intruksikan RSI Siti Hajar Tingkatkan Kualitas Pelayanan

"Usahakan, saat melayani masyarakat harus dengan senyuman. Karena senyummu adalah obatmu. Oleh karena itu, dalam memberikan pelayanan harus semangat, senang dan cinta terhadap siapapun. Sebab berkhidmat terhadap NU Insya Allah barokah," kata Abah Maskhun, Kamis (23/2).

Menurutnya, dalam meningkatkan kualitas pelayanan, di NU sudah mempunyai pakem, yang sederhana dan tidak sulit, yakni memberikan senyum, rasa senang, cinta dan kasih kepada pasien.

Pihaknya berharap, melalui momentum Harlah RSI Siti Hajar Sidoarjo ke-54, tidak ada lagi keluhan dari masyarakat bahwa perawatannya tidak pernah senyum.

"Kami berharap, semuanya harus meningkatkan kejujuran. Karena itu tidak kalah pentingnya dan akan dipertanggung jawabkan. Jadi kalau berkhidmat, harus dhohiron wabatinan," tegasnya. (Moh Kholidun/Fathoni)

Sang Pencerah Muslim

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Sholawat, Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Selasa, 25 Februari 2014

Sesepuh NU Hadiri Lailatul Ijtima PWNU Sulsel

Makassar, Sang Pencerah Muslim. Beberapa sesepuh NU di Sulawesi Selatan tampak hadir dalam kegiatan Lailatul Ijtima’ ke-5 yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Selatan di kediaman Ketua Yayasan Wakaf UMI H. Mochtar Noer Jaya dan Rektor UMI Prof Masrurah Mochtar, Kamis (13/3) malam

Hadir antara lain H. Naharuddin Tinulu Mantan Bupati Wajo, H. Abdurrahman mantan Ketua NU Sulsel yang juga Ketua Badan Pengawas Yayasan Perguruan Tinggi Al Gazali UIM, KH Baharuddin HS Rais Syuriyah NU Makassar, KH Busthani Syarief, KH Aburrahman K mantan Kakanwil Agama Sulsel, serta beberapa tokoh Sulawesi Selatan seperti Rektor UIM Andi Majdah M Zain, Ketua Muslimat NU Nurul Fuadi, Guru-guru besar UMI, UIM, UIN, Unhas dan para Ketua Lembaga/Lajnah dan Badan Ototnom NU Sulsel.

Sesepuh NU Hadiri Lailatul Ijtima PWNU Sulsel (Sumber Gambar : Nu Online)
Sesepuh NU Hadiri Lailatul Ijtima PWNU Sulsel (Sumber Gambar : Nu Online)

Sesepuh NU Hadiri Lailatul Ijtima PWNU Sulsel

“Program Lailatul Ijtima’ senantiasa dilaksanakan dari rumah ke rumah tokoh NU untuk mempererat silaturrahim sesama warga Nahdliyin dan tentunya mendengarkan taushiyah dari ulama NU,” kata Arfin Hamid mewakil pengurus Tanfidziah NU Sulsel.

Sang Pencerah Muslim

Rais Syuriyah PWNU Sulsel Gurutta Haji Sanusi Baco memulai taushiyahnya tentang keutamaan membaca basmalah, Bismillahirrahmanisrrahim. Ia mengatakan, setiap melakukan aktifitas hendaknya selalu dimulai kalimat basmalah. Hal ini disebabkan manusia sumber kelemahan dan kealpaan. Dengan membaca basmalah tanda manusia menyerahkan segalanya pada Allah Yang Maha Kuat

Sang Pencerah Muslim

Selain menjelaskan keutamaan membaca basmalah, Gurutta Sanusi sangat prihatin kondisi Indonesia yang akhir-akhir ini tertimpa bencana silih berganti, mulai dari gunung Sinabung, Kelud, banjir dimana-mana, dan di Riau penuh dengan asap yang mengganggu aktifitas warga, serta masih banyak lagi bencana yang menimpa.

Manusia hanya mampu berdoa, semoga bencana membawa hikmah untuk meningkatkan ketaqwaan kita sebagai hamba Allah. Manusia sesungguhnya sumber keterbatasan. Gurutta memberikan ilustrasi, manusia yang berada di bulan ketergantungannya terhadap udara sangatlah tinggi. Begitupun kelak di akhirat manusia membutuhkan pertolongan, namun pertolongan hanyalah dari Allah dan yang dikehendakiNya.

Gurutta juga dalam juga menjelaskan keutamaan ulama dan penuntut ilmu, dengan menjelaskan kisah Imam Syafi’I berguru kepada Imam Malik. Begitu tawadhunya Imam Syafi’I terhadap Imam Malik sehingga Imam Malik mengangkat Imam Syafi’I sebagai asistennya.

Selain tawadhu atau rendah hati, Imam Syafii dikenal dengan kecerdasannya yang mampu menghafal semua pelajaran yang diberikannya Sang Guru. Hal ini sejalan dengan ungkapan para Al Hakimun (orang bijak) dalam syairnya “Orang yang pintar lebih banyak diam dan orang yang bodoh lebih banyak bicara”. Semoga taushiyah ini menjadi pelajaran bagi kita semua sebagai warga Nahdliyin yang mencintai ulama. (Andy Muhammad Idris/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pondok Pesantren Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock