Tampilkan postingan dengan label Kajian Sunnah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Sunnah. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Februari 2014

Pasar Meluas, Majalah BANGKIT Banjir Pujian

Yogyakarta, Sang Pencerah Muslim. Di rapat koordinasi menyambut bulan Ramdhan antara Pengurus Wilayah NU DIY, Lembaga Dakwah NU DIY dan Lembaga Ta’lif Wa Nasyr NU DIY, di lantai 1 Gedung PWNU DIY, Jum’at Malam (28/3), Majalah Bangkit banjir pujian.

Pasar Meluas, Majalah BANGKIT Banjir Pujian (Sumber Gambar : Nu Online)
Pasar Meluas, Majalah BANGKIT Banjir Pujian (Sumber Gambar : Nu Online)

Pasar Meluas, Majalah BANGKIT Banjir Pujian

Pada kesempatan tersebut, Pemred Majalah Bangkit PWNU DIY, Muhammadun mengungkapkan bahwa pasar Bangkit sudah mulai meluas.

“Alhamdulillah, berkat doa restu dari sesepuh, kini Majalah Bangkit sudah mulai merambah Jateng, terutama daerah sekitar pantura, seperti Jepara, Kudus, Pati. Selain itu, PCNU Magelang sudah minta 50 eksemplar tiap bulannya.

Sang Pencerah Muslim

Tidak hanya itu saja, PCNU Purworejo kemarin sudah mengontak kami. Mereka mau berlangganan dan menjadi partner Bangkit asal mereka diberi space untuk berita-berita sekitar Purworejo,” ujar Muhammadun.

Menanggapi hal tersebut, Wakil ketua, Drs. H. Suharto Djuwaini, M.Pd.I memberikan pujiannya kepada Bangkit.

Sang Pencerah Muslim

“Saya katakan jos dan salut kepada Majalah Bangkit karena sudah konsisten terbit setiap bulan dan kini kabarnya pasar Bangkit sudah meluas. Meski dengan modal yang sangat minim, tetapi akhirnya Bangkit bisa benar-benar bangkit,” ujarnya di hadapan jajaran PWNU DIY.

Pujian serupa juga datang dari Katib Syuriah PWNU DIY, KH. Chasan Abdullah.

“Saya juga memberikan apresiasi atas meluasnya pasar Majalah Bangkit. Dulu itu, Bangkit di eranya KH. Asy’ari Abta, tidak hanya menjajah Jateng, tetapi juga sampai Surabaya bahkan luar Jawa. Kalau teman-teman Bangkit saat ini mengulang hal itu atau bahkan lebih dari itu, maka itu sangat luar biasa,” ujarnya.

“Selain itu, Majalah Bangkit juga harus mulai berpikir untuk melakukan kaderisasi terhadap kaum muda NU, terutama dari kalangan santri agar menjadi jurnalis-jurnalis muda yang berkompeten dan profesional,” tambahnya.

Respon positif terhadap perkembangan Majalah Bangkit juga dilontarkan oleh Rais Syuriah PWNU DIY, KH. Asy’ari Abta.

“Alhamdulillah Bangkit sekarang sudah mulai berkembang. Dulu itu memang Pak Muhammadun saya paksa untuk menerbitkan Bangkit setiap bulan, kalau tidak akan saya pecat,” kelakar KH. Asy’ari Abta yang kemudian disambut gelak tawa para peserta yang hadir. (Nur Rokhim)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sunnah Sang Pencerah Muslim

Selasa, 06 November 2012

Pemerintah Perlu Dorong ASEAN Peduli HAM di Myanmar

Jakarta, Sang Pencerah Muslim?

Indonesia perlu pemimpin inisiatif regional di ASEAN dan untuk jangka panjang Indonesia sendiri. ASEAN yang saat ini berusia 50 tahun harus betul-betul peduli pada HAM.?

Demikian disampaikan Dosen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Dinna Wisnu saat menjadi pembicara pada acara diskusi di Griya Gus Dur, Jakarta Pusat pekan lalu.?

Pemerintah Perlu Dorong ASEAN Peduli HAM di Myanmar (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemerintah Perlu Dorong ASEAN Peduli HAM di Myanmar (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemerintah Perlu Dorong ASEAN Peduli HAM di Myanmar

Ia mendorong kepada ASEAN karena pembentukan piagam ASEAN adalah keyakinan bahwa ASEAN peduli pada people center, people oriented organisation.

"Jadi manusia adalah esensi dasar dari komunitas di ASEAN," katanya.?

Sang Pencerah Muslim

Menurutnya, tidak relevan bicara prinsip non-intervensi yang oleh sejumlah negara anggota ASEAN masih digabungkan, bahkan pemerintah Indonesia pun masih menghambat langkah kita untuk lebih aktif menggunakan mekanisme ASEAN. Hal itu setidaknya karena tiga alasan.?

Pertama, karena kita sudah melakukan tahapan diplomasi melalui pembicaraan intensif bilateral antar menteri luar negeri maupun otoriritas militer di Myanmar.?

Indonesia bahkan sudah menjembatani dialog dan Bantuan ke Bangladesh. artinya niat baik kita sudah ditunjukkan dan atas dasar kemanusiaan dan bukan intervensi militer.?

"Jadi kita tidak perlu takut ? merasa bahwa Myanmar akan terganggu karena prosedur itu sudah kita dilakukan," katanya.?

Sang Pencerah Muslim

Kedua, problem di Rakhine itu politik dalam negeri Myanmar yang terbukti tidak bisa diselesaikan oleh Myanmar.

Dan dampaknya sangat negatif bagi kawasan dan bila Indonesia betul berkomitmen aktif mencari perdamaian dunia dan keadilan sosial maka kita perlu melakukan secara konkret mengimplementasikan komitmen tersebut saat krisis seperti sekarang.?

Ketiga, tidak elok Myanmar menyelesaikan persoalan ini sendirian atas dasar non-intervensi tadi karena di lapangan belum ada gerakan masyarakat sipil yang kuat yang bisa menghentikan problem kemanusiaan dari dalam. Dan mustahil rasanya melihat dinamika politik di Myanmar untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.?

Lebih dari itu, bahkan tokoh masyarakat dan agama di Myanmar justru terindikasi terlibat dalam politik praktis yang secara tidak langsung memperburuk krisis kemanusiaan di sana.?

Sehingga akibatnya, masyarakat umum tidak berani untuk terlibat bergerak ke dalam, menghindari kontak langsung dengan otoriritas militer, akibatnya terbentuk degradasi yang tidak sehat bagi HAM dan kemanusiaan, termasuk membentuk komunitas-komunitas yang steril dari kelompok yang dianggap anti-pemerintah hanya demi keselamatan diri sendiri.?

"Jadi tiga alasan itu membuat kita harus semakin yakin bahwa yang kita lakukan di Indonesia, walaupun kita tegaskan kita akan lebih aktif di Myanmar, kita tidak perlu takut bahwa itu melanggar prinsip non-intervensi," tegasnya.?

Selain Dinna Wisnu, hadir pula pembicara lain, Burma Human Right Network Kyaw Win, Ketua Tim Pencari Fakta PBB untuk Myanmar Marzuki Darusman, dan Direktur Eksekutif Amnesty Internasional-Indonesia Usman Hamid. (Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Kajian Sunnah Sang Pencerah Muslim

Sabtu, 03 Juli 2010

PCNU Pringsewu Dukung Fatayat NU Pringsewu di Luar Dapur, Sumur, Kasur

Pringsewu, Sang Pencerah Muslim - Seluruh kader Fatayat NU Pagelaran melakukan pembinaan mental bagi kader-kadernya di Aula Gedung PCNU Kabupaten Pringsewu, Ahad (14/2). Mereka bertekad untuk berkontribusi nyata di masyarakat. Mereka ingin menunjukkan bahwa kaum perempuan tidak hanya bergerak mengurusi masalah domestik.

Bina mental triwulanan yang kali ini mengangkat tema "Mewujudkan Ikhtiar Perempuan NU untuk Indonesia Berkeadaban" diisi dengan ceramah oleh KH M Nur Aziz yang merupakan pengasuh Pesantren Madinatul Ilmi Pagelaran.

PCNU Pringsewu Dukung Fatayat NU Pringsewu di Luar Dapur, Sumur, Kasur (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Pringsewu Dukung Fatayat NU Pringsewu di Luar Dapur, Sumur, Kasur (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Pringsewu Dukung Fatayat NU Pringsewu di Luar Dapur, Sumur, Kasur

Menurut Kiai Aziz, kesan perempuan hanya berkutat sebatas pekerjaan rumah tangga harus ditinggalkan. "Kalau dulu kesan perempuan di masyarakat sebatas dapur, sumur dan kasur alias macak, masak, dan manak, seiring perubahan zaman wanita Islam perlu berperan dalam masyarakat, lingkungan, bahkan pemerintahan," ujarnya.

Hal ini menurutnya tidak ada larangan dalam Agama Islam selama tidak melanggar fitrahnya sebagai wanita. "Jika kita memiliki niatan berjuang di jalan Allah, yaqin lah Allah akan mencukupi kita," tegasnya mengutip salah satu ayat Al-Quran.

Sang Pencerah Muslim

Da‘i muda Pringsewu ini mengimbau para generasi muda perempuan khususnya harus dapat menjadi contoh yang baik bagi anak, keluarga dan masyarakat sekitarnya. "Modalnya harus rajin menuntut ilmu dan amaliyah nyata. Hiasi kehidupan dengan ilmu, iman dan akhlaqul karimah," imbaunya.

Wakil Katib Syuriyah PCNU Pringsewu ini mengingatkan seluruh Fatayat NU khususnya di Kabupaten Pringsewu untuk percaya diri dan terus berjuang minimal dalam keluarga sendiri. "Ciptakan anak saleh-salehah, selanjutnya bentuk lingkungan yang ahli ibadah. Perbaiki keluarga dulu baru masyarakat. Bila masyarakat sudah taat, negara Indonesia akan beradab," pungkasnya.

Sang Pencerah Muslim

Menurut Ketua Fatayat Pagelaran Desti Puspitasari, pertemuan ini juga ditujukan sebagai ajang silaturahmi antarpengurus anak cabang dan ranting Fatayat NU sekaligus saling berbagi informasi dan pembinaan mental. (Muhammad Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Tokoh, Humor Islam, Kajian Sunnah Sang Pencerah Muslim

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock