Minggu, 19 November 2017

Petani Garam Kalibangka Risaukan Garam Impor

Cirebon, Sang Pencerah Muslim. Sejumlah petani garam di dusun Kalibangka desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon Jawa Barat merisaukan maraknya garam impor yang beredar di pasaran. Mereka berpendapat masuknya garam impor mengakibatkan anjloknya harga garam lokal dengan imbas yang sangat merugikan masyarakat.

Petani Garam Kalibangka Risaukan Garam Impor (Sumber Gambar : Nu Online)
Petani Garam Kalibangka Risaukan Garam Impor (Sumber Gambar : Nu Online)

Petani Garam Kalibangka Risaukan Garam Impor

Demikian diungkapkan salah satu petani garam Ghufron di dusun Kalibangka. Ia berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan lebih tegas terhadap para importir dan pengusaha garam.

“Sebelumnya, saya mendengar pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penghentian impor garam. Nyatanya di pasaran masih banyak beredar garam impor yang bisa merugikan masyarakat petani garam lokal. Jadi kami minta ketegasan pemerintah,” ujar Ghufron.

Sang Pencerah Muslim

Ghufron menambahkan beberapa bulan terakhir harga jual garam lokal dinilai semakin merosot. Menurutnya, hal itu juga dipengaruhi karena ketiadaan standardisasi harga yang diterbitkan pemerintah dalam rangka melindungi nasib petani garam.

Saat ini harga jual di lapangan hanya Rp 225 per kilogram. Kami sangat khawatir. Jika kondisi semakin memburuk, petani garam tentu menginginkan pemerintah segera mengeluarkan keputusan perihal patokan harga garam lokal, paling tidak sampai pada harga Rp 600 per kilogram, tambah Ghufron.

Sang Pencerah Muslim

Selain Ghufron, Warpin juga merasakan kegelisahan yang sama. Ia menceritakan petani garam seolah tidak memiliki hak sama sekali dalam menentukan harga jual. Menurutnya harga pasar memang seolah menjadi hak mutlak tengkulak. Mereka biasanya berdalih bahwa konsumen lebih berminat pada garam impor yang memiliki kualitas lebih baik dibanding garam lokal.

“Kami tidak memiliki kemampuan apa-apa tentang kecilnya harga jual garam lokal. Para tengkulak biasanya mengatakan konsumen lebih banyak membeli garam impor yang lebih putih dan bersih.” kata Warpin.

Dusun Kalibangka merupakan salah satu wilayah yang terletak di pantai utara laut Jawa sebelum perbatasan kabupaten Cirebon dan provinsi Jawa Tengah. Sejumlah 85% penduduknya menggantungkan hidup dari pengarapan lahan garam. (Sobih Adnan/Alhafiz K)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Sang Pencerah Muslim Nasional Sang Pencerah Muslim

Sang Pencerah Muslim Indonesia Muhammadiyah Sang Pencerah Islam. Petani Garam Kalibangka Risaukan Garam Impor di Sang Pencerah Muslim ini merupakan bukan asli tulisan admin, oleh karena itu cek link sumber.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Sang Pencerah Muslim sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Sang Pencerah Muslim. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Sang Pencerah Muslim dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock