Selasa, 19 Desember 2017

Muslimat NU Tumbuhkan Wirausaha di Desa Tertinggal

Jakarta, Sang Pencerah Muslim. Minat yang kuat dan antusias peserta untuk menghasilkan produk lokal unggulan desa mengemuka pada kegiatan Workshop Pengelolaan Prukades (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan) Daerah Tertinggal yang digelar oleh PP Muslimat NU di Semarang, Jawa Tengah pada 25-29 November 2017.

Muslimat NU Tumbuhkan Wirausaha di Desa Tertinggal (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Tumbuhkan Wirausaha di Desa Tertinggal (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Tumbuhkan Wirausaha di Desa Tertinggal

“Peserta sangat antusias sekali,” ujar Ketua II Pimpinan Pusat Muslimat NU Nyai Hj Nurhayati Said Aqil Siroj saat dihubungi Sang Pencerah Muslim, Kamis (30/11) di Jakarta.

Untuk Workshop Prukades di Semarang ini, Muslimat NU bekerja sama dengan Kemendes PDTT RI dan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang-Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI memanfaatkan ikan bandeng sebagai bahan dasar untuk diolah menjadi produk unggulan perdesaan.

“Masyarakat perdesaan khususnya warga NU banyak bergerak di bidang petani dan nelayan sehingga produk unggulan yang digarap memanfaatkan hasil pertanian dan laut,” jelas Nyai Said. 

Sang Pencerah Muslim

Beberapa peserta ada yang sudah berwirausaha tingkat rumahan dan ada pula yang menjadi organizer bagi desa sekitar untuh hasil olahan ikan. Choiriyah dari Sampang Madura misalnya, telah memproduksi bandeng presto yang dipasarkan di lingkungan tempat tinggalnya. 

Selain itu, Hj Maryam yang juga Ketua Muslimat NU Lombok Timur, NTB  telah beberapa tahun mengkoordinir desa di Kabupaten Lombok Timur untuk memproduksi terasi dan pangan olahan ikan. 

Namun menurut Nyai Said, terdapat problem yang  terungkap  pada  kegiatan yang diikuti oleh 6 kabupaten (Pandeglang-Banten, Musi Rawas-Sumatera Selatan, Bangkalan-Jawa Timur, Sumenep-Jawa Timur, Lombok Timur-NTB, Timor Tengah Selatan-NTT) tersebut.

“Persoalan hasil produksi yang tidak tahan lama, kekurangan peralatan modern, pengemasan atau packaging, dan pemasaran yang belum maksimal,” jelasnya.

Sang Pencerah Muslim

Walau demikian, sambung Nyai Said, sejumlah kader Muslimat NU dan perempuan binaan Prukades sudah ada yang mampu mengemas produknya dengan menarik. Bahkan sudah memasarkannya di level internasional.

“Seperti di Bengkulu, mereka menciptakan produk dari olahan ikan seperi bakso dan abon ikan. Mereka juga memproduksi minuman ringan dari bahan dasar jahe merah dan sirup terong Belanda. Mereka memasarkannya hingga ke Malaysia,” papar Nyai Said.

Dia menerangkan, produk unggulan yang diolah dari hasil pertanian tidak kalah menariknya. Seperti dari bahan dasar singkong dijadikan berbagai macam produk seperti kripik.

“Kita kemas secara bagus dan menarik sehingga kita percaya diri memasarkan di toko swalayan,” tandasnya. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Pahlawan Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Muslimat NU Tumbuhkan Wirausaha di Desa Tertinggal di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock