Jumat, 06 Desember 2013

Nasib Tokoh-tokoh NU

Oleh Hamzah Sahal



Saya telat baca-baca tulisan Mahbub Djunaidi. 10 tahun lamanya di Jogja, 1996-2006, nyaris tidak pernah telingaku mendengar dengan baik nama Mahbub Djunaidi. Saya yakin, teman-teman seangkatan saya pun demikian. Hanya kalau hari Ahad, saat Kompas muat esai-esai dari penulis-penulis beken, nama Mahbub sesekali diingat.

Nasib Tokoh-tokoh NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Nasib Tokoh-tokoh NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Nasib Tokoh-tokoh NU

Dalam pelatihan-pelatihan menulis esai, nama yang tidak pernah absent disebut hanya GM! Nama Mahbub yang tulisannya dipuja GM, justru gaib. Seingatku, perpustakaan di LKiS pun, di mana lima tahun lebih saya berada, tidak menyimpan buku-buku Mahbub.

Sang Pencerah Muslim

Baru tahun 2006, setelah di Jakarta, saya sering mendengar nama Mahbub Djunaidi. Dari situlah saya mulai mencari-cari bukunya. Orang yang mengenalkanku secara mendalam tentang Mahbub adalah M. Said Budairy, kolega di Duta Masyarakat, bersama-sama mendirikan PMII, dan sama-sama berani mengkritisi Gus Dur. Gus Dur sendiri sangat takdim pada keduanya.

Di sela-sela memburu dan mengobrolkan tulisan-tulisan Mahbub Djunaidi, saya sesekali berpikir nakal, "Apa saya salah pergaulan di Jogja?"

Sang Pencerah Muslim

Jawabnya tentu saja tidak! Saya di Jogja 10 tahun berada di lingkungan nomor 1. Saya kenal baik dengan aktivis NU yang meskipun perannya di Jogja, namun dekat sekali dengan orang-orang Jakarta yang perannya nasional. Tentu saja saya mengenal kiai-kiai yang tersebar di pesantren yang menjadi tempat ampiran, sowan, dan kegiatan orang NU Jakarta.

Lalu apa problemnya sehingga nama Mahbub yang begitu sentral di NU tidak dikenal publiknya sendiri?

Saya tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu. Saya hanya ngenes tokoh sesentral Mahbub mudah dilupakan. Sudah beruntung nama beliau terpatri di gedung PB PMII, Salemba Jakarta Pusat. Ratusan, bahkan ribuan tokoh nasional NU, hendak kita abadikan dengan cara apa?

Menulis buku adalah salah satunya. Sudah banyak ikhtiar menulis buku tokoh-tokoh NU. Dulu kita mengenal Yayasan Saifuddin Zuhri, Pustaka Indonesia Satu, dan penerbit-penerbit di lingkungan NU, atau media-media seperti majalah, tabloid, koran, dari tingkat pesantren hingga nasional, berjasa dalam memposisikan tokoh-tokoh kita.

Belakangan PBNU menyajikan Ensiklopedia NU. Ini penting sekali untuk "mengkonservasi" orang-orang yang hidupnya dihabiskan untuk NU. Hari ini, Sang Pencerah Muslim adalah media yang paling berjasa memperkenalkan tokoh-tokoh NU secara istiqomah.

Pustaka Tebuireng dari Pesantren Tebuireng Jombang juga harus disebut untuk konteks sekarang. Mereka, para santri, mendapat transferan energi dari pengasuhnya, Gus Shalah, untuk menerbitkan biografi-biografi tokoh NU yang dilupakan. Gus Shalah adalah salah satu pendiri Pustaka Indonesia Satu, yang banyak menerbitkan biografi tokoh-tokoh (tapi yang belum ditulis dan diterbitkan jauh lebih banyak).

Namun menerbitkan buku hari ini susahnya setengah mati. Buatnya susah, cetaknya mahal, sedikit yang beli. Belum lagi, kita hari ini defisit penulis. Tidak banyak hari ini anak muda yang berteriak ingin jadi penulis. Mengapa? Nasib tidak jelas. Mereka banyak yang terlunta-lunta, bingung, seperti anak ayam ditinggal ibunya kawin.

Anda harus tahu, jumlah penulis NU yang dikader tahun 1980 dan 1990 lebih banyak jumlahnya daripada penulis yang dikader tahun 2000an. Tidak percaya? Buktikan sendiri!

Penulis adalah Koordinator Divisi Media dan Data RMI PBNU



Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Sejarah Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Nasib Tokoh-tokoh NU di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock